You are on page 1of 86
JEMBATAN NO.: 027/T/BU1995 TATA CARA PERENCANAAN JEMBATAN PENYEBERANGAN UNTUK PEJALAN KAKI DI PERKOTAAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT BINA TEKNIK PRAKATA Dalam rangka mengembangkan jaringan jalan yang efisien dengan kualitas yang baik, perlu diterbitkan buku-buku standar mengenai perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian dan pemeliharaan. : Untuk maksud tersebut Direktorat Jenderal Bina Marga, selaku pembina pengembangan jalan.jalan di Indonesia telah berusaha menyusun buku-buku yang diperlukan sesuai dengan prioritas dan kemampuan yang ada. Buku “Tata Cara Perencanaan Jembatan Penyeberangan Untuk Pejalan Kaki Di Perkotaan” ini merupakan salah satu konsep dasar yang dihasilkan oleh Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga yang masih memeriukan pembahasan oleh Panja dan Pantap Standardisasi untuk menjadi Rancangan SNI atau Pedoman Teknik Namun demikian, sambil menunggu proses tersebut kiranya buku ini sudah dapat diterapkan dalam kegiatan-kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki guna program pembinaan jaringan jalan terutama di perkotaan, dan kami mengharapkan dari penerapan di lapangan dapat diperoleh masukan- masukan kembali berupa saran dan tanggapan guna penyempurnaan selanjutnya. Jakarta, Juni 1995 DIREKTUR BINA TEKNIK NS MOHAMAD ANAS ALY DAFTAR ISI PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA BAB | DESKRIPSI 4.1, Maksud dan Tujuan 1.2. Ruang Lingkup 1.3, Pengertian KETENTUAN - KETENTUAN 2.1. Ketentuan Umum 2.1.4. Dasar Perencanaan 2.1.2. Metode Perencanaan 2.1.3. Tahap Perencanaan Ketentuan Teknis 2.2.1. Pembebanan 22.2. Dasar-dasar perencanaan elemen struktur e . 2.23. Perencanaan bahan 22.4. Perencanaan gelagar dan lantai jembatan 2.2.5. Perencanaan sandaran 2.2.6. Perencanaan tumpuan 2.2.7. Perencanaan siar muai 2.2.8. Perencanaan tanga 2.2.9. Perencanaan pilar 2.2.10. Perencanaan pondasi 2.2.11. Perencanaan sarana pembuangan air hujan eee BAB Ill CARA PERENCANAAN LAMPIRAN A : Daftar Istilah DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA. DAFTAR PUSTAKA Tata Cara Pembebanan untuk Perencanaan Jembatan Jalan Raya; nomor SNI-1725-1989-F, 1989. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Jembatan Jalan raya; nomor SNI-03-2833-1992. Tata Cara Perencanaan Pondasi Langsung untuk Jembatan; nomor SNI-03-3446- 1994, Tata Cara Perencanaan Pondasi Sumuran untuk Jembatan; nomor SNI-03-3447- 1994. Tata Cara Perencanaan Pondasi Tiang untuk Jembatan; nomor SKSNI T15-1993-03. Spesifikasi Trotoar; nomor SNI-03-2443-1991 Spesifikasi Bukaan Pemisah Jalur; nomor SNI-03-2444-1991. Metoda Pengujian dengan Alat Sondir; nomor SNI-03-2627-1992. Metoda Pengujian Triaksial A; nomor SNI-03-2445-1991. Metoda Pengujian Konsolidasi Tanah Satu Dimensi; nomor SNI-03-1812-1992. Metoda Pengujian Kuat Tekan Bebas; nomor SKSNI M-08-1993-03, Metoda Pengujian Kuat Geser Langsung Tidak Terkonsolidasi Tanpa Drainase; nomor SNI-03-2420-1994. ‘American Association of State Highway and Transportatioan Officials ASSHTO : Standard Spesifications for Transportation Materials and Methods of Sampling and Testing,; Part il: Test. Penetration Test and Split Barrel Sampling of Soils; T 206-87, 1990. Soils Investigation and Sampling by Auger Borings; T 203-82, 1990. ‘Thin Walled Tube Sampling of Soils; T 207-87, 1990. ‘American Association of State Highway and Transportatioan Officials ASSHTO : Standard Spesifications for Highway Bridges - 1992. 2 MAKSUD DAN TUJUAN Maksud Maksud tata cara perencanaan teknik jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki di perkotaan ini adalah sebagai acuan dan pegangan dalam melakukan perencanaan jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki di perkotaan, melintas di atas jalan raya atau jalan kereta api. Tujuan Tujuan tata cara ini adalah untuk menjamin Perencanaan teknis jembatan penyeberangan yang memenuhi ketentuan kekuatan dan _—estetika, keseragaman bentuk dan tipe serta keselamatan, keamanan dan kenyamanan bagi pemakai jalan. RUANG LINGKUP Tata cara ini memuat ketentuan-ketentuan tentang perencanaan teknik jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki di perkotaan, yang melintas di atas jalan raya atau jalan kereta api meliputi bangunan atas, bangunan bawah, pondasi dan tangga Penghubung serta lingkungan di sekitarnya. PENGERTIAN Yang dimaksud dengan 1). jembatan adalah bangunan pelengkap jalan yang berfungsi melewatkan lalu lintas yang terputus pada kedua ujung jalan akibat adanya hambatan berupa sungai, saluran, kanal, selat, lembah serta jalan dan jalan kereta api yang menyilang; jembatan penyeberangan pejalan kaki adalah jembatan yang hanya diperuntukan bagi lalu lintas pejalan kaki yang melintas di atas jalan raya atau jalan kereta api; bangunan atas adalah bagian dari struktur jembatan yang langsung memikul beban lalu lintas serta melimpahkannya ke bangunan bawah melalui struktur perletakan; struktur perletakan adalah bagian dari struktur jembatan yang berfungsi melimpahkan gaya-gaya yang berasal dari bangunan atas ke bangunan bawah pangunan Dawah adalah bagian dari struktur jembatan yang berfungsi memikul gaya~gaya yang berasal dari bangunan atas serta melimpahkannya ke pondasi; Pilar adalah bangunan bawah yang berfungsi memikul gaya- gaya yang bekerja pada ujung-ujung bentang tengah atau ujung-ujung bentang tengah dan bentang tepi bangunan atas; kepala jembatan adalah bangunan bawah yang berfungsi memikul gaya-gaya yang bekerja pada ujung-ujung bentang tepi bangunan atas; Pondasi jembatan adalah bagian dari struktur jembatan yang berfungsi memikul gaya-gaya yang bekerja pada bangunan bawah serta melimpahkannya ke lapisan tanah Ppendukun, japisan tanah pendukung adalah satu atau lebih lapisan tanah yang berfungsi sebagai pemikul seluruh gaya-gaya yang bekerja pada pondasi; bentang jembatan adalah jarak antara 2 perletakan dari suatu gelagar; panjang jembatan adalah jarak antara kedua ujung tepi bentang tepi; pondasi tiang adalah tipe pondasi daiam yang untuk melimpahkan gaya~gaya ke lapisan tanah pendukung melalui struktur tiang; Pondasi dalam adalah tipe pondasi yang lapisan tanah pendukungnya terletak pada kedalaman lebih dari 10,00 m dari permukaan tanah setempat; Eiang adalah elemen struktur berbentuk bundar, persegi Smpat atau bentuk lainnya yang rasio panjang terhadap lebar lebih dari 10; Pondasi sumuran adalah tipe pondasi dangkal yang untuk melimpahkan gaya-gaya ke lapisan tanah pendukung melalui struktur sumuran; pondas) dangkal adalah tipe pondasi yang lapisan tanah pendukungnya terletak pada kedalaman maksimum 10,00 m dari permukaan tanah setempat; pymuran atau caisson terbuka adalah elemen struktur Dingkai beton bertulang berbentuk bundar, persegi atau ellip yang dalamnya diisi beton siklop’ dan dasarnya langsung menumpu pada tanah pendukung berupa lapisan tanah keras; Japisan tanah keras adalah lapisan tanah tidak mampat yang mempunyai nilai sondir lebih