You are on page 1of 7

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING

DENGAN PERILAKU IBU DALAM MELATIH TOILET TRAINING


PADA ANAK USIA TODDLER DI DESA KADOKAN SUKOHARJO
Winda Pusparini*
Siti Arifah**

Abstract

The development at the age of toddler is change from phase believes is unconvinced
become autonomous phase is shown with position of independence that is increasingly, and
at this phase also stays at anal phase where child starts able to control defecation and
urinates.. The knowledge about toilet training of vital importance to be owned by a mother.
This thing will have an in with applying of toilet training at child. Mother having level of good
knowledge mined has understanding either about benefit and impact toilet training, so that
mother will have position which is positive to concept toilet training. Position is tendency of
mother to act or per me. Purpose of this research was to know the relation of knowledge of
mother about toilet training with behavior of mother in training toilet training at child of age
toddler in countryside of Kadokan Sukoharjo. This research was analytic descriptive
research. The samples of research were mother that having child of age toddler in
countryside Kadokan Sukoharjo with number of 47 with determination technique of sample
proportional random sampling. The analyze data processing technique applies analytical
technique Rank Spearman. The result and conclusions of this research were: (1) the
knowledge of mother to toilet training in countryside of Kadokan Sukoharjo most of in
categorizing good (79%), (2) the behavior of mother in training toilet training at child of age
toddler in countryside of Kadokan Sukoharjo also mostly in categorizing good (83%), and (3)
the test result Spearman Rho was obtained by value rhoxy 0,733 and probability value (p-
value) 0,000 smaller than (alpha) = 0,05, causing test H0 is refused, so the conclusion from
this analyzed there was relationship significance between knowledge’s of mother about toilet
training with behavior of mother in training toilet training at child of age toddler in countryside
of Kadokan Sukoharjo.

Keyword: knowledge, behavior, toilet training, child of toddler.

__________________________________________________________________________

*Winda Pusparini
Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS Jln. Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura
**Siti Arifah
Dosen Jurusan Keperawatan FIK UMS Jln. Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura
__________________________________________________________________________

PENDAHULUAN cepat dan merupakan landasan perkembangan


berikutnya (Soetjiningsih, 1999).
Periode penting dalam tumbuh
kembang anak adalah masa balita, dimana Di Indonesia diperkirakan jumlah balita
pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mencapai 30 % dari 250 juta jiwa penduduk
mempengaruhi dan menentukan Indonesia, dan menurut Survey Kesehatan
perkembangan anak selanjutnya. Pada masa Rumah Tangga (SKRT) nasional diperkirakan
balita ini perkembangan kemampuan jumlah balita yang susah mengontrol BAB
berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, dan BAK (ngompol) di usia sampai
emosional dan intelegensia berjalan sangat prasekolah mencapai 75 juta anak. Fenomena

