You are on page 1of 7

MAKALAH

LANDASAN PENDIDIKAN

DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS


MATA KULIAH : LANDASAN PENDIDIKAN
DOSEN PENGAJAR : YUDHISTIRO PANDU WIDHOYOKO, SS

DISUSUN OLEH:

 YAKUB ERIYANTO SULISTYONO (19550012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1) LATAR BELAKANG


Masalah hubungan Timbal balik antara pendidikan nasional dengan pembangunan
nasional, termasuk salah satu pembahasan yang mungkin telah mendapat perhatian dari
bangsa Indonesia. Dengan demikian bangsa Indonesia bias mengerti dalam hubungan
Timbal balik antara pendidikan nasional dengan pembangunan nasional pembahasan ini
dapat kita lihat dengan jelas. Banyak bangsa indonesia mengenyam pendidikan nasional
dengan pembangunan nasional. Makalah ini membahas tentang bagai mana hubungan
Timbal balik antara pendidikan nasional dengan pembangunan nasional, Apakah benar apa
yang di sebut pendidikan nasional dengan pembangunan nasional mempunyai hubungan
timbul balik diera globalisasi ini, makalah ini menyajikan tentang hubungan Timbal balik
antara pendidikan nasional dengan pembangunan nasional.

1.2) RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang diatas, dapat dibuat beberapa rumusan masalah, yaitu :
1. Apa itu Pembangunan Nasional ?
2. Apa itu Pendidikan Nasional dan Pembangunan Pendidikan ?
3. Seperti apa esensi yang ada antara pembangunan dan pendidikan ?

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1) PEMBANGUNAN NASIONAL


Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan
keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan Tujuan Nasional. Dalam
pengertian lain, pembangunan nasional dapat diartikan merupakan rangkaian upaya
pembangunan yang berkesinambungan dan meliputi seluruh kehidupan masyarakat,
bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan Tujuan Nasional.
Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan Tujuan Nasional seperti
termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, yaitu ……. melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial serta mewujudkan cita-
cita bangsa sebagaimana termaktub dalam alinea II Pembukaan UUD 1945.
Pelaksanaan pembangunan mancakup aspek kehidupan bangsa, yaitu aspek politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan secara berencana, menyeluruh, terarah,
terpadu, bertahap dan berkelanjutan untuk memacu peningkatan kemampuan nasional
dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang
lebih maju. Oleh karena itu, sesungguhnya pembangunan nasional merupakan
pencerminan kehendak untuk terus menerus meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat Indonesia secara benar, adil, dan merata, serta mengembangkan
kehidupan masyarakat dan penyelenggara negara yang maju dan demokratis berdasarkan
Pancasila.

Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan


pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Hal ini berarti dalam pelaksanaan
pembangunan nasional adalah sebagai berikut :
1. Ada keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh
kegiatan pembangunan. Pembangunan adalah untuk manusia dan bukan sebaliknya
manusia untuk pembangunan. Dalam pembangunan dewasa ini dan jangka panjang, unsur
manusia, unsur sosial budaya, dan unsur lainnya harus mendapat perhatian yang
seimbang.
2. Pembangunan adalah merata untuk seluruh masyarakat dan di seluruh wilayah tanah
air.
3. Subyek dan obyek Pembangunan adalah manusia dan masyarakat Indonesia, sehingga
pembangunan harus berkepribadian Indonesia dan menghasilkan manusia dan masyarakat
maju yang tetap berkepriadian Indonesia pula.
4. Pembangunan dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan Pemerintah. Masyarakat
adalah pelaku utama pembangunan dan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan,
membimbing, serta menciptakan suasana yang menunjang. Kegiatan masyarakat dan
kegiatan Pemerintah saling mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi dalam satu
kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan nasional.

Adapun visi dan misi dari pembangunan nasional yaitu :