dari 15 MPa atau nilai SPT lebih dari 40; pondasi langsung adalah tipe pondasi dangkal yang dasarnya menumpu pada lapisan tanah keras yang terletak pada kedalaman maksimum 5,00 m dari permukaan tanah setempat; jalan’ pendekat adalah bagian dari ruas jalan yang menghubungkan ujung-ujung jembatan; tangga penghubung adalah struktur tangga yang berfungsi untuk lewatnya pejalan = kaki = menuju— Jembatan penyeberangan; sandaran jembatan adalah struktur pagar yang berfungsi sebagai pengaman pejalan kaki yang melewati jembatan tersebut; ruang bebas adalah ruang di bawah jembatan yang tinggi dan lebarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku; kondisi batas ultimit adalah beban dan gaya-gaya yang menyebabkan seluruh struktur jembatan dalam kondisi kritis sebagai akibat tegangan yang bekerja pada elemen- elemen struktur telah mencapai batas ultimitnya; kondisi batas layan adalah beban dan gaya-gaya yang menyebabkan seluruh struktur jembatan dalam kondisi tidak jJayak pakai sebagai akibat tegangan yang bekerja pada elemen-elemen struktur telah melampaui daya layannya; kondisi batas tegangan kerja adalah beban dan gaya-gaya menyebabkan struktur jembatan cukup aman dan layak pakai sebagai akibat tegangan yang bekerja pada elemen-elemen strukturnya tidak melampaui tegangan yang diijinkan; pembebanan adalah suatu sistem beban-beban yang harus digunakan dalam perencanaan teknik elemen struktur, sehingga jembatan dapat berfungsi dan memenuhi ketentuan kekuatan, keamanan dan kemantapan selama masa pelayanan yang direncanakan; beban tetap adalah beban-beban yang mempunyai nilai dan Pengaruh tetap selama umur rencana; beban sementara adalah beban-beban yang bekerja bersifat sementara serta mempunyai nilai dan pengaruh tidak tetap selama umur rencana; beban mati adalah beban yang berasal dari berat sendiri jembatan atau elemen struktur jembatan yang ditinjau, termasuk segala komponen tambahan yang dianggap merupakan satu kesatuan tetap dengannya; 3 Beban mati tambahan adalah beban yang berasa} dari elemen non struktur, yang mmenjadi beban tambahan pada Jembatan, Eekanan tanah adalah gaya lateral yang bokerja pada Pagian vangunan bawah yang torlauak di bawal pecmupeee tanan; peban angin adalah gaya lateral akibat sekanan angin, bekerja tegak Turus sumbu jembatan yang mempunyai nilai tertentu per satuan luas bidang vertikat sepanjang Jembatan; peccoan bat Perbedaan sunu adalah gaya yang timbul akibat song pahan Pentuk yang terjadi karana adanyn porbodyon sonee gee? elemen yang menggunakan bahan yang sama een berbeda; S4ya rangkak dan susut adalah gaya yang timbul akibat sifat rangkak dan susut pada beto gage Some adalah gaya-gaya yang harus dipikul jembatan Pada saat terjadi gempa: Saya hidrostatis adalah gaya lateral akibat tekanan air; Saya apung adalah gaya vertikal akibat tekanan air; combunemoukan adalah gaya lateral yang téerjadi karena tumbukan kendaraan pada bangunan bawan; beban pejalan kaki adalah beban akibat alu lintas pejalan kaki; Beban nominal adalah beban-beban tetap, beban semontara gan beban-beban Tainnya yang sesuai dengan ketontuan yang e eho rsanaan yang nilainya sama dengan bebansbebar nominal Gikalikan dengan faktor beban yang terkait; faktor beban adalah suatu bi langan numerik yang digunakan untuk menghitung beban rencan. ae if BAB II KETENTUAN - KETENTUAN KETENTUAN UMUM 2 Vt. Dasar_ perencanaan Perencanaan teknik jembatan penyeberangan untuk. pejalan kaki di perkotaan harus di lakukan berdasarkan ketentuan | yang_—sberlaku _—serta mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut : , 1). jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki yang Gibangun melintas di atas jalan raya atau jalan kereta api; (1). pelaksanaannya cepat dan lebih mudah; tidak mengganggu kelancaran lalu lintas; memenuhi kriteria _keselamatan dan kenyamanan para pemakai jembatan serta keamanan bagi pemakai jalan yang melintas di bawahnya; (4). pemeliharaan cepat dan mudah tidak perlu dilakukan secara intensif; memenuhi tuntutan estetika dan keserasian dengan lingkungan sekitarnya; Metoda perencanaan Dalam perencanaan jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki di perkotaan harus memenuhi ketentuan- ketentuan sebagai berikut 1). perencanaan struktur jembatan harus dilakukan dengan salah satu metoda (1). kondisi batas ultimit dengan mengambil faktor keamanan > 1,10; (2). kondisi > batas layan dengan mengambil faktor keamanan > 1,10; (3). kondisi batas beban kerja dengan mengambil faktor keamanan » 2,0 analisis perencanaan harus dilakukan dengan cara-cara mekanika yang baku; 3). anal isis dengan komputer, harus member itahukan so lne ea erosram gan harus dtunjukan dengan 1 ata masukan serta data keluaran; D118 metoda perencanaan menyimpang dari tata cara ini, harus mengikuti ketentuan sebagai berikut : Siruktur yang dihasilkan dapat dibuktikan gengan perhitungan dan/atau percobaan cukup aman; fanggung jawab atas penyimpangan dipikul olen perencana dan pelaksana yang bersangkutar dokumen perencanaan harus dilengkapi dengan tanggal, nama dan tanda tangan Penanggung anab perencanaan sertaydisetujui oleh pejabar instansi yang berwenang. Tahap perencanan perencanaan jembatan penyeberangan untuk Pejalan kaki harus dilakukan melalui tahap kegiatan sebagai berikut, De Pemilihan lokasi yokasi jembatan penyeberangan untuk lalu Tintas pejalan kaki yang melintas i atas Jalan raya harus memenuhi ketentuan : (1), mudah dilihat serta gapat dijangkau dengan mudah dan aman; gatak maksimum dari pusat-pusat kegiatan gan keramaian serta pemberhentian bic adalah 50 m; (3). jarak minimum dari Persimpangan jalan adalah 50 m. Pemetaan situasi Pada lokasi jembatan Penyeberangan yang direncanakan harus dilakukam Pengukuran STtuasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku; (1). hasil pengukuran disajikan dalam bentuk Peta situasi dan potongan melintang dengan skala 1 : 100; pene Situasi potongan melintang harus menyajikan data ; 6 lebar dan elevasi permukaan bagian- bagian jalan (jalur alu Vintas, trotoir, median; dan sarana drainase jalan; dimensi, jenis dan konfigurasi sarana utilitas (pipa air bersin, kabel tilpon, kabel listrik) baik yang ada di atas maupun di bawah permukaan tanah; jebar dan profil melintang daerah milik jalan kereta api; Membuat gambar pra rencana Gambar pra rencana dibuat dengan skala 1 : 50, meliputi denah, potongan melintang dan potongan memanjang dengan ketentuan (1). tinggi ruang bebas ditetapkan sesuai ketentuan yang tercantum pada tabel 1. Tabel 1. TINGGI RUANG BEBAS TINGGI MIN TERHITUNG DART JENIS LINTASAN RUANG BEBAS | TEPI BAWAH GELEGAR DI BAWAH (nm) SAMPAI DENGAN Permukaan perkeras- an. Jalan raya 0 dilalui bis susun 0 tidak dilalui bis susun tepi atas kepala Jalan kereta apt rel. jembatan penyeberangan yang melintas di atas jalan raya tangga dan kepala jembatan diletakkan di luar = jalur trotoir; pilar tengan = diletakkan ditengah media jembatan penyeberangan yang melintas ai atas jalan