You are on page 1of 11

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN LAY UP SHOOT

DALAM PERMAINAN BOLABASKET MELALUI PENGGUNAAN


MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIII.2
SMP NEGERI 3 BARRU KABUPATEN BARRU
Juhaeni 1, Sudirman Burhanuddi2, Suwardi 3
1
Guru SMP Negeri 3 Barru
2,3
Dosen Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar

ABSTRACT:
This study aimed to describe the planning, action, observation, reflection and application of
Learning Approach on the use of audio-visual media in the Enhancement of Learning
Outcomes Skills lay up shoot the basketball game VIII.2 grade students of SMP Negeri 3
Barru Barru This research is a classroom action research conducted as 3 times meetings in
Cycle I and Cycle II and designed through four stages, namely Planning, Implementation,
observation and reflection. Data This study is the result of learning the skill lay-up shoot the
basketball game data source of this research is class student VIII.2 SMP Negeri 3 Barru
Barru amounting to 24 people. Learning Outcomes data collection skills lay up shoot the
basketball game is done by providing practice questions, and using the assessment sheet lay
up shoot motion processes and monitoring the attitudes and behavior of students through
worksheets in Cycle I and Cycle II. The data were analyzed by quantitative and qualitative.
Results Quantitative analysis of data The results of study skills lay up shoot indicates that the
number of students who completed the first cycle is 16 people with a percentage of 66.67%
and the number of students who completed the Cycle II are 24 people with a percentage of
100%. Qualitative analysis of the results showed that there was an increase of Learning
Outcomes lay up shoot the basketball game significantly. Based on the results of this study
can be concluded that physical education learning through the use of audio-visual media can
improve learning outcomes skills lay up shoot VIII.2 grade students of SMP Negeri 3 Barru
Barru.

Keywords: Learning Outcomes skills Lay Up Shoot, Audio Visual Media

ABSTRAK:
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perencanaan, tindakan, observasi refleksi dan
penerapan Pendekatan Pembelajaran tentang penggunaan media audio visual dalam
Peningkatkan Hasil Belajar Keterampilan lay up shoot dalam permainan bolabasket siswa
kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas yang dilaksanakan sebanyak 3 kali Pertemuan di Siklus I dan Siklus II dan
di rancang melalui empat tahapan yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi.
Data Penelitian ini adalah hasil belajar keterampilan lay up shoot dalam permainan
bolabasket Sumber data Penelitian ini adalah siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru
Kabupaten Barru yang berjumlah 24 orang. Pengumpulan data Hasil Belajar keterampilan
lay up shoot dalam permainan bolabasket dilakukan dengan memberikan soal-soal latihan,
dan menggunakan lembar penilaian proses gerak lay up shoot serta pengamatan sikap dan
perilaku siswa melalui lembar kerja pada Siklus I dan Siklus II. Data yang terkumpul
dianalisis secara Kuantitatif dan Kualitatif. Hasil analisis Kuantitatif data Hasil belajar
keterampilan lay up shoot menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas pada Siklus I
adalah 16 orang dengan persentase 66,67% dan jumlah siswa yang tuntas pada Siklus II
adalah 24 orang dengan persentase 100%. Hasil analisis Kualitatif menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan Hasil Belajar lay up shoot dalam permainan bolabasket yang
signifikan. Berdasarkan Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran penjas
melalui penggunaan media audio visual dapat meningkatkan Hasil Belajar keterampilan lay
up shoot siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru.

