You are on page 1of 10

EduChemia Vol.1, No.

1, Januari 2016
(Jurnal Kimia dan Pendidikan) e-ISSN 2502-4787

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KIMIA


SISWA SEKOLAH MENENGAH MENGGUNAKAN
METODE KOLIGATIF KEMAS KREATIF (K3)
Suci Rizki Nurul Aeni1
1
STIKES Rajawali, Jl. Rajawali Barat No.38 Bandung 40184

E-mail: sua.tieq@gmail.com

Abstract: This research is classroom action research at XII class of Madrasah Aliyah
YAPIKA. The subject matter properties of Colligative Solution conducted with K3 method
(Koligatif Kemas Kreatif) to improve student’s learning motivation. Research has been
conducted with the repetition of three times so that the study be completed for three
years. Three phase of learning are preparation, implementation and evaluation. Preparation
phase is done by teachers and students at home. The teacher is preparing the
learning media there are games rules, cardboard spacecraft, question cards, stopwatch, and a
dice. Students learn the material properties of koligatif independently learning by themself
using the student hand book. Implementation of the learning is done through a number of
methods, there are the story method, discussions and cooperative teamwork through creative
games. The evaluation was direct observation methods. The observation sheets assessing of
cognitive and affective aspects of students. Based on the results of observation showed that
students can impact the content, focus attention and participate active in learning, supported
by innovations that have been implemented.
Keywords: Colligative properties, K3, Motivation

Abstrak: Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas di Madrasah Aliyah YAPIKA
Kurnia kelas XII yang mengkaji materi Sifat Koligatif Larutan melalui metode pembelajaran
K3 (Koligatif Kemas Kreatif), sebagai cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Penelitian telah dilakukan dengan pengulangan sebanyak tiga kali. Pembelajaran yang
ditempuh berupa tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Tahap persiapan dilakukan oleh
guru dan siswa di rumah. Guru mempersiapkan media pembelajaran berupa petunjuk games,
karton wahana, question card, stopwatch, dan dadu. Siswa mempelajari materi sifat koligatif
secara mandiri dengan cara belajar melalui buku pegangan siswa. Pelaksanaan pembelajaran
dilakukan melalui sejumlah metode yaitu metode kisah, diskusi dan games kreatif melalui
kerjasama tim secara kooperatif. Evaluasi dilakukan melalui metode observasi langsung.
Lembar observasi tersebut menilai aspek kognitif dan aspek afektif siswa. Berdasarkan hasil
observasi menunjukan bahwa pada umumnya siswa dapat menguasai konten, memusatkan
perhatian dan berpartisipasi aktif pada pembelajaran ditunjang oleh inovasi yang telah
dilaksanakan.
Kata Kunci: Sifat koligatif, K3, Motivasi

76
Peningkatan Motivasi Belajar Kimia 77

PENDAHULUAN pelajaran kimia diduga disebabkan oleh

Pendidikan sains (Ilmu Pengetahuan kurangnya motivasi belajar siswa pada

Alam, IPA) sebagai bagian dari mata pelajaran kimia. Motivasi belajar

pendidikan pada umumnya berperan tersebut berdampak pada minat dan hasil

penting untuk menyiapkan peserta didik belajar siswa. Pada kasus tersebut, guru

yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis, mata pelajaran sebaiknya dapat

dan berinisiatif dalam menanggapi isu di mempersiapkan rencana pembelajaran

masyarakat yang diakibatkan oleh dampak yang kreatif, inovatif, dan apresiatif,

perkembangan sains dan teknologi namun tetap mempertahankan muatan

(Prayekti, 2006). Kimia adalah bagian dari konten secara edukatif sebagai upaya

rumpun sains. Mulai tahun 2008 mata meningkatkan motivasi siswa pada

pelajaran kimia termasuk dalam mata pembelajaran kimia. Pentingnya kaitan

pelajaran ujian nasional. Kimia semakin konten dengan konteks kehidupan sehari-

penting dan menjadi salah satu mata hari dapat disisipkan dalam pembelajaran.

pelajaran inti yang harus dipelajari dengan Materi koligatif larutan berkaitan erat

serius. dengan konteks di kehidupan, baik di masa

Rekaman prestasi akademik siswa dulu, kini atau masa datang. Adanya

Madrasah Aliyah Yapika pada mata konteks pembelajaran di sekolah yang

pelajaran kimia menunjukkan hasil yang berhubungan dengan kehidupan memberi

nampak tidak sepadan dengan pentingnya sumbangan besar terhadap peningkatan

kimia bagi siswa. Rata-rata nilai raport motivasi belajar siswa (Wu, 2002),

siswa pada mata pelajaran kimia selama Motivasi belajar memberikan sumbangan

empat semester mulai tahun 2010 hingga besar terhadap minat dan prestasi hasil

2012 berturut-turut yaitu 67, 69, 68 dan belajar siswa (Keller, 1987).

