A
{
i
Kata Sambutan
Ir. Djoko Kirmanto, Dipl. HE
nk a8 Cee)
Amien SajektiMANAJEMEN PROYEK DAN
RENCANA KERJA PELAKSANAAN
2.1 Kegiatan-kegiatan Awal Pekerjaan Dalam
Suatu Proyek
perlu memahami dokumen kontrak (contract document). Isi
dari dokumen kontrak berupa surat perjanjian antara pemi-
lik bangunan dan kontraktor, persyaratan umum dan administrasi
atau general specification, dan persyaratan teknis atau fechnical speci-
fication. Dari dokumen kontrak ini kita dapat menjabarkan metode
pelaksanaannya. Untuk metode pelaksanaan dari bagian-bagian
kegiatan pekerjaannya, perlu mengetahui biaya, durasi atau lama
waktu pelaksanaan, mutu dan jumlah bahan yang akan dipakai,
serta memperhitungkan kemampuannya dalam hal jumlah dan
mutu dari sumber daya yang dimiliki, yaitu sumber daya manu-
sia, sumber daya keuangan dan sumber daya alat/mesin. Sehingga
dalam manajemen pelaksanaan kegiatan suatu proyek dikenal de-
ngan man, money, machine, material, method and management. Biasa-
nya pada awal kegiatan suatu proyek diharuskan segera membuat
rencana,
Ss etiap menghadapi suatu kegiatan proyek, pertama-tamaMain schedule atau jadwal pelaksanaan keseluruhan. Main sche-
dule biasanya sudah merupakan lampiran dalam dokumen kon-
trak, tetapi dalam proses selama pelaksanaan dapat dirubah
dengan tanggal akhir pelaksanaan tetap tidak berubah; main
schedule ini biasanya berupa bar chart dan time grid diagram/
net work planning, ataupun bentuk-bentuk lain untuk proyek-
proyek tertentu.
Detailed schedule, yaitu jadwal pelaksanaan dari bagian-bagian
pekerjaan sesuai urutannya dalam main schedule, yang dibuat
dalam bulanan dan mingguan untuk pegangan para pengawas
lapangan, dan bahkan para pengawas lapangan juga membuat
jadwal harian/daily-schedule.
Material schedule, yaitu jadwal kebutuhan material bangunan,
jadwal pemakaian material, dan jadwal pendatangan material.
Equipment schedule, yaitu jadwal kebutuhan peralatan, jadwal
pemakaian peralatan, jadwal pendatangan peralatan.
Man power schedule, yaitu jadwal kebutuhan tenaga manusia
mulai dari pekerja sampai Project Manager.
Metode kerja pelaksanaan, yaitu metode kerja dari seluruh ke-
giatan bagian-bagian pekerjaan, sebagai contoh, metode kerja
pelaksanaan bagian pekerjaan penggalian tanah, pengecoran
beton, dewatering, dan lain-lain. Dalam metode kerja ini harus
jelas urutan kerjanya, penggunaan jenis dan kapasitas alat,
kombinasi alat, pengamanan pekerjaan, jadwal kerja, letak alur
dari jalan kerja pengangkutan dan gambar-gambar sketsa yang
jelas. Demikian juga dengan metode kerja dari bagian-bagian
pekerjaan lainnya. Kemudian metode kerja dari bagian-bagian
pekerjaan tersebut secara keseluruhan digabung menjadi Usul-
an Metode Kerja dari Kegiatan Pekerjaan keseluruhan.
