You are on page 1of 7

142 

EFEKTIFITAS ROM AKTIF ASISTIF SPHERICAL GRIP TERHADAP


PENINGKATAN KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS
PASIEN STROKE DI RUANGAN NEUROLOGI
RUMAH SAKIT STROKE NASIONAL
BUKITTINGGI TAHUN 2015

Muhammad Arif1, Gusni Hanila2


Program Studi S1 Keperawatan STIKes Perintis Sumbar
Email : perawat.arif@yahoo.co.id
Gusmi.hanila@yahoo.com

ABSTRACT
Stroke is the third leading cause of death in developed countries, after heart disease and cancer.
Approximately 2.5 % died and the remainder mild or severe disability. Stroke caused many problem.
One of the effect that occur in stroke patients was exsperiencing weakness on one side of the body.
Therefore, stroke patients require a rehabilitation by exercises range of motion / ROM. Exercises to
stimulate the movement of the hand which one form of the training is an practice in functional
grasping hand. ROM spherical grip exsercises performed in actively and assistively. This study aims
to find out the effectiveness of active-assistive ROM: spherical grip of an increase in upper extremity
muscle strength in stroke patients in hospitals Stroke Bukittinggi. The design study is a quasy
exsperiment for 7 day with treatment 2 times a day. Sample taken were 18 respondents by measuring
muscle stregth before and after intervension. The results of statistical paired sample T- Test obtained
average of p values 0.000. Therefore can be concluded that there is an incease in muscle stregth
between before and after active-assistive ROM exercise: spherical grip. The results could be an input
for nurses to make physical exercises range of motion moment as one of the independent nursing
intervention in hospitals Stroke Nasional Bukittinggi and intervention in the treatment of stroke.

Keywords : stroke, active-assistive ROM: spherical grip, Increse muscle strength

EFEKTIFITAS ROM AKTIF-ASISTIF SPHERICAL GRIP TERHADAP


PENINGKATAN KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS PADA PASIEN
STROKE DI RUANG NEUROLOGI RUMAH SAKIT STROKE NASIONAL
BUKITTINGGI TAHUN 2015
ABSTRAK
Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di negara maju, setelah penyakit jantung dan kanker.
Sekitar 2.5 % meninggal dan sisanya cacat ringan maupun berat. Salah satu dampak yang terjadi pada
pasien stroke adalah mengalami kelemahan di salah satu sisi tubuh. Oleh karena itu, pasien stroke
memerlukan rehabilitasi yaitu latihan rentang gerak/ ROM. Latihan untuk menstimulasi gerak pada
tangan salah satunya berupa latihan menggenggam yang merupakan latihan fungsional tangan. Latihan
ROM spherical grip dilakukan secara aktif- asistif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektifitas ROM aktif-asistif: spherical grip terhadap peningkatan kekuatan otot ekstremitas atas pada
pasien stroke di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. Desain penelitian yang digunakan adalah
quasy eksperimen selama 7 hari dengan perlakuan 2 kali sehari.sampel yang diambil sebanyak 18
responden dengan mengukur kekuatan otot sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Hasil uji
statistik paired sample T- Test diperoleh nilai p value 0,000. Sehingga dapat disimpulkan terdapat
peningkatan kekuatan ootot antara sebelum dan sesudah latihan ROM aktif-asistif: spherical grip.
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perawat untuk menjadikan latihan fisik rentang gerak
sendi sebagai salah satu intervensi keperawatan mandiri di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi
dan intervensi dalam penatalaksanaan stroke.

Kata Kunci : Stroke, ROM aktif-asistif: spherical grip, Peningkatan kekuatan otot
 