kereta api, tangga dan kepala jembatan diletakkan di luar daerah milik Jalan kereta api; pilar tengah — diletakkan berdasarkan ketentuan instansi yang terkait: lebar jembatan — ditetapkan sebagay berikut| lebar minimum jalur pejalan kak) dan tangga adalah 2,00 m; pada kedua sisi jalur pejalan kaki dan tangga harus dipasang sandaran yang = mempunyai —ukuran — sesuai ketentuan yang berlaku; Pada jembatan penyeberangan pejalan kaki yang melintas di atas jalan, sepanjang bagian bawah sisi luar sandaran dapat dipasang elemen yang berfungsi untuk menanam tanaman hias yang bentwk dan dimensinya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 4). melakukan penyelidikan geoteknik pada lokasi jembatan dengan ketentuan sebagai ber ikut (1). penyelidikan di lapangan harus di lakukan dengan salah satu atau__kombinasi metoda a. satu titik sondir pada setiap lokasi bangunan bawah = yang di Jakukan berdasarkan metoda SNI-03-2827-1992 satu titik pemboran teknik pada setiap lokasi — bangunan —bawah disertai dengan uji baling dan/atau Penetrasi standard berdasarkan-SNI- 03-2487-1991, SNI-03-2436-1991, dan AASHTO T 206-87. Pengujian contoh-contoh tanah asli dilakukan dengan mengacu pada metoda- metoda a. kuat tekan bebas : SKSNI M-08-1993-03 b. konsolidasi SNI_ 03-1812-1992 ©. geser langsung SNI 03-3420-1994 2.2. KETENTUAN eae (3). nasil penyelidikan geoteknik — harus disajikan dalam bentuk a. penampang stratigrafi b. parameter yang mewakili setiap Japisan tanah; 5). membuat perencanaan detail bangunan atas, bangunan bawah, pondasi, tangga dan sandaran serta elemen lainnya mengacu pada (1). ketentuan pembebanan yang berlaku; (2). spesifikasi elemen jembatan yang berlaku; (3). tata cara perencanaan pondasi jembatan yang berlaku; 6). menyusun spesifikasi untuk pelaksanaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; TEKNIS Pembebanan Perencanaan teknik jembatan penyeberangan untuk Valu lintas pejalan kaki dilakukan berdasarkan ketentuan pembebanan sebagai ber ikut 1). perencanaan struktur harus dilakukan terhadap kombinasi beban rencana, beban sementara rencana dan beban rencana lainnya yang direncanakan bekerja bersamaan selama periode umur rencana; 2). klasifikasi beban tetap, beban sementara dan beban lainnya untuk perencanaan jembatan pejalan kaki tercantum pada tabel 2; 3). besarnya beban tetap rencana, beban sementara rencana dan beban rencana lainnya dihitung berdasarkan nilai nominal setiap klasifikasi beban yang tercantum pada tabel 2 dikalikan dengan faktor beban yang terkait; 4). selama periode umur rencana, kombinasi beban tetap direncanakan bekerja bersamaan; KLASIFIKASI — UNTUK PERENCANAN Tabel JEMBATAN PEJALAN KAKI. | bepan rerap SEDAN SEMENTARA | — BEBAN KHUSUS _ | | 0 beban mati | © beban pejalan ka-| o gaya prategang os | eyostentnet ) ceausn|fetbcventarern mtmal| EA eat ane a | © beban gempa | © gaya akibat susut dan rangkak. © gaya akibat suhu o tekanan tana | 0 gaya gesok pada | perletakan. | | © beban petaksanean (1). bila ada diantara beban tetap dapat mengurangi pengaruh total, maka beban tetap tersebut tidak perlu diperhitungkan; bila diantara beban tetap nilainya berubah secara bertahap, maka harus diambi1 kombinasi beban’ yang paling berbahaya 5). kombinasi beban = yang digunakan dalam perencanaan dengan metoda kondisi batas layan Gitetapkan sebagai berikut (1). kombinasi beban dipilih salah satu alternatif yang paling berbahaya akibat beban tetap dan satu beban sementara (2). alternataf kombinasi beban tersebut tercantum pada tabel 3 6}. kombinasi beban yang digunakan dalam Perencanaan dengan metoda kondisi batas ultimit ditetapkan sebagai berikut (1). kombinasi beban dipilin salah satu alternatif yang paling berbahaya akibat beban tetap dan satu beban sementara Tabel 3. KOMBINASI BEBAN KONDISI BATAS LAYAN | sO | | KOMBINASI BEBAN BEBAN = tlefala]Ts]eo |r. Been teTap «[xPxfxle] x | (Berat sendiri, beban } mati tambahan, ‘susut dan rangkak, prate gang, beban tetap pe- Jaksanaan) IT. BEBAN SEMENTARA 1). pejalan kaki 7 x ~ 7 - - 2). gesekan pada XXL Xx] ox xx! xx] xx tumpuan | 3). pengaruh suhu xx] xx] x XK) XK] XX | 4). tekanan angin ~ | - | xx} xxfox foxx TIT. BEBAN LAINNYA 1). gempa ~ - - - ~ i 2). tumbukan ~ 7 = - 7 3). beban pelaksa- - 7 a - 7 naan. 1). tanda x dihitung terhadap faktor beban Penuh; 2). tanda xx dihitung dengan faktor bebsn relieving, (2). alternatif kombinasi beban _tersebut tercantum pada tabel 4. 7). kombinasi — beban yang digunakan dalam perencanaan dengan metoda kondisi batas tegangan kerja ditetapkan sebagai berikut (1), besarnya tegangan yang bekerja dihitung dengan rumus : (2) tegangan akibat beban rencana tegangan akibat beban nominal tegangan rencana tegangan yang diijinkan kelebihan tegangan yang diijinkan "1 Tabel 4. KOMBINASI BEBAN KONDISI SATAS ULTIMIT KOMBINASI BEBAN BEBAN Ue ee Saleen el IT. BEBAN TETAP xfxfxfxfx] x (Berat sendiri, beban mati tambahan, susut dan rangkak, prate - gang, beban tetap pe- laksanaan, tekanan tanan) TI. BEBAN SEMENTARA 1). pejalan kaki -}x}-f-f-]- 2). gesekan pada xx] xx] xx} xx} = | xx tumpuan 3). pengaruh suhu xx} xx} xx! xx} = | xx 4). tekanan angin xx} - | xx} x | = | x TIT. BEBAN LAINNYA 1). gempa >] >fr fe fx} - 2). tumbukan ---]- 4). beban pelaksa~ | - | - | - | - naan, 3): tanda x dihitung terhadap faktor beban penuh; 2). tanda xx dihitung dengan faktor beban relieving. (2). beban nominal ditetapkan sebagai berikut, (1). bila diperiukan dapat digunakan beban pejalan kaki yang disesuaikan dengan kelas = jembatan_—serta kelonggaran terhadap beban dinami (2). beban tumbukan nominal ditetapkan sesuai pasal 2.2.1 butir 14). (3). tekanan tanah rencana_dihitung dengan menggunakan faktor beban dalam kondisi batas layan; (4). tekanan —angin —digunakan dalam kondisi batas ultimit; (5). pengaruh gempa nominal dihitung eox terhadap gaya gempa yang ditetapkan pada pasal 2.2.1. butir 17). 12 (3). Kombinasi beban gan kelebihan tegangan yang diijinkan tercantum pada tabel 5- Tabel §. KOMBINASI BEBAN KONDISI BATAS TEGANGAN KERJA --sfhH KOMBINASI BEBAN | BEBAN L t}2falatsfelr Jo Bean tetap xfx]xfxfx txts © Bedan tatu tintas | x | x} x} x] 2 | % o Pengarun “sunu efx tity iys © Beban angin -|- x}-]- | - © Beban tumbukan - © Beban gempa - | t © Beban pelaksanaan t Togs ® | 9 | 25] 25] 40} 50} 30} 50 8). Menghitung beban mati a). (2). Beban nominal Seban mati nominal akibat berat sendiri Struktur harus dihitung mengikuti ketentuan sebagai berikut a). berat sendiri struktur dihitung berdasarkan berat isi bahan yang tercantum pada tabel 6. b). Bahan-bahan struktur lainnya yang tidak tercantum pada tabel 6, nilai berat isi yang digunakan’ dalam perhitungan harus diambil nilai berat isi yang diperoleh dari hasil Pengujian dengan metoda_—-yang berlaku. Beban rencana Beban mati rencanaharus dihitung berdasarkan beban nominal tersebut diatas Gengan menggunakan faktor beban yang tercantum pada tabe) 7. 