70. Studi pendahuluan terhadap opini Ide yang kreatif, inovatif, dan

siswa pada pelajaran kimia yang telah apresiatif diperlukan untuk mewujudkan

mereka peroleh selama dua tahun penerapan konteks yang menarik di dalam

menunjukan fakta berupa data minat siswa kemasan pembelajaran. Ide tersebut akan

terhadap pembelajaran kimia. Minat siswa lebih “membumi” jika berbasis latar

terhadap mata pelajaran kimia belakang siswa, daya dukung fasilitas

dikategorikan sangat rendah. sekolah yang sudah tersedia maupun

Faktor utama rendahnya hasil belajar sumber belajar yang mungkin untuk dapat

siswa selama dua tahun pada mata diterapkan.

e-ISSN 2502-4787
78 EduChemia,Vol.1, No.1, Januari 2016 Aeni

Berdasarkan latar belakang di atas fenomena lain. Penelitian deskriptif yang


diwujudkanlah karya metode K3 (Koligatif dilakukan berupa perpaduan penelitian
Kemas Kreatif) dalam proses kualitatif dan kuantitatif.
pembelajaran materi sifat koligatif larutan. Data diperoleh dari angket motivasi
Metode ini merupakan inovasi terbaru yang disebar kepada siswa setelah
dalam pembelajaran kimia koligatif, yang pembelajaran selesai. Item-item yang
intinya berupa Pengajaran Resiprokal oleh dinilai oleh siswa meliputi : minat,
teman. kemudahan, pemahaman konten, dan
Tujuan penelitian yang diharapkan keterkaitan konten dengan aplikasi.
adalah: (1) motivasi belajar siswa terhadap Pengolahan data dilakukan melalui skala
pelajaran kimia dapat meningkat., (2) likert. Rentang nilai yang terdapat pada
kreativitas dan inovasi guru dalam angket berkisar antara 1 sampai 4.
merancang pembelajaran dapat Kemudian data berupa angka hasil angket
ditingkatkan. Karya ini dapat digunakan diubah menjadi bentuk persentase untuk
oleh guru-guru kimia pada pembelajaran diinterpretasikan menjadi pengertian
sifat koligatif larutan. kualitatif.
Analisis motivasi belajar dilakukan
METODE pula melalui observasi langsung oleh guru
Penelitian ini adalah penelitian bersangkutan. Instrumen yang digunakan
tindakan kelas. Metode yang digunakan berupa lembar observasi. Lembar
dalam penelitian ini menggunakan metode observasi tersebut menilai aspek kognitif
deskriptif. Penelitian ini dilakukan untuk dan aspek afektif siswa. Data mentah yang
membuat suatu laporan deskriptif secara diperoleh berupa angka kemudian diubah
sistematis, tepat, cepat, efektif, dan efisien menjadi bentuk persen dan ditafsirkan
mengenai objek penelitian. Penelitian dalam pengertian kualitatif.
deskriptif ditujukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan HASIL DAN PEMBAHASAN

fenomena-fenomena yang ada, baik Inovasi yang dilakukan


fenomena yang bersifat alamiah ataupun
Inovasi yang dilakukan adalah
rekayasa manusia (Sukmadinata, 2010).
penggunaan multimetode interaktif siswa
Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas,
yang penulis namakan dengan istilah K3
karakteristik, perubahan, hubungan,
(Koligatif Kemas Kreatif). Beberapa
kesamaan dan perbedaan dengan

