You are on page 1of 7

JMPK Vol. 08/No.

04/Desember/2005 Penilaian Mutu Rumah Sakit

PENILAIAN MUTU RUMAH SAKIT TUGU IBU


DENGAN THE MALCOLM BALDRIGE NATIONAL QUALITY AWARD
TAHUN 2005
QUALITY ASSESSMENT OF TUGU IBU HOSPITAL USING THE MALCOLM BALDRIGE NATIONAL
QUALITY AWARD YEAR 2005

Dumilah Ayuningtyas, Sumarni Tambunan, Adang Bachtiar


Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia,
Jakarta

ABSTRACT

Background: Currently, hospitals face increased competitions, hence, maintaining high quality
standard becomes increasingly vital. The patients are the quality indicators and a committed
strong leader is needed for quality improvement. For the past three years, Tugu Ibu Hospital
has a decline in the quality services offered. This is the result of a poor quality management.
The objective of the research is to study the quality of Tugu Ibu Hospital using MBNQA.
Methods: A descriptive research was done with 20 interviews. Data were gathered using in
depth interview, document investigation, and observation. The interview was based on 7 criteria
in MBNQA, which are leadership, strategic planning, focus on patients, other costumers and
market, measurement, analysis and management knowledge, staff focus, process management
and organizational performance results.
Result: The hospital’s quality is relatively poor. Criteria with the highest scores were criteria 4
measurement, analysis and management knowledge. The other criteria are relatively low. The
quality of this hospital scored at 251,25 out of 1000 points. This is describes that Tugu Ibu
Hospital in the beginning to answer basic requirement for seven criteria. Altough a big gap
happened in approach and deployment in the several categories.
Conclusion: We are advice to build a strong leadership team, involved senior leadership to
develop and deploy of strategic planning. We also suggest to created value costumer and
implement MBNQA criteria.

Keywords: quality, hospital, malcolm baldrige

PENGANTAR berdampak kepada stakeholder, pelanggan,


Rumah sakit (RS) menghadapi tantangan karyawan, pemilik (owner), pemasok (supplier),
persaingan dan lingkungan yang kompetitif. Untuk serta masyarakat. Kriteria MBNQA juga membantu
menjawab tantangan persaingan RS di masa yang dalam hal mengatur sumber daya, antara lain:
akan datang aspek mutu menjadi sangat penting. memperbaiki komunikasi, produktivitas, efektivitas,
Di samping mutu, organisasi yang memenangkan serta mencapai tujuan-tujuan organisasi.
persaingan harus menciptakan jasa dan produk Tujuan penelitian adalah mendapatkan
baru dengan menggunakan teknologi terkini, gambaran mutu organisasi RSTI Depok tahun 2004
inovatif dan kreatif, organisasi yang fleksibel dan dengan pendekatan MBNQA. Metode penelitian
mudah beradaptasi. Rumah Sakit Tugu Ibu (RSTI) adalah pendekatan deskriptif. Jumlah informan
Depok sebagai RS swasta berkontribusi pada penelitian sebanyak dua puluh orang yang terdiri
peningkatan kesehatan melalui penyediaan dari pemimpin senior (Direktur dan Wakil Direktur),
pelayanan medis. Terdapat penurunan kinerja dokter, perawat, karyawan, pasien, mitra
pelayanan RSTI dalam tiga tahun terakhir. Hal ini perusahaan, asuransi, dan pemasok RSTI.
berkaitan dengan manajemen mutu. Pengumpulan data primer dilakukan dengan
Menurut George1 salah satu kerangka kerja metode wawancara mendalam terhadap informan
untuk mencapai mutu tinggi adalah Kriteria The dan observasi. Pengumpulan data sekunder
Malcolm Baldrige National Quality Award melalui dokumen terkait.
(MBNQA). Sebagai alat penilaian mandiri (selft
assessment), kriteria MBNQA membantu BAHAN DAN CARA PENELITIAN
mengidentifikasi kekuatan-kekuatan perusahaan, Kerangka MBNQA ini mencapai mutu unggul
mencari peluang-peluang perusahaan dan mencari melalui tujuh kriteria, yaitu: kepemimpinan
peluang bagi perbaikan proses dan hasil yang (leadership), perencanaan strategi (strategic plan-