Kata Kunci: Hasil Belajar keterampilan Lay Up Shoot, Media Audio Visual

1
PENDAHULUAN diri dalam menghadapi dunia mereka dimasa
Pendidikan merupakan masalah sekarang dan masa yang akan datang.
fundamental bagi suatu bangsa. Suatu bangsa Di lapangan guru sering mendapat
akan maju apabila memiliki sistem pendidikan kesulitan dalam melaksanakan tugasnya karena
yang baik serta dapat dilaksanakan langkanya media, sumber atau bahan yang
dilapangan, sekaligus dapat menyentuh dapat digunakan dalam proses pembelajaran,
seluruh lapisan masyarakat. Salah satu usaha sehingga proses belajar mengajar menjadi
Pemerintah untuk mewujudkan tujuan sesuatu yang sangat menjenuhkan bagi siswa.
pendidikan adalah memasukkannya Mengingat hal tersebut guru pendidikan
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan jasmani harus mampu mengembangkan media
untuk diajarkan pada setiap sekolah. ataupu sumber belajar dalam proses belajar
Kurikulum merupakan salah satu unsur mengajar karena media merupakan alat untuk
yang memberikan kontribusi untuk berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran,
mewujudkan proses berkembangnya kualitas sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran
dari potensi yang dimiliki peserta didik yang diharapkan
tersebut. Panduan pengembangan kurikulum Didalam kurikulum tingkat satuan
disusun antara lain agar dapat memberi pendidikan (KTSP) dan silabus yang
kesempatan peserta didik untuk : (a) belajar dikembangkan untuk mata pelajaran
untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami mencakup permainan dan olahraga meliputi
dan menghayati, (c) belajar untuk mampu olahraga bola besar, bola kecil, atletik dan bela
melaksanakan dan berbuat secara epektif, (d) diri. Permainan dan olahraga bola besar terdiri
belajar untuk hidup bersama dan berguna dari tiga bagian yaitu permainan sepakbola,
untuk orang lain, dan (e) belajar untuk permainan bolavoli dan permainan bolabasket.
membangun dan menemukan jati diri melalui Pelaksanaan proses pembelajaran
proses belajar yang aktif, kreatif, dan Permainan bolabasket diharapkan agar siswa
menyenangkan memiliki keterampilan gerak sesuai dengan
Pendidikan jasmani merupakan proses kompetensi yang diharapkan, gerakan-gerakan
pendidkan yang memanfaatkan aktifitas akan menjadi baik dan sempurna sesuai
jasmani serta direncanakan secara sistimatis dengan indikator pembelajaran serta tujuan
bertujuan untuk mengembangkan individu yang telah ditetapkan. Namun pada
secara organik, neuromuskuler, perseptual, kenyatannya bahwa nilai dari hasil evaluasi
kognitif, penghayatan nilai-nilai (sikap mental- belajar dalam ranah psiko motorik untuk
emosional-sportivitas-spiritual) serta permainan bolabasket pada siswa Kelas VIII.2
pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara masih sangat rendah yaitu hanya ada 4 orang
untuk merangsang pertumbuhan dan dari 24 siswa yang memperoleh nilai tuntas
perkembangan kualitas fisik dan psikis yang yang berarti masih ada sekitar 83,33% siswa
seimbang. Sebagai bagian dari sistem yang belum tuntas, sehingga memerlukan
pendidikan maka proses pendidkan jasmani upaya perbaikan khususnya dalam hal teknik
memiliki fungsi dan peran yang strategis, pelaksanaan lay up shoot.
khususnya dalam mengarahkan peserta didk Berdasarkan hasil pengamatan dan
unruk mengembangkan seluruh kapasitas wawancara yang dilakukan terhadap beberapa
serta kemampuan individu. siswa, maka dapat disimpulkan bahwa
Mencermati fungsi pentingnya kesulitan belajar yang dialami adalah
pendidikan jasamani tersebut akan koordinasi gerakan kaki dalam menentukan
menimbulkan konsekwensi bahwa langkah (pijakan) yang kurang tepat, posisi
pembelajaran pendidikan jasmani harus bola yang tidak pas pada saat melakuka
dilaksanakan secara terencana, sistimatis, dribbling.
metodolog, rasional dan profesioanal oleh guru Untuk mengatasi kesulitan belajar
pendidikan jasmani. Guru pendidikan jasmani seperti yang dikemukakan diatas maka perlu
hendaknya melakukan usaha-usaha yang menyusun model dan strategi pembelajaran
terbaik untuk membantu anak mempersiapkan

2
dengan menggunakan media audio visual 1. Data mengenai peningkatan menguasaan
dengan bantuan rekaman video dan gambar. materi diambil dan tes setiap akhir siklus
Berdasarkan latar belakang masalah yang 2. Data mengenai sikap dan prilaku siswa
telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah seperti kejujuran, kerja sama, disiplin dan
dalam penelitian ini adalah: Apakah melalui percaya diri dalam mengikuti proses
penggunaan media audiovisual dapat belajar yang diambil melalui observasi
meningkatkan keterampilan lay up shoot selama pembelajaran
dalam permaian bolabasket pada siswa Kelas 3. Data mengenai pelaksanaan tindakan
VIII.2 SMP Negri 3 Barru ?. diperoleh dari tanggapan siswa yang
Berdasarkan rumusan masalah di atas, ditulis pada akhir siklus
maka tujuan dari penelitian ini adalah: Ingin Data yang dikumpulkan akan dianalisis
mengetahui peningkatan hasil belajar secara kualitatif dan kuantitatif. Data hasil
keterampilan lay up shoot dalam permainan observasi dan catatan harian akan dianalisis
bolabasket melalui media audio visual Pada secara kualitatif, sedangkan data mengenai
Siswa Kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru hasil belajar siswa akan dianalisis secara
METODE PENELITIAN kuantitatif dengan menggunakan cara statistik
Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif
tindakan yang berbasis kelas (Classroom Adapun untuk keperluan analisis
Action Research) yang bersifat deskriptif dan kualitatif akan digunakan teknik kategorisasi
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dengan skala lima berdasarkan teknik
keterampilan lay up shoot dalam permainan kategorisasi standar dalam penentuan nilai
bolabasket melalui penggunaan media rapor penilaian hasil belajar SMP Negeri 3
audiovisual pada siswa kelas VIII.2 SMP Barru.
Negeri 3 Barru Kabupaten Barru. Mappasoro HASIL PENELITIAN DAN
(2000:1) mengemukakan “Penelitian Tindakan PEMBAHASAN
Kelas (Classroom Action Research)” dilandasi 1. Deskripsi Hasil Belajar Pada Siklus I
oleh paradigma “proses-produk” yang artinya Tahap penelitian tidakan kelas pada
bahwa proses mengajar mempunyai hubungan siklus I dalam kemampuan dasar lay up shoot
erat dengan hasil belajar. dalam permainan bolabasket melalui
Penelitian tindakan kelas dengan judul permainan kombinasi lay up shoot dalam
“Peningkatan hasil belajar keterampilan lay meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII.2
up shoot dalam permainan bolabasket melalui SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru, yang
penggunaan media audio visual Pada Siswa terdiri dari empat tahapan yakni; a)
Kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten perencanaan, b) pelaksanaan, c) observasi, d)
Barru”. Subjek penelitian ini adalah Siswa refleksi. Keempat tahap tersebut dapat
kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten diuraikan sebagai berikut :
Barru dengan jumlah siswa 24 Orang a. Perencanaan
1. Faktor proses : yaitu dengan Perencanaan pada siklus pertama sebagai
memperhatikan teknik-teknik dan langkah- langkah awal dalam penelitian tindakan kelas
langkah yang dipergunakan dan ini, yaitu mempersiapkan segala sesuatunya
pembelajaran di kelas dan melihat sejauh dalam rangka pelaksanaan tindakan meliputi :
mana keaktifan siswa dalam proses 1) Penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran serta perubahan sikap siswa pembelajaran (RPP) siswa kelas VIII.2
dalam belajar penjas. SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru
2. Faktor hasil : yang akan diselidiki adalah melalui permainan kombinasi lay up
hasil belajar, apakah terjadi peningkatan shoot.
atau tidak setelah diadakan tes setiap akhir 2) Menyiapkan pembelajaran media
siklus. audiovisual.
Adapun teknik pengumpulan data yang 3) Membuat tes penilaian hasil belajar lay
dilakukan dalam penelitian adalah sebagai up shoot dalam permainan bolabasket
berikut : berdasarkan materi yang diajarkan

