Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
pembengkakan, nyeri, serta bisa menyebabkan kerusakan sendi dan deformitas sendi
Sebagian besar perjalanan penyakit ini bersifat kronis fluktuatif dan dapat diderita
selama beberapa dekade kehidupan, sehingga bila tidak diobati dapat menyebabkan
meningkatkan resiko kematian terutama pada penyakit RA berat Goodson et al, 2002;
Seseorang yang mengalami reumatik mengalami beberapa gejala berikut yakni nyeri,
inflamasi, kekakuan sendi di pagi hari, hambatan gerak persendian, terbentuknya nodul-
nodul, pada kulit diatas sendi yang terkena, teraba lebih hangat dan bengkak (Santoso,
2003). Penyakit ini juga menyebabkan sinovitis, kerusakan sendi, dan gangguan fungsional
kadang-kadang diikuti oleh kelelahan yang sangat hebat, anoreksia dan berat badan menurun
(Rubenstein,
manusia. Nyeri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kenyamanan tubuh
(Aziz & Musrifatul, 2004). Jika seseorang menderita nyeri maka akan mempengaruhi
fisiologis dan psikologis dari orang tersebut. Seseorang dapat menjadi mudah marah,
denyut nadi cepat, cemas, dan gangguan pola tidur bahkan aktivitas sehari-hari dapat
ini akan bertambah berat pada pagi hari saat bangun tidur membaik pada siang hari
dan lebih berat pada malam hari. Nyeri ini akan bertambah berat seiring dengan
beratnya penyakit dan ambang nyeri dari penderita. Makin bertambah berat
penyakitnya maka akan semakin bertambah pula rasa nyerinya. Bila perjalanan
penyakitnya dihentikan pada RA maka rasa nyeri akan berkurang (Isbagio, 2006).
sosial, ahli farmasi, ahli gizi dan ahli psikologi, semuanya memiliki peranan masing-
pengobatan penyakit ini. Biasanya pada RA erosif moderat diberikan terapi okupasi
mengurangi rasa nyeri. Tindakan ini dilakukan sebagai latihan penguat dan
(Tulaar, 2007). Pada aplikasi dingin memberikan efek fisiologis yakni menurunkan
respon inflamasi, menurunkan aliran darah dan mengurangi edema, mengurangi rasa
nyeri lokal. Dalam memberikan efek terapetik suhu kompres dingin yang diberikan
berkisar antara 18-270C (Tamsuri, 2006). Jenis pengobatan ini memegang peranan
Tindakan ini merupakan tindakan pencegahan terhadap kecacatan dan bila sudah
dingin, mandi malam, terlalu sering mandi, berada di ruangan Air Conditioned (AC)
merupakan salah satu penyebab RA. Padahal dari beberapa penelitian yang pernah
satunya kompres dingin menggunakan kirbat es suatu cara dapat dilaksanakan secara
sebagai penanganan pertama saat datangnya nyeri. Kompres dingin ini dapat digunaka
yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Kompres dingin kirbat es dapat
menurunkan rasa nyeri, menurunkan suhu panas, membatasi peradangan (Salbiah dkk,
2007). Secara spesifik manfaat kompres dingin kirbat es terhadap nyeri RA adalah
dapat mengurangi nyeri RA dengan menurunkan aliran darah atau vasokontriksi pada
area yang dikompres, serta membatasi inflamasi pada RA sehingga proses inflamasi
Pemilihan kirbat es untuk kompres dingin agar suhu kompres dapat dijaga
mencair. Beberapa orang pasien Early RA (yang didiagnosis selama 2 tahun) telah
dilakukan intervensi selama 52 minggu, dengan menggunakan terapi dingin dan obat-
obat RA, hasilnya 50% pasien mengalami kekambuhan, dan 28 % berhasil (Kelly,
2005). Leutz dan Harris ( 1995) melakukan penelitian retrospektif dengan 52 pasien
mengalami nyeri RA, 33 pasien tersebut mendapat terapi dingin kirbat es sedangkan
19 pasien RA yang lain ,tidak menerima terapi dingin. Terapi dingin kirbat es ini
dilakukan selama 3 hari. Selanjutnya terapi dingin ini menggunakan alat elektrik
yang terdiri dari dua bantalan plastik steril yang terhubung oleh pipa karet berisi air
dingin dari suatu unit utama elektris yang menjaga suatu temperatur yang tetap 420F
untuk post-operative RA periode yang segera. Tidak ada perbedaan penting di dalam
kelompok.
keduanya menghasilkan hasil yang belum signifikan dengan teori yang ada. Penelitian
menurut Kelly (2005) kompres dingin yang dilakukan menggunakan cara yang
manual dengan suhu yang tidak terkontrol, sedangkan penelitian Leutz dan Harris
(1995) kompres dingin yang dilakukan dengan dua perlakuan kompres dingin dengan
menggunakan kirbat es dan alat elektris jadi belum dapat disimpulkan kirbat es
Bagaimana pengaruh kompres dingin kirbat es terhadap intensitas nyeri pada pasien
2. Masalah penelitian
permasalahan dalam penelitian ini yaitu, bagaimana pengaruh kompres dingin kirbat
3. Tujuan Penelitian
1.4 Perbedaan intensitas nyeri RA pre dan post kompres dingin kirbat es
1.5 Perbedaan intensitas nyeri RA pre dan post kompres dingin antara
4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kegiatan praktikum bagi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bekal perawat dalam melaksanakan asuhan
mengenai pengaruh kompres dingin kirbat es dalam mengurangi rasa nyeri pada