You are on page 1of 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

IDENTIFIKASI FAKTOR PENGHAMBAT PENCAPAIAN KINERJA


PETUGAS SURVEILANS KESEHATAN (GASURKES) DALAM UPAYA
PENGENDALIAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
DI KECAMATAN TEMBALANG TAHUN 2016

Anisa Eris Herdywati, Kusyogo Cahyo, Aditya Kusumawati

Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan


Masyarakat Universitas Diponegoro
Email : anisaeris@gmail.com

ABSTRCT
Procurement of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) Gasurkes is an selected
alternative to help Semarang government to reduce the number of dengue fever.
This was done because the number of health workers in civil servants only
focused in dengue fever. Although Gasurkes was started in Semarang since
2015, the number of dengue fever hasn't decline significantly yet. Even the
number of dengue fever in 2015 to 2016 was increased from 1737 to 1857
cases.This research was aimed to identify the inhibiting factors for achieving
Gasurkes performance in controlling dengue fever in Kecamatan Tembalang in
2016.
This qualitative research used descriptive approach. By using purposive
sampling, this research taken as many as 10 Gasurkes in Kecamatan Tembalang
as subjek penelitiant. Data was collected by indepth interview. Data validity was
done by triangulation of source as many as 14 people.
The results showed that perceptional speed, ability of deductive thinking,
communication skill, dynamic strength and stamina, working experience,
education level, demographic factors, and superior support are not inhibiting
factors for achieveing Gasurkes performance in controlling dengue fever in
Kecamatan Tembalang in 2016. While numeracy skills, memory, family support,
residential support, and community support in Gasurkes working area are
inhibiting factors for achieveing Gasurkes performance in controlling dengue
fever in Kecamatan Tembalang in 2016.

Keywords :Barrier, Performance, Gasurkes, DHV


Bibliography :64,1985-2016 (Essay: 5, Books: 39, Journal:12, Article: 4,
Dictionary:1, Health Profile: 9)

PENDAHULUAN kenaikan sejak tahun 1968 dan


Demam Berdarah Dengue terjadi hingga saat ini.2Pada tahun
(DBD) merupakan suatu penyakit 2014 dilaporkan bahwa penderita
yang disebabkan oleh infeksi virus DBD di Indonesia berjumlah 100.347
dengue dengan nyamuk Aedes kasus dengan jumlah kematian
aegypti sebagai fektor sebanyak 907 orang (IR/Angka
1
perantaranya. Kasus DBD di kesakitan= 39,8 per 100.000
Indonesia pertama kali di temukan di penduduk dan CFR/angka
Surabaya pada tahun 1968.Angka kematian= 0,9%). Angka tersebut
kejadian DBD selalu mengalami terus mengalami kenaikan hingga