3
melalui permainan kombinasi lay up adalah kombinasi menembak/shooting.
shoot. Pada saat melakukan aktivitas permainan
b. Pelaksanaan lay up shoot siswa-siswa masih rebut dan
Pelaksanaan tahap penelitian tindakan susah diatur karena masih saling
kelas (PTK) pada siklus I berlangsung menggangu, selain itu siswa masih ragu-
sebanyak 3 kali pertemuan, dengan perincian ragu dalam melakukan gerakan. Setelah
yaitu dua kali pertemuan untuk proses guru menegur siswa yang membuat
pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk keributan dan memberi arahan dan
tes hasil belajar lay up shoot dalam permainan motivasi kepada siswa yang kurang
bolabasket melalui permainan lempar tangkap bersungguh-sungguh serta ragu dalam
bola. Setiap pertemuan berlangsung 2 jam melakukan gerakan dalam proses
pelajaran (2x40 menit). Kegiatan yang bembelajaran, guru menginstrusikan untuk
dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan melanjutkan permaianan.
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan 3) Kegiatan akhir
kegiatan akhir. Pada kegiatan akhir dilaksanakan selama
1) Kegiatan awal 20 menit, adapun kegiatan yang dilakukan
Pada kegiatan awal dilaksanakan selama siswa dikumpulkan mendengarkan
15 menit dan dilakukan dalam proses penjelasan dari guru tentang materi yang
pembelajaran lay up shoot dalam telah dilakukan/diajarkan. Kemudian guru
permainan bolabasket melalui permainan menyimpulkan materi bersama siswa serta
kombinasi lay up shoot pada siklus I, yaitu mengemukakan materi yang akan
: 1) Berbaris dilapangan, 2) berdoa diajarkan pada pertemuan berikutnya.
sebelum memulai pelajaran, 3) Mengecek Selain itu guru melakukan refleksi
kehadiran siswa, kesehatan kuku, dan kesalahan-kesalahan gerakan dalam proses
rambut, 4) Menegur siswa yang belum pembelajaran siswa. Selain itu guru
berpakaian lengkap (olahraga), 5) memberikan pesan-pesan moral kepada
Menginformasikan permainan yang siswa.
digunakan dalam pembelajaran, 6) c. Obsevasi
Melakukan kegiatan pemanasan yang Berdasarkan hasil observasi pada siklus
berorientasi pada kegiatan inti, 7) Guru I, pada aktivitas guru menunjukan bahwa
melakukan persepsi sebagai penilaian kegiatan awal, guru memberikan persepsi
awal, 8) Guru membagi siswa kedalam sebagai dasar penilaian awal, dan dilanjutakan
kelompok secara heterogen sesuai dengan dengan pemanasan secara umum serta
jenis permainan yang digunakan dalam membentuk kelompok disesuaikan dengan
pembelajaran. permainan yang akan dimainkan.
2) Kegiatan Inti Hasil observasi terhadap aktivitas belajar
Pada kegiatan inti dilaksanakan selama 45 siswa dalam mengikuti pelajaran penjasorkes
menit , guru memperkenalkan materi dengan materi lay up shoot dalam permainan
pelajaran (bahan ajar) mengenai lay up bolabasket melalui permainan kombinasi lay-
shoot dalam permainan bolabasket. up shoot yaitu tampak bahwa pada kegiatan
Kemudian guru menginstruksikan kepada awal masih ada siswa yang kurang
siswa berkumpul dengan teman bersungguh-sungguh melakukan pemanasan
kelompoknya. Setelah semua siswa kemudian saat masuk di pembelajaran inti
berkumpul kemudian guru memberikan masih kurang partisipasi dan perhatian siswa
contoh kepada siswa cara lay up shoot dalam pembelajaran dimana siswa cenderung
dalam permainan yang akan dilakukan. bermain-main tidak memperhatikan
Dengan menggunakan dua permainan lay pembelajaran.
up shoot dan kombinasi menembak Hal ini terlihat karena masih ada siswa
bola/shooting selama 40 menit, setiap yang cenderung meminta dijelaskan ulang
permainan berdurasi 20 menit. Permainan materi pembelajaran yang telah dijelaskan oleh
pertama yang diberikan adalah permainan guru dan masih ada yang bingung dalam
lay up shoot dan permainan yang kedua

