Professional Documents
Culture Documents
2, Juli 2019
ISSN 2614-4719
ABSTRACT
61
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 2, No. 2, Juli 2019
ISSN 2614-4719
disertai hilangnya rasa nyeri secara organ dalam, dan infeksi pada daerah
dramatis untuk sementara (Grace & operasi.
Neil, 2011). Masa pemulihan pasien post operasi
Hasil Survey Kesehatan Rumah membutuhkan waktu yang bervariasi.
Tangga (SKRT) di Indonesia, insiden Dalam penelitian Mulyono (2010),
apendisitis di Indonesia menempati pemulihan pasien post operasi
urutan tertinggi di antara kasus membutuhkan waktu rata-rata 72,45
kegawatan abdomen lainya. Jarang menit. Pada umumnya pasien akan
terjadi pada usia di bawah 2 tahun, merasakan nyeri yang hebat pada 2 jam
banyak pada dekade kedua dan ketiga, pertama pasca operasi dikarenakan
tetapi dapat terjadi pada semua usia pengaruh obat anastesi mulai hilang
(Grace & Neil, 2011). (Berman & Kozier, 2012).
Penatalaksanaan apendisitis adalah Nyeri merupakan sensasi yang rumit,
dengan tindakan pembedahan unik, universal dan bersifat individual,
(apendiktomi). Apendiktomi dapat sehingga tidak ada dua individu yang
dilakukan dengan menggunakan dua mengalami nyeri yang sama dan tidak
metode pembedahan, yaitu secara tehnik ada dua kejadian nyeri yang sama
terbuka/pembedahan konvensional menghasilkan respon atau perasaan yang
(laparatomi) atau dengan tehnik identik pada individu. Hal tersebut yang
laparaskopi yang merupakan tehnik menjadi dasar bagi perawat untuk
pembedahan minimal infasif dengan memberikan intervensi keperawatan
metode terbaru yang sangat efektif dalam mengatasi nyeri (Asmadi, 2013).
(Berman & Kozier, 2012). Intervensi atau tindakan mandiri
Insidens tertinggi pada kelompok keperawatan yang dapat dilakukan
umur 20-30 tahun, setelah itu menurun. dalam mengurangi nyeri pada pasien
Sedangkan insidens pada laki-laki dan dengan post operasi apendiktomi salah
perempuan umumnya sebanding, kecuali satunya yaitu dengan mengajarkan
pada umur 20-30 tahun, insidens pada tehnik relakasasi Benson (Berman &
laki-laki lebih tinggi (Sjamsuhidajat, Kozier, 2012). Nyeri dapat diatasi
2012). Apendiktomi harus segera dengan penatalaksanaan nyeri yang
dilaksanakan jika ditemukan apendisitis bertujuan untuk meringankan atau
pada seseorang (Mitchell, 2013). mengurangi rasa nyeri sampai tingkat
Komplikasi setelah operasi apendiktomi kenyamanan yang dirasakan oleh klien.
antara lain perdarahan, perlengketan Dalam Anas, Tamsuri (2007), Ada
dua cara penatalaksanaa nyeri beberapa
62
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 2, No. 2, Juli 2019
ISSN 2614-4719
teknik non farmakologis yang dapat meberikan energy yang cukup, karena
diterapkan dalam mengatasi nyeri yaitu pada waktu menghembuskan nafas
teknik pernafasan, aromaterapi, mengeluarkan karbondioksida (CO2)
audionalgesia, akupuntur, transcutaneus dan saat menghirup nafas panjang
electric nerve stimulations (TENS), mendapatkan oksigen yang sangat
kompres dengan suhu dingin panas, diperlukan tubuh untuk membersihkan
sentuhan pijatan dan hipnotis (Gondo & darah dan mencegah kerusakan jaringan
Sugiharta, 2012). Salah satu upaya non otak akibat kekurangan oksigen
farmakologis untuk mengatasi nyeri (hipoksia). Saat tarik nafas panjang otot-
adalah teknik relaksasi. Teknik relaksasi otot dinding perut (rektus abdominalis,
terbagi atas 4 macam yaitu relaksasi otot transversus abdominalis, internal dan
(progressive muscle relaxation), ekternal obligue) menekan iga bagian
pernafasan (diaphragmatic breathing), bawah kearah belakang sera mendorong
meditasi (attentionfocusing exercise) sekat diafragma ke atas dapat berakibat
dan relaksasi prilaku (behavioral meninggikan tekanan intra abdominal,
relaxation) (Miltenbarger, 2012). sehingga dapat merangsang aliran darah
Kelebihan latihan teknik relaksasi baik vena cava inferior maupun aorta
dibandingkan dengan teknik lain adalah abdominalis, mengakibatkan aliran
teknik relaksasi lebih mudah dilakukan darah (vaskularisasi) menjadi meningkat
bahkan dalam kondisi apapun serta tidak keseluruh tubuh terutama organ-organ
memiliki efek samping apapun vital seperti otak, sehingga O2 tercukupi
(Novitasari & Aryana, 2013). didalam otak dan tubuh menjadi rileks
Relaksasi benson merupakan (Benson & Proctor, 2000).