191
Penilaian Mutu Rumah Sakit

ning), fokus pada pasien, pelanggan lain dan pasar pencapaian kepemimpinan senior RSTI dalam area
(focus on patient, others costumer and market), tujuan VMN, dapat dikatakan masih tahap awal
pengukuran, analisis, dan manajemen dalam pendekatan yang sistematis.
pengetahuan (measurement, analysis and man- Dalam interaksinya dengan pelanggan,
agement knowledge), fokus staf (staff focus ), pemenuhan terhadap hukum dan perilaku etik
manajemen proses (process management), dan tergambar dalam aspek hukum dan peraturan
hasil-hasil kinerja organisasi (organizational per- RSTI, namun pada pelaksanaannya masih bersifat
formance results). reaktif, belum proaktif. Oleh karena itu, pemimpin
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk matriks senior wajib menciptakan pendekatan yang
dan narasi informasi hasil wawancara, pengamatan menjamin bahwa seluruh organisasi memenuhi
dilapangan dan didukung dokumentasi ketentuan hukum dan perilaku etis. Pendekatan ini
administrasi. Beberapa pernyataan informan dari sebaiknya dibuat sistematis, dilaksanakan,
hasil wawancara mendalam terhadap kriteria dan dievaluasi, dan terintegrasi ke seluruh organisasi.
item-item MBNQA disajikan matriks, dengan
tahapan pertama membuat transkrip dengan Pengembangan Strategi
kalimat naratif sesuai hasil wawancara, kedua Pengembangan strategi RSTI belum
mereduksi kalimat untuk menarik intisari atau melibatkan tim kepemimpinan senior. Pelaksanaan
temuan penelitian, ketiga mempertegas hasil rencana strategis (Renstra) yang berkaitan dengan
temuan atau intisari. (Digunakan format matriks pengembangan rencana tindakan dilakukan
Miles ). 2 Hasil tersebut diinterpretasikan yang sistematis sekali setahun melalui rapat RPAB.
didukung oleh pernyataan-pernyataan dari Merujuk pada hasil penelitian, maka renstra belum
informan. Hasil wawancara, telaah dokumen dan merepresentasikan kondisi dan keinginan pihak
didukung hasil observasi digunakan untuk menilai yang berkepentingan dan menjadi strategi
mutu RSTI dengan membuat skor berdasarkan organisasi. Pembuatan renstra tidak
petunjuk skoring MBNQA. Selanjutnya skor mengikutsertakan berbagai pihak yang terkait dan
dideskripsikan berdasarkan tabel deskriptor dalam pelaksanaannya tidak mengacu pada
MBNQA. (Tabel 1 dan 2) renstra yang ada. Menurut Gaspersz4, salah satu
konsep menajemen yang membantu
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN menerjemahkan strategi ke dalam tindakan adalah
Kepemimpinan balanced scorecard. Oleh karena itu, apabila RSTI
Kepemimimpinan merupakan hal terpenting telah menetapkan suatu strategi, hendaknya
dalam pengembangan organisasi. Di RSTI strategi tersebut dijabarkan dalam rencana
kepemimpinan senior melibatkan tim yang juga tindakan dengan tools manajemen yang ada.
merupakan tim akreditasi RS. Jika dibandingkan Ditinjau dari telaah dokumen Renstra RSTI
dengan teori Duncan3, Visi, Misi, dan Nilai (VMN) sudah ditetapkan apa yang menjadi strategi RSTI,
dibentuk oleh kepemimpinan senior, staf terpilih, namun terdapat kendala yaitu renstra tersebut tidak
dan orang penting lainnya. Sekali VMN ditetapkan, dapat diaplikasikan. Gagalnya pelaksanaan
hal terpenting adalah komitmen pimpinan terhadap sebuah strategi menurut Kaplan dan Norton5 dikutip
pelaksanaannya. Tanpa komitmen yang kuat maka Yuwono6, karena empat hal, yaitu: visi dan strategi
VMN yang disusun hanya menjadi dokumen. Di tidak dapat dijalankan, strategi tidak terhubung
RSTI untuk pelaksanaannya belum sepenuhnya dengan sasaran departemen, tim dan individu,
diterjemahkan dalam pekerjaan. Ini menunjukkan strategi tidak terhubung dengan alokasi sumber
bahwa kepemimpinan senior belum komitmen daya dan umpan-balik yang diperoleh bersifat taktis
terhadap VMN dan belum menjadi “jiwa” organisasi. bukan strategis. Kegagalan utama dalam
Seperti pendapat Duncan 3 bahwa merupakan menjalankan strategi juga ditentukan oleh
keharusan bagi kepemimpinan senior untuk kurangnya sosialisasi strategi. Oleh karena itu,
mengembangkan VMN dan menjadikan sebagai penetapan kinerja dalam renstra harus meliputi
sebuah “dokumen hidup”. seluruh kinerja organisasi, SDM, keuangan,
Pemimpin senior perlu menetapkan ukuran operasional, dan bisnis.
kinerja agar pencapaian VMN dapat diukur,
dianalisis, dan ditingkatkan. Dari hasil penelitian, Fokus Pelanggan
ukuran dan tingkat keberhasilan pencapaian VMN Merujuk pada hasil penelitian bahwa untuk
belum ditetapkan. Komite medis juga belum mengetahui pelanggan RSTI dilakukan pendekatan
difungsikan dengan baik, padahal ini penting agar melalui laporan internal rumah sakit,
terhindar dari tuntutan pasien dan masyarakat pengelompokkan pelanggan berdasarkan geografi
terhadap malpraktik. Dalam penilaian MBNQA dan karakteristik. Dengan segmentasi tersebut
pemenuhan terhadap hukum dan perilaku etik dapat diketahui pelanggan rumah sakit. Menurut
sangat penting dibuat dan dilaksanakan oleh Kasali7 segmentasi diperlukan agar dapat melayani
kepemimpinan senior. Jika dibandingkan dengan lebih baik, melakukan komunikasi yang lebih