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang…. (Winda Pusparini dan Siti Arifah) 105
ini dipicu karna banyak hal, pengetahuan ibu Sigmund Freud cit Sunaryo (2004)
yang kurang tentang cara melatih BAB dan dalam teori perkem bangannya mengatakan
BAK, pemakaian (PEMPRES) popok sekali bahwa anak usia toddler (1-3) tahun termasuk
pakai, hadirnya saudara baru dan masih dalam fase anal yaitu ditandai dengan
banyak lainnya ( Riblat, 2003). berkembangnya kepuasan (kateksis) dan
ketidakpuasan (anti kateksisi) disekitar fungsi
Kebiasaan yang salah dalam
eliminasi. Dengan mengeluarkan feses (buang
mengontrol BAB dan BAK akan
air besar) timbul perasaan lega, nyaman dan
menimbulkan hal-hal yang buruk pada anak
puas. Kepuasan tersebut bersifat egosentrik
dimasa mendatang. Dapat menyebabkan anak
yaitu anak mampu mengendalikan sendiri
tidak disiplin, manja, dan yang terpenting
fungsi tubuhnya.
adalah dimana nanti pada saatnya anak akan
mengalami masalah psikologi, anak akan Toilet training adalah latihan
merasa berbeda dan tidak dapat secara mengontrol buang air, usia yang tepat untuk
mandiri mengontrol buang aiar besar dan berlatih sekitar 18-24 bulan sangat tergantung
buang air kecil (Anggara, 2006). pada perkembangan beberapa otot tertentu,
minat dan kesadaran anak yang bersumber
Konsep toilet training memang belum
dari anak tersebut (Handayani, 2006).
banyak dipahami dikalangan masyarakat, hal
ini disebabkan karena informasi terkait Pengetahuan tentang toilet training
tentang toilet training tidak dikenalkan secara sangat penting untuk dimiliki oleh seorang
umum dimasyarakat sedangkan fenomena ibu. Hal ini akan berpengaruh pada penerapan
yang terjadi di masyarakat akibat dari konsep toilet training pada anak. Ibu yang
toilet training yang tidak diajarkan secara mempunyai tingkat pengetahuan yang baik
benar atau kurang tepat sangatlah tidak berarti mempunyai pemahaman yang baik
sedikit hal ini karena dampak negative yang tentang manfaat dan dampak toilet training,
ditimbulkan tidaklah dapat dilihat secara sehingga ibu akan mempunyai sikap yang
langsung, ini yang menyebabkan konsep toilet positif terhadap konsep toilet training. Sikap
training dipandang tidaklah penting dalam merupakan kecenderungan ibu untuk
tahap perkembangan anak usia toddler. bertindak atau berperilaku (Suryabudhi,
2003).
Perkembangan pada usia toddler
merupakan perubahan dari fase percaya tidak Berdasarkan data yang diperoleh
percaya menjadi fase otonomi ditunjukkan peneliti pada tanggal 24 Oktober 2009 jumlah
dengan sikap kemandirian yang semakin balita di kelurahan Kadokan Kecamatan
meluas pada masa ini anak dapat mengontrol Grogol Sukoharjo sebesar 134 balita, studi
bagian tubuhnya, kemampuan dalam pendahuluan dilakukan oleh peneliti terhadap
berbahasa meningkat, dan pada fase ini juga 15 anak usia 1-3 tahun, 10 anak diantaranya
berada pada fase anal dimana anak mulai masih memiliki kebiasaan yang mungkin
mampu untuk mengontrol buang air besar dan salah dalam buang air besar dan buang air
buang air kecil (Singgih, 2001). kecil. Misalnya buang air besar dan buang air
kecil dicelana tidak memberi tahu ibu, buang
Lima tahun pertama kehidupan anak
air kecil dan buang air besar sambil menangis.
merupakan letak dasar bagi terpenuhinya
Terlihat juga perilaku yang kurang tepat yang
segala kebutuhan fisik, maupun psikis di awal
dilakukan oleh ibu ketika menghadapi anak
perkembangannya, diramalkan akan dapat
yang buang air besar dan buang air kecil
melaksanakan tugas-tugas perkembangan
dicelana yaitu ibu terlihat kurang tanggap jika
selanjutnya. Pada masa ini juga disebut-sebut
anaknya buang air besar dan buang air kecil,
sebagai masa keemasan (golden age) dalam
marah dan membentak anak terkadang
perkembangan seorang anak, sebab diusia ini
memukul anak. Kondisi ini mungkin
anak mengalami lompatan kemajuan yang
disebabkan karena pengetahuan ibu yang
menakjubkan (Hurlock, 2003).
kurang mengenai cara melatih buang air besar

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang…. (Winda Pusparini dan Siti Arifah) 106
dan buang air kecil pada anak, terbukti dari Penelitian ini menggunakan alat ukur
tingkat pendidikan ibu yang rata-rata berupa kuesioner pengetahuan dan
berpendidikan SD serta dari 15 ibu-ibu yang kuesioner sikap.
peneliti wawancarai hanya 2 ibu yang Analisa data pada penelitian ini adalah
mengerti terkait toilet training, mulai dari bivariat. Untuk dapat menguji dan
pengertian, manfaat, cara melatih dan waktu menganalisa data digunakan tehnik Rank
melatih toilet training pada anak sedangkan Spearman.
13 ibu-ibu yang lainnya tidak mengetahui
tentang toilet training. HASIL PENELITIAN DAN
Selain alasan diatas mengapa peneliti PEMBAHASAN
tertarik untuk melakukan penelitian ditempat
tersebut adalah karena berdasarkan survey Analisis Univariate
yang dilakukan peneliti terhadap anak-anak
didesa kadokan memang mayoritas memiliki Deskripsi Pengetahuan Ibu tentang toilet
kebiasaan yang salah terkait dengan konsep training
toilet training, kejadian tersebut juga
diperkuat dengan perilaku ibu yang salah Tabel 1.Distribusi responden Menurut
dalam menanggapi keadaan anaknya. Pengetahuan tentang Toilet
Tujuan penelitian ini adalah untuk Training
mengetahui hubungan pengetahuan ibu No Pengetahuan Jumlah %
tentang toilet training dengan perilaku ibu 1 Baik 37 21
dalam melatih toilet training pada anak usia 2 Cukup 10 79
toddler di Desa Kadokan Sukoharjo. Jumlah 47 100

