You are on page 1of 7

Vol. 10 No.

1 Februari 2016 ISSN : 1907-5987

LAPORAN PENELITIAN

Pengaruh Pemberian Ibuprofen Preoperatif


Terhadap Sebaran Sel Radang Kronis Pada Proses
Penyembuhan Luka Pasca Pencabutan Gigi
(The Effectivity of Preoperative Ibuprofen Against The Spread
of Chronic Inflammatory Cells in the Process of Wound
Healing After Tooth Extraction)
Fanny Marisca Alviony *, Eddy Hermanto **, Widaningsih ***
*Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya
**Bedah Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah
***Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah

ABSTRACT

Background: Wound is destruction of part of the body's tissues caused by agent like germs,
parasites, fungi, sharp force trauma, temperature changes, chemicals, electric shock.
Inflammatory phase in the process of wound healing has very important role. In the chronic
inflammation there are chronic inflammatory cell infiltration, namely macrophages,
lymphocytes, plasma cells, eosinophils, mast cells, basophils accompanied by the
proliferation of blood vessels and fibrosis. Ibuprofen is anti-inflammatory and analgesic
drugs that usually given after tooth extraction. Purpose: This study was aimed to examine the
effect of preoperative ibuprofen against the spread of chronic inflammatory cells in the
process of wound healing after tooth extraction. Materials and Methods: The experimental
unit used were 20 male Wistar rats divided into two groups, group1 (NaCMC 0.2%), group2
(Ibuprofen 7,2mg / 200grBB). NaCMC 0.2% for the group K and Ibuprofen for group X given
1 hour before incisor tooth extraction and then the bottom left tooth of mice were be lifted.
The Socket were then sutured and left up to 7 days. Data were analyzed by Chi-Square test.
Results: Chi-Square test showed significant difference between group K and X p = 0.003 (p
<0.05). Conclusion: Preoperative administration of ibuprofen were lower the spread of
chronic inflammatory cells in the process of wound healing after tooth extraction.

Keywords: Tooth extraction, wound healing, Ibuprofen, distribution of chronic inflammatory


cells

Correspondence: Eddy Hermanto, Department of Oral Surgery, Faculty of Dentistry, Hang


Tuah University, Arif Rahman Hakim 150, Surabaya, Phone 081221779919, Email:
eddyhermanto_tarka@yahoo.com

55
Vol. 10 No. 1 Februari 2016 ISSN : 1907-5987

ABSTRAK

Latar Belakang: Luka adalah rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh agen
kuman, parasit, jamur, trauma benda tajam, perubahan suhu, zat kimia, sengatan listrik. Fase
inflamasi pada proses penyembuhan luka sangat berperan penting. Pada inflamasi kronis
terdapat infiltrasi sebaran sel radang kronis yaitu makrofag, limfosit, sel plasma, eosinofil,
sel mast, basofil yang disertai dengan proliferasi pembuluh darah serta fibrosis. Ibuprofen
merupakan obat antiinflamasi dan analgesik yang umum diberikan setelah tindakan
pencabutan gigi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian
ibuprofen preoperatif terhadap sebaran sel radang kronis pada proses penyembuhan luka
pasca pencabutan gigi. Bahan dan Metode: Unit eksperimental yang digunakan adalah 20
ekor tikus Wistar jantan dan dibagi menjadi 2 kelompok, Kelompok 1 (NaCMC 0,2%),
Kelompok 2 (Ibuprofen 7,2mg/200grBB). NaCMC 0,2% untuk kelompok K dan Ibuprofen
untuk kelompok X diberikan 1 jam sebelum pencabutan gigi kemudian gigi insisivus kiri
bawah tikus dilakukan pencabutan. Soket kemudian dijahit dan dibiarkan sampai 7 hari. Data
yang diperoleh dianalisis dengan uji Chi-Square. Hasil: Uji Chi-Square menunjukkan ada
perbedaan yang signifikan antar kelompok K dan X p=0,003 (p<0,05). Simpulan: Pemberian
ibuprofen preoperatif menurunkan sebaran sel radang kronis pada proses penyembuhan luka
pasca pencabutan gigi.