Visi
Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya
saing, maju, dan sejahtera dalam wadah negara Republik Indonesia yang didukung oleh
manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, cinta
tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi dan disiplin.
Misi
Untuk mewujudkan visi bangsa Indonesia masa depan, misi yang diterapkan adalah
sebagai berikut :
1. Pengamalan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan bermasyarkat, berbangsa
dan bernegara.
2. Penegakan kedaulatan rakyat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
3. Peningkatan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari untuk
mewujudkan kualitas keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam
kehidupan persaudaraan umat beragama yang berakhlak mulia, toleran, rukun dan damai.
4. Penjaminan kondisi aman, damai, tertib dan ketenteraman masyarakat.
5. Perwujudan sistem hukum nasional yang menjamin tegaknya supremasi hukum dan
hak asasi manusia berlandaskan keadilan dan kebenaran
6. Perwujudan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis, kreatif, dan
berdaya tahan terhadap pengaruh globalisasi.
7. Pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional, terutama
pengusaha kecil, menengah dan koperasi, dengan mengembangkan sistem ekonomi
kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan, bersumber daya
alam, dan sumber daya manusia yang produktif, mandiri maju, berdaya saing dan
berwawasan lingkungan.
8. Perwujudan otonomi daerah dalam rangka pengembangan daerah dan pemerataan
pertumbuhan dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia.
9. Perwujudan kesejahteraan rakyat yang ditandai oleh meningkatnya kualitas
kehidupan yang layak dan bermartabat serta perhatian utama pada tercukupinya
kebutuhan dasar, yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan lapangan
kerja.
10. Perwujudan aparatur negara yang berfungsi melayani masyarakat, profesional,
berdaya guna, produktif, transparan; yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
11. Perwujudan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu
guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatgif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat,
berdisiplin, bertanggungjawab, berketerampilan, serta menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia.
12. Perwujudan politik luar negeri yang berdaulat, bermanfaat, bebas dan proaktif bagi
kepentingan nasional dalam menghadapi perkembangan global.

2.2) PENDIDIKAN NASIONAL DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN


Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.

1. Pembangunan pendidikan
Pembangunan pendidikan adalah proses perombakan struktural subsistem
administratif yang berkenaan dengan pengelolaan pendidikan dan subsistem rasional yang
berkenaan dengan pengelolaan pendidikan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
setiap satuan pendidikan agar tercapai tingkat partisipasi, efisiensi, efektivitas, dan
relevansi pendidikan yang tinggi.
Pola dasar masalah pembangunan pendidikan nasional adalah sebagai berikut:
1) Masalah partisipasi pendidikan
Masalah ini berkaitan dengan rasio atau perbandingan antara masukan pendidikan atau
jumlah penduduk yang tertampung dalam satuan – satuan pendidikan, baik di sekolah
maupun di luar sekolah, dengan jumlah penduduk yang secara potensial sudah siap
memasuki satuan – satuan pendidikan. Masalah ini sekurang – kurangnya berkaitan
dengan:
a. Kondisi sosial ekonomi keluarga
b. Kondisi fisik dan mental calon peserta didik
c. Kondisi tempat pendidikan yang tersedia
d. Tingkat aspirasi masyarakat tentang peranan dan pentingnya peranan pendidikan bagi
hidup
e. Daerah jangkauan satuan pendidikan
2) Masalah efisiensi pendidikan
Masalah ini berkenaan dengan proses pengubahan atau transformasi masukan produk
(input) menjadi produk (output), cara menentukan mutu transormasi pendidikan adalah
menghitung besar kecilnya penghamburan pendidikan ataueducational wastage, dalam arti
menghitung besar kecilnya jumlah murid / siswa / mahasiswa / warga belajar yang:
a. Putus sekolah meninggalkan sekolah sebelum menyelesaikan keseluruhan masa
belajar yang telah ditetapkan oleh sekolah yang bersangkutan
b. Pengulang mengulangi waktu belajar yang sama karena tidak naik kelas atau
tingkatan
Masalah transformasi pendidikan berkenaan dengan masalah mutu:
a. Tenaga kependidikan
b. Peserta didik
c. Kurikulum atau program belajar mengajar
d. Sarana dan prasarana pendidikan
e. Suasana sosial budaya yang tersedia dalam lingkungan pekerjaan

3) Masalah efektivitas pendidikan


Masalah ini berkenaan dengan rasio atnara hasil pendidikan (output) dengan tujuan
pendidikan yaitu:
a. Kesesuaian jumlah kenyataan tamatan yang dapat dihasilkan dengan jumlah tamatan
yang diharapkan dalam setiap satuan pendidikan.
b. Kesesuaian mutu tamatan yang dapat dihasilkan dengan mutu tamatan yang
diharapkan dalam menguasai kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

4) Masalah relevansi pendidikan


Masalah relevansi pendidikan adalah masalah kesesuaian tamatan yang dihasilkan
pendidikan dengan kebutuhan masyarakat, baik sebagai tenaga kerja maupun sebagai
pribadi dan anggota masyarakat pada umumnya. Masalah ini sedikit banyak berkenaan
dengan:
a. Ketersediaan lapangan kerja dalam masyarakat
b. Perkembangan dan perubahan yang cepat dalam jenis dan tugas – tugas pekerjaan
c. Aspirasi dan tuntutan masyarakat yang terus meningkat dalam upaya mencapai mutu
kehidupan
d. Mutu dan perolehan tamatan yang dihasilkan sekolah yang secara faktual tidak dapat
memenuhi harapan dan kebutuhan dunia kerja.

