You are on page 1of 97

viii

THESIS APPROVAL

1. Name : Windy Fitrianne


2. NIM : 123011701108
3. Concentration : Internal Audit
4. Thesis Title : The Effect of Information Technology Usage and
Competence
on Internal Audit Effectiveness with Top Management
Support as a moderating variable

Acknowledged by, Approved by,

Head of Accounting Magister Program Thesis Advisor

(Dr. Susi Dwi Mulyani, Ak,CA,MM) (Dr. Murtanto, SE,Ak,MSi)

Jakarta, September 7th, 2019

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

ix
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TRISAKTI

TANDA PENGESAHAN TESIS

1. Nama : Windy Fitrianne


2. NIM : 123011701108
3. Konsentrasi : Audit Internal
4. Judul Tesis : Pengaruh Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Kompetensi terhadap Efektivitas Audit
Internal dengan Dukungan Manajemen Puncak sebagai
Variabel Moderasi

PANITIA PENGUJI TESIS

Tanggal Ketua : .................................................


7 September 2019 (Prof. Dr. Bambang Soedaryono, Ak, MBA)

Tanggal Pembimbing : ..................................................................

7 September 2019 (Dr. Murtanto, SE,Ak,MSi)

Tanggal Penguji I : ..................................................................

7 September 2019 (Dr. Harti Budi Yanti, Ak.,CA, MSi)

Tanggal Penguji II : ..................................................................

7 September 2019 (Dr. H. Hermi, Ak., MSi)

x
Telah disetujui dan diterima untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna
mencapai gelar Magister Akuntansi.

Jakarta, 7 September 2019

Mengetahui,

Ketua Program Magister Akuntansi

(Dr. Susi Dwi Mulyani, Ak,CA,MM)

xi
ACCOUNTING MAGISTER PROGRAM

ECONOMICS FACULTY AND BUSINESS


TRISAKTI UNIVERSITY

THESIS APPROVAL

1. Name : Windy Fitrianne


2. NIM : 123011701108
3. Concentration : Internal Audit
4. Thesis Title : The Effect of Information Technology Usage and
Competence
on Internal Audit Effectiveness with Top Management
Support as a moderating variable

THESIS EXAMINER COMMITTEE

Date Chief Examiner:........................................................

September 7th, 2019 (Prof. Dr. Bambang Soedaryono, Ak, MBA.)

Date Thesis Advisor: .........................................................

September 7th, 2019 (Dr. Murtanto, SE,Ak,MSi)

Date Written Examiner: ........................................................

September 7th, 2019 (Dr. Harti Budi Yanti, Ak.,CA, MSi)

xii
Date Oral Examiner: ...........................................................

September 7th, 2019 (Dr. Hermi, Ak., MSi)

Has been approved and accepted to meet most of the requirements in order to
achieve the title of Master of Accounting.

Jakarta, September 7th 2019

Acknowledge by,

Chairman of Accounting Magister Program

(Dr. Susi Dwi Mulyani, Ak,CA,MM)

xiii
No Dokumen : FRM-ALM-
FORMULIR 13-10

PERSETUJUAN REVISI LAPORAN Revisi : 00

SIDANG TUGAS AKHIR Tanggal Efektif : 01 Januari


2019

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS TRISAKTI

SEMESTER GENAP T.A. 2018/2019

1. Nama : Windy Fitrianne


2. NIM : 123011701108
3. Konsentrasi : Audit Internal
4. JudulTesis : Pengaruh Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Kompetensi terhadap Efektivitas
Audit Internal dengan Dukungan Manajemen Puncak
sebagai Variabel Moderasi.
5. Tanggal Ujian : 7 September 2019

Jakarta, 7 September 2019

Ketua Penguji Tugas Akhir PembimbingTugas Akhir

(Prof. Dr.Bambang Soedaryono, Ak,MBA) (Dr. Murtanto, SE,Ak,Msi)

SURAT PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT

xiv
Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Windy Fitrianne

NIM : 123011701108

Program Studi : Magister Akuntansi

Alamat No.Telp : Tangerang / 081310121874, fitriwindyanne@gmail.com

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Tesis saya ini adalah asli dan benar-benar hasil karya saya sendiri, dan
bukan hasil karya orang lain dengan mengatas namakan saya, serta bukan
merupakan hasil peniruan atau penjiplakan (plagiarism) dari karya orang
lain. Tesis ini belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik
baik di Universitas Trisakti maupun di Perguruan Tinggi lainnya;
2. Dalam tesis ini tidak terdapat karya ataupendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam
daftar kepustakaan.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila di
kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam
pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa
pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis tesis ini, serta
sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan-undangan
yang berlaku.

Jakarta, 7 September 2019

Matrai 6000

Windy Fitrianne

xv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari segala pihak,
dari masa perkuliahan sampai pada penulisan penelitian ini masih jauh dari kata
sempurna. Hal ini dikarenakan oleh keterbatasan akan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Meskipun demikian, penulis telah berusaha untuk menyelesaikan
penelitian ini dengan baik.
Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Papa, Mama penulis dan Papa, Mama mertua yang selalu memberikan doa
dan dukungannya tanpa henti kepada penulis, baik secara moril maupun
materil dalam menyelesaikan penelitian ini.
2. Kakak-kakak penulis dan kakak serta adik ipar. Terima kasih kakak-kakak
ku karena telah memberikan saran, masukan, dan semangat sampai
terselesaikannya penelitian ini.
3. Bapak Dr. Murtanto, SE, Ak. Msi dan Ibu Dr Harti Budi Yanti, Ak, CA,
Msi selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya
untuk memberikan arahan, bimbingan, masukan, dan nasihat-nasihat yang
membangun dari awal penelitian hingga selesainya penelitian ini.
4. Bapak Dr. Bambang Soedaryono, Ak, MBA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti.
5. Ibu Dr. Susi Dwi Mulyani, Ak, CA, MM selaku Ketua Program Studi
Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti.

xvi
6. Farandi Zamrajjasa selaku suami, yang selalu bersedia meluangkan
waktunya untuk membantu penulis, yang bersedia jadi tempat cerita segala
keluh kesah penulis..
7. Sahabat-sahabat terbaik penulis: Melinda, Tashia, Safarudin, Tine, Icha,
Diba, dan Eri. Terima kasih karena sudah memberikan nasehat terbaik
disaat-saat terburuk, terima kasih untuk tawa, canda, dan kegembiraannya.
8. Sahabat-sahabat dari Unit Seni Budaya: Atika, Melinda, Tiwi, Darayang,
dan Novri.
9. Sahabat-sahabat The Next Top Model: Idha, Mba Dhini, Mba Kinan terima
kasih banyak atas masukan dan pertolongannya selama berada di maksi.
Semoga Allah selalu membalas kebaikan kalian.
10. Teman-teman eksekutif A: Mba Laily, Mba Nurul, Mba Ferica, Mba
Yusnarti, Mas Bayu, Pak Eka, Mas Samuel, Mas Syarif, Mas Ryan terima
kasih banyak atas kerja samanya selama ada di kelas.

DAFTAR ISI
TANDA PERSETUJUAN TESIS......................................................................... i
THESIS APPROVAL ......................................................................................... ii
TANDA PENGESAHAN TESIS ......................................................................... iii
THESIS APPROVAL .......................................................................................... iv
FORMULIR PERSETUJUAN REVISI ............................................................... v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................. vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii
ABSTRAK ...........................................................................................................
...............................................................................................................................
viii
ABSTRACT............................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................................
...............................................................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................

xvii
...............................................................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
7
1.3 Tujuan Penelitian
7
1.4 Manfaat Penelitian
8
1.5 Sistematika Penulisan Tesis
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN
HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Pustaka

10
2.1.1 Rerangka Teoritis

10
2.1.1.1 Attribution Theory

10
2.1.1.2 Resource Based View Theory

10
2.1.1.3 Efektivitas Audit Internal

12
2.1.1.4 Pemanfaatan Teknologi Informasi

15
2.1.1.5 Dukungan Manajemen Puncak

xviii
18
2.1.1.6 Kompetensi Auditor Internal

20
2.1.2 Penelitian Terdahulu

23
2.2 Rerangka Konseptual

27
2.3 Pengembangan Hipotesis

27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 RancanganPenelitian

34
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

34
3.2.1 Definisi Operasional

34
3.2.2 Pengukuran Variabel Penelitian

35
3.3 Metode Pengumpulan Data

37
3.4 Metode Analisis Data

37
3.4.1 Statistik Deskriptif

37
3.4.2 Uji Validitas

xix
37
3.4.3 Uji Reliabilitas

38
3.4.4 Uji Hipotesis

38
3.4.4.1 Moderated Regression Analysis

38
3.4.4.2 Koefisien Determinasi

39
3.4.4.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

39
3.4.4.4 Uji Individu (Uji t)

40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Deskripsi Data

41
4.1.1 Karakteristik Deskriptif
........................................................................................
........................................................................................
41
4.2 Analisis Data

48
4.2.1 Statistik Deskriptif
........................................................................................
........................................................................................
48
4.2.2 Uji Kualitas Data

xx
........................................................................................
........................................................................................
51
4.2.2.1Uji Validitas dan Reliabilitas
........................................................................................
........................................................................................
51
4.2.3 Uji Hipotesis
........................................................................................
........................................................................................
53
4.2.3.1 Godness of Fit Model
........................................................................................
........................................................................................
53
4.2.3.2 Uji Simultan (Uji F)
........................................................................................
........................................................................................
54
4.2.3.3 Uji Individu (Uji t)
........................................................................................
........................................................................................
55
4.3 Pembahasan

58
4.3.1 Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap
Efektivitas Audit Internal
........................................................................................
........................................................................................
58
4.3.2 Pengaruh Kompetensi Auditor Internal Terhadap
Efektivitas Audit Internal.
........................................................................................
........................................................................................
59
4.3.3 Peran Dukungan Manajemen Puncak dalam
Memoderasi Pengaruh antara Pemanfaatan Teknologi
Informasi dengan Efektivitas Audit Internal
60

xxi
4.3.4 Peran Dukungan Manajemen Puncak dalam
Memoderasi Pengaruh antara Kompetensi Auditor Internal
dengan Efektivitas Audit Internal
61
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI
5.1 Kesimpulan

63
5.2 Keterbatasan

64
5.3 Implikasi

64
5.4 Saran
65
DAFTAR PUSTAKA
66

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

23
Tabel 4.1 Karakteristik Responden

42
Tabel 4.2 Uji Statistik Deskriptif

xxii
48
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

52
Tabel 4.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi – Adj R²

53
Tabel 4.5 Hasil Uji Simultan (Uji F)

54
Tabel 4.6 Hasil Uji Individu (Uji t)

55

xxiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar2.1 Rerangka Konseptual

27

xxiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas
Lampiran 3 Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 4 Hasil Uji Hipotesa

xxv
ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang


memengaruhi efektivitas audit internal yang dilakukan oleh staff atau manajer
auditor internal di Jakarta. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu
Pengunaan Teknologi Informasi, dan Kompetensi Auditor Internal, variabel
moderasi dalam penelitian ini yaitu Dukungan Manajemen Puncak.

Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan Moderated


Regression Analysis (MRA). Penelitian ini menggunakan kuesioner yang
disebarkan kepada 156 responden dengan menggunakan google form yang
disebarkan kepada para staff atau manajer auditor internal di Jakarta. Hasil
penelitian ini yaitu: Kompetensi Auditor Internal dan Dukungan Manajemen
Puncak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Efektivitas Audit
Internal, Penggunaan Teknologi Informasi tidak berpengaruh terhadap Efektivitas
Audit Internal, Dukungan Manajemen Puncak tidak memoderasi hubungan
Penggunaan Teknologi Informasi dan Kompetensi Auditor Internal terhadap
Efektivitas Audit Internal.

Kata Kunci: Efektivitas Audit Internal, Penggunaan Teknologi Informasi,


Kompetensi Auditor Internal, Dukungan Manajemen Puncak.

xxvi
ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the factors that influence the
Internal Audit Effectiveness conducted by staff or managers of internal auditors
in Jakarta. The independent variabel of this research is Information Technology
Usage, and Internal Auditor Competence, moderating variable of this research is
Top Management Support.

The method is using Moderated Regression Analysis (MRA). This research


uses a questionnaires distribute to 156 respondent using google form distributed
to staff or managers of internal auditors in Jakarta. The results of this research
were as follows: Internal Auditor Competence and Top Management Supports are
significantly positive effect with Internal Audit Effectiveness, Information
Technology Usage has no effect with Internal Audit Effectiveness, Top
Management Support does not moderate the relationship between Information
Technology Usage and Internal Auditor Competence with Internal Audit
Effectiveness.

Key words: Internal Audit Effectiveness, Information Technology Usage, Internal


Auditor Competence, Top Management Support.

xxvii
BAB I

PENDAHULUAN

Dimasa sekarang, peran auditor internal penting bagi keberlangsungan


hidup suatu organisasi. Auditor internal diperlukan untuk mengevaluasi kegiatan
didalam organsisasi. Evaluasi dilakukan agar sesuai dengan tujuan organisasi.
Internal audit juga berperan untuk mengetahui apakah prosedur yang ditetapkan
oleh manajemen sudah dipatuhi (Mulyadi dalam Kompasiana 2015). Auditor
internal juga memiliki dua peran besar sebagai bentuk tanggung jawab dari
auditor internal kepada manajemen, kedua peran itu adalah watchdog atau dengan
kata lain berfungsi sebagai mata-mata atau penjaga bagi perusahaan dan agent for
chance atau dengan kata lain sebagai pemandu didalam perubahan organisasi
(Tatiana dan Umar, 2018).

Auditor internal memiliki peran penting dalam meminimalisir kelemahan


dan dapat memberikan paparan risiko yang telah diidentifikasi dan dikelola secara
memadai (Karagiorgoes dkk, 2016). Dalam lingkungan bisnis yang serba cepat
saat ini, sangat penting untuk mengelola keuangan, waktu dan sumber daya
manusia secara efisien dan secara efektif. Kondisi kontemporer saat ini
memaksakan harapan yang lebih besar dan membutuhkan tindakan yang lebih
cepat oleh pembuat keputusan. Dalam konteks itu, auditor internal harus dapat
mengatasi harapan tersebut agar tetap sejalan dengan kebutuhan manajemen dan
apa yang telah diharapkan oleh para pemangku kepentingan. Caratas & Spatariu
(2014) menyatakan bahwa hari ini kondisi organisasi yang beroperasi
menyaksikan peningkatan lingkungan risiko, dan auditor internal miliki peran
untuk mengantisipasi risiko dan mengidentifikasi tren dalam sistem kontrol
internal. Auditor internal harus terus menerus meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan penerapannya metodologi untuk dapat mengikuti sampai saat
ini dengan inovasi, kompleksitas, stokastik, dan dinamisme perusahaan. Fungsi

xxviii
audit internal untuk menjadi efektif dan efisien dalam memperoleh hasil
keterlibatan dalam bentuk yang berlaku rekomendasi yang harus terukur . Para
penulis sepakat efisiensi dan efektivitas dapat ditingkatkan oleh penggunaan
analitik audit yang lebih signifikan. Menurut Picket (2014), efisiensi didefinisikan
sebagai, menggunakan sumber daya dengan cara memaksimalkan tingkat output
yang dihasilkan, dan keefektifan termasuk mencapai tujuan yang ditetapkan dari
suatu kegiatan tertentu. Efisiensi dan efektifitas dapat ditingkatkan dengan
konsisten menerapkan solusi metodologis dan prestasi diantara permintaan
lainnya, termasuk prosedur analitis sebagai yang relevan sebagai alat audit

Selain itu, audit internal bertujuan untuk membantu organisasi mencapai


tujuan organisasi baik secara efisien dan efektif. Untuk mencapai internal audit
yang efektif, terdapat berbagai macam tantangan bagi suatu organisasi (Ma’ayan
dan Carmeli, 2015). Internal audit pun harus dapat memanfaatkan peluang yang
ada untuk dapat lebih meningkatkan relevansinya (Lenz dan Sarens, 2015). Peran
internal audit telah direvolusi dari yang hanya melakukan fungsi audit internal
secara tradisional menjadi lebih fokus pada layanan yang memberikan nilai
tambah dalam organisasi seperti pelaporan penyimpangan, mengidentifikasi dan
menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk dapat mengambil keputusan yang
dibutuhkan oleh perusahaan, dan memberi nasihat manajemen tentang lingkungan
pengendalian internal (leung dkk, 2016).