Kata Kunci: Pencabutan gigi, Penyembuhan luka, Ibuprofen, Sebaran sel radang kronis

Korespondensi: Eddy Hermanto, Bagian Bedah Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi,


Universitas Hang Tuah, Arif Rahman Hakim 150, Surabaya, Telepon 081221779919, Email:
eddyhermanto_tarka@yahoo.com

PENDAHULUAN reaksi radang berupa panas, nyeri,


merah, bengkak dan gangguan fungsi.3
Pencabutan gigi merupakan Pada proses inflamasi kronis
suatu proses pengeluaran gigi dari terdapat infiltrasi sel radang kronis
tulang alveolar. Tindakan ini juga yaitu makrofag, limfosit dan sel
merupakan operasi bedah yang plasma, eosinofil, sel mast, dan basofil
melibatkan jaringan bergerak dan yang disertai dengan pembuluh darah
jaringan lunak dari rongga mulut yang serta fibrosis.4,5 Adanya sel makrofag,
dibatasi oleh bibir dan pipi serta sel mast, dan sel yang lain berperan
adanya gerakan lidah dan rahang.1 dalam mensekresi sitokin dan mediator
Tindakan pencabutan gigi dapat yang memicu terjadinya respon
meninggalkan bekas luka, dan inflamasi. Beberapa dari mediator
menyebabkan inflamasi yang berperan dalam penarikan sel radang
menimbulkan rasa kurang nyaman. ke area luka. Sel radang yang
Inflamasi merupakan respons terhadap teraktivasi segera melakukan perannya
jejas pada jaringan hidup yang masing-masing seperti fagositosis dan
memiliki vaskularisasi.2 Rangsangan menstimulasi antibody.5
inilah yang menyebabkan pelepasan Inflamasi menyebabkan rasa
mediator inflamasi seperti histamin, sakit, hal ini merupakan alasan utama
serotonin, bradikinin, dan seseorang datang untuk
prostaglandin yang menimbulkan menghilangkan rasa sakitnya dengan
pemberian obat analgesik dan

56
Vol. 10 No. 1 Februari 2016 ISSN : 1907-5987

antiinflamasi.6 Antiinflamasi terbagi kecil (<2400mg/hari); pada dosis ini


atas 2 golongan yaitu antiinflamasi ibuprofen efektif sebagai analgesik
steroid dan antiinflamasi non steroid. tapi tidak sebagai anti-inflamasi.
Jenis obat antiinflamasi untuk Sediaan ibuprofen 400 mg dalam
mengatasi rasa nyeri yang paling bentuk gel cair cepat meredakan dan
sering digunakan yaitu Non Streoidal cukup efektif dalam nyeri gigi pasca
Anti-inflammatory Drugs (NSAID).6 operasi.14
NSAID efektif mengurangi nyeri NSAID ibuprofen bekerja
dengan intensitas ringan sampai dengan menghambat aktivitas enzim
sedang. Pemberian NSAID preoperatif siklooksigenase COX-1 dan COX2
bertujuan untuk mengurangi rasa sakit non-selektif, dimana penghambatan
hebat dan memberikan kenyamanan terhadap enzim siklooksigenase 2
pasca pencabutan gigi.7,8,9 (COX 2) akan menyebabkan konversi
NSAID berfungsi sebagai asam arakhidonat menjadi
antiinflamasi sekaligus juga memiliki prostaglandin terganggu.15 Adanya
efek antipiretik dan analgesik hambatan terhadap prostaglandin
sedangkan kortikosteroid juga inilah yang menyebabkan gangguan
berfungsi sebagai antiinflamasi. pada proses migrasi dari neutrofil dan
NSAID umumnya cocok diberikan makrofag, sehingga menyebabkan
untuk nyeri ringan dan nyeri sedang gangguan pula pada sekresi sitokin dan
ataupun nyeri kronik saat pasca bedah terjadinya penurunan sebaran sel
tetapi tidak untuk nyeri hebat seperti radang kronis.16
akibat terpotongnya saraf aferen.10 Nyeri saat tindakan pencabutan
Sedangkan kortikosteroid jarang sekali gigi merupakan faktor utama yang
dijadikan obat first-line. Pemberian menyebabkan ketidaknyamanan pada
kortikosteroid selalu dihindari pasien, sehingga penelitian ini
dikarenakan efek sampingnya yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi
banyak dan dapat terjadi pada setiap rasa nyeri, dan memberikan rasa
cara pemberian, oleh karena itu nyaman pada pasien dengan
kortikosteroid hanya diberikan apabila penggunaan NSAID ibuprofen
manfaat terapi melebihi risiko efek preoperatif.8,13
samping yang akan terjadi (risk-benefit
ratio).11
NSAID memiliki beberapa efek BAHAN DAN METODE
samping. Efek samping yang paling
umum dari penggunaan NSAID adalah Penelitian yang dilakukan
induksi ulser lambung atau usus yang merupakan penelitian true
kadang-kadang mungkin disertai experimental laboratorium dengan
dengan anemia akibat kehilangan rancangan penelitian post test only
darah. Salah satu jenis NSAID adalah control group design dan teknik
ibuprofen.12,13 pengambilan sampel simple random
Ibuprofen merupakan turunan sampling.17 Unit eksperimental yang
sederhana asam fenil propionate. Pada digunakan adalah Rattus Novergicus
dosis sekitar 2400 mg per hari, efek Strain Wistar dewasa, jenis kelamin
antiinflamasi ibuprofen setara dengan jantan, umur 3-4 bulan, dengan berat
4000 mg aspirin. Ibuprofen oral sering badan antara 200-250 gram.18
diresepkan dalam dosis yang lebih