449
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

tahun 2015. Pada tahun 2015 Gasurkes mulai ada di Kota


dilaporkan penderita DBD sebanyak Semarang sejak tahun 2015.
129.650
9.650 kasus dengan jumlah Keberadaan Gasurkes diperkuat
kematian sebanyak 1.071 orang dengan adanya Peraturan Daerah
(IR/Angka kesakitan= 50,75 per Kota Semarang (PERDA) No. 5
100.000 penduduk dand CFR/angka Tahun 2010 tentang Pegendalian
kematian= 0,83%).3 Penyakit Demam Berdarah Dengue
Jawa Tengah merupakan salah dan Peraturan Walikota Kota
satu provinsi di Indonesia yang Semarang No. 27 B Tahun 2012
memiliki angka kejadian DBD cukup tentang Petunjuk Pelaksanaan
tinggi. Salah satu kota di Jawa Peraturan daerah No 5 tahun 2010
Tengah yang memiliki angka tentang pengendalian n penyakit DBD.
kejadian DBD tinggi adalah Kota Gasurkes merupakan
Semarang. Kota Semarang selalu manifestasi dari Petugas Pemantau
menduduki rangking tiga besar kota Jentik (PPJ) yang disebutkan
dengan IR paling tinggi se Provinsi
Provin didalam PERDA No. 5 Tahun 2010
Jawa Tengah. Trend kejadain DBD BAB I Ketentuan Umum Pasal 1
di Kota Semarang selama tiga tahun point 30. Dalam PERDA NO 5
terakhir dapat dilihat pada grafik Tahun 2010 disebutkan bahwa PPJ
berikut:4 adalah orang yang ditunjuk dan
2500
Trend Kejadian DBD Kota Semarang Selama 3 diberi tugas
ugas untuk melakukan
2245
Tahun Terakhir
Pemeriksaan Jentik Rutin
2000
1628
1737 (PJR),mengumpulkan
mengumpulkan dan
1500 melaporkan data PJR, penyuluhan
Jumlah IR dan menggerakkan masyarakat.
1000 Kasus
Tugas dari PPJ tersebut sama
500
92,43 98,61 123,83
dengan Tupoksi yang diemban oleh
0
Gasurkes yang bekerja sebagai
2014 2015 2016 etugas Surveilans Kesehatan.5
Petugas
Pada tahun 2015 Kota
Kota Semarang telah Semarang memiliki Gasurkes DBD
melakukan berbagai upaya untuk sebanyak 197 orang, sedangkan
menurunkan angka kejadian DBD. pada tahun 2016 Kota Semarang
Salah satunya adalah dengan memiliki Gasurkes DBD sebanyak
pembentukan Gasurkes DBD. 227. Penambahan jumlah Gasurkes
Gasurkes adalah Petugas dimaksudkan agar setiap wilayah di
Surveilans Kesehatan yang bekerja Kota Semarang dapat terjangkau
dibawah Dinas Kesehatan Kota oleh pelayanan Gasurkes sehingga
Semarang dan di tempatkan di kejadian DBDD dapat ditekan secara
setiap kelurahan dengan satu perlahan.6
Gasurkes sebagai Namun fenomena yang terjadi
koordinatorkecamatan,
kecamatan, dan satu pada tahun 2015-2016
2015 justru
Gasurkes ditempatkan sebagai menunjukkan kondisi yang
koordinator kota.Gasurkes
ota.Gasurkes yang sebaliknya. Angka kejadian DBD di
ditugaskan di masing-masing Kota Semarang Justru mengalami
kelurahan wajib melaporkan hasil peningkatan pada tahun 2015 dan
kerjanya kepada Dinas 2016. Jumlah kejadian
jadian DBD paling
Kesehatanmelalui
melalui k
koordinator banyak di Kota Semarang sampai
kecamatan dan melakukan akhir Desember 2016 adalah di
koordinasi dengan Puskesmas dan Kecamatan Tembalang. Hal ini
kelurahan.

450
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dapat dilihat pada data SIM DBD Pengumpulan data dilakukan


Dinas Kesehatan Kota Semarang. dengan cara wawancara mendalam
Dari data yang diambil pada bulan kepada 10 subjek penelitian dengan
Desember 2016 tersebut dapat kriteria inklusi:Gasurkes yang
diketahui bahwa kecamatan dengan bekerja di wilayah Kecamatan
angka kejadian DBD paling tinggi Tembalang tahun 2016, bekerja
adalah Kecamatan Tembalang menjadi Gasurkes sejak tahun 2016,
dengan data sebagai berikut:7 dan bersedia menjadi subjek
500 Jumlah Kejadian DBD Paling Tinggi di Kota Semarang penelitian.
Tahun 2016
Instrumen yang digunakan
400
[VALUE] dalam penelitian ini adalah:
IR Jumlah Kasus
300 pedoman wawancara yang terdiri
dari pedoman wawancara untuk
200 [VALUE] subjek penelitian dan pedoman
[VALUE]
[VALUE] wawancara untuk subjek triangulasi,
100 [VALUE]
[VALUE] informed consent, buku catatan
0 lapangan, alat perekam, dan alat
Tembalang Banyumanik Gajah Mungkur dokumentasi. Peneliti telah
Fenomena tersebut dapat melakukan uji coba pedoman
menjadi indikasi bahwa dengan wawancara kepada beberapa
penambahan jumlah Gasurkes maka Gasurkes di kecamatan Banyumanik
seluruh kelurahan yang ada di Kota sebelum melakukan pengambilan
Semarang dapat terjangkau dengan data kepada subjek penelitian.
baik, sehingga kejadian DBD Kota Validitas data dilakukan dengan
Semarang dapat terlaporkan triangulasi sumber kepada 14 orang
seluruhnya. Namun disisi lain hal yang terdiri dari: penanggungjawab
tersebut dapat juga menjadi indikasi program DBD bagian Pencegahan
adanya faktor penghambat dan Pemberantasan Penyakit Dinas
pencapaian kinerja Gasurkes dalam Kesehatan Kota Semarang, tim
upaya pengendalian kejadian DBD Teknis Gasurkes DBD Kecamatan
sehingga angka DBD mengalami Tembalang tahun 2016, pemegang
kenaikan. program epidemiologi Puskesmas
Penelitian ini bertujuan untuk: Kedungmundu, pemegang program
mengidentifikasi faktor penghambat epidemiologi Puskesmas rowosari,
pencapaian kinerja Gasurkes dalam beberapa Lurah di Kecamatan
upaya pengendalian kejadian DBD Tembalang, dan Kasi Kesos di
di Kecamatan Tembalang tahun wilayah kerja Gasurkes yang
2016. menjadi subjek penelitian.

