You are on page 1of 20
PETUNJUK TEKNIS IMUNISASI MENINGITIS MENINGOKOKUS STN Ce COVE CREST Poy Uae OnLy PUSAT KESEHATAN HAJI KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2010 eS G yy 21H PETUNJUK TEKNIS IMUNISASI MENINGITIS MENINGOKOKUS PUSAT KESEHATAN HAJI KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2010 KATA SAMBUTAN Undang-undang Penyelenggaraan Ibadah Haji mengamanatkan pelayanan, pembinaan dan perlindungan bagi Jemaah Haji. Perlindungan diwujudkan dalam bentuk jaminan keselamatan dan keamanan jemaah haji selama menunaikan ibadah haji. Dalam perspektif kesehatan, upaya perlindungan diwujudkan dengan memberikan jaminan keselamatan dan keamanan jemaah haji dari ancaman penularan penyakit menular maupun situasi berbahaya yang dapat menyebabkan kematian. Salah satu penyakit menular yang menjadi kewaspadaan seluruh dunia adalah meningitis meningokokus. Upaya perlindungan dilakukan dengan vaksinasi seluruh jemaah haji Indonesia, sehingga diperoleh kekebalan terhadap penyakit dimaksud dan proses penularannya dapat dicegah. Dalam rangka memberikan pelayanan terbaik, Kementerian Kesehatan RI telah menyediakan sediaan vaksin yang mengakomodir segenap aspirasi masyarakat. Tahun ini, vaksin meningitis meningokokus yang digunakan telah memenuhi syarat Halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MU!) dan persyaratan teknis lainnya. Perubahan sediaan vaksin menuntut kesiapan segenap pihak, khususnya tenaga kesehatan. Petugas kesehatan diharapkan mempersiapkan diri sehingga pelayanan tetap berjalan secara baik. Untuk keperluan tersebut, maka Petunjuk Teknis Vaksinasi Meningitis Meningokokus Tahun 2010 menjadi penting untuk dipelajari dan menjadi acuan penyelenggaraan pelayanan dimaksud. Ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh Tim Penyusun yang telah berkontribusi sehingga petunjuk teknis ini dapat terwujud. Semoga segenap upaya untuk mensukseskan penyelenggaraan haji dapat bernilai ibadah dan memberikan manfaat sebesar-besamya bagi masyarakat. Amien Sekretaris Jenderal ee dr. Ratna Rosita, MPHM. NIP. 19521205 1980032001 PETUNIUK TEKNIS IMUNISASI MENINGITIS PUSAT KESEHATAN HALI RI Bal KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, maka upaya peningkatan pelayanan kesehatan terhadap jemaah haji dapat dilaksanakan secara terus menerus sebagai amanat Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 yaitu Penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional dan menjadi tanggung jawab pemerintah serta dilaksanakan secara interdepartemental, pembinaan dan pelayanan ibadah haji baik pada saat persiapan maupun pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji, dilakukan oleh Menteri yang ruang lingkup, tugas dan tanggung jawab di bidang Kesehatan Petunjuk Teknis ini berisi panduan dalam _melaksanakan Pengelolaan Imunisasi Meningitis Meningkokus dengan Vaksin Menveo bagi petugas kesehatan di berbagai tingkat pelayanan kesehatan yang melaksanakan imunisasi bagi jemaah haji dan petugas kesehatan dalam rangka memberikan perlindungan terhadap penyakit meningokokus yang disebabkan oleh Neisseria Meningitidis serogrup A, C, W135 dan Y. Kepada semua anggota tim dan semua pihak yang telah berkonstribusi dalam penyusunan Petunjuk Teknis ini, disampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga Petunjuk Teknis ini bermanfaat dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya memberikan perlindungan kesehatan bagi jemaah haji dan petugas kesehatan . Ka. PUSAT KESEHATAN HAJI c r- di Wan ai Sohar, MSc. NIB. 