e-ISSN 2502-4787
Peningkatan Motivasi Belajar Kimia 79

metode digabungkan kemudian dikemas semangat siswa dalam mengkaji materi


menjadi menarik dan menantang bagi sifat koligatif larutan. Sebelum diskusi
siswa, sebagai upaya untuk meningkatkan dimulai, guru menginformasikan kepada
motivasi siswa dalam pembelajaran sifat siswa bahwa pemahaman materi tersebut
koligatif larutan. Metode-metode akan digunakan untuk menyelesaikan
pembelajaran yang digabungkan yaitu pertanyaan-pertanyaan pada sesi games.
metode kisah, metode diskusi, dan metode Pada tahap akhir dilakukan metode games
games. Adapun model pembelajaran yang tipe TGT untuk memantapkan pemahaman
digunakan adalah model Kooperatif siswa terhadap konten dan sebagai sesi
Learning tipe TGT (Team Games pengenalan konteks kehidupan sehari-hari
Tournament). Melalui inovasi ini, siswa yang berhubungan dengan materi sifat
akan berkompetisi dengan temannya untuk koligatif larutan.
dapat menyelesaikan games dan menjadi Suasana belajar yang terarah terbentuk
pemenang games. Model Kooperatif dengan pembelajaran multimetode
Learning tipe TGT merupakan jenis dari interaktif yang dipadukan dengan TGT
pembelajaran kolaboratif. Berkolaborasi untuk mencapai tujuan melalui suasana
berarti bekerja bersama-sama dengan yang menggembirakan. Ketika siswa
orang lain (Barkley dkk.), 2012)” Menurut tertarik dengan sesuatu maka siswa
Mattews dalam Barkley dkk. (2012) tersebut termotivasi untuk belajar.
”Pembelajaran kolaboratif atau Motivasi belajar siswa akan berpengaruh
Collaborative Learning adalah sebuah positif terhadap hasil belajar. Sesuai
pedagogi yang pusatnya terletak dalam dengan yang dikemukakan oleh Barkley
asumsi bahwa manusia selalu menciptakan dkk. (2012) pembelajaran kolaborasi
makna bersama dan proses tersebut selalu (Collaborative Learning) dapat
memperkaya dan memperluas wawasan memunculkan keaktifan siswa dalam segi
setiap individu. aktif secara fisik (hands-on) dan aktif
Di tahap awal pembelajaran, guru berfikir (minds-on).
memfasilitasi siswa untuk dapat Aspek kognitif atau penguasaan
memusatkan perhatian menggunakan konten pada pembelajaran yang dilakukan
metode kisah. Pada kesempatan ini kisah diamati melalui keterjawaban soal. Aspek
yang digunakan bertema kimia unsur. afektif diamati dari pemusatan perhatian
Tahap selanjutnya digunakan metode dan partisipasi aktif siswa selama
diskusi untuk membangkitkan suasana dan pembelajaran.

e-ISSN 2502-4787
80 EduChemia,Vol.1, No.1, Januari 2016 Aeni

Proses pembelajaran Proses pembelajaran terdiri atas


tahapan persiapan, pelaksanaan, dan
Bentuk Karton games Dadu jumlah langkah evaluasi. Secara umum tahapan pelaksanan
meliputi: pembentukan kelompok,

3
1 2 penentuan petugas K3 melalui metode
kisah, diskusi dilakukan untuk pemantapan
konten yang akan digunakan pada saat
6
games, pelaksanaan games, dan
5 4
pengambilan intisari. Pembelajaran
menggunakan media pembelajaran pada

