You are on page 1of 32

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Jurusan Teknik Sipil


Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

BAB III
TINJAUAN KHUSUS

3.1 Uraian Umum

Proyek Hotel, Mall, dan Apartemen Tentrem Semarang merupakan sebuah


bangunan yang dibangun untuk menghadapi Semarang masa depan. Hotel, Mall,
dan Apartemen Tentrem Semarang sendiri terdiri dari 18 lantai dan 4 basement
untuk Hotel, 5 lantai untuk Mall, dan 18 lantai dan 4 lantai basement untuk
Apartemen.
Proyek pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen Tentrem Semarang
sebagai objek melakukan Praktik Kerja Lapangan berlokasi di Jalan Gajah Mada,
Pekunden, Semarang, merupakan proyek yang di bangun dengan sumber dana
dari Owner. Tujuan dari pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen Tentrem
Semarang ini adalah untuk untuk meningkatkan kualitas infrastruktur di Kota
Semarang, karena Kota Semarang diyakini akan menjadi daerah dimana memiliki
masa depan yang cerah. Bisnis bergairah, ekonomi terus tumbuh, infrastruktur
semakin bagus, dan jadi kawasan industri, termasuk di sektor kepariwisataannya.
Suatu pembangunan konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaannya merupakan
perwujudan hasil dari koordinasi yang baik dari semua pihak yang terkait. Pihak
yang dimaksudkan ini adalah pemilik (owner), pejabat pembuat komitmen dan
penyedia jasa konstruksi yang terlibat. Koordinasi yang baik dapat menghasilkan
suatu pekerjaan yang efektif dan efisie terutama dalam pengaturan sumber daya
yang digunakan. Sumber daya ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan (material)
dan alat-alat yang digunakan dalam proyek ini. Dengan manajemen yang baik,
maka dapat dicapai hasil yang optimal.
Tahap pelaksanaan proyek merupakan tahap yang menentukan berhasil
atau tidaknya suatu proyek. Oleh karena itu, penyedia jasa konstruksi dalam
melaksanakan pekerjaan harus menggunakan pedoman-pedoman yang berfungsi
sebagai pegangan dalam kerja supaya dapat berjalan dengan lancar dan selesai
sesuai dengan waktu yang direncanakan. Dasar-dasar yang digunakan dalam
Proyek Hotel, Mall, dan Aparemen Tentrem Semarang ini antara lain:

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 36
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

a. Rencana Kerja dan Syarat ( RKS )


b. Berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing)
c. Gambar rencana
d. Penjelasan dan petunjuk dari pengawas pekerjaan selama pelaksanaan
pekerjaan.

Pada dasarnya dalam sebuah konstruksi bagian yang paling penting adalah
struktur bangunan. Karena dalam hal ini diperlukan perencanaan maupun
perhitungan yang kompleks agar tercipta bangunan yang memenuhi persyaratan
keandalan bangunan gedung, yang terdiri dari :
1) Keselamatan bangunan gedung
2) Kesehatan bangunan gedung
3) Kenyamanan bangunan Gedung
4) Kemudahan bangunan Gedung

Struktur adalah bagian-bagian yang membentuk bangunan seperti pondasi,


sloof, dinding, kolom, ring balk, kuda-kuda, dan atap. Pada prinsipnya, elemen
struktur berfungsi untuk mendukung keberadaan elemen nonstruktur yang
meliputi elemen tampak, interior, dan detail arsitektur sehingga membentuk satu
kesatuan.
Kegunaan lain dari struktur bangunan yaitu meneruskan beban bangunan dari
bagian bangunan atas menuju bagian bangunan bawah, lalu menyebarkannya ke
tanah dengan aman.

Terdapat tiga bagian dari struktur bangunan antara lain :


1. Struktur bawah (substruktur) adalah bagian-bagian bangunan yang
terletak di bawah permukaan tanah. Struktur bawah ini meliputi
pondasi dan sloof.
2. Struktur tengah merupakan bagian-bagian bangunan yang terletak di
atas permukaan tanah dan di bawah atap. struktur tengah ini meliputi
dinding, kolom, dan ring balk.

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 37
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

3. Struktur atas (superstruktur) yaitu bagian-bagian bangunan yang


terbentuk memanjang ke atas untuk menopang atap. Struktur atas
bangunan antara lain rangka dan kuda-kuda.

