Professional Documents
Culture Documents
2589 4752 2 PB PDF
2589 4752 2 PB PDF
Mieke A. H. N. Kembuan
Abstract: World-wide, stroke is a main public health problem. It is one of the leading
causes of chronic disability and death. Both hyponatremia and hypernatremia have a
negative influence on the outcome of strokes. Hyponatremia is associated with increased
mortality and complication rate, meanwhile hypernatremia is often found in the treatment of
cerebral oedema in strokes. There are scarce data about natrium level disorders in acute
strokes, especially from developing countries. This study aimed to describe the incidence of
natrium disorders among acute stroke patients, and the difference of means of natrium based
on the severity of the stroke and on GCS at admission. This was a hospital-based cross-
sectional study. Samples consisted of 82 patients that met the inclusion criteria. The data of
natrium levels were obtained from the hospital medical records. The results showed that the
incidence of natrium disorders among acute stroke victims was 30%. The mean natrium
level was 138.01 Meq/L (95% CI, 135.83-140.20). The incidence of hyponatremia was 28%
while hypernatremia was 2%. There was no difference of mean-natrium-levels based on the
severity of strokes (P > 0.05) and of GCS (P > 0.05). Conclusion: The incidence of natrium
disorders among acute stroke patients was high but there was no difference between mean
natrium levels based on the severity of strokes and of GCS.
Keywords: natrium, natrium level disorders, acute stroke.
Abstrak: Stroke termasuk dalam masalah kesehatan utama di masyarakat dan merupakan
penyebab utama kecacatan kronik dengan angka mortalitas tertinggi ke-2 di seluruh dunia.
Baik hiponatremia maupun hipernatremia memberikan pengaruh negatif terhadap keluaran
stroke. Hiponatremia meningkatkan angka kematian dan komplikasi, sedangkan
hipernatremia sering terdeteksi bersamaan dengan penanganan edema serebral pada stroke.
Data mengenai insidens gangguan kadar natrium pada stroke akut masih sangat kurang,
terutama dari negara-negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
insidens gangguan kadar natrium pada pasien stroke akut dan deskripsi perbedaan rerata
kadar natrium pada berbagai derajat defisit neurologi dan GCS saat masuk rumah sakit.
Penelitian ini bersifat potong lintang berbasis rumah sakit dengan jumlah sampel sebanyak
82 dan kriteri inklusi tertentu. Hasil penelitian memperlihatkan angka insidens gangguan
kadar natrium pada stroke akut sebesar 30%. Rerata kadar natrium 138.01 Meq/L (95% CI,
135,83-140,20). Hiponatremia didapatkan pada 28% kasus sedangkan hipernatremia pada
2% kasus stroke akut. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara rerata kadar natrium
berdasarkan beratnya stroke dan GCS (P > 0,05). Simpulan: Insidens gangguan kadar
natrium pada stroke akut tinggi. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara rerata kadar
natrium berdasarkan beratnya stroke dan GCS.
Kata kunci: natrium, gangguan kadar natrium, stroke akut.
80
Kembuan; Gambaran Gangguan Kadar Natrium Serum... 81
Tabel 6. Distribusi pasien berdasarkan suku Rerata kadar natrium pada pasien
Suku Jumlah Persentase dengan defisit neurologik ringan 139,4
Meq/L (SD ± 9,0 Meq/L); pada pasien
Minahasa 62 76
dengan defisit neurologik sedang 138,5
Sangihe 7 9
Meq/L (SD ± 9,7 Meq/L); sedangkan pada
Gorontalo 8 10
pasien dengan defisit neurologik berat
Bolmong 3 4
133,0 Meq/L (SD ± 11,9 Meq/L). Hasil uji
Jawa 2 2
statistik didapatkan nilai P = 0,27 yang
Total 82 100 menunjukkan tidak terdapat perbedaan
bermakna antara kadar natrium pada ketiga
derajat defisit neurologik (Tabel 10).
Tabel 7. Distribusi kadar Natrium pada pasien
stroke akut
Variabel Mean SDMinimal- 95% CI Tabel 10. Hubungan gangguan Natrium
maksimal dengan derajat defisit neurologik (NIHSS)
Natrium 138,01 10,72 116-170 135,83- Variabel Mean SD 95% CI P- value
140,20
Ringan 139,4 9,0 132,9- 0,27
145,8
Sedang 138,5 9,7 136,0-
Tabel 8 memperlihatkan bahwa seba- 140,9
gian besar pasien stroke akut memiliki Berat 133,0 11,9 123,8-
kadar natrium dalam batas normal (70%). 140,2
Kasus hiponatremia didapatkan pada 28%
kasus sedangkan hipernatremia 2%.
