You are on page 1of 15

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN AKIBAT BEREDARNYA

PENJUALAN ELEKTRONIK HANDPHONE JENIS REPLIKA DAN PARALLER


IMPORT (BLACKMARKET)DI KOTA PEKANBARU

Oleh : Ahmad Ade Saputra


Pembimbing 1 : Dr. Maryati Bachtiar, SH.,MKn
Pembimbing 2 : Riska Fitriani, SH.,MH
Alamat : Jl. Pertanian Perum.Mansion Pertanian No.8
Email :aas55353353@gmail.com- Telepon : 085355353353

ABSTRACT

The process of running a business venture in Indonesia, often business people forget
how important the rights of consumers to be met under the Consumer Protection Act No. 8 of
1999 (BFL). As the times people are starting to think practically it mebuat society as consumers
become more consumptive. Less watchfulness consumers seem to have been used by the
electronics businesses by selling mobile phone type of replica and paraller import (Blackmarket)
with a quality that does not meet national standards. Based on the understanding of the authors
formulated two formulation of the problem: first, any form of violation committed businesses in
the sales of mobile electronics and Blackmarket replica in Pekanbaru. Second, how is the
responsibility of businesses to consumers who sell mobile electronics and Blackmarket types of
replicas in Pekanbaru.
This type of research can be classified into types of juridical sociological research,
because in this study the authors conducted a study of spaciousness. Location and population
studies along with samples in this paper is the mobile electronic shopping mall in Pekanbaru
Mall and Plaza Senapelan located in the city of Pekanbaru. The data source consists of primary
and secondary data, engineering data collection is by interview along with questionnaires to
consumers / buyers as respondents and discussion with entrepreneurs / seller as a practitioner in
the field.
Obtained results of this study: first, forms of violations committed by businesses in the
sales of mobile electronics and Blackmarket replica. Second, the responsibility of the businesses
that sell to the consumer electronics and mobile phones type of replicas Blackmarket in
Pekanbaru.
Obtained results of this study, there are four main problems that can be concluded first,
namely, the right of consumers to correct information, clear and honest about the condition and
guarantee of the goods and / or services. Secondly, violation of consumers' right to obtain
compensation and / or replacement, if the goods and / or services received or not in accordance
with the agreement as it should. Thirdly, businesses that commit a prohibited act that offer goods
and / or services incorrectly, and / or as if the goods are in good condition and / or new. Fourth,
a violation of the exoneration clause prohibited the inclusion in the regulation of BFL. Saran, is
expected prudence and knowledge of consumers into buying mobile products need to be
improved. In addition, it is expected to supervision and enforcement of government in providing
protection to consumers in the city of Pekanbaru needs to be maximized implementation.
keywords: protection, electronics, replica, import paraller

1
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016.
PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan
zaman masyarakat mulai berfikir
A. Latar Belakang praktis, hal itu membuat masyarakat
Saat ini dunia telah masuk ke menjadi lebih konsumtif. kurang
dalam rezim perdagangan bebas. waspadanya konsumen sepertinya
baik negara-negara maupun telah dimanfaatkan oleh pihak
organisasi internasional mengusung pelaku usaha dengan menjual
perdagangan bebas yang di elektronik handphone jenis replika
implementasikan ke dalam bentuk maupun blackmarket dengan kualitas
perjanjian-perjanjian perdagangan yang tidak memenuhi standard
bebas. salah satu perjanjian yang nasional. banyaknya peredaran
paling penting dan mempunyai handphone replika di berbagai
pengaruh cukup besar adalah penjuru Indonesia khususnya di Kota
perjanjian perdagangan bebas Asean- Pekanbaru, sangat merugikan
China Free Trade Agreement konsumen, khususnya bagi
(ACFTA).1 konsumen yang masih awam dan
Perjanjian ACFTA ini telah belum mengerti mengenai elektronik
diratifikasi oleh pemerintah handphone akan sangat sulit bagi
Indonesia dengan KEPPRES No.48 konsumen itu sendiri untuk
Tahun 2004 dan mulai diberlakukan membedakan yang mana handphone
Pada Tanggal 1 Januari 2010 hingga premium dan handphone replika,
saat sekarang ini. Dalam praktiknya, secara kasat mata handphone replika
dampak dari perjanjian perdagangan itu sendiri hampir 100% mirip
bebas ACFTA sangat terasa hingga dengan produk premiumnya baik itu
ke sektor-sektor strategis di dari segi tampilan merek yang
Indonesia, terutama dengan digunakan, layar, cashing, battery
membanjirnya produk dari China ke serta penutup battery juga
Indonesia seperti hal nya elektronik selayaknya sama dengan yang
handphone, laptop, camera dan lain- original nya.
lain.Pertumbuhan perekononian Hak dasar konsumen yang
China dapat dirasakan oleh berkaitan dengan penjualan
penduduk dunia. Kita bisa melihat elektronik handphone tersebut yaitu
bahwa sekarang ini banyak sekali hak untuk mendapatkan keamanan
produk- produk dari China yang dan informasi yang benar dan jelas
dijumpai menguasai pasar di yang terdapat dalam Pasal 4 huruf
berbagai penjuru Indonesia. Hal ini (c) yang menyebutkan bahwa “hak
dikarenakan harga yang murah atas informasi yang benar, jelas,dan
dengan mempertahankan jumlah jujur mengenai kondisi dan jaminan
ekspor yang menanjak sambil barang atau jasa”.2 Dalam hal lain
mempertahankan impor, maka yang sama terjadi kerugian pada
ekonomi China pun melonjak saat konsumen akibat penjualan
ini, banyak produk-pruduk impor elektronik handphone tersebut pada
seperti elektronik handphone, laptop, barang dan/jasa yang
camera dan lain-lain yang beredar diperdagangkan maka dalam Pasal 4
menguasai pasaran di Indonesia. huruf (h) UUPK juga menyebutkan
“hak untuk mendapatkan konpensasi
, ganti rugi, dan/atau penggantian,
1
Imam lukmam “Makalah China Acfta” 2
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional, Jakarta , Lihat Pasal 4 Huruf (c) Undang-Undang
14 Mei 2011. Negara Republik IndonesiaNomor 8 Tahun 1999.
2
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016.