3.2 Metode Pelaksanaan

Dalam laporan ini, penulis menitikberatkan pada pekerjaan balok, kolom


lantai sembilan, balok dan plat lantai. Dalam proyek pembangunan Hotel, Mall,
dan Apartemen Tentrem Semarang. Adapun urutan pelaksanaan proyek secara
umum adalah sebagai berikut:

3.2.1 Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan persiapan umum ini meliputi pekerjaan-pekerjaan minor yang
mengawali persiapan untuk pelaksanaan pekerjaan umum, antara lain:
a. Pembersihan Lahan
Sebelum melakukan pekerjaan umum maka perlu dipersiapkan lahan
yang akan dibangun, dengan melakukan pembersihan/pembebasan lahan dari
pepohonan ataupun tiang listrik yang masuk dalam lokasi pembangunan.
b. Pembuatan Kantor Lapangan dan Gudang Sementara
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan maka diperlukan adanya
kantor sementara yang akan didirikan dari awal pekerjaan hingga pekerjaan
selesai. Kantor lapangan dimaksudkan untuk tempat rapat pekerjaan dalam
mengawasi dan mengontrol pekerjaan lapangan. Sedangkan, gudang
sementara berfungsi untuk menyimpan barang, material, dan peralatan guna
menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Besar ukuran Gudang
sementara disesuaikan dengan ruang lingkup pekerjaan yang dilaksanakan.
Gudang sementara minimal harus mampu menampung barang atau material
pokok seperti semen dan peralatan pekerjaan pendukung lainnya termasuk
keamanan peralatan. (lihat Gambar 3.1)

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 38
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

Gambar 3.1 Kantor Lapangan


(Sumber : Dokumentasi 26 April 2019)

c. Pemasangan Pagar Proyek

Pemasangan Pagar Proyek dilakukan sesuai dengan lokasi proyek


pada batas area terluar proyek mengelilingi area proyek yang bertujuan untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan tidak menjadi tempat lalu
lalang orang-orang yag tidak berkepentingan dalam proyek tersebut serta
berguna sebagai pembatas dan tanda adanya kegiatan pembangunan (lihat
Gambar 3.2).

Gambar 3.2 Pagar Proyek


(Sumber: Dokumentasi 23 April 2019)

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 39
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

d. Administrasi dan Dokumentasi


Data administrasi merupakan data penting yang harus disusun dan
dipersiapakan secara rapi dan tersusun sebagai laporan dan control
perkembangan pelaksanaan pekerjaan. Data administrasi berupa laporan
harian, mingguan, dan bulanan yang berjalan sejalan dengan pekerjaan di
lapangan.
Dokumentasi pekerjaan dilakukan pada kondisi 0% - 50% sampai
dengan 100% pekerjaan. Tahapan pekerjaan harus terdokumentasi dengan
baik dan lengkap untuk memudahkan evaluasi pelaksanaan dan kemajuan
dari tiap pekerjaan. Pengambilan pertimbangan lanjut pun lebih tepat dengan
berdasarkan dokumentasi yang ada. Dalam hal pendokumentasian pekerjaan
proyek ini digunakan camera yang akan mengcover jalannya pekerjaan.
e. Pengukuran
Pengukuran dimaksud untuk memberi patokan atau ukuran-ukuran
yang jelas di lapangan sebagai rambu-rambu pekerjaan yang akan

dilaksanakan (lihat Gambar 3.3), dengan begitu pekerjaan dapat sesuai


dengan gambar rencana. Pekerjaan ini dilakukan oleh tenaga terlatih yang
terampil dalam membaca gambar rencana serta menguasai alat ukur
Theodolith ataupun Waterpass.

Gambar 3.3 Pemasangan Patok Penanda


(Sumber: Dokumentasi Google)

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 40
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

3.2.2 Pekerjaan Struktur


Pada pembangunan Proyek Hotel, Mall, dan Apartemen Tentrem
Semarang pekerjaan struktur ini meliputi pekerjaan kolom, balok dan plat.
Berikut adalah penjelasan perihal pekerjaan struktur yang ditinjau oleh
penulis :

3.2.2.1 Pekerjaan Kolom


Kolom merupakan elemen struktur yang memiliki peran penting dari
bangunan. Kolom merupakan batang tekan vertikal dari rangka struktur
yang memikul beban dari balok. Kolom menjadi lokasi kritis yang dapat
menyebabkan keruntuhan. Maka dari itu dalam pembuatan kolom,
ketegakan, perancah pembesian serta pengecoran memerlukan ketelitian
yang tinggi (Lihat Gambar 3.7 dan 3.10).