57
Vol. 10 No. 1 Februari 2016 ISSN : 1907-5987

Sejumlah 20 ekor tikus Wistar perbedaan yang bermakna pada


jantan dibagi menjadi 2 kelompok, sebaran sel radang kronis antara
Kelompok 1 (NaCMC 0,2%) dan kelompok kontrol (K) dan kelompok
Kelompok 2 (Ibuprofen perlakuan (X).
19
7,2mg/200grBB). Tikus Wistar di
aklimatisasi 1 minggu dan ditimbang.
Setelah 1 minggu tikus dianastesi Selisih Median/ Modus
dengan ketamine dan xylazine.20 Sebaran Sel Radang
NaCMC 0,2% untuk kelompok K dan 5
Kronis
Ibuprofen untuk kelompok X 4
diberikan 1 jam sebelum pencabutan

Median/Modus
3
gigi secara peroral kemudian gigi
insisivus kiri bawah tikus dilakukan 2
pencabutan. Soket kemudian dijahit
1
dan dibiarkan sampai 7 hari. Tikus
dikorbankan untuk pengambilan 0
spesimen rahang.21 Pembuatan K X
Kelompok
preparat dengan pengecatan
Haematoxylin Eosin (HE). Gambar 1. Grafik perbandingan selisih
Pengambilan gambar dengan 3 lapang median/modus sebaran sel radang kronis
pandang kemudian dilakukan pada masing-masing kelompok perlakuan
perhitungan sebaran sel radang kronis
dengan sistem skoring.22,23 Berdasarkan data diatas nilai
Untuk memperoleh data, data median tertinggi adalah kelompok K
yang diperoleh dianalisis dengan uji yaitu 4, dan nilai median terendah
Chi-Square (p=0.05).24 pada kelompok X yaitu 2. Hal ini
menunjukkan sebaran sel radang
kronis pada kelompok kontrol lebih
HASIL banyak ditemukan dibandingkan pada
kelompok perlakuan.
Dari hasil penelitian didapatkan hasil
uji statistik, sebagai berikut:
PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil median/modus
sebaran sel radang kronis pada hari ke 7 Non-Steroidal Antiinflamatory
Median/Modus Drugs (NSAID) merupakan obat-obat
Kelompok X(2) antiinflamasi, analgesik, dan
K(4) .003* antipiretik yang memiliki berbagai
macam jenis obat dan merupakan
Tabel 2. Hasil Uji Chi-Square suatu kelompok senyawa yang
heterogen, namun mempunyai kerja
Kelompok Median/Modus
K 4
terapeutik dan efek samping tertentu
X 2 yang sama.12
Pada penelitian ini kelompok
kontrol didapatkan sebaran sel radang
Berdasarkan hasil uji Chi-
kronis yang banyak pada hari ke-7.
Square didapatkan nilai p=0,003*
Hal ini membuktikan bahwa fase
(p<0,05) hal ini menunjukkan terdapat