apabila barang dan/atau jasa yang penyerahan kembali barang yang
diterima tidak sesuai dengan telah dibeli konsumen”.6
perjanjian atau tidak sebagaimana Berdasarkan latar belakang
mestinya”3Hak atas informasi ini yang telah diuraikan, maka penulis
sangat penting, karena tidak tertarik untuk melakukan penelitian
memadainya informasi yang berkaitan dengan “bentuk-bentuk
disampaikan kepada konsumen ini pelanggaran yang di lakukan pelaku
dapat juga merupakan salah satu usaha dan akibat hukum dalam
bentuk cacat produk, yaitu dikenal memperjual belikan, elektronik
dengan cacat instruksi atau cacat handphone jenis replika dan
karena informasi yang tidak blackmarket di Kota Pekanbaru.
memadai.4 Pelaku usaha juga Berdasarkan uraian tersebut maka
menyatakan bahwa dalam penjualan penulis tertarik untuk mengkaji lebih
handphone blackmarket bahwasanya mendalam tentang permasalahan
kondisi unit tersebut dalam keadaan tersebut dengan judul
baru, yang Dalam kenyataannya “Perlindungan Hukum Terhadap
telah kita ketahui bahwasanya Konsumen Akibat Beredarnya
handphone blackmarket tersebut Penjualan Elektronik Handphone
telah mengalami refubrish atau Jenis Replika dan Produk Parallel
remark yang mana elektronik Import (Blackmarket) di Kota
handphone tersebut sudah Pekanbaru”
mengalami kerusakan sehingga
diperbaharui kembali. Dalam Pasal 9 B. Rumusan Masalah
Huruf (b) UUPK menyebutkan 1. Apa saja pelanggaran yang
”pelaku usaha dilarang menawarkan, dilakukan pelaku usaha berkaitan
mempromosikan, mengiklankan dengan penjualan elektronik
suatu barang dan/atau jasa secara handphone replika dan blackmarket
tidak benar, dan seolah-olah : di Kota Pekanbaru?
“barang tersebut dalam keadaan baik 2. Bagaimana tanggung jawab dari
dan/atau baru”.5 Penjualan produk pelaku usaha kepada konsumen yang
tersebut, pelaku usaha elektronik menjual elektronik handphone jenis
handphone jenis replika dan replika dan blackmarket?
blackmarket di Kota Pekanbaru juga C. Tujuan Penelitian
menggunakan perjanjian klausula 1. Untuk mengetahui dan mengkaji
baku yang mengandung klausula pelanggaran yang dilakukan pelaku
eksonerasi. Dimana klausula usaha dalam menjual elektronik
eksonerasi tersebut dalam UUPK handphone replika dan blackmarket.
dilarang dicantumkan sebagaimana 2. Untuk mengetahui tanggung jawab
dimaksud dalam Pasal 18 huruf (a) dari pelaku usaha yang menjual
“menyatakan pengalihan tanggung elektronik handphone replika dan
jawab” dan huruf (b) “menyatakan blackmarket.
bahwa pelaku usaha berhak menolak D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat akademis dari penelitian ini
adalah :
a. Untuk mengembangkan ilmu
3
Lihat Pasal 4 Huruf (h) Undang-Undang pengetahuan yang di dapat dalam
Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999.
4
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo,
6
Op.Cit, hlm.41. Lihat Pasal 7 Huruf (a) dan (b) Undang-
5
Lihat Pasal 9 Huruf (b) Undang-Undang Undang Negara Republik IndonesiaNomor 8 Tahun
Negara Republik IndonesiaNomor 8 Tahun 1999. 1999.
3
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016.
perkuliahan dan 1. Teori Perlindungan Konsumen
membandingkannya dengan Perlindungan konsumen
praktek di lapangan. menurut Janus Sidabalok adalah
b. Sebagai wahana untuk segala upaya yang menjamin adanya
mengembangkan wacana dan kepastian hukum untuk memberi
pemikiran bagi peneliti. perlindungan kepada konsumen.
c. Untuk mengetahui secara Karena itu, berbicara tentang
mendalam proses penjualan perlindungan konsumen berarti
elektronik handphone replika dan mempersoalkan jaminan atau
blackmarket. kepastian tentang terpenuhinya hak-
d. Menambah literatur atau bahan- hak konsumen.7
bahan informasi ilmiah yang Berkaitan dengan tujuan
dapat digunakan untuk melakukan diatas, ada sejumlah asas yang
kajian dan penelitian selanjutnya. terkandung di dalam usaha
e. Sesuai dengan ketentuan yang memberikan perlindungan hukum
berlaku pada perguruan tinggi kepada konsumen. Perlindungan
yaitu sebagai salah satu syarat konsumen diselenggarakan sebagai
dalam menempuh ujian akhir usaha bersama seluruh pihak yang
untuk memperoleh gelar sarjana terkait, masyarakat, pelaku usaha,
hukum. dan pemerintah berdasarkan lima
2. Manfaat praktis dari penelitian ini asas, yang menurut Pasal 2 UUPK
adalah : ini adalah:
a. Memberikan sumbangan a. Asas manfaat;
pemikiran di bidang hukum pada b. Asas keadilan;
umumnya dan pada khususnya c. Asas keseimbangan;
tentang upaya hukum yang dapat d. Asas keamanan dan keselamatan
dilakukan oleh konsumen ketika konsumen; serta
dirugikan. e. Asas kepastian hokum.
b. Penelitian yang akan dilakukan
diharapkan, akan memberikan 2. Teori Penegakan Hukum
sumbangan pemikiran mengenai Prinsip tentang tanggung
perlindungan hukum yang jawab merupakan perihal yang
seharusnya diterima oleh penting dalam hukum perlindungan
konsumen yang tidak mendapat konsumen. Dalam kasus-kasus
informasi melalui pembelian pelanggaran hak konsumen,
elektronik handphone jenis diperliukan kehati-hatian dalam
replika dan blackmarket, sehingga menganalisis siapa yang harus
perlindungan yang didapatkan bertanggung jawab dan seberapa
oleh konsumen dalam pembelian jauh tanggung jawab dapat
tersebut dapat dilakukan dibebankan kepada pihak-pihak
seoptimal mungkin. terkait.8
c. Hasil penelitian ini sebagai bahan Secara umum prinsip-prinsip
ilmu pengetahuan dan wawasan tanggung jawab dalam hukum dapat
bagi penulis, khususnya di bidang dibedakan sebagai berikut:
hukum perdata bisnis. a. Kesalahan (liability based fault)
d. Sebagai sumbangan pemikiran Prinsip tanggung jawab
guna menjadi bahan kolektif berdasarkan unsur kesalahan
perpustakaan Universitas Riau.