Gambar 3.4 FlowChart Pekerjaan Kolom .

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 41
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

Gambar 3.5 Pekerjaan Kolom Lantai Sembilan.


(Sumber: Dokumentasi 10 April 2019)

Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memegang peranan


penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan keruntuhan (collapse)
lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh
struktur (Sudarmoko, 1996). SK-SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom
adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban
aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak
tiga kali dimensi lateral terkecil.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke
pondasi. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan
meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima
kolom akan didistribusikan ke permukaan tanah dibawahnya melalui
pondasi. Ukuran tulangan dan dimensi kolom ditentukan oleh konsultan
perencana berdasarkan perhitungan yang telah diatur dalam peraturan-
peraturan yang berlaku. Hasil dari perencanaan tersebut adalah berupa
gambar kerja dan rencana kerja dan syarat (RKS).
Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen
Tentrem Semarang 42
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya


merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi
adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang
tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton
memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok
bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

 Tipe Kolom
Tipe kolom yang digunakan dalam pekerjaan proyek pembangunan
Hotel, Mall, dan Apartemen Tetrem Semarang adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3 Tipe Kolom dan Dimensi

Tipe Kolom Struktur Dimensi ( cm )


K.8 70x120
K.9 80x80
K.16 50x120
K.17 40x140
K.18 50x100
K.19 40x140
K.20 40x140
K.27 50x120
K.27A 50x120
K.30 40x140
K.35 80x80

 Tipe Tulangan
Tulangan pada kolom dibagi menjadi 2 yaitu tulangan
utama/pokok dan tulangan sengkang/beugeul. Terdapat berbagai
spesifikasi penulangan yang dipergunakan dalam proyek Hotel, Mall, dan
Apartemen Tentrem Semarang ini, antara lain adalah :

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 43
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

 K.8
Tulangan pokok 26 D29
Sengkang Ø13-100
 K.9
Tulangan pokok 28 D25
Sengkang Ø13-100
 K.16
Tulangan pokok 28 D25
Sengkang Ø13-100
 K.17
Tulangan pokok 28 D22
Sengkang Ø13-100
 K.18
Tulangan pokok 22 D25
Sengkang Ø13-100
 K.19
Tulangan pokok 28 D22
Sengkang Ø13-100
 K.20
Tulangan pokok 28 D22
Sengkang Ø13-100
 K.27
Tulangan pokok 28 D25
Sengkang Ø13-100
 K.27A
Tulangan pokok 28 D25
Sengkang Ø13-100
 K.30
Tulangan pokok 28 D22
Sengkang Ø13-150

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 44
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

 K.35
Tulangan pokok 28 D25
Sengkang Ø13-150

Perkerjaan kolom meliputi penentuan as kolom, pemasangan


tulangan, pemasangan bekisting, pengecekan tulangan dan begesting,
pengecoran, pembongkaran bekisting, dan perawatan beton sehingga
tercetak kolom yang berkualitas. Pada proyek Hotel, Mall, dan Apartemen
Tentrem Semarang ini menggunakan kolom bujur sangkar dengan
berbagai variasi pada dimensi dan tulangannya yang dapat digambar kerja
detail kolom pada lampiran laporan.

a. Penentuan As Kolom
Titik-titik as kolom diperoleh dari hasil pekerjaan pengukuran dan
pematokan, yaitu berupa titik-titik yang digunakan sebagai dasar
penentuan letak kolom dengan bantuan theodolite. Cara pengukuran
penentuan as kolom adalah sebagai berikut:
1. Menentukan satu titik pedoman untuk as bangunan, baik untuk
arah vertikal maupun horizontal, yang diletakkan pada area
bangunan yang sekiranya tidak terganggu oleh aktivitas pekerjaan
sehingga titik acuan tidak bergerak.
2. Membuat tembakan pinjaman yang mempunyai jarak terhadap arah
salah satu bangunan. Kemudian membuat tanda searea bidikan,
yang digunakan sebagai titik bantu, dalam menentukan siku
bangunan.
3. Menentukan siku bangunan, dengan membuat sudut siku dari titik
bantu yang telah dibuat sebelumnya, kemudian tentukan letak
sikunya dan buat tanda yang searah bidikan sebagai titik bantu.
4. Dari pinjaman jarak dari as yang digunakan untuk membuat titik
bantu, maka posisi as kolom dapat ditentukan.
5. Posisi as kolom ditentukan berdasarkan pada dua arah yang
membentuk perpotongan siku, sehingga posisi kolom bisa
ditentukan dengan presisi letak kolom yang akurat.