4
melakukan aktivitas kombinasi lay-up shoot
dengan teman dalam kelompoknya. Diagram Batang Siklus I
Pada kegiatan akhir dimana siswa masih
70
kurang dalam mendengarkan penjelasan
tentang materi dari guru hal itu terlihat karena 60
siswa masih kurang dalam mengangkat tangan
ketika guru meminta siswa yang bias 50
memperagakan secara singkat materi yang 40
telah dilakukan dalam proses pembelajran. Jumlah Siswa
Setelah semua selesai barulah siswa terlihat 30 Persentase
antusias dalam mendengarkan pesan-pesan dan
20
motivasi dari guru serta memberikan
penghargaan kepada siswa yang berprestasi. 10
d. Hasil Belajar Pada Siklus I 0
Kegiatan yang telah dilakukan pada Tuntas Tidak Tuntas
siklus pertama adalah penyajian materi lay up
shoot melalui permainan kombinasi Gamabar 4.2. Diagram batang skor nilai
menembak/shooting pada pembelajaran persentase pada siklus I
bolabasket sebanyak 2 kali pertemuan dan Berdasarkan gambaran persentase data
untuk kegiatan tes dilakukan pada pertemuan siklus I hasil belajar lay up shoot di kelas
ketiga atau pengambilan nilai aspek VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru,
Psikomotor, Afektif dan kognitif. Berdasarkan maka dapat dijelaskan bahwa dari jumlah
hasil belajar pada siklus pertama, maka keseluruhan siswa, menunjukkan hasil belajar
persentase ketuntasan belajar siswa dapat lay up shoot dengan nilai persentase nilai
dilihat pada tabel dibawah ini: 33.33 % dari 8 siswa yang dinyatakan belum
Tabel 4.2. Deskripsi ketuntasan belajar siswa tuntas dan yang dinyatakan tuntas dengan nilai
kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten persentase 66,67 % dari 8 siswa.
Barru. e. Refleksi
Kriteria Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi
Kategori Frekuensi Presentasi
ketuntasan selama pelaksanaan siklus I, siswa belum
Tidak mencapai indikator keberhasilan secara
0 – 69 8 33,33 %
Tuntas klasikal yang telah durumuskan sebelumnya.
70 – 100 Tuntas 16 66,67 % Sebagai bentuk refleksi yang menjadi
pertimbangan dalam melakukan revisi
Jumlah 24 100 %
tindakan pada siklus kedua yaitu :
Sumber : Analisis data hasil belajar siswa Siklus I 1) Masih ada siswa yang bermain-main
Pada tabel diatas menunjukkan bahkan bercerita dengan temanya
persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada walaupun ditegur karena tidak
siklus pertama adalah 66,67 % tuntas dari memperhatikan pelajaran.
jumlah frekuensi 16 dan 33,33 % tidak tuntas 2) Dalam proses pembelajaran siswa masih
dari jumlah frekuensi 8. kurang bersungguh - sungguh dan tidak
Jadi hasil belajar lay up shoot dalam memperhatikan penjelasan guru.
permainan bolabasket siswa kelas VIII.2 SMP 3) Siswa masih ragu–ragu dalam melakukan
Negeri 3 Barru Kabupaten Barru melalui gerakan dalam proses pembelajaran
permainankombinasi menembak/shooting pada mengakibatkan garakan yang dilakukan
siklus I mencapai persentase tidak tuntas 33,33 kurang maksimal. Oleh karena
% dan yang tuntas mencapai 66,67%. Dapat itu,diharapkan dapat menjadi bahan
dilihat pada diagram batang skor nilai perbaikan pada siklus II.
persentase pada siklus I berikut ini :
2. Deskripsi Hasil Belajar Pada Siklus II
Tahap penelitian tidakan kelas pada
siklus II dalam meningkatkan hasil belajar lay