7
Janus Sidabalok, Op.Cit, hlm. 7.
E. Kerangka Teori 8
Celini tri siwi kristianti, Op.Cit, hlm.92.
4
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016.
(fault liability) adalah prinsip c. Praduga selalu tidak
yang cukup umum berlaku dalam bertanggung jawab
hukum pidana dan perdata. dalam (presumption of nonliability)
kitab undang-undang hukum Prinsip ini adalah kebalikan dari
perdata, khususnya pasal 1365, prinsip kedua. Prinsip praduga
1365, dan 1366, prinsip ini di untuk selalu tidak bertanggung
pegang secara teguh.9 jawab hanya dikenal
Prinsip ini menyatakan, seseorang dalamlingkup transaksi
baru dapat diminta pertanggung konsumen yang sangat terbatas,
jawaban secara hukum apabila dan pembatasan demikian dapat
ada unsur kesalahan yang biasanya secara common sense
dilakukannya. Pasal 1365 KUH dapat dibenarkan.13
Perdata, yang lazim dikenal Contoh dalam prinsip ini adalah
sebagai pasal tentang perbuatan dalam hukum pengangkutan.
melawan hukum, mengharuskan Kehilangan atau kerusakan pada
terpenuhinya empat unsur pokok, bagasi/kabin , dan biasanya
yaitu: diawasi oleh penumpang
1. Adanya perbuatan; (konsumen) adalah tanggung
2. Adanya unsur kesalahan; jawab dari penumpang. Dalam
3. Adanya kerugian yang hal ini pengangkut (pelaku
diderita; usaha) tidak dapat diminta
4. Adanya hubungan kausalitas pertanggung jawabannya.14
antara kesalahan dan kerugian. d. Tanggung jawab mutlak (strict
Yang dimaksud kesalahan liability)
adalah unsur yang bertentangan Prinsip tanggung jawab mutlak
dengan hukum. Pengertian sering diidentikkan dengan
“hukum”, tidak hanya tanggung jawab absolut. Prinsip
bertentangan dengan undang- tanggung jawab mutlak dalam
undang, tetapi juga kepatutan dan hukum perlindungan konsumen
kesusilaan dalam masyarakat.10 secara umum digunakan untuk
b. Praduga selalu bertanggung jawab “menjerat” pelaku usaha,
(presumption of liability) khususnya produsesn barang,
Prinsip ini menyatakan, tergugat yang memasarkan produknya
selalu di anggap bertanggung yang merugikan konsumen.15
jawab, sampai ia dapat e. Pembatasasn tanggung jawab
membuktikan ia tidak bersalah. (imitation of liability)
Jadi, beban pembuktian ada Prinsip tanggung jawab dengan
pada si tergugat.11 Dasar pembatasan sangat disenangi
pemikiran dari teori pembalikan oleh pelaku usaha untuk
beban pembuktian adalah mencantumkan sebagai klausula
seseorang dianggap bersalah, eksonerasi dalam perjanjian
sampai yang bersangkutan dapat standar yang dibuatnya. Prinsip
membuktikan sebaliknya.12 ini sangat merugikan konsumen
bila ditetapkan secara sepihak
oleh pelaku usaha. Dalam
UUPK seharusnya pelaku usaha
9
Ibid
10 13
Ibid Ibid
11 14
Ibid Ibid
12 15
Ibid Ibid
5
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016.
tidak dibenarkan secara sepihak 4) Sumber Data
melakukan klausul yang Dalam penelitian hukum sosiologis,
merugikan konsumen, termasuk yang dibedakan menjadi 3 (tiga)
membatasi maksimal tanggung macam yaitu :19
jawabnya. Jika ada pembatasan a. Data Primer
mutlak harus berdasarkan pada Data primer adalah data yang
peraturan perundang-undangan penulis dapatkan atau peroleh
yang jelas.16 secara langsung melalui
responden di lapangan mengenai
F. Metode Penelitian hal-hal yang bersangkutan dengan
1) Jenis Penelitian masalah yang diteliti.
Berdasarkan rumusan b. Data Sekunder
masalah dan tujuan penelitian, Data sekunder adalah data yang
maka jenis penelitian yang diperoleh peneliti dari berbagai
digunakan oleh penulis adalah studi kepustakaan serta peraturan
penelitian hukum sosiologis Perundang-Undangan, buku-buku
yaitu penelitian terhadap literatur serta pendapat para ahli
efektifitas hukum yang sedang yang berkaitan dengan
berlaku.17Dalam hal ini penulis permasalahan penelitian ini.
melakukan penelitian terhadap
perlindungan hukum konsumen 5) Teknik Pengumpulan Data
akibat beredarnya handphone a. Wawancara
jenis replika dan blackmarket di Wawancara, yaitu alat
Kota Pekanbaru. pengumpulan data dengan cara
2) Lokasi Penelitian menanyakan langsung kepada
Lokasi penelitian ini pihak yang bersangkutan untuk
dilakukan di Pusat Perbelanjaan memperoleh hasil penelitian,
Elektronik handphone di Mall yaitu para pedagang dalam
Pekanbaru dan Plaza Senapelan penjualan elektronik handphone
yang beralamat di Jl. Jenderal replika dan blackmarket.