2. Karakteristik pembangunan pendidikan


1) Pembangunan pendidikan adalah pembangunan manusia seutuhnya.
2) Pembangunan pendidikan berpusat pada pembangunan operasional dalam bentuk
kegiatan belajar mengajar, yang ditunjang oleh pembangunan informasi pengelolaan
pendidikan di tingkat pusat, wilayah dan sekolah yang membangun. Komponen
pendidikan antara lain berupa pembangunan:
a. Peraturan perundang – undangan kependidikan
b. Kurikulum pendidikan untuk semua jenis satuan pendidikan
c. Sarana dan prasarana pendidikan
d. Teknologi pendidikan
e. Dana pendidikan
f. Tenaga kependidikan
3) Pembangunan pendidikan adalah pembangunan pelayanan umum yang profesional,
atau yang terdapat dan menyenangkan dalam hal pengembangan keseluruhan kemampuan
secara optimal dan bermanfaat bagi hidup.
4) Pembangunan pendidikan merupakan pembangunan yang memerlukan waktu yang
panjang berkesinambungan, paling tidak satu generasi untuk dapat melihat hasil – hasil
secara utuh.
5) Pembangunan pendidikan menghasilkan orang – orang yang terdidik yang biasanya
disebut mencapai kedewasaan.
6) Pembangunan pendidikan memberikan hasil – hasil pendidikan yang berupa orang –
orang terdidik, yang diharapkan bermanfaat bagi pembangunan nasional.

2.3) ESENSI ANTARA PEMBANGUNAN DENGAN PENDIDIKAN


Seperti yang dinyatakan dalam GBHN, hakikat pembangunan nasional adalah
pembangunan manusia Indonesia. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa yang
menjadi tujuan akhir pembangunan adalah manusianya, yaitu dapatnya dipenuhi hajat
hidup, jasmaniah dan rohaniah, sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk
religius, agar dengan demikian dapat meningkatkan martabatnya selaku makhluk.
Jika pembangunan bertolak dari sifat hakikat manusia, berorientasi kepada pemenuhan
hajat hidup manusia sesuai dengan kodratinya sebagai manusia maka dalam ruang gerak
pembangunan, manusia dapat dipandang sebagai “objek” dan sekaligus juga sebagai
“subjek” pembangunan.
Sebagai objek pembangunan manusia dipandang sebagai sasaran yang dibangun. Dalam
hal ini pembangunan meliputi ikhtisar ke dalam diri manusia, berupa pembinaan
pertumbuhan jasmani, dan perkembangan rohani yang meliputi kemampuan penalaran,
sikap diri, sikap sosial, dan sikap terhadap lingkungannya, tekad hidup yang positif serta
keterampilan kerja. Manusia sebagai sasaran pembangunan wujudnya diubah dari keadaan
yang masih bersifat “potensial” ke keadaan “aktual”. Potensi-potensi kebaikan yang perlu
dikembangkan aktualisasinya seperti kemampuan berusaha, berkreasi, kesediaan
menerima kenyataan, berpendrian, rasa bebas yang bertanggung jawab, kejujuran,
toleransi, rendah hati, tenggang rasa, kemampuan bekerjasama, menerima, melaksanakan
kewajiban sebagai keniscayaan, menghormati hak orang lain dan seterusnya.
Manusia dipandang sebagai “subjek” pembangunan karena ia dengan segenap
kemampuannya menggarap lingkungannya secara dinamis dan kreatif, baik terhadap
sarana lingkungan alam maupun lingkungan sosial/ spiritual.
Uraian di atas menunjukkan “status” pendidikan dan pembangunan masing-masing
dalam esensi pembangunan serta antar keduanya, dimana :
1. Pendidikan merupakan usaha dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan
usaha ke luar dari diri manusia.
2. Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan
hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan sarana, dan
seterusnya).
BAB 3
PENUTUP
3.1) KESIMPULAN
Pendidikan mempunyai misi pembangunan. Jika manusia memiliki jiwa pembangunan
sebagai hasil pendidikan, maka diharapkan lingkungannya akan terbangun dengan baik.
Pembangunan yang dimaksud baik yang bersasaran lingkungan fisik maupun yang
bersasaran lingkungan sosial karena pembangunan pendidikan adalah pembangunan
manusia seutuhnya.

DAFTAR PUSTAKA
http://staffnew.uny.ac.id
http://baimsy.blogspot.com,
http://tisna-dj.blogspot.com,
http://sinner48.blogspot.com,

You might also like