192
Penilaian Mutu Rumah Sakit

persuasif, dan memuaskan keinginan pihak yang Pada kinerja SDM, ukuran yang digunakan
dituju. adalah penilaian DP3, keaktifan, pendidikan,
Pendekatan dari fokus pelanggan masih jabatan, masa kerja, loyalitas, dedikasi untuk RS.
sangat kurang karena hanya berdasarkan data Menurut Soeroso9 penilaian kinerja berorientasi
pelanggan, belum ada pendekatan pada pasien pada staf merupakan cara sederhana, mudah dan
rawat jalan. Pada rawat inap metode yang murah, tetapi subjektif. Cara tersebut biasanya
dilakukan juga hanya sebatas pada bidang digunakan oleh RS kecil dan memiliki kelemahan
keperawatan. Menurut Gaspersz 4, kepuasan karena hanya berfokus pada karakter karyawan,
pelanggan sangat tergantung pada persepsi, bukan pada baik-buruknya karyawan melaksanakan
ekspektasi pelanggan, dan mengetahui faktor yang tugas.
mempengaruhinya yaitu kebutuhan dan keinginan, Pada rekrutmen staf, kegiatan tersebut
pengalaman masa lalu, pengalaman dari teman, dilakukan sesuai dengan kebutuhan pegawai.
iklan, dan pemasaran. Untuk itu, maka RSTI harus Kebutuhan ini disesuaikan dengan anggaran yang
mengadakan survey secara berkala untuk ada. Untuk merekrut karyawan sebaiknya dilakukan
mengetahui keinginan pelanggan sehingga dapat secara terbuka dengan pengumuman penerimaan
memperbaiki dan meningkatkan mutu pelayanan. staf, sehingga memperbanyak calon pelamar yang
Dalam penanganan komplain pasien ditangani akan memudahkan memilih calon pegawai terbaik.
oleh petugas bagian pemasaran, tetapi masih ada Hal terpenting adalah melakukan evaluasi sistem
pelanggan yang merasa komplain yang rekrutmen yang ada selama ini, sistem kerja,
disampaikan tidak diatasi. Hal ini harus mendapat kepuasan kerja, motivasi, loyalitas, dan keluhan
perhatian manajemen bahwa dengan mengatasi karyawan.
komplain pelanggan dapat memberikan kepuasan
sehingga terjalin relasi baik. Beberapa pakar Manajemen Proses
menyatakan bahwa pelanggan yang loyal memiliki Untuk mendesain proses pelayanan
kecenderungan dua kali untuk memakai produk kesehatan harus mempertimbangkan masukan dari
yang sama di bandingkan dengan pelanggan yang pasien, penelitian pasar, dan pengujian yang
hanya sekedar puas. ekstensif, analisis dan implementasi terencana.
Pada ketersediaan data dan informasi, hasil Jika dibandingkan dengan proses desain, RSTI
penelitian didapatkan bahwa metode pengumpulan belum menggunakan suatu model. Padahal model
data masih konvensional, seperti akses secara ini dibutuhkan untuk memastikan diambilnya
langsung ke SIRS, telepon, papan informasi, dan keputusan yang tepat. Sebaiknya dibuat beberapa
pertemuan. Media yang canggih belum ada seperti analisis termasuk analisis biaya. Kemudian dipilih
jaringan internet atau intranet, costumer voice, tim yang mewakili pelanggan dan pemasok sebagai
layanan masyarakat. Untuk menjamin hardware pemilik proses. Tim inilah yang mengumpulkan data
dan software yang digunakan aman dan mudah dengan berbagai metode seperti suara pelanggan,
RSTI menggunakan teknisi EDP. Hal ini merupakan website, trend industri dan pasar lokal, benchmark,
proses awal yang baik, namun kenyataan bahwa dan lain-lain. Tim kemudian mengembangkan
sering terjadi kerusakan dan penangananan yang rencana implementasi meliputi pelatihan yang
lambat terhadap kerusakan komputer. Hal tersebut sesuai untuk staf dan jadwal pelaksanaan proyek.
menunjukkan bahwa fungsi preventive maintanance Setelah itu dievaluasi untuk melihat kekurangannnya
prasarana belum berjalan baik. Sebaiknya RS dan ditetapkan proses secara permanen.
menyediakan sistem untuk mengantisispasi Merujuk hasil penelitian bahwa belum ada
keadaan darurat. Peran pelatihan teknisi RS dan pengukuran proses. Padahal data perlu dikumpulkan
sharing informasi teknologi terkini bagi petugas untuk membangun suatu proses. Jika ada
EDP harus mendapat dukungan dari manajemen. penyimpangan terhadap proses dalam operasi
sehari-harinya, petugas dapat mengidentifikasi dan
Fokus Staf mengatasi masalah tersebut dalam rentang kendali
Merujuk pada hasil penelitian, sistem mereka.
pembagian tugas di RSTI terbagi dua yaitu jalur Pada proses pendukung dan perencanaan
sruktural dan fungsional, serta pembentukan sistem operasional sudah dilakukan dengan PDCA, tetapi
tim. Namun dengan adanya posisi yang masih proses tersebut tidak konsisten sehingga
lowong menjadikan salah satu kendala untuk pelaksanaannya tidak maksimal. Proses pendukung
menjalankan tugas, sehingga karyawan menjadi ditentukan melalui proses perencanaan yang
tidak fokus dan berdampak pada mutu pelayanan mendorong staf untuk menyediakan pelayanan
karena adanya perangkapan fungsi. Seperti bermutu tinggi. Pendukung dan bisnis dianalisis
menurut Dessler8, dalam persaingan global yang untuk menjamin proses tersebut sesuai dengan
berorientasi mutu, SDM organisasi itulah yang desain. Digunakan teknik pengumpulan data
menjadi kunci bersaing. otomatis untuk meminimalkan kesalahan dan biaya