Internal audit dapat diartikan sebagai aktivitas konsultasi independen yang


obyektif yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkat peroses operasi
dalam suatu perusahaan, hal tersebut dapat sangat sekali mampu membantu
perusahaan untuk mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan yang
sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas
manajemen resiko (IIARF,2014,p.2). Internal audit dapat membuat strategi-
strategi secara keseluruhan untuk menilai ke efektifisan perusahaan, kriteria yang
digunakan untuk menilai efektifitas tersebut adalah dengan melihat peroyek-
peroyek besar apa saja yang dilakukan, apakah survey tersebut dilakukan oleh
surveyer atau tidak, apakah akan diminta audit pekerjaan atau tidak, apakah akan

xxix
diminta untuk melakukan audit berdasarkan tugas, atau tidak. Secara khusus ,
umpan pelanggan yang diamati dapat mengansumsikan bahwa auditor berfokus
pada masalah yang paling penting dalam perusahaan (Lenz dan Hahn, 2015).
Efektifitas internal audit merupakan sebuah konsep berbasis resiko yang dapat
membantu organisasi mencapai tujuan dengan cara positif yang mampu
mempengaruhi tata kelola perusahaan (Lenz, 2014). Indikator yang dapat
mengukur sebuah ke efektivitasan adalah survey pelanggan, minat pelanggan,
hasil penelitian, Depresiasi dan Amortisasi, dan temuan pelanggaran yang
didapatkan (Geis, 2010,). Efektivitas merupakan masalah utama bagi auditor
internal itu sendiri, karena hingga saat ini masih banyak pandangan yang berbeda
didalam menentukan keefektifan dari intenal audit (Endaya dan Hanefah, 2016).

Leung dkk. (2016) menyatakan bahwa peran auditor internal telah beralih
dari sekadar kesesuaian menjadi peran yang lebih konvergensi. Selain itu terbukti
bahwa paradigma audit independen telah bergeser selama bertahun-tahun.
Diyakini bahwa tren ini akan berlanjut di masa depan. Audit Internal dianggap
sebagai pilar utama dalam kerangka tata kelola perusahaan dan sangat penting,
mengingat peran independennya dalam menilai kerangka kontrol internal
organisasi. Fungsi Internal audit dapat memainkan peran penting dalam
memberikan solusi kepada organisasi untuk mencapai keseimbangan yang tepat,
memaksimalkan keuntungan dan mencapai kepatuhan terhadap peraturan, dengan
melakukan penilaian langsung dalam pengendalian internal, dan
merekomendasiakan untuk melakukan peroses perbaikan untuk kepentingan
organisasi, Internal audit dapat membuat strategi-strategi secara keseluruhan
untuk menilai ke efektifisan perusahaan, kriteria yang digunakan untuk menilai
efektifitas tersebut adalah dengan melihat proyek-proyek besar apa saja yang
dilakukan, apakah survey tersebut dilakukan oleh surveyer atau tidak, apakah
akan diminta audit pekerjaan atau tidak, apakah akan diminta untuk melakukan
audit berdasarkan tugas, atau tidak. Secara khusus , umpan pelanggan yang
diamati dapat mengansumsikan bahwa auditor berfokus pada masalah yang paling
penting dalam perusahaan (Lenz dan Hahn, 2016). Ussahawanitchakit dan

xxx
Intakhan (2014) menyatakan bahwa efektivitas audit adalah hasil dari kegiatan,
tugas, praktik profesional dan tanggung jawab auditor internal melalui komitmen
yang tinggi dengan standar, tujuan, sasaran, sasaran, kebijakan, dan prosedur
audit. Dhamankar dan Khandewale (2014) meneliti efektivitas audit internal
merupakan unsur penting dalam tata kelola perusahaan yang baik dan audit
internal yang efektif akan menjadi alat yang kuat di tangan manajemen. Selain itu,
Hedley dan Ben-Chorin (2014) mengklaim bahwa kegiatan audit dan pemantauan
internal sangat membantu dalam mengungkap kecurangan, karena itu internal
audit merupakan fungsi penting dalam menyoroti potensi kelemahan organisasi
sebelum mengalami kekacauan dalam organisasi. Internal audit memiliki langkah
yang lebih jauh untuk menyatakan bahwa fungsi audit yang efektif harus melapor
kepada manajemen puncak dan harus memiliki komunikasi langsung dengan
komite audit dan dewan direksi, karena perspektif yang tidak bias sangat penting
dalam fungsi audit. Masalah utama seperti, kesediaan senior manajer untuk
mengungkapkan informasi keuangan dapat ditingkatkan dengan struktur dengan
tata kelola yang baik dan fungsi audit yang efektif. Internal audit dalam struktur
tata kelola perusahaan, sangat penting bahwa berbagai pemangku kepentingan dan
pembuat kebijakan memahami peran penting audit internal dalam kelayakan
finansial atau kesehatan keuangan (Damak-Ayadi & Klibi, 2015).

Dimasa sekarang ini, teknologi berkembang pesat dan memiliki peran


sangat penting didalam sebuah organisasi dan teknologi bertanggung jawab dalam
merancang , mengimplementasikan dan mempertahankan banyak kontrol atas
proses bisnis perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi, setiap dokumen
yang ada dalam perusahaan dapat lebih terintegrasi dan lebih lazim. Teknologi
imformasi dapat meningkatkan akurasi dan kecepatan pemrosesan transaksi dan
dapat dijadikan sebagai keunggulan yang kompotitif bagi perusahaan, dalam hal
efesiensi operasional, penghematan biaya, dan mengurangi tingkat human error.
Teknologi dapat membantu aktivitas-aktivitas didalam organisasi untuk menjadi
lebih maksimal. Karena, dengan menggunakan teknologi, kita dapat membuat
segalanya menjadi lebih cepat, efektif serta efisien. Begitu juga dengan kemajuan

xxxi
teknologi dalam mengatur efektivitas internal control didalam perusahaan.
Organisasi perlu merancang sistem yang kompleks agar internal audit dapat
berjalan dengan efektif. Internal audit sangat perlu menginkatkan pengetahuan
dan keterampilan mengenai system teknologi yang terkomputerisasi, untuk tujuan
perencanaan, pengarahan, pengawasan, dan meninjau opekerjaan yang sedang
dilakukan Ahmad dan Musa (2016). Internal Audit memiliki peranan dalam
mengkontrol, risiko dan factor penting lainnya selama peroses pengimplementasis
informasi teknologi, namu dalam upaya mengurangi jumlah ke gagalan informasi
teknologi, internal audit perlu memberikan nilai tambah layanan ditempat yang
sering diabaikan. Keterlibatan auditor dalam mengevaluasi dan meningkatkan
kualitas proses yang digunakan untuk memvalidasi dan mendokumentasikan
system dan melatih personel untuk dapat berkontribusi agar implementasi dati
informasi teknologi menjadi sukses. Selama fase pengujian implementasi, internal
audit juga bias memberikan masukan yang berguna mengenasi konfigurasi system
dengan cara menggabungkan pengkontrolan yang sesuai dalam perusahaan,
Fungsi internal audit terkait penegembangan teknologi informasi 30 tahun terkhir,
ruang lingkup audit internal telah berkembang dari pengukuran dan mengevalusi
efektifitas internal control untuk mentediakan layanan konsultasi terkait dengan
pengembangan informasi teknologi dan sistem (Ahmad dan Musa, 2016). Audit
internal yang efektif bergantung kepada penggunaan dari teknologi informasi.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Alkebsi dan Aziz (2017)
mengungkapkan bahwa penggunaan teknologi informasi berpengaruh secara
signifikan terhadap efektivitas internal audit.

Dalam sebuah organisasi, salah satu resiko terbesar dari suatu organisasi
adalah ketika mengalami kebangkrutan. Salah satu contoh kasus yang
menggambarkan terjadinya kebangkrutan adalah yang dialami oleh pabrik jamu
PT nyonya meneer pada tahun 2017. PT Nyonya meneer merupakan perusahaan
jamu ternama sejak tahun 1919 silam, berbagai produk jamu nyonya meneer yang
sudah sangat melekat sekali dihati masyarakat, Pada 3 Agustus 2017, PT Nyonya
Meneer terpaksa dinyatakan pailit karena tidak mampu membayar hutang

xxxii
sebanyan RP 252 Miliyar, Karena buruknya hasil kelolaan dari pihak manajemen
dan banyaknya konflik internal yang terjadi dalam manajemen, selain itu PT
Nyonya Meneer masih melakukan promosi secara konvensional tanpa melihat
persaingan bisnis zaman sekarang yang sudah merambat kedalam dunia digital.
Dari kasus PT Nyonya Meneer, kita belajar bahwa dukungan dari manajemen
sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan dari perusahaan. Awal mula
proses keberhasilan suatu perusahaan dapat terjadi apabila manajemen terus aktif
dalam melakukan dukungan kepada perusahaan, dan pada akhirnya sikap tersebut
akan berdampak pada karyawan, dengan adanya dukungan dari manajemen,
budaya yang ada dalam perusahaan akan menjadi lebih baik dan kondusif untuk
mengahasilkan produktifitas yang tinggi dan kualitas kerja yang baik. Auditor
internal dapat membantu organisasi mencapai tujuannya. Dengan kata lain,
dukungan dari manajemen dapat memiliki pengaruh terhadap efektivitas dari audit
internal. Mihret dan Yismaw (2017) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa
manajemen puncak sangat berpengaruh terhadap efektivitas internal audit. Juga
seperti yang diungkapkan didalam penelitian Alkebsi dan Aziz (2017) bahwa
dukungan manajemen puncak berpengaruh positif terhadap efektivitas audit
internal.

Saat melaksanakan pekerjaannya, auditor internal dituntut untuk memiliki


kemampuan dan keahlian agar dapat mengerjakan tugasnya dengan baik, atau
dapat pula dikatakan seorang auditor internal harus memiliki kompetensi. Dengan
adanya Internal audit yang memiliki kompetensi yang sesuai, internal audit dapat
lebih maksimal dalam mengelola kecurangan (Kabuya,dkk 2017). Seperti yang
terjadi pada perushaan Toshiba. Toshiba merupakan pionir dalam menemukan
radar oven microwavge, sistem MRI, laptop dan DVD. Toshiba dengan pasti
meningkat didalam penjualannya, hingga pada bulan mei tahun 2015, Toshiba
mengejutkan dunia saat mengumumkan bahwa perusahaannya tengah melakukan
investigasi atas kasus skandal akuntansi internalnya dan harus melakukan revisi
atas penghitungan laba perusahaan dalam tiga tahun terakhir. Hal ini dapat terjadi
karena tidak adanya auditor internal yang kompeten dalam menangani masalah

xxxiii
yang ada pada Toshiba, sehingga Toshiba melakukan manipulasi atas laba yang
dimiliki perusahaan. Apabila auditor internal memiliki kemampuan dan keahlian
yang memadai maka hal itu dapat meningkatkan efektivitas dari internal audit.
Hal itu sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh George dkk (2017) yang
mengungkapkan bahwa kompetensi audit internal berhubungan positif dengan
efektivitas internal audit. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh
Alzeban dan Gwilliam (2014), yang mengungkapkan bahwa kompetensi audit
internal berhubungan positif dengan efektivitas audit internal.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang


dilakukan oleh Alkebsi dan Aziz (2017) yang berjudul Information Technology
Usage, Top Management Support, and Internal Audit Effectiveness, didalam
penelitian ini ditambahkan variabel Komptensi Auditor Internal yang menjadi
nilai tambah dari penelitian sebelumnya, dengan adanya Kompetensi Auditor
Internal dapat lebih maksimal dalam melakukan tugas karena Kompetensi Auditor
Internal berarti memiliki kecerdasan, pelatihan dan kemampuan yang memadai
dapat menambah suatu nilai dalam perusahaan (kabuya, dkk 2017). Peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian ini karena dimasa sekarang, peran dari para
auditor khususnya auditor internal di perusahaan sangat dibutuhkan, perusahaan
perlu melakukan evaluasi atas kegiatan yang dilakukan di organisasinya.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, maka dapat


dirumuskan masalah:

1. Apakah Pemanfaatan Teknologi Infromasi berpengaruh terhadap Efektivitas


Audit Internal?
2. Apakah Kompetensi Auditor Internal berpengaruh terhadap Efektivitas
Audit Internal?
3. Apakah Dukungan Manajemen Puncak memoderasi pengaruh antara
Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Efektivitas Audit Internal
4. Apakah Dukungan Manajemen Puncak memoderasi pengaruh antara
Kompetensi Auditor Internal terhadap Efektivitas Audit Internal?

xxxiv
1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang disebutkan sebelumnya, maka tujuan dari


penelitian ini adalah untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris mengenai:
1. Pengaruh antara Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Efektivitas
Audit Internal.
2. Pengaruh antara Kompetensi Auditor Internal terhadap Efektivitas Audit
Internal.
3. Peran Dukungan Manajemen Puncak dalam memoderasi pengaruh antara
Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Efektivitas Audit Internal.

4. Peran Dukungan Manajemen Puncak dalam memoderasi pengaruh antara


Kompetensi Auditor Internal terhadap Efektivitas Audit Internal.

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau manfaat antara


lain:

 Kontribusi teoritis:

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai


pengaruh kegunaan teknologi informasi, dan kompetensi auditor internal
terhadap efektivitas audit internal, dan juga memberikan informasi
mengenai peran dukungan manajemen puncak sebagai variabel moderasi
dari pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dan kompetensi auditor
internal terhadap efektivitas audit internal yang ada di Indonesia

 Kontribusi kebijakan:

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan mengenai


faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas audit internal.

 Kontribusi praktis:

xxxv
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi bagi
para auditor internal tentang pentingnya pemanfaatan teknologi informasi
yang tepat, pentingnya dukungan dari manajemen puncak dan juga
pentingnya memiliki kompetensi bagi seorang auditor internal untuk
meningkatkan efektivitas audit internal,.

1.4 Sistematika Penulisan Tesis

BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan tesis.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Bab ini terdiri dari tinjauan pustaka, rerangka konseptual dan pengembangan
hipotesis.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari rancangan penelitian, definisi operasional, pengukuran variabel
penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data.
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini terdiri dari deskripsi data/ obyek penelitian, analisis hasil penelitian, dan
pembahasan hasil penelitian.
BAB V: SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI
Bab ini merupakan bab terakhir didalam penelitian ini yang terdiri dari simpulan,
keterbatasan penelitian, dan implikasi.

xxxvi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

3.1 Tinjauan Pustaka

3.1.1 Rerangka Teoritis

3.1.1.1 Attribution Theory


Attribution Theory atau teori atribusi pertama kali diusulkan oleh Heider
dan diuraikan oleh Kelley yang kemudian muncul sebagai paradigma dominan
dalam psikologi sosial pada tahun 1970 (Graham dan Folkes, 2014). Teori
Atribusi merupakan sebuah teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang
didalam sebuah organisasi. Teori atribusi membantu dalam memahami bagaimana
dan mengapa orang terlibat dalam suatu organisasi, sebagai contoh atribusi dapat
membantu kita dalam menjelaskan penyebab dari agresi karyawan, keberhasilan

xxxvii
wawancara pelamar, perilaku seorang pimpinan, dan masih banyak fenomena
lainnya (Harvey dkk, 2014).
Teori atribusi telah mengungkapkan bahwa ada kecendrungan untuk
menghubungkan tindakan yang baik dengan orang yang dianggap baik. Sumber
atribusi yang dirasakan dapat ditentukan oleh kekuatan motivasi yang akan
menghasilkan perilaku yang positif (Graham dan Folkes, 2014). Penelitian ini
menggunakan teori atribusi karena peneliti akan menguji faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi efektivitas auditor internal pada sektor swasta yang ada di
Indonesia.