143 
 

1. PENDAHULUAN menit menggenggam bola karet


(Sukmanigrum, 2012). Dampak setelah
Stroke atau cedera cerebrovaskular dilakukan ROM aktif asistif spherical grip
(CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang terhadap ekstremitas yaitu terjadinya
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah peningkatan nilai kekuatan otot setelah
ke bagian otak, yang biasanya merupakan latihan (Lukman, 2011)
akumulasi penyakit serebrovaskular selama Berdasarkan data di Rumah Sakit Stroke
beberapa tahun (Smelzer & Bare, 2002). Nasional Bukittinggi didapatkan angka
Pemulihan setelah stroke adalah suatu kejadian stroke 2 tahun terakhir ini yaitu
proses panjang yang dapat berlangsung tahun 2013 adalah 3294 kasus dan tahun
selama beberapa tahun. Pemulihan terjadi 2014 adalah 4280 kasus dengan rata-rata
dalam 2-3 tahun pertama, terutama pada 2-6 jumlah pasien 356 orang perbulan. Hal ini
bulan pertama. Karena itu perlu dilakukan menunjukkan adanya peningkatan jumlah
rehabilitasi dalam berbagai bentuk dan kasus kejadian stroke setiap tahunnya.
lingkungan (rumah sakit, layanan Survey awal yang peneliti lakukan pada
rehabilitasi) sampai pasien membaik. tanggal 08 April 2015 di Ruangan
Hampir sepertiga pasien stroke kembali Neurologi kepada 5 orang responden yang
memperoleh fungsi-fungsi mereka yang mengalami stroke dengan cara melalui
semula hilang secara penuh, atau hampir wawancara dan observasi didapatkan 4
penuh dan kembali ke aktivitas dan gaya responden yang belum mampu melakukan
hidup prastroke dalam setahun. Hampir 70 gerakan aktif untuk memehuhi kebutuhan
% dari pasien yang bertahan hidup setelah sehari-hari dan belum bisa melakukan
satu tahun mampu hidup tanpa genggaman dalam menggenggam objek
mengandalkan orang lain dalam atau benda, pasien masih banyak
menjalankan aktivitas sehari-hari. Waktu bergantung dengan orang lain dalam
pemulihan bergantung pada jenis stroke, melakukan aktivitas. Selama dilakukan
karena perbedaan dalam jumlah jaringan wawancara di ruangan Neurologi pasien
otak yang rusak (Feigin, 2004). stroke mengatakan bahwa mereka telah
Salah satu rehabilitasi yang diberikan melakukan terapi ROM pasif dan belum
pada pasien stroke adalah Range of Motion. mampu untuk melakukan ROM aktif untuk
ROM adalah kemampuan maksimal itu dilakukanlah Rom aktif asistif.
seseorang dalam melakukan gerak. Rentang Berdasarkan dari fenomena tersebut diatas,
gerak mempunyai batas- batas gerakan dari bahwa pasien belum mampu melakukan
kontraksi otot dalam melakukan gerakkan. gerakan atau aktivitas untuk memenuhi
Rentang gerak dapat mencegah terjadinya kebutuhan sehari-hari terutama pada bagian
konstraktur, atropi otot, meningkatkan ekstremitas atas bagian tubuh yang paling
peredaran darah ke ekstremitas, mengurangi aktif dalam gerakkan. Penelitian ini
kelumpuhan faskular, meningkatkan bertujuan untuk mengetahui efektifitas
kekuatan otot dan memberikan ROM aktif-asistif spherical grip terhadap
kenyamanan pada klien dalam memenuhi peningkatan kekuatan otot ekstremitas atas
kebutuhan dan masalah yang dihadapi pada penderita stroke di ruangan Neurologi
(Lukman, 2011). RSSN Bukittinggi tahun 2015
Latihan menggenggam tersebut disebut
dengan latihan spherical grip yang 2. METODE PENELITIAN
memerlukan latihan fungsional tangan
dengan melalui 3 tahap yaitu membuka • Desain Penelitian
tangan, menutup jari-jari untuk Penelitian ini menggunakan desain
menggenggam objek (sebuah benda penelitian quasi eksperimen dengan
berbentuk bulat seperti bola pada telapak pendekatan One Group Pretest- posttest
tangan) dan mengatur kekuatan otot • Sampel Penelitian
menggenggam. Untuk itu dilakukanlah Sampel dalam penelitian ini adalah
latihan otot tangan dan sendi serta pasien stroke di Ruang Rawat Inap
menggenggam agar bisa meningkatkan Neurologi RSSN Bukittinggi yang
kekuatan otot ekstemitas atas yang berjumlah 18 orang yang mengalami
dilakukan selama 7 hari dengan perlakuan 2 kelemahan otot ekstremitas atasdan yang
kali sehari pagi dan sore selama 15-45
 