Job lay out, berupa gambar rencana tata letak dari bangunan-
bangunan permanen, letak bangunan-bangunan sementara, le-
tak barak pekerja, letak site office yaitu kantor owner, kantor kon-
sultan dan kantor kontraktor di lapangan, letak bedeng-bedeng
Metode Kerja Bangunan Sipilwork-shop untuk pekerjaan kayu, besi beton, letak stone crusher
jika diperlukan, letak gudang material, letak bengkel, letak
rumah genset, letak penyimpanan kendaraan dan alat berat,
letak stok material pasir, kerikil, batu bata dan lain-lain, letak
sdmur bor jika ada, letak kamar mandi & WC, dan jalur jalan
kerja untuk pengangkutan material dari luar, pengangkutan
material ke lokasi pekerjaan dan lain-lainnya, yang digambar
dengan skala tertentu untuk tujuan tertentu.
h. Membuat pagar keliling untuk menghindari masuknya orang
umum yang dapat membahayakan dirinya terhadap alat-alat
berat yang sedang bekerja, untuk keamanan dan untuk mem-
beri batas yang jelas dari wewenang proyek.
i Membangun bangunan-bangunan sementara, yaitu site office,
bedeng-bedeng kerja, gudang sementara, stock pile untuk mate-
rial-material, rumah genset, jalan masuk/keluar sementara.
Shop drawing. Gambar kerja secara detail dari masing-masing
elemen-elemen struktur dan gambar kerja secara detail dari
konstruksi sementara untuk menunjang struktur bangunan
yang permanen, misalnya gambar struktur perancah untuk
cetakan beton, gambar cetakan betonnya, gambar rencana
pemotongan tanah atau penggalian tanah, gambar rencana
pengalihan sungai, dan lain-lainy gambar kerja ini harus selalu
dibuat sebelumnya untuk diperiksakan konsultan supervisi dan
safety-engineer, pada setiap bagian-bagian pekerjaan tersebut
k, Membuat gambar contour/ original ground level. Gambar original
ground level atau biasa disingkat dengan OGL ini harus disetu-
jui bersama oleh kontraktor dan konsultan dan jika perlu owner,
hal ini adalah sangat penting karena jika ada perubahan per-
mukaan tanah (cut and fill), maka perhitungan volume cut and fill
dapat dihitung dengan dasar gambar original ground level terse-
but.
Manajemen Proyek dan Rencana Kerja Pelaksanaan 9Mencari lokasi quarry terdekat. Untuk proyek-proyek yang be-
sar dan jauh dari kota atau pada daerah suburban, misalnya
kegiatan pekerjaan bendungan, jalan raya, dan juga jika ba-
nyak menggunakan material lokal, misalnya pasir, kerikil, ta-
nah urug dan lain#lain, maka lebih effisien untuk menambang
sendiri dengan menyewa daerah penambangan tersebut, sudah
barang tentu material dari quarry yang didapat harus diadakan
investigasi terlebih dahulu di laboratorium, apakah sesuai de-
ngan spesifikasi dalam contract document.
. Membuat struktur organisasi. Struktur organisasi dari masing-
masing, yaitu pemilik, konsultan dan kontraktor, harus segera
dibuat. Semua pihak yakni pemilik, konsultan dan kontraktor
harus mempunyai struktur organisasi dari masing-masing pi-
hak yang lain, hal ini untuk kepentingan intern masing-masing,
institusinya dan juga untuk kepentingan koordinasi dari semua
pihak tersebut dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Menentukan sumber daya manusia, yaitu menentukan nama-
nama pejabat untuk mengisi masing-masing jabatan dalam
struktur organisasi dari masing-masing pihak.