METODE HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis
penelitian kualitatif dengan Karakteristik subjek penelitian
pendekatan deskriptif. Sampel di antara lain usia, pendidikan terakhir,
dapatkan dengan teknik purposive jenis kelamin, daerah asal, dan
sampling dan diperoleh 10 subjek pendapatan. Keseluruhan subjek
penelitian yang merupakan seluruh peneitian berjenis kelamin
Gasurkes yang bekerja di wilayah perempuan dengan rentang usia 23-
Kecamatan Tembalang pada tahun 33 tahun, 6 orang berasal dari Kota
2016. Semarang, 2 orang berasal dari Pati,
satu orang berasal dari Grobogan,

451
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dan satu orang berasal dari Boyolali. “Kendalanya paling suka


Gaji yang diterima oleh subjek ndredek, terus kadang ga di terima
penelitian sebesar Rp. sama masyarakat…”
2.200.000/bulan dengan rincian Rp. Padahal kemampuan
2.100.000 merupakan gaji pokok berkomunikasi pekerja sangat
dan Rp. 100.000 merupakan uang menentukan kinerja pegawai.9
transport. Dalm hal kemampuan Gasurkes
dalam bidang angka diketahui
B. Variabel Individu bahwa seluruh subjek penelitian
1. Kemampuan Mental tidak mengalamai kendala dalam
Dalam hal kemampuan mental perhitungan secara cepat. Hal
akan digali beberapa hal yang tersebut dikarenakan seluruh subjek
meliputi:keluwesan dan penelitian menggunakan alat bantu
perimbangan kecepatan, kefasihan, hitung berupa kalkulator. Hal
kemampuan berpikir secara deduktif, tersebut mengindikasikan bahwa
kemampuan dalam bidang kemampuan subjek penelitian dalam
angka,kecakapan dalam perhitungan secara cepat masih
berpersepsi, dan kefasihan. perlu ditingkatkan.
Keluwesan dan perimbangan “Ga ada kendala. Biasanya
kecepatan merupakan kemampuan pakai kalkulator…”
pekerja dalam mengingat konfigurasi Kecakapan Gasurkes dalam
visual.8Hal ini berkaitan dengan berpersepsi dan kemampuan
kemampuan Gasurkes dalam berpikir Gasurkes sudah cukup baik.
mengingat segala kejadian yang Hal tersebut juga diungkapkan oleh
dilihat langsung oleh Gasurkes sebagian besar subjek triangulasi.
selama Gasurkes bekerja. “Sudah baik sih. Biasanya
Dalam hal ini diketahui bahwa mereka bisa langsung mengambil
hampir keseluruhan subjek keputusan, tapi kalau tidak ya
penelitian memiliki keluwesan dan langsung dikoordinasikan dengan
perimbangan kecepatan yang sudah saya…”
baik. Namun, terdapat satu subjek Dalam hal pemahaman lisan
penelitian yang masih melupakan Gasurkes yang merupakan
apa yang seharusnya dilakukan pengetahuan tentang kata-kata dan
sesuai dengan tupoksinya. artinya, termasuk penggunaan
“Pernah sih, kadang kelupaan pengetahuan.8 Diketahui bahwa
PJR soalnya daerahnya dibelakang pemahaman lisan subjek penelitian
sini, deket sama kuburan…” sudah baik. Hal in dilihat dari tidak
Padahal kemampuan intelektual ditemukannya kendala dalam
yang salah satunya adalah ingatan berkomunikasi secara lisan dengan
individu merupakan predictor menggunakan bahasa daerah
penentu untuk menilai keseluruhan terhadap masyarakat setempat.
kinerja pegawai.9
Dalam bidang kefasihan yang 2. Keterampilan Fisik
merupakan kemampuan untuk Dalam hal keterampilan fisik
mengutarakan kata-kata, ide, dan yang meliputi kekuatan dinamis dan
pernyataan lisan diketahui bahwa stamina Gasurkes diketahui bahwa
masih ada kendala yang dihadapi tidak ada kendala dalam hal
oleh subjek penelitian. tersebut. Sehingga subjek penelitian
dapat melakukan tugasnya dengan
baik. Hal ini dapat dilihat dari