191980031004 'PETUNJUK TEKNIS IMUNISASI MENINGITIS PUSAT KESEHATAN HAJIRI za KATA SAMBUTAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI .. BABI PENDAHULUAN BAB II PENGENALAN A BAB Ill | KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) A B. BABIV PENUTUP .. Lampiran DAFTAR ISI PENGERTIAN VAKSIN JENIS VAKSIN a. Deskripsi b. Kemasan c. Indikasi ... d. Dosis ... e. Komposisi f. Warna. g. Tata Cara Pencampuran.. h. Tata Cara Pemberian .. i. Kontraindikasi j. Yang Perlu diperhatikan . Efek samping yang tidak |. Penyimpanaan .... PEMANTAUAN KIP| ... SISTEM PELAPORAN 1. TATALAKSANA SYOK ANAFILAKTIK....... 2. FORMULIR KIPI.. 3. DAFTAR NAMA KETUA KOMDA KIPI PROVINS! .. PETUNIUK TEKNIS MUNISASI MENINGITIS PUSAT KESEHATAN HARI] a AARARWONNNNNNN| NOOO 10 1 13, PETUNJUK TEKNIS IMUNISASI MENINGITIS MENINGOKOKUS ( VAKSIN MENVEO ) BABI PENDAHULUAN Meningitis meningokokkus masih menjadi ancaman kesehatan bagi jemaah haji dan umrah pada saat ini dan dimasa yang akan datang. Hal ini disebabkan karena kejadian Meningitis meningokokkus masih berjangkit di berbagai negara yang mengirimkan jemaah haji, terutama daerah sabuk meningitis di Afrika. Tahun 1988 WHO merekomendasikan setiap jemaah haji yang datang ke Arab Saudi mendapatkan vaksinasi meningitis. Kasus meningitis pada Jemaah Haji Indonesia terjadi pada tahun 1987, dimana wabah meningitis di Arab Saudi pada musim haji dengan konfirmasi kasus sebanyak 99 orang dan meninggal 40 orang (CFR=40,4%). Mengacu kepada surat dari kerajaan Saudi Arabia (Nota Diplomatik dari Ke Dubes Saudi Arabia Jakarta no: 588/PK/V/06/61) bahwa setiap jemaah haji, tenaga kerja dan umroh harus mendapat imunisasi meningitis untuk mendapatkan visa. Ketentuan imunisasi meningitis adalah wajib bagi setiap jemaah haji dan umrah, baik jemaah hajiumrah Indonesia maupun jemaah haji/umrah dari negara lain Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, Bab Il pasal 3, menyatakan bahwa Penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi Jemaah Haji sehingga Jemaah Haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam. Bab Vill pasal 31 ayat 1 berbunyi pembinaan dan pelayanan kesehatan ibadah haji, baik pada saat persiapan maupun pelaksanaan Penyelenggaraan Ibadah Haji dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. Tujuan Penyelenggaraan Kesehatan Haji adalah meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan, selama menunaikan ibadah, sampai tiba kembali di tanah air serta mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar / masuk oleh jemaah haji Kepmenkes Nomor — 442/Menkes/SK/V1/2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji menyatakan bahwa semua jemaah haji dan petugas harus divaksinasi meningitis yang berlaku selama 3 tahun. Prioritas jenis imunisasi saat ini adalah imunisasi meningitis (ACW135Y) bagi semua jemaah dan petugas yang dilaksanakan di Puskesmas atau Rumah Sakit Kabupaten/Kota yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan Kabupater/Kota. PETUNJUK TEKNIS IMUNISASI MENINGITIS PUSAT KESEHATAN HAL RI | BAB Il PENGENALAN VAKSIN A. PENGERTIAN VAKSIN Pengertian Vaksin Vaksin adalah suatu produk biologik yang terbuat dari kuman, komponen kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan dan beguna untuk merangsang timbulnya kekebalan tubuh seseorang. B. JENIS VAKSIN (VAKSIN MENVEO) a. Deskripsi Menveo adalah vaksin konjugat yang ditujukan untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit meningokokus yang disebabkan oleh Neisseria Meningitidis serogrup A, C, W135 dan Y (quadrivalent conjugate). b. Kemasan Setiap box berisi 10 vial terdiri atas : 5 vial serbuk dan 5 vial larutan @05mi ikasikan untuk imunisasi aktif pada usia diatas 11 tahun yang beresiko terhadap Neisseria meningitidis serogrup A, C, W135 dan Y untuk mencegah penyakit invasif meningitis d. Dosis Diberikan 0,5 mi dosis tunggal intra muskular e. Komposisi Tiap dosis terdiri dari 2 vial yaitu 1 vial berisi serbuk dan 1 vial berisi larutan. 