METODELOGI PENELITIAN Deskripsi Perilaku ibu dalam melatih toilet


Penelitian ini merupakan penelitian training.
Deskriptif Analitic dengan pendekatan cross Tabel 2. Distribusi responden menu rut
sectional yaitu peneliti mencari hubungan perilaku ibu dalam toilet training.
antara variabel bebas (pengetahuan ibu No Perilaku Jumlah %
tentang toilet training) dengan variabel terikat 1 Baik 39 83
(perilaku ibu dalam melatih toilet training) 2 Cukup 8 17
dengan melakukan observasi atau pengukuran Jumlah 47 100
pada satu saat tertentu. Kata satu saat bukan
Analisis Korelasi Rank Spearman
berarti semua subjek diamati tepat pada saat
yang sama, tetapi artinya tiap subjek hanya Pengujian uji Rank Spearman
diobservasi satu kali dan pengukuran variabel dilakukan pada tingkat signifikansi 5% (0,05).
subjek dilakukan pada saat pemeriksaan
tersebut (Sastroasmoro & Ismael, 2008).
Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Rank
Populasi dalam penelitian ini adalah Spearman
adalah semua ibu yang mempunyai anak usia Hubungan rhitung Pv Ket
toddler di Desa Kadokan Sukoharjo dengan signifika
XY 0,733 0,000
jumlah 134 orang. n
Sampel penelitian ibu yang mempunyai
anak usia toddler di Desa Kadokan Sukoharjo Hasil perhitungan uji Spearman Rho
dengan jumlah 47 orang dengan teknik menggunakan program SPSS.11.00 for
penentuan sample proportional random Windows diperoleh nilai rhoxy sebesar 0,733
sampling. dan nilai probabilitas (p-value) 0,000 lebih
kecil dari (alpha) = 0,05. Berdasarkan kriteria
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang…. (Winda Pusparini dan Siti Arifah) 107
tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol (2002) yang mengemukakan bahwa, status
ditolak dan secara statistik ada hubungan pendidikan mempengaruhi kesempatan
antara tingkat pengetahuan ibu tentang toilet memperoleh informasi mengenai
penatalaksanaan penyakit. Distribusi
training dengan perilaku ibu terhadap
responden menurut pendidikan menunjukkan
penatalaksanaan toilet training secara sebagian besar responden berada pada tingkat
signifikan. Sedangkan tingkat hubungan pendidikan baik. Kondisi ini menyebabkan
kedua variabel menurut penilaian atau kemampuan responden untuk memahami
interprestasi koefisien rho, maka nilai tentang pemberian toilet training pada
koefisien rhohitung sebesar 0,733 termasuk anaknya menjadi baik.
dalam kategori kuat. Kemudahan informasi yang berhubungan
dengan pengetahuan toileting anak diperoleh
dari berbagai sumber, misalnya dari buku,
Pembahasan
majalah, media elektronik, petugas kesehatan,
Hasil penelitian tentang pengetahuan
serta orang-orang disekitar lingkungan ibu.
responden tentang toilet training
Adanya informasi tentang toilet training yang
menunjukkan sebagian besar berpengetahuan
diperoleh ibu baik yang diperoleh ibu secara
baik yaitu sebanyak 37 responden (79%) dari
pribadi dan didukung oleh informasi yang
47 sampel penelitian. Pengetahuan ibu tentang
diperoleh ketika melakukan kegiatan
toilet training yaitu sejauh mana pengetahuan
Posyandu membantu mereka dalam
ibu tentang cara atau proses dimana ibu
mengetahui dan memahami tentang
membantu anak dalam melatih buang air besar
pengetahuan toilet training yang baik dan
dan kecil secara tepat atau pemahaman ibu
benar.
tentang pengertian, cara atau teknik melatih
Pengetahuan ibu tentang toilet training
buang air besar dan buang air kecil, faktor-
juga diperoleh secara turun temurun dari
faktor yang mempengaruhi dan pengkajian
orang tuanya. Pengalaman masa kecilnya
masalah toilet training. Pengetahuan ibu
tentang toilet training yang diperoleh dari
tentang toilet training tersebut merupakan
orang tuanya merupakan salah satu sumber
hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
pengetahuan yang dapat menopang tingkat
melakukan penginderaan terhadap suatu objek
pengetahuan ibu tentang toilet training. Hal
tertentu. Pengetahuan ibu tentang toilet
tersebut sebagaimana dikemukakan oleh
training berdampak pada pemahaman ibu
Nasution (2000) yang menyatakan bahwa
tindakan yang seharusnya dilakukan dalam
salah satu faktor yang mempengaruhi
pemberian toilet training pada anaknya.
pengetahuan seseorang adalah pengalaman.
Tingkat pengetahuan responden tentang toilet
Faktor pengalaman pribadi seorang ibu dalam
training yang baik dipengaruhi oleh beberapa
melatih toilet training membentuk sikap
faktor, antara lain tingkat pendidikan dan
mereka terhadap penatalaksanaan tersebut.
adanya informasi dari petugas kesehatan.
Ibu yang telah memiliki pengalaman
Deskripsi karakteristik responden menurut
sebelumnya cenderung lebih memahami
pendidikan menggambarkan bahwa responden
tentang manfaat dari penatalaksanaan yang
terbanyak berpendidikan SLTA. Tingkat
dilaksanakan, sehingga ia cenderung memiliki
pendidikan masyarakat tersebut menunjukkan
sikap yang lebih baik. Pada ibu yang tidak