144 
 

mampu melakukan ROM aktif-asistif Yaitu untuk melihat efektifitas


spherical grip. sebelum dan sesudah diberikan
• Prosedur Pengambilan Data latihan ROM aktif-asistif spherical
Pasien stroke yang setuju dijadikan grip dimana
sampel, menandatangani informed dapat dilakukan dengan mengukur
concent dan peneliti mengajarkan tingkat kekuatan otot pasien
latihan ROM aktif-asistif spherical grip sebelum dan sesudah dilakukan
lalu responden melakukan secara perlakuan. Data yang dikumpulkan
mandiri dan hasil pengukuran diolah dengan menggunakan uji T
dimasukan ke lembar observasi. dependen (uji T berpasangan)
• Analisa Data dengan derajad kepercayaan 95%
a. Univariat atau α = 0,05 . untuk melihat hasil
Analisa univariat bertujuan untuk kemaknaan perhitungan statistik
menjelaskan atau mendiskripsikan digunakan batas kemaknaan 0,05
karakteristik setiap variabel sehingga jika nilai α ≤ 0,05 maka
penelitian. Bentuk analisis univariat secara statistik disebut bermakna,
tergantung dari jenis datanya. jika nilai α > 0,05 maka hasil hitung
b. Bivariat disebut tidak bermakna

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

• Analisa Univariat
Tabel 1
Gambaran Kekuatan Otot Ekstremitas Atas Pasien Stroke Sebelum ROM Aktif-Asistif Spherical
Grip di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi Tahun 2015

Kekuatan Otot sebelum ROM Aktif-Asistif Spherical Grip


Skala kekuatan otot frekuensi persent
5 : kekuatan otot penuh 0 0%

4 : mampu melawan gravitasi sedikit 0 0%

3: mampu mengangkat dengan bantuan 3 16.7 %


2 : mampu menggeser 8 44.4 %
1 : mampu menggerakkan ujung jari 7 38.9 %
0 : tidak mampu bergerak sama sekali 0 0%
Total 18 100 %

Dari tabel 1 di atas menunjukkan bahwa dari 18 orang responden kekuatan otot ekstremitas atas
pasien stroke sebelum ROM aktif-asistif spherical grip didapatkan sebagian besar banyak pasien
yang tidak mengalami peningkatan kekuatan otot ekstremitas atas dengan skala kekuatan otot
mampu menggeser tangan diberi nilai 2 dengan persentase 44.4 %.

Tabel 2
Gambaran Kekuatan Otot Ekstremitas Atas Pasien Stroke Setelah ROM Aktif-Asistif Spherical
Grip di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi Tahun 2015

Kekuatan Otot sesudah ROM Aktif-Asistif Spherical Grip


Skala kekuatan otot frekuensi persent
5 : kekuatan otot penuh 5 28.7 %
4 : mampu melawan gravitasi sedikit 5 27.8 %
3: mampu mengangkat dengan bantuan 4 22.2 %
2 : mampu menggeser 3 16.7 %
1 : mampu menggerakkan ujung jari 1 5.6 %
0 : tidak mampu bergerak sama sekali 0 0%
Total 18
 
145 
 

Dari tabel 2 di atas menunjukkan bahwa dari 18 orang responden kekuatan otot ekstremitas atas
pasien stroke setelah ROM aktif-asistif spherical grip didapatkan hasil lebih dari sebagian
mengalami peningkatan otot ekstremitas atas dengan nilai 3 mampu mengangkat dengan bantuan
dengan persentase 22.2%, nilai 4 mampu melawan gravitasi sedikit dengan persentase 27.8 %, nilai
5 kekuatan otot penuh dengan persentase 28.7 %.

• Analisa Bivariat
Gambaran Kekuatan Otot Ekstremitas Atas Antara Pre Dan Post Efektifitas ROM Aktif-Asistif
Spherical Grip di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi Tahun 2015
Paired Samples Test

Variabel N Mean Standar Deviasi Std.Error Mean P value

Sebelum ROM aktif- 18 1.78 .732 .173


asistif spherical grip .000
Setelah ROM aktif- 18 3.56 1.247 .294
asistif spherical grip

Dari tabel 3 terlihat memang ada perbedaan kekuatan otot ekstremitas atas antara pre dan post
ROM aktif-asistif spherical grip. Dilihat dari hasil p value = 0,000, jadi selisih antara kekuatan otot
ekstremitas atas pre dan post ROM aktif asistif spherical grip yaitu 0,000, dimana p < α (0,05)
maka dapat disimpulkan ada perbedaan peningkatan kekuatan otot ekstremitas atas antara sebelum
dan setelah ROM aktif- asistif spherical grip terhadap pasien stoke.