58
Vol. 10 No. 1 Februari 2016 ISSN : 1907-5987

inflamasi pada kelompok kontrol gangguan pada fase hemostasis inilah


berjalan normal dari terjadinya luka yang akan mempengaruhi fase
sampai hari ke-7. Pada proses inflamasi, proliferasi dan remodeling
penyembuhan luka yang normal pada penyembuhan luka pasca
terdapat infiltrasi sel radang kronis pencabutan gigi.29
yaitu makrofag, limfosit, dan sel Ibuprofen merupakan inhibitor
plasma, eosinofil, sel mast, dan basofil enzim COX-1 dan COX-2 non-
yang disertai dengan proliferasi selektif, dimana penghambatan
pembuluh darah serta fibrosis. Sel-sel terhadap COX-2 menyebabkan
radang ini akan menuju ke daerah luka konversi asam arakhidonat menjadi
untuk melakukan perannya masing- PGE2 terganggu, gangguan terhadap
masing seperti fagositosis dan sintesis produksi prostaglandin inilah yang
antibodi.4,5,25 Berdasarkan penelitian dapat mencegah timbulnya rasa sakit
Kharismawati (2016) pada hari ke-7 dan akan menghambat sel radang
kelompok kontrol yang diberi NaCMC untuk bermigrasi ke daerah luka
0,2% ditemukan sel fibroblas lebih sehingga menyebabkan fase inflamasi
banyak dibandingkan kelompok juga terhambat.13,29 Pemberian
perlakuan yang diberi ibuprofen ibuprofen yang berperan sebagai
preoperatif, hal ini membuktikan antiinflamasi ini akan meredakan
bahwa pada kelompok kontrol fase terjadinya keradangan dengan
inflamasi dan fase proliferasi berjalan menekan migrasi dari neutrofil dan
normal sampai hari ke-7.26 makrofag serta mengurangi produksi
Kelompok pemberian ibuprofen prostaglandin. Gangguan pada proses
merupakan kelompok penelitian yang migrasi dari neutrofil dan makrofag ini
dilakukan untuk melihat proses menyebabkan gangguan pula pada
penyembuhan luka dengan sekresi sitokin sehingga terjadi
memberikan NSAID ibuprofen penurunan sebaran sel radang kronis.
5,16,27
preoperatif. Pemilihan NSAID Penyembuhan luka tidak akan
ibuprofen didasarkan karena NSAID berjalan tanpa adanya fase inflamasi.
memiliki efek analgesik dan Apabila fase inflamasi dihambat maka
antiinflamasi yang besar. selain itu fase proliferasi dan fase remodeling
juga memiliki efek samping yang lebih juga akan terhambat. Pada pengamatan
rendah dibandingkan obat NSAID hari ke-7 pada kelompok perlakuan
lainnya.27,28 didapatkan sebaran sel radang kronis
Ibuprofen akan mengganggu lebih sedikit ditemukan daripada
proses penyembuhan luka pada fase kelompok kontrol pada daerah soket
inflamasi yaitu dapat dilihat dengan yang telah dilakukan tindakan
cara mengamati sebaran sel radang pencabutan gigi. Penurunan sebaran
kronis. Penggunaan ibuprofen sel radang kronis pada hari ke-7 ini
memiliki efek samping pada menunjukkan adanya penghambatan
penyembuhan luka yang dilihat dengan proses penyembuhan luka.
adanya bleeding time yang panjang Berdasarkan penelitian Kharismawati
akibat dari penghambatan enzim (2016) penggunaan ibuprofen
siklooksigenase 1 (COX-1) dan preoperatif menurunkan jumlah sel
pemblokiran tromboxan A2 (TXA2), fibroblas pada hari ke-7, dimana pada
sehingga menurunkan agregrasi hari ke-7 merupakan puncak dari sel
trombosit pada daerah luka. Adanya fibroblas untuk melakukan perannya

59
Vol. 10 No. 1 Februari 2016 ISSN : 1907-5987

dalam proses perbaikan dan Ekstraksi Gigi di RSGM Kandea.


