Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Background: Vitamin A deficiency remains a major nutritional problem in Indonesia. Based on the survey on
Vitamin A in 1992, the prevalence of Vitamin A deficiency, among others, of xerophthalmia is about 0.33. A high
dose of Vitamin A supplementation for post partum mothers is considered as one solution of reducing Vitamin A
deficiency. National guide recommends that 100% of post partum mothers receive one capsule of high dose of
Vitamin A; however, data from Nutrition and Health surveillance System (NSS) shows that some provinces in
Indonesia still have low coverage of Vitamin A supplementation, that is, only about 15-25%. In fact, until
November 2006 the coverage of Vitamin A supplementation in Tapin District, South Kalimantan, was 33.69.
Objectives: To investigate the relationship between village midwifes’ role and the coverage of Vitamin A
supplementation for post partum mothers.
Methods: This was an observational study with cross sectional study design. Subjects were 62 village
midwifes’ in Tapin District, South Kalimantan Province.
Results: There was a significant relationship between village midwifes’ role and the achievement of Vitamin A
supplementation for post partum mothers. This means that the good role of village midwifes would increase the
achievement of Vitamin A supplementation coverage almost five times higher than the bad one. This was proven
by chi-square statistical test with RP 4.55, CI 95% 1.42-14.56 and p=0,003.
Conclusions: There is a significant relationship between village midwifes’ role and the achievement of Vitamin
A supplementation coverage for post partum mothers, so that midwifes’ role should better be scaled up to
improve maternal and child health.
dengan upaya memperkuat program vitamin A ibu Data dari Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan
nifas. Survei sistem pemantauan status gizi dan Selatan untuk cakupan vitamin A ibu nifas tahun 2006
kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah Republik sampai bulan Nopember adalah (48,94), padahal
Indonesia dan Helen Keller International (HKI), efektifitas pemberian kapsul vitamin A dosisi tinggi
menunjukkan bahwa banyak propinsi di Indonesia untuk mengatasi masalah KVA pada masyarakat
memiliki tingkat rabun senja di atas (2%) pada ibu apabila cakupannya tinggi, minimal (80%). 2
tidak hamil. Di daerah kumuh perkotaan di Makassar, Kabupaten yang belum mencapai target diantaranya
hampir (10%) dari ibu tidak hamil mengalami rabun adalah Kabupaten Tapin dimana pencapaiannya
senja. Pedoman Nasional saat ini merekomendasikan hanya (33,69). Wilayah geografis Kabupaten Tapin
bahwa (100%) ibu nifas menerima satu kapsul vitamin terdiri dari daerah dataran tinggi dengan pegunungan
A dosis tinggi 200.000 SI paling lambat 30 hari setelah dan dataran rendah yang kebanyakan berawa-rawa.6
melahirkan. Meskipun data Nutrition and Health Sampai saat ini di Indonesia terutama di daerah
Surveillance System (NSS) di beberapa propinsi pedesaan mayoritas ibu masih melahirkan di rumah,
menunjukkan bahwa cakupannya hanya berkisar sehingga peranan bidan desa sangat penting dalam
antara (15-25%). Di Indonesia rendahnya cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas ini. Selain
vitamin A ibu nifas karena adanya kendala seperti: itu salah satu tujuan penempatan bidan di desa
tidak selalu bidan memiliki akses akan kapsul vitamin adalah meningkatkan mutu layanan ibu hamil,
A, kunjungan rumah oleh kader jarang dilakukan, dan pertolongan persalinan, perawatan nifas dan perinatal,
masih banyak ibu maupun petugas kesehatan yang serta pelayanan kontrasepsi.7
belum tahu adanya program pemerintah mengenai Mengingat pentingnya pemberian kapsul vitamin
pemberian kapsul vitamin A ibu nifas.3 A pada ibu nifas serta rendahnya cakupan pemberian
Vitamin A diketahui bisa melindungi timbulnya kapsul vitamin A pada ibu nifas maka peneliti ingin
komplikasi berat pada penyakit yang biasa terjadi mengetahui ”Apakah ada hubungan peran bidan di
pada anak-anak seperti campak dan diare, dan juga desa dengan cakupan pemberian kapsul vitamin A
berfungsi melindungi mata dari xerophthalmia dan pada ibu nifas di Kabupaten Tapin Kalimantan
buta senja. Buta senja pada ibu menyusui, Selatan ?”