2.1.1.2 Resource Based View (RBV) Theory


Resource Based View merupakan pandangan yang dimiliki oleh suatu
organisasi yang menganggap bahwa organisasi memiliki ketergantungan terhadap
sumberdaya ketika mereka berhadapan dengan para pesaingnya (Rengkung,
2015). Menurut Rengkung (2015), organisasi akan berupaya untuk menonjolkan
dan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki untuk bersaing dengan para
pesaingnya.
Organisasi dipengaruhi oleh sumber daya dan dan kemampuan internal
untuk dapat berkompetisi dilingkungan eksternalnya. Kemampuan perusahaan
yang memungkinkan untuk menambah nilai dalam value chain konsumen,
diversifikasi produk, atau pengembangan pasar baru inilah yang dikenal sebagai
konsep pandangan yang berbasis sumber daya atau resource based view (RBV)
theory (Khotimah, 2017).
Khotimah (2017) mengemukakan bahwa pandangan sumber daya yang
dikemukakan juga bisa merupakan kelebihan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan. Salah satu yang bisa dijadikan contoh adalah dengan memiliki citra
merek, tenaga kerja terampil dan masih banyak lagi. RBV mendorong perusahaan
untuk memiliki keunikan tersendiri. RBV memberikan gambaran bagi perusahaan
untuk kemudian menjadi unggul. Ini menunjukan bahwa, apabila perusahaan
memiliki dan mengetahui kekuatannya, maka perusahaan kemudian bisa menjadi
lebih unggul diantara para pesaingnya. Sumber daya yang dimiliki oleh organisasi
dapat menjadi keunggulan kompetetif tersendiri bagi organisasi tersebut
(Rengkung, 2015).

xxxviii
RBV mengkonseptualisasikan organisasi sebagai kumpulan sumber daya
gabungan berdasarkan daya saing. Teori RBV juga mengemukakan bahwa
masing-masing perusahaan memiliki sumber dayanya dan fungsi yang berbeda-
beda, yang membuat perusahaan itu berbeda dari perusahaan lannya. Resource
based view theory ini juga yang kemudian dikembangkan agar lebih memahami
organisasi dalam merencanakan dan mencapai keunggulan yang kompetetif
(Barney dalam Alkebsi dan Aziz, 2017).
Menurut Alkebsi, Aziz, Dhaifallah, dkk (2014) teori RBV adalah cara
untuk memandang bahwa perusahaan terdiri dari sekumpulan sumber daya. Teori
ini dikembangkan untuk merencanakan keunggulan kompetetif mengenai sumber
daya yang ada di perusahaan. Suatu organisasi perlu untuk membedakan dirinya
dari para pesaingnya agar memiliki keunggulan kompetetifnya, organisasi perlu
untuk memiliki sumber daya yang bernilai dan langka untuk mendapatkan
keunggulan kompetetifnya, tetapi untuk mempertahankan keunggulan itu dari
waktu ke waktu, sumber daya juga harus sulit untuk ditiru dan tidak dapat
disubstitusikan oleh sumber daya perusahaan lain (Hitt, Xu dan Carnes, 2015).
Penelitian ini mengadopsi teori RBV untuk menjelaskan bahwa teknologi
informasi, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh seorang auditor
internal merupakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan agar dapat
meningkatkan efektivitas audit internal serta menciptakan keunggulan bagi
perusahaan.
2.1.1.3 Efektivitas Audit Internal
Audit internal tidak hanya penting untuk sektor swasta, melainkan penting
juga untuk sektor pemerintahan. Kegiatan di lingkungan perusahaan akan lebih
mudah dipantau dengan adanya audit internal, karena kita dapat mengetahui
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan atau tidak.
Untuk dapat mengetahui apakah tujuan organisasi sudah tercapai atau tidak adalah
dengan menggunakan efektivitas. Efektivitas juga merupakan aspek utama dan
penting yang dapat memengaruhi tujuan perusahaan. Efektivitas audit internal
sendiri adalah ukuran dalam melakukan evaluasi apakah fungsi dari audit internal
telah mampu mencapai tujuan organisasi (Mustika, 2015).

xxxix
Auditor Internal merupakan salah satu profesi yang menjadi komponen
utama untuk menunjang kegiatan organisasi secara efektif dan efisien (Inapty dan
Martiningsih, 2016). Selain itu, auditor internal juga memiliki fungsi untuk
membantu manajemen khususnya dalam pencegahan, pendeteksian dan
menginvestigasi adanya kecurangan didalam organisasi agar organisasi dapat
berjalan efektif dan efisien (Zelmiyanti dan Anita, 2015). Audit internal juga hadir
untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi dari suatu
organisasi (Astuti, 2015).

Audit Internal modern dibangun berdasarkan 3(tiga) E yaitu Efektivitas,


Efisiensi dan Ekonomis. Efektivitas artinya adalah melakukan sesuatu dengan
benar, Efisiensi artinya melakukan dengan baik, dan Ekonomis artinya melakukan
dengan murah. Lalu kemudian efektivitas dipandang sebagai E yang paling
penting, jika internal audit tidak efektif, akhirnya akan sia-sia terlepas dari
seberapa efisien ataupun ekonomisnya layanan dari organisasi yang diberikan
(Lenz dan Hahn, 2015).

Audit internal kini tidak lagi hanya profesi yang memfokuskan diri untuk
masalah teknis akuntansi, namun sudah berkembang menjadi profesi yang
berorientasi untuk memberikan jasa yang memiliki nilai tambah untuk
manajemen. Peran dari audit internal penting untuk menunjang efektivitas
organisasi (Kholilah, 2014).

Auditor internal diperlukan oleh suatu perusahaan agar manajemen dapat


mengelola transaksi bisnis dan aktivitas bisnis sehingga dapat menghasilkan
efektivitas dan efisiensi dari operasi organisasi. Efektivitas dan efisiensi suatu
perusahaan yang terwujud dari pengendalian internal tidak akan berjalan dengan
baik apabila tidak ada auditor internal yang mengendalikan aktivitas bisnis
organisasi. Auditor internal menekankan pada kegiatan pengawasan dengan tujuan
membina dan memberi bantuan kepada manajemen dalam memberikan
rekomendasi untuk manajemen terkait efektivitas dan efisiensi organisasi (Umar
dan Tatiana, 2018).

xl
Menurut Rondonuwu dan Rundengan (2018) audit internal adalah bagian
dari suatu organisasi yang memiliki fungsi untuk melihat dan memeriksa catatan
laporan keuangan dalam organisasi, dan mengawasi jalannya kegiatan dalam
suatu organisasi agar berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan
yang ada dalam suatu organisasi.

Efektivitas artinya adalah membawa hasil, efektivitas kemudian menjadi


penting karena dapat memberikan pandangan atau gambaran mengenai
berhasilnya suatu organisasi dalam mencapai sasaran atau tujuan yang diharapkan
(Fauzi, dkk, 2017). Kemudian Suratini, dkk (2015) mendefinisikan efektivitas
adalah ukuran atas gambaran tercapainya suatu target yang diterapkan oleh
organisasi. Efektivitas juga digunakan untuk menunjukan tercapai atau tidaknya
sasaran yang ditetapkan organisasi, artinya jika hasil dari suatu kegiatan
organisasi semakin mendekati sasaran, artinya efektivitasnya semakin meningkat.

Menurut Mahmudah dan Riyanto (2016) efektif artinya adalah


mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan dan target. Auditor internal sendiri
artinya adalah kegiatan independen suatu organisasi yang tujuannya untuk
memberikan nilai tambah bagi organisasi. Dalam konteks efektivitas audit internal
berarti, kemampuan dari internal auditor dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
oleh organisasinya. Internal auditor sendiri dianggap dapat mencegah dan
mendeteksi kecurangan dan penipuan lebih cepat dari pada eksternal auditor,
karena internal auditor mendapatkan informasi lebih awal dan menemukan
masalah dalam tahap awal. Dengan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap efektivitas audit internal, maka organisasi dapat meningkatkan empat
proses pentingnya yaitu memberikan pengajaran atau panduan kepada masing-
masing anggotanya untuk bekerja dengan baik (learning), memberikan motivasi
agar kinerjanya dapat meningkat serta memperbaiki kekurangan yang ada
(motivation), mencegah adanya penyalahgunaan (deterrence), dan juga
meningkatkan keyakinan bahwa anggota organisasi melakukan hal dengan benar
(process improvements).

xli
Seperti yang sudah diungkapkan pada bab sebelumnya, bahwa peran
penting audit internal bertujuan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan
oleh manajemen perusahaan untuk dapat mengambil keputusan terbaik bagi
perusahaan dari segala resiko yang ada. Audit Internal yang sukses adalah yang
memiliki analisa logis, dan evaluasi bagi perusahaannya untuk suatu periode
tertentu. Selain itu peran penting dari internal auditor adalah memastikan bahwa
sistem kontrol didalam perusahaan berjalan efektif dan efisien (Alkebsi dan Aziz,
2014). Menurut Rahaditya (2015) efektivitas audit internal itu sendiri merupakan
kemampuan dari seorang auditor internal dalam mencapai fungsi dari audit
internal, contohnya yaitu melalui tercapainya program-program yang dijalankan
oleh perusahaan, atau melakukan pengawasan atas kegiatan yang dilakukan
perusahaan.
Menurut Sari dan Haryanto (2014), efektivitas sendiri erat kaitannya
dengan pencapaian tujuan, efektivitas internal auditor juga dapat dikatakan
menyediakan jasa-jasa internal auditor sehingga memungkinkan bagi manajemen
untuk menerapkan kebijakan dan tujuan perusahaannya. Kemudian, apabila
perusahaan telah berhasil mencapai tujuannya, maka dapat dikatakan perusahaan
atau organisasi tersebut telah efektif. Efektivitas audit internal menurut The
Institute of Internal Audit (IIA) dalam Komalasari (2018) merupakan derajat
pengukuran pencapaian tujuan yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau
organisasi.
Suatu perusahaan perlu untuk memiliki audit internal yang efektif, karena
audit internal yang efektif akan menghasilkan tata kelola yang baik bagi
perusahaan dan akan mengurangi praktik-praktik akuntansi yang tidak sehat.
Audit internal yang efektif juga dapat diketahui dengan melihat selarasnya tujuan
audit dengan tujuan perusahaan. (Arles, Anugrah, dkk. 2017).
Jika audit internal pada suatu perusahaan bertindak independen, objektif
dan memberi nilai tambah bagi perusahaan, maka dapat dikatakan bahwa audit
internal di perusahaan tersebut sudah berjalan dengan efektif (Fransisca,
Anantadjaya, dkk. 2017).

2.1.1.4 Pemanfaatan Teknologi Informasi

xlii
Dewasa ini, teknologi informasi mempunyai peranan yang cukup penting
dalam meningkatkan kinerja suatu organisasi. Penyusunan laporan keuangan yang
dulu dirasa kurang akurat karena dibuat secara manual, kini tingkat keakuratannya
dapat ditingkatkan dengan adanya penggunaan teknologi. Penggunaan teknologi
informasi sendiri merupakan kemampuan untuk mencari, mengolah dan
menyebarkan informasi sebagai sarana dalam meningkatkan kinerja organisasi
(Komarasari, 2017).
Teknologi informasi merupakan istilah yang digunakan untuk mengartikan
teknologi yang membantu manusia dalam membuat, mencari, menyimpan, dan
memberikan informasi. Teknologi informasi atau yang biasa kita singkat dengan
TI,IT atau Infotech dapat mengumpulkan, menyimpan dan mengubah data
menjadi informasi yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam hal pengambilan
keputusan. Informasi yang dapat digunakan haruslah informasi yang relevan,
dapat diandalkan, akurat dan tepat waktu. Penggunaan teknologi informasi ini
yang kemudian diharapkan dapat menjadi penunjang efektivitas dan efisiensi dari
proses bisnis perusahaan, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan bisnisnya
dengan meminimalisir risiko-risiko yang mungkin ada. Penggunaan teknologi
informasi dapat meningkatkan pengendalian internal perusahaan yaitu dengan
mengganti pengendalian yang biasa dilakukan secara manual yang rentang dengan
human error, dengan pengendalian yang dilakukan oleh komputer. Tetapi, tidak
selalu berarti penggunaan teknologi informasi di suatu perusahaan datang tanpa
risiko, risiko atas sistem teknologi informasi ada, dan dapat diatasi dengan
pengendalian khusus terhadap sistem teknologi informasi (Amani, Vidyastutik,
dan Hudzafidah, 2017).
Teknologi informasi diungkapkan sebagai alat yang digunakan untuk
membantu manusia untuk membuat, menyimpan, mengolah, mengubah serta
menyebarkan informasi. Penerapan atau penggunaan dari teknologi informasi saat
ini kemudian menjadi penting untuk para manajemen sebagai pertimbangan untuk
mengambil keputusan (Purba, 2018).
Menurut Setiawan (2017) teknologi pada masa sekarang, telah mampu
mempermudah manusia untuk melakukan tugas dan tanggungjawabnya.

xliii
Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini, cenderung membuat manusia
memiliki gaya hidup baru yang bergantung kepada perangkat elektronik.
Penggunaan teknologi memang semakin memudahkan kehidupan manusia, namun
kita juga harus mengendalikan dalam menggunakannya.
Antasari dan Yuniarta (2015) berpendapat bahwa apabila karyawan dalam
suatu perusahaan mahir dalam menggunakan komputer, maka penggunaan
teknologi informasi di perusahaan tersebut berjalan dengan efektif. Bagi
organisasi, penggunaan teknologi informasi di zaman yang serba canggih ini
merupakan suatu keharusan agar organisasi mampu menguasai informasi yang
berguna dalam pengambilan keputusan.
Menurut Sari dan Witono (2014) organisasi didalam penggunaan teknologi
informasi perlu untuk mengoptimalkan penggunaan pada kemajuan teknologi agar
dapat membangun jaringan sistem kerja dan menyederhanakan sistem kerja
tersebut diantara unit kerja organisasi. Penggunaan teknologi informasi juga sudah
barang tentu akan meminimalkan kesalahan, karena aktivitas pengelolaannya akan
lebih sistematis, dan akan menghasilkan laporan keuangan yang lebih andal.

Sudrajat dan Ompungsunggu (2015) juga berpendapat bahwa penggunaan


dari teknologi informasi akan dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada
tugas yang biasa dilakukan manusia kini dapat digunakan dengan tenaga mesin
atau elektronik. Teknologi informasi sendiri merupakan teknik dalam
menghasilkan informasi yang berkualitas, dimana informasi ini relevan dan akurat
serta tepat waktu yang akan digunakan oleh organisasi dalam pengambilan
keputusan.

Teknologi informasi tidak hanya berarti teknologi komputer yang


digunakan untuk mendapatkan dan juga memproses informasi, melainkan
teknologi gabungan antara komputasi komputer dengan komunikasi yang
membawa data, suara dan video. Teknologi informasi yang efektif dan efisien
sangat penting bagi organisasi untuk mengawasi kinerja organisasinya
(Rakhmansyah, Al Musadieq, dkk, 2015).

xliv
Salah satu hal paling penting didalam perkembangan studi teknologi
informasi adalah bagaimana teknologi informasi dapat digunakan untuk
mengubah lingkungan bisnis. Untuk menghadapi tantangan internasional dari
organisasi, sebagian besar organisasi bergantung kepada Electronic Data
Processing (EDP) yang canggih untuk dapat mengolah transaksi bisnis harisn
mereka (Alkebsi dan Aziz, 2017).

Lebih lanjut, Alkebsi dan Aziz (2017) juga mengungkapkan bahwa


teknologi informasi dapat membantu fungsi audit. Ada banyak perangkat lunak
yang dapat digunakan untuk membantu dalam proses audit. Salah satu perangkat
lunak yang dapat meningkatkan fungsi audit ini adalah CAAT, dimana CAAT
dapat membantu audit dalam melakukan tugas-tugasnya yang kompleks. Oleh
karena itu, didalam penelitian ini, penggunaan teknologi informasi mengacu
kepada perangkat lunak yang digunakan oleh auditor intenal untuk membantu
pekerjaan mereka dan juga perangkat audit khusus seperti CAAT.

2.1.1.5 Dukungan Manajemen Puncak

Setiap perusahaan perlu untuk mengukur keberhasilan dari tujuan yang


ingin dicapainya, untuk mencapai tujuan tersebut, penting untuk adanya dukungan
dari manajemen puncak. Manajemen puncak dapat didefiniskan orang-orang yang
memiliki komitmen atas waktu, biaya dan sumberdaya untuk menjaga ataupun
menjalin kerja sama dengan supplier atau orang-orang diluar organisasi untuk
jangka panjang agar perusahaan dapat berproses secara stabil. dapat pula
dikatakan bahwa manajemen puncak adalah orang-orang atau pihak yang
menyediakan dan bertanggung jawab atas pedoman yang dimiliki perusahaan
dalam setiap kegiatannya (Susetyo dan Suherman, 2016).
Dukungan manajemen dikonsepkan sebagai keterlibatan, partisipasi dan
juga komitmen dan panduan dari eksekutif atau manajemen atas sumber daya
yang diperlukan organisasi (Ratnaningsih dan Suaryana, 2014). Felekoglu dan
Moultrie (2014) mengatakan bahwa top management juga dapat disebut senior
management, mengacu kepada sekelompok manajer yang menempati posisi
penting atau memiliki otoritas yang sudah ditetapkan secara formal oleh

xlv
organisasi yang memiliki tanggung jawab terkait pengambilan keputusan atas
kegiatan organisasi. Tindakan dan dukungan manajemen juga tergantung kepada
gaya kepemimpinan mereka (Shao, Feng, dkk. 2015).

Peran dan partisipasi dari manajemen sangat diperlukan dalam hal


perencanaan dan pengendalian demi tercapainya target dari perusahaan,
khususnya dalam menenentukan implementasi kebijakan dan pengembangan
prosedur suatu perusahaan. Manajemen juga berfungsi sebagai controller dan
memiliki tanggung jawab yang besar untuk perusahaan (Ratnaningsih dan
Suaryana, 2014).

