{3} BPJS Kesehatan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
‘Yang terhormat,
Kepala FKTP yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (ID})
Ketua Asosiasi Dinas Kesehatan (ADINKES)
Ketua Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN)
Ketua Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia
(PKFI)
Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI)
Duta BPJS Kesehatan
NogeeNe
aoe
tempat
SURAT EDARAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
NOMOR 01 TAHUN 2019
TENTANG
OPTIMALISASI PENYELANGGARAAN RUJUKAN HORIZONTAL DI FASILITAS
KESEHATAN TINGKAT PERTAMA.
Dalam rangka meningkatkan efektivitas penjaminan pelayanan kesehatan
sesuai dengan kompetensi dan kewenangan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP) serta penguatan peran FKTP sebagai gate keeper pada program Jaminan
Kesehatan.
Mengingat ketentuan:
a. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456);
b. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256);
c. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 nomor 165)
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 tahun 2012 tentang Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan Perorangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 122)
fe. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 tahun 2016 tentang Standar tarif
Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1601)
Kantor Pusat 1
J Leljen Suprapto Kav. 20 No. 14, Compaka Puth
PO BO
X 1391/JKT, Jakarta Pusat 10510 - Indonesia
Telp. 462.21 421 2938 (Hunting), Fax. +62 21 421 2840
vb
esenatan 90dBerdasarkan hal tersebut di atas, bersama ini disampaikan sebagai berikut:
1. Sistem rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan
Kesehatan secara timbal balik baik horizontal (rujukan antar pelayanan
Kesehatan dalam satu tingkatan) maupun vertikal (rujukan antar pelayanan
Kesehatan yang berbeda tingkatan).
2. Optimalisasi penyelenggaraan rujukan horizontal di FKTP (yang selanjutnya
disebut optimalisasi rujukan horizontal FKTP) dilakukan sebagai upaya
penguatan fungsi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama sebagai kontak pertama,
koordinasi pelayanan, pelayanan komprehensif sesuai kompetensi (non
spesialistik) dan berkesinambungan.
3. Optimalisasi rujukan horizontal FKTP adalah memastikan komprehensivitas
layanan diagnosis non spesialistik dapat ditatalaksana secara tuntas di tingkat
pertama melalui mekanisme rujukan FKTP ke jejaringnya maupun rujukan antar
FKTP ke FKTP lain yang memiliki kemampuan dan kelengkapan sarana
prasarana yang dibutuhkan sebagai perwujudan fungsi koordinasi layanan. Hal
ini mendorong FKTP merujuk kasus-kasus dengan diagnosa non spesialistik
secara horizontal sebagai alternatif utama (Rujukan Horizontal First).
4. Penyelenggaraan optimalisasi rujukan horizontal FKTP diberlakukan berbasis
zonasi, yaitu adanya pengaturan batasan wilayah dan daftar FKTP dengan
mempertimbangkan akses dan ketersediaan layanan serta sarana prasarana
yang dibutuhkan peserta.
5. Pelaksanaan optimalisasi rujukan horizontal FKTP terdiri dari:
a, Rujukan horizontal FKTP dengan Puskesmas
b, Rujukan horizontal FKTP dengan FKTP Non Puskesmas
6. Jenis pelayanan dalam pelaksanaan rujukan horizontal berdasarkan tujuan
rujukan adalah sebagai berikcut:
No] Rujukan ‘Tujuan Rujukan | Jenis Pelayanan
pee v F poe ae
1. | FKTP dengan | Puskesmas 1.Pelayanan yang termasuk dalam
Puskesmas Program Pemerintah;
2.Pelayanan yang termasuk dalam
kapitasi;
3.Pelayanan yang termasuk non
Kapitasi.
2. |FKTP dengan | Klinik Pratama/|1.Pelayanan yang termasuk dalam
FKTP Lain Praktik Dokter| _ kapitasi.