Sudirman Kota Pekanbaru. Wawancara dapat dilakukan
3) Populasi dengan pertanyaan terstruktur dan
Populasi merupakan mendalam, serta diskusi
sekumpulan objek yang hendak di kelompok terarah (focus group
teliti.18 Populasi dalam penelitian ini discussion).
terdiri dari 2 (dua) pusat b. Kuisioner
perbelanjaan elektronik handphone Kuisioner, yaitu metode
di Pekanbaru yaitu, mall pekanbaru pengumpulan data dengan cara
dan plaza senapelan Sedangkan wawancara terstruktur, membuat
sampel adalah bagian dari populasi daftar-daftar pertanyaan yang
yang akan dijadikan sebagai objek memiliki korelasi dengan
penelitian. permasalahan yang diteliti pada
umumnya dalam daftar
pertanyaan telah disediakan
16
Ibid jawabannya, dan dengan
17
FakultasHukumUniversitas Riau, menggunakan pedoman
PedomanPenulisanSkripsi,Pekanbaru: 2012, hlm.
7.
18 19
Fakultas Hukum Universitas Riau, Amirudin Zainal Askin, Pengantar
Pedoman Penulisan Skripsi, Pekanbaru: 2012, hlm. Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada,
14. Jakarta, 2004, hlm.32.
6
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016.
wawancara tertutup dan terbuka, produksi luar negeri maupun
responden memilih jawaban produksi dalam negeri.21
sesuai dengan pilihannya, di 1. Pelanggaran Terhadap hak
samping dengan adanya jawaban Konsumen atas Informasi yang
pertanyaan yang belum Benar, Jelas dan Jujur
ditentukan. Mengenai Kondisi dan Jaminan
6) Analisis Data Barang dan/atau Jasa.
Berdasarkan dengan rumusan
permasalahan dan pembahasan atas Hak atas informasi ini
permasalahan yang dipergunakan sangat penting, karena tidak
maka teknik analisis data penulis memadainya informasi yang
lakukan dengan metode kualitatif, disampaikan kepada konsumen
yaitu menguraikan data yang ini dapat juga merupakan salah
diperoleh dalam bentuk kalimat yang satu bentuk cacat produk, yaitu
teratur, logis, dan efektif sehingga yang dikenal dengan cacat
dapat memberikan penjelasan atas instruksi atau cacat karena
rumusan permasalahan yang penulis informasi yang tidak memadai.
angkat. Sedangkan metode berpikir Hak atas informasi yang jelas dan
yang penulis gunakan dalam menarik benar dimaksudkan agar
kesimpulan adalah metode deduktif. konsumen dapat memperoleh
Metode deduktif ialah cara berpikir gambaran yang benar tentang
yang menarik suatu kesimpulan dari suatu produk, karena dengan
suatu pernyataan atau dalil yang informasi tersebut, konsumen
bersifat umum menjadi suatu dapat memilih produk yang
pernyataan yang bersifat khusus.20 diinginkan/sesuai dengan
kebutuhannya serta terhindar dari
HASIL PENELITIAN DAN kerugian akibat kesalahan dalam
PEMBAHASAN penggunaan produk.
A. Pelanggaran yang Dilakukan Menurut analisa penulis
Pelaku Usaha Berkaitan dengan pelanggaran yang dilakukan oleh
Beredarnya Penjualan Elektronik pelaku usaha terhadap hak
Handphone Jenis Replika dan konsumen terhadap informasi
Paraller Import (Blackmarket) di yang benar, jelas dan jujur
Kota Pekanbaru mengenai kondisi dan jaminan
Pembangunan dan handphone replika dan
perkembangan perekonomian di blackmarket ini tidak terpenuhi
bidang perindustrian dan karena pelaku usaha yang ingin
perdagangan nasional telah meraih keuntungan yang besar
menghasilkan berbagai variasi tanpa memperhatikan hak
barang dan atau jasa yang dapat konsumen atas informasi yang
dikonsumsi. Ditambah dengan benar, jelas dan jujur.Selain itu
globalisasi dan perdagangan bebas tidak ada daya paksa bagi pelaku
yang didukung oleh kemajuan usaha untuk benar-benar tidak
teknologi telekomunikasi kiranya menjual produk yang tidak asli
memperluas ruang gerak arus karena permintaan konsumen
transaksi barang dan/atau terhadap produk handphone
jasa.Akibatnya barang dan atau jasa replika dan blackmarket juga
yang ditawarkan bervariasi baik
21
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo,
20
Ibid, hlm 100. Op.Cit,hlm. 37
7
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016.
cukup tinggi. Oleh sebab itu bantu rekom dan mengarahkan
kesadaran hukum tentang konsumen/pembeli ke tempat
pentingnya pemberian informasi service/repair nya langsung”.22
yang benar, jelas dan jujur baik Selanjutnya penulis
bagi pelaku usaha maupun mewawancarai dengan salah
konsumen perlu ditingkatkan. seorang konsumen yang bernama
Lenny Meccea, menyebutkan :
2. Pelanggaran Terhadap Hak “Saat pertama kali membeli
Konsumen Untuk Mendapatkan handphone tersebut yang tadinya
Konpensasi Ganti Rugi kami kira itu bagus sesuai
Dan/Atau Penggantian, Apabila deskripsi dari pelaku
Barang Dan/Atau Jasa yang usaha/penjual, setelah pemakaian
Diterima Tidak Sesuai dengan dalam jangka 5 (lima) hari
Perjanjian Atau Tidak handphone tersebut mengalami
Sebagaimana Mestinya kendala/kerusakan pada bagian
software yang selalu reboot
Hak atas ganti kerugian ini sendiri saat menjalankan aplikasi
dimaksudkan untuk memulihkan secara bersamaan dan juga
keadaan yang telah menjadi rusak kerusakan pada daya pengisian
(tidak seimbang) akibat adanya batre yang membutuhkan
penggunaan barang atau jasa yang pengisian 1x24 jam baru bisa
tidak memenuhi harapan terisi full 100%. Saat pembelian
konsumen. Hal ini sangat terkait kerusakan tersebut belum terlihat
dengan penggunaan produk yang dan kami merasa yakin atas
telah merugikan konsumen. deskripsi dari pelaku
Berdasarkan hasil usaha/pembeli.Setelah kami
wawancara penulis melalui media berupaya mengajukan komplain
recorder pada hari sabtu, tanggal pelaku usaha mencoba langsung
12 september 2015, kepada menolak dan berdalih kalau
beberapa pelaku usaha yang kerusakan itu bukan tanggung
berada di lokasi penelitian secara jawab dari kami sebagai pelaku
garis besar menyatakan : “kalau usaha, melainkan kelalaian dari
untuk penjualan replika dan kami sebagai konsumen yang
blackmarket itu biasanya kita melakukan pengisisan batre
tidak memberikan ganti rugi terlalu singkat sehingga membuat
apalagi ganti unit, sebelum system yang ada pada software
membeli kita benar-benar menjadi error. Upaya kami
menekankan kepada mengajukan komplain sia-sia dan
konsumen/pembeli untuk pelaku usaha mengarahkan kami
mencoba dan mengecek sendiri ke salah satu tempat repair
keadaan unit tersebut dengan teliti (service) yang bukan ada
sesuai spesifikasi yang sudah hubungan dengan pelaku usaha
kami jelaskan. yang namanya dan menggunakan biaya pribadi
barang rekondisi tidak semulus
olahan dari pabrik, tetapi ketika
ada konsumen yang komplain
kami kembali melihat bentuk-
22
bentuk kerusakan kalau sekiranya Hasil wawancara dengan beberapa
tidak terlalu rusak dan masih bisa pelaku usaha di Mall Pekanbaru dan Plaza
Senapelan, Tanggal 12 September 2015 Jam 12.15
diperbaiki kami hanya mencoba WIB.