5
up shoot dalam permainan bolabasket melalui kesehatan kuku, dan rambut, 4) Menegur
permainan kombinasi lay-up shoot dalam siswa yang belum berpakaian lengkap
meningkatkan hasil belajar kelas VIII.2 SMP (olahraga), 5) Menginformasikan permainan
Negeri 3 Barru Kabupaten Barru, yang terdiri yang digunakan dalam pembelajaran, 6)
dari empat tahapan yakni; a) perencanaan, b) Melakukan kegiatan pemanasan yang
pelaksanaan, c) observasi, d) refleksi. Keempat berorientasi pada kegiatan inti, 7) Guru
tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : melakukan persepsi sebagai penilaian awal, 8)
a. Perencanaan Guru membagi siswa kedalam kelompok
Perencanaan pada siklus kedua sebagai secara heterogen sesuai dengan jenis
langkah awal dalam penelitian tindakan kelas permainan yang digunakan dalam
ini dengan berdasarkan pada hasil refleksi dari pembelajaran.
siklus pertama sehingga merumuskan rencana 2) Kegiatan Inti
tindakan pada siklus kedua. yaitu Pada kegiatan inti, guru
mempersiapkan segala sesuatunya dalam memperkenalkan materi pelajaran (bahan ajar)
rangka pelaksanaan tindakan demi perbaikan mengenai lay up shoot dalam permainan
atas apa yang dilakukan disiklus pertama, bolabasket. Kemudian guru menginstruksikan
meliputi : kepada siswa berkumpul dengan teman
1) Penyusunan rencana pelaksanaan kelompoknya. Setelah semua siswa berkumpul
pembelajaran (RPP) siswa kelas VIII.2 kemudian guru memberikan contoh kepada
SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru siswa cara melakukan kombinasi lay-up shoot
melalui permainan kombinasi lay-up shoot dalam permainan yang akan dilakukan.
dengan melihat kekurangan-kekurangan Dengan menggunakan kombinasi lay up shoot,
yang terjadi pada siklus pertama dan kombinasi menembak /shooting dan lay up
menambah permainan yang lebih menarik shoot selama 55 menit, setiap permainan
lagi dari siklus pertama. berdurasi 18 menit. Permainan pertama yang
2) Menyiapkan pembelajaran media audio diberikan adalah permainan kombinasi lay up
visual. shoot, permainan yang kedua adalah
3) Membuat tes penilaian hasil belajar lay up kombinasi menembak/shooting, permainan
shoot dalam permainan bolabasket yang ketiga adalah permainan kombinasi lay-
berdasarkan materi yang diajarkan melalui up shoot. Pada saat melakukan aktivitas
permainan kombinasi lay-up shoot. permainan kombinasi lay up pada siklus kedua
b. Pelaksanaan ini tampak siswa-siswa sudah tidak merasa
Pelaksanaan tahap penelitian tindakan bosan lagi karena banyak permainan yang
kelas (PTK) pada siklus II berlangsung mainkan dan tampak lebih semangat. Selain
sebanyak tiga kali pertemuan, dengan itu, siswa sudah tidak lagi ragu-ragu dalam
perincian yaitu dua kali pertemuan untuk melakukan gerakan dalam melakukan lay-up
proses pembelajran dan satu kali pertemuan shoot.
untuk tes hasil belajar lay up shoot dalam 3) Kegiatan akhir
permainan bolabasket melalui permainan Pada kegiatan akhir dilaksanakan selama
kombinasi lay-up shoot. Setiap pertemuan 10 menit, kegiatan yang dilakukan adalah
berlangsung 2 jam pelajaran (2x40 menit). siswa dikumpulkan mendengarkan penjelasan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap dari guru tentang materi yang telah
pelaksanaan tindakan meliputi kegiatan awal, dilakukan/diajarkan. Kemudian guru
kegiatan inti dan kegiatan akhir. menyimpulkan materi bersama siswa serta
1) Kegiatan awal mengemukakan materi yang akan diajarkan
Pada kegiatan awal dilaksanakan selama pada pertemuan berikutnya. Selain itu guru
10 menit dan dilakukan dalam proses memberikan pesan-pesan moral kepada siswa.
pembelajaran lay up shoot dalam permainan c. Obsevasi
bolabasket melalui permainan kombinasi lay- Berdasarkan hasil observasi pada siklus
up shoot pada siklus II, yaitu : 1) Berbaris II, pada aktivitas guru menunjukan bahwa
dilapangan, 2) berdoa sebelum memulai kegiatan awal, guru memberikan persepsi
pelajaran, 3) Mengecek kehadiran siswa, sebagai dasar penilaian awal, dan dilanjutakan

6
dengan pemanasan secara umum serta Pada tabel diatas menunjukkan
membentuk kelompok disesuaikan dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada
permainan yang akan dimainkan. siklus kedua adalah 100 % tuntas dari jumlah
Hasil observasi terhadap aktivitas belajar frekuensi 24 dan tidak ada siswa yang tidak
siswa dalam mengikuti pelajaran penjasorkes tuntas.
dengan materi lay up shoot dalam permainan Jadi hasil belajar lay up shoot dalam
bolabasket melalui permainan kombinasi lay- permainan bolabasket siswa kelas VIII.2 SMP
up shoot yaitu tampak bahwa pada kegiatan Negeri 3 Barru Kabupaten Barru melalui
awal siswa yang sudah bersungguh-sungguh kombinasi lay-up shoot pada siklus II
melakukan pemanasan kemudian saat masuk di mencapai persentase ketuntasan 100%. Dapat
pembelajaran inti semua siswa sudah aktif dilihat pada diagram batang skor nilai
dalam proses pembelajaran dan semua siswa persentase pada siklus II berikut ini :
merasa senang dan gembira dalam melakukan
proses pembelajaran kombinasi lay-up shoot Diagram Batang Siklus II
serta perhatian siswa dalam pembelajaran
120
dimana siswa sudah serius dan tidak bermain-
main lagi dalam proses pembelajaran. Hal ini 100
ditandai dengan kurangnya siswa yang
meminta dijelaskan ulang materi pembelajaran 80
yang telah dijelaskan oleh guru.
Pada kegiatan akhir aktivitas siswa juga 60 Jumlah Siswa
sudah mulai tampak baik dimana dalam Persentase
mendengarkan penjelasan tentang materi dari 40
guru, siswa secara keseluruhan mulai
berlomba-lomba mengangkat tangan ketika 20
guru meminta siswa yang bias memperagakan
secara singkat tentang matari yang telah 0
dilakukan dalam proses pembelajaran. Setelah Tuntas Tidak Tuntas
semua selesai barulah siswa terlihat antusias
Gamabar 4.3. Diagram batang skor nilai
dalam mendengarkan pesan-pesan dan persentase pada siklus II
motivasi dari guru. Berdasarkan diagram batang skor nilai
d. Hasil Belajar Pada Siklus II persentase pada siklus II diatas, tampak bahwa
Kegiatan yang telah dilakukan pada dari 24 subjek penelitian, terdapat 0 % siswa
siklus kedua adalah penyajian materi lay up yang tidak tuntas dan 100% siswa yang tuntas.
shoot melalui permainan lempar tangkap bola e. Refleksi
pada pembelajaran bolabasket sebanyak 2 kali Refleksi pada siklus II, guru
pertemuan dan untuk kegiatan tes dilakukan melaksanakan perbaikan pembelajaran untuk
pada pertemuan ketiga atau pengambilan nilai menyelesaikan permasalahan-permasalahan
aspek Psikomotor, Afektif dan kognitif. yang ada pada siklus I upaya yang dilakuka
Berdasarkan hasil belajar pada siklus kedua, pada siswa mengalami peningkatan,
maka persentase ketuntasan belajar siswa dapat berdasarkan hasil pengamatan sebagai berikut :
dilihat pada tabel dibawah ini : a. Sudah tidak ada lagi ditemukan siswa
Tabel 4.3. Deskripsi ketuntasan belajar siswa yang bermain-main bahkan bercerita
kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten dengan temanya saat pembelajaran
Barru. berlangsung.
Kriteria b. Dalam proses pembelajaran siswa sudah
Kategor Frekuen Presentase(
ketuntasa
i si %) bersungguh - sungguh dan memperhatikan
n
Tidak penjelasan guru.
0 – 69 0 0% c. Siswa sudah tidak ragu–ragu lagi dalam
Tuntas
melakukan gerakan dalam proses
70 – 100 Tuntas 24 100 %
pembelajaran mengakibatkan garakan
Sumber : Analisis data hasil belajar siswa Siklus I
yang dilakukan bisa maksimal.