PEMBAHASAN (30%), dan gangguan berbicara (27%)


(Anthony Rudd, 2002).
1. Kekuatan Otot Pasien Stroke Setelah
Efektifitas ROM aktif-asistif
Spherical Grip Tindakan yang efektif yang dapat
dilakukan untuk mengatasi stroke
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa dengan cara mengetahui faktor resiko,
18 orang responden kekuatan otot pencegahan, pengobatan, dan
ekstremitas atas pasien stroke sebelum rehabilitasi stroke. Terapi yang dapat
ROM aktif-asistif spherical grip secara subtansial memperbaiki hasil
didapatkan sebagian besar banyak akhir stroke. Pada kenyataannya orang
pasien yang tidak mengalami yang mengalami stroke dapat pulih
peningkatan kekuatan otot ekstremitas sempurna dan proporsi ini dapat
atas dengan skala kekuatan otot mampu meningkat jika pasien selalu mendapat
menggeser tangan diberi nilai 2 dengan terapi darurat dan rehabilitasi yang
persentase 44.4 %. memadai seperti melakukan terapi
Menurut Tarwoto (2013) Stroke menggengam bola atau ROM aktif
merupakan penyakit yang menyerang asistif spherical grip untuk
siapapun dengan kejadian sangat meningkatkan kekuatan otot ekstremitas
mendadak dan merupakan salah satu atas ( Feigin, 2004).
penyebab kematian dan kecacatan
neurologi utama di Indonesia selain 2. Kekuatan Otot Pasien Stroke Setelah
penyakit jantung dan kanker. Efektifitas ROM aktif-asistif
Diperkirakan prevalensi stroke Spherical Grip
dipopulasi sekitar 47 per10.000 yang
umumnya mengalami kecacatan. Hasil Dari tabel 5.2 dapat diketahui bahwa
penelitian menunjukkan bahwa pasien 18 orang responden kekuatan otot
dengan stroke mengalami gangguan ekstremitas atas pasien stroke setelah
kognitive (33%), gangguan ekstremitas ROM aktif-asistif spherical grip
didapatkan hasil lebih dari sebagian
 