13 Tabel 6. BERAT ISI BAHAN JENIS BAHAN BERAT ISI, kN/m3 Beton tak bertulang 22,0 - 25,0 Beton bertulang 23,5 ~ 25,5 Beton prategang 25,0 - 26,0 Baja 77,0 Besi tuang 71,0 Besi tempa 75,5 Beton aspal 22,0 Aluminium campuran 26,7 Timah 111,0 Pasangan batu 23,5 Bantalan karet, 11,3 Kayu 11,0 Pasir padat 18,0 - 18,8 Kerikil padat 18,8 ~ 20,0 Tanah timbunan padat 17,2 Air 10 Tabel 7. FAKTOR BEBAN BERAT SENDIRI. FAKTOR BEBAN BAHAN KONDISI BATAS | KONOISI BATAS ULTIMIT LAYAN BIASA RELIEVING Baja 1,0 141 0,9 Aluminium 1,0 11 0,9 Beton pracetak 1,0 1,2 0,85. Beton cor stp. 1,0 1,3 0,75 Kayu 1,0 14 0,70 9). Beban mati tambahan (1). Beban nominal Beban mati tambahan adalah beban akibat berat sendiri elemen non struktur, yang nilai— nominalnya harus — dihitung berdasarkan berat isi bahan yang digunakan. a. tebal_awal lapis permukaan harus ditetapkan maksimum 5 cm; tebal maks imum pelapisan ulang tidak lebih dari 14 5 cm; . Sarana utilitas yang dibebankan pada jembatan harus dihitung dalam kondisi paling kritis. (2). Beban rencana Beban rencana akibat beban mati tambahan parus dihitung berdasarkan dengan faktar beban yang tercantum pada tabe) 8, Tabel 8. FAKTOR BEBAN MATI TAMBAHAN FAKTOR BEBAN KLASI- FIKASI KONDISI KONDISI BATAS ULTIMIT BATAS, LAYAN BIASA RELIEVING Umum 1,0 2,0 0,7 Khusus 1,0 1,4 o,8 10). Gaya akibat susut dan rangkak (1). Susut Gaya yang terjadi akibat sifat susut beton harus dihitung — mengikuti ketentuan sebagai berikut &- gaya nominal akibat susut harus gihitung berdasarkan nilai regangan susut dasar; nilai regangan susut dasar € harus ditentukan dengan mengambil’ salah Satu cara sebagai berikut : (1). €& = 210 x 10% - 350 x 10 ditetapkan dari hasil pengujian susut beton pada umur 8 minggu dengan menggunakan metoda yang berlaku; (2). ©. tegangan susut rencana harus dihitung dengan rumus Fer = Ky X ee, 15 keterangan : ky = koefisien regangan susut beton yang besarnya tercantum pada grafik gampar 1. a. gaya yang direncanakan akibat susut harus dihitung berdasarkan faktor beban 1). kondisi batas layan 1,0 (2). kondisi batas ultimit = 1/0 (2). Rangkak Gaya yang terjadi akibat rangkak pada beton harus dihitung mengikuti ketentuan sebagai berikut a. gaya _rangkak nominal dihitung berdasarkan nilai rangkak dasar. beton ¢,; b. nilai rangkak dasar C, harus diambil dari salah satu cara i. berdasarkan nilai rangkak dasar yang tercantum pada tabel 7. Tabel 9. NILAI RANGKAK DASAR KUAT TEKAN KARAKTERISTIK MPa vi. berdasarkan hasil pengujian nilat rangkak — menggunakan metoda yang berlaku; c tegangan rangkak nominal f, harus dihitung dengan rumus veeeeeee (4) f. = ky x ky x G ¢ 16 PLLLASAS NVONVOSY NFISLAON “1 2eqmeg NVONIWIONId SSID0¥E VANIY INWVIO LuWvO ONNLINIG NLXWAA v7 kKeterangan ky = koefisien rangkak yang nilainya tercantum pada gambar 2. koefisien maturitas beton yang nilainya tercantum pada grafik gambar 3. qd. tegangan rencana akibat rangkak harus . @ihitung berdasarkan faktor beban 3. kondisi batas layan : 1,0 ii. Kondisi batas ultimit : 1/0 11), Beban tetap pelaksanaan Beban-beban — pelaksanaan yang mempunyai Pengaruh tetap terhadap jembatan harus dihitung mengikuti ketentuan sebagai berikut (1), bila beban tetap pelaksanaan terkait dengan beban / gaya lainnya, maka beban/gaya tetap rencana harus dihitung dengan menggunakan faktor beban yang terkait; (2). bila beban tetap pelaksanaan tidak terkait dengan beban / gaya lainnya, maka beban / gaya tetap rencana harus dihitung dalam kondisi batas layan dan kondist batas ultimit menggunakan faktor beban sebagai berikut a. kondisi batas layan : 1,0 b. kondisi batas ultimit i. biasa 21,25 ii. relieving : 0,80 12). Tekanan tanah (1). Tekanan tanah aktif fekanan tanah aktif harus dihitung berdasarkan teori tekanan yang bak a. bila dibelakang tembok bekerja beban vertikal merata sebesar q kPa, maka tekanan tanah aktif nominal dihitung dengan rumus 18 DUAVANVY NAISTHAON Z sequeg, U Duvass vevon NyoNIa Menai HEI snintun swoon 19 PINOLAM SV.LIMALVW NAISIAGON sequen 20 Pa = 3.3.H? Kj) - Sak WH . Seen Ceee etre ys cere ereeaias D). koefisien tekanan tanah aktif Ky’ harus dihitung mengikuts ketentuan * sebagai berikut i, bila permukaan bagian belakang dinding halus sehingga tidat ada gesekan dengan tanah, koefisien tekanan tanan akeif @yhitung dengan rumus si w = cost $y (7) w - cos’ o>") VW. bila permukaan bagian belakang tembok kasar, sehingga terjadi gesekan tanah dengan dinding, maka koefisien tekanan tanah aktif dihitung dengan rumus cos’ (g - 8) SIN( +5" )sin(h cos'a cos (848°) (1+/- : cos(B+5") cos(w-B) 1). Sudut gesekan antara dinding dengan tanah ditetapkan sebagai berikut a. Pasangan batu dan beton dicor tanpa bekisting : 5 = 4; b. dinding pracetak dan beton dicor dengan bekisting : 8 = 0,67 }; ¢). bila timbunan di belakang tembok menggunakan tanah Gonesif. maka tekanan tanah aktif harus dihitung Gengan memperhitungkan kedalaman maksimum retar akibat tarik dengan rumus : a5 +9) ci v (2). Tekanan Pasif Besarnya tekanan pasif dimuka tembok harus dihitung mengikuti ketentuan sebagai ber ikut, a). nilai tekanan tanah pasif nominal dihitung dengan rumus 21 ++(10) SLs ETHERS + (2eyk,t+ aK HL... efisien tekanan tanah pasif dihitung naan rumus eee tap) (3). Parameter geoteknik plik, Perencanaan dilakukan berdasarkan kondisi batas ultimit, maka parameter geoteknik yang pecnagan harus | dikoreksi dengan cara yang tercantum pada tabel 10. (4). Tekanan tanah rencana Tekanan tanah rencana harus dihitung berdasarkan faktor beban yang tercantum pada tabel 11, Beban pejalan kaki Beban akibat pejalan pejalan kaki diperhitungkan mengikut) ketentuan sebagai berikut = (1). beban nominal untuk jembatan Pejalan kaki dan frotorr milainya harus diambil dari grafik gambar 4; (2). semua elemen jembatan penyeberangan yang langsung memikul pejalan kaki harus direncanakan ontun memikul beban nominal § kp; (3). beban pejalan kaki rencana dihitung berdasarkan faktor beban a. kondisi batas layan ; 1,0 5. kondisi batas ultimit : 2/0 22 7 6? oso = 844 uep auto = My tasty = My F eyeurecuure| erep uebuap Isejai0y 14ep ya[uadip y!uyez096 vajaueted eL1q “(2 ; 9 2 Oy) gyty - > 0g'o = 344 uep ogtg = My oto = 744 : exew ‘mieq Sued eprom uebuap ueifnbuad [1sey 1sep ya(cuddip yiuyagosb sayaueded eL1q “(1 uebuessrey t + Ba gu. gs 4 ws (gqe37"y) ver sue quer vet sue aot uea due] ( guer uey due .8 13586 anpns 0 2a 2 —_= i ay sauyoy o a ea 2 n (@ very) ver sue aan Due Ta ver sue] (@uer 8y) verse JC 46886 inpns 0 & QR & zg Qs yeaag oo ' a NI AVT VG TY WUON ONTARZT 13a TvWYUON J1SWd JrL¥y YPlLIinwvayd HYNYL NVYNWRXOUL MINN31039 YILBNVYVd ISHIYOX YOLVI-o] janeL DAVY NVIVEad andi Nyaa Fegan, 14). 