merupakan suatu kondisi yang sering terjadi karena
kurang vitamin A. Di negara berkembang pada bulan- BAHAN DAN CARA PENELITIAN
bulan pertama kehidupannya, bayi sangat bergantung Penelitian ini adalah penelitian observasional
pada vitamin A yang terdapat dalam ASI. Oleh karena dengan rancangan cross sectional. Lokasi penelitian
itu, sangatlah penting bahwa ASI mengandung cukup adalah di Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan.
vitamin A. Anak-anak yang sama sekali tidak Populasi dalam penelitian ini adalah bidan di desa
mendapatkan ASI akan berisiko lebih tinggi terkena di Kabupaten Tapin dan subyek penelitiannya adalah
xeropthtalmia dibandingkan dengan anak-anak yang seluruh bidan di desa yang ada di Kabupaten Tapin
mendapatkan ASI walaupun hanya dalam jangka dan bersedia menjadi responden yang berjumlah 62
waktu tertentu. Studi yang dilakukan pada anak-anak orang.
usia enam bulan yang ibunya mendapatkan kapsul Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
vitamin A setelah melahirkan, menunjukkan adanya adalah kuesioner dan skala yang disusun sendiri
penurunan jumlah kasus demam pada anak-anak berdasarkan telaah kepustakaan yang berhubungan
tersebut dan waktu kesembuhan yang lebih cepat dengan variabel penelitian dan wawancara dengan
saat mereka terkena ISPA.4 Petugas Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin dan
Bulan Desember 2002, The International Bidan Puskesmas. Analisis data yang digunakan
Vitamin A Consultative Group (IVACG) mengeluarkan adalah analisis univariabel dalam bentuk deskripsi
rekomendasi bahwa seluruh ibu nifas seharusnya dari karakteristik bidan di desa, analisis bivariabel
menerima 400.000 SI atau 2 kapsul dosis tinggi untuk melihat kemaknaan hubungan antara variabel
@ 200.000 SI. Pemberian kapsul pertama dilakukan bebas dan variabel terikat serta variabel luar dan
segera setelah melahirkan, dan kapsul kedua stratifikasi untuk meniadakan faktor perancu/
diberikan sedikitnya satu hari setelah pemberian pengganggu.
kapsul pertama dan tidak lebih dari 6 minggu
kemudian.5
Tabel 2. Analisis Bivariabel antara variabel terikat dan variabel bebas serta variabel luar
Cakupan pemberian vitamin A ibu nifas
Variabel Tidak Tercapai Tercapai X2 P RP CI
n (%) n ( %)
Peran bidan di desa
Kurang 12 (41,38) 17 ( 58,62) 8,77 0,0031 4,55 1,42 – 14,56
Baik 3 ( 9,09) 30 (90,91)
Pengetahuan
Rendah 8 (25,80) 23 (74,20) 0,09 0,7668 1,14 0,47 – 2,77
Tinggi 7 (22,58) 24 (77,42)
Sikap
Tidak Mendukung 8 (20,51) 31 (79,49) 0,78 0,3782 0,67 0,28 – 1,61
Mendukung 7 (30,43) 16 (69,57)
Motivasi
Rendah 9 (32,14) 19 (67,86) 1,76 0,1847 1,8 0,74 – 4,49
Tinggi 6 (17,65) 28 (82,35)
a. Hubungan peran bidan di desa dengan ibu nifas dibandingkan dengan bidan di desa yang
cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu memiliki motivasi tinggi namun secara statistik tidak
nifas bermakna.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,0031
CI = 1,42 – 14,56 secara statistik terdapat hubungan 3. Stratifikasi
yang bermakna antara peran bidan di desa dengan Stratif ikasi ini digunakan untuk melihat
cakupan pemberian vitamin A ibu nifas dengan RP hubungan peran bidan di desa terhadap cakupan
sebesar 4,55 artinya proporsi bidan di desa yang pemberian vitamin A ibu nifas yang distratifikasi
memiliki peran yang kurang berisiko 4,55 kali lebih dengan motivasi. Stratifikasi ini menggunakan
tinggi untuk tidak tercapainya cakupan pemberian analisis Mantel-Haenszel (M-H). Variabel yang
kapsul vitamin A ibu nifas dibanding peran bidan yang dianggap menjadi variabel pengganggu bila didapat
baik. selisih yang besar antara RP Crude dan RP M-H.
b. Hubungan pengetahuan bidan di desa Hasil uji stratifikasi pada Tabel 4 menunjukkan bahwa
dengan cakupan pemberian kapsul vitamin motivasi memiliki nilai RP1, RP2 yang berbeda.