Manajemen puncak merupakan orang-orang yang memiliki tanggung


jawab dalam menetapkan serta mengarahkan jalannya kegiatan di organisasi.
Manajemen puncak juga dapat diartikan yaitu direktur, kepala divisi, presiden
dalam suatu organisasi yang menentukan keberhasilan jalannya organisasi (Ikhsan
dan Bustamam, 2016).
Dilain sisi, Saebani dan Muliawati (2016) mengungkapkan bahwa
dukungan manajemen puncak mencerminkan hak, kewajiban, tugas, tanggung
jawab serta attitude seseorang yang dianggap berpengaruh disebuah organisasi
yang akan membawa keberhasilan bagi organisasi.
Selain itu, dukungan manajemen juga dapat disimpulkan sebagai
keterlibatan dari pimpinan divisi atau manajer, atau orang-orang yang
berkedudukan tinggi dalam suatu organisasi dalam menyediakan sumber daya
yang diperlukan bagi perusahaan atau organisasi. dukungan manajemen juga
sangat diperlukan dalam suatu inovasi perusahaan karena manajer memiliki
kekuasaan atas sumber daya (yang diperlukan) perusahaan (Sahusilawane, 2014).
Salah satu faktor untuk mencapai keberhasilan dalam organisasi adalah
dengan adanya dukungan dari top management. Dukungan top management dapat
dilihat dalam beberapa bentuk yaitu membantu tim dalam menghadapi tantangan,
menunjukan komitmennya terhadap pekerjaan, serta mendorong pekerjaan
bawahannya. (Iqbal, Long, dkk. 2015).

xlvi
Dukungan manajemen puncak sangat penting dalam menciptakan suasana
yang mendukung dalam perusahaan dan dapat menyediakan sumber daya yang
memadai dalam mefasilitasi keberhasilan suatu perusahaan (Pillania 2014).

Manajemen puncak dapat mengambil berbagai bentuk keputusan seperti


menunjukkan kesediaan untuk mengumpulkan berbagai pengetahuan, dan
menyumbangkan pengetahuan tersebut kepada rekan kerja atau pegawai
perusahaan, untuk terus belajar, dan untuk mencari pengetahuan dan ide baru
(Pillania 2014).

Manajemen puncak bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pegawai


atau karyawan terlibat cukup awal dalam pengembangan sistem mencapai
keberhasilan sistem informasi/teknologi informasi. Semakin banyak pengguna
pegawai atau karyawan terlibat dalam dua proses ini, semakin banyak peluang
untuk dimasukkan dalam penggunaan teknologi informasi dan dengan demikian
dapat meningkatkan kegunaan sistem. Pentingnya dukungan manajemen sebagai
rangsangan motivasi dalam keberhasilan perusahaan. Atiyyah (Roibah, 2016).

Manajemen puncak selalu mendukung karyawan, membantu mereka


dalam penyelesaian masalah, menciptakan interaksi yang harmonis dan kerja
sama di antara berbagai fungsi pekerjaan, mendorong peningkatan dan insentif
dan membimbing manajer unit untuk memperjuangkan inovasi dengan jelas dan
konsisten dengan meletakkan dasar yang jelas. dukungan manajemen puncak
adalah pendorong utama untuk mengatasi hambatan dan meningkatkan
kemampuan teknologi perusahaan untuk berhasil mengadopsi atau menerapkan
layanan atau produk baru (Rodríguezetal. , 2014).

Kemudian Alzeban dan Gwilliam (2014) mengungkapkan bahwa untuk


dapat meningkatkan dukungannya, manajemen memberikan sumber daya yang
cukup agar anggotanya dapat melaksanakan kewajibannya, termasuk dalam hal ini
adalah manajemen merekrut staff yang berkualitas dan memberikan pelatihan
untuk mereka secara berkala.

2.1.1.6 Kompetensi Auditor Internal

xlvii
Audit harus dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian baik dari segi
pendidikan dan juga pelatihan teknis yang cukup. Maka seorang auditor perlu
memiliki kompetensi, karena walaupun ia memiliki kemampuan yang tinggi
dalam bidang lain seperti bisnis dan keuangan, jika tidak dapat memenuhi
keahlian dan tidak memiliki pelatihan teknis maupun pendidikan dibidang audit
maka akan dianggap tidak cukup kompeten (Nugraha, 2018).

Agar audit yang dihasilkan oleh auditor berkualitas, auditor diharapkan


memiliki kompetensi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.
Auditor yang memiliki kompetensi adalah auditor yang berpengalaman dan
memiliki pengetahuan yang cukup dan memadai serta dapat melakukan audit
secara objektif. Ketika auditor sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
cukup, maka auditor akan lebih mudah memahami dan mengetahui masalah lebih
dalam (Anugerah dan Akbar, 2014).

Menurut Ilhamsyah (2018), kompetensi merupakan salah satu sikap yang harus
dimiliki oleh seorang auditor internal. Kompetensi dapat didefinisikan yaitu
pemanfaatan oleh seorang auditor internal terhadap pengetahuan, keahlian dan
perilaku auditor internal dalam bekerja. Dengan kata lain, kompetensi merupakan
implementasi dari kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang berkaitan satu
dengan yang lain dimana kemampuan, keahlian dan pengetahuan tersebut dapat
diperoleh melalui pendidikan, dan pelatihan yang sudah ditempuh.

Senada dengan pengertian diatas, Ariani dan Badera (2015) juga


mengungkapkan pemahaman mengenai kompetensi yaitu pengetahuan dan
pemahaman objek yang diaudit yang dimiliki oleh seorang auditor dalam
melaksanakan auditnya. Selain itu, kemampuan dalam menganalisa masalah dan
mampu bekerja sama dengan tim juga termasuk kompetensi auditor. Kompetensi
auditor juga berfokus pada pengalaman yang dimiliki auditor, apabila seorang
auditor memiliki pengalaman yang cukup, maka auditor sudah semakin peka dan
cepat dalam menganalisis kesalahan. Gamayuni (2016) juga turut mendefinisikan

xlviii
kompetensi auditor internal sebagai pengetahuan, keterampilan, kemampuan serta
pengalaman yang cukup yang harus dimiliki dalam menjalankan pekerjaannya.
Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh seorang auditor adalah
auditing, akuntansi, administrasi dan juga komunikasi. Berbekal pengetahuan
yang dimiliki auditor itulah maka seorang auditor dapat menyusun dan
melaksanakan prosedur audit dengan efektif.(Fauzi, dkk, 2017). Audit merupakan
salah satu pekerjaan yang beresiko tinggi apabila auditor tidak memiliki
pengetahuan bagaimana melakukan perencanaan audit, menyusun program audit
yang efektif, serta menganalisis kondisi yang terjadi dalam organisasi, maka akan
berdampak pada organisasi tersebut, sehingga penting bagi seorang organisasi
untuk memilih auditor yang kompeten (Rosiana, dkk, 2019).

Sari dan Haryanto (2016) mendefinisikan kompetensi auditor internal


sebagai kemampuan auditor internal dalam pengimplementasian pengetahuan
yang dimiliki pada saat proses audit berlangsung. Seorang auditor internal yang
kompeten dapat diukur dengan tiga komponen yaitu tingkat pendidikannya, lama
bekerja dalam dunia audit dan juga pelatihan yang didapat.
Kompetensi merupakan kemampuan yang perlu dimiliki untuk dapat
menjalankan tanggung jawab pekerjaannya. Sehingga kompetensi auditor internal
dapat dikatakan sebagai kemampuan yang dimiliki seorang auditor untuk
bertanggung jawab atas pengendalian kegiatan organisasi (Inapty dan
Martiningsih, 2016).
Kompetensi auditor internal sendiri maksutnya adalah kualifikasi yang
dibutuhkan oleh auditor untuk dapat melaksanakan audit dengan benar.
Kompetensi auditor sendiri berkaitan erat dengan keahlian yang dimiliki sebagai
hasil dari pendidikan formal, ujian profesional, serta keikutsertaan dalam
pelatihan, seminar, dan simposium. Selain itu seorang auditor perlu untuk
mengetahui jenis serta jumlah bukti yang dikumpulkan untuk menghasilkan
sebuah kesimpulan yang tepat, sehingga penting bagi seorang auditor untuk
memiliki kompetensi (Widodo, Pramuka, dan Herwiyanti, 2016).

xlix
Seorang auditor yang kompeten, yakni auditor yang memiliki pengetahuan
dan pemahaman akan bisnis perusahaannya, dengan mengetahui secara pasti
bisnis yang dijalankan oleh perusahaannya, auditor dapat mengambil keputusan
yang tepat (Purwanda dan Harahap, 2015).
Menurut Ariany (2017) kompetensi merupakan standard minimal
kemampuan yang harus dimiliki seorang auditor yaitu mencakup Knowledge,
Skill dan Attitude, agar dapat melakukan tugasnya dengan baik. Selain itu,
kompetensi sendiripun dapat ditingkatkan yaitu dengan melalui sertifikasi profesi.

3.1.2 Penelitian Terdahulu


Adapun penelitian terdahulu didalam penelitian ini adalah:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Desain Penelitian Hasil Penelitian
1 Chen, dkk Variabel dalam penelitian Hasil penelitian ini
(2018) yaitu: Information menunjukan bahwa IT
Technology Capability, capability secara langsung
Internal Control mengurangi kenaikan audit
Effectiveness, and audit fees, tetapi tidak
Fees and Delays. meningkatkan audit delay, ini
menunjukan IT capability
yang tinggi menandakan
resiko bisnis yang rendah
terkait dengan penggunaan IT
dan mengurangi resiko audit.
Kemudian, IT capability
memiliki dampak pada
internal control effectiveness
yang akan menahan fee audit
dan meningkatnya audit delay.
2 Alkebsi dan Variabel dalam penelitian Hasil Penelitian ini
Aziz ini yaitu: Information menunjukan bahwa
(2017) Technology Usage, Top Information Technology
Management Support, Usage dan Top Management
Internal Audit Support berhubungan secara

l
Effectiveness. Sampel dari positif dan signifikan dengan
penelitian ini adalah Internal Audit Effectiveness,
auditor internal di sedangkan Top Management
perusahaan swasta di Support tidak memoderasi
Yaman dengan total hubungan antara Information
responden sebanyak 104. Technology Usage dan
Internal Audit Effectiveness

Lanjutan Tabel 2.1


Penelitian Terdahulu
No Peneliti Desain Penelitian Hasil Penelitian
3 Amani, Penelitian yang dilakukan Hasil penelitian ini
Vidiyastutik, bersifat kualitatif menunjukan bahwa
dan berdasarkan kajian teori- penggunaan teknologi
Hudzafidah teori yang ada dan hasil- informasi dapat
(2017) hasil penelitian terdahulu meningkatkan pengendalian
dikumpulkan,dianalisa, dan internal dengan
dibuat kesimpulan. menambahkan prosedur
pengendalian baru yang
dilakukan oleh komputer,
meskipun disisi lain teknologi
informasi juga dapat
menimbulkan resiko-resiko
baru tetapi hal ini bias diatasi
dengan menggunakan
pengendalian khusus
terhadap sistem teknologi
informasi.
4 Arles, Variabel dalam penelitian Hasil penelitian menunjukan
Anugrah, dan yaitu: Kompetensi Audit bahwa Kompetensi Audit
Andreas Internal, Independensi Internal tidak memiliki
(2017) Audit Internal, Dukungan hubungan terhadap
Manajemen, dan efektivitas audit internal,
Efektivitas Audit Internal. Dukungan manajemen tidak
Pengujian hipotesis mempengaruhi hubungan

li
menggunakan Least Square hubungan kompetensi audit
parsial. Responden dalam internal dengan efektivitas
penelitian ini yaitu audit internal, Independensi
sebanyak 80 yang terdiri Audit Internal dan Dukungan
dari Manajer, Auditor Manajemen memiliki
Internal dan Akuntan di hubungan dan signifikan
Bank Pembangunan terhadap Efektivitas Audit
Daerah (BPD) di Sumatera. Internal, Dukungan
Manajemen juga berpengaruh
namun memperlemah
hubungan Indpendensi Audit
Internal dengan Efektivitas
Audit Internal.

Lanjutan Tabel 2.1


Penelitian Terdahulu
No Peneliti Desain Penelitian Hasil Penelitian
5 Sari dan Variabel dalam penelitian Hasil penelitian menunjukan
Haryanto yaitu: Kompetensi Auditor, bahwa Kompetensi Auditor
(2016) Hubungan antara Auditor Internal secara signifikan
Internal dan Eksternal, berpengaruh positif terhadap
Dukungan Auditee, efektivitas auditor, Hubungan
Independensi Auditor, antara Auditor Internal dan
Efektivitas Auditor Eksternal tidak berpengaruh
Internal. Populasi dari terhadap Efektivitas Auditor
penelitian ini yaitu 51 Internal, Dukungan Auditee
auditor internal yang berpengaruh positif terhadap
bekerja di kantor Efektivitas Auditor Internal,
Inspektorat di Profinsi dan Independensi Auditor
Yogyakarta. berpengaruh secara positif
terhadap Efektivitas Auditor
Internal.
6 Santoso Variabel dalam penelitian Hasil penelitian menunjukan
ini yaitu: Hubungan antara bahwa hubungan antara
(2016) Auditor Internal dan auditor internal dan eksternal
Eksternal, Dukungan serta pengukuran kinerja
Manajemen, Persepsi berpengaruh secara positif
auditee, Pengalaman dan signifikan terhadap
Auditor, Pengukuran efektivitas audit internal,
Kinerja, dan Efektivitas sedangkan dukungan
Audit Internal. Responden manajemen, persepsi auditee,

lii
dalam penelitian ini yaitu dan pengalaman auditor tidak
45 pegawain inspektorat berpengaruh terhadap
dan 29 pegawai dinas di efektivitas audit internal.
Kabupaten dan Kota
Magelang.
7 George, Penelitian ini menyelidiki Hasil Penelitian menunjukan
Theofanis, faktor-faktor spesifik yang bahwa Internal Audit Quality,
dan terkait dengan efektivitas Competence of Internal Audit
audit internal dalam Team, Independence of
Konstantinos
lingkungan bisnis Yunani. Internal Audit, Support of
(2015) Internal Audit by Senior
Manager berpengaruh
terhadap Effectiveness of
Internal Audit.

Lanjutan Tabel 2.1


Penelitian Terdahulu
No Peneliti Desain Penelitian Hasil Penelitian
8 Alkebsi, dkk Variabel dari penelitian ini Hasil penelitian menunjukan
(2014) yaitu: Information bahwa Information
Technology Usage, Top Technology Usage dan Top
Management Support, Management Support
Internal Audit berhubungan positif dengan
Effectiveness. Sampel dari Internal Audit Effectiveness,
penelitian ini adalah tetapi Top Management
auditor internal di Support tidak memoderasi
perusahaan swasta di hubungan antara Information
Yaman. Dan didapat 104 Technology Usage dan
responden. Internal Audit Effectiveness
9 Baharud-din, Studi ini menyelidiki Hasil penelitian menunjukan
Shokiyah, dan faktor-faktor yang bahwa Auditors Competency,
Ibrahim berkontribusi terhadap Independece/Objectivity of
(2014) efektivitas audit internal di Internal Audit, dan
sektor publik Malaysia. Management Support,
berpengaruh terhadap
Internal Audit Effectiveness.
10 Alzeban dan Studi ini menilai faktor- Hasil penelitian menunjukan
Gwilliam faktor yang mempengaruhi bahwa Competencey of
(2014) efektivitas audit internal Internal Audit Staf, Size of
(IAE) di Arab Saudi. Data Internal Audit Department,
diperoleh dari 203 manajer Relationship between Internal
dan 239 auditor internal and External Auditors,
dari 79 organisasi sektor Independence of Internal

liii
publik Arab Saudi. Audit dan Managegement
Support for Internal Audit
berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap
Internal Audit Effectiveness.

11 Hadi Variabel penelitian yaitu: Hasil penelitian menunjukan


Mahmudah Efektivitas Sistem bahwa Sistem Pengendalian
(2014) Pengendalian Internal, Internal dan Dukungan
Dukungan Manajemen, Manajemen berpengaruh
Audit Profesionalism dan secara positif terhadap
Keefektifan Audit Internal. keefektifan Audit Internal,
Sampel dari penelitian ini penelitian gagal memberikan
yaitu 39 Inspektorat bukti empiris Audit
Daerah dari enam provinsi. Profesionalism berpengaruh
Penelitian menggunakan terhadap Keefektifan Audit
regresi berganda. Internal.

2.2 Rerangka Konseptual


Berdasarkan penjelasan diatas, maka penelitian ini menggunakan variabel
dependen yaitu: Efektivitas Audit Internal variabel independen yaitu: Pemanfaatan
Teknologi Informasi, dan Kompetensi Auditor Internal menggunakan variabel
moderasi yaitu: Dukungan Manajemen Puncak. Maka rerangka konseptual pada
penelitian ini adalah:

Gambar 2.1
Rerangka Konseptual

Dukungan
Manajemen
Puncak
H3 H4

Pemanfaatan
H1
Teknologi Informasi
Efektivitas Audit
Internal
H2
Kompetensi Auditor
Internal liv
2.3 Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, penelitian-penelitian terdahulu, serta


rerangka konseptual penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
Efektivitas Audit Internal, maka pengembangan hipotesis pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:

2.3.1 Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Efektivitas


Audit Internal:

Pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi didalam organisasi


telah mengubah lingkungan bisnis. Teknologi informasi diperlukan untuk
menghadapi tantangan organisasi, bukan hanya yang berasal dari lingkup
nasional, namun juga tantangan tersebut timbul dari lingkup internasional. Untuk
menghadapi tantangan tersebut, setiap organsisai dewasa ini bergantung kepada
sistem pemrosesan data yang canggih dalam mengelola transaksi bisnis hariannya.