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 45
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

6. Mengecek ketegakan kolom yang telah di pasang di atas lantai,


dengan memasang unting-unting di dua sisi permukaan bekisting,
hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa kolom memang
benar-benar tegak terarah memanjang melintang.
7. Posisi as kolom di lantai selanjutnya harus tepat kedudukannya
terhadap as kolom pada lantai sebelumnya, untuk itu dilakukan
pengecekan dengan menggunakan tali benang, untung-unting, dan
meteran.

b. Pekerjaan Pembesian Kolom


Pembesian pada kolom terdiri dari dua tulangan, yaitu tulangan
pokok dan tulangan sengkang Tulangan pokok berfungsi untuk
menahan kombinasi beban aksial dan momen lentur, sedangkan
sengkang berfungsi untuk menahan gaya geser akibat torsi atau
puntir. Langkah-langkah pemasangan tulangan kolom, yaitu:
1. Pemilihan ukuran baja pada tumpukan loading baja

Gambar 3.6 Pemilihan Ukuran/Dimensi Baja.


(Sumber: Dokumentasi 20 April 2019)
2. Baja tulangan di potong dan di bengkokkan sesuai dengan
ketentuan pada gambar rencana. Pemotongan dan
pembengkokkan tulangan tersebut dilakukan di area kerja besi.

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 46
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

Gambar 3.7 Pekerjaan Pembengkokan Tulangan di Pabrikasi.


(Sumber: Dokumentasi 20 April 2019)
3. Tulangan yang sudah di potong dan dibengkokkan, di bawa ke
lokasi dimana kolom tersebut akan dibuat. Kemudian tulangan
tersebut dibuat dan dipasang sesuai gambar kerja.
4. Sengkang-sengkang yang telah di bentuk dipasang pada jarak
yang telah ditentukan dan diikat dengan tulangan pokok
mengunakan bendrat.
5. Kemudian beton deking setebal 2,5 cm sesuai dengan persyaratan
kolom didalam bangunan dipasang pada keempat sisi kolom.

c. Pekerjaan Bekisting Kolom


Bekisting merupakan struktur sementara yang digunakan untuk
membuat bentuk pada komponen struktur bangunan. Pembuatan
bekisting harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan
dilakukan. Bekisting kolom pada proyek ini memiliki tinggi 3 m Sisi-
sisi begesting di jepit dengan klem sebagai alat bantu untuk
mengencangkan bekisting (lihat Gambar 3.8).

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 47
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

Gambar 3.8 Bekisting Kolom Lantai Sembilan


(Sumber: Dokumentasi 13 April 2019 )
 Syarat-syarat dalam bekisting
.Penggunaan bekisting memiliki syarat-syarat yang baik dalam
pemasangannya yaitu sebagai berikut :
1. Cetakan harus kuat dan kokoh
Sebelum beton mencapai umur maka seluruh beban beton muda
yang disangga oleh acuan dan perancah maka dari itu cetakan harus
kuat.
2. Cetakan harus kaku
Beban-beban yang bekerja pada cetakan, antara lain beban vertikal,
beban horizontal serta beban-beban lain mengakibatkan cetakan goyah
oleh sebab itu perlu dipasang skoor pada tiang perancah dan klem agar
kaku.
3. Cetakan harus bersih dan rapat
Untuk mendapatkan hasil pengecoran yang baik harus diperhatikan
kebersihan cetakan, karena cetakan tidak bersih maka dalam
pengecoran kotoran akan masuk kedalam adukan beton, hal ini dapat
menurunkan mutu kolom beton. Serta cetakan haruslah rapat.