1. Tiap vial serbuk mengandung : in grup A oligosakarida 10 micrograms mengandung = 4. Ke-2 komponen (serbuk dan larutan) harus dicampur terlebih dahulu sebelum disuntikkan, f. Warna 1. Serbuk berwarna putih (white — off white cake) 2. Larutan jernih g. Tata Cara Pencampuran 1. Amati ke-2 vial, serbuk harus berwarna putih, larutan harus tampak jernih 2. Ambil seluruh larutan (dari vial yang berisi larutan) menggunakan jarum dan spuit yang tersedia 3. Masukkan seluruh larutan ke dalam vial yang berisi serbuk 4. Kocok sampai larutan tercampur merata dengan jarum dan spuit masih melekat pada vial 5. Larutan harus terlihat jemnih, tidak berwarna sampai kuning muda, dan tidak terlihat adanya partikel-partikel dalam larutan. Bila larutan tidak memenuhi kondisi ini maka vaksin tidak boleh disuntikkan Ambil larutan vaksin yang sudah tercampur homogen Ganti jarum dengan ukuran 25G Keluarkan udara bila ada Bersihkan lokasi suntikan dengan alkohol swab (0. Suntikkan pada lengan atas kiri Sern mM Amati ke 2 vial ; Prema ‘Serbuk harus berwarna putih ses cona lesre Larutan harus tampak jernih Sar = = ae es? MenA-CRM MenCWY-CRM SERBUK LARUTAN PPETUNJUK TERNIS IMUNISASI MENINGITIS PUSAT KESEHATAN HAJI Ry Pe Senn eer eed Conoco PoP E Mut tae cet etary h. Tata Cara Pemberian 1. Menveo diberikan secara injeksi intra muskular 2. Diberikan pada lengan atas kiri (otot deltoid) 3. Tidak boleh diberikan secara intravaskular, subkutan atau intradermal i. Kontraindikasi 1. Hipersensitif terhadap zat aktif ataupun eksipien, termasuk diphteria toxoid (CRM;o7) 2. Adanya reaksi anafilaktik setelah pemberian vaksin sebelumnya yang mengandung komponen yang serupa 3. Seperti pada vaksin lainnya, pemberian Menveo harus ditunda pada individu yang sedang demam tinggi akut 4. Adanya infeksi ringan bukan termasuk kontraindikasi j. Yang perlu diperhatikan 1. Sebelum memberikan vaksin apapun, setiap petugas kesehatan harus berhati-hati dalam rangka untuk mencegah reaksi alergi atau reaksi lainnya, berdasarkan riwayat medis dan kondisi kesehatan saat ini 2. Seperti halnya pemberian vaksin lainnya yang diberikan secara injeksi, maka penanganan medis yang adekuat dan pengawasan harus selalu tersedia bila sampai terjadi kasus anafilaksis (walaupun jarang terjadi) setelah pemberian vaksin (Lampiran |) 3. Penggunaan dengan vaksin lain harus selalu diberikan pada tempat injeksi yang berbeda, lebih baik secara kontralateral (pada lengan yang berbeda) 4. Tidak diberikan pada wanita hamil al | PETUNJUK TEKNIS IMUNISASI MENINGITIS PUSAT KESEHATAN HAJI RD k. Efek simpang yang tidak diinginkan + Efek simpang yang paling banyak dilaporkan adalah nyeri pada tempat suntikan dan sakit kepala,umumnya tidak berat dan berlangsung 1-2 hari + Reaksi lokal pada tempat suntikan meliputi: bintik merah, gatal, nyeri, kemerahan dan penebalan + Reaksi sistemik : sakit kepala, pening, mual, demam, menggigil, lemas |. Penyimpanan Vaksin serbuk dan cair disimpan dalam rantai dingin pada suhu +2°C sid+ 8°C, tidak boleh disimpan dalam freezer (tidak boleh beku). Dalam