15). Tabel 11. FAKTOR BEBAN TEKANAN TANAH FAKTOR BEBAN TEKANAN BATAS | BATAS ULTIMIT LAYAN | | NORMAL RELIEVING [ Aktif +0 1,25 0,80 | Pasif 1,0 1,40 0,70 Vertikal 1,0 [1.28 0,80 Beban akibat gaya tumbukan pada penyangga Pilar penyangga jembatan penyeberangan yang melintas Giatas jalan raya harus direncanakan kuat menahan gaya tumbukan yang besarnya sama dengan beban statis ekivalen (1). dengan nitai nominal 100 kN yang titik tangkapnya terletak 1,80 m diatas permukaan perkerasan, menyudut 10° terhadap sumbu jalan; (2). beban statis ekivalen rencana dihitung dengan menggunakan faktor beban; a. kondisi batas layan if b. kondisi batas ultimit : 1, Beban akibat tekanan angin Beban akibat tekanan angin dihitung mengikuti ketentuan sebagai berikut (1). beban nominal dihitung dengan rumus Ty = 0,0006 . c . (Vv)? oe G2) Keterangan Tee beban nominal (kN/m) . koefisien seret, yang nilainya tercantum Pada tabel 12 va kecepatan angin rencana (m/d) yang nilainya tercantum pada tabel 13. : = luas permukaan sisi jembatan (cm)? 25 (2). beban angin diperhitungkan bekerja merata pada Seluruh permukaan bangunan atas pada sisi arah EoS') dengan luas ekivalen ditetapkan sebagai berikut (1). bila bangunan atas merupakan struktur masif, maka luas ekivalen sama dengan jluas total bagian samping yang masif; “'; 81 1a Bangunan atas merupakan struktur rangka, maka luas ekivalen diambil 30% luas bidang yang dibatasi oleh elemen-elemen paling luar; (3). beban angin rencana dihitung dengan faktor beban : (1)."kondisi batas layan : 1,0 2). kondisi batas ultimit : 1/20 Tabel 12. KOEFISIEN SERET c, TIPE BANGUNAN ATAS cw Rangka 1,20 | Masif 2,10 | 1,50 | 1,25 keterangan : b= lebar keseluruhan jembatan dihitung dari sisi luar sandaran; tinggi bangunan atas, termasuk tinggi bagian sandaran yang masif. Tabel 13. KECEPATAN ANGIN RENCANA KONDISI YARAK JEMBATAN DARI PANTAI BATAS <5 kM > 5 kM Layan 30 m/d 23 m/d Ultimit 35 m/d 30 m/d 26 16). Gaya akibat gempa Gaya-gaya akibat gempa dihitung mengikuti ketentuan sebagai berikut : a). bagian jembatan yang terletak diatas permukaan tanah harus diperhitungkan adanya gaya-gaya a. gaya horizontal statis ekivalen sebesar Keterangan : Te gaya horizontal statis ekivalen rencana (kN) t = faktor kepentingan untuk jembatan pejalan kaki I = 1,2 wo berat total nominal bagian bangunan yang mempengaruhi percepatan gempa besarnya sama dengan jumlah beban mati dan beban mati tambahan, (kN). koefisien gemmpa horizontal cos koefisien gempa dasar, yang nilainya dihitung dari grafik gambar 5 dan 6 serta tabel 14 dan 15. Ss faktor tipe bangunan, nilainya tercantum pada tabel 16. T waktu getar dasar; untuk tipe Struktur sederhana dapat dihitung dengan rumus : Taoeceaie) Bee cee - (6) Keterangan : T = waktu getar dasar, detik 9 = percepatan gravitasi, m/a’ = kekakuan gabungan, yaitu gaya horizontal yang mengakibatkan deformasi lateral bagian atas Pilar sebesar satu satuan lendutan, kN/ “p= berat total nominal bangunan atas, beban mati tambahan dan setengah berat pilar, KN; 27 7 7 i yp U.20 " | T A | ata | | 4 3 il t rT 3 \ rae | ; Lu ; a 5 ELLEE ETA [| | 2 j rH Ita lzal 9 LE[ zona | | | ZONA 2 | : LK T T ] | v a,z0tt + i y, BY TTT } & - te }o¢ | | | = | | A titi I i * Teale StH ZONA 3 | ZONA 4 o | {7 ou 0,20 7 7 1 2 (TET £ 0,10 pte ao ] TT 2 i Litt : | Le sa “ i TTT 0 ZONA § L ZONA 6 es 0 I 2 0 1 2 waktu getar T waktu getar T a: tanah lembek/lepas b : tanah teguh/agak padat ¢ : tanah kenyal/padat Gambar 5. KOEFISIEN GEMPA DASAR C 28 Tanel 14. PARAMETER KONOISI TANAH. TEBAL LAPISAN, m HI". TANAH TANAH TANAH TANAH KENYAL, TEGUH LEMBEK © Semua genes tanah <3 3 - 25 > 25 © Tanah bonesi® dengan <6 6 - 25 > 25 o Tanah kohes1® dengan cu > 100 Pa dan <9 9 - 25 > 25 tanpa granular sangat padat © Tanah kohesif dengan s 12 12 - 30 > 30 cus 200 kPa © Tanah granular terse-| < 20 20 - 40 > 40 Tabe! 1. TITIK BELOK GRAFIK GAMBAR 5 ZONA TANAH KENYAL] TANAH TEGUH | TANAH LEMBEK GEMPA | T c T c T c | 0.40 | 0,20 | 0,40 | 0,23 | 0,60 | 0,23 0,80 | 0,13 | 1,20 | 0,13 | 1,50 | ota 0,40 | 0,17 | 1,40 | 0,21 | 0,60 | 0,21 2 j 0,70 fost | 1,10 | 0,11 | 1,70 | oyrd | 0,40 | 0,14 } 0,40 0,18 | 0,55 | 0,18 3 ©,60 | 0.10 | 0,9a | a,10 | 1,30 | 0,10 + | 0,40 | 0,15 | 0,95 | 0,10 a - 0,10 0,75 | 0,10 | 0,95 | 0,10 0,40 | 0,12 | 0,60 | 0,12 5 : 0,10 0,80 | 0,10 | 0,50 | 0,10 0,60 | 0,07 6 0,06 - 0,06 0,08 | 0,06 30 Tabel 16. FAKTOR TIPE BANGUNAN S FAKTOR TIPE BANGUNAN TIPE STRUKTUR | JEMB. DENGAN| JEMB. DENGAN DAERAH JEMBATAN DAERAH SENDI| SENDI SETON PRATEGANG BETON BERTU- LANG / BAJA | PARSIAL PENUH SEPENUHNYA DAK- 1,0 F 1,15 F ase TIL DAN MONOLIT SEPENUHNYA DAK~ 1,0 F 1,15 F 1,3F TIL TAPI TIDAK MONOLIT TIDAK DAKTIL 3,0 3,0 3,0 Faktor perangkaan F dari tabel 16 nilainya F < 1,0 dan dapat dihitung dengan rumus 1) (7) F 1,25 - 0,025 n n= jumlah_ sendi plastis yang menahan deformasi lateral; Gaya seismik vertikal Gaya seismik vertikal harus diperhitungkan dalam perencanaan bangunan atas beton Prategang, struktur perletakan dan sambungan serta struktur kantilever yang besarnya sama dengan gaya vertikal statis ekivalen. i. gaya vertikal statis ekivalen dihitung dengan menggunakan percepatan vertikal sebesar 0,1 g yang bekerja bersamaam dengan gaya horizontal statis ekivalen; ii. dalam perhitungan gaya vertikal statis ekivalen tidak boleh dikurangi dengan berat sendiri; iii. Komponen gaya vertikal statis ekivalen yang bekerja pada bangunan atas dan bangunan bawah sebanding dengan massa dan kekakuan relatifnya; 31 (2). bagian jembatan yang terletak di bawah permukaan tanah harus diperhitungkan terhadap gaya-gaya sebagai berikut a. tekanan tanah akibat gempa yang besarnya sama dengan gaya horizontal statis ekivalen yang dinitung dengan rumus (18) Teg = Kye To My were kKeterangan = gaya horizontal statis ekivalen rencana yang bekerja pada bagian Jjembatan di bawah permukaan tanah, (KN). iG faktor kepentingan = 1,20 k= c.s c = koefisien geser dasar yang nilainya tercantum pada tabel 17, Ss = ditetapkan sebagai berikut i. bila bagian yang terletak di bawah permukaan tanah dapat menahan deformasi lateral yang cukup besar, maka $ = 1,0 ii, bila bagian yang terletak di bawah permukaan tanah_ tidak dapat menahan deformasi lateral yang cukup besar, maka S = 3,0. Tabel 17. KOEFISIEN GESER DASAR UNTUK TEKANAN TANAH DINAMIS. c ZONA TANAH TANAH TANAH KENYAL TEGUH LEMBEK 1 0,20 0,23 0,23 i 2 0,17 0,21 0,21 3 0,14 o.te 0,18 4 0,10 0,15 0,15 5 0,07 0,12 0,12 6 0,06 0,06 0,07 32 b. Tekanan tanah dinamis yang dihitung mengikuti ketentuan sebagai berikut i bila kepala jembatan merupakan struktur kaku dimana akibat kombinasi tekanan statis dan dinamis memungkinkan tepi atas mengalami deformas) tetap sebesar 0,001 H = 0,002 H, maka tekanan tanah dinamis rencana dapat dihitung dengan rumus Py’ = 0,75 Ky. TH? (19) Tekanan tanah bekerja pada setengah tinggi tinggi H. i. bila kepala jembatan merupakan struktur lentur, yang akibat kombinasi tekanan tanah statis dan dinamis tepi atas mengalami deformasi lateral sebesar 0,005 H, maka tekanan tanah dinamis rencana dihitung dengan rumus : Pad UW ak, (20) Big = Ky - Ky cece (21) (22) sin(o’ +s" dsin(h?-w-8) cos8.cos’p.cos(5'+8+8) (147 cos(5+8+8)cos(B-w) rumus tersebut hanya berlaku untuk jenis tanah non kohesif tidak jenuh yang tidak berpotensi likuifaksi. (3). Persyaratan pilar tinggi Perencanaan pilar tinggi narus dilakukan mengikuti ketentuan sebagai berikut a bila berat pilar > 20% w, maka gaya horizontal statis ekivalen harus dihitung dengan = menggunakan nilai ky yang tercantum pada gambar 7. 