You are on page 1of 12
ia) © ucM DEPARTMENTS OF GEOLOGICAL ENGINEERING FACULTY OF ENGINEERING UNIVERSIT? INTERNATIONAL CONFERENCE ON EARTH SCIENCE & TECHNOLOGY PROCEEDINGS OF INTERNATIONAL CONFERENCE EARTH SCIENCE AND TECHNOLOGY ‘Yogyakana 6-7 August 209) Volkanostratigrafi Daerah Piyungan-Imogiri, Kabupaten Bantul — Yogyakarta S. Bronto Pusat Survei Geologi, Baden Geologi, Jalan Diponegoro 57, Bandung 40122 E-mail: sbronto@grdc.esdm.go id Kata kunci: volkanostratigrafi, breksi_pumis, breksi ko-ignimbrit, Imogiri ABSTRAK Pada lereng barat Pegunungan Selatan Yogyakerta, antara wilayah Kecamatan Piyungan dan Imogiri, secara stratigrafi batuan gunung api Gibagi menjadi enam saluan batuan, yaitu Breksi pumis Sindet, Breksi andesit-basal_Pilang- Sudimoro, Breksi pumis Bawuran, Batupasir Cegokan, Breksi pumis Terong dan Breksi andesit Terong. Ke-enam satan bawian itu mencerminkan empat perioda pembangunan dan tiga tehap penghancuran kerucut guaung api. Tahap pembangunan kerucut gunung api diwakili olch Breksi andesit-basal Pilang-Sudimoro, Batupasir Cegokan dan Breksi andesit Terong. Tahap penghancuran atau letusan kaldera ditunjukkan oleh pembentukan Breksi pumis Sindet, Bawuran dan Cegokan. Sekalipun belum tersingkap, diyakini telah terjadi_perioda _pembangunan Kemieut_gunung api sebelum terbentuk Breksi pumis Sindet. Pusat erupsi Breksi pumis Sindet terletak di sekitar Gunung Pleacing dimana terdapat breksi ko-ignimbrit dan intrusi_ andesit. Diduga perioda pembengunan diawali dengan Tapangan gunung api bawah laut kemudian berkembang menjadi kerucut Komposit. Adanya arang di dalam breksi pumis Sindet dan Terong ‘menunjukkan bahwa kerucut komposit tersebut ade yang membeatuk pulan gunung api dan bervegetasi —sebelum = mengalami_—tahap penghancuran. ABSTRACT In west slope of the Southern Mts. berween Piyungan-Imogiri area, stratigraphically volcanic rocks there are divided into six rock units, ie. Sindet pumice breccia, Pilang-Sudimoro basalt - andesite breccia, Bawuran pumice breccia, Cegokan sandstone, Terong pumice breccia and Terong andesite breevia. Those imply four consiruction periods and three destruction phases of volcanic Periods of volcanic consiruction erupted the second, fourth and sixth rock units, while the rests representing destruction phases of the volcanic cones. Although rot exposed yet, it is believed that there was a consiruction voleano(es) prior to the formation of Sindet pumice breccia. Volcanic center of the BOl-1 Sindet pumice breccia is probably located around Mi. Plencing where a co-ignimbrite breccia and an andesitie intrusion have been found. Most of the construction periods started with submarine volcanic fields that developed into composite voleanic cones. The present of charcoal in Sindet and Terong pumice breccias suggests that some volcanic cones formed vegetated islands before destroyed by cataclysmic eruptions of caldera formation. PENDAHULUAN Penataan stratigrafi batuan gunung api secara litostratigrafi di Pegunungan Selatan Yogyakarra- Jawa Tengah (Tabel 1) agaknya masih belum ‘mapan. Di antara para ahli, mulai dari Bothe (1929) dan van Bemmelen (1949) sempai dengan Rahardjo kk. (1977) dan Surono dkk. (1992). masih terjadi perbedacnpendapat, _baik ‘menyangkut umur maupun hubungan stratigrefi Perbedaan pendapat itu dapat dimaklumi karena umumnya batuan gunung api tidak mengandung fosil dan datz umur radiometrimasih jarang sehinggs sulit untuk menentukan posisi stratigrafi serta lingkungan pengendapan secara lebih tepat Kedua, penyelesaian masalah geologi selama ini lebih didasarkan pads pandangan —geologi sedimenter, sedangkan