pendistribusiannya atau pelaksanaan di lapangan, vaksin disimpan dalam keadaan dingin dengan menggunakan vaccine carrier atau thermos yang didalamnya dilengkapi dengan kotak dingin cair (coo! pack) dan hindari sinar matahari langsung/tidak langsung. Vaccine Carrier Cool Pack ILR/Lemari ES PETUNJUK TEKNIS IMUNISASI MENINGITIS PUSAT KESEHATAN HAW RI] [es] BAB Ill. KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) A. PEMANTAUAN KIPI Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) merupakan Kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi, baik berupa efek vaksin ataupun efek simpang, toksisitas, reaksi sensitivitas, efek farmakologis maupun kesalahan program, koinsiden, reaksi suntikan, atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIP!) yang mungkin dapat terjadi pasca vaksinasi tetravalent conyugated meningococoal vaccine (Menveo) seperti imunisasi pada umumnya terdiri dari : 1. Reaksi lokal dan ringan berupa : nyeri lokal bekas suntikan, kemerahan dan indurasi. 2. Reaksi sistemik berupa: * sakit kepala, pening, mual, demam, menggigil, lemas. Bila ditemukan reaksi tersebut diatas, biasanya bersifat ringan dan timbul segera setelah suntikan dan akan hilang dalam kurun waktu 1-2 hari. * reaksi sistemik yang segera terjadi (sistemik anafilaktik) jarang ditemukan dan belum dilaporkan. Kita harus mengantisipasi hal ini dengan menyediakan kit anafilaktik (isi: Adrenalin 1:1000/epinephrine, kortikosteroid, alat suntik steril). 3. Bila ditemukan reaksi simpang yang tidak biasa, seperti demam tinggi atau perubahan perilaku akan menimbulkan tanda-tanda reaksi alergi berat berupa: susah bernafas, suara serak atau wheezing, timbul bercak-bercak merah dikulit, pucat, lemas, denyut jantung meningkat, segera dibawa ke Rumah Sakit rujukan. Kemudian isi formulir pemantauan KIPI (contoh terlampir) dan hubungi Komda PP KIPI Provinsi/Komnas PP KIPI (list kontak person terlampir). 4. Kontra indikasi dari vaksinasi tetravalent conjugated meningococcal vaccine Menveo, apabila terdapat riwayat anafilaksis pada imunisasi terdahulu, sedang menderita penyakit demam akut yang berat dan individu dengan defisiensi imun. ey | PETUNJOK TERNIS IMUNIGASI MENINGITIS PUSAT KESEHATAN HAIR B. SISTEM PELAPORAN Pada pelaksanaannya jarang berhasil menentukan penyebab KIPI, karena memang tidak mudah untuk menentukannya. Untuk menentukan penyebab kasus KIP! dan diduga kasus KIP! diperlukan laporan dengan keterangan rinci sebagaimana yang diuraikan di bawah ini, Data yang diperoleh dipergunakan untuk menganalisis kasus dan mengambil kesimpulan. 1. Alur dan materi pelaporan kasus KIPI dan atau diduga kasus KIPI Pelaporan KIPI dilaksanakan secara bertahap dan bertingkat a) Laporan pertama oleh pelaksana program berisi perlu tidaknya pelacakan kasus KIPI/ diduga kasus KIPI, dilaporkan kepada Kepala Puskesmas. b) Laporan kedua oleh Kepala Puskesmas/pelaksana program berisi hasil pelacakan untuk kajian dan tindak lanjut, dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. c) Laporan ketiga oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berisi hasil kajian dan tindak lanjut, dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Propinsi/Komda PP-KIPI. 4) Laporan keempat oleh Dinas Kesehatan Propinsi/Komda PP-KIPI berisi resume keseluruhan hasil kajian dan saran, dilaporkan kepada Departemen Kesehatan cq Sub Direktorat imunisasi/ Komnas PP-KIPI. 2. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada pelaporan a) Identitas: nama, tanggal dan tahun lahir (umur), jenis kelamin, nomer pasport dan alamat harus ditulis yang jelas dan lengkap b) Waktu dan tempat pemberian imunisasi (tanggal, jam, lokasi) c) Jenis vaksin yang diberikan, cara pemberian, dosis, nomer batch, siapa yang memberikan, bila disuntik tuliskan lokasi suntikan d) Saat timbuinya gejala KIP! sehingga diketahui berapa jama interval waktu antara pemberian imunisasi dengan terjadinya KIPI 2) Adakah gejala KIP! pada imunisasi terdabulu? f) Bila gejala Kinis atau diagnosis yang terdeteksi tidak terdapat dalam kolom isian, maka dibuat dalam taporan tertulis PETONAUS TERNS WADOUSASHNAEANIIGITS PUSAT KESEHATAN Aa | 7 g) Pengobatan yang diberikan dan perjalanan penyakit (sembuh, dirawat atau meninggal). h)_Sertakan hasil laboratorium yang pernah dilakukan i) Apakah terdapat gejala sisa, setelah dirawat dan sembuh j) Tulis juga apabila terdapat penyakit lain yang menyertainya k) Bagaimana cara menyelesaikan masalah KIPI (kronologis) 1) Adakah tuntutan dari keluarga m) Nama dokter yang bertanggung jawab n) Nama pelapor kdsus KIPI | | PETUNJUK TERNS MUNISASI MENINGITIS. PUSAT KESEHATAN HAI RI BAB IV PENUTUP Petunjuk Teknis ini merupakan acuan teknis penyelenggaraan vaksinasi meningitis meningokokus untuk tahun 1431 H/ 2010 M. Segenap ketentuannya dilaksanakan menurut ketentuan dan peraturan yang berlaku. Hal-hal yang memerlukan bimbingan teknis lebih lanjut dikoordinasikan oleh Pusat Kesehatan Haji. PPETUNJUK TEKNIS IMUNISASI MENINGITIS PUSAT KESEHATAN HAWI RI ea) LAMPIRAN 1. TATALAKSANA SYOK ANAFILAKTIK KIPI Gejala Tindakan Syok anafilaktik ¥ Terjadi mendadak ¥ Gejala klasik: kemerahan merata, edem Y Urtikaria, sembab pada kelopak mata, sesak, nafas berbunyi ¥ Jantung berdebar kencang ¥ Tekanan darah menurun ¥ Anak tidak sadar ¥ Dapat pula terjadi langsung berupa tekanan darah menurun dan tidak sadar tanpa didahului oleh gejala lain ¥ Suntikan epinephrine 1:1,000, dosis 0,1 - 0.3 mi, IM ¥ Jika pasien membaik dan stabil ditanjutkan dengan suntikan deksametason ¥ Segera pasang infus NaCl 0,9% ¥ Rujuk ke RS. pemerintah terdekat pay] | PETUNIUK TERNS IMUNISASI MENINGITIS PUSAT KESEHATAN WAI LAMPIRAN 2. FORMULIR KIPI FORMULIR PELAPORAN KEJADIAN IKUTAN PASCA. ‘Kolom ini hanya isi oleh Komnas PP KIPI IMUNISASI oe srt da (KIP1) 2010 tina) ‘dentitas pasien Tamggat lair fon Nara egy ne Perna ome Nora ore Kon arate KP ‘Unit: 2. Pepin ‘Naat Pinas, in sao stn Uru | kaw eee fee Seat 2 Tek eat fee baa Fete Pee : oP Pep wee me Kosa os Pag ot Px Penibr inns] oie iin Parawat urn Vaksin yang iberikan Pemberian Wo. | denis Vain Paik No. Bateh ‘ram subetan | — Cotas Tango! | am eT Tan | Yumah dots i 7 Tempatpemberan imunisasi; — []1.RS; 2.R6 3 Puskas: 4. Don Paik: 5. Biden Pale: 68°: 7. Pony 6 Pst 6. Ball tants, 10, Ban Desa (Pls) 11. Rah Manifesasikejadian thutan (keluhan, gojaa Ki ‘Waktu gejta imbat Porat tindhan Kolunan & Gojata Kimis | sy gaaq Yak ges imbul ——T etorangan parler Raval iap rok Wrah Rava nen Net ast Kong abr pasion ererahan Serbur Perabasn Tea sentuh ep a Soe Koa Menranl (oh ) [ot trang ‘iwayat obat dan Penyakit sebelum Imunisasi bat bat yang sedang bean: inayat anya yang sdang la: agri arson so air pogetaan ana) inayat ak eng Sbavaa yang pariah alan Tata Sp dai Vale alae, Rana) Tao se ibaa dra asin Tenda tng oiges ang Sol PETUNJUK TERNIS INUNISASI MENINGITIS PUSAT KESEHATAN HAIR ‘2 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA FORMULIR PELAPORAN Untuk diserahkan kepada : 1. Komite Daerah PP-KIPI og. Subdin P2PL Dinkes Propinsi 2. Komite Nasional PP-KIPI cq. Subit Imunisasi Ditjen. PPM & PL. PENGIRIMAN : Nama Keahlian Alamat Nomor Telepon Fax E-mail PENJELASAN 1. Pelaporan KIPI dimaksud untuk memantau semua kejadian yang timbul setelah pemberian imunisasi. 