You are on page 1of 6

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT

DARI MAKANAN TRADISIONAL SUKU REJANG DI PROVINSI BENGKULU: “LEMEA”


Moga Kurnia*1 Hermansyah Amir**2, Dewi Handayani***3
*1,2,3 Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, Universitas Bengkulu
*1Email: mogakurnia10@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to estimate the genus of lactic acid bacteria (LAB) in "lemea" and measure the activity of
LAB isolates in producing lactic acid. The sample "lemea" came from one of the cottage industries in Daspetah
Village, Ujan Mas District, Kepahiang Regency which was fermented for 7 days. The research was conducted from
February to May 2019, at the Laboratory of Learning Biology and Chemistry, Faculty of Teacher Training and
Education, University of Bengkulu. Isolation of LAB from "lemea" using selective media De Man, Rogosa and Sharpe
(MRS) supplemented with 0.5% CaCO3 using the pour plate method. The steps of this research include preparation of
"lemea" samples, isolation of LAB, identification of macroscopic and microscopic bacteria (Gram staining) and
determination of% lactic acid levels by titration method to measure LAB isolate activity. The results of identification
of BAL isolates in "lemea" obtained two isolates of LAB with codes of isolates LK1 and LK2 that had cocci, Gram
positive and did not have spores. The results of measurements of LAB activity in producing lactic acid, for LK1
isolates, obtained lactic acid levels of 1.92% while LK2 isolates were 1.56% of the local mass. Based on the
identification results, it is suspected that LK1 and LK2 isolates are the genus Leuconostoc, as well as the highest
activity in producing lactic acid in LK isolates.

Keywords: "Lemea”, lactic acid bacteria, Leuconostoc.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan genus bakteri asam laktat (BAL) pada “lemea” serta mengukur
aktivitas isolat BAL dalam memproduksi asam laktat. Sampel “lemea” berasal dari salah satu industri rumahan di
Desa Daspetah Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang yang difermentasi selama 7 hari. Penelitian dilakanakan
pada bulan Februari sampai Mei 2019, di Laboratorium Pembelajaran Biologi dan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Bengkulu. Isolasi BAL dari “lemea” menggunakan media selektif De Man, Rogosa dan
Sharpe (MRS) yang disuplementasi CaCO3 0,5 % dengan metode pour plate. Langkah- langkah dari peneitian ini
diantaranya, persiapan sampel “lemea”, isolasi BAL, identifikasi bakteri secara makroskopik dan mikroskopik
(pewarnaan Gram) dan penentuan % kadar asam laktat dengan metode titrasi untuk mengukur aktivitas isolat BAL.
Hasil identifikasi isolat BAL pada “lemea” diperoleh dua isolat BAL dengan kode isolat LK1 dan LK2 yang memiliki
bentuk kokus, Gram positif dan tidak memiliki spora. Hasil pengukuran aktivitas BAL dalam memproduksi asam
laktat, untuk isolat LK1 diperoleh kadar asam laktat sebesar 1,92 % sedangkan isolat LK2 sebesar 1,56% dari massa
lokal. Berdasarkan hasil Identifikasi diduga isolat LK1 dan LK2 merupakan genus Leuconostoc, serta aktivitas
tertinggi dalam memproduksi asam laktat pada isolat LK.
Kata Kunci: “Lemea”, Bakteri Asam Laktat, Leuconostoc.