Question Card tahapan tim games turnamen. Adapun

1 bentuk media yang digunakan untuk


6 5 4 2
3 pelaksanaan TGT ditunjukkan pada
3
Gambar 1. Aturan main dan penskoran
Keterangan Question Card :
 Berisi kartu soal dengan tingkat dari games ini dijelaskan pada bagian
1 kesulitan paling mudah, kelompok
dapat maju satu langkah setelah pelaksanaan pengajaran.
dapat menjawab pertanyaan
Question Card no 1
2  Berisi kartu soal yang tingkat
kesulitannya lebih dari kartu no 1.
Pelaksanaan pengajaran/bimbingan
dengan menggunakan karya inovasi
kelompok dapat maju dua langkah
setelah dapat menjawab pertanyaan
Metode K3 (Koligatif Kemas Kreatif)
Question Card no 2
 Berisi kartu soal yang tingkat merupakan perpaduan multimetode dalam
kesulitannya lebih dari kartu no 2.
3 kelompok dapat maju tiga langkah pembelajaran kimia, terdiri dari metode
setelah dapat menjawab pertanyaan
Question Card no 3 kisah, metode diskusi, dan metode games.
4  Berisi kartu soal yang tingkat
kesulitannya lebih dari kartu no 3. Pembelajaran meliputi tahapan persiapan,
kelompok dapat maju empat
pelaksanaan dan evaluasi. Tahap persiapan
langkah setelah dapat menjawab
pertanyaan Question Card no 4 dilakukan oleh guru dan siswa di rumah.
5  Berisi kartu soal yang tingkat
kesulitannya lebih dari kartu no 4. Guru mempersiapkan media pembelajaran
kelompok dapat maju lima langkah
setelah dapat menjawab pertanyaan berupa petunjuk games, karton wahana,
Question Card no 5
6  Berisi kartu soal yang tingkat question card, stopwatch, dan dadu. Siswa
kesulitannya lebih dari kartu no 5.
mempersiapkan konten materi sifat
kelompok dapat maju enam
langkah setelah dapat menjawab koligatif melalui kajian bahan ajar yang
pertanyaan Question Card no 6
digunakan bersama pada kelas tersebut.
Gambar 1. Media pembelajaran K3 Pelaksanaan pembelajaran dilakukan

e-ISSN 2502-4787
Peningkatan Motivasi Belajar Kimia 81

dalam bentuk games kreatif melalui melangkah (main) tiap kelompok, (2)
kerjasama tim. setiap kelompok mengirimkan satu
orang perwakilan yang bertugas
Tahapan pelaksanaan
maju/melangkah pada media karton,
a) Siswa dibentuk menjadi lima
(2) kelompok yang mendapatkan
kelompok. Setiap kelompok terdiri
kesempatan maju, menunggu nomor
atas lima orang.
dadu hasil random yang dilakukan
b) Mula-mula siswa bersama gurunya
oleh petugas K3 pengocok dadu. (3)
menentukan kelompok yang akan
nomor yang diperoleh dari hasil
menjadi petugas K3. Petugas K3
random sesuai dengan no question
berpartisipasi aktif dalam mereview
card yang harus dijawab agar
konten pembelajaran sifat koligatif
kelompok tersebut dapat melangkah
larutan. Petugas K3 adalah siswa-
pada media karton dengan jumlah
siswa yang akan menjadi petugas
langkah yang sesuai no question card,
games. Petugas K3 ditentukan melalui
(4) waktu tunggu menjawab
metode kisah. Kelompok yang
pertanyaan adalah selama satu menit
menjadi petugas adalah kelompok
untuk pertanyaan non-perhitungan dan
yang salah satu anggotanya terdapat
dua menit untuk pertanyaan tentang
dalam kisah kimia unsur. Pada
perhitungan, (5) Kelompok yang dapat
kesempatan ini kisah bertema tentang
menjawab pertanyaan boleh maju
kimia unsur. Kisah dapat diubah
dengan jumlah langkah sesuai bobot
sesuai dengan kreatifitas dan
pertanyaan, (6) kelompok yang tidak
kebutuhan.
menjawab dan jawabannya tidak tepat
c) Siswa berdiskusi tentang materi sifat
(salah) tidak diperbolehkan maju, (7)
koligatif larutan berdasarkan urutan
pertanyaan dapat dilempar sebanyak
pada bahan ajar sebagai pendalaman
satu kali kepada kelopok lain, (8) jika
konten untuk kelancaran pelaksanaan
pada lemparan pertama kelompok
games. Diskusi dipimpin oleh petugas
tersebut dapat menjawab pertanyaan
K3 dan dikonfirmasi oleh guru.
maka perwakilan kelompok dapat
d) Setelah diskusi selesai, petugas
maju sebanyak
membacakan petunjuk games.
e) Pelaksanaan games. Games berupa
Petunjuk Games adalah: (1) mula-
serangkaian tahapan yang dapat
mula dilakukan penentuan giliran
terselesaikan dengan kerjasama tim