452
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

keterangan subjek penelitian itu tetapi hal tersebut bukanlah hal yang
sendiri dan keterangan dari subjek mutlak. Pendidikan serta latihan juga
traingulasi yang menyatakan bahwa dapat mempengaruhi bagaimana
selama ini Gasurkes baik-baik saja individu dapat bekerja dengan
dalam bekerja dan tidak pernah baik.10
mengalami sakit akibat kelelahan
kerja. C. Variabel Organisasi
“ Kalau capek kerja wajar ya Dalam variabel organisasi yang
mbak, tapi kalau sampai sakit meliputi sumberdaya, dukungan dari
karena kelelahan kerja atasan, dan imbalan diketahui
Allhamdullilah belum pernah..” bahwa hampir seluruh subjek
penelitian merasa bahwa jumlah
3. Latar Belakang sumberdaya Gasurkes yang bekerja
Dalam hal latar belakang akan di setiap wilayah keluarahan sudah
dibahas mengenai dukungan sesuai dengan beban kerjanya.
keluarga, dan pengalaman kerja Hanya ada satu subjek penelitian
Gasurkes. yang menyatakan bahwa jumlah
Dari hasil penelitian diketahui sumberdaya Gasurkes di wilayah
bahwa hampir seluruh subjek kerjanya masih kurang. Hal tersebut
penelitian memperoleh dukungan diungkapkan karena di wilayah
keluarga yang baik. Namun kerjanya hanya ada dua orang
ditemukan satu subjek penelitian Gasurkes yang mengampu 30 RW,
yang memperoleh dukungan kurang sehingga satu orang Gasurkes harus
bak dari keluarganya. Hal tersebut menangani 15 RW.
dikarenakan latar belakang “Agak berat ya mbak, soalnya
pendidikan subjek penelitian adalah disini ada 30 RW dan hanya ada 2
seorang perawat dan keluarga orang Gasurkes, otomatis satu
subjek penelitian merasa bahwa orangnya dapat 15 RW, kadang
pekerjaan Gasurkes tidak cocok agak kualahan…”
untuk dirinya, keluarga subjek Padahal jumlah sumberdaya
penelitian beranggapan bahwa pegawai yang melaksanakan tugas
seharusnya subjek penelitian dapat mempengaruhi kinerja.11
bekerja di rumah sakit. Dalam hal dukungan dari
“Keluarga sebenarnya tidak atasan diketahui bahwa seluruh
mendukung. Karena saya basicnya subjek penelitian merasa bahwa
perawat ya, jadi keluarga mau saya dukungan dari atasan yang diterima
jadi perawat…” sudah cukup baik.
Dalam hal pengalaman kerja “ Dukungan dari atasan sudah
diketahui bahwaenam subjek baik, biasanya kita sharing-sharing
penelitian memiliki pengalaman kerj, tentang kendala juga…”
dan empat orang yang lain masih Pemberian imbalan dalam
fresh graduate. Namun hal tersebut bentuk gaji juga dinilai sudah sesuai
menurut subjek triangulasi tidak dengan beban kerjanya. Namun
berpengaruh terhadap kinerjanya seluruh subjek penelitian merasa
asalkan subjek penelitian memiliki bahwa seharusnya ada
niat, tekun, dan terus belajar pasti penambahan imbalan berupa
kinerjanya akan tercapai. pemberian tunjangan kesehatan. Hal
Pengalaman kerja adalah suatu tersebut dinilai diperlukan karena
bagian yang penting dalam proses subjek penelitian adalah pekerja
pengembangan keahlian seseorang,