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 48
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

Kerapatan suatu bekisting sangat mempengaruhi didalam proses


pengecoran. Karena apabila bekisting yang kita pakai tidak rapat maka
adukan yang kita pakai tadi akan keluar dan akan mengakibatkan mutu
kolom beton yang kurang bagus karena pasta semen keluar dari
bekisting.
4. Mudah dibongkar
Apabila acuan mudah dibongkar, pada saat pembongkaran tidak
akan merusak kolom beton yang sudah jadi.
5. Ekonomis
Diusahakan acuan dapat digunakan untuk pembuatan bentuk yang
lain sehingga dapat menekan biaya yang digunakan. Namun pada
pekerjaan ini bekisting kolom menggunakan rangkaian yang sudah jadi
sehingga tidak memperhitungkan biaya.
6. Beban-beban
Cetakan dimaksudkan untuk menahan beban gabungan dari :
-Total berat dari cetakan, tulangan, dan beton
-Beban konstruksi meliputi efek gerak dinamis dan pemadatan
-Beban angin
7. Lendutan
Lendutan maksimum dari cetakan ketika bertemu dengan beton
adalah kurang dari 1/400 dari bentang untuk beton ekspose dan 1/360
dari bentang untuk beton lainnya. Proyek ini menggunakan bekisting
hollow/perry dalam pencetakan kolom, dengan maksud agar dapat
digunakan kembali setelah dilakukan pembongkaran, menghemat
biaya, serta untuk mengurangi limbah kontruksi. Bekisting terdiri dari
dua sisi berbentuk L yang digabungkan dengan klem pada sudut-
sudutnya.

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 49
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

Pemasangan bekisting kolom :


1. Pembersihan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
2. Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as
kolom sebelumnya sampai dengan kolom berikutnya dengan
berjarak 100cm dari masing‐masing as kolom.
3. Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai
sesuai dengan dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi
sebagai acuan dalam penempatan bekisting kolom
4. Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting

Sepatu
Kolom

Gambar 3.9 Gambar Bagian Kolom


(Sumber: Dokumentasi NRC) S
K
5. Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
6. Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
7. Atur kelurusan bekisting kolom dengan Alat Bantu.

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 50
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

Gambar 3.10 Gambar Cek Kelurusan Kolom dengan Alat Bntu


(Sumber: Dokumentasi 13 April 2019)

Gambar 3.11 Gambar Cek Kelurusan Kolom dengan Alat Bntu


(Sumber: Dokumentasi NRC)
8. Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap
dicor.

d. Pekerjaan Pengecoran Kolom


Pekerjaan pengecoran pada Proyek Hotel, Mall, dan Apartemen
Tentrem Semarang dilakukan dengan readymix yang didatangkan dari
batching plan. Pengecoran pada kolom dibantu dengan bucket yang di
isi dengan beton segar dan dipindahkan dengan bantuan tower crane
dari truck radymix ke kolom yang akan dicor (lihat Gambar 3.10).
Pekerjaan pengecoran kolom dilakukan apabila tahap-tahap
sebelumnya sudah dijalankan. Sebelum pelaksanaan cor kolom perlu
diadakan checking terhadap ketegakan dan kerapatan bekisting.
Adapun tahap pengecoran kolom adalah sebagai berikut :
1. Sebelum melakukan pengecoran, adukan beton dilakukan
pengetesan dahulu, test slump yang dilakukan oleh teknisi dan
disaksikan oleh pengawas dan kontraktor, jika nilai slump telah

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 51
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

sesuai yang disyaratkan, maka pengecoran bisa langsung


dilaksanakan.
2. Sebelum memasukan adukan dari mixer truck ke bucket kendaraan
pompa beton, operator pompa beton, memberi campuran semen
dengan air terlebih dahulu, untuk memastikan kelancaran fungsi dari
kendaraan pompa tersebut dan secara langsung melumasi dinding
selang pompa, sehingga pengecoran bisa berjalan lancar.
3. Atur posisi awal selang pompa dimana pengecoran pertama akan
dilaksanakan, dengan remote yang dilakukan oleh operator pompa
beton.
4. Masukan adukan beton yang dibawa oleh mixer truck ke bucket
yang berada dibagian belakang kendaraan pompa beton. Setelah ada
instruksi dari pihak lapangan, maka adukan tersebut akan
didistribusikan lewat pompa beton, mengarah ke kolom yang akan di
cor dengan bantuan remote yang dilakukan oleh operator pompa
beton.
5. Setelah kolom terisi adukan beton, masukan alat vibrator, untuk
menggetar‐getarkan dinding atau besi agar supaya adukan beton
tersebut mengisi penuh celah‐celah yang ada didalamnya.
6. Pengecoran beton untuk kolom, dilakukan sampai ketinggian yang
telah ditentukan, biasanya di cor sebatas balok utama bagian bawah.