2.2 Penyusunan Jadwal
Suatu proyek selalu dipecah dalam beberapa kegiatan
konstruksi, untuk memudahkan dalam merencanakan segala se-
suatunya, yaitu dalam merencanakan biaya/kebutuhan dana,
waktu pelaksanaan/penjadwalan, metode kerja, kebutuhan alat,
kebutuhan personil, dan perencanaan lainnya. Sebagai contoh,
dalam kegiatan pembuatan pile-cap, akan dipecah dalam beberapa
kegiatan, yaitu,
pao
pemancangan sheet piles untuk penahan tanah
penggalian tanah
pemotongan tiang pancang
pengecoran beton lantai kerja
perakitan besi untuk pile-cap
Metode Kerja Bangunan Sipilf, pembuatan cetakan beton untuk pile-cap
g- pengecoran beton pile-cap
h. perawatan beton/ curing
i pencabutan sheet-piles
j. urugan kembali
Dalam mengestimasi progress atau kemajuan pekerjaan, pem-
buat perencanaan pelaksanaan harus menghitung volume dari se-
tiap kegiatan pekerjaan tersebut dalam satuan unit, m’, m’, m°, kg
dan lain-lain. Juga harus menentukan harga per satuan unit volume
tersebut, yang sudah harus dimasukan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi harga satuan tersebut. Faktor-faktor harga terse-
but sangat banyak dan bervariasi. Beberapa yang sering ditemui
adalah,
- faktor regional/daerah
- faktor cuaca/iklim
- faktor operator alat-alat berat
- faktor teknik pelaksanaan
- _ faktor kondisi sosial, ekonomi, politik dan keamanan
~ faktor yang dipersyaratkan dalam dokumen kontrak
Dengan cara analisa, bagian perencanaan tersebut juga harus
dapat menghitung waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
setiap kegiatan pekerjaan tersebut, berarti juga harus dapat me-
nentukan tanggal mulai masing-masing kegiatan dan tanggal se-
lesainya. Dalam membuat jadwal kegiatan, harus ditentukan pula
hubungan urut-urutan dari antara masing-masing kegiatan. Se-
bagai contoh dari pekerjaan pile-cap di atas, pekerjaan beton tidak
dapat dilaksanakan sebelum selesai pekerjaan perakitan besi beton,
di sini berarti bahwa, jika karena keterkaitan hubungan urut-urut-
an untuk memulai pekerjaan beton sampai lebih lama, maka jelas
bahwa pekerjaan perakitan besi tidak perlu terlalu buru-buru, atau
dikatakan kegiatan pekerjaan perakitan besi mempunyai waktu
yang mengambang (float time), dengan perkataan Jain waktu un-
Manajemen Proyek dan Rencana Kerja Pelaksanuan 1tuk mulai dan waktu untuk selesai kegiatan perakitan besi dapat
ditunda dengan tidak mempengaruhi penyelesaian dari pekerjaan
kegiatan utamanya.
Dengan demikian, setelah ditentukan semuanya, bagian
perencanaan dapat membuat suatu jadwal waktu keseluruhan dari
semua kegiatan pekerjaan, yang dapat berupa,
1. diagram batang (the bar chart), yang biasanya dilengkapi de-
ngan S-curve
2. metode jalur kritis (the critical path method)
3. metode diagram kisi waktu (the time-grid diagram)
Diagram batang (bar chart)
Diagram batang ini sangat sederhana dan mudah digunakan
untuk mengontrol kemajuan dari pekerjaan. Dalam contoh seder-
hana (dalam pekerjaan sebenarnya tidak mungkin sederhana se-
perti contoh ini) diambil pekerjaan jalan yang terdiri dari beberapa
kegiatan kerja, yaitu,
- Pembersihan (clearing and grubbing)
- Pekerjaan Tanah (Galian dan timbunan tanah)
- Pekerjaan subgrade
- Pekerjaan subbbase
- Pekerjaan Base
- Pekerjaan pavement (gelar asphalt concrete)
- Pekerjaan drainase
— Pekerjaan bahu jalan
Biasanya bar chart dilengkapi juga dengan prestasi dari ma-
sing-masing kegiatan pada setiap kolom waktu, sehingga dapat
dibuat pula grafik prestasi terhadap waktu (Gambar 2.1). Dengan
demikian dapat digambarkan grafik prestasi, yang biasa dise-
but dengan S - curve, untuk rencana sesuai dokumen kontrak
dan untuk kenyataan. Jika grafik prestasi kenyataan di lapangan
di bawah grafik prestasi rencana, maka dikatakan prestasi ke-
giatan terlambat, jika di atasnya dikatakan prestasinya lebih cepat.