Salah satu fungsi dari organisasi yang bergantung pada sistem ini adalah
fungsi audit. Audit sangat terbantu dengan berkembangnya teknologi informasi ini
untuk memelihara transaksi dan informasi dalam bentuk elektronik. Organisasi
mengharapkan auditor untuk tidak hanya mahir dalam aspek keuangan tetapi juga
mahir dalam menerapkan sistem elektronik. Operasi audit pada komputer
mengontrol keamanan dan keandalan dalam melakukan audit. Pengendalian
internal yang dilakukan oleh auditor bergantung kepada banyaknya data dan
informasi, selain itu, auditor harus terampil dalam mengakses data yang
disediakan oleh sistem dalam rangka melakukan evaluasi untuk organisasi.

Fasilitas teknologi informasi, seperti infrastruktur dan perangkat lunak


yang dipekerjakan oleh perusahaan, merupakan sumber daya strategis bagi
perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif yang lebih besar. Kualitas
teknologi informasi dan pekerjaan audit internal terkait dengan efektivitas.

lv
Evolusi audit dan perkembangan teknologi yang cepat, yang secara terbuka
berkontribusi pada audit. Sistem teknologi informasi telah mengubah cara
organisasi menjalankan bisnisnya, meningkatkan efisiensi operasional, dan
membantu dalam proses pengambilan keputusan, oleh karena itu diharapkan
terdapat hubungan positif antara Pemanfaatan Teknologi Informasi dengan
Efektivitas Audit Internal.

Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Alkebsi dan Aziz (2017)
mengungkapkan bahwa Pemanfaatan Teknologi Informasi memainkan peran
penting dalam fungsi audit internal yaitu pada saat tahapan perencanaan,
pengujian dan pelaporannya. Hubungan antara internal audit dan penggunaan
teknologi informasi juga penting untuk melakukan kinerja yang efektif. Fasilitas
yang dimiliki oleh sebuah perusahaan terkait dengan teknologi informasi dapat
menjadi sumber daya untuk mencapai keunggulan perusahaan. Pemanfaatan
Teknologi Informasi dapat membantu perusahaan dalam membuat keputusan yang
dalam hal ini menyangkut fungsi dari audit internal.

Penelitian yang dilakukan oleh Alkebsi, Aziz, Dhaifallah, dkk (2014)


mengatakan bahwa mungkin sebaiknya organisasi memiliki auditor sistem
informasi karena untuk menjalankan sistem informasi akuntansi perlu keahlian
khusus. Atau dapat juga dengan auditor memiliki keterampilan atau pengetahuan
terkait TI yang bisa didapatkan dengan pelatihan ataupun sertifikasi agar dapat
melakukan pekerjaannya secara efektif. Perkembangan pesat dari teknologi
informasi menyebabkan evolusi pada fungsi audit yang akan memberikan
kontribusi terkait fungsi audit internal. Technology Information System dan
Electronic Data Processing dapat membantu organisasi dalam proses
pengambilan keputusan.
Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amani, Vidyastutik, dan
Hudzafidah (2017) mengatakan bahwa dewasa ini, kehadiran teknologi informasi
telah mengubah strategi organisasi dalam melakukan kegiatan operasionalnya dan
juga dalam membuat keputusan. Selain itu, dampak dari adanya teknologi
informasi memaksa auditor internal untuk meningkatkan kemampuan dan

lvi
pengetahuannya terkait penggunaan teknologi informasi karena dengan adanya
teknologi informasi akan berdampak pula pada sistem laporan keuangan.
Information Technology Usage pada suatu perusahaan mampu meningkatkan
pengendalian internal dengan adanya prosedur pengendalian baru yang dilakukan
melalui komputer dan mengganti pengendalian yang dilakukan secara manual
oleh manusia dengan yang dilakukan melalui komputer. Berdasarkan penjelasan
diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:

H1: Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh positif terhadap


Efektivitas Audit Internal.

2.3.2 Pengaruh Kompetensi Auditor Internal terhadap Efektivitas Audit


Internal
Dari penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Haryanto (2016) mengatakan
bahwa seorang auditor yang memiliki kompetensi artinya auditor internal tersebut
diharapkan memiliki pendidikan tinggi, pengalaman seorang auditor juga
menentukan kehandalan mereka, selanjutnya auditor internal juga perlu diberikan
pelatihan secara rutin sebagai salah satu faktor penentu kompetensi. Jika seorang
auditor internal sudah memenuhi kualifikasi tersebut, maka auditor internal dapat
mencapai efektivitasnya.

Dari penelitian yang dilakukan Alzeban dan Gwilliam (2014) mengatakan


bahwa salah satu elemen kunci dari Efektivitas Audit Internal adalah dengan
adanya kompetensi yang dimiliki oleh staff auditor internal. Untuk mencapai
keefektifan yang tinggi, diperlukan kualifikasi yang tepat. Kurangnya staff auditor
internal yang memenuhi kualifikasi, akan berdampak pada fungsi audit internal.
dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa staf audit internal perlu memiliki
kompetensi agar dapat menghasilkan efektivitas audit internal yang akan
menghindarkan perusahaan dari kesalahan dan penyimpangan.

George, Theofanis dan Konstantinos (2015) melakukan penelitian, yang


mengungkapkan bahwa kompetensi dianggap sebagai elemen penting bagi audit

lvii
internal. Kompetensi dapat dimiliki oleh auditor internal dengan mendapatkan
pelatihan secara berkelanjutan yang merupakan syarat penting untuk efektivitas
audit internal.

Seorang auditor internal yang memiliki kekurangan kualifikasi seperti


pendidikan, pengalaman kerja, kemampuan akan menghambat pekerjaannya
didalam melakukan audit. Sehingga ketika seorang auditor internal memiliki
kompetensi didalam dirinya, maka akan meningkatkan efektivitas audit
internalnya, sehingga diharapkan terdapat hubungan positif antara kompetensi
yang dimiliki auditor internal dengan efektivitas audit internal. Berdasarkan
penjelasan diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:

H2: Kompetensi Auditor Internal berpengaruh positif terhadap Efektivitas


Audit Internal

2.3.3 Peran Dukungan Manajemen Puncak dalam memoderasi pengaruh


antara Penggunaan Teknologi Informasi terhadap Efektivitas Audit Internal

Alkebsi, Dhaifallah, dkk (2014) melakukan penelitian yang mengatakan


bahwa praktik sumber daya manusia dalam suatu organisasi dapat menciptakan
perilaku karyawan yang positif. Adanya dukungan dari organisasi yang dirasakan
oleh karyawan, akan menghsilkan tercapainya tujuan dari organisasi. Selain itu
auditor internal sebaiknya menunjukan profesionalisme mereka, seperti mengikuti
perkembangan terbaru dalam profesi auditor internal. Untuk itu, adanya dukungan
dari Top Management ini dapat mendorong para auditor internal dalam
memanfaatkan penggunaan teknologi informasi untuk membantu menyelesaikan
pekerjaan mereka. RBV teori menjelasan karyawan dan Top Management yang
memiliki wewenang dapat mengendalikan sumber daya apapun. Sebagai imbalan
atas adanya dukungan dari Top Management, maka karyawan akan bekerja lebih
keras untuk mencapai tujuan organisasi. Adanya dukungan dari Top Management
dalam mengendalikan sumber daya yang ada akan mengarah pada tercapainya
tugas dan fungsi dalam organisasi secara efektif.

lviii
Dukungan manajemen puncak terhadap penggunaan teknologi informasi
mengacu pada sejauh mana manajemen puncak memahami pentingnya fungsi dari
teknologi informasi dan sejauh mana manajemen puncak terlibat dalam kegiatan
teknologi informasi. Dukungan manajerial tingkat tinggi untuk implementasi
teknologi informasi tidak hanya akan menunjukkan komitmen dan dukungan
yang berkelanjutan untuk suatu proyek tetapi juga dapat digunakan untuk
mengembangkan lingkungan yang positif dalam perusahaan, implementasi yang
kondusif dengan menyediakan sumber daya yang diperlukan seperti waktu, ruang,
peralatan, dan orang-orang. Para peneliti juga menyarankan bahwa ketika visi atau
tujuan dibagi dalam komunitas organisasi dan terus dikomunikasikan dan
didukung oleh manajemen puncak, akan mengarah pada tujuan yang jelas menuju
kemajuan yang lebih modern dengan menggunakan teknologi. para peneliti secara
konsisten menemukan bahwa dukungan manajemen puncak merupakan penentu
kuat keberhasilan teknologi informasi (Bajwa dan Ross, 2014).

Dari penelitian yang dilakukan Alkebsi dan Aziz (2017) mengatakan bahwa
adanya Top Management Support yang besar terhadap peran dari auditor internal,
akan mencapai tujuan organisasi. Top Management dianggap sebagai moderator
untuk mencapai keunggulan kompetetif organisasi, untuk mencapai keunggulan
kompetetif organisasi, diperlukan pemanfaatan sumber daya secara maksimal
serta peningkatan kinerja organisasi.
Manajemen dapat mendukung teknologi informasi dengan mengevaluasi
dan memutuskan adopsi atau peningkatan teknologi informasi. Dukungan
manajemen puncak memperkuat upaya karyawan dalam organisasi untuk
memenuhi tujuan organisasi. Resource based view membantu menjelaskan
hubungan antara karyawan dan manajemen puncak yang memiliki wewenang
untuk mengendalikan sumber daya. Teori RBV menjelaskan hubungan antara
karyawan dengan manajemen puncak dalam memanfaatkan sumber daya yang
dalam hal ini adalah teknologi informasi. Sebagai imbalan atas dukungan tingkat
tinggi, perusahaan menemukan karyawan bekerja lebih keras untuk membantu
organisasi mencapai tujuannya. Dukungan penuh dari manajemen puncak

lix
mengarah pada pencapaian tugas atau fungsi dalam organisasi secara efektif

.Oleh karena itu Dukungan Manajemen Puncak diharapkan dapat


memperkuat hubungan dari Pemanfaatan Teknologi Informasi dangan Efektivitas
Audit Internal, dengan mengupayakan dukungan manajemen dalam menggunakan
teknologi informasi dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Berdasarkan
penjelasan diatas, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:

H3: Dukungan Manajemen Puncak memperkuat pengaruh Pemanfaatan


Teknologi Informasi terhadap Efektivitas Audit Internal.
2.3.4 Peran Dukungan Manajemen Puncak dalam memoderasi pengaruh
antara Kompetensi Auditor Internal dan Efektivitas Audit Internal:
Dukungan manajemen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Auditor internal harus menunjukkan
kemahiran dalam profesi mereka. Peran manajemen puncak diperlukan untuk
dapat mendukung auditor internal dengan memberikan pelatihan secara berkala,
tujuannya adalah agar auditor internal memiliki kompetensi sehingga dapat
membawa organisasi untuk mencapai tujuannya.
Seperti yang diungkapkan oleh Arles, Anugrha dan Andreas, (2017) bahwa
kompetensi sebagaimana yang diungkapkan sebelumnya, membuat seorang
auditor internal untuk memiliki pengetahuan, keterampilan dalam rangka
menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Serta, dengan adanya kompetensi
dapat menghasilkan audit internal yang efektif. Dengan adanya peran dari
Manajemen Puncak akan semakin memperkuat kompetensi dalam mempengaruhi
efektivitas audit internal.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Gamayuni (2016) dikatakan bahwa
komitmen dari organisasi untuk menggunakan rekomendasi dari auditor internal
serta dukungan dari Top Management adalah penting untuk efektivitas audit
internal itu sendiri. Hasil pekerjaan auditor internal berupa temuan dan
rekomendasinya akan lebih berfungsi apabila terdapat dukungan dari Top
Management. Berdasarkan hasil beberapa penelitian terdahulu yang
mengungkapkan bahwa Kompetensi Auditor Internal dan Dukungan Manajemen

lx
Puncak berhubungan positif dengan Efektivitas Audit Internal, maka penelitian ini
ingin menguji peran dari Dukungan Manajemen Puncak sebagai variabel moderasi
yang memperkuat hubungan Kompetensi Auditor Internal dan Efektivitas Audit
Internal. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan
adalah:

H4: Dukungan Manajemen Puncak memperkuat pengaruh Pemanfaatan


Teknologi Informasi terhadap Efektivitas Audit Internal.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang


dilakukan oleh Alkebsi dan Aziz (2017). Penelitian ini termasuk kedalam
penelitian yang melakukan pengujian hipotesis. Penelitian ini menguji pengaruh
Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dukungan Manajemen Puncak dan
Kompetensi Auditor Internal terhadap Efektivitas Audit Internal. Penelitian ini
juga menguji peran Dukungan Manajemen Puncak dalam memoderasi pengaruh
Pemanfaatan Teknologi Informasi dengan Efektivitas Audit Internal serta peran
dari Dukungan Manajemen Puncak dalam memoderasi pengaruh Kompetensi
Audit Internal dengan Efektivitas Audit Internal. Pengujian hipotesis dilakukan
untuk menjelaskan jawaban atas hipotesis yang telah dirumuskan berdasarkan
masalah.

Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh staff maupun manajer auditor
internal yang bekerja pada sektor swasta di Indonesia, tujuannya adalah agar
diperoleh data dan informasi yang akurat. Sampel dari penelitian ini adalah orang-
orang yang bekerja sebagai staff maupun manajer internal auditor di perusahaan

lxi
swasta yang berada di DKI Jakarta. Perusahaan swasta yang dimaksud adalah
perusahaan yang modalnya mutlak dimiliki oleh pihak swasta.

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

3.2.1 Definisi Operasional

Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Pemanfaatan Teknologi Informasi,


Kompetensi Auditor Internal, Dukungan Manajemen Puncak dan Efektivitas
Audit Internal maka variabel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi
variabel independen (X), variabel dependen (Y), dan variabel moderasi (Z).
Dengan penjelasan sebagai berikut:

Variabel dependen (Y) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu


Efektivitas Audit Internal yang didefinisikan sebagai alat yang dapat digunakan
oleh manajemen sebagai kontrol dalam suatu organisasi baik yang berada dalam
sektor swasta maupun sektor pemerintahan (Cohen dan Sayag, 2010).

Variabel independen (X) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Pemanfaatan Teknologi Informasi yang didefinisikan sebagai penggunaan


sumber daya yang digunakan oleh organisasi untuk mengoperasikan
perusahaan agar sesuai dengan tujuan organisasinya (Jumaili, 2005)

2. Kompetensi Auditor Internal yang didefinisikan sebagai salah satu faktor


penting yang harus dimiliki internal auditor dimana menjelaskan bahwa
seorang internal auditor harus memiliki keahlian serta kemahiran
profesional (George, Theofanis dan Konstantinos, 2015).

Variabel moderasi (Z) dalam penelitian ini adalah Dukungan Manajemen


Puncak yang didefinisikan sebagai dukungan yang diberikan oleh Manajemen
Puncak kepada auditor internal untuk dapat melakukan tugas dan tanggung
jawabnya agar sesuai dengan yang diharapkan (Alzeban dan Gwilliam, 2014).

3.2.2 Pengukuran Variabel Penelitian

lxii
Tabel 3.2 Pengukuran Variabel Penelitian

Jenis Variabel Dimensi Indikator Sumber

Variabel 1. Kualitas Audit 1. Untuk dimensi kualitas


dependen (Y) 2. Evaluasi Audit audit diukur dengan 12 Cohen dan
Efektivitas pernyataan. Sayag (2010)
Audit Internal 2. Untuk dimensi evaluasi
audit diukur dengan 7
pernyataan.

Lanjutan Tabel 3.2 Pengukuran Variabel Penelitian

Jenis Variabel Dimensi Indikator Sumber

Variabel
Independen Diukur dengan 19 Salman Jumaili
(X) instrumen (2005)
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi
Kompetensi 1. Pengetahuan
Auditor Internal 2. Profesionalisme George,
3. Komunikasi Theofanis dan
4. Pelatihan Konstantinos
5. Pendidikan (2015).

Variabel
Moderasi (Z) Diukur dengan
menggunakan 6 pernyataan Alzeban dan
Dukungan Gwilliam
Manajemen (2014)
Puncak

Skala pengukuran yang digunakan oleh peneliti untuk menyatakan


tanggapan dari responden terhadap setiap pertanyaan yang diberikan adalah
dengan menggunakan skala ordinal (likert).
Jawaban setiap item instrumen menggunakan skala likert mempunyai skala
dari 1-5 antara lain:
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Kurang setuju

lxiii
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju

3.3 Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data


primer yang diperoleh langsung ataupun melalui perantara. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan convenience
sampling yaitu dengan menggunakan media online (google form) .

