You are on page 1of 15

ARTIKEL REVIEW

TAX COMPLEXITY, KORUPSI, DAN PENGGELAPAN PAJAK

Untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Sistem Administrasi
Perpajakan

Dosen Pengampu: Ayu Fury Puspita, SE., MSA., Ak., CA.

Oleh :

Charina Hanindita Ratri

175020301111024

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara berkembang tentu membutuhkan dana untuk membiayai


pembangunannya. Dana tersebut berasal dari berbagai macam sumber pendapatan negara,
salah satunya adalah pajak. Soemitro (1992) menyatakan bahwa pajak merupakan iuran wajib
bagi seluruh rakyat yang harus dibayarkan kepada kas negara menurut ketentuan undang-
undang yang berlaku sehingga dapat dipaksakan dan tanpa adanya timbal jasa (kontraprestasi)
secara langsung, yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum negara.1 Maka dari itu,
rakyat Indonesia wajib membayar pajak sesuai dengan kewajibannya seperti yang diatur oleh
undang-undang.

Hasil pembayaran pajak dari rakyat tersebut yang digunakan untuk membiayari
pengeluaran umum demi menyejahterakan rakyat. Namun, tidak semua rakyat dapat
merasakan manfaatnya secara langung. Lalu, kemana uang rakyat yang telah mereka setorkan
untuk pajak tersebut? Masyarakat sering menanyakan hal tersebut. Sampai sekarang,
penerimaan pajak dapat dikatakan mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun
pengeluaran negara masih belum jelas dikemanakan atau digunakan untuk apa saja, dan
tentunya belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Jika hal tersebut berkelanjutan, maka
membuat masyarakat semakin malas untuk membayar pajak.

Salah satu penyebab adanya penggelapan pajak mungkin karena tidak tercapainya
target penerimaan pajak. Dari tiap tahunnya, penerimaan pajak, terutama PPh tidak mencapai
target. Seperti yang dikatakan oleh Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Humas Ditjen Pajak,
M. Iqbal Alamsjah dalam surat kabar elektronik ANTARA, dia menyatakan bahwa penerimaan
pajak pada tahun 2010 meningkat sebesar 19,2% dibandingkan dengan tahun 2009. Namun,
penerimaan tersebut tidak mencapai jumlah yang sudah ditargetkan. Lalu, apa masih ada wajib
pajak yang tidak melaporkan semua penghasilannya? atau terdapat kasus kerjasama
penggelapan pajak antara petugas pajak dengan wajib pajak? Atau adanya tindakan korupsi
yang dilakukan oleh petugas pajak?

1
"Pengertian Pajak Menurut Para Ahli dan Secara Umum ...." 20 Oct. 2018,
https://www.zonareferensi.com/pengertian-pajak/. Accessed 12 Dec. 2019.
Salah satu elemen penting dalam pajak yaitu system pemungutannya, sehingga dapat
menunjang keberhasilan dalam memungut pajak pada suatu negara. Ada tiga sistem
pemungutan pajak, yaitu official assessment system, self assessment system, dan withholding
system. Sejak adanya reformasi di bidang pajak pada tahun 1983, Indonesia mulai menerapkan
self assessment system. Dalam sistem ini, wajib pajak dituntut untuk berperan aktif, mulai dari
mendaftar diri sebagai wajib pajak, mengisi SPT (Surat Pemberitahuan), menghitung besarnya
pajak yang terutang, dan menyetorkan kewajibannya. Sedangkan aparatur perpajakan hanya
berperan sebagai pembina, pembimbing, dan pengawas pelaksanaan kewajiban yang dilakukan
oleh wajib pajak. Maka dari itu, sistem ini akan berjalan dengan baik apabila masyarakat
memiliki tingkat kesadaran perpajakan yang tinggi. Apabila tingkat kesadaran mereka tersebut
masih rendah, hal ini akan menimbulkan berbagai masalah perpajakan, diantaranya yaitu
penggelapan pajak (tax evasion).

Orang-orang telah menggelapkan pajak sejak pemerintah mulai mengumpulkan pajak


(Adams, 1993)2. Mereka melakukan itu karena pajak dipandang sebagai suatu beban yang akan
mengurangi kemampuan ekonomisnya. Penghasilan mereka harus disisihkan sebagian demi
untuk membayar pajak. Padahal, apabila tidak ada kewajiban untuk membayar pajak tersebut,
mungkin keperluan hidup mereka dapat dipenuhi karena adanya tambahan uang.