453
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

lapangan dan rentan akan seluruh subjek penelitian telah


kecelakaan kerja. mendapatkan dukungan dari
“ Kalau upahnya menurutku lingkungan kerja dengan baik.
sudah sesuai, tapi kalau Dukungan tersebut di dapatkan
tunjangannya masih kurang…” melalui support dan team work yang
baik.
C. Variabel Psikologi “ Dukungannya sudah baik kok,
Dalam variabel psikologi hanya memberikan semangat dan dengan
sub variabel motivasi saja yang akan kerjasama yang baik…”
digali lebih mendalam. Pada sub Dalam hal dukungan dari
variabel ini peneliti akan menggali lingkungan tempat tinggal diketahui
mengenaialasan Gasurkes dalam bahwa hampir seluruh subjek
bekerja, pemberlakuan reward and penelitian menyatakan bahwa
punishment, dukungan dari mereka telah memperoleh dukungan
lingkungan kerja, dukungan dari yang baik dari lingkungan tempat
lingkungan tempat tinggal, dukungan tinggalnya. Namun ada satu subjek
dari masyarakat di wilayah kerja, penelitian yang menyatakan bahwa
dan hal-hal yang menjadi lingkungan tempat tinggalnya masih
penghambat Gasurkes dalam belum memberikan dukungan yang
bekerja. baik. Hal tersebut dapat dilihat dari
Berdasarkan hasil penelitian adanya beberapa tetangga subjek
diketahui bahwa alasan penelitian yang membicarakan
bekerjaseluruh subjek penelitian subjek penelitian dari belakang
adalah karena sesuai bidang dikarenakan pendidikan terakhir
pendidikannya dan untuk memenuhi subjek penelitian dinilai kurang tepat
kebutuhan hidup. apabila harus bekerja menjadi
“ Yo butuh duit mbak, ben Gasurkes.
dapure ngepul..haha” “ Ada bebrapa yang ngomongin,
Dalam hal pemberian reward karena saya perawat tapi kok
and punishment hampir seluruh kerjanya jadi Gasurkes, harusnya di
subjek penelitian menyatakan bahwa rumahsakit….”
tidak ada pemberian reward hanya Padahal dukungan dari orang-
ada punishment saja yang diterima orang terdekat individu dapat
ketika subjek penelitian tidak dapat mempengaruhi kinerja individu
melaksanakan pekerjaannya dengan menjadi lebih baik lagi. Motivasi
baik. Untuk itu seluruh subjek positif individu akan meningkat
penelitian mengharapkan adanya apabila memperoleh dukungan dari
pemberian reward berupa tunjangan orang-orang terdekatnya.12
kesehatan. Hal tersebut diperlukan Dalam hal dukungan dari
karena subjek penelitian merupakan masyarakat di wilayah kerja
pekerja lapangan yang rentan Gasurkes diketahui bahwa hampir
terhadap bahaya fisik maupun seluruh subjek penelitian
kecelakaan kerja. menyatakan bahwa masyarakat di
“ Untuk reward mending lebih wilayah kerjanya sudah banyak yang
ke tunjangan kesehatan. Soalnya mendukung, mengikuti saran dari
kita kerja di lapangan, tetapi selama subjek penelitian dan menerima
ini belum ada tunjangan kesehatan, subjek penelitian dengan baik.
padahal kita beresiko…” Namun masih banyak juga ditemui
Dalam hal dukungan dari masyarakat yang belum bisa
lingkungan kerja diketahui bahwa