proses kegunung-apian kureng diperhatikan, Makalah ini bertyjuan untuk mengetahui stratigrafi batuan gunung api di daerah Piyungen- Imogiri, yang merupakan bagion barat dari ‘Pegunungan Selatan Yogyakarta. Diharapkan, hal ini dapat membantu menyclesaikan permasalaban stratigrafi dan volkanisme di Pegunungan Selatan ‘Untuk itu penelitian stratigrafi batuan gunung api ini dilakukan dengan pendekatan geologi gunung, api, sebagai perpaduan pemaheman dasar geologi dengan proses kegumung-apian. Pemahaman dasar geologi di sini adalah prinsip the present is the kev 10 the past. Dari proses kegunung-apian diketahui bahwa lokasi dimana magma keluar ke permukean bumi adalah gunung api. Siklus kegiaten gunung api dimulai dari kemunculan awal, berkembang ke tabap pembangunan dan diakhiri dengan. tahap penghancurim, Proses keluanya magma ke permukaan bumi, mekenisme pengangkutan dan pengendapannya pada masa kini dapat diamati dan diperikan dati aspek geomorfologi. stratigrafi, Sutikno Bronte petrologi, sedimentologi dan struktur geologi. Penamaan batuan gunung api tidak saja berdasar pemerian litologi, tetapi juga mempertimbangken genesisnya. Dalam hal letusan besar pembentuken Kaldera gunung api, batuan yang senget khas berada di dekat sumber adalah breksi ko-ignimbrit (Wright dan Welker, 1977, Wright, 1981; Walker, 1983; Bronio dk, 2009). Pendekatan geologi gumung api ini _memunjukkan adanya proses borkelenjutan dari magmatisme ke volkanisme dan sedimentasi, ‘Daerah penelitian terleiak pada koordinat1 10° 23° 00,00 BT & 7° 55° 00,00" LS - 110° 28° 00 BT & 7° 50° 00,00" LS. Dari utara ke selatan daerah itu meliputi wilayah Kecamatan Piyungan, Dlingo, Pleret, Jetis dan Imogiri, Kabupaten Bantul, ‘Yogyakarta (Gambar 1). Daerah penelitian dapat dicapai dengan kendaraan bermotor dari kota ‘Yogyakarta dalam waktu 30 menit. SE ers) Gambar 1. Lokasi penelitian. Daerah penelitian terletak di tepi barat Pegunungan Selatan, yang dan fisiografi daerah dibatasi_ oleh Dataran Yogyakarta- Surakarta di kaki selatan-timur Gunung api Merapi. Kotak merah adalah lokasi penelitian, SIRATIGRAFI REGIONAL Stratigrafi Pegunungan Selatan telah dileporkan antara Tein oleh Bothe (1929), van Bemmelen, 1949, Rahardjo dkk. (1977), dan Surono dkk. (1992). Satan batuen tertua berupa batuan metamorf yang tersingkap di Perbukitan Jiwo, Kevamatan Bayat, Klaten, dan yang. termuda adalah endapan Merapi, Lawu dan aluvium (Tabel 10 | narstov! Coneecn on Eat Scns na Tecaigy 1). Batuan gunung api Tersier di Pegunungan Selatan ini dibagi empat satuan bauan, yaitu Formasi Kebo-Butak, Formasi Semilir, Formasi Nelanggeran dan Formasi Sambipitu. Satuan batuan itu ditutupi oich batuan karbonat, yang terdiri atas Formasi Oyo, Wonosari dan Kepek. Tabel 1. Stratigrafi Pegunungan Selatan. state | emer |e | name 7) | twee Ba ee | — =| bar ogee ans ai aa 4a oe fi ——_ Formasi Kebo-Butak bagian bawah tersusum oleh batupasir berlapis, batulanau, _batulempune, sempih, tuf dan aglomerat (2), sedang di bagian tas berupa—perselingan —batupasir dan batulempung dengan sisipan tuf asam. Ketebalan formasi ini > 650 m, berumur N2 - NS (Oligosen AkhirMiosen Awal) dan diendapkan di taut ‘terbuka yang terpengaruh arus turbid (Sumarso & Ismoyowati, 1975). Surono (2008) menyebut Formasi Kebo dan Formasi Butak, tidak termasuk Java bantal Nampurejo, namun Ketiganya mengisi ‘cokungan laut dalam — dangkal Formasi Semilir berupa tuf, tuf lapili, batulapili, ‘breksi pumis dan serpih. Sebaran lateral formasi ini sangat Iuas dan memanjang dari ujung barat Pegunungan Selatan, yaitu di daerah Pleret- Imogiri, Bantul hingea Gunung