e-ISSN 2502-4787
82 EduChemia,Vol.1, No.1, Januari 2016 Aeni

yang solid. Kelompok yang c) Pada umumnya siswa dapat menjawab


berkompetisi terdiri atas 4 kelompok. petanyaan Question card.
Setiap kelompok memiliki d) Pada umumnya siswa termotivasi
kesempatan untuk maju pada karton dengan metode yang digunakan.
games. Bentuk karton games diadopsi
dari permainan tradisional khas Jawa Hasil-hasil yang sudah dicapai dan
keunggulan dari pelaksanaan
Barat yaitu sondlah. Setiap kelompok pengajaran/bimbingan tersebut
harus berusaha menyelesaikan 12
Hasil yang sudah dicapai
langkah pada karton. Perwakilan
Berdasarkan hasil analisis data
kelompok dapat langkah maju ketika
terhadap angket motivasi belajar siswa
kelompok mereka dapat menjawab
(Tabel 1) yang disebarkan setelah
pertanyaan pada question card.
pembelajaran materi sifat koligatif larutan
Question card terdiri atas enam tipe
menggunakan metode K3 terlaksana,
soal, masing-masing soal memiliki
motivasi belajar siswa dikategorikan
tingkat kesulitan yang berbeda-beda.
sangat tinggi.
Tingkat kesulitan soal tergantung pada
jumlah langkah yang didapat melalui Tabel 1. Persentase Hasil Angket Motivasi Belajar
hasil random media dadu. Siswa

f) Games selesai ketika ada kelompok Pokok Item Angket Hasil


Aspek minat siswa 87,0%
yang dapat menyelesaikan 12 langkah. Aspek kemenarikan 90,2%
Pemahaman konten 82,9%
g) Evaluasi pembelajaran. Keterkaitan konten dan aplikasi 82,0%

Reaksi dari para siswa Item-item yang dinilai oleh siswa

a) Seluruh siswa tertarik dengan clossing meliputi : minat, kemudahan, pemahaman


konten, dan keterkaitan konten dengan
berupa games, sehingga mereka
mempersiapkan konten sifat koligatif aplikasi. Pengolahan data dilakukan

dengan sangat baik melalui kajian melalui skala likert. Rentang nilai yang

bahan ajar secara mandiri. Untuk terdapat pada angket berkisar antara 1

memantapkan pemahaman, pada sampai 4. Kemudian data berupa angka


hasil angket diubah menjadi bentuk
umumnya siswa berpartisipasi aktif
ketika sesi diskusi. persentase. Persentase hasil angket pada

b) Siswa dapat bekerjasama dengan baik lima aspek utama yang dinilai yaitu

bersama timnya. sebesar 87,0% untuk aspek minat siswa,

e-ISSN 2502-4787
Peningkatan Motivasi Belajar Kimia 83

90,2% untuk aspek kemenarikan, 82,9% yaitu siswa menjawab dan jawaban siswa
untuk aspek pemahaman konten, dan tepat, siswa menjawab dan jawaban siswa
82,0% untuk aspek keterkaitan konten belum tepat, serta siswa tidak menjawab.
dengan aplikasi. Secara keseluruhan Rata-rata perolehan persentase tiga aspek
perolehan rata-rata persentase angket tersebut berturut-turut yaitu 73,9%, 17,4%,
motivasi belajar siswa adalah 85,5 %. dan 8,7 %. Siswa yang dapat menjawab
Hasil analisis tersebut sesuai dengan pertanyaan dengan benar adalah 73,9%
Rakhmadhani dkk. (2013) sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
peranan penggunaan media pembelajaran umumnya siswa dapat menguasai konten.
dalam proses belajar mengajar dapat Meningkatnya hasil belajar siswa dengan
membangkitkan keinginan/ minat yang menggunakan model pembelajaran
baru, membangkitkan motivasi, kooperatif tipe TGT disebabkan karena
rangsangan untuk belajar, dan setiap anggota bertanggungjawab untuk
membawa pengaruh psikologis mempelajari bagian tertentu bahan yang
terhadap siswa. Penggunaan media diberikan.
pembelajaran pada tahap orientasi
pembelajaran akan sangat membantu Tabel 2. Persentase Hasil Analisis Lembar
Observasi Guru Terkait Aspek Kognitif dan Afektif
keefektifan proses pembelajaran dan
Pokok Item Lembar Observasi Hasil
penyampaian pesan dari isi pelajaran Siswa
menjawab dan
yang diberikan. jawaban siswa
73,9%
tepat
Analisis motivasi belajar dilakukan
Siswa
Kognitif
pula melalui observasi langsung oleh guru menjawab dan
17,4%
jawaban siswa
bersangkutan (Tabel 2). Instrumen yang belum tepat
Siswa tidak
digunakan berupa lembar observasi. 8,7 %
menjawab
Lembar observasi tersebut menilai aspek Siswa
Aspek memusatkan
92%
kognitif dan aspek afektif siswa. Aspek yang perhatian dan
dinilai partisipasi aktif
kognitif siswa merupakan parameter kuat Siswa
memusatkan
yang dapat memperlihatkan besarnya perhatian dan
8%
tidak
motivasi siswa terhadap suatu Afektif
berpartisipasi
pembelajaran. Guru mengobservasi aspek aktif
Siswa tidak
tersebut berdasarkan jawaban-jawaban memusatkan
perhatian dan
0%
siswa terhadap pertanyaan pada question tidak
berpartisipasi
card. Aspek kognitif dibagi menjadi tiga aktif