193
Penilaian Mutu Rumah Sakit

yang berhubungan dengan pengukuran kinerja. perusahaan yaitu pengembalian modal investasi
Teknologi diintegrasikan dalam bisnis dan proses yang tinggi dari setiap unit bisnis.
pendukung untuk operasi yang akurat dan efisien. Kinerja operasional secara umum masih di
Hal ini sesuai dengan pendapat Gasperz4 bahwa bawah standar. Dari segi indikator pertumbuhan
ukuran biaya kualitas dapat dijadikan sebagai produktivitas ini secara langsung karena penurunan
indikator keberhasilan program perbaikan kualitas. jumlah kunjungan dari tahun 2003 ke tahun 2004
yang berdampak pada rasio jumlah kunjungan.
Hasil-Hasil Kinerja Organisasi Untuk indikator pelayanan yang diukur dengan
Merujuk hasil penelitian, secara umum hasil rasio pasien dengan tenaga, BOR, AvLos, BTO,
kinerja RSTI menunjukkan tren data dan TOI, pada umumnya di bawah standar. Jika
perbandingan data yang relatif kurang baik. Kinerja dikaitkan dengan ukuran kinerja pelanggan seperti
keuangan jika dibanding dengan kinerja keuangan kepuasan pelanggan, retensi pelanggan,
RS Perjan, relatif rendah. Hal ini dapat disebabkan profitabilitas pelanggan, dan pangsa pasar di
oleh menurunnya tingkat kunjungan RSTI yang segmen sasaran perlu dianalisis untuk
berdampak pada penurunan pendapatan dan mengidentifikasi harapan, kebutuhan pelanggan
dapat disebabkan oleh tarif yang terlalu rendah, dan memperhatikan faktor pendorong keberhasilan
biaya yang tinggi, aset SDM dalam penyediaan pelanggan kunci seperti waktu tunggu dan waktu
pelayanan. Untuk itu perlu dianalisis perlunya pelayanan. Kesimpulan akhir pengukuran kinerja
menaikkan tarif dan efisensi. Alternatif lain adalah RSTI dengan skor tersebut menggambarkan
menaikkan margin operasional atau mengurangi bahwa kinerja RSTI masih kurang sehat. Oleh
utilisasi aset yang tidak perlu. Kaplan dan Nortons karena itu, perencanaan yang proaktif perlu dibuat
menyebutkan bahwa tujuan finansial dan diimplementasikan, tidak bersifat reakatif
menggambarkan tujuan jangka panjang terhadap masalah.