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 52
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

Gambar 3.12 Pengecoran Kolom Lantai Sembilan


(Sumber: Dokumentasi 15 April 2019

3.2.2.2 Pekerjaan Balok dan Pelat


Pekerjaan balok bertulang diawali dengan penandaan (sipatan)
pada kolom agar memudahkan penentuan elevasi dari balok
tersebut. Kemudian berlanjut dengan pemasangan schaffolding.
(Lihat Gambar 3.13)

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 53
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

Gambar 3.13 Pekerjaan Balok


(Sumber : Dokumentasi 16 April 2019)

Jika dilihat dari fungsinya maka balok adalah bagian dari struktural
sebuah bangunan yang kaku dan menanggung dan mentransfer beban
menuju elemen-elemen dirancang untuk kolom penopang yang memiliki
fungsi sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan beban-beban.

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 54
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

a. Pekerjaan Pembesian Balok dan Plat


Balok-balok ini digunakan untuk menopang beban-beban lateral
dari struktur di atasnya, dengan dimensi yang bervariasi, maka
penulangan balok pada proyek ini dilakukan secara hati-hati. Penulangan
balok- balok ini dilakukan di tempat.

Gambar 3.14 Denah Balok dan Plat Lantai Sembilan


(Sumber : Shop Drawing GKB NRC )

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 55
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

Pada proses penulangan balok ini bersamaan dengan penulangan


pelat. Akibat dari bentang yang terlalu panjang sedangkan baja tulangan
panjangnya hanya 12 meter, maka tulangan harus disambung atau dalam
istilahnya adalah overlapping(masuk) sepanjang 80 cm pada masing-
masing ujung yang akan disambung.
Penulangan pelat dilakukan setelah penulangan balok selesai
dilakukan. Pada penulangan pelat harus diperhatikan manakah bagian
yang menjadi tulangan tumpuan dan lapangan karena akan
berpengaruh untuk menahan beban struktur atap dan lantai di atasnya.
Pada akhirnya penulangan ini akan berbentuk seperti jaring laba-laba.
Metode kerja dalam pemasangan tulangan balok dan pelat
adalah sebagai berikut :
1. Pastikan begisting sudah terpasang dengan kuat
2. Pasang atau rangkai tulangan bawah dengan dimasukkan ke
dalam tulangan kolom dengan panjang penjangkaran sebesar
6D
3. Karena terdapat sambungan pada penulangan maka dilkukan
overlapping sebesar 4D atau sekitar 80 cm
4. Memasang tulangan sengkang dan dipasang dengan bendrat
5. Memasang tulangan atas dengan cara memasukkannya ke
dalam tulangan sengkang satu persatu, ikat
6. Perhatikan pemasangan tulangan balok agar tidak terbalik saat
memasang tulangan tumpuan maupun lapangan begitu pula
dengan jarak tulangan atau sengkang
7. Setelah semua terpasang, dilanjutkan dengan memasang beton
decking dibawah tulangan dan diikatkan dengan kawat bendrat
8. Bersihkan sisa-sisa bendrat yang tidak terpakai, karena area
pengecoran harus bersih

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 56
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

Gambar 3.15 Pekerjaan Pembesian Plat Lantai Sepuluh


(Sumber : Dokumentasi 17 April 2019)

b. Pekerjaan Begisting Balok dan Pelat


Begisting pada balok sebelumnya sudah dipasang terlebih dahulu
sebelum penulangan dirangkai. Jadi, berbentuk seperti cetakan dengan
rongga-rongga, kemudian pada rongga tersebut tempat diletakkannya
tulangan-tulangan yang disatukan dengan tulangan plat.

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 57
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

Begisting balok ini juga sekaligus dipasang bersamaan dengan


begisting pelat. Begisting balok ini dipabrikasi atau dibuat di area kerja
lantai atas.
Metode kerja untuk pemasangan begisting balok dan pelat adalah
sebagai berikut :
1. Untuk pemasangan begisting pada balok, terlebih dahulu harus
dipasang scaffolding dan bodeman
2. Setelah itu pasang side form untuk memperkuat begisting baloknya
3. Melakukan pemasangan kepala kolom, karena ada pertemuan
kolom, balok, serta plat
4. Pasang multipleks di seluruh area balok dan plat sesuai gambar
5. Pasang pula begisting pada tepi balok setinggi tebal pelat
6. Perhatikan kerapatan antar multipleks agar tidak jebol ketika dicor
7. Pastikan seluruh multipleks sudah dipaku sebagai penguat agar
seluruh rangkaiannya mampu menahan beban beban pengecoran