Rerata kadar natrium pada pasien
dengan GCS 3-8 138,5 Meq/L (SD ± 9,9
Tabel 8. Distribusi kadar natrium berdasarkan Meq/L); pada pasien dengan GCS 9-12
kategori 139,8 Meq/L (SD ± 9,1 Meq/L); dan pada
Kategori Jumlah Persentase pasien dengan GCS 13-15 131,4 Meq/L
Hiponatremia 23 28
(SD ± 9,4 Meq/L). Hasil uji statistik
memperlihatkan nilai P = 0,07, yang berarti
Normal 57 70
tidak terdapat perbedaan bermakna antara
Hipernatremia 2 2
kadar natrium pada ketiga level GCS
Total 82 100
(Tabel 11).
natrium yang terganggu maupun yang an besar pasien stroke berasal dari suku
tidak, keduanya ditemukan lebih tinggi Minahasa (76%). Hal ini mungkin disebab-
pada pasien hasil brain CT-scan perdarahan kan komposisi penduduk di Sulawesi Utara
dibandingkan pasien dengan hasil infark. dengan mayoritas suku Minahasa. Laporan
Hasil uji statistik mendapatkan nilai P = penelitian-penelitian sebelumnya juga me-
0,82 yang menunjukkan bahwa tidak nyatakan bahwa suku Minahasa memiliki
terdapat hubungan bermakna antara prevalensi tinggi dari penyakit tidak
gangguan kadar natrium dengan hasil brain menular seperti hipertensi dan diabetes
CT-scan. melitus,8,9 yang merupakan faktor risiko
utama terjadinya serangan stroke.2
Gangguan kadar natrium pada pene-
Tabel 12. Insidens gangguan kadar natrium litian ini didapatkan sebesar 30%; sebagian
berdasarkan hasil brain CT-scan besar berupa hiponatremia (28%). Hasil ini
Hasil brain CT- OR P- serupa dengan beberapa penelitian inter-
Gangguan scan nasional yang melaporkan adanya insidens
Total 95% value
kadar CI gangguan kadar natrium pada stroke akut
Infark Perdarahan
natrium berkisar 11-53%; sebagian besar merupa-
N % N % N %
1,2 kan hiponatremia (32%).4,10 Hipernatremia
Ya 11 44,0 14 56,0 25 100
0,4- 0,82 pada penelitian ini sebesar 2%, yang tidak
Tidak 27 47,4 30 52,6 57 100
3,3
Jumlah 38 46,3 44 53,7 82 100 berbeda jauh dengan beberapa penelitian
sebelumnya yang mendapatkan insidens se-
besar 0,3-3,5%.6,7 Aiyagari et al.6 mendapat-
kan insidens hipernatremia sebesar 7,9%.
BAHASAN
Pada penelitian ini didapatkan insidens
Insidens stroke meningkat seiring terjadinya gangguan kadar natrium serum
peningkatan usia. Pada penelitian ini, cukup tinggi (30%), yang serupa dengan
insidens stroke didapatkan tertinggi pada berbagai penelitian lainnya. Hasil pene-
kelompok usia 51-60 tahun diikuti usia 61- litian ini memperlihatkan jumlah pasien
70 tahun (Tabel 2), dengan rerata usia cukup banyak yang mengalami gangguan
pasien 57,93 tahun. Hasil ini sesuai dengan kadar natrium serum bersamaan dengan
penelitian di Bangladesh yang men- terjadinya stroke. Hal ini sesuai dengan
dapatkan insidens stroke terbanyak pada acuan pustaka yang menyatakan bahwa
usia 51-60 tahun dan 61-70 tahun.7 Hasil hiponatremia merupakan gangguan elektro-
penelitian Bevan et al. juga mendapatkan lit yang terbanyak ditemukan di antara
insidens stroke tertinggi pada kelompok penyakit akut pada otak, dan terjadinya
usia di atas 45 tahun.4 Distribusi rerata melalui berbagai mekanisme yang berbeda.