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif didefinisikan sebagai statistik yang digunakan untuk


menganalisis data dengan cara mendeskripsikan dan menggambarkan data yang
sudah terkumpul (Sugiyono, 2017). Uji pada statistik deskriptif dilakukan untuk
mendeskripsikan data dari nilai mean, deviation standar, variance, minimum,
maximum, range, dll, yang dapat memberikan intepretasi data dengan jelas dan
dapat dipahami (Ghozali, 2016).

3.4.2 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur validnya instrument kuesioner


yang digunakan didalam penelitian. Kuesioner tersebut dikatakan valid adalah
saat pernyataan yang ada pada kuesioner dapat mengungkap apa yang ingin
diukur (Ghozali, 2016).

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Pearson
atau Pearson Correlation. Pearson Correlation menggunakan signifikansi 0,05
untuk mengukur validitas. Jika nilai signifikansi pada pernyataan kuesioner
tersebut < (kurang dari) 0,05 maka pernyataan pada kuesioner tersebut dinyatakan
valid, dan juga sebaliknya, apabila nilai signifikansi pada penyataan kuesioner
tersebut > (lebih dari) 0,05 maka pernyataan pada kuesioner tersebut dinyatakan
tidak valid.

lxiv
3.4.3 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat ukur kuesioner yang merupakan indikator


dari variabel. Kuesioner tersebut diatakan reliabel jika jawaban responden pada
pernyataan kuesioner konsisten (Ghozali, 2016).

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach Alpha (α).


Azwar (2013) mengklasifikasikan reliabilitas sebagai berikut :

a. Nilai Cronbach alpha 0,00 s.d. 0,20, artinya kurang reliabel

b. Nilai Cronbach alpha 0,21 s.d. 0,40, artinya agak reliabel

c. Nilai Cronbach alpha 0,42 s.d. 0,60, artinya cukup reliabel

d. Nilai Cronbach alpha 0,61 s.d. 0,80, artinya reliabel

e. Nilai Cronbach alpha 0,81 s.d. 1,00, artinya sangat reliabel

3.4.4 Uji Hipotesis

3.4.4.1 Moderated Regression Analysis (MRA)

Pengujian didalam penelitian ini dilakukan dengan metode Moderated


Regression Analysis (MRA). Ghozali (2016) mengungkapkan bahwa Moderated
Regression Analysis (MRA) adalah alat untuk mengetahui pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen dan variabel moderasi. Dalam teknik
moderated regression analysis (MRA) mengandung interaksi (perkalian dua atau
lebih variabel independen). Persamaan MRA adalah sebagai berikut:

Y = a + bX1 + bX2 + bX3 + bX1X3 + bX2X3 + e

Keterangan :

Y = Efektivitas Audit Internal


a = Konstanta
b = Arah Regresi

lxv
X1 = Pemanfaatan Teknologi Informasi
X2 = Kompetensi Auditor Internal
X3 = Dukungan Manajemen Puncak
e = Error

3.4.4.2 Koefisien Determinasi (Adjusted R²)


Ghozali (2016) mengatakan bahwa koefisien determinasi atau Adjusted R²
bertujuan untuk mengukur kemampuan model untuk menerangkan variasi variabel
dependen, dimana didalam penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu
Efektivitas Audit Internal jadi dengan kata lain koefisien determinasi
menerangkan variasi dari Efektivitas Audit Internal. Nilai dari Adjusted R² adalah
diantara nol dan satu. Jika diklasifikasikan koefisien korelasi tanpa
memperhatikan arah adalah:
1. 0 : Tidak ada korelasi
2. 0 – 0,49 : Korelasi lemah
3. 0,50 : Korelasi moderat
4. 0,51 - 0.99 : Korelasi kuat
5. 1,00 : Korelasi sempurna
Sehingga, dapat dikatakan bahwa semakin nilai R² kecil artinya
kemampuan dari variabel-variabel independen (X) yang diteliti terbatas dalam
menjelaskan variasi variabel dependen (Y). Sebaliknya, semakin nilai R²
mendekati satu artinya variabel independen (X) mampu untuk memberikan
informasi yang dibutuhkan penelitian untuk memprediksi variasi dari variabel
dependen (Y).

3.4.4.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F pada dasarnya digunakan untuk menunjukan apakah variabel-


variabel independen (X) bersama-sama mempengaruhi variabel dependen (Y)
(Ghozali, 2016). Artinya, dalam penelitian ini apakah variabel Pemanfaatan
Teknologi Informasi, dan Kompetensi Auditor Internal secara bersama-sama
(simultan) memengaruhi variabel Efektivitas Audit Internal. Dikatakan
berpengaruh apabila nilai signifikansi F < (kurang dari) 0,05.

3.4.4.4 Uji Individu (Uji t)

lxvi
Uji Individu (Uji t) dilakukan untuk menunjukan pengaruh variabel
independen (X) secara individual terhadap variabel dependen (Y). Nilai
signifikansi dari uji t adalah α = 5%. Kriteria pengujian hipotesis dengan uji t
adalah jika nilai p-value < 0.05 maka Ha diterima (Ghozali, 2016).

lxvii
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Data pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

dikumpulkan melalui jawaban responden atas kuesioner yang telah dibagikan

melalui media online (google form). Responden penelitian ini adalah para profesi

auditor internal pada kantor swasta di DKI Jakarta Proses pengumpulan data

dilakukan mulai bulan Juli 2019 dengan menyebarkan kuesioner kepada para

responden. Responden yang didapat berjumlah 156 responden sampai dengan

bulan Agustus 2019 dengan tingkat balikan 100%.

4.1.1 Karakteristik Responden

Sebelum menganalisis jawaban yang diberikan oleh responden terhadap

hubungan beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini, akan dibahas

terlebih dahulu mengenai gambaran umum responden itu sendiri. Gambaran

responden berguna untuk menunjukkan segala sesuatu yang erat hubungannya

dengan responden secara individual. Gambaran umum responden diperoleh dari

identitas diri responden yang tercantum pada masing-masing jawaban terhadap

kuesioner.

Berdasarkan kuesioner yang telah diberikan kepada 156 orang responden,

maka diperoleh informasi mengenai karakteristik responden tersebut.

Karakteristik tersebut dibedakan dalam beberapa hal yaitu jenis kelamin, usia,

lxviii
pendidikan terakhir, pengalaman menjadi auditor hingga saat ini, jabatan di kantor

saat ini, keikutsertaan dalam studi lanjut Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAK),

dan keikutsertaan dalam pelatihan atau seminar terkait profesi sebagai auditor

internal. Adapun penjelasan lebih terperinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden

Frekuensi Persentase%

Jenis Laki-Laki 86 55.1


Kelamin
Perempuan 70 44.9

Jumlah 156 100


Frekuensi Persentase%
< 20 Tahun 2 1.3
20 – 25 Tahun 49 31.3
Usia 26 – 30 Tahun 26 16.7
30 – 35 Tahun 53 34.0
> 35 Tahun 26 16.7
Jumlah 156 100
Frekuensi Persentase%
Diploma Tiga 8 5.1
Sarjana 89 57.1
Pendidikan Pendidikan Profesi
14 9.0
Terakhir (Akuntansi)
Pasca Sarjana – S2 39 25.0
Doktoral – S3 6 3.8
Jumlah 156 100

Lanjutan Tabel 4.1 Karakteristik Responden

lxix
Frekuensi Persentase%
Kurang dari 1 29 18.6
Pengalaman tahun
Menjadi Auditor > 1 - 2 tahun 31 19.9
Hingga Saat ini > 2 - 4 tahun 42 26.9
> 4 - 6 tahun 25 16
> 6 tahun 29 18.6
Jumlah 156 100
Frekuensi Persentase%
Jabatan Staff Internal Audit 97 62.2
Manager Internal 59 37.8
Audit
Jumlah 156 100
Frekuensi Persentase%
Keikutsertaan Pernah 52 33.3
dalam PPAK Belum Pernah 104 66.7
Jumlah 156 100
Frekuensi Persentase%
Keikutsertaan Belum Pernah 35 22.4
Pelatihan/Seminar 1-3 Kali 75 48.1
>4 Kali 46 29.5
Jumlah 156 100

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa responden dengan

jenis kelamin laki-laki sebanyak 86 orang atau sebesar 55.1% dan

sebanyak 70 orang atau 44.9% dengan jenis kelamin wanita dari total

responden sebanyak 156.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

lxx
Data responden dalam kategori usia dibagi menjadi lima kelompok,

yaitu < 20 tahun, 20 – 25 tahun, 26 – 30 tahun, 30 – 35 tahun, dan > 35

tahun. Setelah dilakukan pengujian, maka dapat dilihat persentase dari

masing-masing usia responden. Pada tabel 4.3 diatas, sebanyak 2

responden atau sebesar 1.3% yang memiliki usia < 20 tahun,

responden dengan usia 20 – 25 tahun sebanyak 49 responden atau

sebesar 31,3%, responden dengan usia 26 – 30 tahun sebanyak 26

responden atau sebesar 16.7%, responden dengan usia 30 – 35 tahun

sebanyak 53 responden atau sebesar 34%, dan responden usia > 35

tahun sebanyak 26 responden atau sebesar 16.7% dari total responden

sebanyak 156.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Data responden dalam kategori pendidikan dibagi menjadi lima

kelompok, yaitu Diploma Tiga, Sarjana, Pendidikan Profesi

(Akuntansi), Pasca Sarjana-S2, dan Doktoral-S3. Setelah dilakukan

pengujian, maka dapat dilihat persentase dari masing-masing

pendidikan responden. Pada tabel 4.1 diatas, sebanyak 8 responden

atau sebesar 5.1% yang memiliki pendidikan lulusan Diploma Tiga,

responden dengan pendidikan Sarjana sebanyak 89 responden atau

sebesar 57.1%, responden dengan pendidikan Pendidikan Profesi

(Akuntansi) sebanyak 14 responden atau sebesar 9%, responden

dengan pendidikan Pasca Sarjana–S2 sebanyak 39 responden atau

lxxi
sebesar 25%, dan responden dengan pendidikan Doktoral–S3 sebanyak

6 responden atau sebesar 3.8% dari total responden sebanyak 156.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman menjadi Auditor


Berdasarkan pengalaman menjadi auditor, maka responden dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

Data responden dalam kategori Pengalaman menjadi Auditor dibagi

menjadi lima kelompok, yaitu kurang dari 1 tahun, > 1 - 2 tahun, > 2 -

4 tahun, > 4 - 6 tahun, dan > 6 tahun. Setelah dilakukan pengujian,

maka dapat dilihat persentase dari masing-masing pengalaman

responden. Pada tabel 4.1 diatas, sebanyak 29 responden atau sebesar

18.6% yang memiliki pengalaman selama kurang dari 1 tahun,

sebanyak 31 responden atau sebesar 19.9% yang memiliki pengalaman

selama > 1 - 2 tahun, sebanyak 42 responden atau sebesar 26.9% yang

memiliki pengalaman selama > 2 - 4 tahun, sebanyak 25 responden

atau sebesar 16% yang memiliki pengalaman selama > 4 - 6 tahun, dan

responden dengan pengalaman selama > 6 tahun sebanyak 29

responden atau sebesar 18.6% dari total responden sebanyak 156.

e. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Dikantor


Berdasarkan jabatan dikantor maka responden dapat dikelompokkan sebagai

berikut:

Data responden dalam kategori Jabatan Dikantor dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu staff internal audit, dan Manager internal audit.

lxxii
Setelah dilakukan pengujian, maka dapat dilihat persentase dari

masing-masing jabatan responden. Pada tabel 4.1 diatas, sebanyak 97

responden atau sebesar 62.2% yang memiliki jabatan sebagai staff

internal audit, sebanyak 59 responden atau sebesar 37.8% yang

memiliki jabatan sebagai manager internal audit dari total responden

sebanyak 156.

f. Karakteristik Responden Berdasarkan Keikutsertaan dalam mengikuti Studi

Lanjut Pendidikan Profesi Akuntan (PPAK)


Berdasarkan Keikutsertaan dalam mengikuti Studi Lanjut Pendidikan Profesi

Akuntan (PPAK) maka responden dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Data responden dalam kategori Keikutsertaan dalam Studi Lanjut

Pendidikan Profesi Akuntan (PPAK) dibagi menjadi dua kelompok,

yaitu pernah mengikuti studi lanjut Pendidikan Profesi Akuntan

(PPAK), dan belum pernah mengikuti studi lanjut Pendidikan Profesi

Akuntan (PPAK). Setelah dilakukan pengujian, maka dapat dilihat

persentase dari masing-masing responden. Pada tabel 4.1 diatas,

sebanyak 52 responden atau sebesar 33.3% yang pernah mengikuti

studi lanjut Pendidikan Profesi Akuntan (PPAK), sebanyak 104

responden atau sebesar 66.7% yang belum pernah mengikuti studi

lanjut Pendidikan Profesi Akuntan (PPAK) dari total responden

sebanyak 156.

g. Karakteristik Responden Berdasarkan Keikutsertaan dalam mengikuti

Pelatihan/Seminar terkait profesi sebagai audit internal:

lxxiii
Berdasarkan Keikutsertaan dalam mengikuti Keikutsertaan dalam mengikuti

Pelatihan/Seminar terkait profesi sebagai audit internal maka responden dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

Data responden dalam kategori Keikutsertaan dalam Pelatihan/Seminar

terkait profesi sebagai audit internal dibagi menjadi tiga kelompok,

yaitu belum pernah mengikuti Pelatihan/Seminar terkait profesi

sebagai audit internal, 1-3 kali pernah mengikuti Pelatihan/Seminar

terkait profesi sebagai audit internal, dan >4 kali mengikuti

Pelatihan/Seminar terkait profesi sebagai audit internal. Setelah

dilakukan pengujian, maka dapat dilihat persentase dari masing-

masing responden. Pada tabel 4.1 diatas, sebanyak 35 responden atau

sebesar 22.4% yang belum pernah mengikuti Pelatihan/Seminar terkait

profesi sebagai audit internal, sebanyak 75 responden atau sebesar

48.1% yang pernah 1-3 kali mengikuti Pelatihan/Seminar terkait

profesi sebagai audit internal, dan sebanyak 46 responden atau sebesar

29.5% yang pernah >4 kali mengikuti Pelatihan/Seminar terkait profesi

sebagai audit internal dari total responden sebanyak 156.

4.2 Analisis Data

4.2.1 Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, modus, maksimum, dan minimum.

Statistik deskriptif umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi

lxxiv
mengenai karakteristik variabel penelitian utama dan data demografi responden (jika

ada), dimana ukuran yang digunakan dalam deskripsi berupa frekuensi, tendensi sentral

(rata-rata, median, modus), disperse (deviasi standar dan varian), dan koefisien korelasi

antar variabel penelitian. Berikut ini adalah hasil uji statistik deskriptif yang telah

dilakukan menggunakan alat uji SPSS :


Tabel 4.2
Uji Statistik Deskriptif

Variabel N Modus Std.