bahwa responden memiliki tingkat pendidikan
memiliki pengalaman sebelumnya, meski
yang baik. Departemen Pendidikan (2000)
memiliki pengetahuan tentang toilet training
adalah seseorang yang telah menempuh lama
yang baik, namun tentunya masih ada
pendidikan minimal 9 tahun sudah termasuk
keraguan-keraguan tentang manfaat
dalam kategori baik. Tingkat pendidikan yang
penatalaksanaan yang dilaksanakan, sehingga
baik akan mempengaruhi tingkat pengetahuan
ia cenderung bersikap defensif atau banyak
dan sikap ibu dalam menerima dan memahami
bertanya tentang penatalaksanaan tersebut,
ketika menerima penyuluhan kesehatan,
sehingga hal ini dirasakan sebagai sikap yang
sebagaimana dikemukakan oleh Sadiman
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang…. (Winda Pusparini dan Siti Arifah) 108
kurang baik dalam penatalaksanaan toilet yang cukup dalam berinteraksi dengan anak
training pada anak usia toddler. menyebabkan perhatian ibu terhadap kondisi
Tingkat perilaku ibu dalam memberikan anaknya menjadi lebih baik. Kondisi ini
toilet training pada anak toddler sebagian membantu ibu memperhatikan perkembangan
besar adalah baik (83%). Perilaku ibu yang perilaku anaknya, khususnya dalam
baik dalam toilet training ditunjukkan oleh pemberian toilet training
tindakan ibu dalam dalam melatih toilet Hubungan tingkat pengetahuan ibu
training pada anak yaitu bagaimana cara atau tentang toilet training dengan perilaku ibu
tehnik dan tindakan ibu dalam melatih toilet dalam melatih toilet training terlihat dari hasil
training pada anak usia 1-3 tahun. Perilaku tabel silang yang menunjukkan bahwa tingkat
toilet training ibu yang baik tersebut pengetahuan ibu tentang toilet training akan
dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya diikuti oleh perilaku ibu dalam
faktor usia ibu, budaya atau kebiasaan yang penatalaksanaan toilet training yang setara.
ada di masyarakat. Adanya budaya atau Hal tersebut terlihat pada tingkat pengetahuan
kebiasaan menjaga kebersihan dimana salah cukup terdapat 7 responden (70%) berperilaku
satunya adalah melakukan kegiatan toileting cukup dan 3 responden (30%) berperilaku
di kamar mandi atau toilet merupakan faktor cukup, sedangkan pada pengetahuan baik
yang mempengaruhi perilaku toilet training terdapat 1 responden (3%) berperilaku cukup
pada ibu-ibu di desa Kedokan Sukoharjo. dan 36 responden (97%) berperilaku baik.
Berdasarkan deskripsi responden menurut Pengujian hipotesis tentang Ada
umur, maka terlihat kelompok ibu dengan hubungan antara pengetahuan ibu tentang
anak toddler yang menderita toilet training toilet training dengan perilaku ibu dalam
terbanyak adalah ibu pada usia 21 – 30 tahun melatih toilet training pada anak usia toddler
(53%). Ibu pada usia 21 – 30 tahun di desa Kadokan Sukoharjo menggunakan uji
merupakan kelompok ibu yang telah korelasi Rank Spearman. Hasil perhitungan
mencapai kematangan dalam mengasuh dan uji Spearman Rho diperoleh nilai rhoxy
membimbing anaknya. Hubungan umur sebesar 0,733 dan nilai probabilitas (p-value)
dengan tingkat kematangan ibu dikemukakan 0,000 lebih kecil dari (alpha) = 0,05.
oleh Nurjanah (2001) usia produktif Berdasarkan kriteria tersebut menunjukkan
merupakan usia dimana seseorang mencapai bahwa hipotesis nol ditolak dan secara
tingkat kematangan dalam hal statistik ada hubungan antara tingkat
produktivitasnya yang berupa rasional pengetahuan ibu tentang toilet training
maupun motorik. Ibu dengan usia antara 19 dengan perilaku ibu dalam melatih toilet
tahun hingga 35 tahun merupakan ibu dalam training secara signifikan. Sedangkan tingkat
kelompok umur produktif, dimana mereka hubungan kedua variabel menurut penilaian
telah memiliki kematangan dalam hal rasional atau interprestasi koefisien rho, maka nilai
dan motorik, sehingga mereka mampu koefisien rhohitung sebesar 0,733 termasuk
mengetahui cara-cara pengasuhan anak yang dalam kategori kuat.
baik dan mampu mempraktekannya dalam Hasil penelitian tentang adanya hubungan
bentuk pengasuhan anak yang baik. pengetahuan ibu tentang toilet training
Kematangan dan pengalaman ibu dalam dengan perilaku ibu dalam melatih toilet
pengasuhan anak, diantaranya adalag dengan training pada anak toddler di desa Kedokan
memberikan toilet training pada anaknya. Sukoharjo, ternyata sesuai dengan hasil
Deskripsi responden berdasarkan penelitian terdahulu. Evi (2009) tentang
pekerjaan terlihat bahwa responden terbanyak hubungan antara persepsi dan tingkat
adalah bekerja sebagai ibu rumah tangga. pendidikan terhadap sikap ibu tentang toilet
Kondisi tersebut menyebabkan responden training pada anak usia 1-3 tahun di wilayah
memiliki waktu yang cukup untuk memberi Kelurahan Kampung Sewu Jebres Surakarta.
perhatian kepada anaknya. Faktor lingkungan Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat
rumah, dimana ibu memiliki waktu luang hubungan antara persepsi dan tingkat