8
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016.
dari kami sendiri untuk handphone replika dan
23
melakukan perbaikan”. blackmarket.
3. Pelaku Usaha Melakukan Berdasarkan hasil
Perbuatan Yang Dilarang Yaitu wawancara penulis melalui media
Menawarkan Suatu Barang recorder pada hari sabtu, tanggal
Dan/Atau Jasa Secara Tidak 12 september 2015. Kepada
Benar, Dan/Atau Seolah-Olah beberapa orang pelaku usaha yang
Barang Tersebut Dalam secara garis besar menyatakan:
Keadaan Baik Dan/Atau Baru “khususnya untuk handphone
jenis blacmarket itu semulanya
Larangan terhadap pelaku memang dari handphone original
usaha yang terdapat dalam Pasal 9 yang telah rusak dan kami
Ayat (2) ini, membawa akibat perbaharui kembali dari part-part
bahwa pelanggaran atas larangan yang telah rusak tersebut beserta
tersebut dikualifikasikan sebagai accesoriesnya sehingga
perbuatan melawan hukum.24 handphone tersebut layak
Pengaturan tindakan ini menurut kami untuk dijual
dikategorikan sebagai perbuatan kembali dan kami beri segel
melawan hukum tujuannya beserta plastik pembungkus
menurut Nurmadjito adalah untuk sehingga layaknya handphone
mengupayakan terciptanya tertib tersebut seperti baru. Beda halnya
perdagangan dalam rangka, dengan handphone replika,
menciptakan iklim usaha yang handphone replika itu merupakan
sehat. Ketertiban tersebut sebagai handphone tiruan yang spesifikasi
bentuk perlindungan konsumen, nya hampir mendekati dengan
karena larangan itu untuk yang originalnya, akan tetapi
memastikan bahwa produk yang mutu kualitas nya tidak sebagus
diperjualbelikan dalam yang original (rentan kerusakan)
masyarakat dilakukan dengan sehingga saat penjualan kami
cara tidak melanggar hukum. benar-benar menekankan kepada
Seperti praktek menyesatkan pada pembeli untuk mengecek
saat menawarkan, keseluruhan atas spesifikasi dari
mempromosikan, mengiklankan, unit replika tersebut agar kedepan
memperdagangkan atau nya tidak ada komplain ke kami
mengedarkan produk barang karena kami tidak memberikan
dan/atau jasa yang palsu, atau garansi atas produk tersebut.”26
hasil dari suatu kegiatan Menurut analisa penulis
25
pembajakan. dalam Penelitian ini pengetahuan konsumen tentang
di Kota Pekanbaru, masih kualitas sebuah handphone masih
terdapat peredaran produk sangat relatif rendah. hal inilah
yang memberikan peluang kepada
23
Hasil wawancara dengan Lenny Meccea pelaku usaha menawarkan produk
di Mall Pekanbaru selaku konsumen/pembeli, handphone replika dan
Tanggal 12 September 2015 Jam 15.20 WIB. blackmarket seolah-olah
24
Ahmadi Miru, Op.Cit. hlm. 91.
25
Nurmadjito, Kesiapan Perangkat handphone tersebut dalam
Peraturan Perundang-Undangan tentang
Perlindungan Konsumen di Indonesia, dalam Husni
26
Syawali dan Neni Sri Imaniyati, Penyunting , Hasil wawancara dengan beberapa
Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju, pelaku usaha di Mall Pekanbaru dan Plaza
Bandung: 2000, hlm.18. dikutip oleh Ahmadi miru, Senapelan, Tanggal 12 September 2015 Jam 12.15
Op. Cit. hlm. 91. WIB.