Mandiri/ RS |2-Pelayanan yang termasuk non
Kelas D Pratama | ‘aPitasi-Penjelasan cakupan penjaminan pelayanan:
a. Pelayanan yang termasuk dalam Program Pemerintah adalah pemberian
pelayanan atau pemberian obat yang telah diselenggarakan melalui Program
Pemerintah, seperti obat antituberkulosis, obat HIV, dan sebagainya.
b, Pelayanan yang termasuk dalam non kapitasi adalah pelayanan yang memiliki
tarif non kapitasi.
c. Pelayanan yang termasuk dalam kapitasi adalah cakupan pelayanan tarif
kapitasi untuk kasus non spesialistik sesuai standar kompetensi yang berlaku
selain yang termasuk dalam non kapitasi
Sistem pembayaran terhadap rujukan horizontal sesuai dengan jenis pelayanan
yang diberikan adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan yang masuk dalam Program Pemerintah yang diberikan oleh
Puskesmas dibayarkan sesuai dengan ketentuan Program. Puskesmas tidak
diperkenankan menarik urun biaya kepada peserta Program Jaminan
Kesehatan baik yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar di Puskesmas
untuk pelayanan yang termasuk dalam program
b. Pelayanan yang termasuk dalam non kapitasi dibayarkan berdasarkan jenis
dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan dan ditagihkan oleh FTP
penerima rujukan kepada BPJS Kesehatan.
c. Pelayanan yang masuk dalam komponen kapitasi, biaya yang timbul di FKTP
penerima rujukan menjadi beban dan dibayarkan oleh FKTP perujuk sesuai
dengan hasil koordinasi dan kesepakatan antara FKTP perujuk dan penerima
rujukan tentang mekanisme pembayaran dan besaran pembayarannya. Hal
ini sesuai dengan Permenkes Nomor 28 tahun 2014 tentang Pedoman
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan BAB IV Pelayanan Kesehatan: “rujukan
partial dapat dilakukan antar fasilitas kesehatan dan biayanya ditanggung
oleh fasilitas kesehatan yang merujuk.”
Optimalisasi rujukan horizontal di FKTP dilakukan melalui integrasi aplikasi
antara aplikasi Health Facilities information System (HFIS) dan aplikasi PCare,
dengan mekanisme sebagai berikut:
a. FKTP melakukan profiling melalui aplikasi HFIS.
b. BPJS Kesehatan bersama Dinas Kesehatan melakukan mapping rujukan
horizontal berdasarkan hasil profiling FKTP.
¢. Hasil profiling FKTP di aplikasi HFIS dan hasil mapping rujukan horizontal
akan terintegrasi dengan aplikasi PCare di FKTP, sehingga daftar FKTP akan10.
ditampilkan sebagai pilihan pertama tujuan rujukan di luaran aplikasi PCare
berdasarkan jenis pelayanan yang akan diberikan.
Langkah implementasi optimalisasi rujukan horizontal FKTP, adalah sebagai
berikcut:
a
Profilting FKTP
FKTP melakukan profiling dengan menginput jenis pelayanan dan tindakan
yang mampu ditatalaksana dan kelengkapan sarana prasarana pada aplikasi
HFIS,
Mapping Rujukan Horizontal
BPJS Kesehatan Kantor Cabang bersama dengan Dinas Kesehatan,
melakukan mapping FKTP penerima rujukan antar FKTP (rujukan horizontal)
dengan mempertimbangkan profil FTP dan aksesibilitas peserta terhadap
FTP.
Sosialisasi
BPJS Kesehatan bersama dengan Dinas Kesehatan melakukan sosialisasi
berdasarkan hasil profiling dan mapping kepada FKTP maupun peserta sesuai
dengan fungsi dan kewenangan.
Alur pelayanan rujukan horizontal adalah sebagai berikut:
a
b.