454
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

menerima subjek penelitian dengan kemampuan lisan Gasurkes,


baik. kekuatan dinamis dan stamina
“ Ya ada yang mendukung, ada Gasurkes, pengalaman kerja
yang masih kurang bisa menerima Gasurkes, tingkat pendidikan
kita juga…” Gasurkes, kondisi demografis
Dalam hal-hal yang Gasurkes, dan dukungan dari atasan
menghambat pekerjaan Gasurkes Gasurkes.
dapat diketahui bahwa seluruh
subjek penelitian menyatakan bahwa DAFTAR PUSTAKA
masalah tersbesar yang dihadapi
1. Candra, Aryu. 2010. Demam
adalah dukungan dari masyarakat di
Berdarah Dengue: Epidemiologi,
wilayah kerjanya. Subjek penelitian
Patogenesis, danFaktor Risiko
masih menemukan masyarakat yang
Penularan. Jurnal Fakultas
memiiki kesadaran yang rendah
Kedokteran Universitas
untuk ikut serta dalam upaya
Diponegoro. Semarang:
pencegahan DBD. Sehingga sampai
Universitas Diponegoro.
saat ini subjek penelitian masih
2. Dini, Amah Majidah Vidayah,dkk.
berusaha agar dapat diterima
2010. Faktor Iklim Dan Angka
dengan baik oleh masyarakat
Insiden Demam Berdarah
setempat dan meningkatkan
Dengue di Kabupaten Serang.
kesadaran masyarakat.
Jurnal Makara, Kesehatan, Vol.
“ Hambatannya ya kesadaran
14, No. 1, Juni 2010: 37-
masyarakat itu sendiri. Tapi kita
45Departemen Kesehatan
tetap selalu berusaha agar bisa
Lingkungan, Fakultas Kesehatan
diterima dengan baik oleh
Masyarakat, Universitas
masyarakat dan meningkatkan
Indonesia. Depok: Universitas
kesadarannya…”
Indonesia.
KESIMPULAN
3. Kementrian Kesehatan Republik
Dari penelitian ini diketahui
Indonesia. 2015. Profil
bahwa faktor-faktor yang
Kesehatan Indonesia 2015.
menghambat pencapaian kinerja
Jakarta: Kementrian Kesehatan
Gasurkes dalam upaya
Republik Indonesia.
pengendalian kejadian DBD di
4. Dinas Kesehatan Kota
Kecamatan Tembalang tahun 2016
Semarang. 2015. Profil
antara lain adalah: kemampuan
Kesehatan Kota Semarang
Gasurkes dalam bidang angka, daya
2015. Semarang: Dinas
ingat Gasurkes, dukungan keluarga,
Kesehatan Kota Semarang.
dukungan lingkungan tempat tinggal
5. Pemerintah Kota Semarang.
Gasurkes, jumlah sumberdaya
2010.Peraturan Daerah Kota
Gasurkes, dan dukungan dari
Semarang Nomor 5 Tahun 2010
masyarakat di wilayah kerja
Tentang Pengendalian Penyakit
Gasurkes.
Demam Berdarah Dengue.
Sedangkan fator-faktor yang
6. Dinas Kesehatan Kota
bukan merupakan penghambat
Semarang. 2016. Data dan
pencapaian kinerja Gasurkes dalam
Tugas Tenaga Gasurkes diakses
upaya pengendalian kejadian DBD
darihttp://dinkes.semarangkota.g
di Kecamatan Tembalang tahun
o.id/pada tanggal 19 September
2016 adalah: kecepatan Gasurkes
2016 pada pukul 19.10.
dalam berpersepsi, kemampuan
7. Dinas Kesehatan Kota
Gasurkes dalam berpikir deduktif,
semarang. 2016. Data SIM DBD-

455
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

HIEWS Kota Semarang 2016. Oktober 2015. Bahana


Diakses secara online melalui Manajemen Pendidikan.
http://dinkes.semarangkota.go.id/
hews/ pada tanggal 22
Desember 2016 pada pukul
20.05
8. Gibson, L. James, et al.
1985.Organisasi Perilaku.
Struktur. Proses. Jilid 1 Edisi 5.
Diterjemahkan oleh: Djakarsih.
Jakarta: Erlangga.
9. Ardiansyah, Okta Dimas. 2016.
Pengaruh Komunikasi Terhadap
Kinerja Karyawan Dengan
Dimediasi Oleh Kepuasan Kerja
(Studi Pada Bagian Produksi
Pabrik Kertas Pt. Setia Kawan
Makmur Sejahtera
Tulungagung).JurnalPasca
Sarjana Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas
Brawijaya.Malang: Universitas
Brawijaya.
10. Aristarini,Luh, dkk. 2014.
Pengaruh Pengalaman Kerja,
Kompetensi Sosial Dan Motivasi
Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pada Bagian
Pemasaran PT Adira Finance
Singaraja. E- Journal Bisma
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Vol 2).
Bali: Universitas Pendidikan
Ganesha.
11. Yulius, Saka. 2014. Pengaruh
Kemampuan Dan Motivasi
Terhadap Kinerja Pegawai
Bagian Sekretariat Di Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi
Bengkulu. Skripsi. Program
Ekstensi Manajemen Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis. Bengkulu:
Universitas Bengkulu.
12. Wenty, Cici Syafri. 2015.
Hubungan Antara Motivasi Kerja
dengan Kinerja Pegawai Dinas
Pendidikan Kabupaten Pesisir
Selatan. Jurnal Administrasi
Pendidikan Volume 3 Nomor 2

456

You might also like