33 Cy] ig | i | | | i] | | | \ T | . | 8 | | | | | ' | | iy ft | | | | ‘| 1 2 j | 7 | re | | + | | i | : PI | — i | q I 10K Gambar 7. KOEFISIEN GEMPA PADA PILAR TINGGI 34 b. kedalaman d, ditetapkan berdasarkan jenis tanah; i, tanah kohesif dengan c, ¢ 10 kPa, dy £ 3,00 m. ii, tanah kepasiran yang peka terhadap likuifaksi, nilai d tercantum pada tabel 18. Tabel 18. NILAI KEDALAMAN JEPITAN FAKTOR TEBAL LA- KEDALAMAN FAKTOR KETAHANAN | PISAN PA- | JEPITAN | _REDUKSI LIKUIFAKSI| SIR d, *) 4, *) | DINAMIS F (m) (im) Tidak di- < 10 d, oO tentukan > 10 1b 0,33 FL < 0,6 < 10 4, oO > 10 16 0,33 0,6 10 0 0,67 0,8 10 ° 1,0 FL > 10 - ° 1,0 4 (4). Pengaruh likuifaksi Bila suatu jembatan terletak tanah pasir yang 50% komposisi butirnya berukuran 0,02 - 2 mm dan mempunyai nilai N < 20, maka harus dihitung potensi likuifaksinya dengan ‘cara sebagai berikut a. menghitung potensi likuifaksi dengan rumus ee Goon (CE4) R= 0,0882 ¥ (24) 35 ry = 1,0 - 0,015 4, eet + (26) keterangan 0 = tekanan tanah total pada lapisan pasir 0, = tekanan efektif pada lapisan pasir d, = kedalaman lapisan paisr R, = faktor yang nilainya tercantum pada tabel “48. Tabel 19. Nilai Ry KARAKTERISTIK Ry PASIR 0,02mm < dey $ 0,05mm 0,05mm < dy ¢ 0,06mm | 0,6 mm ¢ dy ¢ 2,0 mm b. bila FL < 1,0, maka pasir mempunyai (5). potensi likuifaksi. Gaya gempa rencana Perencanaan jembatan terhadap gaya gempa rencana dihitung hanya dalam kondisi batas ultimit dengan mengambil faktor beban 1,0. 17). Gaya akibat pengaruh suhu (1). Gaya nominal Gaya niminal akibat perbedaan suhu harus dihitung mengikuti ketentuan sebagai berikut a. pergerakan dan pengekangan pada perletakan serta sambungan pelat antai dihitung berdasarkan variasi suhu rata-rata yang tercantum pada tabel 20 serta koefisien perpanjangan dan modulus elastisitas yang tercantum pada tabel 21. 36 Tabel 20. Suhu rata-rata nominal 7 7 Suhu rate-rata °C Tipe bangunan atas Minimum Maksimum Pelat beton diatas ge- 16 40 Jegar beton; boks beton Pelat beton diatas ge- 15 40 legar baja; rangka baja Pelat baja diatas gele- 15 45 gar baja; rangka baja Tabel 21, Koefisien perpanjangan dan modulus elastisitas denis bahan koef isien Mod. elastisitas perpanjangan MPa Baja 12 x 10% 200.000 Beton ~Kuat tekan <0HPa] = 10 x 10 =; 25,000 -Kuat tekan >30MPa] 11 x 10 =| 34.000 Aluminium 24x 108 70.000 L b). gaya akibat perbedaan suhu permukaan atas dan bawah pelat Jantai pada siang dan malam hari harus dihitung berdasarkan perbedaan suhu gradien yang tercantum pada gambar 8. (2). Gaya rencana Gaya rencana akibat pengaruh suhu harus dihitung dengan menggunakan faktor beban a. kondisi batas layan : 1,0 b. kondisi batas ultimit i. normal 1,2 i relieving : 0,80 7 TIPE STRUKTUR Balok beton dan pelat, atau polat Bact coment tae 200 mm Golagar beton tie box T=143-0,05y 7 y E Ty7T+3-0,,05y al RE Carl bein Foe . rrrense 3 PUT Urs . TTT ls Yetentuan ; 1). PERBEDAAB 1). perbedaan suhu gradien hanya berlaku untuk d 300 mm bila d 300 mm,maka perbedaan suhu gradien harus di gunakan grafik di atas; 2). jika elev. jembatan 500 m dpl,maka T, Jika elev. jembatan 300 m dpl,maka T, 12°C 17°C Gambar 8 SUHU GRADIEN PADA BETON 38 18). Gaya gesek pada tumpuan 19). (1). Gaya nominal Gaya nominal gesekan pada tumpuan harus dihitung mengikuti ketentuan sebagai berikut : a. gaya gesek nominal pada tumpuan hanya dihitung terhadap beban tetap; b. besarnya koefisien gesek pada tiap jenis perletakan adalah sebagai berikut : i. perletakan rol baja tunggal dengan kekerasan 110 - 240HB : 0,03 ii, perletakan rol tunggal dengan _bidang kontak baja dengan kekerasan < 500 HB : 0,003 iii. perletakan rol tunggal dan perietakan pelat baja mutu tinggi bahan karat yang mempunyai kekerasan < 350 HB : 0,01 iv. baja tidak berkarat tanpa dilumas pada PTFE murni dengan tegangan tekan rata- rata; a. SMPa 1 0,15 b. 15MPa : 0,10 c. = 30 MPa : 0,05 v. koefisien gesek jenis tumpuan lainnya diambil dari hasil pengujian atau spesifikasi pabrik. (2). Gaya gesek rencana Gaya gesek rencana harus dihitung berdasarkan faktor beban sebagai berikut : a. kondisi batas layan b. kondisi batas ultimit : i. norma? 1,3 ii. relieving : 0,80 Gaya prategang Perencanaan jembatan yang sebagian atau seluruh komponennya menggunakan struktur prategang harus dihitung mengikuti ketentuan sebagai berikut : 39 20). 21). a). gaya-gaya sekunder akibat sistem prategang pada struktur statis tak tentu dihitung dalam kondisi batas layan dan batas ultimit; gaya-gaya prategang harus dihitung sebelum dan sesudah kehilangan tegangan pada kombinasi dengan beban-beban lainnya; pengaruh utama dari prategang harus dipertimbangkan a. pada kondisi batas Jayan, gaya prategang rencana dianggap bekerja sebagai sistem beban pada elemen dengan menggunakan faktor beban 1,0; b. pada kondisi batas ultimit, gaya prategang rencana harus diperhitungkan dalam analisis kekuatan elemen dengan menggunakan faktor beban 1,0; Pengaruh vibrasi a). (2). (3). perbandingan bentang dan tebal bangunan atas < 30; dengan ketentuan untuk gelegar menerus panjang bentang diambil jarak antara titik-titik lawan lendut akibat beban mati; frekuensi dasar vibrasi bangunan atas > 3 Hz bila vibrasi bangunan atas mengakibatkan frekuensi dasar < 3 Hz, maka disyaratkan lendutan statis maksimum akibat beban 1 kN ¢ 2mm. Beban pada waktu pelaksanaan Perencanaan teknik jembatan penyeberangan _harus memperhitungkan beban pada waktu pelaksanaan dengan ketentuan sebagai berikut a). aye beban pada waktu pelaksanaan dianggap bekerja bersamaan dengan salah satu beban akibat pengaruh Vingkungan untuk mendapatkan pengaruh yang berbahaya, harus dipilih salah satu gaya yang dominan akibat Pengaruh Tingkungan; penurunan; Pengaruh suhu; aliran air dan benda hanyutan; tekanan hirostatis dan gaya apung; beban angin; eaocp 40 22). Beban untuk perencanaan sandaran pejalan kaki truktur sandaran pada kedua sisi jembatan penyeberangan pejalan kaki dan tangga harus direncanakan terhadap beban horizontal dan vertikal yang bekerja bersamaam sebesar 0,75 kN/m 23). Bebam untuk perencanaan tiang penerangan Bila jembatan penyeberangan pejalan kaki harus dilengkapi dengar lampu penerangan, maka tiang-tiang penyengga harus direncanakan kuat memikul kombinasi beban : 1). beban mati rencana 2) pan angin rencana yang dihitung dengan rumus : Hy = 0,006 CG, (WW)? . Ag ceeseeeeeee + (27) Keterangan Vv, = kecepatan angin rencana (m/d); lihat tabel 13 ©, = koefisien seret, lihat tabel 12. A, = luas permukaan yang menahan angin (m') H, = beban angin rencana (kN/m) 2.2.2. Dasar-dasar perencanaan elemen struktur Perencanaan elemen struktur bangunan atas, bangunan bawah, pondasi dan tangga serta perlengkapan jembatan penyeberangan untuk lalu lintas pejalan kaki harus dilakukan berdasarkan ketentuan- ketentuan sebagai berikut : 1). Spesifikasi pembebanan sebagai telah diuraikan pada pasal 2.2.1. 