You are on page 1of 5

Timun Mas

Once upon a time, there lived an old widow. Her name was mbok Sirni. She lived
by herself for years since her husband had passed away many years ago. She was
very lonely and she expected a child in her life. She kept praying to God every day
for her dream and she believed that miracle would happened to those who had
hope in their heart.
One night, a giant came into her dream. The giant told her to go into the jungle
where she usually collected firewood. The giant also told her that she would find
the answer of her dream in that place. When she woke up in the morning, she
decided to follow the instruction in her dream.
Mbok Sirni went to the jungle in the morning and headed to the direction that the
giant told her in her dream. When she arrived in the location she saw a huge golden
cucumber laying on the ground. She was about to take the golden cucumber when
suddenly a giant showed up in front of her. It was the giant that she saw in her
dream. She was really afraid when she saw the giant and she said, “please, don’t
eat me Giant”.
The Giant laughed to hear mbok Sirni’s statement. The giant said “I’m not here to
eat you old woman. I am here to grant you your wish”. “My wish, what do you mean
Giant?” asked mbok Sirni to the giant. “You said that you wanted a child, didn’t
you?” said the giant. “Yes, that’s true” said mbok Sirni. “Well, if you really want to
have a child, take this golden cucumber with you. You will find a baby inside it. You
can keep the child with you but one day, you have to bring the child to me so I can
eat it.” Said the giant. Mbok Sirni agree to the giant offer because she had been
waiting for so long to have a child and she thought that this was the only way to
achieve it.
Mbok Sirni brought the golden cucumber back to her house. She cut it open and
she found that there was a baby girl inside it. The baby was very pretty. Mbok Sirni
was very happy that she finally had a child. She named the baby “Timun Mas” as
the baby was from a golden cucumber. Drowned in her happiness, she forgot her
promise to the giant.
The years went by and Timun Mas had grown into a beautiful, smart and kind young
lady. Mbok Sirni was very proud of what Timun Mas had become. Their life was so
complete until one night the giant showed up in mbok Sirni’s dream again. The
giant remind her that he would come to their house next week. The giant also told
her to prepare her child to be his food.
Ever since that night, mbok Sirni was uneasy. She was so afraid of losing her child,
but she also realized that this was all her mistake when she made the promise to
the giant. She finally decided to tell Timun Mas about the problem. Timun Mas was
so shocked to find out the truth. She refused to go with the giant because she
wanted to stay with her mother. After discussing the problem, they decided to ask
for a help from an ascetic who lived in a mountain.
The next day, they went to the mountain where the ascetic lived. They started the
journey in the morning and they managed to arrive in the place by the afternoon.
It was a huge cave and they entered it. The ascetic man greet them and asked their
purpose to come into that place. Mbok Sirni explained everything to the ascetic
man and she asked for his help. The ascetic man asked them to wait and he walked
into his secret chamber.
When the ascetic man went out from his secret chamber, he brought four small
bundles made of banana leaves in his hand. He gave it to mbok Sirni and Timun
Mas. He told them that each of the bundle contain different thing such as:
cucumber seed, needle, salt and shrimp paste (terasi). He also told Timun Mas to
bring it with her when the giant came to take her, and if the giant tried to chase
her, Timun Mas had to throw the bundle one by one toward the giant. After that
they thanked the ascetic man and went back to their house.
Timun Mas and mbok Sirni waited for the day when the giant would come to their
house, but this time they were not afraid anymore because they already had a
weapon to fight the giant. After a couple of day, the giant came to their house.
Mbok Sirni came out of the house and face the giant. She asked the giant to release
Timun Mas from their agreement, but the giant refused. Mbok Sirni called Timun
Mas and asked her to come out of the house. Timun Mas introduced herself and
stood up in front of the giant.
When the giant saw Timun Mas, his hunger get even worse. He was about to grab
Timun Mas with his hand when Timun Mas suddenly dodged and run away from
him. The giant start chasing Timun Mas, but Timun Mas was very agile so she can
buy some distance between them.
After a couple of minutes, Timun Mas started to be tired and the giant started to
catch up. She decided to open the first bundle, and the content was cucumber seed.
She throwed the bundle toward the giant and suddenly the jungle turned into a
large field of cucumber tree. In instant the cucumber tree grew around the giant
body and bind him. It stopped the giant for a while and Timun Mas managed keep
the distance between them. But it wasn’t long until the giant managed to get out
of the trap and chased Timun Mas again.
Timun Mas opened the second bundle and throw it toward the giant when she
realized that the giant was so close. It turned out that the second bundle contained
some magic needles that grow into a large field of bamboo tree. The bamboo tree
stabbed the giant’s foot so it bleed, but the giant managed to get out of the trap
for the second time.