2
"Apakah masih ada wajib pajak yang tidak melaporkan semua ...."
https://www.coursehero.com/file/pvilb6/Apakah-masih-ada-wajib-pajak-yang-tidak-melaporkan-semua-
penghasilannya-ataukah/. Accessed 12 Dec. 2019.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pajak
Berdasarkan UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 1, Pajak adalah kontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.3
Menurut Soemitro, seperti dikutip oleh Mardiasmo (2011:1), Pajak merupakan iuran
rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian disempurnakan, sehingga
definisi pajak menjadi peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk
membiayai pengeluaran rutin dan “surplus” nya digunakan untuk public saving yang
merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.4
Definisi pajak menurut Andriani dalam Rahayu (2010:22) adalah iuran kepada negara
(yang dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan
dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya
adalah untuk membiayai pengeluaranpengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara
untuk menyelenggarakan pemerintahan.5

2.2 Wajib Pajak

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 tentang


perubahan terbaru atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 mengenai Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan, yang dimaksud dengan Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan
yang menurut ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan ditentukan untuk

3
"√ [LENGKAP] Pengertian Pajak Secara Umum dan Menurut ...." https://www.eduspensa.id/pengertian-pajak/.
Accessed 12 Dec. 2019.
4
"√ [LENGKAP] Pengertian Pajak Secara Umum dan Menurut ...." https://www.eduspensa.id/pengertian-pajak/.
Accessed 12 Dec. 2019.
5
"√ [LENGKAP] Pengertian Pajak Secara Umum dan Menurut ...." https://www.eduspensa.id/pengertian-pajak/.
Accessed 12 Dec. 2019.
melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.
6
Berdasarkan Undang-Undang tersebut, Rahayu (2006) membedakan wajib pajak menjadi:

1. Wajib pajak orang pribadi baik usahawan maupun non usahawan;

2. Wajib pajak badan, yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi
massa, organisasi sosial politik, atau organisasi sosial yang sejenis, lembaga, bentuk usaha
tetap, dan bentuk badan lainnya; dan

3. Pemungut atau pemotong pajak yang ditunjuk oleh pemerintah, misalnya bendaharawan
pemerintah dan Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN).7

2.3 Tax Complexity

Kompleksitas pajak muncul karena meningkatnya kecanggihan dalam undang-undang


perpajakan (Richardson & Sawyer, 2001).8 Kompleksitas pajak dapat mengambil banyak
bentuk, seperti kompleksitas komputasi, bentuk kompleksitas (American Institute of Certified
Public Accountants, 1992), kompleksitas kepatuhan, kompleksitas aturan (Carnes & Cuccia,
1996), kompleksitas prosedural (Cox & Eger, 2006) dan tingkat rendah keterbacaan (Pau et
al., 2007; Richardson & Sawyer, 1998; Saw & Sawyer, 2010). Tinjauan kompleksitas pajak
dalam studi perbandingan tujuh negara oleh Strader & Fogliasso (1989) menunjukkan bahwa
Jepang, Inggris, Prancis, Italia dan AS, semuanya memiliki sistem pajak yang sangat
kompleks. Hanya Swedia dan Belanda yang dianggap memiliki sistem perpajakan yang cukup
kompleks.9

Di Malaysia, Mustafa (1996), yang mempelajari persepsi wajib pajak terhadap sistem
penilaian sendiri yang akan diperkenalkan (pada waktu itu), menyarankan adanya
kompleksitas pajak di Malaysia, terutama dalam hal pencatatan, terlalu banyak detail dalam
hukum pajak dan ambiguitas. Temuan ini sebagian konsisten dengan enam penyebab potensial