PENDAHULUAN Fermentasi merupakan salah satu proses


Ragam jenis makanan dapat dijadikan sebagai pengolahan bahan makanan dengan memanfaatkan
salah satu ukuran tinggi rendahnya kebudayaan dari mikroorganisme seperti bakteri, khamir dan kapang.
suatu bangsa. Makanan tradisional yang tercipta oleh Mikroorganisme yang terlibat berpengaruh terhadap
para leluhur bangsa Indonesia menjadi bagian dari proses dan produk fermentasi yang dihasilkan. Proses
kekayaan budaya tradisional dengan ciri kedaerahan, fermentasi ini ternyata menghasilkan produk yang
spesifik, beraneka macam, dan jenisnya mencerminkan mempunyai keunggulan ditinjau dari segi nutrisi,
potensi alam daerah masing-masing [1]. nutrasetikal dan manfaat untuk kesehatan
Bengkulu memiliki makanan tradisional yang dibandingkan dengan bahan baku yang digunakan [3].
cukup beragam, salah satunya berupa makanan olahan Bakteri Asam Laktat (BAL) menjadi pemeran
berbasis ikan yaitu “lemea”. Olahan makanan khas utama dalam proses fermentasi pada “lemea”. Bakteri
dari suku Rejang ini dibuat dari bahan dasar rebung ini merupakan kelompok besar mikroorganisme yang
bambu petung (Dendrocalamus asper) dan ikan yang secara fisiologis menghasilkan asam laktat sebagai
difermentasi selama 3-7 hari. Menurut masyarakat metabolit utama. Kelompok ini secara alami terdapat
setempat, jenis ikan yang umumnya digunakan adalah pada banyak bahan pangan serta saluran
jenis ikan air tawar seperti ikan mas (Cyprinus carpio), gastrointestinal dan urogenital manusia dan hewan.
ikan semah (Tor spp.) dan ikan saluang (Rasbora Selama pertumbuhannya, bakteri asam laktat dapat
spp.) [2]. memproduksi komponen metabolit, seperti asam
1
organik, hidrogen peroksida, bakteriosin, dan satu dari bebrapa industri rumahan yang ada di daerah
komponen lainnya [4]. Kepahiang. Sampel yang digunakan merupakan
Eksplorasi sumber-sumber bakteri asam laktat “lemea” berumur 7 hari. Air pada “lemea” digunakan
dapat dilakukan pada pangan fermentasi tradisional, sebagai sampel pada isolasi bakteri.
seperti tauco, tempoyak, pikel, sawi asin, bekasam, Isolasi Bakteri Asam Laktat
dan lain-lain [5]. Golongan bakteri fermentasi bahan Isolasi BAL menggunakan metode penelitian
makanan umumnya didominasi oleh empat genus dari [9] yang dimodifikasi, isolasi diawali dengan
bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus, Streptococcus, mensuspensi 0,5 mL sampel “lemea” (pada lapisan
Leuconostoc dan Pediococcus [6]. Secara umum atas) ke 4,5 mL NaCl 0,85% secara aseptis. Kemudian
keempat jenis ini dikelompokkan sebagai bakteri gram dilakukan pengenceran 10-1 sampai 10-6. Masing-
positif, berbentuk coccus atau batang yang tidak masing seri pengenceran dituangkan sebanyak 0,1 mL
berspora [7]. Isolasi dan Identifikasi bakteri asam pada medium MRS yang disuplementasi dengan 0,5%
laktat pada “lemea” masih belum dilakukan sehingga CaCO3. Petridis diinkubasi pada suhu 37 oC selama 48
perlu diinvestigasi lebih lanjut. Isolasi dan identifikasi jam.
ini perlu dilakukan untuk memperkirakan genus dari Koloni bakteri yang menghasilkan zona
isolat bakteri asam laktat, serta mempermudah bening dicuplik menggunakan jarum ose steril dan
penelitian mendatang dalam pengujian kelayakan digoreskan pada MRS Agar yang telah beku dan
Isolat bakteri asam laktat pada “lemea” sebagai diinkubasi pada kondisi yang sama membentuk
kandidat probiotik atau sebagai bakteriosin. goresan kuadran. Seleksi ini dilakukan sampai
mendaptkan koloni yang seragam. Koloni yang telah
METODE PENELITIAN murni dipilih kemudian di inokulasikan dalam MRS