9
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016.
keadaaan baru dan layak untuk dari kami hanya bantu rekom
digunakan. konsumen/pembeli tersebut ketempat
repair/service yang kami percaya
4. Pelanggaran Terhadap dan biaya perbaikan bukan dari kami
Pencantuman Klausula Baku sebagai penjual melainkan dari
Yang Mengandung Klausula pembeli sendiri.”28
Eksonerasi Hal senada diungkapkan dari
salah seorang konsumen yang
Praktek keberadaan penulis wawancarai secara garis
klausula baku ini sangat besar mengatakan : “Saat kami ingin
dibutuhkan dalam berbagai membeli handphone tersebut, pelaku
transaksi ekonomi yang ada. usaha/penjual menegaskan untuk
Mengingat bentuk yang sudah mengecek keseluruhan spesifikasi
tertuang dalam sebuah formulir dari handphone tersebut agar
sehingga lebih praktis untuk kedepannya tidak ada komplain dari
digunakan. Akan tetapi Undang- kami, sebab pelaku usaha sangat
Undang perlindungan konsumen mempertegas di nota pembelian yang
memberikan suatu batasan bahwa kami bubuhi dengan tanda tangan
klausula baku tidak boleh sebagai bukti dari kesepakatan
mengandung klausula eksonerasi. bahwasanya barang yang sudah
Klausula eksonerasi adalah dibeli tidak bisa ditukar kembali
klausula yang dicantumkan dalam dan/atau diuangkan kembali, sebab
suatu perjanjian, dimana satu pelaku usaha tidak memberikan
pihak menghindarkan dirinya garansi dalam bentuk apapun kepada
untuk memenuhi kewajibannya produk tersebut. melainkan hanya
membayar ganti rugi seluruhnya mengarahkan kami ke tempat service
atau terbatas, yang terjadi karena yang telah mereka
ingkar janji atau perbuatan rekomendasikan”.29
melawan hukum.27 Berdasarkan analisa penulis
Berdasarkan hasil wawancara terhadap pencantuman klausula baku
penulis melalui media recorder pada yang mengandung klausula
hari minggu, tanggal 13 september eksonerasi masih banyak digunakan
2015, kepada pelaku usaha yang oleh pelaku usaha karena masih
bernama jhons sebagai narasumber, kurangnya pengawasan pemerintah
menyebutkan : “Dalam setiap kali dalam mengawasi penggunaan
penjualan produk handphone replika klausula baku yang mengandung
dan blackmarket apapun itu merknya klausula eksonerasi dalam penjualan
baik samsung, blackberry dan handphone replika dan blackmarket
iPhone kami selalu menekankan di Kota Pekanbaru.
kepada konsumen sebagai pembeli
untuk benar-benar mengecek
keadaan handphone tersebut
sebelum membeli, karena kami tidak
bertanggung jawab atas hal-hal atau 28
Hasil wawancara dengan jhons di Plaza
kerusakan yang terjadi di unit Senapelan selaku pelaku usaha/penjual, Tanggal 13
handphone tersebut. paling toleransi September 2015 Jam 11.30 WIB.
29
Hasil wawancara dengan beberapa
konsumen/pembeli di Mall Pekanbaru dan Plaza
27
Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Senapelan, Tanggal 13 September 2015 Jam 01.30 WIB.
Hukum Bisnis, Alumni, Bandung: 1994,
hlm. 47.
10
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016.
B. Tanggung Jawab Pelaku Usaha 1. Tanggung Jawab Pelaku Usaha
Yang Menjual Elektronik Atas Dasar Perbuatan Melawan
Handphone Replika Dan Paraller Hukum
Import (Blackmarket) di Kota
Pekanbaru pelanggaran yang terjadi,
yang telah dilakukan oleh pelaku
Hubungan hukum yang usaha dalam menawarkan produk
terjadi antara konsumen dan handphone replika dan
produsen dapat berupa hubungan blackmarket di Kota pekanbaru
kontraktual (hubungan perjanjian), yaitu perbuatan menawarkan
tetapi mungkin juga tidak pernah produk handphone replika dan
ada hubungan hubungan blackmarket seolah-olah barang
sebelumnya dan keterikatan secara tersebut dalam keadaan baik
hukum justru lahir setelah timbul dan/atau baru merupakan
peristiwa yang merugikan tindakan perbuatan melawan
konsumen. Pada dasarnya hukum.
hubungan kontraktual itu bentuk Konsumen yang merasa
hubungan/perjanjian jual beli, dirugikan atas perbuatan pelaku
meskipun ada jenis hubungan usaha tersebut dapat mengajukan
hukum lainnya. gugatan berdasarkan Pasal 1365
Tanggung jawab pelaku KUH Perdata yang menyebutkan
usaha tersebut adalah tanggung bahwa: Tiap perbuatan melanggar
jawab berdasarkan wanprestasi atau hukum yang membawa kerugian
pelanggaran janji pelaku kepada orang lain, mewajibkan
usaha/penjual kepada orang yang karena salahnya
konsumen/pembeli produk menerbitkan kerugian itu,
handphone replika dan Parallel mengganti kerugian tersebut.
Import (Blackmarket). Berdasarkan hasil
Menurut analisa penulis wawancara penulis melalui media
konsumen harus memahami bahwa recorder pada hari minggu,
ada hubungan hukum yang terjalin tanggal 13 september 2015,
antara konsumen dengan Penjual. kepada beberapa pelaku usaha
hubungan hukum itu terjadi karena yang berada pada lokasi
ada suatu perikatan, dimana penelitian menyebutkan bahwa :
perikatan itu sendiri dapat “kami selaku penjual pihak yang
bersumber kepada perjanjian menyediakan barang handphone
dan/atau Undang-Undang, replika dan blacmarket tersebut
hubungan hukum yang bersumber tidak merasa adanya perbuatan
pada Undang-undang dapat dilihat dari kami yang melanggar tatanan
dari Undang-undang tentang aturan hukum kita di Indonesia
Perlindungan Konsumen dan KUH ini, sebab kami telah memenuhi
Perdata. Dengan memahami kewajiban kami menyerahkan
hubungan hukum ini maka barang yang dijual setelah adanya
konsumen mengetahui bahwa pembayaran dari pembeli dan
mereka mempunyai kedudukan tanpa ada paksaan, dan kami juga
hukum yang kuat dalam penuntutan telah memberikan bentuk
ha-hak hukumnya yang dilanggar toleransi kepada setiap pembeli
oleh pelaku usaha/penjual. dengan membantu mengarahkan

11
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016.
pembeli ke tempat repair/service touchsreen dari handphone
yang kami percaya”.30 tersebut error. Lain perintah yang
Berdasarkan hasil di sentuh, lain perintah yang
wawancara penulis melalui media dijalankan oleh perangkat. Disitu
recorder pada hari minggu pelaku usaha langsung
tanggal 13 september 2015. mendiskripsikan dan mencoba
Kepada beberapa konsumen yang meyakinkan bahwa hal tersebut
merasa tidak memiliki hak untuk biasa terjadi pada saat unit baru di
menggugat ganti rugi berdasarkan buka dari kotak sehingga
perbuatan melawan hukum dari membutuhkan kinerja yang
pelaku usaha secara garis besar optimal dulu dari hardware.