7
d. Siswa - siswa sudah tidak bosan lagi Dari gambar 4.4, tampak bahwa dari 24
dalam melakukan aktivitas permainan orang siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru
kombinasi lay-up shoot. Kabupaten Barru yang menjadi subyek
3. Perbandingan Hasil Belajar siswa pada penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:
siklus I dan siklus II a. Persentase ketuntasan belajar siswa
Peningkatan hasil belajar siswa untuk setelah diajar melalui permainan
lebih jelasnya mengenai peningktan hasil kombinasi lay-up shoot, untuk kategori
belajar lay up shoot dalam permainan tuntas sebesar 66,67 % pada siklus I,
bolabasket siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 kemudian meningkat menjadi 100 % pada
Barru Kabupaten Barru, pada siklus I dan II siklus II untuk materi lay up shoot dalam
dapat dilihat pada table dibawah ini: permainan bolabasket.
Tabel 4.4. Deskripsi ketuntasan belajar siswa b. Persentase ketuntasan belajar siswa
pada siklus I dan II. setelah diajar melalui permainan
Siklus I Siklus II kombinasi lay-up shoot, untuk kategori
N Nil Kate tidak tuntas sebesar 33,33 % pada siklus I,
Perse Perse
o ai gori Frek Frek kemudian menurun menjadi 0 % pada
ntase ntase
uensi uensi siklus II.
(%) (%)
Tida
Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah
< siswa yang berada dalam kategori tuntas
1 k
70, 8 33,33 0 0 mengalami peningkatan yakni, 8 orang atau
. Tunt
00 33,33 % pada saat Siklus I proses ketuntasan
as
> terjadi dalam 3 kali pertemuan proses
2 Tunt
70, 16 66,66 24 100 pembelajaran dengan materi yang sama
. as
00 begitupun pada Siklus II mengalami
Jumlah 24 100 24 100 ketuntasan 100 % dengan pelaksanaan proses
Sumber : Analisis data hasil belajar siswa Siklus I penelitian yang hampir sama dengan siklus I
dan Siklus II tetepi ditambah dengan beberapa permainan
Untuk lebih jelasnya perbandingan yang lebih menarik lagi penelitian ini
distribusi frekuensi dan kategori ketuntasan menunjukkan peningkatan ketuntasan kelas
hasil belajar lay up shoot pada siswa kelas secara klasikal pada siklus II sebanyak 100 %
VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru dan mencapai ketuntasan secara individu
pada saat siklus I dan II dapat dilihat pada dengan nilai peserta didik berada pada kategori
grafik 4.4. cukup.
Dengan demikian dapat disimpulkan
Diagram Batang Perbandingan bahwa penelitiaan tindakan tentang hasil
Hasil Belajar belajar lay up shoot dalam permainan
Siklus I dan Siklus II bolabasket pada siswa kelas VIII.2 SMP
Negeri 3 Barru Kabupaten Barru, dengan
120 tingkat pencapaian nilai rata-rata baik dengan
100 standar KKM 70 dan nilai ketuntasan seluruh
80 siswa 100 % pada siklus II, sehingga tidak
Tuntas
perlu lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya.
60
2. Pembahasan Hasil Penelitian
40 Tidak Tuntas 1. Hasil Belajar Keterampilan Lay up shoot
20 Berdasarkan hasil analisis kualitatif dan
0 kuantitatif, terlihat pada dasarnya pelaksanaan
Siklus I Siklus II pembelajaran melalui media audio visual
memberikan perubahan hasil belajar
Gambar 4.4. Diagram Batang Persentase Hasil keterampilan lay up shoot dalam permainan
Belajar Siklus I dan Siklus II siswa kelas VIII.2 bolabasket yaitu terjadi peningkatan hasil
SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru belajar dari siklus I ke siklus II.