Timun Mas was so surprised to see the giant get out of the trap easily, so she
decided to open the third bundle and throw it toward the giant. The third bundle
contained salt that magically turned the field into a vast and deep ocean. For the
third time, the giant managed to swim across the ocean easily. Timun Mas became
more nervous this time, because there was only one remaining weapon in her
hand, and it was the last bundle which contained shrimp paste (terasi). With her
remaining energy, she threw the last bundle toward the giant and in instant the
land turned into flaming lava and the giant was drowned in it and died.
Timun Mas was so relief that she finally free from the Giant who wanted to
consume her. She went back home to her mother who was waiting for her to return
home safely. They were so happy and they prayed to God to show their gratitude.
Finally, Timun Mas and mbok Sirni live happily ever after.

Timun Mas
Pada suatu masa, hiduplah seorang janda tua. Namanya adalah mbok Sirni. Dia
tinggal sendirian selama bertahun-tahun semenjak suami nya meninggal dunia
bertahun-tahun yang lalu. Dia sangat kesepian dan dia mengharapkan seorang
anak dalam hidupnya. Dia terus berdoa pada tuhan setiap hari untuk mimpinya ini
dan dia percaya bahwa keajaiban akan terjadi pada mereka yang memiliki harapan
di dalam hatinya.
Suatu malam, seorang raksasa datang kedalam mimpinya. Raksasa itu
menyuruhnya untuk pergi kedalam hutan dimana dia biasanya mengumpulkan
kayu bakar. Raksasa itu juga mengatakan padanya bahwa dia akan menemukan
jawaban dari mimpinya di tempat itu. Ketika dia bangun di pagi hari, dia
memutuskan untuk mengikuti petunjuk dalam mimpinya.
Mbok Sirni pergi ke hutan di pagi hari dan berjalan kearah yang diberitahukan oleh
sang raksasa di dalam mimpinya. Ketika dia tiba di lokasi itu dia melihat sebuah
timun berwarna emas yang sangat besar tergeletak di atas tanah. Dia baru saja
akan mengambil timun emas itu ketika tiba-tiba seorang raksasa muncul di
hadapannya. Itu adalah raksasa yang dia lihat dalam mimpinya. Dia sangat
ketakutan ketika dia melihat sang raksasa dan dia berkata, “tolong, jangan makan
aku raksasa”.
Raksasa itu tertawa mendengar pernyataan mbok Sirni. Raksasa itu berkata “Aku
di sini bukan untuk memakanmu wanita tua. Aku di sini untuk mengabulkan
permintaanmu”. “Permintaanku, apa maksudmu wahai raksasa?” tanya mbok Sirni
kepada sang raksasa. “Kamu bilang bahwa kamu menginginkan seorang anak, ya
kan?” kata raksasa itu. “Ya, itu benar” kata mbok Sirni. “Baiklah, jika kamu benar-
benar ingin memiliki seorang anak, bawalah timun emas ini bersamamu. Kamu
akan menemukan seorang bayi di dalam nya. Kamu bisa merawat anak itu
bersamamu namun suatu hari, kamu harus membawa anak itu padaku agar aku
bisa memakannya.” Kata raksasa itu. Mbok Sirni setuju dengan penawaran sang
raksasa karena dia telah menunggu begitu lama untuk memiliki anak dan dia pikir
bahwa ini adalah satu-satu nya cara untuk mencapai itu.
Mbok Sirni membawa pulang timun emas itu ke rumah nya. Dia membelahnya dan
dia menemukan bahwa ada seorang bayi perempuan di dalamnya. Bayi itu sangat
cantik. Mbok Sirni sangat bahagia karena pada akhirnya memiliki seorang anak. Dia
menamai anak itu “Timun Mas” karena bayi itu berasal dari sebuah timun berwarna
emas. Tenggelam dalam kebahagiaannya, dia lupa akan janji nya pada sang raksasa.
Tahun-tahun berlalu dan Timun Mas telah tumbuh menjadi gadis muda yang cantik,
pandai dan baik. Mbok Sirni sangat bangga akan perkembangan Timun Mas. Hidup
mereka sangat lengkap hingga pada suatu malam sang raksasa muncul lagi dalam
mimpi mbok Sirni. Raksasa itu mengingatkannya bahwa dia akan datang ke rumah
mereka minggu depan. Raksasa itu juga mengatakan padanya untuk menyiapkan
anak itu sebagai makanannya.
Semenjak malam itu, mbok Sirni menjadi gelisah. Dia sangat takut kehilangan anak
nya, namun dia juga menyadari bahwa ini semua merupakan kesalahannya ketika
dia membuat janji pada sang raksasa. Dia akhirnya memutuskan untuk
memberitahukan masalah itu pada Timun Mas. Timun Mas sangat terkejut saat
mengetahui kebenaran itu. Dia menolak untuk ikut dengan sang raksasa karena dia
ingin tetap tinggal bersama dengan ibu nya. Setelah mendiskusikan masalah itu,
mereka memutuskan untuk meminta bantuan dari seorang pertapa yang tinggal di
sebuah gunung.