Min Max Mean
Deviation

Pemanfaatan Teknologi 156 5


1 5 4,22031 0,75425
Informasi

Kompetensi Auditor 156 5


1 5 4,3365 0,77369
Internal

Dukungan Manajemen 156 5


3 5 4,28205 0,71543
Puncak

Efektivitas Audit 156 5


1 5 4,30128 0,75068
Internal

a. Pemanfaatan Teknologi Informasi

Pemanfaatan Teknologi Informasi diperoleh dengan menggunakan 19 butir

pernyataan kepada 156 responden. Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa rata –

rata tanggapan responden mengenai Pemanfaatan Teknologi Informasi adalah

sebesar 4,22031, menandakan bahwa responden memiliki tanggapan setuju

dengan pernyataan yang terdapat dalam variabel ini. Variabel Pemanfaatan

Teknologi Informasi memiliki nilai minimum sebesar 1.00, yang artinya respon

terendah untuk variabel ini adalah sangat tidak setuju. Dan variabel ini memiliki

nilai maksimum sebesar 5 yang artinya respon tertinggi adalah sangat setuju. Nilai

modus dalam variabel ini adalah sebesar 5, yang artinya adalah bahwa respon

lxxv
paling banyak adalah sangat setuju. Standar deviasi yang dimiliki oleh variabel

Pemanfaatan Teknologi Informasi sebesar 0.75425 menunjukan variasi yang

terdapat dalam variabel ini.

b. Kompetensi Auditor Internal

Kompetensi Auditor Internal diperoleh dengan menggunakan 6 butir

pernyataan kepada 156 responden. Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa rata –

rata tanggapan responden mengenai Kompetensi Auditor Internal adalah sebesar

4.3365, menandakan bahwa responden memiliki tanggapan setuju dengan

pernyataan yang terdapat dalam variabel ini. Variabel Kompetensi Auditor

Internal memiliki nilai minimum sebesar 1.00, yang artinya respon terendah untuk

variabel ini adalah sangat tidak setuju. Dan variabel ini memiliki nilai maksimum

sebesar 5 yang artinya respon tertinggi adalah sangat setuju. Nilai modus dalam

variabel ini adalah sebesar 5, yang artinya adalah bahwa respon paling banyak

adalah sangat setuju. Standar deviasi yang dimiliki oleh variabel kualitas auditor

sebesar 0,77369 menunjukan variasi yang terdapat dalam variabel ini.

c. Dukungan Manajemen Puncak

Dukungan Manajemen Puncak diperoleh dengan menggunakan 6 butir

pernyataan kepada 156 responden. Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa rata –

rata tanggapan responden mengenai Dukungan Manajemen Puncak adalah sebesar

4.28205, menandakan bahwa responden memiliki tanggapan setuju dengan

pernyataan yang terdapat dalam variabel ini. Variabel Dukungan Manajemen

Puncak memiliki nilai minimum sebesar 3.00, yang artinya respon terendah untuk

variabel ini adalah kurang setuju. Dan variabel ini memiliki nilai maksimum

lxxvi
sebesar 5 yang artinya respon tertinggi adalah sangat setuju. Nilai modus dalam

variabel ini adalah sebesar 5, yang artinya adalah bahwa respon paling banyak

adalah sangat setuju. Standar deviasi yang dimiliki oleh variabel kualitas auditor

sebesar 0.71543 menunjukan variasi yang terdapat dalam variabel ini.

d. Efektivitas Audit Internal

Efektivitas Audit Internal diperoleh dengan menggunakan 19 butir

pernyataan kepada 156 responden. Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa rata –

rata tanggapan responden mengenai Efektivitas Audit Internal adalah sebesar

4.30128, menandakan bahwa responden memiliki tanggapan setuju dengan

pernyataan yang terdapat dalam variabel ini. Variabel Efektivitas Audit Internal

memiliki nilai minimum sebesar 1, yang artinya respon terendah untuk variabel

ini adalah sangat tidak setuju. Dan variabel ini memiliki nilai maksimum sebesar

5 yang artinya respon tertinggi adalah sangat setuju. Nilai modus dalam variabel

ini adalah sebesar 5, yang artinya adalah bahwa respon paling banyak adalah

sangat setuju. Standar deviasi yang dimiliki oleh variabel Efektivitas Audit

Internal sebesar 0,75068 menunjukan variasi yang terdapat dalam variabel ini.

4.2.2 Uji Kualitas Data

4.2.2.1 Uji Validitas & Reliabilitas

Pengujian validitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pearson item to

total corelation. Uji validitas kuesioner meliputi variabel Pemanfaatan Teknologi

Informasi (X1), Kompetensi Auditor Internal (X2), Dukungan Manajemen Puncak (Z),

dan Efektivitas Audit Internal (Y).

lxxvii
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

No Variabel Item Pearson Cronbac Kesimpulan


Correlation h Alpha

1 Pemanfaatan 19 0.384 – 0.730 0.881 Valid dan


Teknologi Informasi Sangat
Reliabel
2 Kompetensi Auditor 6 0.717 – 0.852 0.878 Valid dan
Internal Sangat
Reliabel
3 Dukungan 6 0.669 – 0.811 0.838 Valid dan
Manajemen Puncak Sangat
Reliabel
4 Efektivitas Audit 19 0.370 – 0.778 0.934 Valid dan
Internal Sangat
Reliabel

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai Pearson Correlation semua item

pernyataan dari masing-masing variabel lebih dari r table yaitu 0.1562. Dengan

demikian seluruh item pernyataan dari semua indikator dalam penelitian ini

dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data.

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa semua variabel yang digunakan dalam

penelitian ini sangat reliabel. Hal ini dikarenakan nilai cronbach alpha variabel

Pemanfaatan Teknologi Informasi, Kompetensi Auditor Internal, Dukungan

Manajemen Puncak, dan Efektivitas Audit Internal memiliki nilai reliabilitas

diantara 0.81 s.d. 1,00 yang artinya adalah sangat reliabel. Kondisi ini

lxxviii
mengindikasikan bahwa seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini

dapat digunakan pada analisis selanjutnya.

4.2.3 Uji Hipotesis

4.2.3.1 Godness of Fit Model (Adjusted R2)

Koefisien determinasi yang telah disesuaikan (adjusted R2) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai adjusted R2 yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen.


Tabel 4.4
Hasil Uji Koefisien Determinasi – Adj R2

Keterangan Adj. R Square (R2)

Model Regresi 0.722

Berdasarkan pada tabel 4.4, nilai R 2 pada model regresi penelitian dapat dilihat

pada kolom Adjusted R Square yaitu sebesar 0.722. Sehingga dapat dikatakan bahwa

variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi, Kompetensi Auditor Internal, dan Dukungan

Manajemen Puncak sebagai variabel independen mampu memberikan kontribusi sebesar

72.2% untuk menjelaskan variabel Efektivitas Audit Internal sebagai variabel dependen,

sedangkan sisanya sebesar 27.8% lainnya merupakan kontribusi dari variabel lain yang

tidak diteliti.

4.2.3.2 Uji Simultan (Uji F)

lxxix
Pengujian statistik ini dilakukan untuk melihat adanya dan seberapa besar

pengaruh dari variabel-variabel bebas terikat dalam model secara bersamaan

(multiple), atau setidaknya ada satu variabel independen yang dapat menjelaskan

variabel dependennya. Uji F-statistik digunakan untuk mengetahui apakah semua

variabel independen yang terdapat dalam persamaan regresi secara bersama-sama

mempengaruhi variabel dependen.

Tabel 4.5
Hasil Uji Simultan (Uji F)

Model Regresi F Sig. Keterangan

Model Regresi 81.416 0.000 Signifikan

Dari tabel 4.5 hasil uji signifikan simultan (uji statistik F) pada persamaan

regresi diatas diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0.000 dan 0.000 < α0.05.

Yang berarti variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi, Kompetensi Auditor

Internal, Dukungan Manajemen Puncak sebagai variabel independen secara

bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap variabel Efektivitas

Audit Internal pada persamaan regresi.

4.2.3.3 Uji Individu (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji koefisien regresi dengan melihat

signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen dengan mengasumsikan variabel lain adalah konstan.

Tabel 4.6

lxxx
Hasil Uji Individu (Uji t)

Model Prediction Unstandardized t sig Keputusan


Sign Coefficient
β

(Constant) -23.869 -0.774 0.440


(+) 0.216 0.463 0.644 H1 = Ditolak
ITU (X1)
(+) 1.838 2.300 0.023 H2 = Diterima
IAC (X2)
(+) 2.602 2.120 0.036
TMS
(+) 0.004 0.204 0.839 H3 = Ditolak
ITU*TMS
(+) -0.050 -1.582 0.116 H4 = Ditolak
IAC*TMS

Mengacu pada table 4.6 diatas, maka didapatkan persamaan regresi linier

berganda yaitu Moderated Regression Analysis (MRA) atas pengaruh

Pemanfaatan Teknologi Informasi, Kompetensi Auditor Internal, Dan Dukungan

Manajemen Puncak terhadap Efektivitas Audit Internal sebagai berikut:

IAE = -23,869 + 0.216ITU + 1.838IAC + 2.602TMS + 0.004 ITU*TMS – 0.050

IAC*TMS

a. H1: Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh positif dengan Efektivitas

Audit Internal
Dari tabel 4.6 pada variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi didapat nilai t

sebesar 0.463 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Apabila dilihat dari

signifikansinya, variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi yang lebih dari 0,05

mengindikasikan bahwa variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap Efektivitas Audit Internal. Apabila dilihat

pada persamaan regresi koefisien variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi

lxxxi
adalah positif, ini berarti meningkatnya Pemanfaatan Teknologi Informasi tidak

akan mengakibatkan meningkatnya efektivitas audit internal. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa Pemanfaatan Teknologi Informasi tidak berpengaruh

secara positif dan signifikan terhadap Efektivitas Audit Internal, sehingga H1

ditolak. Hal ini mengindikasikan bahwa pemanfaatan teknologi informasi

didalam organisasi yang baik tidak dapat meningkatkan efektivitas audit internal.
b. H2: Kompetensi Auditor Internal berpengaruh positif dengan Efektivitas Audit

Internal
Dari tabel 4.6 pada variabel Kompetensi Auditor Internal didapat nilai t sebesar

2.300 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.023. Apabila dilihat dari

signifikansinya, variabel Kompetensi Auditor Internal yang kurang dari 0,05

mengindikasikan bahwa variabel Kompetensi Auditor Internal berpengaruh

signifikan terhadap Efektivitas Audit Internal. Apabila dilihat pada persamaan

regresi koefisien variabel Kompetensi Auditor Internal adalah positif, ini berarti

meningkatnya Kompetensi Auditor Internal akan mengakibarkan meningkatnya

Efektivitas Audit Internal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

Kompetensi Auditor Internal berpengaruh positif signifikan terhadap Efektivitas

Audit Internal, sehingga H2 diterima. Hal ini mengindikasikan bahwa

kompetensi dari auditor internal didalam organisasi yang baik dapat

meningkatkan efektivitas audit internal.


c. H3: Dukungan Manajemen Puncak memperkuat hubungan Pemanfaatan

Teknologi Informasi terhadap Efektivitas Audit Internal.


Dari table 4.7 variabel Dukungan Manajemen Puncak didalam memoderasi

hubungan Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Efektivitas Audit Internal

didapat nilai t sebesar 0.204 dengan tingkat signifikansi 0.839. Apabila dilihat

dari tingkat signifikansinya, yang lebih dari 0.05 mengindikasikan bahwa

variabel Dukungan Manajemen Puncak tidak memoderasi hubungan Pemanfaatan

lxxxii
Teknologi Informasi terhadap Efektivitas Audit Internal. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa dengan adanya variabel Dukungan Manajemen Puncak, tidak

memoderasi hubungan Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Efektivitas

Audit Internal, sehingga H3 Ditolak. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan

adanya dukungan dari manajemen puncak, tidak memperkuat penggunaan dari

teknologi informasi dalam menghasilkan audit internal yang efektif.


d. H4: Dukungan Manajemen Puncak memperkuat hubungan Kompetensi Auditor

Internal terhadap Efektivitas Audit Internal.


Dari tabel 4.7 variabel Dukungan Manajemen Puncak didalam memoderasi

hubungan Kompetensi Auditor Internal terhadap Efektivitas Audit Internal

didapat nilai t sebesar -1.582 dengan tingkat signifikansi 0.116. Apabila dilihat

dari tingkat signifikansinya, yang lebih dari 0.05 mengindikasikan bahwa

variabel Dukungan Manajemen Puncak tidak memoderasi hubungan Kompetensi

Auditor Internal terhadap Efektivitas Audit Internal sehingga H4 Ditolak. Hal ini

mengindikasikan bahwa dengan adanya dukungan dari manajemen puncak, tidak

memperkuat kompetensi auditor internal dalam menghasilkan internal audit yang

efektif.
4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Efektivitas Audit


Internal

Hasil pengujian H1 ditolak artinya variabel Pemanfaatan Teknologi


Informasi tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Efektivitas
Audit Internal. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Alkebsi dan Aziz (2017) yang mengungkapkan bahwa Pemanfaatan
Teknologi Informasi berpengaruh terhadap Efektivitas Audit Internal. Hasil
pengujian H1 ini juga berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Alkebsi, dkk (2014) yang mengungkapkan bahwa Information Technology Usage
mempengaruhi Internal Audit Effectiveness.

lxxxiii
Ini berarti bahwa penggunaan dari teknologi informasi dirasa belum
membantu para auditor untuk menghasilkan efektivitas audit internalnya. Dalam
penelitian ini, terdapat mayoritas responden yang berusia 30-35 tahun yaitu
sebesar 53 responden dari 156 total responden, dari 53 responden tersebut dapat
dikatakan bahwa responden merasa belum bisa mengimbangi kemajuan teknologi
informasi yang terus berkembang, sehingga adanya teknologi informasi diantara
mereka dirasa tidak membantu pekerjaan mereka secara maksimal sebagai audit
internal untuk mencapai efektivitasnya. Kemudian, didalam penelitian ini, didapat
mayoritas responden yang memiliki pengalaman sebagai audit internal yaitu >2-4
tahun yaitu sebesar 42 responden dari total 156 responden, dapat dikatakan bahwa
responden untuk penelitian ini rata-rata sudah nyaman dengan cara bekerja
mereka yang tidak memanfaatkan teknologi, dan juga mereka nyaman dengan
teknologi yang sudah ada tanpa harus dikembangkan ataupun mengikuti
perkembangan zaman, mereka merasa bahwa tanpa memanfaatkan teknologi yang
ada pekerjaan mereka sebagai audit internal sudah dapat dikerjakan dengan baik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pemanfaatan Teknologi Informasi tidak
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Efektivitas Audit Internal.

4.3.2 Pengaruh Kompetensi Auditor Internal Terhadap Efektivitas Audit


Internal.

Hasil pengujian H2 diterima artinya variabel Kompetensi Auditor Internal


berpengaruh positif terhadap Efektivitas Audit Internal. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Haryanto (2016) yang
mengungkapkan didalam penelitiannya bahwa kompetensi auditor internal secara
signifikan berpengaruh positif terhadap efektivitas auditor. Kemudian Baharud-
din, dkk (2014) juga mengungkapkan bahwa Auditors Competency berpengaruh
terhadap Internal Audit Effectiveness. Alzeban dan Gwilliam (2014) mengatakan
dalam penelitiannya bahwa Competency of Internal Audit Staff bepengaruh secara
positif dan signifikan terhadap Internal Audit Effectiveness. George, dkk (2015)
juga mengungkapkan didalam penelitiannya bahwa Competence of Internal Audit
Team berpengaruh terhadap Effecitiveness of Internal Audit.

lxxxiv
Hasil ini menunjukan bahwa ketika seorang auditor memiliki kompetensi
berupa pengetahuan, pendidikan & pelatihan, pengalaman akan berpengaruh
kepada efektivitas audit internalnya sehingga organisasi dapat mencapai
tujuannya. Dalam penelitian ini, didapat mayoritas responden yang memiliki
pendidikan minimal sarjana yaitu sebesar 148 orang dengan pendidikan sarjana,
pendidikan profesi akuntan, pasca sarjana dan doktoral, sedangkan sisanya sebesar
8 orang yaitu dengan pendidikan diploma tiga, ini menunjukan bahwa seorang
auditor internal sudah memiliki pendidikan yang tinggi dan dapat dikatakan
memiliki kompetensi untuk menghasilkan audit internal yang efektif. Kemudian,
dalam penelitian ini juga dapat dikatakan bahwa auditor internal yang pernah
mendapatkan pelatihan atau seminar terkait profesi sebagai auditor internal yaitu
sebesar 121 total responden yang pernah mendapatkan pelatihan atau seminar
terkait profesi mereka sebagai auditor internal ini menunjukan bahwa seorang
auditor internal sudah mendapatkan pelatihan atau seminar terkait profesi mereka
dan dapat dikatakan bahwa auditor internal memiliki kompetensi untuk dapat
menghasilkan audit internal yang efektif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Kompetensi Auditor Internal berpengaruh positif terhadap Efektivitas Audit
Internal.

4.3.3 Peran Dukungan Manajemen Puncak dalam memoderasi pengaruh


antara Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Efektivitas Audit Internal

Hasil pengujian H3 ditolak artinya adalah variabel Dukungan Manajemen


Puncak tidak memoderasi hubungan antara Pemanfaatan Teknologi Informasi
terhadap Efektivitas Audit Internal. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Alkebsi dan Aziz (2017), hasil dari penelitian yang
dilakukan oleh Alkebsi dan Aziz (2017) mengungkapkan bahwa Top Management
Support tidak memoderasi hubungan antara Information Technology Usage dan
Internal Audit Effectiveness. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Alkebsi, dkk (2014) yang mengungkapkan bahwa Top
Management Support tidak memoderasi pengaruh antara Information Technology
Usage dan Internal Audit Effectiveness. Hal ini menunjukan bahwa manajemen

lxxxv
puncak belum memahami pentingnya fungsi dari penggunaan teknologi informasi
didalam departemen audit internal sehingga audit internal belum bekerja secara
efektif. Manajemen puncak belum sepenuhnya mendukung pemanfaatan teknologi
informasi untuk menghasilkan efektivitas dari audit internal.