e-ISSN 2502-4787
84 EduChemia,Vol.1, No.1, Januari 2016 Aeni

Aspek afektif siswa terbagi menjadi KESIMPULAN


tiga yaitu siswa memusatkan perhatian dan Berdasarkan hasil observasi terhadap
partisipasi aktif, siswa memusatkan pelaksanaan proses pembelajaran kimia
perhatian dan tidak berpartisipasi aktif, konsep sifat koligatif larutan
dan siswa tidak memusatkan perhatian dan menggunakan K3 didalam lingkungan MA
tidak berpartisipasi aktif. Rata-rata YAPIKA Kurnia Garut, dapat disimpulkan
perolehan persentase tiga aspek tersebut sebagai berikut: (a) pada umumnya siswa
berturut-turut yaitu 92%, 8%, dan 0%. dapat menguasai konten, (b) seluruh siswa
Berdasarkan perolehan persentase tersebut memusatkan perhatian, (c) pada umumnya
dapat disimpulkan pada umumnya siswa berpartisipasi aktif pada pembelajaran.
memusatkan perhatian dan berpartisipasi Hasil penelitian ini merupakan bukti
aktif pada pembelajaran dengan inovasi ilmiah akan pentingnya Motivasi Belajar
yang telah dilaksanakan. Sesuai dengan untuk meningkatkan kemampuan siswa
teori yang didefinisikan oleh LKPP Univ. yang secara langsung meningkatkan
Hasanuddin (2011) bahwa Pembelajaran penguasaaan konten, memusatkan
kolaboratif merupakan salah satu model perhatian, partisipasi aktif siswa pada
“Student Centered Learning” (SCL). Pada pembelajaran kimia.
model ini, peserta didik dituntut untuk
berperan secara aktif dalam belajar
bersama atau berkelompok.

DAFTAR RUJUKAN

Barkley, E.E., Cross K.P., Major, C.L. Prayekti. 2006. STM dan Pembelajaran
(2012). Collaborative Learning IPA (Online), dilihat 3 November
Techniques. Bandung: Nusamedia 2014, http://www.duniaguru.com.
Keller. 1987. Development and Use Arcs Rakhmadhani, N., Yamtinah, S. dan
Model of Instructional Design. Utomo, S. B. 2013. Pengaruh
Journal of Instructional Development, Penggunaan Metode Teams Games
vol. 10, no.3, hh. 2-10. Tournaments Berbantuan Media Teka-
LKPP Univ. Hasanuddin. 2011. Model Teki Silang Dan Ular Tangga Dengan
Pembelajaran Kolaboratif Bagi Motivasi Belajar Terhadap Prestasi
Pendidikan. Universitas Hasanuddin Siswa Pada Materi Koloid Kelas XI

e-ISSN 2502-4787
Peningkatan Motivasi Belajar Kimia 85

SMA Negeri 1 Simo Tahun Pelajaran Wu, H.K. 2002. Linking The Microscopic
2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia, View Of Chemistry to Real Life
vol. 2, no. 4, hh. 190-197. Experiences: Intertextuality in Ahigh-
Sukmadinata, N.S. 2010. Metode School Science Classroom. Science
Penelitian dan Pendidikan. Bandung: Education, vol. 87, hh. 868-891.
PT.Remaja Rosda Karya.

e-ISSN 2502-4787

You might also like