Peserta datang ke FKTP tempat peserta terdaftar
Apabila peserta membutuhkan pelayanan yang termasuk dalam diagnosa
non spesialistik yang tidak bisa dilakukan oleh FKTP maupun jejaring tempat
peserta terdaftar, maka FKTP memberikan rujukan horizontal dengan tujuan
rujukan sebagai berikut:
1) Puskesmas terdekat untuk pelayanan yang termasuk Program
Pemerintah, atau pelayanan non kapitasi, atau pelayanan kapitasi sesuai
ketersediaan tenaga kesehatan dan sarana prasarana;
ta
2) FKTP lain untuk pelayanan yang termasuk non kapitasi atau pelayanan
kapitasi sesuai ketersediaan tenaga keschatan dan sarana prasarana.
FKTP memberikan rujukan kepada peserta dengan tujuan FKTP berdasarkan
hasil mapping rujukan horizontal.
FKTP penerima rujukan memberikan pelayanan kepada peserta dan
mencatat pelayanan yang diberikan di sistem informasi yang disediakan oleh
BPUS Kesehatan.Gambar 1. Alur pelaksanaan rujukan horizontal
Cakupan polayanan
1. Kasusspesialistik
2. Kasus non spesialistik
ddgn TACC sesuai tata
Peserta Datang di laksana
PRTP Terdatar
$¢
‘Rou ORTON eee
‘Spee
Pelayanan FTP
tat
11. Pelayanan rujukan horizontal dilakukan secara bertahap, dengan pentahapan
sebagai berikut:
a. tahap awal rujukan horizontal dilakukan untuk pelayanan yang termasuk
dalam Program Pemerintah dan pelayanan non kapitasi;
». tahap lanjutan rujukan horizontal dilakukan untuk pelayanan yang
termasuk dalam kapitasi dengan mempertimbangkan kesiapan FKTP dan
kebijakan jaminan pelayanan kesehatan.
12. Peran masing-masing pemangku kepentingan dalam optimalisasi rujukan
horizontal adalah sebagai berikut:
INSTANST PERAN
BPUS Kesehatan ‘@. Melakukan sosialisasi kepada FKTP, Peserta dan
pemangku kepentingan terkait tentang optimalisasi
rujukan horizontal
, Melakukan sosialisasi kepada FKTP untuk melakukan
profiting melalui aplikasi HFIS
c. Melakukan mapping rujukan horizontal bersama
dengan Dinas KesehatanINSTANST
PERAN
Melakukan review PKS bersama dengan Asosiasi FKTP
sesuai ketentuan
FTP
. Melakakan update profil FKTP dalam aplikasi HFIS|
Melakukan rujukan horizontal untuk penanganan
kasus non spesialistik sesuai hasil mapping.
. Menerima dan melayani peserta rujukan horizontal
dari FKTP dan tidak menarik urun biaya kepada
peserta baik yang terdaftar maupun yang tidak
terdaftar di FKTP-nya
Pemerintah
Daerah/Dinas
Kesehatan
. Melakukan mapping rajukan horizontal bersama
dengan Dinas Kesehatan
Membina hingga melengkapi sarana prasarana yang
dibutuhkan di FKTP dalam rangka menuntaskan
pelayanan sesuai kewenangan dan kompetensi FKTP
. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
rujukan horizontal
‘Asosiasi FKTP
Melakukan review PKS bersama dengan BPJS
Kesehatan sesuai ketentuan
. Melakukan pembinaan FKTP untuk pelaksanaan
rujukan horizontal
. Mendorong FKTP untuk melengkapi sarana prasarana
yang dibutuhken dalam rangka menuntaskan
pelayanan sesuai kewenangan dan kompetensi FKTP
13. Monitoring dan evaluasi implementasi optimalisasi rujukan horizontal dilakukan
oleh BPJS Kesehatan bersama dengan dengan Dinas Kesehatan, Asosiasi FKTP
beserta FKTP.
Ketentuan dalam Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
RvdmuPK.0201
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal .
BER 2019
DIREKTUR UTAMA
BADAN PENYELENGGARA