6
"Undang-Undang KUP - Kemenkeu." https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/uu-kup%20mobile.pdf.
Accessed 12 Dec. 2019.
7
"pengaruh keadilan, sistem perpajakan, dan diskriminasi ...." https://sna.akuntansi.unikal.ac.id/makalah/086-
PPJK-15.pdf. Accessed 12 Dec. 2019.
8
"Tax Knowledge, Tax Complexity and Tax Compliance ...." 8 Jan. 2014,
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042813052294. Accessed 12 Dec. 2019.
9
"Tax Knowledge, Tax Complexity and Tax Compliance ...." 8 Jan. 2014,
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042813052294. Accessed 12 Dec. 2019.
kompleksitas yang dilabeli sebagai: ambiguitas, perhitungan, perubahan, perincian, bentuk dan
pencatatan, diidentifikasi oleh Long dan Swingen (1987). Kerumitan seperti itu juga hadir di
Australia di mana memaksa wajib pajak untuk melibatkan agen pajak untuk menangani
masalah pajak mereka (McKerchar, 2001; 2003). McKerchar (2003) lebih lanjut
mengidentifikasi masalah yang paling umum dihadapi oleh wajib pajak adalah untuk
memahami instruksi dalam Taxpack 2000. Ini diikuti oleh masalah memahami aturan, formulir
pengembalian pajak dan informasi tertulis lainnya yang relevan yang diberikan oleh otoritas
pajak. Richardson (2006), dalam penelitiannya di 45 negara, menemukan bahwa kompleksitas
adalah penentu utama ketidakpatuhan, selain dari pendidikan, sumber pendapatan, keadilan
dan moral pajak10.

2.4 Korupsi

Korupsi merupakah tindakan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan dalam


suatu masalah atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan. Tindakan korupsi ini terjadi
karena beberapa faktor yang terjadi di dalam kalangan masyarakat. Banyak penyebab
seseorang melakukan tindakan korupsi, bisa dari factor intenal maupun eksternal.

Faktor Internal:

● Sifat tamak
● Gaya hidup konsumtif

Faktor Eksternal:

● Faktor politik
● Faktor hukum
● Faktor ekonomi
● Faktor Organisasi

Semua tindakan yang dilakukan serta sikap petugas pajak dalam rangka pelaksanaan
tugasnya mempunyai pengaruh langsung terhadap kepercayaan masyarakat tersebut. 11

2.5 Penggelapan Pajak

10
"Tax Knowledge, Tax Complexity and Tax Compliance ...." 8 Jan. 2014,
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042813052294. Accessed 12 Dec. 2019.
11
"Pengertian Korupsi dan Faktor Penyebab Korupsi Halaman ...." 7 Oct. 2016,
https://www.kompasiana.com/dzikriramadhan/57f693238823bd2d1a4c749e/pengertian-korupsi-dan-faktor-
penyebab-korupsi?page=all. Accessed 12 Dec. 2019.
Penggelapan pajak mengacu pada tindakan yang tidak benar yang dilakukan oleh wajib
pajak mengenai kewajibannya dalam perpajakan. Mardiasmo (2009) mendefinisikan
penggelapan pajak (tax evasion) sebagai usaha yang dilakukan oleh wajib pajak untuk
meringankan beban pajak dengan cara melanggar undang-undang. Dikarenakan melanggar
undang-undang, penggelapan pajak ini dilakukan dengan menggunakan cara yang ilegal.
Wajib pajak sama sekali tidak memerhatikan ketentuan formal perpajakan yang menjadi
kewajibannya, memalsukan dokumen, atau mengisi data dengan tidak lengkap dan tidak
benar.12

Siahaan (2010) mengatakan bahwa penggelapan pajak membawa berbagai macam


akibat, meliputi berbagai bidang kehidupan masyarakat, antara lain bidang keuangan,
ekonomi, dan psikologi.13

12
"Pengaruh Sistem Perpajakan, Diskriminasi, Kepatuhan dan ...."
https://media.neliti.com/media/publications/185526-ID-pengaruh-sistem-perpajakan-diskriminasi.pdf. Accessed
12 Dec. 2019.
13
"Siahaan 2010 mengatakan bahwa penggelapan pajak ...." https://www.coursehero.com/file/p5epu9b/Siahaan-
2010-mengatakan-bahwa-penggelapan-pajak-membawa-berbagai-macam-akibat/. Accessed 12 Dec. 2019.
BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Artikel Review

Makalah ini menggunakan metode penulisan artikel review. Menurut Rachmat


Kriyantono, Ph.D, Mereview buku/jurnal pada dasarnya adalah aktivitas untuk
mendeskripsikan dan menganalisis isi buku/jurnal yang ditulis orang lain. Adapun, pada
makalah ini, obyek yang direview adalah artikel-artikel yang memiliki tema Tax Complexity,
Korupsi, dan Penggelapan pajak.14