12 Metode Kerja Bangunan Sipil(4204nd-¢) 1svysatq yfoL| yojupD yosaU stv) Sunjog ums LZ qequiey
soot | some | vsorer | mercer | aura | ssor | reece | moma dens sesoug aoneiniin vososg
saroee | moosne | moree | cw | cars | ore | sucro ein deny wens nasong
‘enone | ovvoaes | oooosst | vovsezi | onovcr | aoaor ness Baer weruing
coaor | ooe0z
oF
a
Sos
% SS
% 09
% 39
mM
mse
% os
m8
%% 06
% $6
soar
00 ty
sete | -aemey
pesaig any a wer | wenn | etieyy airy
13
Manajemen Proyek dan Rencana Kerja PelaksanaanJika dalam dokumen kontrak disebutkan jumlah harga bahan
yang masuk ke lokasi proyek dapat dihitung sebagai sebagian dari
prestasi, maka kadang-kadang prestasi bahan ini dapat mengang-
kat prestasi dari kegiatannya, pada awal kegiatan.
Untuk pekerjaan jalan kadang-kadang kontrol di lapangan
menggunakan diagram batang yang menunjukkan keterkaitan an-
tara panjang jalan yang dinyatakan dalam station (sta), dan waktu
pengerjaannya (Gambar 2.2). Jika seperti kegiatan di atas dibagi
dalam beberapa kegiatan saja, yaitu kegiatan pekerjaan tanah (me-
liputi pembersihan, pekerjaan tanah dan subgrade, garis warna
coklat), kegiatan pekerjaan pondasi (meliputi subbase dan base, garis
titik-titik hitam), kegiatan pekerjaan pavement (berupa garis warna
hitam), dan kegiatan pekerjaan drainase dan bahu jalan (berupa garis
biru), maka akan menjadi diagram batang seperti dalam Gambar 2.2.
sta sta2 sta3 stad sta $ sta
Km1 Kkm2 Km3 Km4 km 5 km 6
Gambar 2.2 Diagram hubungan antara panjang jalan terhadap waktu
penyelesaian kegiatan pekerjaan di lapangan
Perlu diketahui bahwa garis-garis tersebut tidak mungkin akan ber-
potongan. Jika misalnya garis pekerjaan tanah sampai berpotongan ~
14 Metode Kerja Bangunan Sipildengan garis pondasi, maka sta di mana garis tersebut berpotong-
an, akan saling bekerja bersama. Padahal seharusnya pekerjaan ta-
nah harus selesai terlebih dahulu baru pondasi bisa dilaksanakan.
Kecuali dalam kasus garis pavement dan garis drainase, di mana ke-
dua kegiatan pekerjaan tersebut dapat saling bekerja bersama pada
akhir selesainya proyek, karena kedua kegiatan pekerjaan tersebut
lokasinya terpisah.
Dalam pelaksanaan pekerjaan pengecoran bendung dilapang-
an, pembuatan jadwal waktu berupa diagram batang agak berlainan.
Karena kegiatan pengecoran ini dilaksanakan per blok, maka jadwal
waktu dibuat berupa diagram blok yang merupakan hubung-
an antara lokasi blok beton dan waktu pelaksanaan pengecoran
blok beton (Gambar 2.3). Dalam metode kerja pelaksanaan penge-
coran beton untuk bangunan bendung terpaksa harus dibagi-bagi
dalam beberapa segmen dengan volume secukupnya sehingga
dapat dilaksanakan pengecoran dalam waktu satu hari. Volume
per blok yang dimaksud berkisar antara 400 m°, dengan kecepatan
Ppengecoran berkisar antara 50 m° per jam, sehingga kapasitas
batching plant harus dapatmenghasilkan beton berkisar70m° perjam.