Tabel 1. Skor Hasil untuk Kategori 1-6 MBNQA


NO Kriteria MBNQA Ringkasan % Poin Skor
(Wawancara Mendalam dan dokumen) Skor MBNQA RSTI
(%X poin)
1 Kepemimpinan 120 27,5
a. Kepemimpinan § Kepemimpinan senior telah merumuskan visi, misi, 25% 70 17.5
senior nilai, dan melakukan perencanaan RSTI
§ Penyebaran dilakukan diseluruh unit kerja, namun
masih pelaksanaan belum memenuhi persyaratan
kepemimpinan
§ Proses evaluasi untuk perbaikan masih reaktif dan
berorientasi pada perbaikan secara umum
§ Pendekatan yang dilakukan disesuaikan dengan unit-
unit terkait

b. Tanggung jawab § Penyelenggaraan organisasi berkaitan review kinerja 20% 50 10


sosial dan pemimpin senior dan governing board tidak
pemerintah transparan. Untuk pertanggungjawaban manajemen,
keuangan, kemandirian audit, dan perlindungan
stakeholder telah dilakukan dengan kontrak kerja.
Tanggung jawab sosial RSTI belum dapat memenuhi
persyaratan dasar yaitu masih adanya dampak negatif
pelayanan RSTI
§ Tahap awal dalam penyebaran dalam unit kerja terkait
§ Proses evaluasi reaktif dan menuju perbaikan secara
umum
§ Pendekatan yang dilakukan dengan unit kerja terkait

2. Perencanaan strategi 85 10.75


a. Pengembangan • Pengembangan strategi belum melibatkan tim 10% 40 4
strategi kepemimpinan senior
• Tahap awal dalam penyebaran pada sebagian unit
kerja, ada hambatan dalam peningkatan dan
pemenuhan persyaratan dasar perencanaan strategi
• Transisi dari rekatif terhadap masalah ke peningkatan
secara umum
• Pendekatan masih dilakukan pada area atau unit kerja
terkait
b. Penyebaran strategi • Pelaksanaan Renstra yang berkaitan pengembangan 15% 45 6.75
rencana tindakan dilakukan sistematis setiap sekali
setahun melalui rapat RPAB
• Pendekatan telah disebarkan walaupun dalam
beberapa area dan unit kerja tahap awal pelaksanaan
• Permulaan pendekatan sistematis untuk evaluasi dan
peningkatan proses penyusunan rencana kerja yang
jelas
• Tahap awal pendekatan disesuaikan dengan
kebutuhan dasar organisasi, sedikit respons untuk
kriteria lainnya
3. Fokus pelanggan 85 29,75
a. Pengetahuan pasien, • Pengumpulkan informasi pasien sudah sistematis dan 35% 40 14
pelanggan lain, dan efektif melalui laporan kinerja pelayanan dan
pasar RS opersional rutin namun untuk pelanggan lain diluar RS
belum dilakukan pengumpulan
• Pendekatan telah disebarkan, beberapa area dalam
tahap awal penyebaran
• Evaluasi dilakukan sistematis dan peningkatan proses
kunci yang jelas
• Tahap awal pendekatan disesuaikan dengan
kebutuhan dasar organisasi dan terintegrasi dengan
kategori kriteria lainnya
b H b d

194
Penilaian Mutu Rumah Sakit

b. Hubungan dan • Permulaan pendekatan sistematis, efektif, cukup 35% 45 15,75


kepuasan pasien menjawab persyaratan fokus pasien. Rumah sakit
dan pelanggan (RS) membangun relasi dengan pasien dilakukan
lainnya dengan pendekatan personal dan pelayanan yang
baik. Akses terhadap RS masih klasik, penentuan
kepuasan pasien yang rutin sistematis hanya di rawat
inap
• Pendekatan telah disebarkan dalam beberapa area atau
unit kerja dalam tahap awal penyebaran
• Permulaan pendekatan sistematis untuk evaluasi dan
peningkatan proses kunci yang jelas
• Tahap awal pendekatan disesuaikan dengan
kebutuhan dasar organisasi yang diidentifikasi
merespons kategori kriteria
4. Pengukuran dan analisis pengetahuan 90 36
a. Pengukuran, analisis • Pengukuran kinerja, review, analisis kinerja dilakukan 40% 45 18
dan review kinerja pendekatan sistematis dan menjawab persyaratan
organisasi dasar item. Data kinerja RS dan kinerja keuangan
dikumpulkan melalui laporan bulanan. Kinerja SDM
dikumpulkan oleh personalia. Digunakan untuk
pengambilan keputusan
• Pendekatan telah disebarkan, walaupun dalam
beberapa area dan unit kerja masih dalam tahap awal
penyebaran
• Permulaan pendekatan sistematis evaluasi dan
peningkatan proses kunci yang jelas
• Tahap awal pendekatan disesuaikan dengan
kebutuhan dasar organisasi yang diidentifikasi
merespons kategori kriteria lainnya