146 
 

mengalami peningkatan otot ekstremitas dengan metode penelitian cross


atas dengan nilai 3 mampu mengangkat sectional menemukan hasil penelitian
dengan bantuan dengan persentase yang sudah dilakukan pada 20
22.2%, nilai 4 mampu melawan responden penderita stroke hasilnya
gravitasi sedikit dengan persentase 27.8 yaitu adanya peningkatan kekuatan otot
%, nilai 5 kekuatan otot penuh dengan ekstremitas atas pada pasien stroke.
persentase 28.7 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Menurut asumsi peneliti, ROM aktif- latihan ROM aktif-asistif spherical grip
asistif spherical grip dilakukan pada yang diberikan sebagian besar
pasien rehabilitasi stroke yang mempengaruhi peningkatan kekuatan
mengalami kekakuan otot atau otot ekstemitas atas dengan persentase
kelemahan otot guna terapi ROM aktif- 77.8 %. Hemiparesis terjadi akibat lesi
asistif spherical grip yaitu untuk vaskuler daerah batang otak sesisi yang
meningkatkan kekuatan otot ekstremitas memperlihatkan ciri alternans, yaitu
atas dan melancarkan sisrkulasi darah. pada tingkat lesi hemiparesis bersifat
Efektifitas ROM aktif-asistif spherical ipsilateral. Sedangkan hemiparisis distal
grip dapat membantu peningkatan bersifat kontralateral (Mardjono &
kekutan otot ekstremitas atas dan Sidartha, 2006).
membantu pasien dalam memenuhi Rentang gerak yang diberikan pada
kebutuhann sehari-hari. Karena terapi pasien stroke area otak yang mati
yang diberikan merupakan terapi menimbulkan masalah fisik dan mental
motorik yang merangsang peredaran yang sering di alami pasien stroke. Akan
aliran darah supaya tidak terjadinya tetapi, ada area masih hidup tetapi tidak
kekakuan otot dan otot ekstremitas yang aktif untuk sementara waktu setelah
lemah bisa digerakkan dan pasien stroke yaitu sel saraf penubra. Dalam
stroke dapat pulih kembali. penatalaksanaan stroke, di upayakan sel
saraf tersebut berpotensi hidup
3. Efektifitas ROM aktif-asistif dilindungi (Levine, 2009). Sebelum di
Spherical Grip terhadap Peningkatan berikan latihan sebagian besar pasien
kekuatan Otot ekstremitas Atas Pada stroke dalam peningkatan kekuatan
Pasien Stroke di Ruangan Neurologi ototnya lama dan perlahan, karena
Rumah Sakit Stroke Nasional pasien melakukan rentang gerak sendi
Bukittinggi Tahun 2015 jika di dampingi oleh ahli fisioterapi.
Latihan untuk menstimulasi gerak
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tangan dapat berupa latihan fungsi
pada 18 orang responden di Rumah menggenggam. Menggenggam
Sakit Stroke Nasional Bukittinggi merupakan salah satu bagian gerakkan
sebelum melakukan latihan ROM aktif fungsional yang bertujuan
asistif spherical grip didapatkan rata- menggembalikan fungsi tangan secara
rata kekuatan otot ekstremitas atas optimal. Latihan tersebut dilakukan
adalah 1.78 dan yang setelah dilakukan secara rutin dan berkesinambungan,
ROM aktif asistif spherical grip diharapkan derajad kekuatan otot
didapatkan rerata kekuatan otot ekstremitas atas pada penderita stroke
ekstremitas atas adalah 3.56. dapat meningkat dan menunjukkan
Berdasarkan uji statistik yang fungsi tangan kembali optimal (Irfan,
didapatkan nilai p value= 0,000 maka 2010).
secara statistik bermakna Ha=diterima, Latihan ROM aktif dilakukan dengan
sehingga dapat ditarik kesimpulan ada tujuan mempertahankan atau
pengaruh peningkatan kkekuatan otot meningkatkan dan kelenturan otot
ekstremitas atas. (Kusyati, 2004). Hal ini sejalan dengan
Penelitian Sukmaningrum (2013) penelitian yang dilakukan Irdawati
tentang Eektifitas Range of Motion (2008) di RS. Dr Moewardi Surakarta
(ROM) Aktif Asistif : Spherical Grip selama 12 hari diberikan latihan ROM
Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot terdapat perbedaan yang bermakna
Ekstremitas Atas pada Pasien Stroke di antara nilai kekuatan otot anata sebelum
RS UD Tugurejo Semarang dilakukan dan setelah diberikan perlakuan pada
 