Dengan jadwal ini sangat mudah untuk mengontrol pelaksanaan
di lapangan. Dalam jadwal tampak pengecoran tidak simetris, hal
ini karena masalah teknis pelaksanaan di lapangan. Misalnya blok
yang bersebelahan sulit untuk dilaksanakan kegiatan pengecoran
dalam satu lapis secara bersamaan, hal ini karena masalah teknis
pelaksanaan kegiatan pembuatan cetakan betonnya. Demikian juga
terpaksa blok dilaksanakan beberapa lapis ke atas, baru kemudian
blok di sebelahnya, Mungkin juga ada masalah lain yang dapat
ditemukan di lapangan sehingga pengaturan blok-blok beton harus
direncanakan ulang.
Untuk bangunan gedung bertingkat tinggi, dapat menggu-
nakan penjadwalan secara matriks (Gambar 2.4). Dengan sumbu
horisontal adalah kegiatan pekerjaan, dalam contoh ini sangat di-
Manajemen Proyek dan Rencana Kerja Pelaksanaan 15sederhanakan, yaitu pengecoran beton lantai, pengecoran beton ko-
lom, pemasangan utilitas bangunan, dan finishing.
A
:
Potongan melintang bendung, dibagi
dalam beberapa bagian horizontal
Gambar 2.3 Diagram batang untuk jadwal pengecoran beton pada
bangunan bendung, yang dibagi dalam beberapa segmen-segmen
secara horisontal dan tiga bagian secara vertikal. Setiap lapis horisontal
mempunyai warna sendiri. Diagram menunjukkan hubungan antara
waktu dan lokasi pengecoran
16 Metode Kerja Bangunan Sipilaaa = — |_l} Gambar 2.4 Penjadwalan
secara matriks untuk
‘Lantai2 pekerjaan bangunan
gedung bertingkat tinggi
Lantal 1 aoe
pekerjaan lantal || kolom eg
Dan sumbu vertikal adalah nomor lantai atau tingkat dari ba-
ngunan. Secara kebetulan penjadwalan cara ini merupakan gambar
gedung bertingkat. Setiap kotak ditulis data-data mengenai tanggal
mulai rencana, tanggal mulai kenyataan, tanggal selesai rencana,
tanggal selesai kenyataan, durasi rencana dan durasi kenyataan,
dari setiap bagian kegiatan dan setiap lantai. Dalam monitoring di
lapangan kotak-kotak ini dapat diberi warna untuk bagian-bagian
kegiatan yang sudah selesai dikerjakan, sehingga dapat tampak
dengan jelas kemajuan pekerjaannya.
Tetapi untuk para pelaksana di lapangan, kegiatan harian dan
mingguan lebih mudah dengan menggunakan diagram batang se-
perti dijelaskan di atas. Dengan demikian dapat lebih mudah pula
untuk membuat rencana prestasi secara harian dan mingguan.
Manajemen Proyek dan Rencana Kerja Pelaksanaan 17Metode Jalur Kritis (The Critical Path Method)
Dengan metode jalur kritis, seperti sudah disebutkan sebelum
ini, bahwa kita\perlu membagi-bagi seluruh kegiatan dari suatu
proyek menjadi bagian-bagian kegiatan yang sejenis atau seke-
lompok kegiatan."Dan bagian-bagian kegiatan ini perlu kita tentu-
kan. Kemudian masing-masing bagian kegiatan kita perhitungkan
Jama waktu penyelesaiannya. Satuan waktu penyelesaian ini dapat
berupa hari, minggu, atau bulan dan seterusnya. Kita juga harus
menentukan urutan waktu dari masing-masing bagian kegiatan,
misalnya dalam pemasangan pipa drainase, maka urutan waktu ke-
giatannya adalah galian tanah selesai terlebih dahulu, baru kemu-
dian dapat dilakukan pemasangan pipa, dan hal ini tidak mungkin
terbalik. Dalam metode jalur kritis ini ada dua konsep yang perlu
diketahui, yaitu
- Kegiatan atau aktivitas, adalah kegiatan pekerjaan tertentu
yang memerlukan waktu tertentu pula. Misalnya kegiatan
penggalian tanah; kegiatan pemasangan pipa dan lain-lain.