A ibu nifas Namun RP Crude = 2,21 relatif sama dan RP M-H =
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,7668
2,25. Selisih nilai antara RP Crude dan RP M-H
CI = 0,47 – 2,77 secara statistik tidak terdapat sebesar = 0,02 (2%). Pada motivasi rendah, peran
hubungan yang bermakna antara pengetahuan bidan bidan di desa yang kurang akan meningkatkan risiko
di desa dengan cakupan pemberian vitamin A ibu tidak tercapainya cakupan pemberian kapsul vitamin
nifas dengan RP sebesar 1,14 artinya proporsi bidan A pada ibu nifas sebesar 1,8 kali daripada peran
di desa yang memiliki pengetahuan rendah dan tinggi
bidan di desa yang baik, sedangkan pada motivasi
tidak mempengaruhi pencapaian cakupan pemberian tinggi, peran bidan di desa yang kurang akan
kapsul vitamin A ibu nifas.
meningkatkan risiko tidak tercapainya cakupan
c. Hubungan sikap bidan di desa dengan
pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas sebesar
cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu
2,8 kali daripada peran bidan di desa yang baik. Ini
nifas
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,3782 mengindikasikan adanya pengubah efek (interaksi)
CI = 0,28 – 1,61 RP = 0,63 yang secara statistik antara paparan (peran bidan di desa) dengan kovariat
yang distratifikasi (motivasi) dan motivasi bukan
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap
bidan di desa dengan cakupan pemberian vitamin A merupakan variabel pengganggu (confounder).
Motivasi secara statistik tidak mempunyai hubungan
ibu nifas, artinya sikap bidan yang mendukung
yang bermakna terhadap pencapaian cakupan
maupun yang tidak mendukung tidak dapat
mempengaruhi tercapai atau tidaknya cakupan vitamin A ibu nifas, artinya bahwa motivasi rendah
pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas. dan tinggi tidak berpengaruh terhadap pencapaian
d. Hubungan motivasi bidan di desa dengan cakupan vitamin A ibu nifas.
cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu
nifas Pembahasan
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,1847 1. Hubungan peran bidan di desa dengan
CI = 0,74 – 4,49 RP 1,8 artinya proporsi bidan di cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu
nifas
desa yang memiliki motivasi rendah berisiko 1,8 kali
Berdasarkan hasil analisis univ aribel
untuk tidak tercapai cakupan pemberian vitamin A
memperlihatkan bahwa sebagian besar peran bidan
adalah baik dan masih ada (46,77) yang perannya koordinasi dari Petugas Gizi, kurang lengkapnya
kurang. Hal ini menunjukkan bahwa rekomendasi pencatatan dan pelaporan pemberian kapsul vitamin
dari Departemen Kesehatan (Depkes) untuk semua A ibu nifas, kadang-kadang tidak tercakupnya
jajaran kesehatan dan pihak terkait untuk pertolongan persalinan oleh dukun bayi sehingga ibu
melaksanakan peranan/tugasnya dalam pemberian nifas tidak mendapatkan kapsul vitamin A, tidak
vitamin A ibu nifas belum optimal dijalankan. Bidan adanya biaya operasional pemberian kapsul vitamin
di desa mempunyai tugas pokok untuk memberikan A ibu nifas untuk kader, sosialisasi vitamin A untuk
pelayanan kesehatan ibu dan anak, khususnya ibu nifas hanya dengan Petugas Gizi Puskesmas
dalam mendukung pelayanan kesehatan ibu hamil, bukan bidan dan jumlah sasaran ibu nifas yang tidak
bersalin dan nifas, pelayanan kesehatan bayi dan sesuai dengan kenyataan.
anak balita, serta pelayanan keluarga berencana (KB). Penghitungan pencapaian target pemberian
Berdasarkan hasil analisis bivariabel peran bidan kapsul vitamin A pada ibu nifas di Kabupaten Tapin
di desa dan pencapaian cakupan vitamin A pada ibu adalah dengan data proyeksi dan pencapaiannya
nifas, didapatkan bahwa peran bidan di desa yang sebesar (33,69). Hal ini didukung dengan penelitian
kurang berisiko lebih tinggi untuk tidak tercapainya yang dilakukan de Pee S, et.al., dalam HKI3, di
cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas beberapa Propinsi menunjukkan bahwa cakupannya
dengan RP = 4,55 (CI 95% 1,42-14,56) dan secara hanya berkisar antara (15-25%). Dari penelitian HKI
statistik signifikan dengan nilai = 0,0031. Hasil uji sendiri menyatakan bahwa cakupan di daerah
statistik ini telah menjawab dan memperkuat kumuh perkotaan lebih tinggi dibandingkan daerah
hipotesis penelitian bahwa peran bidan di desa yang pedesaan.