Dapat disimpulkan bahwa manajemen puncak belum menganggap peran


penting dari teknologi informasi yang akan membantu mencapai tujuan
organisasi. Manajemen puncak belum memfasilitasi dengan baik para auditor
untuk memanfaatkan teknologi yang akan membawa organisasi mencapai
tujuannya. Atau dapat dikatakan bahwa manajemen puncak tidak mengetahui
teknologi informasi yang seperti apa yang dapat dimanfaatkan oleh auditor
internal untuk membantu pekerjaan audit internal agar efektif. Sehingga dapat
dikatakan bahwa Dukungan Manajemen Puncak tidak memperkuat pengaruh
Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Efektivitas Audit Internal

4.3.4 Peran Dukungan Manajemen Puncak dalam memoderasi pengaruh


antara Kompetensi Auditor Internal dan Efektivitas Audit Internal

Hasil pengujian H4 ditolak artinya adalah variabel Dukungan Manajemen


Puncak tidak memoderasi hubungan antara Kompetensi Auditor Internal terhadap
Efektivitas Audit Internal. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Arles, dkk (2017) yang mengungkapkan bahwa dukungan manajemen tidak
memoderasi hubungan antara kompetensi auditor internal terhadap efektivitas
audit internal. Seorang auditor internal perlu untuk memiliki kompetensi,
kompetensi yang dimiliki oleh seorang auditor internal ternyata belum
sepenuhnya didukung oleh manajemen puncak agar bisa mencapai audit internal
yang efektif.

Dapat dikatakan bahwa manajemen puncak belum mendukung auditor


internal agar dapat meningkatkan kompetensi mereka untuk dapat mencapai
tujuan yang diharapkan organisasi. Manajemen puncak dalam hal ini, belum
memerhatikan sepenuhnya mengenai pentingya auditor internal memiliki
kompetensi seperti mengharuskan para auditor internal untuk mengikuti pelatihan

lxxxvi
atau seminar terkait profesi mereka. Sehingga dapat dikatakan bahwa Dukungan
Manajemen Puncak tidak memoderasi hubungan Kompetensi Auditor Internal
terhadap Efektivitas Audit Internal.

BAB V

SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan mengacu pada perumusan serta


tujuan dari penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan:

1. Pemanfaatan Teknologi Informasi tidak berpengaruh secara positif dan


signifikan terhadap Efektivitas Audit Internal hal tersebut menjelaskan
bahwa auditor internal belum memanfaatkan teknologi informasi agar
dapat menghasilkan audit internal yang efektif. Para auditor internal pada
penelitian ini menganggap bahwa pekerjaan mereka yang dilakukan secara
manual sudah cukup membantu mereka dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Pemilihan sistem didalam penggunaan teknologi informasi
juga penting, pemilihan teknologi yang dirasa dapat digunakan (suitable)
untuk para auditor di masing-masing organisasi, justru akan membantu
mempermudah pekerjaan dari auditor internal sehingga auditor didalam
bekerja akan semakin efektif.

lxxxvii
2. Kompetensi Auditor Internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Efektivitas Audit Internal. Hal tersebut menjelaskan bahwa semakin
seorang auditor memiliki kompetensi artinya efektivitas dari audit internal
akan semakin efektif. Karena, auditor yang memiliki kompetensi artinya
auditor tersebut sudah memenuhi kualifikasi untuk dapat mencapai
efektivitasnya.
3. Dukungan Manajemen Puncak tidak memperkuat pengaruh antara
Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Efektivitas Audit Internal. Hal
ini menjelaskan bahwa manajemen puncak belum mengetahui pentingnya
teknologi pada saat ini untuk membantu pekerjaan audit internal,
manajemen puncak juga belum melihat teknologi seperti apa yang cocok
digunakan oleh auditor internal di perusahaan mereka agar auditnya dapat
berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut menjelaskan
bahwa dukungan manajemen tidak memperkuat pengaruh antara
Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Efektivitas Audit Internal.
4. Dukungan Manajemen Puncak tidak memperkuat pengaruh antara
Kompetensi Audit Internal terhadap Efektivitas Audit Internal. Hal ini
menjelaskan bahwa manajemen puncak belum memahami bahwa seorang
auditor internal yang memiliki kompetensi akan berdampak pada
efektifnya audit internalnya. Manajemen puncak belum mendukung
auditor internal untuk meningkatkan kompetensinya, seperti mengikuti
pelatihan atau seminar terkait profesinya. Hal tersebut menjelaskan bahwa
dukungan manajemen tidak memperkuat hubungan antara Pemanfaatan
Teknologi Informasi terhadap Efektivitas Audit Internal.

5.2 Keterbatasan

Didalam penelitian ini terdapat keterbatasan yang mungkin akan


berpengaruh terhadap hasil penelitian yang diperoleh. Beberapa keterbatasan itu
antara lain:

lxxxviii
a. Penyebaran kuesioner melalui media online yaitu google form sehingga
peneliti tidak mengetahui apakah pengisian kuesioner oleh responden diisi
dengan tepat atau tidak.

b. Lama waktu penyebaran terbatas yaitu sekitar satu bulan.

5.3 Implikasi

Berdasarkan kesimpulan, dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka


dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut:

1. Bagi Akademisi

Penelitian ini memberikan informasi mengenai pengaruh pemanfaatan


teknologi informasi dan kompetensi auditor internal serta peran dukungan
manajemen puncak terhadap efektivitas audit internal untuk para staff atau
manajer auditor internal yang bekerja di perusahaaan swasta di DKI
Jakarta.

2. Bagi Auditor

Auditor mendapatkan informasi mengenai faktor-faktor yang


memengaruhi efektivitas Audit Internal.

5.4 Saran

Berdasarkan kesimpulan, dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka


dapat dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi Manajemen

Manajemen sebaiknya memberikan dukungannya kepada auditor internal


didalam melaksanakan pekerjaannya, yaitu dapat dilakukan dengan
mengetahui teknologi seperti apa yang dapat dimanfaatkan oleh para
auditor internal di perusahaan mereka, selain itu dapat juga dengan
mengikuti pelatihan atau seminar terkait profesi sebagai auditor internal
agar dapat meningkatkan efektivitas audit internal.

lxxxix
2. Bagi Akademisi

Keterbatasan yang dikemukakan dalam penelitian ini dapat menjadi ajang


perbaikan bagi penelitian selanjutnya di masa yang akan datang. Penelitian
selanjutnya sebaiknya memperluas cakupan geografis sampel,
memperbaiki metode pengambilan sampel, meneliti dalam waktu yang
cukup, serta menambah jumlah sampel. Selain itu, penelitian selanjutnya
juga diharapkan dapat menambahkan variabel independen yaitu
objektivitas auditor internal.

DAFTAR PUSTAKA

Alkebsi, Mohammed dan Khairul Azman Aziz. 2017. Information Technology


Usage, Top Management Support and Internal Audit Effectiveness. Asian
Journal of Accounting and Governance.

Alkebsi, Mohammed, dkk. 2014. The Relationship Between Information


Technology Usage, Top Management Support, and Internal Audit
Effectiveness. International Management Accounting Confrence 7.
Desember 2014.

Allo, Yohanis Tasik, dkk. 2018. Penggunaan Teknologi Informasi dan Kinerja
Auditor. Jurnal Akuntansi Netral, Akuntabel, Objektif. Vol 1 No 1.

Alzeban, Abdulaziz dan David Gwilliam. 2014. Factors Affecting the Internal
Audit Effectiveness: A Survey of the Saudi Public Sector. Journal of
International Accounting, Auditing and Taxation.

Amani, Tatik, dkk. 2017. Dampak Teknologi Informasi Terhadap Audit Internal.
Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper Ekonomi dan Bisnis.

Antasari, Kadek Chendi dan Pt D’yan Yuniartha S. 2015. Pengaruh Efektivitas


Sistem Informasi Akuntasi dan Penggunaan Teknologi Informasi pada
Kinerja Individual dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Pemoderasi.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

xc
Arles, Leardo, dkk. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas
Audit Internal: Peran Penting Dukungan Manajemen. Jurnal Akuntansi.
Vol 5 No. 2.

Astusti, Destiyani Dwi Puji. 2015. Pengaruh Kode Etik Profesi Auditor Internal
dan Standar Profesi Auditor Internal Terhadap Manajemen Resiko (Studi
Kasus pada Bank Jabar Banten (BJB) Pusat Bandung).

Azwar, Saifuddin. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baharud-din, Zulkifli, dkk. 2014. Factors that Contribute to the Effectiveness of


Internal Audit in Public Sector. Vol 70.

Chen, Yunhao, dkk. 2014. Information Technology Capability, Internal Control


Effectiveness, and Audit Fees and Delays. Journal of Information Systems.
Vol 28 No 2.

Cohen, Aaron dan Gabriel Sayag. 2010. The Effectiveness of Internal Auditing:
An Empirical Examination of its Determinants in Israeli Organisations.
Australian Accounting Review. Vol 20 No 5.

Endaya, Khaled Ali dan Mustafa Mohd Hanefah. 2016. Internal Auditor
Characteristics, Internal Audit Effectiveness, and Moderating Effect of
Senior Management. Journal of Economic and Administrative Sciences.
Vol. 32 No. 2

Fransisca, Hesalonika, dkk. 2017. Analisis Efektivitas Audit Internal: Kasus


Divisi Sales Operation Audit, PT. ASTRA INTERNASIONAL, TBK.

Fauzi, Achmad Zulfikar, dkk. 2017. Pengaruh Kompetensi, Independensi,


Profesionalisme, dan Kepatuhan pada Kode Etik Auditor Investigatif
terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit Dalam Pembuktian Fraud
(Kecurangan) (Studi Kasus pada Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah). Soedirman Accounting Review.

Gamayuni, Rindu Rika. 2016. Dukungan Manajemen sebagai variabel Moderating


bagi Efektivitas fungsi Audit Internal pada Pemerintah daerah. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan. Vol 21 No 1.

George, Drogalas, dkk. 2015. Factors Associated with Internal Audit


Effectiveness: Evidence from Greece. Journal of Accounting and Taxation.
Vol 7(7).

xci
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS
23 (Edisi 8). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Harvey, Paul, dkk. 2014. Attribution Theory In The Organizational Sciences: The
Road Traveled and The Path Ahead. The Academy of Management
Perspectives. Vol 28 No 2.

Hitt, Michael A, dkk. 2015. Resource Based Theory in Operations Management


Research. Journal of Operations Management.

Ikhsan, Muammar dan Bustaman. 2016. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak


dan Kemampuan Teknik Operator Sistem Akuntansi terhadap Kualitas
Informasi Akuntansi (Studi pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota
Banda Aceh). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA).
Vol 1 No 1

Inapty, M. Ali Fikri Biana Adha dan RR. Sri Pancawati Martiningsih. 2016.
Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah, Kompetensi Aparatur
dan Peran Audit Internal Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan.
Akuntabilitas: Jurnal Ilmu Akuntansi. Volume 9 (I). April 2016.

Jumaili, Salman. 2005. Kepercayaan Terhadap Teknologi Sistem Informasi Baru


dalam Evaluasi Kinerja Individual. SNA VIII.

Kholilah, Nur. 2014. Peran Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas


Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang (Studi Kasus pada PT
Astra Internasional, Tbk-Isuzu Sales Operation Bogor). Simposium
Akuntansi.

Khotimah, Khusnul. 2017. Pandangan Berbasis Sumber Daya (RBV) Dalam


Pembahasan Organisasi Ekonomi. Future: Jurnal Manajemen dan
Akuntansi. Vol. 5 (1).

Komalasari, Desi. 2018. Efektivitas Audit Internal Pada PT. BTS. Festival Riset
Ilmiah Manajemen & Akuntansi.

Komarasari, Warih. 2017. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia,


Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern Akuntansi
Terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan Daerah (Pada SKPD
Kabupaten Bantul Bagian Akuntansi dan Keuangan).

Lenz, Rainer dan Ulrich Hahn. 2015. A Synthesis of Empirical Audit Effectiveness
Literature Pointing to New Research Opportunities. Managerial Auditing
Journal. Vol 3 No 1.

xcii
Mahmudah, Hadi dan Bambang Riyanto, LS. 2016. Keefektifan Audit Internal
Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi. Vol XX No 01. Januari 2016.

Mustika, Adhista Cahya. 2015. Factors Affecting The Internal Audit Effectiveness.
Jurnal Akuntansi & Auditing. Vol 12 No 2.

Praktiyasa, I Gusti Agung Made Wira dan Ni Luh Sari Widhiyani. 2016. Pengaruh
Teknik Audit Berbantuan Komputer, Pelatihan Profesional, dan Etika
Profesi Terhadap Kinerja Auditor. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana. Vol. 16.2.

Ratnaningsih, Kadek Indah dan I Gusti Ngurah Agung Suaryana. 2014. Pengaruh
Kecanggihan Teknologi Informasi, Partisipasi Manajemen, dan
Pengetahuan Manajer Akuntansi pada Efektivitas Sistem Informasi
Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.1.

Rengkung, Leonardus Ricky. 2015. Keuntungan Kompetetif Organisasi dalam


Perspektif Resource Based View (RBV). ASE. Vol 11 No 2A.

Rononuwu, Failen Grace dan Fanda D.P. Rundengan. Ipteks Audit Internal Pada
PT. Bank Sulutgo Manado. Jurnal Ipteks Akuntansi bagi Masyarakat. Vol
02 No 02.

RosaNanda, Fairus La. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja


Sistem Informasi Akuntansi terhadap Efektivitas Pelaksanaan Sistem
Pengendalian Internal. Jurnal Akuntansi. Vol 2 No 2.

Saebani, Akhmad dan Anita Muliawati. 2016. Analisis Faktor-faktor yang


Memengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Prosiding SnaPP2016
Sosial, Ekonomi dan Humaniora. Vol 6 No 1.

Sahusilawane, Wildoms. 2014. Pengaruh Partisipasi Pemakai dan Dukungan


Atasan terhadap Kinerja Sistem Infomasi Akuntansi pada Bank Umum
Pemerintah. Jurnal Organisasi dan Manajemen. Vol 10 No 1.

Santoso, Bernanda Widya. 2016. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap


Efektivitas Audit Internal (Studi Empiris pada Inspektorat dan SKPD di
Kota dan Kabupaten Magelang).

Sari, Dea Nurfika dan Haryanto. 2016. Analisis Determinan Efektivitas Auditor
Internal pada Inspektorat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal
Akuntansi & Auditing. Vol 13 No 2.

xciii
Setiawan, Wawan. 2017. Era Digital dan Tantangannya. Seminar Nasional
Pendidikan.

Susetyo, Dwinanto Priyo dan Acep Suherman. 2016. Dukungan Manajemen,


Kemampuan Teknik dan Pelatihan terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi. Simposium Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(SIMNASIPTEK).

Tatiana, Ratu Agi Anandi dan Haryono Umar. 2018. Pengaruh Pengendalian
Internal dan Audit Internal terhadap Kinerja Penjualan Perusahaan (Studi
Pada PT B&K Baja Utama). Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan
Akuntansi. Vol 2 No 1.

Vasarhelyi, Miklos A. dan Silvia Romero. 2014. Technology in Audit


Engagements: a Case Study. Managerial Auditing Journal. Vol 29 No 4.

Widodo, Robertus Aryo Kusumo. 2016. Pengaruh Kompetensi, Tingkat


Pendidikan Auditor dan Time Budget Pressure terhadap Kualitas Hasil
Audit. Jurnal Akuntansi. Vol 10 No 1

Wu, Tung-Hsien, dkk. 2016. The Effect of Competencies, Team Problem-Solving


Ability, and Computer Audit Activity on Internal Audit Performance.
Springer Science+Business Media New York.

Zelmiyanti, Riri dan Lili Anita. 2015. Pengaruh Budaya Organisasi dan Peran
Auditor Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan Dengan Pelaksanaan
Sistem Pengendalian Internal Sebagai Variabel Intervening. Jurnal
Akuntansi Keuangan dan Bisnis. Vol 8. November 2015.

xciv
LAMPIRAN 2

HASIL UJI VALIDITAS

Hasil Uji Validitas Efektivitas Audit Internal

xcv
Hasil Uji Validitas Pemanfaatan Teknologi Informasi

xcvi
Hasil Uji Validitas Kompetensi Auditor Internal

xcvii
Hasil Uji Validitas Dukungan Manajemen Puncak

xcviii
LAMPIRAN 3

HASIL UJI RELIABILITAS

Hasil Uji Reliabilitas Efektivitas Audit Internal

xcix
Hasil Uji Reliabilitas Pemanfaatan Teknologi Informasi

c
Hasil Uji Reliabilitas Kompetensi Auditor Internal

Hasil Uji Reliabilitas Dukungan Manajemen Puncak

ci
cii
Variables Entered/Removed

Model Variables Entered Variables Removed Method


1 IACXTMS, TOTITU, . Enter
TOTTMS, TOTIAC,
ITUXTMSa

a. All requested variables entered.


LAMPIRAN 4

HASIL UJI HIPOTESIS

ciii
civ

You might also like