Sistematika penulisan makalah ini meliputi :

● BAB I PENDAHULUAN
● BAB II TINJAUAN PUSTAKA
● BAB III METODE PENULISAN
● BAB IV PEMBAHASAN
● BAB V PENUTUP
● DAFTAR PUSTAKA

14
"MEREVIEW BUKU/ARTIKEL JURNAL - Rachmat Kriyantono ...." 23 Feb. 2014,
http://rachmatkriyantono.lecture.ub.ac.id/2014/02/mereview-bukuartikel-jurnal/. Accessed 12 Dec. 2019.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Artikel 1

Artikel ini berjudul : Tax Knowledge, Tax Complexity and Tax Compliance:
Taxpayers’ View. Yang ditulis oleh Natrah Saad dari School of Accountancy, Universiti Utara
Malaysia. Artikel ini diterbitkan oleh Elsevier Ltd. Pada tahun 2014.

Artikel ini dibuat untuk meneliti sudut pandang wajib pajak tentang tingkat
pengetahuan pajak dan Tax Complexity yang dirasakan dari sistem pajak penghasilan. Setelah
itu, penelitian ini mencoba menggali alasan yang mendasari ketidakpatuhan membayar pajak.
Sumber Data artikel ini dikumpulkan melalui wawancara telepon dengan tiga puluh peserta,
dan dianalisis menggunakan analisis tematik. Hasil menunjukkan bahwa wajib pajak memiliki
pengetahuan teknis yang tidak memadai dan menganggap sistem pajak sebagai kompleks.
Pengetahuan pajak dan kompleksitas pajak (Tax Complexity) dipandang sebagai faktor yang
berkontribusi terhadap perilaku ketidakpatuhan membayar pajak di antara wajib pajak.
Penelitian ini dilakukan di New Zealand dengan 30 responden yang berhasil diwawancara
melalui telepon. Para peserta terdiri dari 18 pria dan 12 wanita, dari delapan wilayah berbeda
di Selandia Baru.

Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa pembayar pajak tampaknya memiliki
pengetahuan yang tidak memadai tentang aspek teknis dari sistem pajak penghasilan. Dalam
menangani urusan pajak ini, mereka mungkin harus mengeluarkan biaya kepatuhan yang lebih
besar. Sistem pajak penghasilan juga dianggap kompleks secara inheren. Jumlah besar
dokumen yang harus diselesaikan dalam mematuhi kewajiban pajak mereka semakin
meningkatkan masalah. Hal ini tidak mengejutkan karena sistem pajak pendapatan Selandia
Baru telah dikritik karena terlalu rumit. Berkenaan dengan perilaku kepatuhan, peserta
umumnya percaya bahwa sikap, kontrol perilaku yang dirasakan, kompleksitas dan persepsi
keadilan sebagian berkontribusi pada ketidakpatuhan wajib pajak.

4.2 Artikel 2

Artikel ini berjudul: Analisis Persepsi Korupsi Pajak dan Iklim Organisasi Terhadap
Kepatuhan Wajib Orang Pribadi Karyawan, yang ditulis oleh Arif Fajar Wibisono dan Yudha
Catur Kusuma N. dari Universitas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Artikel
ini termasuk Jurnal Riset Manajemen Vol. 4, No. 2, Juli 2017.
Artikel ini dibuat untuk mengetahui apakah persepsi korupsi dan iklim organisasi
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak pribadi. Penelitian penjelasan
ini menggunakan pendekatan kuantitatif uji statistik parametrik dan regresi linier berganda
dengan instrumen kuesioner. Penelitian ini melibatkan wajib pajak pribadi di wilayah KPP
Pratama Kota Surakarta. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa persepsi korupsi pajak
individu dan iklim organisasi mempengaruhi kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Semakin
baik iklim organisasi yang menekankan kepatuhan pajak, semakin tinggi tingkat kepatuhan
pembayaran pajak pribadi. Selain itu, semakin tinggi tingkat persepsi seseorang tentang
korupsi aparatur pajak akan dihukum berat, maka semakin meningkat kepatuhan wajib pajak
orang pribadi.