Biasanya digambarkan dengan anak panah.
- Event atau kejadian, yaitu kejadian tertentu yang terjadi pada
waktu tertentu pula, sehubungan dengan pembahasan buku
ini, adalah merupakan awal suatu kegiatan dan atau akhir suatu
kegiatan, dan biasanya digambarkan dengan bentuk bulatan.
G ) 14 (3 )
‘Kegiatan pekerjaan pemasangan pipa
Gambar 2.5 Suatu kegiatan pekerjaan pemasangan pipa yang dimulai
dengan event 1 dan diakhiri dengan event 2, dan memerlukan waktu
selama 14 satuan waktu, dapat berupa hari, minggu, bulan dan
sebagainya.
Dalam Gambar 2.5 dikatakan, kegiatan pekerjaan pemasangan
pipa yang memerlukan waktu penyelesaiannya selama 14 (satuan
18 Metode Kerja Bangunan Sipilwaktu bisa hari, minggu, atau bulan), yang dimulai dari event 1 dan
diakhiri dengan event 2. Di sini akan diberi suatu contoh tentang
pemasangan pipa di dalam tanah dan penggabungan jaringannya
(Gambar 2.6).
,
Gambar 2.6 Urut-urutan kegiatan dan penggabungan jaringan pada
suatu proyek pemasangan pipa air dalam tanah, yang digambarkan
secara sederhana.
Gambar 2.7 Pengecoran plat lantai dapat dilaksanakan setelah dinding
keliling selesai dikerjakan dan juga kolom tengah selesai dikerjakan.
Kegiatan semu (aktivitas tanpa waktu)/zero-time activities,
kadang-kadang disebut dummy, adalah merupakan kegiatan tanpa
waktu. Aktivitas ini untuk menunjukkan urutan yang benar secara
Manajemen Proyek dan Rencana Kerja Pelaksanaan 19teknis. Kegiatan ini bisa terjadi jika ada dua kegiatan yang mutlak
diperlukan, sebelum kegiatan berikutnya yang memerlukan ke-
dua kegiatan sebelumnya tersebut, yang harus selesai secara ber-
samaan. Ambil suatu contoh, misalnya pengecoran plat beton pada
suatu rumah (Gambar 2.7).
Bagan Gambar 2.8 menunjukkan bahwa kegiatan 4 - 6
(pembuatan plat beton) tidak mungkin dilaksanakan sebelum ke-
giatan 5 - 4 (kegiatan semu) dilaksanakan, dan kegiatan 5 - 4 adalah
setelah selesai kegiatan 3 - 5. Artinya bahwa untuk melaksanakan
kegiatan 4 - 6 (pembuatan plat beton) harus selesai terlebih dahulu
kegiatan pembuatan dinding dan kolom tengah. Seandainya tidak
ada kegiatan semu 5 - 4 maka akan terjadi pengecoran beton plat
tanpa ada kolom tengah yang menyangganya. Hal ini tidak mung-
kin karena plat sudah diperhitungkan harus disangga kolom di te-
Gambar 2.8 Jaringan kegiatan pelalsanaan pengecoran beton plat pada
pembangunan sebuah rumah,
Waktu tercepat yang dapat diharapkan (T,) adalah waktu ter-
cepat yang dapat diharapkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan.
Waktu tercepat yang dapat diharapkan (T,) sudah tertera pada
masing-masing event, seperti terlihat dalam Gambar 2.9. Misal-
kan angka ditunjukkan adalah dalam satuan waktu minggu. Jadi
dengan menjumlahkan secara kumulatif dari setiap kegiatan yang
berurutan maka akan didapat waktu tercepat yang dapat diharap-
kan (T,) dalam minggu. Tetapi jika kita lihat pada event 7, waktu
20 Metode Kerja Bangunan Sipil