b. f
Informasi dan • Pendekatan yang dilakukan untuk pengumpulan data 40% 45 18
manajemen internal sudah sistematis dan menjawab persyaratan
pengetahuan dasar manajemen pengetahuan
• Pendekatan telah disebarkan walaupun dibeberapa
area dan unit kerja dalam tahap awal penyebaran
• Evaluasi terhadap proses telah dilakukan dan ada
peningkatan proses kunci yang jelas
• Pendekatan manajemen pengetahuan disesuikan
dengan kebutuhan dasar organisasi dan merespons
kriteria yang lainnya
5. Fokus staf 85 23
a. Sistem kerja • Pendekatan yang dilakukan penentuan sistem kerja 30% 35 10.5
sudah sistematis namun efektivitasnya belum terukur,
namun bisa menjawab persyaratan dasar sistem
kerja.
• Pendekatan telah disebarkan walaupun dibeberapa
area dan unit kerja
• Evaluasi dan peningatan proses telah dilakukan, ada
peningkatan proses kunci yang jelas
• Pendekatan sistem kerja disesuikan dengan
kebutuhan dasar organisasi dan merespons
b. Pembelajaran dan • Tahap awal pendekatan pembelajaran staf dan 25% 25 6.25
motivasi staf motivasi staf yang sistematis namun efektivitasnya
belum terukur, memenuhi persyaratan dasar item
• Pendekatan telah disebarkan walaupun dalam tahap
awal penyebaran
• Orientasi reaktif dalam mengatasi masalah namun
ada mengarah pada perbaikan
• Pendekatan sistem kerja disesuikan luasnya area kerja
dengan pemecahan masalah bersama di rapat rutin.
c. Kesejahteraan dan • Tahap awal pendekatan kesejahteraan dan kepuasan 25% 25 6.25
kepuasan staf staf yang sistematis dengan persyaratan dasar. Tapi
prosesnya tidak konsisten
• Penyebarannya dalam setiap unit kerja,
pelaksanaannya tidak maksimal
• Orientasi masih reaktif terhadap masalah namun
mengarah pada peningkatan perbaikan
§ Pendekatan disesuaikan dengan luasnya area atau
unit kerja melalui pemecahan masalah bersama

6. Manajemen proses 85 29.25


a. Proses pelayanan • Pendekatan manajemen proses pada dasarnya sudah 25% 45 21.25
kesehatan utama ada dengan PDCA, tetapi prosesnya tidak konsisten
• Penyebarannya dalam setiap unit kerja, namun
pelaksanaannya tidak maksimal
• Orientasi masih reaktif terhadap masalah namun
mengarah pada peningkatan perbaikan secara umum
• Pendekatan disesuaikan dengan luasnya area atau
unit kerja melalui pemecahan masalah bersama
b. Proses pendukungan • Pendekatan manajemen proses pada dasarnya sudah 20% 40 8
dan perencanan ada dengan PDCA, tetapi prosesnya tidak konsisten
operasional • Penyebarannya dalam setiap unit kerja, namun
pelaksanaannya tidak maksimal
• Orientasi masih reaktif terhadap masalah namun
mengarah pada peningkatan perbaikan secara umum
• Pendekatan disesuaikan dengan luasnya area atau
unit kerja melalui pemecahan masalah bersama
Subtotal Skor Kriteria 1-6 : 156,25

195
Penilaian Mutu Rumah Sakit

Tabel 2. Skor Hasil untuk Kategori 1-6 MBNQA

Kriteria MBNQA Ringkasan Hasil Kinerja % Poin Skor


skor MBNQA RSTI
7. Hasil-Hasil Kinerja Organisasi 450 95
Outcomes pelayanan Ditemukan bahwa : 25 % 100 25
kesehatan dan hasil • sedikit hasil kinerja RS yang dilaporkan ada
penyediaan pelayanan beberapa yang baik namun umumnya buruk.
• sedikit tren data yang dilaporkan
• tidak ada perbandingan informasi yang
dilaporkan
• hasil-hasil dilaporkan untuk sebagian kecil area
yang penting bagi persyaratan organisasi