Waktu dan Tempat Penelitian Broth dan diinkubasi pada suhu 37o C selama 48 jam.
Penelitian dilakanakan pada bulan Februari Kemudian kultur dipindahkan ke dalam tabung MRS
sampai Mei 2019, di Laboratorium Pembelajaran Broth yang mengandung 0,2 % agar dan CaCO3 untuk
Biologi dan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu digunakan sebagai kultur stok, sedangkan kultur kerja
Pendidikan Universitas Bengkulu. dibuat dalam agar miring yang disimpan dalam lemari
Alat Penelitian es.
Alat yang digunakan pada penelitian ini adala Identifikasi Makroskopik
shaker, neraca analitik, kamera xiaomi redmi note 5, Identifikasi makroskopik dilakukan dengan
inkubator, stopwatch, kulkas, tabung vial, jarum ose, melihat langsung isolat yang tumbuh pada media agar
batang pengaduk, cawan petri, pipet tetes, pipet meliputi warna, bentuk, tepi, permukaan serta sudut
volumetri, gelas kimia, autoklaf, tabung reaksi, labu elevasi yang terbentuk pada isolat [10].
erlenmeyer, corong kaca, kaca arloji, mikroskop, gelas Identifikasi Mikroskopik
objek, bunsen spirtus, hotplate, sentrifuge, tabung Identifikasi mikroskopik menggunakan
sentrifuge, buret-statif, korek api, plastik wrap. metode penelitian dari [10] yang dimodifikasi,
Bahan Penelitian pengamatan morfologi koloni dilakukan dengan teknik
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini pewarnaan Gram. Pertama-tama ulasan bakteri dibuat
adalah isolat bakteri asam laktat dari “lemea”, media pada gelas objek dan dilakukan fiksasi. Sebanyak 2-3
De Man, Rogosa dan Sharpe (MRS) Agar, MRS tetes kristal violet diteteskan pada koloni bakteri,
Broth, NaCl fisiologis 0,85%, 0,5% CaCO3, NaOH, diamkan selama 2 menit. Kemudian preparat dicuci
H2C2O4, indikator pp, kristal violet, lugol, safranin, dengan menggunakan aquades yang steril lalu
aquades steril, alkohol 96%, alkohol 70%, kapas. dikeringanginkan. Sebanyak 2-3 tetes larutan lugol
Sterilisasi Alat diteteskan di atas preparat dan dibiarkan selama 2
Sterilisasi alat dilakukan dengan menggunakan menit. Preparat dicuci dengan aquades yang steril lalu
autoklaf. Sterilisasi ini dilakukan selama 15 menit dikeringanginkan. Preparat kemudian ditetesi 2-3 tetes
dalam temperatur 121o C dengan tekanan 1 Atm. larutan alkohol 96 % dan dibiarkan selama 30 detik
Metode ini memanfaatkan uap air untuk mensterilkan lalu dicuci kembali dan dikeringanginkan. Selanjutnya
alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian. preparat ditetesi dengan larutan safranin 0,5%
Prinsip autoklaf adalah terjadinya koagulasi yang lebih sebanyak 2-3 tetes dan didiamkan selama 1 menit, lalu
cepat dalam keadaan basah sehingga dapat membunuh dicuci dan dikeringanginkan. Amati dengan
mikroorganisme dengan cara mendenaturasi atau mikroskop.
mengkoagulasi mikroorganisme. Proses ini dapat
membunuh endospore bakteri [8]. Uji Aktivitas Isolat BAL Dalam Memproduksi
Asam Laktat
Uji aktivitas isolat BAL dalam memproduksi
Persiapan Sampel asam laktat menggunakan metode penelitian dari [11]
Sampel “lemea” diperoleh dari salah satu yang dimodifikasi, dengan langkah sebagai berikut:
industri rumahan di Desa Daspetah Kecamatan Ujan
Mas Kabupaten Kepahiang. Sampel “lemea” diambil
2
1. Pembuatan Inokulum (Kultur Aktif) Isolat
BAL
Pembuatan inokulum dengan cara
menginokulasikan sebanyak 2 ose masing-masing hasil
peremajaan bakteri asam laktat ke dalam 25 mL media
MRS Broth dan dihomogenkan. Aduk dengan shaker
pada suhu ruang dan dengan kecepatan 100 rpm
selama 1 x 24 jam.
2. Produksi Asam Laktat Oleh Isolat Bakteri