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang…. (Winda Pusparini dan Siti Arifah) 109
pendidikan ibu dengan sikap ibu tentang toilet 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara
training. Penelitian lain dilakukan oleh pengetahuan ibu tentang toilet training
Remita, dkk (2000) tentang hubungan tingkat dengan perilaku ibu dalam melatih toilet
pendidikan dan pengetahuan ibu dengan training pada anak usia toddler di Desa
perilaku memelihara kesehatan gigi anak pada Kadokan Sukoharjo.
siswa kelas VI di Kelurahan Ngagel Rejo
Surabaya. Penelitian ini menyimpulkan Saran
bahwa tingkat pendidikan tidak hubungan
tingkat pendidikan dengan perilaku ibu dalam 1. Bagi Petugas Kesehatan
memelihara kesehatan gigi anak, sedangkan Penelitian menunjukkan hubu ngan yang
pengetahuan terbukti memiliki hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan ibu
dengan perilaku ibu dalam memelihara tentang toilet training dengan perilaku ibu
kesehatan gigi anak. dalam melatih toilet training pada anak
Manfaat yang diperoleh orang tua dengan usia toddler di Desa Kadokan Sukoharjo.
sekadar mengenalkan anak untuk terbiasa ke Hasil tersebut dapat menjadi acuan bagi
kamar mandi adalah cara latihan yang natural petugas kesehatan yang berkompeten di
yang dapat menciptakan kemandirian anak. Desa Kadokan Sukoharjo untuk lebih
Idealnya, sejak usia enam bulan, semestinya meningkatkan pengetahuan orang tua
anak sudah bisa diperkenalkan bukan dilatih khususnya tentang toilet training guna
untuk training toilet. Cara atau tahapan meningkatkan perilaku ibu dalam melatih
mengenalkan training toilet bisa dengan cara toilet training pada anaknya. Langkah-
sederhana dan mudah dimengerti anak dengan langkah yang dapat dilaksanakan adalah
disesuaikan pada umur dan karakter anak. dengan mengintensifkan tindakan-
Cara-cara sederhana yang perlu diterapkan tindakan penyuluhan tentang toilet
orang tua kepada anak agar mereka terbiasa training dan melakukan peninjauan
mengenal kamar mandi, yakni dengan kerumah-rumah tentang kebersihan toilet
membiasakan toilet training setiap tiga jam masyarakat.
sekali pada anak yang masih berumur antara 2. Bagi orang tua
2-3 tahun, khususnya pada anak yang Ibu hendaknya hendaknya meningkatkan
memiliki kebiasaan banyak minum. Manfaat pengetahuan mereka tentang toilet
dengan rutin ke kamar mandi, yakni sangat training bagi anaknya, sehingga dengan
berkaitan dengan rotasi pencernaan dan pengetahuan yang mereka miliki mereka
metabolisme tubuh. Terpenting lagi, mampu melatih toilet training yang baik
membiasakan anak ke toilet. Sehingga selain dan benar pada anaknya.
merangsang inisiatif dan kreatifitas anak, 3. Bagi peneliti
manfaat positif dari kebiasaan itu adalah Hasil penelitian ini tentunya dapat
munculnya ide spontan dan rasa tanggung menjadi acuan untuk dikembangkan pada
jawab yang lebih (Suryanto, 2006). penelitian yang lebih luas, misalnya
dengan menambah faktor-faktor lain yang
KESIMPULAN DAN SARAN mempengaruhi perilaku orang tua
Kesimpulan khususnya ibu dalam melatih toilet
training pada anak usia toddler, misalnya
1. Pengetahuan ibu terhadap toilet training keadaan pendidikan, faktor budaya, dan
di Desa Kadokan Sukoharjo sebagian lain-lain.
besar dalam kategori baik.
2. Perilaku ibu dalam melatih toilet training
pada anak usia toddler di Desa Kadokan
Sukoharjo juga sebagian besar dalam
kategori baik