Hasil-hasil fokus pasien Kelompok pelanggan RSTI terdiri dari pasien, 20% 70 14
dan pelanggan lain keluarga pasien, perusahaan, asuransi, pemasok,
masyarakat, employer, provider kesehatan, LSM,
Depkes, dan mahasiswa. Terhadap pelanggan ini
dilakukan pengukuran yang hasilnya dilaporkan
dalam item ini. Hasil temuan di RSTI bahwa :
• hanya sedikit hasil kinerja RS yang dilaporkan
• tidak ada tren data yang dilaporkan
• tidak ada perbandingan informasi yang
dilaporkan
• hasil-hasil dilaporkan untuk sebagian kecil area
yang penting bagi persyaratan organisasi

Hasil-hasil keuangan dan Hasil kinerja organisasi dalam bidang keuangan 20% 70 14
pasar dan pasar menunjukkan hasil yang relatif rendah
dan tren menurun. Namun secara umum di RSTI
bahwa :
• sedikit hasil kinerja RS yang dilaporkan
• sedikit tren data yang dilaporkan
• tidak ada perbandingan informasi yang
dilaporkan
• hasil-hasil dilaporkan untuk sebagian kecil area
yang penting

Faktor-faktor yang berkaitan dengan fokus staf 25% 70 17.5


Hasil-hasil staf dan
sistem kerja beberapa dimensi beberapa cukup baik. Tingkat
kinerja fokus staf sedikit yang dilaporkan.
• tidak ada pengembangan tren yang jelas
• tidak dilakukan perbandingan informasi yang
jelas
• hasil-hasil yang dilaporkan penting bagi
persyaratan kunci organisasi

Hasil-hasil keefektifan Hasil efektivitas pelayanan organisasi dari 15% 70 10.5


organisasi informasi beberapa informan menunjukkan hasil
yang cukup baik, namun secara umum di RSTI :
• sedikit hasil kinerja RS yang dilaporkan
• sedikit trend data yang dilaporkan
• tidak ada perbandingan informasi yang
dilaporkan
• hasil-hasil dilaporkan untuk sebagian kecil
area yang penting bagi persyaratan organisasi

Hasil-hasil RSTI mendapat akreditasi untuk lima pelayanan, 20% 70 14


kepemimpinan dan pelayanan ke masyarakat seperti pelayanan gakin,
tanggung jawab sosial posyandu, imunisasi telah dilakukan. Namun, saat
beberapa waktu lalu ada kasus hukum berkaitan
dengan kesehatan lingkungan:
• tingkat kinerja yang dilaporkan dalam
pemenuhan beberapa persyaratan regulasi
dan hukum sebagian dilaporkan.
• tidak ada pengembangan trend yang jelas
• tidak dilakukan perbandingan informasi yang
jelas
• hasil-hasil yang dilaporkan penting bagi
persyaratan kunci organisasi

Subtotal Skor Kriteria 7 : 95


Subtotal Skor Kriteria 1-6: 156,25
TOTAL SKOR RSTI Kriteria 1-7 : 251.25

Dari hasil penelitian terhadap trend data dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu
perbandingan hasil kinerja organisasi RSTI selama organisasi RSTI dilihat dari tujuh Kriteria MBNQA
tiga tahun terakhir dan enam tahun terakhir relatif belum baik. Kriteria dengan skor tertinggi
menunjukkan umumnya menurun dan berada adalah kriteria empat pengukuran, analisis dan
dibawah standar. Dari posisi pangsa pasar juga, manajemen pengetahuan. Skor kriteria
RSTI tidak lagi menjadi market leader tetapi sudah kepemimpinan, perencanaan strategi, fokus
menjadi follower , berada diurutan ketiga. pelanggan, fokus staf, manajemen proses dan
Kehilangan pangsa pasar sesungguhnya berkaitan hasil-hasil kinerja relatif rendah. Kriteria 1-6 yang
dengan mutu. Seperti pendapat Besterfield10 mutu menilai proses dalam mencapai mutu relatif belum
produk atau jasa harus ditingkatkan yang biasanya baik. Hal ini berdampak pada kriteria tujuh hasil
disadari setelah kehilangan pangsa pasar. kinerja organisasi relatif belum baik. Gambaran