Skripsi. Universitas Hasanudin.
pembentukan jaringan, hal ini 2. Mitchell, dkk. 2008. Buku Saku Dasar
dikarenakan adanya penurunan dari Patologis Penyakit Robbins dan Cotran.
sebaran sel radang kronis termasuk Jakarta: EGC. Ed 7. P. 29.
makrofag yang memproduksi sitokin 3. Rahardjo R. 2008. Kumpulan Kuliah
Farmakologi. Jakarta: EGC. Ed 2. P.
dan growth factor sehingga 501-500.
mengakibatkan produksi fibroblas juga 4. Abbas AK, Licthman AH. 2006. Basic
ikut menurun. Adanya penurunan Immunology, Functions and Disorders
jumlah sel fibroblas ini membuktikan of The Immune System 2th ed. United
States of America: Elsevier Saunders.
bahwa penurunan dari sebaran sel P. 43-21.
radang kronis akan menunda fase 5. Kumar V, Abbas AK, Aster JC. 2012.
inflamasi untuk mencapai puncak Robbins Basic Pathology. 9th ed.
inflamasi, sehingga berakibat fase Philadelphia: Elsevier Saunders. P. 30-
20.
proliferasi juga tertunda.26 6. Meliala KRTL, Rizaldy P. 2007.
Pada penelitian ini sebaran sel Breaktrough in Management of Acute
radang kronis yang menurun dilihat Pain. Journal Dexa Media., 20 (4): 155-
juga dengan indikator osteoblas pada 151.
7. Fajriani. 2008. Pemberian Obat-obatan
penelitian yang sama. Berdasarkan Anti-inflamasi Non Steroid pada Anak.
penelitian yang dilakukan Amaliya Indonesian Journal of Dentistry. 15(3):
(2016) pada pemberian ibuprofen 204-200. Available from
http://www.jdentistry.ui.ac.id/index.php
preoperatif menunjukkan adanya /JDI/article/download/27/23. Diakses
penurunan jumlah sel osteoblas 27 Maret 2015.
dibandingkan pada kelompok kontrol. 8. Ma’ruf. 2011. Efek Ketorolak 30 mg
Hal ini akan memberikan pengaruh Intravena Sebagai Preemptif Analgesia
Pada Operasi. Skripsi. Fakultas
terhadap proses pematangan atau Kedokteran Universitas Sebelas Maret
perbaikan pada jaringan keras yaitu Surakarta. H. 3-1.
pada fase proliferasi dan fase 9. Rahmatsyah. 2008. Perbandingan Efek
remodeling yang akan mengalami Analgesia Parecoxib Dengan Ketorolak
Sebagai Preemptif Analgesia Pada
keterlambatan. Pada penelitian ini Anastesi Umum. Tesis. Fakultas
menunjukkan bahwa penurunan Kedokteran Sumatera Utara. H. 10-1.
sebaran sel radang kronis akan 10. Hidayat TSN. 2013. Peran Topikal
menunda fase inflamasi pada proses Ekstrak Gel Aloe Vera Pada
Penyembuhan Luka Bakar Derajat
penyembuhan luka.30 Dalam Pada Tikus. Skripsi. Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga.
Available from
SIMPULAN http://journal.unair.ac.id/filerPDF/TQS-
Hasil Akhir Penelitian Full.pdf. Diakses
1 April 2015.
Pemberian ibuprofen preoperatif 11. Sitompul R. 2011. Kortikosteroid
memiliki pengaruh terhadap dalam Tata Laksana Uveitis :
penurunan sebaran sel radang kronis Mekanisme Kerja, Aplikasi Klinis, dan
dalam proses penyembuhan luka pasca Efek Samping. Jurnal Indon Med
Assoc, 61(6): 266. Available from
pencabutan gigi. http://indonesia.digitaljournals.org/inde
x.php/idnmed/article/download/671/668
.Diakses Mei 21, 2015.
DAFTAR PUSTAKA 12. Gilman & Goodman. 2007. Goodman
&Gilman Dasar Farmakologi Terapi.
1. Sultan, F. 2014. Prevalensi Terjadinya Jakarta: EGC. Ed 10 Vol 1.P. 667-666,
Kesalahan Operator pada Tindakan 658-649.