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang…. (Winda Pusparini dan Siti Arifah) 110
DAFTAR PUSTAKA
A. Aziz. Alimul Hidayat. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Salemba Medika: Jakarta.

Andi. 2007. Epidemiologi, Program Penanggulangan, Dan Isu Mutakhir Diabetes Melitus.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudn Makasar.

Anggara, PB. 2005. Tablet “Toilet Training” (http://www.journalpedraitick).

Bruce. 2009. Toilet Training Whells. (http://www.journalpedraitick)

Dr. Soetjiningsih, SpAK. 1999. Tumbuh Kembang Anak. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Handayani, N. 2006. Perkembangan Anak. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Hurlock, B.E. 2003. Psikologi Perkembangan. Erlangga: Jakarta.

Niven. 2002. Perilaku dan Sikap. Penerbit Buku Kedokteran. ECG: Jakarta.

Notoadjmojo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Riblatt, S.N., et al. 2003. Parents and Child Profesional Toilet Training Attitudes and Pratice a
Comparative Analysis. (http://www.journal.pedraitics)

Sastroasmoro, S. 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis (3th.ed). Jakarta: Cv. Sagung Seto.

Singgih. 2001. Perkembangan Anak. Pioner Jaya: Bandung.

Soetjiningsih. 1999. Tumbuh Kembang Anak. Penerbit Buku Kedokteran. EGC: Jakarta.

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Suryabudhi, M. 2003. Perkembangan Bayi dan Anak. Pioner Jaya: Bandung

Utami, A. 2002. Tumbuh Kembang. Tiga Serangkai: Solo.

Welch. Thomas. R. 2004. Toilet Training Wheels. (http://www.journal predaitics)

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang…. (Winda Pusparini dan Siti Arifah) 111

You might also like