menyatakan: “pada awalnya kami Kamipun merasa yakin sehingga
tidak mengetahui bahwasanya ada jadi untuk membeli handphone
aturan hukum yang melindungi tersebut. Setelah 2 hari dalam
kami dalam transaki jual-beli masa pemakaian touchsreen
handphone tersebut. kami pernah tersebut kembali berulah dalam
membeli hanphone blackmarket hal yang sama, dan kamipun
tersebut dan mengalami langsung mengajukan komplain
kerusakan, kamipun membawa sampai berkali-kali dan pelaku
handphone tersebut ketempat usaha selalu berdalih dengan
service guna melakukan alasan-alasan yang tidak kami
perbaikan bukan ketempat dimana mengerti. Hingga akhirnya kami
kami membeli. Karena kami bersikaras mengancam pelaku
beranggapan setelah terjadi usaha tersebut ke kepolisian
kesepakatan jual beli, yaitu dengan aduan penipuan.Dan pada
ditandai dengan penyerahan akhirnya pelaku usaha langsung
barang unit handphone oleh mengganti unit tersebut dengan
penjual dan kami sebagai pembeli yang baru”.32
membayar harga yang disepakati Berdasarkan dari semua
tersebut, hal ini berarti hasil wawancara dan penyebaran
kesepakatan telah terjadi, dan kuisioner yang penulis input dari
proses jual-belipun sudah selesai, lokasi penelitian, baik itu dari
berarti resiko setelah ini tidak pelaku usaha sebagai penjual dan
menjadi tanggung jawab sipenjual konsumen sebagai pembeli
lagi”.31 penulis menarik kesimpulan dari
Lain halnya yang keseluruhannya bahwa posisi
dikatakan dari salah satu dari dua konsumen semakin lemah antara
orang konsumen yang lain, apabila konsumen merasa
mendapatkan ganti rugi yang dirugikan oleh pelaku
penulis wawancarai secara garis usaha/penjual, posisi
besar mengatakan: “ Pada saat konsumen/pembeli sangat sulit
hendak membeli, kami merasa untuk mencari keadilan dan
mencari keberpihakan dari
30 instansi pemerintah, sementara
Hasil wawancara dengan beberapa
pelaku usaha di Mall Pekanbaru dan Plaza ketetapan UUPK yang dibuat oleh
Senapelan, Tanggal 13 September 2015 Jam
11.30 WIB.
31 32
Hasil wawancara dengan beberapa Hasil wawancara dengan beberapa
konsumen/pembeli di Mall Pekanbaru dan Plaza konsumen/pembeli di Mall Pekanbaru dan Plaza
Senapelan, Tanggal 13 September 2015 Jam 13.30 Senapelan, Tanggal 12 September 2015 Jam 19.30
WIB. WIB.
12
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016.
pemerintah Indonesia telah benar- klausula eksonerasi dalam penjualan
benar menjamin keseluruhan elektronik handphone replika dan
keadilaan baik dari pelaku usaha parallel import (blackmarket)
dan konsumen itu sendiri yang tersebut.
mempunyai hak dan kewajiban 2. Tanggung jawab pelaku usaha yang
masing-masing. Proses untuk menjual elektronik handphone
mendapatkan ganti rugi di replika dan parallel import
Indonesia masih memerlukan (blackmarket) di Kota Pekanbaru
keberanian dan keuletan belum dilaksanakan sebagaimana
konsumen untuk berargumentasi mestinya karena tidak semua
dan memperjuangkan hak-haknya gugatan ganti rugi berdasarkan
yang didasari ketentuan UUPK. wanprestasi yang diajukan oleh
Hal inilah yang mengakibatkan konsumen kepada pelaku usaha
penegakan hukum perlindungan dipenuhi oleh pelaku usaha dan
konsumen tidak dapat berjalan faktor yang menjadi penghambat
sebagimana mestinya, posisi perlindungan konsumen dalam jual
tawar konsumen yang lemah ini beli elektronik handphone replika
merupakan kendala dalam dan blackmarket di Kota Pekanbaru,
memperjuangkan hak-haknya. yaitu pertama lemahnya posisi
konsumen bila berhadapan dengan
PENUTUP pelaku usaha, kedua kurangnya
A. Kesimpulan pengetahuan konsumen tentang
Dari pembahasan yang telah hukum perlindungan konsumen.
dijelaskan di atas, maka dapat ditarik B. Saran
kesimpulan yaitu antara lain: Terkait dengan menyikapi
1. Pelanggaran yang dilakukan pelaku permasalahan yang ada, maka di bawah ini
usaha berkaitan dengan penjualan ada beberapa saran yang dapat diambil
elektronik handphone replika dan sebagai masukan, antara lain:
blackmarket di Kota Pekanbaru 1. Untuk menjamin adanya pemenuhan
cukup banyak terhadap pemenuhan hak konsumen berdasarkanUndang-
hak-hak konsumen atas pembelian undang No. 8 Tahun 1999 tentang
handphone tersebut yaitu hak Perlindungan Konsumen terkait
konsumen atas informasi yang benar, dengan adanya pelanggaran-
jelas, dan jujur mengenai kondisi dan pelanggaran yang terjadi dalam
jaminan barang dan/atau jasa; penjualan elektronik handphone
pelanggaran terhadap hak konsumen replika dan parllel import
untuk mendapatkan kompensasi, (blackmarket) tersebut maka
ganti rugi dan/atau penggantian, diharapkan sikap kehati-hatian dan
apabila barang dan/atau jasa yang pengetahuan konsumen dalam
diterima tidak sesuai dengan membeli produk handphone perlu
perjanjian atau tidak sebagaimana ditingkatkan. Di samping itu
mestinya; pelaku usaha melakukan diharapkan pengawasan dan
perbuatan yang dilarang yaitu penegakan hukum pemerintah dalam
menawarkan suatu barang dan/atau memberikan perlindungan kepada
jasa secara tidak benar, dan/atau konsumen di Kota Pekanbaru perlu
seolah-olah barang tersebut dalam dimaksimalkan pelaksanaannya.
keadaan baik dan/atau baru; 2. Untuk meningkatkan tanggung
pelanggaran terhadap pencantuman jawab pelaku usaha yang menjual
klausula baku yang mengandung elektronik handphone di Kota
13
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016.