2). Ketentuan tentang perencanaan struktur beton untuk jemmbatan yang ber lak: Ketentuan tentang perencanaan struktur baja untuk jemmbatan yang berlaku; 4). Ketentuan lainnya yang berkaitan dengan perencanaan struktur jembatan; 5). Khusus perencanaan jemmbatan gantung untuk Jalu lintas pejalan kaki harus mengacu pada 41 2.3, Tata Cara Perencanaan Teknik Jembatan Gantung Pejalan Kaki, SNI 03-3428-1994, Persyaratan bahan Bahan-bahan yang digunakan untuk elemen jembatan penyeberangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut 1). Mutu beton Beton yang digunakan untuk elemen jembatan penyeberangan harus mempunyai kuat tekan karakteristik mminimum seperti tercantum pada tabel 22. Tabel 22. KUAT TEKAN KARAKTERISTIK BETON, fc ELEMEN fc, MPa © Struktur beton bertulang 20 © Struktur beton prategang 35 © Elemen non struktur 15 2). Mutu baja Baja yang digunakan untuk elemen penyeberangan harus mempunyai kuat leleh minimum seperti tercantum pada tabel 23. Tabel 23. KUAT LELEH BAJA, fy ELEMEN fy, MPa © Tulangan beton 240 © Kabel prategang 1800 © Tiang pancang 240 © Sandaran | 240 3). Bahan lainnya Mutu bahan = lainnya —harus — ditentukan berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan 42 eon Ae oleh laboratorium yang telah dinyatakan lulus akreditasi oleh Komisi Akreditasi Laboratorium Departemen Pekerjaan Umum. Perencanaan gelegar dan lantai jembatan Perencanaan bangunan atas jembatan penyeberangan untuk lalu lintas pejalan kaki harus dilakukan mengikuti ketentuan sebagai berikut : 1). bangunan atas jembatan penyeberangan yang melintas diatas jembatan jalan raya dan jalan kereta api harus menggunakan elemen beton pracetak; 2). bentuk dan tipe elemen beton pracetak untuk gelegar harus dipilih salah satu dari tipe yang tercantum pada gambar 9, 10, 11, 12 dan 13; 3). bila digunakan tipe balok I dan T, maka lantai jembatan dapat direncanakan dengan menggunakan pelat beton pracetak atau pelat beton yang dicor setempat dan merupakan struktur monolit; 4). penggunaan gelegar beton pracetak prategang pratarik tipe pelat beton berongga harus sesuai dengan ketentuan : Spesifikasi Elemen Beton Pracetak Pratarik Tipe Pelat Berongga untuk Gelegar Jembatan bentang 6,00 - 16,00 m, kapasitas beban BM - 70; 5). penggunaan gelegar beton pracetak prategang pratarik tipe balok T harus sesuai dengan ketentuan : Spesifikasi Elemen Beton Pracetak Prategang Pratarik Tipe Balok T untuk Gelegar Jembatan Bentang 20,00 - 35,00 m, Kapasitas Beban BM ~ 70; 6). penggunaan gelegar beton pracetak prategang pasca tarik tipe balok T harus sesuai dengan ketentuan : Spesifikasi Elemen Beton Pracetak Pasca Tarik Tipe Balok T untuk Gelegar Jemmbatan Bentang 20,00 - 35,00 m, Kapasitas Beban BM - 70; 7). penggunaan gelegar beton pracetak prategang pasca tarik tipe balok I harus sesuai dengan ketentuan : Spesifikasi Elemen Beton Pracetak Prategang Pratrik Tipe Balok I untuk Gelegar Jembatan Bentang 20,00 - 35,00 m, Kapasitas Beban BM - 70; 43 + fi af oe wereyn “1 ONVOGLVYd HVIADVUd L YOTVE “ o1aequen sued: apes Werosuitos qriazead wenog 1% 00'SE -00'07 = TZumuaq set1e4 1500 =4 ep oz = mg/m 79 = 4 09 16 = eg: BIOAD *T ONVOALVYd LYOTVa +——_+ Hh 02 ONVOTL Yd AVIADVUd | HOTVE “TH 2equIED uo st = q tuo sp = gq aezagA TxO1va _ == 46 ONVOSLVYd HVIADVY 1 HOTVE -——+ w go'2 yedes Suesedyp Bud 1 yojeg ¢ wenaysedp 1 00°7 PE we ef 111 00°07 - 00' A MO'Wa adLL NOLS UVDATAD “tr aeqaey JU), 47 AISVW ONVOALAUd HVIFOVAd NOLAG LV Tad TT ARquED Faesoy : wane EN y vedes 2avsedsp 3u 2244p 00'2 PHEH Beef Teeg¢ une] of seget yen 7 00'9T - 009 = 1 Buryaaq jsesea -z ‘Ts0'0 = 1 uD U6 = q wenqg “7 o> ONVINIIBN ONVAHUN SE w oot2 ONVENVA3W ONVEAUNd +e eas 5 ww te ———, 48 8). penggunaan gelegar beton pracetak prategang pratarik tipe balok I harus sesuai dengan ketentuan : Spesifikasi Elemen Beton Pracetak Prategang Pratarik tipe Balok I untuk Gelegar Jembatan Bentang 20,00 - 35,00 m, Kapasitas Beban BM - 7 9). penggunaan gelegar beton pracetak prategang tipe lainnya harus direncanakan sesuai ketentuan yang berlaku; 10). pada permukaan pelat beton lantai jembatan harus dipasang lapisan jenis latasir atau lataston tebal maksimumm 4 cm dan miring 3% ke arah tepi; 2.2.5. Perencanaan sandaran Perencanaan sandaran jembatan penyeberangan pejalan kaki harus mengikuti ketentuan sebagai berikut : 1). tinggi minimum sandaran jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki adalah 1, 35 m terhitung mulai dari permukaan lantai sampai dengan tepi atas sandaran; 2). setiap batang sandaran harus diperhitungkan mampu memikul gaya vertikal dan horizontal yang bekerja secara bersamaan sebesar 0,75 kN/m; 3). tipe sandaran dapat dipilih salah satu dari bentuk yang tercantum pada gambar 14, yaitu : (1). tiang sandaran dari pipa logam dengan 3 batang sandaran dari pipa logam; =~ (2). tiang sandaran dari pipa logam dengan 2 batang sandaran dari pipa logam; (3). tiang sandaran dari aluminium aloy yang menumpu di atas beton dengan 2 batang sandaran dari pipa loga 4). pada jembatan penyeberangan yang melintas di atas jalan raya dengan lalu lintas kecepatan tinggi, struktur sandaran harus berfungsi sebagai dinding pengaman yang dilapisi kawat kasa # 12 x 12 mmm serta tinggi minimum 3,00 m, lihat gambar 15 dan 16. 49 bila panjang jembatan lebih dari 40 m, harus dipasang pelindung terhadap panas matahari dan hujan; pelindung panas dan hujan dipasang pada bingkai pipa logam yang bentuknya seperti gambar 16. setiap pelindung dari pelat fibre glass bingkai pelindung harus direncanakan kuat menahan tekanan angin sesuai pasal 2.2.1. butir 15). (4). bentuk sandaran lainnya tercantum pada > gambar 17. persyaratan mutu bahan Bahan untuk struktur sandaran dan pelindung harus memenuhi ketentuan tabel 24. Tabel 24. PERSYARATAN BAHAN SANDARAN JENIS BAHAN LOGAM SPESIFIKASI Baja cor AASHTO M 105 Baja tahan karat AASHTO M 163 Aluminium alloy AASHTO M 270 Bout AASHTO M 164 Perencanaan tumpuan Perencanaan tumpuan gelegar jembatan penyeberangan harus mengacu pada ketentuan sebagai berikut : 1). pemilihan tipe tumpuan harus dilakukan dengan pertimbangan (1). memenuhi kriteria kekuatan, keawetan dan deformasi maksimum selama-masa pelayanan; (2). pemeliharaan sedikit mungkin; (3). penggantian dapat dilakukan dengan cepat dan mudah; tipe-tipe tumpuan untuk gelegar jembatan penyeberangan tercantumm pada gambar 18, 19, 20, 21 dan 22. z #= 450 mm b= 675mm ¢=337,Smm 1350 mm 1380 mm, b Gambar 14. SANDARAN JEMBATAN PEJALAN KAKI kawat ram ¢ 12mm x 12mm bingkal pips logam dlameter 150 mm minimum 3,00 m Gambar 15. PELINDUNG JEMBATAN PEJALAN KAKI DIATAS JALAN DENGAN LALU LINTAS KECEPATAN TINGGI 51 ONAGNITad TVOVAaS ISONASUTH ONVA NVEVONVS AdLL ‘91 2eqmey VANNIV1 NVEVGNVS S4LL ‘£1 2qm¥5 V-V NOILOSS Woo’! > ONVINGG NVONaG UVOVTAD HALINA 104 NVNEWAL ‘BT 2eqmeD W001 < ONVINGE NYONIG UVOVTED HANA 104 NVNAWAL ‘61 seqmEg a nn = laa teal ou NuMVIaTEad oe ie a Pa {oe ES ==. = ==" 5 aT] WO00'rT > ONVINGG NVONZG UVOVTAD HALINA IGNAS NVAaWAL ‘oz aeqme5 56 Woo'rl < ONVINGG NVONSG UVOV1GD ANINN IGNAS NVAAWAL “TZ aequIED ToNas NWSW STHAd 57 Denan Denah Penampang Gaya at SS oem T Vey \ Lae ot Ay adalah was o> tekan elektif Gaya tangentiat Regangan geser tangential Ss C= geser Gaya veriikal Regangan geser tekan 7 be Ny Perputaran atau = momen yang bekerja feeraes \4 2——: @ fe2990 — Regangan | geser wa Regangan geser perputaran Pesputaran Gambar 22. BANTALAN ELASTOMER 2.2.7. 