60
Vol. 10 No. 1 Februari 2016 ISSN : 1907-5987

13. Katzung, Betram G. 2010. Farmakologi Connective Tissue to Mineral Trioxide


Dasar dan Klinik. Jakarta: EGC. Ed 10. Aggregate and Amalgam. J Endod 30:
P. 299-298, 597-589. 99-95.
14. Katzung Betram G. 2002. Farmakologi 24. Dahlan SM. 2010. Besar Sample dan
Dasar dan Terapi. Jakarta: Salemba Cara Pengambilan Sample. Edisi Ketiga
Merdeka. Jakarta: Salemba Medika. P: 69-68.
15. Katzung, Bertram G. 1997. 25. Sabirin IPR, Ani MM, Bethy SH. 2013.
Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta : Peran Ekstrak Etanol Topikal Daun
EGC. Ed VI. P. 566. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) pada
16. MacKay D and Miller AL. 2003. Penyembuhan Luka Ditinjau dari
Nutritional Support for Wound Healing Imunoekspresi CD34 dan Kolagen pada
Alternative Medicine Review, 8(4): Tikus Galur Wistar. Available from
377-359. http://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/
17. Sugiyono. 2013. Penelitian Kuantitatif mkb/article/download/169/pdf_95.
dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Accesed April 1, 2015.
18. Rasyid A. 2008. Biota Laut Sebagai 26. Kharismawati A. 2016. Pengaruh
Sumber Obat-obatan. Oseana. XXXIII Pemberian Preoperatif NSAID
(1); 11-8. (Ibuprofen) Terhadap Jumlah Sel
19. Ridho MR. 2010. Pengaruh Pemberian Fibroblas Pada Proses Penyembuhan
Deksametason Dosis Bertingkat Per Luka Pasca Ekstraksi Gigi. Skripsi.
Oral 30 Hari terhadap Kerusakan Universitas Hang Tuah Surabaya.
Tubulus Ginjal Tikus Wistar. Skripsi. 27. Ibara Luciana, Miguel Angel, Luiz
Fakultas Kedokteran Universitas Guilherme, Teresa Lucia, 2002.
Diponegoro. Available from Histometric Study of Socket Healing
http://core.ac.uk/download/pdf/117225 after Tooth Extraction in Rats Treated
81.pdf. Diakses 18 Mei 2015. with Diclofenac. BrazDent Journal, 13
20. Sularsih. 2011. Penggunaan Kitosan (2): 94-93.
dalam Penyembuhan Luka Pencabutan 28. Velnar, Bailey T, Smrkolj V. 2011. The
Gigi Rattus Norvegius. Thesis, Program Wound Healing Process: an Overview
Magister Kedokteran Gigi, Universitas of the Celullar and Molecular
Airlangga, Surabaya. P. 47-30. Mechanism. The Journal of
21. Leary Steven, et al. 2013. AVMA International Medical Research, 37:
Guidelines for The Euthanasia of 1542-1528.
Animals: 2013 eddition. Schaumburg: 29. Mansjoer S. 2003. Mekanisme Kerja
American Veterinary Medical Obat Antiradang. Skripsi. Fakultas
Association. p: 26-38 Kedokteran Universitas Sumatera
22. Saito CTM, Bernabe PFE, Okamoto T, Utara.
Murata SS, Hamata MM, Sundefeld 30. Amaliya DN. 2016. Pengaruh
MM, 2008. Evaluation of Tissue Pemberian Ibuprofen Preoperatif
Response to Periodontal Dressing: Terhadap Jumlah Sel Osteoblas Pada
Histological Study in Tooth Socket of Proses Penyembuhan Luka Pasca
Rats. J Appl Oral Sci. 16(3):219-25. Ekstraksi Gigi. Skripsi. Fakultas
23. Yaltirik M, Ozbas H, Bilgic B and Kedokteran Gigi Universitas Hang
Issever H. 2004. Reactions of Tuah Surabaya.

61

You might also like