8
Tabel 4.1 tampak bahwa pada data awal pada siklus I. Hal ini disebabkan karena siswa
sebanyak 20 orang dengan persentase tersebut belum memahami benar proses
(83,33%) siswa yang masuk dalam kualifikasi penggunaan media audio visual yang
tidak tuntas dan sebanyak 4 orang dengan diterapkan. Selain itu, masih ada siswa yang
persentase (16,67%) siswa masuk dalam tidak memperhatikan dan
kualifikasi tuntas. Pada siklus I sebanyak 8 mendengarkan guru yang menyampaikan tuj
orang dengan persentase (33,33%) siswa yang uan dalam proses pembelajaran.
masuk dalam kualifikasi tidak tuntas dan Faktor-faktor lain yang menyebabkan
sebanyak 16 orang dengan persentase siswa memiliki nilai yang masih rendah dan
(66,67%) siswa yang masuk dalam kualifikasi sedang antara lain siswa masih terkesan belum
tuntas. Pada siklus II sebanyak 24 orang percaya diri dalam permainan karena baru
dengan persentase (100%) siswa yang masuk pertama kali mengikuti pembelajaran lay up
dalam kualifikasi tuntas dan 0% siswa yang shoot yang disajikan dalam bentuk
tidak tuntas. Kenyataan yang terjadi pembelajaran penggunaan media audio visual.
merupakan suatu fakta bahwa penggunaan Hasil analisis deskriptif pada tabel 4.2
media audio visual merupakan salah satu tentang deskripsi keterampilan lay up shoot
alternatif yang bisa digunakan dalam pelajaran setelah diajar melalui penggunaan media audio
penjas. visual menunjukkan bahwa hampir setengah
Pembelajaran dengan penggunaan jumlah siswa yang perlu perbaikan karena
media audio visual dapat meningkatkan belum mencapai ketutasan minimum yang
keterampilan lay up shoot siswa karena dalam ditetapkan di sekolah, sehingga hal ini perlu
pembelajaran ini siswa bisa melihat langsung diusahakan pada siklus II.
proses belajar kay up shoot untuk mencapai Adapun langkah-langkah sebagai hasil
suatu tujuan pembelajaran dan dihadapkan refleksi siklus I dalam pelaksanaan siklus II
langsung dengan fenomena atau peristiwa yang meliputi :
berhubungan dengan materi lay up shoot yang 1) Memberi semangat agar siswa antusias
akan dipelajari dalam hal ini adalah dalam mengikuti pembelajaran.
pelaksanaan demonstrasi, sehingga dengan 2) Memberikan kesempatan kepada siswa
penggunaan media audio visual tersebut siswa yang kurang dan selalu main-main
dapat menghubungkan dengan konsep-konsep untuk mempraktekkan lay up shoot dan
yang ada dan juga mereka harus mengetahui memberikan kegiatan yang lebih
pengaplikasian dari pada konsep tersebut, hal intensif.
ini sangat membantu siswa untuk memahami 3) Melakukan peningkatan intensitas
materi yang sedang dipelajari dan dapat latihan/kegiatan.
mengingatnya dalam waktu yang karena dalam 4) Memberikan motivasi kepada siswa.
pembelajaran ini siswa yang dituntut untuk
3. Siklus II
lebih aktif dimana guru hanya berperan
Siklus II dilakukan setelah merefleksikan
sebagai fasilitator.
pelaksanaan siklus I, kemudian diperoleh
2. Siklus I gambaran tindakan yang dilakukan pada siklus
Berdasarkan hasil observasi siswa pada
II sebagai perbaikan dari pelaksanaan siklus I,
siklus I diketahui bahwa melalui penggunaan
sehingga keterampilan lay up shoot dalam
media audio visual dapat mengaktifkan siswa
permainan bolabasket yang diperoleh pada
walaupun peningkatannya masih kecil,
siklus II meningkat.
persentase siswa yang mengerti tentang media
Frekuensi siswa yang mendengarkan
audio visual masih kurang dan proses lay up
guru menyampaikan tujuan dalam proses
shoot siswa masih ada sebagian yang kurang
pembelajaran serta siswa yang dapat
memahami, hal ini dipengaruhi oleh rasa
melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik,
percaya diri siswa yang masih kurang untuk
siswa selama mengikuti kegiatan proses belajar
tampil di depan temannya.
mengajar sampai akhir pertemuan siklus II
Namun, secara individu terdapat
menggambarkan bahwa minat dan motivasi
beberapa siswa yang belum mengalami
belajar penjas siswa mengalami peningkatan,
peningkatan dari sebelum penelitian hingga
siswa yang melakukan latihan lay up shoot