196
Penilaian Mutu Rumah Sakit

mutu RSTI dengan pendekatan MBNQA adalah Juga aplikasi balance scorecard. Rumah Sakit Tugu
total skor 251,25 dari 1000 poin. Ini Ibu penting menerapkan kriteria MBNQA dan
menggambarkan bahwa organisasi RSTI melakukan penilaian mandiri. Penelitian lebih lanjut
menunjukkan permulaan pendekatan (approach) diperlukan untuk pembuktian kuantitatif penilaian
yang sistematis dalam menjawab persyaratan mutu dengan pendekatan MBNQA. Disarankan juga
dasar dari tujuh kriteria. Tetapi kesenjangan (gap) untuk melakukan uji validitas dan realibilitas
besar terdapat dalam pendekatan (approach) dan pertanyaan-pertanyaan MBNQA.
pelaksanaan atau penyebaran (deployment)
dibeberapa kategori. Organisasi RSTI berada KEPUSTAKAAN
dalam tahap awal untuk memperoleh hasil sesuai 1. George, Stephen. The Baldrige Quality System
Do It Your Self Way to Transform Your
pendekatan (approach) dengan beberapa
Business, John Wiley & Sons, Inc. 1992.
perbaikan dan kinerja baik yang telah diamati.
2. Miles, Mattew, B., Huberman, A. Michael.
Analisis Data kualitatif Buku Sumber Tentang
KESIMPULAN DAN SARAN Metode-Metode Baru, Jakarta : Universitas
Kesimpulan Indonesia (UI Press). 1992.
Berdasarkan penghitungan skor MBNQA RSTI 3. Duncan, W.Jack, Ginter, Peter, M., Swayne,
diperoleh skor 251.25. Sesuai dengan tabel Linda E. Strategic Management of Health Care
deskriptor skor MBNQA, posisi RSTI ada pada Organizations Second Edition, Blackwell
tingkat kedua dengan rentang skor 251-350. Business Publishers Inc. Cambridge,
Penilaian mutu RSTI secara umum dengan Massachusetts, USA. 1996.
menggunakan MBNQA adalah “Organisasi RSTI 4. Gaspersz, Vincent. Sistem Manajemen Kinerja
menunjukkan permulaan Pendekatan (aproach) Terintegrasi Balanced Scorecard dengan Six
yang sistematis dalam menjawab persyaratan Sigma untuk Organisasi Bisnis dan
dasar dari item kepemimpinan, perencanaan Pemerintah, Gramedia Pustaka Utama. 2002.
strategi, fokus pasien dan pelanggan lain, 5. Kaplan, Robert, S. & Norton, David, P.
pengukuran, analisis dan manajemen Balanced Scorecard : Menerapkan Strategi
pengetahuan, fokus staf, manajemen proses dan Menjadi Aksi, Alih Bahasa Peter R. Yosi Pasla
hasil-hasil kinerja. Tetapi terdapat gap besar dalam Erlangga. 1996.
pendekatan (approach) dan pelaksanaan (deploy- 6. Yuwono, Sony, Sukarno, Edy., Ichsan,
ment) dibeberapa kategori. Organisasi RSTI Muhammad. Petunjuk Praktis Penyusunan
berada dalam tahap awal untuk memperoleh hasil Balanced scorecard menuju Organisasi yang
sesuai pendekatan dengan beberapa perbaikan Berfokus pada Strategi, PT Gramedia Pustaka
dan kinerja baik yang telah diamati.” Utama Cetakan Ketiga. 2004.
7. Khasali, Rhenal. Membidik Pasar Indonesia :
Segmentasi, Targeting dan Positioning, PT.
Saran
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 1997.
Saran yang dianjurkan adalah membangun tim
8. Dessler, Gary. Manajemen Sumber Daya
kepemimpinan yang kuat melaksanakan beberapa
Manusia Human Resource Management 7e,
pendekatan metode sistematis yang sesuai untuk
edisi Bahasa Indonesia Jilid I. 1997.
melaksanakan proses tujuh kriteria serta
9. Soeroso, Santoso. Manajemen Sumber Daya
melaksanakan dan mengevaluasi organisasi secara Manusia di Rumah Sakit: Suatu Pendekatan
konsisten. Pelibatan tim kepemimpinan dalam Sistem, EGC, Jakarta. 2003.
pengembangan dan penyebaran perencanaan
10. Besterfield, Dale H., Michna, Carol Besterfield.,
strategis. Pendekatan untuk menciptakan nilai bagi
Besterfield, Glen H., Scare, Mary Besterfielad.
pelanggan. Strategi dan program secara terus
Total Quality Management International Edition
menerus untuk meningkatkan loyalitas pelanggan.
Third Ed., Prentice Hall. Inc. 2003.

197

You might also like