pengembangan metode respon relaksasi Penelitian Novitasari dan Aryana
pernafasan dengan melibatkan faktor (2013) menunjukkan ada pengaruh
keyakinan pasien yang dapat signifikan teknik relaksasi benson
menciptakan suatu lingkungan internal terhadap tingkat stress pada lansia
sehingga dapat membantu pasien tersebut dengan p value 0,002. Selain
mencapai kondisi kesehatan dan itu, penelitian yang dilakukan oleh
kesejahteraan lebih tinggi (Benson & Trisnayati (2010) bahwa teknik relaksasi
Prector, 2000). Cara kerja teknik benson berpengaruh terhadap
relaksasi benson ini adalah berfokus pemenuhan kebutuhan tidur pada lansia.
pada kata atau kalimat tertentu yang Demikian juga penelitian oleh Zees
diucapkan berulang kali dengan ritme (2012) dan Suhartini Nurdin, dkk (2013)
teratur. Pernafasan yang panjang dapat menyatakan bahwa pemberian tehnik
63
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 2, No. 2, Juli 2019
ISSN 2614-4719
64
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 2, No. 2, Juli 2019
ISSN 2614-4719
65
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 2, No. 2, Juli 2019
ISSN 2614-4719
nilai p< 0.05 maka dapat disimpulkan Hasil analisa uji t post eksperimen
ada perbedaan skala nyeri post kelompok kontrol dan post eksperimen
Appendixtomy di RSU D Porsea setelah kelompok intervensi diperoleh nilai
dilakukan Teknik Relaksasi Benson. p=0,00, yang berarti nilai p<0.05
Tabel 3.
Pengaruh Relaksasi Benson terhadap
maka dapat disimpulkan ada
Penurunan Nyeri Pre Eksperimen perbedaan perbedaan penurunan
Pada Kelompok Kontrol Dan
Kelompok Intervensi di RSUD Porsea skala nyeri post Appendixtomy
Pre eksperimen antara pre eksperimen kelompok
Kelompok kontrol
- intervensi kontrol dengan pre eksperimen
Z -6.051(a)
kelompok intervensi kontrol di RSU
Asymp. Sig. (2- 0,00
D Porsea setelah dilakukan relaksasi
tailed)
Benson.
Hasil analisa uji t pre eksperimen
kelompok kontrol dan pre eksperimen Pembahasan
kelompok intervensi diperoleh nilai Hasil analisa uji t pre eksperimen dan
post eksperimen kelompok kontrol
p=0.003, yang berarti nilai p< 0.05
diperoleh nilai p = 0,00, yang berarti ada
maka dapat disimpulkan ada
perbedaan penurunan skala nyeri pada
perbedaan penurunan skala nyeri
kelompok kontrol yang dilakukan
post Appendixtomy antara pre
relaksasi Benson. Hasil analisa uji t pre
eksperimen kelompok kontrol eksperimen dan post eksperimen
dengan pre eksperimen kelompok kelompok intervensi diperoleh nilai
intervensi kontrol di RSUD Porsea p=0,00, yang berarti ada perbedaan
setelah dilakukan relaksasi Benson. penurunan skala nyeri pada kelompok
intervensi yang dilakukan fisioterapi
Tabel 4. dada.
Pengaruh Teknik Relaksasi Benson
terhadap penurunan skala nyeri post Hasil analisa uji t pre eksperimen
Appendixtomy pada kelompok kelompok kontrol dan pre eksperimen
kontrol dan Intervensi di RSUD
Porsea kelompok intervensi diperoleh nilai p =
Kelompok 0,003, yang berarti ada perbedaan
kontrol-intervensi
t-independent 216.000 penurunan skala nyeri antara pre
Z -2.948 eksperimen kelompok kontrol dengan
Asymp. Sig. (2- .003 pre eksperimen kelompok intervensi
tailed) yang dilakukan relaksasi Benson. Hasil
66
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 2, No. 2, Juli 2019
ISSN 2614-4719
67
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 2, No. 2, Juli 2019
ISSN 2614-4719
68
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 2, No. 2, Juli 2019
ISSN 2614-4719
69