Asam Laktat Gambar 1. Pengenceran Sampel “Lemea”
Inokulum sebanyak 2,5 mL ditambahkan ke Isolasi Bakteri Asam Laktat dari “Lemea”.
dalam 22,5 mL media MRS Broth steril dan Isolasi bakteri asam laktat dari “lemea”
dihomogenkan. Aduk dengan shaker pada suhu ruang menggunakan media selektif De Man, Rogosa dan
dengan kecepatan 100 rpm selama 1 x 24 jam. 5 mL Sharpe (MRS) yang disuplementasi CaCO3 0,5 %.
hasil inokulum dimasukkan ke dalam tabung Penanaman isolat dilakukan dengan metode tuang
sentrifuge menggunakan pipet tetes, disentrifuge (pour plate) dan diinkubasi pada suhu 37o C selama 48
dengan kecepatan 500 rpm selama 10 menit. jam.
Supernatan sebanyak 2,5 mL ditambah 22,5 mL
aquades steril ditambahkan 2 tetes indikator pp
kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai
titik akhir titrasi tercapai, yang terbentuk merah muda,
dilakukan tiga kali pengulangan, serta dihitung kadar
asam laktat pada sampel dengan pesamaan :
90
mL NaOH x N NaOH x ( )
% Asam = 1000 x fp x 100%
Volume Sampel
Keterangan:
1. Berat equivalen asam laktat 90
2. mL NaOH = rata-rata volume NaOH untuk Gambar 2. Hasil Isolasi Bakteri dari “Lemea”.
titrasi Berdasarkan hasil isolasi didapat 46 isolat
3. N NaOH = Normalitas NaOH bakteri yang mampu tumbuh dan berkoloni pada media
4. fp = Faktor Pengenceran [12]. MRS Agar yang disuplementasi CaCO3 0,5 % yang
telihat pada gambar 4.2.
HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Makroskopik
Pengambilan Sampel Identifikasi secara makroskopik dilakukan
Pengambilan sampel “lemea” dilakukan pada untuk mengetahui bentuk koloni, warna koloni dan
tanggal 11 Februari 2019 yang diperoleh dari salah bentuk permukaan koloni, yang dilakukan dengan cara
satu industri rumahan di Desa Daspetah Kecamatan memilih strain isolat yang berbeda stelah proses
Ujan Mas Kabupaten Kepahiang. “Lemea” yang isolasi. Koloni yang diduga bakteri asam laktat
digunakan sebagai sampel merupakan “lemea” yang berwarna putih hingga putih kekuningan, berbentuk
telah difermentasi selama 7 hari. Waktu fermentasi bulat dan tepian berwarna bening. Daerah yang jernih
dipilih 7 hari karena menurut [13], aktivitas bakteri menandakan bahwa koloni itu adalah bakteri asam
asam organik mencapai fase logaritmik yang terjadi laktat. Hal ini sesuai dengan yang dilakukan [14],
pada hari ke-0 sampai hari ketujuh fermentasi. Cairan menggunakan media MRSA ditambah dengan 1 %
pada “lemea” digunakan sebagai sampel pada proses CaCO3, koloni yang diindikasi adalah bakteri asam
isolasi bakteri. laktat tumbuh dengan adanya zone jernih di sekitanya.
Pengenceran Sampel “Lemea” Isolat bakteri asam laktat yang memiliki
Pengenceran sampel “lemea” diawali dengan koloni yang sama dianggap sebagai 1 jenis (strain).
mengambil 0,5 mL sampel “lemea” (pada lapisan Menurut [15], sistem pengelompokan isolat bakteri ke
atas) ke 4,5 mL NaCl 0,85% secara aseptis, sebagai dalam ras didasarkan pada morfologi koloni. Hasil dari
pengenceran 10-1 . Selanjutnya dibuat seri pengenceran isolasi bakteri yang berjumlah 46 koloni bakteri
10-2,10-3, 10-4, 10-5 dan 10-6. Pengenceran dilakukan selanjutnya di identifikasi makroskopik serta di
untuk mengurangi kepadatan koloni yang tumbuh pada kelompokkan berdasarkan pada morfologi koloni yang
media isolasi sehingga memudahkan proses isolasi, memiliki kesamaan bentuk, permukaan tepi warna dan
yang terlihat pada gambar 4.1. ukuran, berdasarkan hasil seleksi didapatkan 3 jenis
(strain) bakteri, yang dapat dilihat pada tabel 1.
Adapun hasil dari identifikasi makroskopik
disajikan dalam table 1 dibawah ini:

