You are on page 1of 4
Pengukuran Kadar Aseton Udara Nafas sebagai Indikator Peningkatan Ketogenesis pacia Penderita Diabetes Melitus Tidak Terkontrol Moh. Robikhul khsan, Luthfan Budi Purnomo’, Mitrayana” Bagian limu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran UGMIRS DR Sardjto Yogyakarta 'SubBagian Endokrinologi, *Fakultas MIPA UGM Abstract impaired of carbohydrate metabolism Is characteristic of Diabetes Molitus (DM) subjects that cause dysregulation of siucose uptake by target col. Kelogenasis is compensation of this condition. The basic of this process 1s fatty acid ‘oxydation. Increasing of fatty acid oxydation formed ketone bodies that we called acetone and can detected by air breathing. Aim of study to determine corelation between acetone level in air breath test as indicator of fay acid ‘oxydation and fasting blood glucose level in uncontrolled DM subjects.Cress-sectional, uncontrolled OM subjects and hoalthy porson as control group. We measured fasting blood glucose (FBG) level and samples of ait breath and analyse with spectroscopy foloacustic laser. Corelation betwen level of acetane and FAG analyse with Pearson corelaton ‘Compare means of acetone level between DM subject and control group analyse with non parametric mann-whiiney U test. P value 0,05, Cl 95%. Ten uncontrolled OM subjects and 10 heallhy parsons as control group was followed this study. Mean of age and body mass index are 48,7 + 5,6 vs. 49,2 + 4,4 years (p>0,05 IK 95%) and BMI 22,4 + 2,1 vs. 22,9 + 3,8 kgfm2 (p>0,05 IK 95%). Level of acetone between DM subjects and contra! group 260 + 41,1 vs 177 + 18,4 ‘ppm (p<0,08). There is strong corelation between acetone level and FBG level (r=0,97 <0,05) ‘Strong corelatian betvreen acetone level in air breath with FBG level, We can assured that level of acetone in a tan use as incicator of increasing ketogenesis in uncontroolea DM subjects, Keyword : ketogenesis, acetone, foloacustc, diabetes mellitus breath PENDAHULUAN oieh sel. Keadaan ini dapat menyebabkan Peningkatan populasi penderita diabetes mellitus (DM) di seluruh dunia dalam dua dekade terakhir ini sangat besar. Di Indonesia, dipreciksikan terjadi peningkatan dari 5 juta penderita pada tahun 1995 menjadi 12 juta pada tahun 2025. Komplikasi yang dapat terjadi pada DM antara lain retinopati, gagal ginjal, penyakit jantung, neuropati dan ulkus diabetik'. World Health Organization? mengestimasikan di negara berkembang, penanganan masalah-masalah yang timbul akibat penyakit diabetes melitus ini memerlukan Kurang lebih 8% dari total anggaran dana untuk kesehatan. Diabetes melilus adalah sualu kumpulen gejala yang timbul akibat meningkatnya kadar glukosa dalam darah yang disebabkan adanya defisiensi insulin atau menurunnya kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin. Pada Penderita DM yang tidak terkontrol, terdapat kadar glukosa yang tinggi dalam darah tetapi terjadi disregulasi penggunaan energi karbohidrat pembentukan energi non karbohidrat dengan cara pembongkaran protein dan leak’. Pada penderita DM terjadi peningkatan oksidasi asam lemak sebagai _kompensasi penyediaan energi non karbohidrat. Proses ini menyebabkan terjadiya pembentukan benda- benda keton yang salah satunya adalah aseton. Aseton ini dapat terdeteksi melalui kadar di hati dan paru-paru sehingga dapat dideteksi melalui dare nafas* Dewasa ini telah dikembangkan alat deteksi non invasive berupa _spektroskopi fotoakustik laser yang mampu mendeteksi kandungan gas-gas tertentu yang merupakan hasil_metabolisme tubuh antara tain etilen, ammonia dan aseton.Deteksi kadar aseton dalam Udara nafas dengan aiat spektroskopi fotoakustik laser sedang dalam pengembangan untuk dapat dimanfaatkan dalam bidang kedokteran. Alat yang dimiliki oleh fakultas MIPA UGM ini selama Ini digunakan masih terbates untuk pengolahan | bush-buahan pasca panen oleh bidang teknologi pertanian’, Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan permasalahan penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara kadar aseton dalam dara nafas sebagai indikator —_terjadinya ketogenesis dengan tingginya kadar glukosa darah puasa sebagai indikator kontrol metabolik pada penderita DM yang tidak