Gambar 3.16 Proses Pembuatan Begisting Balok


(Sumber : Dokumentasi 20 April 2019)

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 58
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

c. Pekerjaan Pengecoran Balok dan Pelat


Pengecoran pada balok dilakukan bersamaan dengan pengecoran
pelat lantai. Concrete pump hanya mampu menampung sebesar 3 m3
saja, jadi pada pengecoran ini memakan waktu yang cukup lama.
Sebelum dilakukan pengecoran maka area harus dibersihkan terlebih
dahulu, termasuk dari sisa-sisa kawat bendrat.
Metode kerja yang dilakukan untuk pengecoran pada proyek ini
adalah :
1. Pastikan bahwa area yang akan dicor bersih (bebas dari sisa-sisa
kawat);

Gambar 3.17 Proses Persiapan Pengecoran Balok dan Pelat Lt Sepuluh


(Sumber : Dokumentasi 21 April 2019)

2. Apabila slump memenuhi persyaratan, maka pengecoran bisa


dilanjutkan dengan menuangkan beton ready mix ke dalam
concrete pump untuk dialirkan ke area yang akan dicor;
3. Beton dipadatkan menggunakan vibrator agar seluruh volume
ruang terpenuhi;

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 59
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

4. Adukan beton diratakan dengan menggunakan cangkul;


5. Untuk alasan keamanan, maka harus menggunakan sepatu boots;
6. Setelah diratakan menggunakan cangkul, ratakan juga dengan jidar
supaya permukaannya rata;
7. Tunggu sampai betonnya mengering, setelah itu baru bisa dilepas
begistingnya;

Gambar 3.18 Balok dan Plat Lt. Atap yang sudah mengeras
(Sumber : Dokumentasi 26 April 2019)

3.2.3 Permasalahan Yang Terjadi dalam Proyek


3.2.3.1 Uraian Umum
Dalam setiap kegiatan tidak adanya yang selalu sempurna,
selalu saja ada kekurangan dan hambatan-hambat yang harus
dilalui. Apalagi dalam dunia konstruksi sering kali dijumpai
adanya permasalahan atau kendala di setiap kegiatannya.

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 60
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

Dalam proyek Pembangunan Hotel, Mall ,dan Apartment


Tentrem Semarang ini banyak dijumpai kendala-kendala dan
permasalahan yang sering terjadi sehingga memperlambat suatu
pekerjaan atau pembangunan tersebut. tetapi sebagai pihak
konstruksi tentu dapat langsung memecahkan masalah tersebut,
dengan menindaklanjuti masalah apa yang terjadi pada saat itu juga
di lapangan.

3.2.3.2 Permasalahan dan Penyelesaian


Setiap pelaksanaan pekerjaan suatu proyek diharapkan semuanya
dapat berjalan dengan hasil sesuai rencana baik biaya, mutu, maupun
waktu. Namun tidak semua pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan
rencana yang ditetapkan. Akan ada permasalahan yang terjadi di
lapangan dengan tak terduga dan beragam. Kendala-kendala tersebut bisa
berupa permasalahan material administrasi, pelaksanaan, teknis di
lapangan, hubungan kerja, kecelakaan di lapangan, dan lain sebagainya.
Kendala tersebut harus segera ditanggulangi agar tidak mempengaruhi
jalannya aktivitas pekerjaan konstruksi secara keseluruhan dan mencapai
hasil yang maksimal.
Berikut merupakan contoh permasalahan-permasalahan yang terjadi
dalam proyek pembangunan :
1. Penataan Bahan Bekisting yang Tidak Teratur

Gambar 3.19 Penataan Bahan Bekisting dan Alat

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 61
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

Penempatan material atau alat memang sebaiknya berada di


dekat pekerja, namun tetap harus memperhatikan keamanan
dan kenyamanan di lokasi proyek. Para pekerja merasa
bahan/peralatan yang berdekatan lebih efektif daripada harus
ditempatkan berjauhan meski hal ini menyebabkan kondisi
yang cukup membahayakan, karena material bekisting
mengganggu pekerjaan pekerja dan bisa saja jatuh menimpa
pekerja lainnya.
Solusi permasalahan ini adalah bahan bekisting harus ditata
dengan baik sesuai intruksi dari pengawas agar tidak
membahayakan pekerja dan lokasi lebih nyaman. Serta Pihak
Manajemen Konstruksi mengawasi jalannya pekerjaan
verticality dan memastikan bahwa kondisi benar-benar vertical
sebelum dilakukan pengecoran.

2. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang Tidak Lengkap


Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi pekerja
lapangan, hal ini untuk mengurangi risiko terjadi kecelakaan
yang fatal, misal terjatuh atau tertimpa. APD yang prioritas
dipakai adalah helm, sarung tangan, dan safety shoes. Namun,
kebanyakan dari pekerja tidak memakai APD secara lengkap
bahkan ada yang tidak memakai sama sekali. Padahal mereka
bekerja di kontruksi bangunan tinggi yang sangat riskan.

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 62
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

Gambar 3.20 Pekerja tanpa APD

Gambar 3.21 Pekerja Tidak Menggunakan Harness/Pengaman

Untuk mengatasi permasalahan ini, pihak pelaksana dan K3


sudah menyediakan alat pelindung diri utama bagi pekerja dan
terus menginstruksikan kepada pekerja untuk patuh memakai
APD.Jika pekerja terus melanggar maka Tim K3 akan langsung

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 63
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

menegur ke mandor ,jika masih mengabaikan maka akan


diberikan hukuman berupa denda.

3. Lokasi Proyek Yang Kotor

Gambar 3.22 Kotornya Lokasi Proyek


Lingkungan proyek yang kotor pastinya juga akan
berdampak pada pekerjaan yang dilakukan dan menimbulkan
ketidaknyamanan bagi pekerja itu sendiri.

Solusinya diberikan Kantong Sampah pada tiap Lantai dan


harus mempunyai kesadaran bagi setiap pihak yang berada pada
lokasi tersebut untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan
proyek, terutama bagi para pekerjanya.

4. Kesalahan Pada Proses Penulangan Begel


Penulangan sangatlah penting bagi suatu konstruksi,
karena tulangan merupakan salah satu komponennya. Terdapat
kesalahan yang terjadi pada penulangan, misalnya saja jarak
antar tulangan begel yang tidak sesuai saat di cek oleh QC.
Solusi yang dapat diambil dari permasalahan ini adalah
dengan menggeser tulangan begel dengan memukul-mukul
tulangan tersebut menggunakan palu besi hingga mencapai jarak
yang sesuai dengan daftar gambar yang ada.

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 64
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

Gambar 3.23 Pengecekan Penulangan Begel oleh QC dan MK

5. Kesalahan Perhitungan Volume Beton Ready Mix


Perhitungan jumlah volume beton yang di butuhkan pada
sebuah proyek sangat berpengaruh terhadap efesiensi waktu dan
biaya yang di perlukan. Dalam penentuan kebutuhan, seorang
logistic ataupun estimator hendaknya memperhitungkan secara
pasti jumlah volume yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan.
Perhitungan ini juga mencakup lama proses pengiriman, mutu
kualitas beton, dan hal lain-lain.
Pada Proyek Pembangunan Gedung Diagnostik Rumah
Sakit Panti Rahayu Yakkum Purwodadi Grobogan, masih
ditemukan kesalahan perhitungan kebutuhan beton readymix
dalam pelaksanaan pengecoran lantai, seperti pada gambar di
bawah ini.

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 65
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

Gambar 3.24 Pengecoran Plat yang Tidak Merata


Hal tersebut menyebabkan perbedaan kekuatan beton plat lantai
selama proses pengerasan beton dan menambahkan anggaran untuk
penyempurnaan pekerjaan
Solusi Penyelesaian Masalah:
 Hendaknya dilakukan perhitungan yang memperhitungkan
faktor-faktor lain seperti lama pengiriman dan kemungkinan
beton jatuh ke jalan sehingga dalam perhitungan diberikan
lebihan sesuai kebutuhan;
 Penambahan lem beton(sika) pada beton lama agar beton baru
dapat lebih merekat dan tidak menimbulkan retakan;
 Pihak kontraktor segera menghubungi pihak penyedia beton
yaitu PT. Varia Usaha Beton untuk segera mengirimkan
kurangnya volume yang dibutuhkan atas sepengetahuan pihak
Manajemen Konstruksi.

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 66
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Sipil
Progam Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung

Proyek Pembangunan Hotel, Mall, dan Apartemen


Tentrem Semarang 67

You might also like