kadar natrium berdasarkan kelompok usia Dari berbagai mekanisme tersebut terdapat
terendah yaitu di atas 70 tahun (132,69 dua kondisi yang paling sering menyebab-
Meq/L), tetapi tidak ditemukan perbedaan kan terjadinya hiponatremia pada penyakit
bermakna antara berbagai kelompok usia akut di otak yaitu SIADH dan CSW.11
yang diteliti (P > 0,05). Angka kematian pada stroke dengan
Pada penelitian ini didapatkan pasien hiponatremia lebih tinggi dibandingkan
stroke akut terbanyak pada jenis kelamin stroke dengan normonatremia. Keluaran
perempuan (60%). Temuan ini berbeda yang buruk berupa kematian atau defisit
dengan yang diperoleh Siddiqui et al.4,7 neurologik yang berat terutama ditemukan
yaitu pasien stroke lebih banyak ditemukan pada kasus-kasus stroke, trauma, dan
pada jenis kelamin laki-laki (72%). Beberapa infeksi.12 Huang10 menemukan adanya
studi internasional lainnya juga menemu- hubungan antara kejadian hiponatremia
kan bahwa stroke lebih sering ditemukan pada stroke akut, terutama pada stroke
pada jenis kelamin laki-laki. iskemik pertama, dengan peningkatan
Penelitian ini memperlihatkan sebagi- risiko mortalitas dalam 3 tahun setelah
Kembuan; Gambaran Gangguan Kadar Natrium Serum... 85
terkena stroke. Penelitian tersebut juga juga mendapatkan bahwa insidens gang-
mendapatkan bahwa adanya hiponatremia guan elektrolit lebih banyak ditemukan
pada stroke akut, terutama stroke iskemik pada stroke hemoragik (52%).7
pertama, akan meningkatkan resiko terjadi- Pada penelitian ini rerata kadar
nya pneumonia. Kejadian hiponatremia ini natrium lebih rendah pada derajat defisit
berhubungan dengan adanya status diabetes neurologik yang lebih berat. Berdasarkan
melitus pada pasien stroke iskemik skala NIHSS, pada defisit neurologik berat
pertama.10 (NIHSS <4) didapatkan rerata kadar
Secara umum insidens hipernatremia natrium 133 Meq/L dan pada defisit
pada penelitian ini sesuai dengan beberapa neurologik ringan (NIHSS >15) rerata
acuan pustaka. Aiyagari6 mendapatkan kadar natrium 139 Meq/L. Walaupun pada
insidens hipernatremia sebesar 7,9% dan penelitian ini tidak ditemukan perbedaan
angka kejadian ini meningkat sampai bermakna dari kadar natrium berdasarkan
24,3% pada pasien-pasien yang mendapat- berat-ringannya defisit neurologik, tetapi
kan terapi mannitol. Pasien yang dirawat di secara umum gangguan elektrolit mening-
ICU umumnya memiliki angka kejadian katkan risiko komplikasi pada stroke akut
hipernatremia lebih tinggi daripada yang dan angka mortalitas. Disfungsi neurologik
tidak dirawat di ICU. Menurut Aiyagari6 merupakan manifestasi utama dari gang-
peningkatan ini mungkin terjadi karena me- guan elektrolit, terutama hiponatremia.
ningkatnya pengeluaran cairan insensibel Adanya kondisi patologi intrakranial akan
melalui ventilasi dan demam, pemberian memperbesar kemungkinan terjadinya dis-
makanan melalui pipa nasogastrik, pe- fungsi neurologik.14 Huang10 mendapatkan
nurunan kesadaran, keterbatasan akses angka mortalitas lebih tinggi pada stroke
terhadap air, dan penyakit yang mendasari. iskemik yang dikategorikan sindroma
Diabetes insipidus (DI) merupakan penye- sirkulasi anterior total (TACS); dalam
bab utama hipernatremia pada cedera penelitian tersebut, TACS dikategorikan
serebral. Adanya kejadian hipernatremia sebagai stroke berat.
merupakan faktor independen yang meng- Keterbatasan penelitian ini ialah: 1)
akibatkan peningkatan angka mortalitas. Tidak dilakukan pemeriksaan kadar
Komplikasi yang sering ditemukan pada natrium ulangan saat keluar rumah sakit,
hipernatremia ialah terjadinya perubahan sehingga tidak dapat diklarifikasi apakah
status mental dan kejang. Umumnya, gangguan natrium ini bersifat sementara
gangguan elektrolit yang sering ditemukan atau menetap; 2) Tidak dilakukan pelaca-
dan harus dideteksi ialah SIADH, CSW, kan terhadap penyebab gangguan kadar
dan DI.6,13 natrium (misalnya dengan pemeriksaan
Dari seluruh kasus stroke akut pada osmolalitas urin), sehingga tidak dapat
penelitian ini yang terbanyak ialah jenis dibedakan antara SIADH dan CSW pada
stroke hemoragik (53,7%). Kemungkinan hiponatremia.
lebih tingginya kejadian stroke hemoragik
dibandingkan iskemik ialah karena gejala
SIMPULAN
dan tanda stroke hemoragik terjadi lebih
akut dan berat. Dari keseluruhan kasus Dari hasil penelitian dapat disimpul-
stroke akut ini, terdapat 30% kasus dengan kan bahwa insidens gangguan elektrolit
gangguan kadar natrium. Dari total gang- pada stroke akut tinggi; sebagian besar
guan ini, sebagian besar ditemukan pada berupa hiponatremia. Walaupun rerata
kasus-kasus stroke hemoragik berdasarkan kadar natrium terendah didapatkan pada
hasil brain CT-scan (56%). Hal yang defisit neurologik yang lebih berat, tidak
serupa juga ditemukan pada penelitian ditemukan perbedaaan bermakna dengan
Siddiqui7 yang mendapatkan adanya kelompok lain. Tidak didapatkan hubungan
gangguan elektrolit terbanyak pada kasus- bermakna antara skor GCS dengan gang-
kasus stroke hemoragik (62,2%). Kusuda guan natrium.
86 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 2, Juli 2013, hlm. 80-86