Gajahmungkur, Wonogiri. Tuf dan pumis Formasi Semilir itu mempunyai variasi komposisi andesit - dasit. Pada umumnya Formasi Semilir tidak mengandung bahan karbonat dan miskin fosil. Sumarso. dan Ismoyowati (1973) melaporkan formasi ini berumur Miosen Awal —awal Miosen Tengah (N: — N9), bagian bawah dan tengah diendapkan di laut dangkal, sedang bagian atas di laut dalam. Formasi Nglanggeran tersusun oleh breksi gunung api, aglomerst, tuf, aliran lava andesit basal — andesit serta sisipan batupasir dan batulempung. Fommasi Nglanggeran ini juga tersebar Iuas dan memanjang mulai dari Parangttitis di sebelah barat hingga tinggian Gunung Panggung di sebelah timur. Penernuan fosil foraminifera pada sisipan batupasit dan baralempung memberikan umur Miosen Awal — Miosen Tengah bagian bawah (NS — N9: Surono dkk., 1992). Namun, hasil analisis K-Ar terhadap retas di Parangtritis (Soeria-Atmadja dkk., 1994) berumur 26 juta tahun (Oligosen Akhir), Banyaknys fagmen andesit berlubang dan mengalami oksidasi kuat merah bata, seta ditemukan fragmen arang mengindikasikan lingkungen asal gunung api darat. Adanya fosil koral pada posisi hidup menunjukkan lingkungan pengendapan di laut dangkal (Bronto dkk.,1999). Banyaknya bom dan blok gunung api di dalam breksi. berselang seling dengan aliran lava dan diterobos oleh tubuh batuan beku yang kesemuanya berkomposisi andesit menunjukkan bahwa volkanisme saat itu adalah pada tahap pembangunen gunung api komposit, pasca keldera etusan Formasi Semilir. Asosiasi batuan andesit itu di Kali Ngalang (Bronto dkk, 1999) ‘mengindikasikan bahwa daerah itu sebagai bagian dari tubuh ganung api purba. Formasi Sambipitu terlewk di selatan Formesi ‘Nglanggeran, namun menyempit dan menghilang Gi sebelah barat can timut, Litologi berupa batupasir kasar, yong ke atas menjadi batupasir hhalus berselang-seling dengan serpih, batulanau dan batulempung. Di bagian tawah satuan batuan ini tidak Karbonatan, namun di bagian atas, terutama batupasir bersifat karbonatan, Formesi ini beramur Miosen Bawah - awal Miosen Tengah (N7 — N9) dan diendapkan di laut dangkal-dalam (Surono dkk, 1992). Formasi Sambipitu ini mencerminkan —penurunan volkanisme di Pegunungan Selatan, kemudian berkembang batuan Karbonat. yang dibagi menjadi Formesi Oyo, Wonosari dan Kepek, HASIL PENELITIAN Bentang alam Daerah penelitian merupakan tepi barat Pegunungan Selatan Yogyakarta, yang ke arah barat-utare berbatasan langsung dengan Detaran Yogyakerta-Surakarta. Benteng alam ini membentuk tiga undak gawir berarah timurlaut- baratdaya, yang semakin meninggi ke arah timur- Tenggara dengan batuan penyusun utama breksi pumis dan tuf. Gawir I atau terendah terletak di bagian baratdaya, yaitu antara Dusun Karangwuni, Trimulyo-Jetis dan Karanggayam, Segoroyoso- Pleret. Gawir ini mempunyai ketingggian < 10-30 Sutikno Bronte m dan panjang 3 km; sebagian sudah rusak tererosi. Kawasan gawir I ini berada di ketinggian 84112 m dml., yang ke arah beret berbatasan dengan Dataran Yogyakarta (Bantul). Gawir IT di agian tengah, yang dapat diikuti_mulai dari Dusun Binteran, Srimulyo-Piyungan di ujung tirmurlaut ke arah baratdaya sampai dengan Desa Bawuran, Pleret (Gambar 2). Gawir ini mempunyai tinggi $0 - 70 m dan panjang 8 km. Kawasan gawir Il ini di ketinggian 100-130 m di agian timuslaut dan baretdaye, sedangkan di ‘agian tengsh mencapai 250-270 m dm Bois Gambar 2. Gawir II tersusun oleh breksi pumis dan tut, difoto menghadap ke timur dari Dusun Geating, Sitimulyo (7°51°21.4" LS 110°26'13,1" BT). Gaver I terletak di paling timur, memanjang dari daerah Piyungan-Patuk ke beratdaya _sampai

You might also like