terkontro Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara kadar aseton dalam udara nafas sebagai indikator terjadinya ketogenesis dengan tingginya kadar glukosa darah puasa sebagai indikator Kontrol metabolik pada penderita DM yang tidak terkontrol Metode Penelitian dan Subjek Peneliian ini adalah_—_penelitian tian Pendahuluan, dengan rancangan pen potong lintang, penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol dan individu sehat sebagai kontrol. Dilakukan pemeriksaan kadar Glukosa Darah Puasa (GDP) dan sampel udara nafas dan dianalisis dengan alat spektroskopi fotoakustik laser. Kriteria penderita DM yang tidak terkontrol adalah dengan didapatkannya kadar glukosa darah puasa lebin dari 126 mg/dl. Dilakukan pemeriksaan fisik yang meliputi tekanan darah, Indeks masa tubuh dan pemeriksaan laboratorik meliputi fungsi hati dan ginjal, Subjek dieksklusi bila teréapat riwayat penggunaan insulin dalam 3 bulan terakhir, dirawat di rumah sakit oleh sebab apapun dalam 3 bulan terakhir, gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat (lebih dari dua kali batas atas normal) atau didapatkan tanda-tanda infeksi yang berat. Cara Penelitian Subjek yang masuk criteria, dipuasakan minimal 8 jam, kemudian pagi harinya dilakukan Pengambilan sampel untuk pemeriksaan kadar glukosa darah puasa. Setelah itu subjek diambil sampel udara.nafas_— dengan cara menghembuskan nafes biasa_ masing-masine sebanyak tiga kali yang ditampung dalam suatt tabung khusus yang kemudian dilakukan analisis kendungan gas dengan alat__spektroskop fotoakustik laser di bagian fakultas MIPA UGM, Prinsip dasar dari alat ini adalah pengubahan fase gelombang radiasi gas menjadi gelombang yang memiliki frekuensi tertentu sehingga dapat dideteksi secara fotoakustik dan _ditransfer menjadi kadar gas. Analisis Statistik Variabel-variabel yang dinilai adalah usia, ting! badan, berat badan, tekanan darah , kadar glukosa darah puasa dan kadar aseton dalam udara nafas baik pada kelompok penderita DM dan kelompok control. Dilakukan analisis statistik hubungan antara kadar GDP dalam mgidl dengan kadar aseton dalam ppm dengan korelasi Pearson dan perbandingan rerata kadar aseton antara penderita diabetes melitus dan kontrol dengan analisis non parametric: mann-whitney U test. Digunakan nial kemaknaan 0,05 dengan interval kepercayaan 95% Hasil Peneiitian Didapatkan subyek penelitian masing- masing sepuluh orang untuk tiap kelompok. Pada kelompok penderita DM semua — subjek menggunakan anti diabetik oral dengan rerata menderita DM 4,5 + 2,1 tahun, Dari hasil rekam’ medik saat kontrol dalam 3 bulan_ terakhir didapatkan rerata kadar glukosa darah puasa 212,5 + 46,2 mold —L =~ =+;>5°©®°°”°” Adapun karakteristik subjek terlihat pada tabel 1 Tabel 1. Karakteristik Subjek Pot ‘Kelompok Variabsl (n=10) To) Jerse Pre Wana seers tue ot) recanan aaray (mmHg) Seto Dist soar mats) SGPT (nals) Kacar GOP (rots Kedar Asoton teeny Poedaan rerata bermiakna [pO OS IK SSH] Tidak didapatkan berbedaan yang bermakna variabel usia, proporsi jenis kelamin, indeks masa tubuh, tekanan darah dan fungsi hat antara kelompok DM dengan kontrol Setelah dilakukan analisis _korelasi didapatkan hubungan kuat antara kadar aston dengan kadar GDP untuk semua subjek (r=0,86; P<0,05). Hubungan yang lebih kuat antara kadar aseton udara nafas dengan kadar GDP terdapat pada kelompok OM (r=0,97; p<0,05) dibanding kelompok kontrol (r=0,71; p<0,05). PEMBAHASAN Pada penderita DM yang tidak terkontrol, terdapat kadar glukosa yang tinggi dalam darah tetapi terjadi cisregulasi_penggunaan energi karbohidrat oleh sel. Keadaan ini dapat Tenyebabkan — pembentukan energi__non arbohidrat dengan cara pembongkaran protein dan lemak. Pada penderita DM tidak terkontral terjadi penurunan rasio antara insulin dan hormon kontra regulasi yang menyebabkan terjadinya lipolisis, pelepasan asam lemak bebas yang memicu terjadinya proses karboksitasi asetiLko A i hat Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa pada penderita DM yang tidak terkontro! terjadi Peningkatan kadar aseton yang dapat dideteksi eyuna. Penguukuron Kader oleh spektroskopi fotoakustik. Hal ini menandakan terjadinya pembentukan benda-benda keton yang Jebih tinggi dibanding dengan kelompok sehat. Data ini diperkuat