3
Tabel 1. Identifikasi Makroskopik Bakteri Gram positif, berbentuk bulat atau batang, tidak
Hasil Isolasi dari “Lemea” membentuk spora, mampu memfermentasi
Kode Morfologi Koloni Jumlah
karbohidrat, bersifat katalase negatif.
Isolat Bentuk Permukaan Tepi Warna Koloni Dinding sel bakteri Gram positif berwarna
LK1
Bulat
Cembung Utuh
Putih
14 ungu sedangkan bakteri gram negatif akan berwarna
Sedang Susu
merah. Menurut [17], hal tersebut dikarenakan bakteri
Bulat Putih
LK2 Cembung Utuh 24 ini memiliki kandungan lipid yang lebih rendah,
Kecil Susu
LK3
Bulat
Datar
Bergelo- Putih
8 sehingga dinding sel bakteri akan lebih mudah
Sedang mbang Pucat
terdehidrasi akibat perlakuan dengan alkohol yang
menyebabkan ukuran pori-pori sel menjadi lebih kecil
Berdasarkan table 1 dapat diketahui bahwa
dan daya permeliabilitasnya berkurang sehingga zat
isolat dengan kode LK1 dan LK2 memiliki persamaan
warna kristal violet yang merupakan zat warna utama
baik dari permukaan yang cembung, tepi utuh dan
tidak dapat keluar dari sel. Pada gambar 4 dapat dilihat
warna putih susu hanya saja memiliki ukuran yang bahwa kedua isolat berwarna ungu yang menandakan
berbeda, kedua isolat ini memiliki ciri- ciri bakteri
bakteri Gram positif.
asam laktat jika dilihat dari morfologi koloni.
Sedangkan isolat LK3 memiliki bentuk bulat,
permukaan datar, tepi bergelombang dan berwarna
putih pucat, berdasarkan pengamatan morfologi secara
makroskopik dimungkinkan bahwa isolat dengan kode
LK3 bukan bakteri asam laktat. Gambar dari ketiga
isolat dapat dilihat pada gambar 3 berikut.
(a) (b)
Gambar 4. Pewarnaan Gram Isolat LK1 (a) Pewarnaan
Gram Isolat LK2 (b)
Berdasarkan uji pewarnaan Gram terhadap
isolat bakteri dari “lemea” di dapat dua isolat bakteri
asam laktat yang memiliki bentuk morfologi sel kokus
dengan susunan rantai dua / diplokokus serta tidak
memiliki spora dan diduga kedua isolat ini merupakan
(a) (b)
genus Leuconostoc. Menurut [18], bakteri Leuconostoc
Gambar 3. LK1 dan LK2 Koloni Bakteri yang Diduga
adalah Gram positif berbentuk bulat yang terdapat
Sebagai Bakteri Asam Laktat (a), LK3 Bukan Bakteri