Keesokan hari nya, mereka pergi ke gunung dimana pertapa itu tinggal. Mereka
memulai perjalanan di pagi hari dan mereka berhasil tiba di tempat itu pada sore
hari. Tempat itu adalah sebuah gua yang besar dan mereka memasuki nya. Pertapa
itu menyapa mereka dan menanyakan tujuan mereka datang ke tempat itu. Mbok
Sirni menjelaskan semua nya pada sang pertapa dan dia meminta bantuan pertapa
itu. Pertapa itu meminta mereka untuk menunggu dan dia berjalan memasuki
kamar rahasia nya.
Saat pertapa itu keluar dari ruangan rahasia nya, dia membawa empat bungkusan
kecil terbuat dari daun pisang di tangannya. Dia memberikan itu pada mbok Sirni
dan Timun Mas. Dia memberitahu mereka bahwa masing-masing bungkusan itu
berisikan hal yang berbeda-beda seperti: biji timun, jarum, garam dan terasi. Dia
juga menyuruh Timun Mas untuk membawa bungkusan itu bersamanya ketika sang
raksasa tiba untuk mengambilnya, dan jika sang raksasa mencoba mengejarnya,
Timun Mas harus melemparkan bungkusan itu satu per satu kearah sang raksasa.
Setelah itu mereke berterimakasih pada sang pertapa dan kembali ke rumah
mereka.
Timun Mas dan mbok Sirni menunggu hari dimana raksasa itu akan datang ke
rumah mereka, namun kali ini mereka tidak takut lagi karena mereka telah memiliki
senjata untuk melawan raksasa itu. Setelah beberapa hari, sang raksasa datang ke
rumah mereka. Mbok Sirni keluar dari rumah dan menghadapi sang raksasa. Dia
meminta sang raksasa untuk membebaskan Timun Mas dari perjanjian mereka,
namun sang raksasa menolaknya. Mbok Sirni memanggil Timun Mas dan
memintanya untuk keluar dari rumah. Timun Mas memperkenalkan dirinya dan
berdiri di depan sang raksasa.
Ketika sang raksasa melihat Timun Mas, rasa lapar nya semakin menjadi-jadi. Dia
baru saja akan menangkap Timun Mas dengan tangannya saat Timun Mas tiba-tiba
mengelak dan kabur dari sang raksasa. Sang raksasa mulai mengejar Timun Mas,
namun Timun Mas sangat gesit sehingga dia mampu memberi jarak antara mereka.
Setelah beberapa menit, Timun Mas mulai kelelahan dan sang raksasa mulai
menyusul. Dia memutuskan untuk membuka bungkusan pertama, dan isinya
adalah biji ketimun. Dia melemparkan bungkusan itu ke arah si raksasa dan tiba-
tiba hutan itu berubah menjadi ladang tanaman timun yang besar. Dalam sekejap
pohon ketimun itu tumbuh disekitar tubuh sang raksasa dan mengikatnya. Hal itu
menghentikan sang raksasa sebentar dan Timun Mas berhasil untuk menjaga jarak
antara mereka. Namun itu tidak butuh waktu yang lama hingga sang raksasa
berhasil keluar dari jebakan itu dan mengejar Timun Mas lagi.
Timun Mas membuka bungkusan kedua dan melemparkannya kearah sang raksasa
ketika dia menyadari bahwa sang raksasa sudah begitu dekat. Ternyata bungkusan
kedua berisi beberapa jarum ajaib yang tumbuh menjadi ladang pohon bambu yang
luas. Pohon bambu itu menusuk kaki sang raksasa hingga itu berdarah, namun sang
raksasa berhasil keluar dari jebakan itu untuk kedua kali nya.
Timun Mas sangat terkejut melihat sang raksasa bisa keluar dari jebakan dengan
mudah nya, jadi dia memutuskan untuk membuka bungkusan ketiga dan
melemparkannya kearah sang raksasa. Bungkusan ketiga ini berisi garam yang
secara ajaib merubah ladang itu menjadi lautan yang dalam dan luas. Untuk ketiga
kali nya, sang raksasa berhasil berenang menyebrangi lautan dengan mudah. Timun
Mas menjadi semakin gugup saat ini, karena hanya tersisa satu senjata di
tangannya, dan itu adalah bungkusan terakhir yang berisi terasi. Dengan tenaga nya
yang tersisa, dia melemparkan bungkusan terakhir kearah sang raksasa dan dalam
sekejap tanah di tempat itu berubah menjadi lahar panas yang menyala dan sang
raksasa tenggelam di dalamnya dan mati.
Timun Mas sangat lega karena dia akhirnya terbebas dari sang raksasa yang ingin
memakannya. Dia pulang kerumah kepada ibu nya yang telah menunggu nya
pulang dengan selamat. Mereka sangat bahagia dan mereka berdoa pada tuhan
untuk menunjukkan rasa bersyukur mereka. Akhirnya, Timun Mas dan mbok Sirni
hidup bahagia selamanya.

You might also like