Pekanbaru, maka konsumen harus ________, 2007, Hukum Kontrak dan
lebih berani untuk menggugat pelaku Perancangan Kontrak,
usaha yang tidak bertanggung jawab Rajawali Pers, Jakarta.
tersebut ke pengadilan untuk
meminta ganti rugi sesuai dengan Fuady, Munir, 2003, Hukum Kontrak
pelanggaran hukum yang dilakukan dari Sudut Pandang hukum
baik gugatan wanprestasi ataupun Bisnis, PT. Citra Aditya Bakti,
gugatan perbuatan melawan hukum, Bandung.
sehingga menimbulkan efek jera ________, 2008, Pengantar Hukum
bagi pelaku usaha yang Bisnis, Citra Aditya Bakti,
lainnya.pemerintah harus lebih serius Bandung.
dalam penegakan hukum
perlindungan konsumen dengan cara Suharnoko, 2004, Hukum Perjanjian,
menyediakan fasilitas seperti BPSK Prenada Media, Jakarta.
pada setiap Kabupaten/ Kota dan
mempersiapkan Sumber Daya KALIGIS, O.C, 2013, Kontrak Bisnis,
Manusia (SDM) yang handal P.T Alumni, Bandung.
dibidang hukum perlindungan
konsumen. Dan para penegak hukum Subekti, 2005, Hukum Perjanjian, P.T
harus tegas memberikan saksi bagi Intermasa, Jakarta.
pelaku usaha (penjual) yang
melanggar atau yang merugikan hak- SIAHAAN, NHT, 2005, Hukum
hak konsumen. Konsmen (Hukum
Perlindungan Konsumen dan
DAFTAR PUSTAKA Tanggung Jawab Produk),
A. Buku Panta Rei, Jakarta
Atmadjaja, Imbani, Djoko, 2011,
Hukum Dagang dan Prinsip- Rokan, Kamal, Mustafa, 2010, Hukum
Prinsip Hukum Dagang di Persaingan Usaha, Raja
Indonesia, Setara Press, Grafindo Persada, Jakarta.
Malang.
Wirjono Prodjodikoro, 1973, Asas –
Celina tri siwi kristiyani, 2008, Hukum Asas Hukum Perjanjian,
Perlindungan Konsumen, Sinar Sumur, Bandung.
Grafika, Jakarta.
P. Joko Subagyo, 2011, Metode
Shidarta, 2004, Hukum Perlindungan Penelitian Dalam Teori dan
Konsumen Indonesia, PT Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta. Sidabalok, Janus, 2014, Hukum
Perlindungan Konsumen di
________2000, Hukum Perlindungan Indonesia, Citra Aditya Bakti,
Konsumen, PT Grasindo, Bandung.
Jakarta. Purwito, Ali, 2010, Kepabeanan dan
Cukai Pajak Lalu Lintas
Miru, Ahmadi dan Sutarman Yodo, Barang, kajian fiskal
2014, Hukum Perlindungan FHUI bekerja sama dengan
Konsumen, Raja Grafindo badan penerbit fakultas hukum
Persada, Jakarta. universitas indonesia, Jakarta.

14
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016.
HR, Ridwan, 2011, Hukum Perlindungan Konsumen
Administrasi Negara, Raja Terhadap Produk Pangan
Grafindo Perkasa, Jakarta. Kadaluarsa, Pelangi Cendikia,
Jakarta.
Susilo, K, Zumroti, 1996, Penyambung
Lidah Konsumen, YLKI-Puspa Sudaryatmo, 1999, Hukum dan
Swara Jakarta. Advokasi Konsumen, Citra
Abdullah, Baehaqi, Imam, 1990, Aditya Bakti, Bandung.
Menggugat Hak-hak Panduan
Konsumen Bila Dirugikan, Badrulzaman, Darus, Mariam, 1994,
YLKI,Jakarta. Aneka Hukum Bisnis, Alumni,
Suherman, Maman, Ade, 2014, Hukum Bandung.
Perdagangan Internasional,
Sinar Grafika, Jakarta. B. Peraturan perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
Soekanto, Soerjono, 1986, Pengantar Tentang Perlindungan
Penelitian Hukum, UI Press, Konsumen, Lembaran
Jakarta. Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 8.
Subekti, 2002, Hukum Perjanjian,
Intermasa, Jakarta. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Meiliala, Syamsudin, Qiram, A, 2001, (KUHPerdata).
Hukum Perjanjian, Mandar Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun
Maju, Yogyakarta. 2000 tentang Standarisasi Nasional.

HS, Salim, 2003, Hukum Kontrak :


Teori dan Tekhnik Penyusunan C. Website
Kontrak, Sinar Grafika, http://www.granoidcomputer.blogspot.
Jakarta. com/2014/04/kerugianmem
belibaranblackmarket.html
Patrik, Purwahid, 1994, Dasar-Dasar diakses, Tanggal 25
Hukum Perikatan, Mandar September 2014.
Maju, Bandung. http://www.communicationista.wordpr
ess.com/2009/07/03/brandin
Harahap, Yahya, 1986, Segi-Segi gstrategy/ diakses, Tanggal
Hukum Perjanjian, Alumni, 30 September 2014.
Bandung. http://www.pusatinfogadget.com/ciri-
ciri-ponsel-ilegal-black-
Subekti, R, 1995, Pokok-Pokok Hukum market.htmldiakses,
Perdata, Internasa, Jakarta Tanggal 18 November
2014.
Pieris, John, dan Widiarty, Sri, Wiwik,
2007, Negara Hukum dan

15
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016.

You might also like