You are on page 1of 9
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT GEDUNG KARYA “TELE, (021) 3506138, Fax (oa seoate S028 JL. MERDEKA BARAT NO.6 ‘508129, 2508145 Soe , 386 ‘3506149, 3862220, Emit: ejemnubdatendophud go. JAKARTA 10110 we ome Page : hitp/hubdat dephub. 906 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK. 5992/KP.006/DRJD/2017 TENTANG PELIMPAHAN WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT KEPADA PARA KEPALA BALAI PENGELOLA TRANSPORTASI DARAT UNTUK EVALUASI DAN PENILAIAN DOKUMEN HASIL ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DI JALAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka kelancaran proses penilaian hasil analisis dampak lalu lintas di jalan nasional, diperlukan pelimpahan wewenang Direktur Jenderal Perhubungan Darat kepada Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat; b. bahwa berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 75 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu __Lintas sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 11 Tahun 2017, diatur bahwa Menteri memberikan pendelegasian kewenangan persetujuan hasil Analisis Dampak Lalu Lintas kepada Direktur Jenderal, untuk jalan nasional; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Pelimpahan Wewenang Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kepada Para Kepala Balai Pengelola ‘Transportasi Darat untuk evaluasi dan penilaian Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas di Jalan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5589) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5679); Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa Analis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5221); Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8}; Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 96 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 834); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 75 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 570) sebagaimana telah diubah teralchir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 11 Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 297); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1844) sebagaimana telah diubah kedua dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 44 Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 816); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 154 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengelola Transportasi Darat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 36); Menetapkan PERTAMA, KEDUA KETIGA KEEMPAT KELIMA MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PELIMPAHAN WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT KEPADA PARA KEPALA BALAI PENGELOLA TRANSPORTASI DARAT UNTUK EVALUASI DAN PENILAIAN DOKUMEN HASIL ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DI JALAN NASIONAL. Menetapkan pelimpahan wewenang evaluasi dan penilaian dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas di jalan nasional oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat kepada para Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat. Jalan nasional sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM PERTAMA merupakan jalan nasional yang berada di luar wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Evaluasi dan penilaian dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas oleh Balai Pengelola Transportasi Darat sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM PERTAMA sesuai dengan kciteria ukuran minimal analisis dampak lalu lintas sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini Para Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat dalam melakukan penilaian dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM PERTAMA, mempunyai tugas sebagai berikut: a. membentuk Tim evaluasi penilaian dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas di jalan nasional yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat; b. melakukan evaluasi dan penilaian Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas di jalan nasional; c. menyampaikan hasil evaluasi dan penilaian dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas di jalan nasional kepada Direktur Jenderal Perhubungan Darat ¢.q Direktur Lalu Lintas Perhubungan Darat; d. menyampaikan laporan mengenai penilaian dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas di Jalan Nasional setiap 6 (enam) bulan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Darat dengan tembusan Direktur Lalu Lintas Perhubungan Darat. Persetujuan atas penilaian dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KEDUA, diberikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat. KEENAM : Apabila terdapat kekeliruan dalam penetapan Keputusan Direktur Jenderal ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. KETUJUH : Keputusan Direktur Jenderal ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 21 November 2017 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, ttd. Drs. BUDI SETIYADI, SH, M.Si NRP. 6205 0784 SALINAN Keputusan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada: Menteri Perhubungan Republik Indonesia; Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan; Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan; Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat; Para Direktur di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat; Para Kepala Bagian di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat; Para Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat. Ta Fe fo NIP, 19680223 199803 1 002 ‘SHSHUpY MUOOYS UeSEMEy eped yereq wesunqnapog vperog 3ueX jouorseu siSorens wy1S10q Tesopuoy amyauicy | yee ueSunqnypog woh | — SueK weunsueg eye] seny zw 9QS'Z qereq weSunqnyog yereq sevodsmes, ‘umum yepisioq | meunueg eye [eropuds inva | Bjojesueg rereq | Bued ueunSueg rerun] sen] ur 9g¢'z |_senj zur 99¢'% | _Ueduepnarod wep mnsnpuy Tsnpuy aEIeITI YS qereg wedungnyiog yereq Iseyrodsuesy, ‘ueunSureq rey Tesopuoe anayoutcl | vyoje8uog red uoungueq requel sen] 2H QOOT | Sent zt 00'L ueroqUENpIog WeIeBO yereq wedunqnypog Tezopuop anpjeuid | erg weBungnyog woh | _ueunsueg revue] seny -w 990 YIG2T were wedungnqiog yereq seuodsues, ueungueg rey | menue rey] Texopuay myjand | vlopsueg reledl | seal WU 907 Uesuap redures queq weanqnqiog Texepuap mpjanq | _yereq uesungniag waht 7 ayfeas ueynqeed “4 yeeq wesangnipog Texopuop mpeg | yz uesungnyzog waft, autem Jo) weet urep wep ay sasyY e MASEHUT | | 2000 qereq weBungnyag yeaeq isepodsues ueqnmpasoy Texopuos anpjouig | wjopeduad Pree 201 000" HEYRNIESAy parE] sen] | yeINEY sen oma yareg wedunqnepiog yereq iseuodsuet, Texopuas anpjouig | wjojeduod ree sourey gg | seurey os pureisy 9 yee weanqnqiog Terepuar mpjanig | yer ueSungnyiod wot, yum OT Hep WIGoT yereq wedunqntog qaioq seuodsuexy, yexopuas angyorg | efopesuaq rea mun 001 weBuap redures 9¢ aqun 0 ueureuedy (Z Jere weBsanqnypd Texepuer inpjoug | yee wedungnytog wold dun og Hep YIgeL yueg weBungnypog yareq seodsuexy Texopuer mpyang | eopesued reed trun og wesuap redures gr | un OOT euezopas unsng youny (1 wound upp unsns young" 820 SOZ9 ‘duN ISW ‘Hs ‘IdVAILas lana “s7a HR ‘Lvavd NVONnsnHaad Ivaaanar ynLudaia ZOO T COREET EZZOBIGT + (e/a1) eurquied A ft Nvd WOX0H NvIOvVa VT > ‘ekur[se Uesuop tenses UeUTTES yereq weBungnypog yemq sevodsues], TRysUEquIAyLP neye UNSUEgIP Buek ampyaseyuy nee ueuTTyNUEad ney uoundueq vxuepe yafo mrueSuadp Sue uepel eped ecuuey denas neq (ueesepuay) weuetiod (smex eum) 00S Bere: UeyInquiueur neyesrep ieped umf eped neq (uverepuy) uouyppfiod (euny grind ynin) cz wexmquiuour yejor ueyuaryodip epekusy epgede seiuy, pexepuoy pyONICL pjojaBuod Weieg nper_yedwuep sistpeue_ypras_we%y seuputjuemmynunadreunsueg Tareq wosUNGHILOG eiapuop ampjanig | _yereq: weBungnyog wafiicr que (jauun}) weS8u0moray,“f yereq weanqnepDg [erapuor mang | yereq uesungnyzg woh autem (ssodiapun) yeaveg SeyuYT “t jereg wesungnyog Terepwop. mya | _yeeq wesungnyiog wohhic antes (vanoegf) Suede urjes “y qerq ueungnieg jereq seuodsues| ‘man yexepuoy an;autg, gute jngun upped senses “B

You might also like