secara berpasangan atau rantai pendek. Hal ini
Asam Laktat (Kontaminan) (b).
diperkuat penelitian dari [19] bahwa genus
Hasil identifikasi makroskopik pada isolat Leuconostoc memiliki ciri-ciri Gram positif, bentuk sel
bakteri yang diduga sebagai bakteri asam laktat yaitu coccus (bulat), serta nonmortil (tidak memiliki spora).
isolat bakteri dengan kode LK1 dan LK2 kemudian Berdasarkan identifikasi mikroskopik dapat
dilanjutkan dengan identifikasi mikroskopik yaitu disimpulkan bahwa kedua isolat bakteri dipastikan
dengan teknik pewarnaan Gram. sebagai keluarga bakteri asam laktat.
Identifikasi Mikroskopik
Pewarnaan Gram dilakukan untuk mengetahui Uji Aktivitas Isolat BAL Dalam Memproduksi
jenis Gram dari isolat bakteri, yang merupakan Asam Laktat
penentuan karakter isolat berdasarkan perbedaan Fermentasi Bakteri Asam Laktat
struktur dinding sel. Hasil identifikasi mikroskopik
isolat bakteri asam laktat dari “lemea” disajikan pada Fermentasi bakteri asam laktat menggunakan
table 2. medium MRS Broth. Fermentasi diawali dengan
Tabel 2. Hasil Identifikasi Mikroskopik penanaman inokulum bakteri asam laktat LK1 dan
Bakteri Asam Laktat dari “Lemea”. LK2 yang berusia 24 jam pada media MRS Broth,
Kode Isolat Bentuk Sel Jenis Gram Endospora fermentasi ini dilakukan pada erlenmeyer steril yang
LK1 Kokus + - tertutup. Proses fermentasi dilakukan dengan tujuan
LK2 Kokus + - untuk mendapatkan suspensi MRS Broth yang
mengandung asam laktat. Setelah dilakukan fermentasi
Hasil pengamatan karakterisasi mikroskopik selama 24 jam terjadi perubahan warna pada suspensi
dengan teknik pewarnaan Gram kedua isolat berwarna MRS Broth yang awalnya berwarna coklat kekuningan
ungu dan berbentuk kokus. Diduga kedua isolate LK1 menjadi warna oranye sesuai dengan gambar 5. Hal ini
dan LK2 ini tergolong bakteri asam laktat karena hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan [20], bahwa
pewarnaan Gram adalah Gram positif sesuai dengan lama fermentasi menyebabkan tingkat kekuningan
pernyataan [16], bahwa bakteri asam laktat merupakan yoghurt meningkat.
4
Tabel 3. Hasil titrasi dan Persen Kadar Asam
Laktat Isolat Bakteri LK1 dan LK2.