baik akan meningkatkan cakupan pemberian kapsul Cakupan pemberian vitamin A ibu nifas di
vitamin A pada ibu nifas. Sesuai dengan tugas pokok Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan sebagian besar
dan tugas lain serta peran bidan di mana bidan tercapai berdasarkan data riil tetapi untuk pemberian
berperan sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan kapsul vitamin A ibu nifas belum memadai karena
peneliti maka untuk mencapai cakupan pemberian sebagian besar hanya memberikan satu kapsul
kapsul vitamin A pada ibu nifas akan lebih mudah bukan dua kapsul vitamin A. Target cakupan sendiri
dijalankan oleh bidan di desa. Pemberian itu sendiri tidak semuanya menggunakan rekomendasi pedoman
bisa dilakukan pada saat persalinan dan kunjungan nasional yaitu (100%) ibu nifas menerima kapsul
rumah di mana di Indonesia khususnya di daerah vitamin A dosis tinggi tetapi ada juga yang masih
pedesaan mayoritas ibu masih melahirkan di rumah. menggunakan target minimal yaitu 80%. Menurut
Selain itu peran bidan di desa bisa dijalankan dengan rekomendasi IVACG seharusnya ibu nifas menerima
baik dikarenakan bidan di desa bertempat tinggal 2 kapsul vitamin A dosis tinggi @ 200.000 SI.
atau berada di desa sesuai dengan surat keputusan Pemberian kapsul pertama dilakukan segera setelah
penempatan bidan di desa sehingga dapat melahirkan, kapsul kedua diberikan sedikitnya satu
menjalankan tugasnya atau perannya untuk hari setelah pemberian kapsul pertama dan tidak
memberikan kapsul vitamin A pada ibu nifas. lebih dari 6 minggu kemudian yang dimaksudkan
Menurut rekomendasi Depkes pencapaian untuk meningkatkan cadangan vitamin A pada bayi
cakupan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi baru lahir hingga enam bulan pertama kehidupan,
pada ibu nifas akan tercapai apabila seluruh jajaran yang merupakan masa rawan.
kesehatan dan sektor-sektor terkait dapat Pada saat ini di Indonesia untuk
menjalankan peranannya dengan baik. Pencapaian penanggulangan KVA masih bertumpu pada
cakupan pemberian vitamin A ibu nifas sebagian pemberian kapsul v itamin A dosis tinggi.
besar tercapai yang dilaksanakan oleh bidan di desa Suplementasi vitamin A pada ibu melahirkan dan
sebanyak 47 orang (75,8) sedangkan 15 orang (24,2) promosi praktik menyusui yang optimal adalah
belum mencapai target cakupan yang diinginkan. strategi yang lebih efektif meningkatkan nutrisi
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bidan vitamin A pada bayi, selain itu suplementasi vitamin
Puskesmas, tidak tercapainya cakupan pemberian A merupakan komponen kunci yang paling kuat pada
kapsul vitamin A ibu nifas dikarenakan: kurangnya program-program kelangsungan hidup anak.8
mempengaruhi pencapaian cakupan pemberian Sikap bidan di desa yang mempunyai sifat tidak
kapsul vitamin A ibu nifas. Seperti kita ketahui bahwa mendukung dan mendukung tidak berhubungan
sikap itu merupakan predisposisi untuk berperilaku dengan pencapaian cakupan pemberian kapsul
yang akan tampak aktual dalam bentuk perilaku/ vitamin A ibu nifas.
tindakan.13 Bidan di desa yang memiliki motivasi rendah
dan tinggi tidak berhubungan dengan pencapaian
4. Hubungan motivasi bidan di desa dengan cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas.
cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu Pada stratifikasi didapatkan bahwa motivasi
nifas merupakan pengubah efek.
Motivasi sebagian besar adalah tinggi (54,84).
Kebanyakan keinginan menjadi bidan di desa SARAN
merupakan cita–cita mereka. Hasil uji statistik Peran bidan di desa perlu dipertahankan dan
didapatkan bidan di desa yang memiliki motivasi ditingkatkan untuk mencapai target yang sesuai
rendah ataupun tinggi tidak berhubungan dalam dengan pedoman nasional (100%) dalam pemberian
pencapaian cakupan pemberian vitamin A ibu nifas kapsul vitamin A ibu nifas melalui upaya sosialisasi,
dengan (= 0,1847). (p>0,05) supervisi dan evaluasi berkala dari Dinas Kesehatan
Motivasi sangat berpengaruh karena apabila serta melakukan komunikasi dua arah antara Dinas
seorang sudah termotivasi maka mereka akan Kesehatan dan Bidan.