9
dengan baik, sudah merata bukan hanya pada dengan teori Hamalik (2001 : 30) yaitu bukti
golongan siswa yang mempunyai keterampilan bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya
lay up shoot yang baik saja. Melainkan siswa perubahan tingkah laku pada orang tersebut,
yang selama ini kurang aktif memperlihatkan Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari
keterampilan lay up shoot yang baik. tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar
Kemampuan siswa dalam melakukan pada hakekatnya adalah perubahan tingkah
keterampilan lay up shoot semakin meningkat. laku yang mencakup bidang kognitif, afektif,
Hal ini dapat dilihat dengan terampilnya siswa dan psikomotorik.
dalam proses lay up shoot serta dalam proses Penelitian dihentikan dan tidak
pembelajaran siswa melakukannya dengan dilanjutkan ke siklus berikutnya karena waktu
gembira dan menyenagkan. Dengan demikian penelitian dibatasi oleh administrasi sekolah.
dapat dikatakan bahwa kualitas belajar Selain itu, penelitian telah sampai pada titik
mengajar pada siklus II ini semakin baik. jenuh. Artinya, peserta didik yang menjadi
Adapun bentuk perubahan tindakan yang subjek penelitian sudah merasa jenuh terhadap
dilakukan pada siklus II yaitu melakukan perlakuan-perlakuan yang diberikan oleh
proses pembelajarn yang efektif dan efisien peneliti. Karena walaupun telah melakukan
tanpa mengurangi waktu pemberian materi perubahan-perubahan hasil yang diperoleh
pelajaran, memberikan kesempatan kepada tetap sama.
siswa yang kurang berpartisipasi dan kurang PENUTUP
memperhatikan proses pembelajaran untuk Kesimpulan
mempraktekkan keterampilan lay up shoot Penelitian Tindakan Kelas pada siswa
serta, memberikan bimbingan kepada siswa, kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten
khususnya yang dianggap masih kurang secara Barru Tahun Ajaran 2015/2016 dilaksanakan
bergiliran, memberikan sanksi kepada siswa dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas
yang bertindak kurang positif seperti memberi empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2)
teguran serta hukuman kepada siswa tersebut pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan
agar siswa tersebut lebih terfokus pada interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi.
materi yang diberikan, serta memberikan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan
motivasi kepada siswa berupa penghargaan dan pembahasan yang telah diungkapkan,
kepada kelompok yang mendapatkan skor rata- diperoleh simpulan bahwa:
rata yang mendapatkan kategori kelompok Pembelajaran melalui kombinasi lay up
baik dalam melakukan proses pembelajaran. shoot, dapat meningkatkan hasil belajar lay up
Secara umum pada siklus II terjadi shoot pada siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3
peningkatan positif aktivitas siswa, hal ini Barru Kabupaten Barru Tahun Ajaran
terlihat dari rata–rata siswa yang melakukan 2015/2016. Dari hasil analisis yang diperoleh
kegiatan pembelajaran dengan gembira dan terjadi peningkatan dari siklus I dan siklus II.
menyenangkan, dan melakukan kegiatan hasil belajar lay up shoot pada siklus I dalam
pembelajaran dengan berkelompok serta kategori tuntas adalah 66,66 % jumlah siswa
melakukan keterampilan lay up shoot dengan yang tuntas adalah 16 siswa. Pada siklus II
baik selama proses pembelajaran berlangsung terjadi peningkatan persentase hasil belajar lay
semakin meningkat. Sebaliknya jumlah siswa up shoot siswa dalam kategori tuntas sebesar
yang melakukan kegiatan lain pada saat proses 100 %.
pembelajaran semakin berkurang. Selama
pelaksanaan kegiatan di siklus II, peneliti telah DAFTAR PUSTAKA
berusaha untuk melakukan perubahan- Abidin Akros, 2001. Materi Pendidikan
perubahan demi meningkatkan keterampilan Jasmani dan Kesehatan Jakarta :
lay up shoot siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Erlangga
Barru Kabupaten Barru. dan hasil penelitian Arikunto Suharsimi, 2010. Penelitian
pada siklus II menunjukkan peningkatan dari Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi
siklus sebelumnya dengan hasil yang diperoleh Aksara
sudah mencapai indikator keberhasilan yang Azhar Arsyad, 2002. Media Pembelajaran.
ditargetkan oleh peneliti. Kenyataan ini sejalan Jakarta: Raja Grafindo Persada.

10
Burhanuddin Sudirman, 2015.Penelitian Zulkarnaen Imam, 1999. Pengembangan
Tindakan Kelas dalam Bidang Media dan Sumber Belajar, PPPPTK
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Penjas dan BK. Dirjen Peningkatan
Kesehatan, Makassar: FIK UNM Mutu Pendidik dan Tenaga
Dale T, 1992. Kreativiy, Jakarta : Gramedia Kependidikan. Departemen
Asrimedia Pendidikan Nasional
Sumiyarsono Dedy, 2002. Keterampilan https://classicerseleven.files.wordpress.com/20
bermain bolabasket, Jakarta: PT Raja 12/08/3-1-1-chest-pass1.jpg
Grafindo Persada http://1.bp.blogspot.com/-Y26hH1
E.Muliyasa, 2004. Impementasi Kurikulum ZD4c/VkQYyhOVv0I/AAAAAAAA
2004, Bandung : Remaja Rosdakarya. AMY/4G
Husdarta Jaja Suharja, Maryani Eli, 2010. _EogQCJD0/s1600/pivot.JPG
Pendidikan Jasmani Olahraga dan http://3.bp.blogspot.com/W8gxjzwjRC4/VdZT
kesehatan SMP/MTs Untuk Kelas IX, 4IHxJAI/AAAAAAAAA8Y/b3h5Y5r
Jakarta: Pusat perbukuan Kementerian 0-Bs/s1600/layup.png
Pendidikan Nasional http://ubay-
Oliver Jon 2007. Dasar-Dasar Bola Basket thereds.blogspot.co.id/2011/04/gaya-
Cara yang lebih baik untuk mengajar-penjas.html diposting oleh :
Mempelajarinya Easten Illion Agil Ubay Rizkian di 03.09
University. Pakar Raya
Kennet D More, 200. Class Room Teaching
Skill, New York: McGraw Hill
Muhajir, 2004. Teori Praktik Pendikan
Jasmani untuk Kelas 2 SMP,
Bandung: Yudhistira
Sujana Nana, 2002. Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar, Bandung: Sinar
Baru Algesindo
Nuril Ahmadi, 2007. Permainan Bola Basket.
Sura karta: Era Intermedia
PERBASI, 1990. Peraturan Permainan
Bolabasket. Jakarta : PB. Perbasi.
Roji, 2004. PENJAS Pendidikan Jasmani
Untuk SMP Kls VII, Jakarta: Erlangga
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sodikun Imam, 1992. Olahraga Pilihan
Bolabasket. Jakarta : PPLPTK Dirjen
Dikti Depdikbud
Soejeodi Imam, 1979. Permainan Dan
Metodik Jilid II. Jakarta : Dirjen
Dikdasmen Depdikbud
Sukintaka, 1982. Permainan Dan Metodik,
Jakarta : Percetakan Negara RI.
Sri Wahyuni, Sutamin, Pramono, 2010.
Pendidkian Jasmani Olah Raga dan
Kesehatan SMP/MTs Kelas VIII,
Jakarta. Pusat perbukuan
Kementerian Pendidikan Nasional
Soekarman R, 1997. Dasar Olahraga. Jakarta :
Inti Idayu Press

11

You might also like