Volume NaOH Kadar Asam


Isolat BAL
(mL) Laktat (%)
LK1 6,26 1,92
LK2 5,06 1,56

Berdasarkan data hasil titrasi dan perhitungan


kadar asam laktat dari isolat LK1 dan LK2, dapat
Gambar 5. Fermentasi BAL pada Media MRS Broth
disimpulkan bahwa isolat LK1 memiliki aktivitas yang
Genus dari isolat bakteri LK1 dan LK2 yaitu lebih tinggi dalam memproduksi asam laktat jika
Leuconostoc yang merupakan bakteri dibandingkan dengan isolat LK2.
heterofermentatif.
Penentuan Kadar Asam Laktat Dengan Metode SIMPULAN DAN SARAN
Titrasi Simpulan
Pengujian aktivitas isolat BAL dalam Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
memproduksi asam laktat dilakukan dengan metode dapat ditarik kesimpulan
titrasi. Menurut Suzanne dalam [21] bahwa asam-asam Sebagai berikut :
organik dapat dianalisis dengan menggunakan dua 1. Hasil identifikasi isolat bakteri asam laktat
metode yaitu dengan mengukur keasaman (pH) dan pada “lemea” yang diproduksi di industri
dengan metode titrasi. Data hasil pengujian titrasi rumahan di Desa Daspetah Kecamatan Ujan
dihitung konsentrasi dengan menggunakan salah satu Mas Kabupaten Kepahiang diperoleh dua
asam standar yaitu asam laktat, karena menurut isolat bakteri asam laktat dengan kode isolat
Vasiljevic (2008) bakteri asam laktat merupakan LK1 dan LK2 yang memiliki bentuk kokus,
kelompok besar mikroorganisme yang secara fisiologis gram positif, yang diduga kedalam genus
menghasilkan asam laktat sebagai metabolit utama. Leuconostoc
Titrasi dilakukan dengan menggunakan larutan 2. Hasil Pengujian aktivitas bakteri asam laktat
NaOH 0,1 N sampai titik akhir titrasi tercapai, yang dalam memproduksi asam laktat, untuk kedua
ditandai perubahan warna menjadi merah muda. Titrat isolat baik LK1 dan LK2 terbukti sama- sama
merupakan hasil dari fermentasi BAL pada MRS Broth mampu memproduksi asam laktat, dimana
yang telah dilakukan sentifuge dengan tujuan agar isolat LK1 memiliki aktivitas lebih tinggi yaitu
asam- asam organik berada di lapisan atas seperti pada dengan produksi asam laktat 1,92 %
gambar 6 dibandingkan dengan isolat LK2 yang hanya
memproduksi 1,56%.

Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
masih terdapat beberapa hal yang belum maksimal,
maka disarankan :
1. Isolat murni bakteri asam laktat (LK1 dan
LK2) perlu diidentifikasi molekuler agar
mengetahui kemiripan spesies dari kedua
isolat
2. Isolat LK1 dan LK2 perlu diteliti lebih lanjut
sebagai kandidat probiotik atau sebagai
bakteriosin.
.
Gambar 6. Fermentasi BAL Setelah Disentrifugasi DAFTAR PUSTAKA

Titrasi dilakukan tiga kali pengulangan, serta [1] Nurhayati, Endang, Mulyana, Venny Indria
dihitung kadar asam laktat pada sampel dengan Ekowati, Avi Meilawati. (2014). Inventarisasi
pesamaan : Makanan Tradisional Jawa Unsur Sesaji Di
90 Pasar-Pasar Tradisional Kabupaten Bantul.
mL NaOH x N NaOH x ( )
% Asam Laktat = 1000 x fp x 100%
Volume sampel
Jurnal Penelitian Humaniora. 19 : 124-140.
Hasil titrasi dan perhitungan disajikan dalam
table 3 berikut ini [2] Yasrizal. 10 Maret 2014. Nikmatnya, Menu
Lemea Dan Lalap Jengkol. (online) diakses 10