3). penggunaan tumpuan tipe bantalan elastomer dari neoprane maupun karet alam harus memenuhi ketentuan yang tercantum pada standard Specifications for Highway Bridges 1992 Section 18. Perencanaan siar muai Perencanaan siar mmuai harus dilakukan mengacu pada ketentuan sebagai berikut 1). siar muai harus dapat menampung kembang susut gelegar dan lantai jembatan tanpa mmenimbulkan tegangan skunder; 2). tipe siar muai mempunyai masa pelayanan yang sama dengan jembatan; 3). aktivitas pemeliharaan sedikit mungkin dan penggantian dapat dilakukan dengan mudah dan cepat; 4). tidak mmembahayakan pemakai jembatan; 5). tipe struktur siar muai dapat dilihat pada gambar 23, 24 dan 25; Perencanaan tangga Perencanaan _ tangga penghubung jembatan penyeberangan harus dilakukan mengikuti ketentuan sebagai berikut 1). tangga direncanakan untuk memiku? beban hidup nominal sebesar 5 kPa; 2). lebar bebas untuk jalur pejalan kaki mminimum adalah 2,00 m; 3). perencanaan dimensi tanjakan dan injakan harus mengacu pada grafik gambar 26 dengan ketentuan (1). tinggi tanjakan minimum 15 cm dan aksimum 21,5 om; (2). lebar injakan minimum 21,5 cm dan maksimum adalah 30,5 cm; (3). jumlah tanjakan dan injakan ditetapkan berdasarkan tinggi lantai jembatan yang direncanakan; 59 14AL AV Tid VaVd IVAW VIS MALAMULS tz seqUIED 05S GULL YAWOLSVTS IVAW UVIS UNLANULS Ye reqIED VOONVL NVVNVONSUGd HALINA HAVES “97 2eqmED Miu NVAVENE $0 006 “062 oat ocz _o9z ost ope ofe ore siz T] Hoss Na i 091 Olt 63 WAWINIW NVXVINT g 7 ‘ NVEVENVL, ore giz A 4). denah dan tipe tangga harus disesuaikan dengan ruang yang tersedia, (1), tangga tidak boleh menutup jalur trotoir: oleh karena itu harus diletakan di tepi luar trotoir; (2). pada kaki tangga harus disediakan ruang bebas, yaitu : x, 2 5,00 m 2,00 m 2,00 mm (3), tipe bentuk tangga dapat dilihat pada gambar 27, 28 dan 29, 5). tangga harus dilengkapi dengan 1ampu Penerangan guna keselamatan pemakai tangga pada malam har 6). sepanjang sisi tangga harus dipasang sandaran : (1). tinggi sandaran minimum adalah 1,35 m: ). sandaran tangga direncanakan kuat memikul gaya-gaya sesuai ketentuan pasal 2.2.5; (3). bentuk sandaran tangga dapat dilihat pada gambar 30. 2.2.9. Perencanaan pilar Perencanaan pilar jembatan penyeberangan harus dilakukan mengikuti ketentuan sebagai berikut 1). tipe struktur pilar harus dipilin yang Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cepat, mudah dan tidak mengganggu kelancaran lalu Vintas; 2). letak pilar adalah sebagai berikut : (1). pilar tengah diletakkan di tengah median; (2). pilar tepi diletakkan di tepi tuar trotoir; 3). bila tidak dipasang pengaman, maka pilar harus diperhitungkan terhadap tumbukan yang besarnya ekivalen dengan gaya lateral sebesar 50 ton 64 VOONVL NVUVONYS ‘of 2equeg, yang bekerja tegak lurus arah lalu Jlintas, serta 100 ton sejajar arah lalu lintas pada ketinggian 1,80 m dari permukaan perkerasan; 4). bentuk pilar tercantum pada gambar 31 dan 32. 2.2.10. | Perencanaan pondasi Perencanaan pondasi jembatan harus dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1). Pemilihan jenis dan tipe harus didasarkan pada kondisi dan karakteristik geoteknik setempat serta mempertimbangkan kecepatan dan kemudahan pelaksanaan; 2). Perencanaan pondasi harus mmengacu pada salah satu tata cara : (1). SNI 03-3446-1994 untuk pondasi langsung (2). SNI 03-3447-1994 untuk pondasi sumuran (3). SKSNI T-15-1993-03 untuk pondasi tiang 2.2.11. | Perencanaan sarana pembuangan air hujan Perencanaan sarana pembuangan air hujan harus dilakukan mengikuti ketentuan sebagai berikut : 1). pada setiap interval jarak 2,50 m pada kedua sisi dipasang saluran pemmbuang dari pipa PVC diameter 5 cm yang dihubungkan dengan pipa PVC diameter 15 cm pada kedua sisi; 2). saluran pembuang air hujan ini diteruskan ke saluran PVC yang dipasang pada pilar; 3). pola saluran pembuang air hujan tercantum pada gambar 33, 69 ‘IVDONNL WOTON 341 UV Id UNLANULS ONVNY NVONVaNYE Te aequiey, hina Nva30 ISVART 70 VONVS WOTOX Sd1L UV Td ‘Ze s8quED, wemvse cou mie ert ren bl Nvaaa svn W 0g'2 eset peasaqut de1zas uo ¢ p Ing edid 2 St Ind edid NVINITYIY ONVAaWad NVUNTVS ‘te aequED W as'2 yeuee Lersazuy dewas W> § $ dad edid 9 SL 9 IAd Rdid 2 1 ueeynuiad side] uebuiaes Juaqip ond edid qninw 72 BAB IIT CARA PERENCAAN Perencanaan teknik jembatan penyeberangan untuk lalu lintas pejalan kaki harus dilakukan dengan urutan kegiatan sebagai berikut eae 1). lakukan pemilihan lokasi jembatan sesuai pasal 2 ayat 1); 2). lakukan pengukuran dan pemetaan pada rencana lokasi jemmbatan sesuai ketentuan yang berlaku; 3). buat gambar pra rencana dengan mempertimbangkan : (1). persyaratan ruang bebas; (2). kondisi dan situasi pada rencana lokasi jembatan; (3). karakteristik lalu lintas; (4). kondisi lingkungan; 4). lakukan penyelidikan geoteknik pada setiap lokasi rencana pilar jemmbatan dengan menggunakan tata cara metoda yang baku; (1). hasil penyelidikan geoteknik yang disajikan dalam bentuk stratigrafi; (2). tetapkan parameter geoteknik yang mewakili setiap lapisan tanah 5). buatlah perencanaan detail struktur bangunan atas, bangunan bawah, pondasi, tangga dengan mengacu pada : (1). ketentuan pembebanan yang berlaku; (2). ketentuan struktur; (3). ketentuan estetika dan keserasian lingkungan; (4). keamanan, keselamatan dan kenyamanan peakai jemmbatan. 6). buattah gambar rencana sesuai ketentuan yang berlaku; 7). hitung volume bahan setiap elemen jembatan yang direncanakan dalam bentuk tabelaris. 73 LAMPIRAN A DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA 1), Pemrakarsa © Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga © Direktorat Bina Jalan Kota Direktorat Jenderal Bina Marga 2). Tim Penyusun © Sub Direktorat Penyusunan Standar 3), Tim Pembahas 1. Ir, Sukawan Mertasudira, MSc. Direktorat Bina Telaik 2. Ir, Buddy Darma Setiawan, MSc. Direktorat Bina Telik 3. If, Nawawi, MSe. Direltorat Bina Teknik 4. Ir. Utang Kadarusman Direktorat Bina Teknik 5. Ir. Rosita Maharani Direktorat Bina Teknik 6. Susingko, BE Direltorat Bina Teknik 7. Ir. Muztasir Nossir Direktorat Bina Teknik 8. Ir. Djoko Tidarso Direktorat Bina Teknik 9, Ir, Brawijaya, SE. Direktorat Bina Teknik 10. Ir. Indraswari H. Direktorat Bina Jalan Kota 1. Ir. Arief Witjaksono, MEng.Se. Direktorat Bina Jalan Kota 12. Ir. Yayah Sumardiyah Dircktorat Bina Jalan Kota 13, Ir, W. Witamawan, Msc. ME. Pusat Litbang Jalan 14, Ir. Soemartono Pusat Litbang Jalan 15. Ir. Nandang Syamsudin Pusat Litbang Jalan

You might also like