2. Hasil evaluasi dari semua informasi yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan untuk melakukan penelitian kembali vaksin yang beredar serta untuk melakukan tindakan perbaikan yang diperiukan. 3. Kerahasiaan data pasien akan dijamin dan data digunakan sebagai ‘dokumen ilmiah, Apabila ada tindakan lebih lanjut akan dilakukan Investigasi kasus dengan menggunakan Form KIP! investigasi dengan mengacu pada Buku Kepmenkes Pedoman Pemantauan dan Penanggulangan KIPI No. 1626/MENKES/SK/XII/2005;-hal 51 — 58 aa | PETUNJUK TERNS IMUNISASI MENINGITIS PUSAT KESEMATAN HAIR LAMPIRAN 3. DAFTAR NAMA KETUA KOMDA KIPI PROVINSI DAFTAR KOMDA PP-KIPI Dr. Nujannah, SpA Dr-TM Thaib SpA MKes 10812 6300 403 [Dr H. Munar Lubs, Sp AIK) Dx. Sri Sofa, SoA fost. 631504 0816 3160 135 Dr H Iskandar Syar, SpA 10813 634 79300 [Dr Zarkasih Anwar, SpAIK) lo. Yusmala Helmy, SpA [0512 783 5387 [0819-786 6262 De. H. Aman Harun, SpA, Jost, 728 874 Dr. Riza ini Nasuton, SpA, 0812. 7533033 [De PanjiPB, SpA Dx. ke Siviana, MKM. 0813 6500 3583, Retna Rifai, SKM, MEM Or. Efi Trani SpA [0816 39 3534 10813 6104 9804 Dr. Hetfani Arma, SpA os12 717 6368 Dr. Adang Supandi DR Dr. Rachmat Sentica, SpA [0812 8665817 081 831 838 Dr. Badar, SpA 0813 19903675 Dr H uganda Tanuwidjaia, Spat) DR Dr, Kusnandi Rus, SpA) oat 208 407 lost 232 774 Dr. Asti Puwat, SpAMP.d 0818. 240001 Dr. Mei Neni Staresmi, SpA osi2 296.1115 Dr. tamoedjanto, Sp ACK)? DR. Dr. Anang Endaryanto, SpA(K) 0612, 32388547 lost 307.431 Dr. Bagus Ngurah Putu Arana, SpA] 0361. 7416898 Dr. IGG. Djetanti, SpA 0818 267 868 Dr. Taoin Fransiskus, SpA 10813 3940 6030 dr. Charles Hutasor, SpA fos11 563.220 Bl ejelsjelel/elslsjelsjels/alsz Dr. Made Yultari SpA 0811 528 87 8 Dr Wasman Herminto, SpA Dr. Daniel Umar, SpF 10813 478 9630 Dr. Ari Yunanto, SpA fos11 510.418, Prof Dr Th. Rampengan, SAK) [0511 433 750 [0812 440 4960 10613 4101 9497 fos11 400683, PETUNJUK TEKNIS IMUNISAS! MENINGITIS USAT KESEHATAN HALI RI ee fost 411 109 Jos15-2250.6147 10815 2404 2118, 0435, 822753 10813 43 050 316 fos12 475 0583 0512 484 3828 [081344016525 (081344303967 (081344165110 LAL ia | PETUNJUK TERNIS MUNISASI MENINGITIS. PUSAT KESEHATAN HAIIRI KONTRIBUTOR 1. dr. Wan Alkadri Sai Sohar, MSc (Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes) 2. DRadr. Julitasari, MSc. (KOMNAS PP KIP!) 3. dr. Eka Jusuf Singka, MSc (Kabid Il. Pusat Kesehatan Haji, Kemenkes ) 4. Hj. Siti Husmiati, SKM, M.Kes (Kabid |. Pusat Kesehatan Haji, Kemenkes) 5. dr. H. Thafsin Alfarizi (Kasub.Bid Dalrisk Pusat Kesehatan Haji, Kemenkes) 6. dr. Mawari Edi, MEpid (Kasub.Bid Yankes Pusat Kesehatan Haji, Kemenkes) 7. DR. Masdalina Pane, SKM, M.Kes. (Kasub.Bid.Peningkatanan Kesehatan Haji, Kemenkes) 8. Imran Cahyono, ST, M.Kes. (Kasub.Bid. Pendayagunaan Sumber Daya Kesehatan Haji, Kemenkes) 9. Ely Setyawati, SKM, MKM (Kasubag. Tata Usaha Pusat Kesehatan Haji, Kemenkes) 10. dr. Made Yose (Subdit Imunisasi, Dit. Imkar, Ditjen PP&PL Kemenkes) 11. PT. Novartis Indonesia 12. Semua Staf Pusat Kesehatan Haji, Kemenkes EDITOR : 1. DR.dr. Julitasari, MSc (KOMNAS PP KIPI) 2. dr. Eka Jusuf Singka, MSc. (Pusat Kesehatan Haji, Kementerian Kesehatan) 3. dr. H. Thafsin Alfarizi (Pusat Kesehatan Haji, Kementerian Kesehatan) PETUNIUKTEKNIS MUNIGASI MENINGITIS PUSAT KESEHATAN WAI RI] oe)

You might also like