Hasil penelitian pertama dalam artikel ini menunjukkan bahwa variabel persepsi
korupsi berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Artinya
bahwa semakin tinggi tingkat persepsi korupsi seseorang tentang aparat pajak yang melakukan
korupsi dengan diiringi hukuman yang berat bagi para koruptor pajak berpengaruh terhadap
kepatuhan dalam melakukan pembayaran wajib pajak orang pribadi, semakin banyak pegawai
pajak dan pemerintah yang korupsi, maka semakin tinggi pula ketidakpercayaan wajib pajak
terhadap pajak itu sendiri. Tetapi dengan adanya hukuman berat yang diberikan kepada para
koruptor, dapat mengubah pemikiran wajib pajak terhadap kinerja pegawai pajak. Hukuman
tersebut adalah terkait dengan upaya pemiskinan pelaku tindak pidana korupsi yang mengarah
pada penambahan hukuman di bidang perpajakan.

Hasil penelitian kedua dalam artikel ini menunjukkan bahwa iklim organisasi
berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa iklim organisasi yang ada memberikan pengaruh positif pada wajib
pajak pribadi. Semakin baik iklim organisasi yang dilakukan oleh kantor atau lingkungan dari
wajib pajak berada, maka semakin tinggi pula tingkat kepatuhan yang dimiliki oleh wajib pajak
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, begitu pula sebaliknya.

4.3 Artikel 3

Artikel ini berjudul: Analisis Keadilan Pajak, Biaya Kepatuhan, dan Tarif Pajak
Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Penggelapan Pajak di Surabaya Barat, yang ditulis
oleh Meiliana Kurniawati dan Agus Arianto Toly, dari Program Akuntansi Pajak, Program
Studi Akuntansi, Universitas Kristen Petra. Artikel ini termasuk dalam Tax & Accounting
Review, Vol. 4, No. 2, tahun 2014.

Artikel ini dibuat untuk menganalisa pengaruh keadilan pajak, biaya kepatuhan, dan
tarif pajak terhadap persepsi penggelapan pajak wajib pajak di Surabaya Barat. Sampel
penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dengan omzet
di bawah 4,8 miliar rupiah per tahun di Surabaya Barat dengan metode judgement sampling.
Data dikumpulkan dengan pembagian kuesioner dan metode analisis yang digunakan adalah
analisis regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan keadilan pajak berpengaruh
negatif signifikan; biaya kepatuhan berpengaruh positif signifikan; tarif pajak berpengaruh
positif signifikan; dan keadilan pajak, biaya kepatuhan, dan tarif pajak secara bersama-sama
berpengaruh terhadap persepsi penggelapan pajak. Variabel yang paling dominan
mempengaruhi persepsi penggelapan pajak adalah tarif pajak karena memiliki nilai standard
coeficient beta 0,616.

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah wajib pajak orang pribadi
yang melakukan kegiatan usaha dengan omzet dibawah 4,8 M per tahun di Surabaya Barat.
Kuesioner yang disebar berjumlah 109 kuesioner, namun kuesioner yang layak dipakai dan
diolah 107 kuesioner karena ada yang tidak diisi secara lengkap. Apabila dijelaskan dengan
berpacuan tabel, dapat dilihat bahwa responden berjenis kelamin pria, yaitu sebanyak 58 orang
(54%), sedangkan 49 orang responden (46%) adalah wanita. Dapat diketahui bahwa dalam
penelitian ini responden berusia 40-49 tahun (45%) sebanyak 48 orang responden, responden
dengan usia ≥ 50 tahun (36%) sebanyak 39 orang, responden dengan usia 30-39 tahun (12%)
sebanyak 13 orang, dan responden dengan usia 20- 29 tahun (7%) sebanyak 7 orang. Tabel
tersebut juga menunjukkan bahwa dalam penelitian ini responden yang memiliki pendidikan
SMA (33%) yaitu sebanyak 35 orang, sedangkan responden dengan pendidikan S2 (4%) hanya
sebanyak 5 orang. Selain itu responden lainnya dengan pendidikan D3 (18%) sebanyak 19
orang, responden dengan pendidikan S1 (32%) sebanyak 34 orang, dan lainnya (13%)
sebanyak 14 orang.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tax complexity merupakan kerumitan sistem membayar pajak yang harus dilalui oleh
wajib pajak untuk membayar pajak, korupsi adalah tindakan atau kegiatan seseorang
menyalahgunakan wewenangnya untuk mengambil keuntungan pribadi, hal-hal itu merupakan
dua dari banyak hal yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajak.
sedangkan penggelapan pajak merupakan kegiatan yang dilakukan wajib pajak untuk
mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri agar tidak dikenakan pajak berjumlah besar.
ketiga hal itu berpengaruh atau dapat dipengaruhi sistem pembayaran pajak di suatu daerah.