147 
 

pasien stroke hemiparesis kanan maupun masih hidup dan berfungsi (Kuswara,
kiri (p= 0,0001). Limoa & Wuysang, 2007 dalam
Latihan ROM aktif-asistif bertujuan Sukmanigrum, 2010).
untuk membantu proses pembelajaran Dalam pemulihan anggota gerak
motorik. Setiap gerakan yang dilakukan yang mengalami kelemahan terdapat
hendaknya secara perlahan dan anggota faktor yang mempengaruhi hasil yang di
gerak yang mengalami kelumpuhan ikut peroleh. Terlihat pada hasil penelitian,
aktif melakukan gerakkan seoptimal tampak peningkatan kekuatan otot
mungkin dan sesuai kemampuan, ekstremitas atas pada hari ke-7 dengan
sedangkan anggota gerak yang tidak perlakuan dua kali sehari setelah
mengalami kelemahan hendaknya dapat dilakukan latihan. Menurut penelitian
membantu proses terbentuknya Wirawan (2009) lama latihan tergantung
gerakkan (Irfan, 2010). Latihan secara pada stamina pasien. Terapi latihan yang
mandiri dalam menggenggam dapat baik adalah latihan yang tidak
mempercepat pemulihan pada otot yang melelahkan, durasi tidak terlalu lama
mengalami kelemahan. Pasien (umumnya sekitar 15 sampai 45 menit)
rehabilitasi sebaiknya latihan sesering namun dengan pengulangan sesering
mungkin supaya bisa mencapai hasil mungkin.
yang maksimal dan mampu melakukan Dukungan keluarga mempengaruhi
aktivitas sehari-hari. motivasi penderita stroke dalam
Hasil penelitian juga didukung oleh melakukan latihan juga berpengaruh
penelitiann yang dilakukan Puspawati besar dalam peningkatan kekuatan otot
(2010) di RSUD Kalisat Jember pada ekstremitas atas. Dalam hal ini, anggota
ppasien Stroke Iskemik. Hasil penelitian keluarga atau pasien dapat melakukan
menunjukkan bahwa intervensi dengan latihan ROM mandiri diluar pemberian
ROM aktif dua kali sehari lebih efektif latihan dari fisioterapi. Fungsi keluarga
dibandingkan dengan ROM satu kali sendiri dalam perawatan kesehatan
sehari. Dengan tingkat signifikan anggota keluarga yang sakit dapat
peningkatan kekuatan otot p= 0,157 menyediakan kebutuhan fisik
pada intervensi ROM satu kali sehari (Friedman, Bowden & Jones, 2010
dan pada intervensi ROM dua kali sehari dalam Sukmanigrum, 2010)
menunjukkan tingkat signifikan Dari hasil penelitian dan teori di atas
peningkatan kekuatan otot p= 0,023. peneliti beranalisis bahwa ternyata
Hasil penelitian dari 18 responden, memang ada pengaruh dari latihan
didapatkan beberapa responden tidak efektifitas ROM aktif-asistif spherical
mengalami kenaikan nilai kekuatan otot grip sebelum dilakukan dan sesudah
penyebab dari tidak ada peningkatan dilkukan. Dengan demikian peneliti
diantaranya kurangnaya motivasi dari melihat hasil yang didapatkan yaitu
keluarga, malas untuk melakukan adanya peningkatan kekuatan otot
latihan, latihan tidak rutin dan tidak ekstremitas atas pada pasien stroke
sesuai jadwal. Sebagian besar dari setelah dilakukan latihan ROM aktif-
responden yang rajin dan rutin dalam asistif spherical grip di Rumah Sakit
melakukan latihan dibuktikan adanya Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2015.
peningkatan kekuatan otot ekstremitas
atasnya sudah mencapai nilai 3 yaitu 4. KESIMPULAN
mampu mengangkat tangan dengan
bantuan. Stroke merupakan trauma akut 1. Sebelum ROM aktif asistif spherical
yang bermanifestasi sebagai perdarahan grip dilakukan didapatkan hasil
atau infark otak timbul karena iskemia kekuatan otot ekstremitas sebagian besar
otak yang lama dan parah dengan tidak meningkat dengan persentase 83.3
perubahan fungsi daan struktur otak %.
yang ireversibel. Daerah sekitar infark
timbul daerah penumbra iskemik dimana 2. Sesudah ROM aktif asistif spherical
sel masih hidup tetapi tidak berfungsi. grip dilakukan didapatkan hasil
Daerah di luar penumbra akan timbul kekuatan otot ekstremitas meningkat
edema lokal atau hiperemis berarti sel
 
148 
 

lebih dari sebagian dengan persentase Pemulihan Stroke Ahli Bahasa: Rika
77.8 %. Iffati Farihah. Jakarta: Etera
Lukman, Nurma Ningsih. 2011. Asuhan
3. Ada pengaruh peningkatan kekuatan Keperawatan Pada Klien dengan
otot ekstremitas atas latihan efektifitas Gangguan Sistem Muskuloskletal.
ROM aktif-asistif spherical grip antara Jakarta : Salemba Medika
sebelum dan sesudah didapatkan hasil p Mardjono & Sidarta. 2006. Neurologi
value= 0,000. Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat
Sukmanigrum F. 2012. Efektifitas Range of
5. REFERENSI
Motion (ROM) Aktif-Asistif Spherical
Feigin. 2004. Stroke. Jakarta : PT Bhuana Grip terhadap Peningkataan Otot
Ilmu Populer Ekstremitas Atas Pada Pasien Stoke di
Hidayat , Alimul. Metode Penelitian RSUD Tugurejo Semarang
Keperawatan & AnalisiData. Jakarta : Smelzer & Bare. 2002. Keperawatan
Salemba Medika Medikal Bedah Edisi 8 Volume 3.
Irfan, Muhammad. 2010. Fisioterapi Bagi Jakarta: EGC
Insan Stroke. Yogyakarta: Graha Ilmu Tarwoto. 2013. Keperawatan Medikal
Levine, Peter G. 2009. Stroger After Stroke Bedah Gangguan Sistem Persyarafan.
Panduan Lengkap dan Efektif Terapi Jakarta : Anggota IKAPI
Taufik. 2014. Latihan Fisioterapi Bagi
Insan Stroke
 
 
 
 
 
 

You might also like