5
November 2018. (http://kupasbengkulu.com [13] Dewi, Kurnia Harlina, Devi Silsia, Laili Susanti,
/nikmatnya-menu-lemea-dan-lalap-jengkol). dan Hasanuddin. 2014. Pemetaan Industri
“Lemea” Makanan Tradisional Suku Rejang Di
[3] Pawiroharsono, Suyanto. 2007. Potensi Provinsi Bengkulu. Agrisep. 14 (1): 76 - 91
Pengembangan Industri Dan Bioekonomi
Berbasis Makanan Fermentasi Tradisional. [14] Hoque, M.Z., F. Akter, K.M. Hossain, M.S.M.
Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 5 (2): 85- Rahman, M.M. Billah and K.M.D. Islam. 2010.
91. Isolation , Identification and Analysis of
Probiotic Properties of Lactobacillus Spp .
[4] Vasiljevic, T. dan Shah, N.P. 2008. Probiotics – From Selective Regional Yoghurts. World
from Metchnikoff to bioactive. International Journal of Diary & Food Science, 5(1): 39–46.
Dairy Journal. 18: 714– 728.
[15] Suryadi Yadidan M. Machmud. 2002.
[5] Rahayu, E.S. (2003). Lactic acid bacteria in Keragaman Genetik Strain Ralstonia
fermented foods of Indonesian origins. Agritech solanacearum berdasarkan Karakterisasi
23: 75-84. Menggunakan Teknik Berbasis Asam Nukleat.
Buletin AgroBio. 5(2):59-66
[6] Chen, Y.S., F. Yanagida and T. Shinohara.
2005. Isolation and Identification of Lactic Acid [16] Yousef, Ahmed. E dan Carolyn Clstrom. 2003.
Bacteria From Soil using an enrichment Food Microbiology (A Laboratory Manual).
procedure. The Society for Applied Wiley- Interscience, John Wiley and Sons, Inc.
Microbiology. 40: 195–200. Ohiostate Universiyt. USA. 223-224. ISBN :
9780471391050.
[7] Rahayu, E. S., E. Harmayani, T. Utami, K.
Handini. 2004. Pediococcus acidilactici F-11 [17] Pelczar, Michael., C., E.C.S., Chan dan Krieg
penghasil bakteriosin sebagai agensia biokontrol N.R. 1993. Microbiology Concepts and
E. Coli dan S. aureus pada Sayuran Segar Applications. McGraw- HM, Inc., New York.
Simpan Dingin. Agritech 24 (3) : 113 – 124. ISBN : 9780070492585

[8] Pratiwi, Sylvia. 2008. Mikrobiologi Farmasi. [18] Sumanti. 2008. Mikrobiologi Pangan.
Jakarta: Penerbit Erlangga. ISBN: Universitas Padjajaran. Jatinangor.
9789790334557. ISBN 9796891573.

[9] Emmawati, Aswita, Betty Sri Laksmi [19] Sari, Rohmah Anita, Risa Nofiani, Puji
Suryaatmadja Jenie, Lilis Nuraida, Dahrul Syah. Ardiningsih. 2012. Karakterisasi Bakteri Asam
2015. Karakterisasi Isolat Bakteri Asam Laktat Laktat Genus Leuconostoc Dari Pekasam Ale-
Dari Mandai Yang Berpotensi Sebagai Ale Hasil Formulasi Skala Laboratorium. JKK.
Probiotik. Agritech. 35 (2): 146-155. 1 (1). 14-20.

[10] Ibrahim, Arsyik, Aditya Fridayanti, Fila Delvia. [20] Kartikasari, Dian Izmi, dan Fithri Choirun Nisa.
2015. Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Asam 2014. Pengaruh Penambahan Sari Buah Sirsak
Laktat (Bal) Dari Buah Mangga (Mangifera Dan Lama Fermentasi Terhadap Karakteristik
Indica L.). Jurnal Ilmiah Manuntung. 1 (2):159- Fisik Dan Kimia Yoghurt. Jurnal Pangan dan
163. Agroindustri. 4 (2). 239-248.

[11] Lestari, Dewi Prima , Wahono Hadi Susanto. [21] Saputra, A Kurniawan, Julius S. Pontoh, Lidya
2015. Pembuatan Getuk Pisang Raja Nangka I. Momuat. 2015. Analisis Kandungan Asam
(Musa Paradisiaca) Terfermentasi Dengan Organik pada Beberapa Sampel Gula Aren.
Kajian Konsentrasi Ragi Tape Singkong Dan Jurnal Mipa Unsrat. 4 (1): 69-74.
Lama Fermentasi. Jurnal Pangan dan
Agroindustri. 3 (1): 23-31.

[12] Sudarmadji , Slamet, Bambang Haryono,


Suhardi. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan
Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta.
ISBN: 9794992275.

You might also like