dengan analisis hubungan yang sangat kuat antara kadar glukosa darah puasa dengan kadar aseton bik pada subjek DM ‘maupun kontrol Pada penderita DM terjadi peningkatan oksidasi asam lemak sebagai kompensasi enyediaan energi non karbohidrat. Proses ini menyebabkan tefjaciya _pembentukan benda- benda keion yang salah satunya adalah aseton. Aseton ini dapat terdeteksi metalul kadar di he dan paru-paru sehingga dapat dideteksi melalui dara nafas”, Untuk mempertahankan sumber energi Pada kondisi puasa ataupun terjadinya defek sekresi insulin pada penderita OM maka terjadi Pembongkaran glikagen dan glukoneogenesis| serta terjadinya mobilisasi asem lemak bebas yang lebih tinggi dari individu normal. Penggunaan energi non karbohidrat seperti asam lemak melalui proses oksidasi asam lemak yang sering disebut ketogenesis yang meningkat pada penderita DM yang tidak terkontrol* ‘Oksidasi asem lemak yang berlebihan ini apabila mengalami dekarboksilasi menghasilkan benda-benda ketondiantaranya adalah asetoasetat, asam hidroksibutirat dan aseton. Ketogenesis berlangsung di mitokondria sel hati dan produk ketogenesis_menghesilkan benda keton, yang terdifusi dalam darah (ketonemia) dimana sebagian akan digunakan oleh jaringan ekstrahepatik menjadi sumber energi, sebagian dikeluarkan melalui urin (ketonuria) dan sebagian melalui udara nafas yaitu aseton’ Meskipun sel hati dapat_memproduksi benda-benda keton akan tetapi tidak dapat menggunakannya sebagai bahan energi yang disebabkan —sedikitnya —enzim —_suksinil-koA ‘transferase sehingga perlu dimoblisasi ke Jaringan ekstrahepatik’, Pada kondisi defek insulin yang berat sehingga terjadi Ketogenesis yang berlebihan, maka produksi benda-benda keton sangat I J 41, VoL. 2.NO. 6, JULI 2010 meningkat dimana asetasetat dan asam hidroksibutirat yang sangal tinggi menyebabkan asidosis metabolik yang dapat dideteksi melalui analisis gas darah. Selain itu deteksi adanya kadar aseton dalam udara nafas merupakan salah satu indikator terjadinya peningkaten ketogenesis” Deteksi kadar aseton dalam udara nafas dengan alat spektroskopi fotoakustik laser sedang dalam pengembangan untuk dapat dimanfaatkan dalam bidang kedokteran. Prinsip dasar dari alat ini adalah pengubahan fase gelombang radiasi gas menjadi gelombang yang memiliki rekuensi terlentu. sehingga dapat dideteksi_secara fotoakustik dan ditransfer menjadi kadar gas”. Alat yang dimiliki oleh fakultas MIPA UGM ini selama ini digunakan masin terbatas untuk pengolahan buah-buahan pesca panen oleh bidang teknologi pertanian Simpulan Dalam penelitian pendahulian ini dapat cisimpulkan bahwa peningkatan kadar aseton dalam udara nafas berhubungan kuat dengan peningkatan kadar glukosa puasa. Kondisi ini mengindikasikan —_terjadinya_—_peningkatan ketogenesis pada penderita DM titek terkontrol. DAFTAR PUSTAKA 1. Tjokroprawiro, A, 2002 Metformin : Molecular Basis for Clinical Appraisal Obesity and Insulin Resistance. Dalam National Obesity Symposium | 2002, Surabaya 2, WHO, 2000, Global Burden of Diabetes, WHO Projects a 170% Growth in the Number of Poople with Diabetes in Developing Countries by 2025 Weir, GC. & Leahy, J. L. 1994 Pathogenesis of Non-Insulin Dependent (Type Il) Diabetes Mellitus dalam C. R. Kahn & G. C. Weir (Eds,) Josiin’s Diabetes Melitus 13" ed. Lea &Febiger Philadelphia London Tokyo A Waferly Company. hal. 240-264 Alan, G.G., Hei Sook Sul, 2000, Lipid metabolism-Synthesis and Oxidation, Biochemical and Physiological Aspect of Human Nutrition, Saunders, pp. 330-5 Mitrayana, 2004, -—Spektrometer fotoakustik laser Konfigurasi intrakavitas, Seminar . Nasional Pemaparan hasil penelitian, Jakarta 27-30 Juli 2004 Mayes, PA. 1996 Glycolysis & the Oxidation of Pyruvate dalam R. K Murray, D. K. Granner, P. A. Mayes, V. W. — Rodwell (Eds.) Harper's Biochemistry.24" ed. Appleton & Lange Stamford, Connecticut. hal 176-184. Mayes, P.A., 1988, Regulation of Lipid Metabolism ang tissue fuels, Harper's Biochemistry, 21" ed. Lange Medical Book, Ch.28 pp. 253-67 Shoelson, 5, E. & Halban, P. A. 1994 Insulin Biosynthesis & Chemestry dalam C. R. Kahn & G. C. Weir (Eds.) Jostin’s Diabetes Mellitus 13" ed. Lea & Febirger Philadelphia London Tokyo A Waverly Company. hal. 29-55

You might also like