5.2 Keterbatasan Penulisan

Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah, namun
demikian masih memiliki keterbatasan yaitu:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketaatan membayar pajak dalam 3 artikel diatas hanya
terdiri dari tiga variabel, yaitu Tax Complexity, korupsi, dan penggelapan pajak, sedangkan
masih banyak faktor lain yang mempengaruhi ketaatan membayar pajak.
2. Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan artikel yang berasal dari luar negeri
yang kurang relevan dengan apa yang terjadi di indonesia karena sistem pajak yang berbeda

5.3 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan ketiga artikel diatas, dapat diberikan saran
sebagai berikut:

1. Bagi wajib pajak

Harapannya memiliki kepatuhan untuk membayar pajak tepat waktu dan mengikuti hukum
yang berlaku.

2. Bagi penelitan selanjutnya

Dapat dilakukan penelitian yang mencakup sistem pajak di indonesia dan faktor-faktor lain
yang mempengaruhi ketaatan membayar pajak di indonesia.

3. Bagi petugas pajak


Sebaiknya tidak melakukan kecurangan dalam bentuk apapun, salah satunya korupsi pajak.
hal tersebut merugikan masyarakat indonesia karena membuat penyaluran dana untuk
masyarakat terhambat.
DAFTAR PUSTAKA

Suciaty, dkk. 2014. PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI KORUPSI PAJAK DAN
PENGARUHNYA TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi pada WPOP yang
Menjalankan Usaha di KPP Pratama Malang Utara). Jurnal e-Perpajakan [Internet].
[Diunduh 2019 Desember 10]; Volume 1. Tersedia pada:
http://perpajakan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/perpajakan/article/view/9/

Suminarsi Wahyu, Supriyadi. 2015. PENGARUH KEADILAN, SISTEM PERPAJAKAN, DAN


DISKRIMINASI TERHADAP PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI ETIKA
PENGGELAPAN PAJAK (TAX EVASION). [Internet]. [Diunduh 2019 Desember 10];
Tersedia pada: https://sna.akuntansi.unikal.ac.id/makalah/086-PPJK-15.pdf

Pengertian Korupsi dan Faktor Penyebab Korupsi. Kompasiana.com. 7 Oktober 2016. 10


Desember 2019.
https://www.kompasiana.com/dzikriramadhan/57f693238823bd2d1a4c749e/pengertian-
korupsi-dan-faktor-penyebab-korupsi?page=all

"Apakah masih ada wajib pajak yang tidak melaporkan semua ...."
https://www.coursehero.com/file/pvilb6/Apakah-masih-ada-wajib-pajak-yang-tidak-
melaporkan-semua-penghasilannya-ataukah/

MEREVIEW BUKU/ARTIKEL JURNAL - Rachmat Kriyantono ...." 23 Feb. 2014,


http://rachmatkriyantono.lecture.ub.ac.id/2014/02/mereview-bukuartikel-jurnal/.
Accessed 12 Dec. 2019.

Tax Knowledge, Tax Complexity and Tax Compliance ...." 8 Jan. 2014,
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042813052294. Accessed 12 Dec.
2019.

[LENGKAP] Pengertian Pajak Secara Umum dan Menurut ...."


https://www.eduspensa.id/pengertian-pajak/. Accessed 12 Dec. 2019.
Siahaan 2010 mengatakan bahwa penggelapan pajak ...."
https://www.coursehero.com/file/p5epu9b/Siahaan-2010-mengatakan-bahwa-
penggelapan-pajak-membawa-berbagai-macam-akibat/. Accessed 12 Dec. 2019.
Pengaruh Sistem Perpajakan, Diskriminasi, Kepatuhan dan ...."
https://media.neliti.com/media/publications/185526-ID-pengaruh-sistem-perpajakan-
diskriminasi.pdf. Accessed 12 Dec. 2019.
Undang-Undang KUP - Kemenkeu." https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/uu-
kup%20mobile.pdf. Accessed 12 Dec. 2019.

You might also like