melaksanakan tugas atau perannya dengan baik. Perhitungan pencapaian target cakupan
Motivasi bisa timbul karena faktor internal dan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas oleh pihak Dinas
eksternal. Seperti bidan di desa yang termotivasi Kesehatan sebaiknya menggunakan data riil bukan
untuk memberikan vitamin A pada ibu nifas data proyeksi.
dikarenakan adanya motif intrinsik yaitu mereka jadi Perlunya pemberdayaan kader kesehatan dan
bidan karena keinginan sendiri (cita-cita). Selain itu dukun bayi untuk pencapaian target vitamin A pada
adanya motif ekstrinsik juga berpengaruh terhadap ibu nifas.
timbulnya motivasi seseorang seperti penyediaan Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
insentif untuk pemberian kapsul vitamin A pada ibu cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas
nifas.14 Pencapaian cakupan vitamin A ibu nifas di dengan variabel yang lainnya seperti dari faktor
Kabupaten Tapin oleh bidan di desa tidak berhubungan sarana dan prasarana, kebijakan dan sumber daya
dengan motivasi baik motivasi rendah maupun tinggi. serta perluasan wilayah penelitian kebeberapa
Pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas oleh bidan Kabupaten lainnya untuk mendapatkan sampel
di desa adalah merupakan rutinitas atau kebiasaan penelitian yang lebih besar.
apabila mereka melakukan pertolongan persalinan
atau kunjungan rumah. Peran bidan di desa bukan KEPUSTAKAAN
merupakan faktor tunggal dalam pencapaian cakupan 1. Azwar, A. Pertemuan Advokasi: Kecenderungan
pemberian kapsul vitamin A ibu nifas. Faktor lain yang Masalah Gizi dan Tantangan di Masa Datang.
perlu dipertimbangkan dalam pencapaian cakupan Jakarta. 2004.
pemberian kapsul vitamin A adalah faktor motivasi. 2. Departemen Kesehatan R.I, Laporan
Penyusunan Pedoman Pemberian Kapsul
KESIMPULAN DAN SARAN Vitamin A Dosis Tinggi. Jakarta. 2000.
Kesimpulan 3. Helen Keller International. Program Pemberian
Peran bidan di desa mempunyai hubungan yang Kapsul Vitamin A Perlu Ditingkatkan Agar
bermakna dengan pencapaian cakupan pemberian Bermanfaat untuk Ibu dan Anak. Helen Keller
kapsul vitamin A pada ibu nifas. Peran bidan di desa Internasional /Indonesia. Jakarta. 2004
yang kurang berisiko 4,55 kali lebih tinggi untuk tidak 4. Roy SK, Islam A, Molla A, Akramuzzaman SM,
tercapainya cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu Jahan F, Fuchs G. Impact of a Single Megadose
nifas dibanding peran bidan di desa yang baik. of Vitamin A at Delivery on Breastmilk of Mothers
Bidan di desa yang memiliki pengetahuan rendah and Morbidity of Their Infants, Eur. J. Clin. Nutr.
dan tinggi tidak berhubungan dengan pencapaian 1997; 51:302-307.
cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas. 5. International Vitamin A Consultative Group. The
Annecy Accords to Assess and Control Vitamin Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Reprint.
A Deficiency: Summary of Recommendations Yogyakarta: LPKGM FK. UGM; 1998.
and Clarifications. IVACG. Washington DC. 10. Utami, T.R. Faktor-faktor yang mempengaruhi
2002. cakupan program pemberian kapsul vitamin a
6. Anonim. Laporan Pemberian Kapsul Vitamin A pada balita di Purworejo. Yogyakarta:
Ibu Nifas. Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Universitas Gadjah Mada. 1997.
Selatan. 2006. 11. UNICEF. The State of The World’s Children
7. Departemen Kesehatan R.I, Panduan Bidan di 1998. Oxford University Press. New York. 1998.
Tingkat Desa. Jakarta. 1997. 12. Sunaryo. Psikologi untuk Keperawatan. EGC.
8. Ross, J.S. & Harvey, W.J. Contribution of Jakarta. 2004.
Breastfeeding to Vitamin A Nutrition of Infants: 13. Azwar, S. Sikap Manusia, Teori dan
Simulation Model: Bulletin of the World Health Pengukurannya. Edisi 2. Pustaka Pelajar.
Organization, 2003; 81 (2): 80-86. Yogyakarta. 2002.
9. Atmojo, S.M. Studi analisis faktor-faktor yang 14. Damayanti, R. Motivasi dalam Promosi
mempengaruhi status gizi anak balita di Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta. 2005.