You are on page 1of 13

ANALISIS ZONASI DAERAH RAWAN BENCANA KEBAKARAN DI

KECAMATAN DANUREJAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN


MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD DAN SISTEM
INFORMASI GEOGRAFI

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Disusun Oleh

RENDI
E.100 120 037

Kepada

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2014
2
3
ANALISIS ZONASI DAERAH RAWAN BENCANA KEBAKARAN DI
KECAMATAN DANUREJAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN
MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD DAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Zoning Analysis Of Fire Risk Areas In The District Of Yogyakarta City


Danurejan Using Remote Sensing And Geographic Information Systems
By
Rendi¹, Munawar Cholil² dan Aditya Saputra3
¹Mahasiswa Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
², 3Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Surakarta 57102
e-mail : DoppelgangerC1huy@gmail.com

ABSTRACT
This research was the application of geographic information systems and remote
sensing . The purpose of this study was to determine the level of vulnerability to
catastrophic fires in the area of research and analyzing spatial distribution fire
urban susceptibility . The parameter used was the density of the buildings , the
layout of the building , roadway width , the size of the building , the distance to
the fire stations , the distance to the river , and the quality of building materials
used and internal activity. The weighting factor for the determination of sample
points bas using cluster sampling method, while the process was using geographic
information system (GIS). GIS used for digitizing , classification and layouting.
Based on the results of fire urban susceptibility map of Danurejan district are
classified into 4 classes as follows: class is not safe area of 25.31 hectares is an
area with quality building materials with a permanent semi- regular layout
building up regularly . Moderate level class with an area of approximately 31.31
hectares with a building density of high quality semi- permanent building
materials . High urban fire class / prone has an area of approximately 23.20
hectares is an area that is dominated by ugly density , quality of building materials
and semi- permanent internal activities and classes were very prone to have an
area of about 26.68 hectares is an area of dense awakening density , layout
irregular buildings , large buildings and measuring the quality of building
materials nun permanent .
keyword : urban fire , GIS, remote Sensing.

1
ABSTRAK
Penelitian ini merupkan penerapan sistem informasi geografi dan penginderaan
jauh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kerawanan
bencana kebakaran di daerah penelitian dan menganalisis agihan spasial tingkat
kerawanan kebakaran kebakaran di daerah penelitian. Parameter-parameter yang
digunakan adalah kepadatan bangunan, tata letak bangunan, lebar jalan masuk,
ukuran bangunan, jarak terhadap kantor pemadam kebakaran, jarak terhadap
sungai, kualitas bahan bangunan dan aktivitas internal.metode yang digunakan
adalah faktor pembobot dan untuk penentuan titik sampel menggunakan metode
cluster sampling. Proses analisis menggunakan software aplikasi sistem informasi
geografi (SIG) yaitu menggunakan software ArcGIS versi 10. selain itu software
digunakan untuk mendigitasi, klasifikasi dan pengolahan data seperti overlay serta
pembuatan layout . Hasil yang diperoleh berupa peta kerawanan kebakaran di
Kecamatan Danurejan. Adapun klasifikasi tingkat kerawanan kebakaran terbagi
menjadi 4 kelas yaitu: kelas tidak rawan seluas 25,31 Ha merupakan daerah
dengan kualitas bahan bangunan permanen dengan tata letak bangunan semi
teratur hingga teratur. Kelas kerawanan sedang dengan luas sekitar 31,31 Ha
merupakan kepadatan bangunan tinggi dengan kualitas bahan bangunan semi
permanen. Kelas kerawanan tinggi/rawan memiliki luas sekitar 23,20 Ha
merupakan daerah yang di dominasi oleh kepadatan jelek, kualitas bahan
bangunan semi permanen dan aktivitas internal sedang dan kelas sangat rawan
memiliki luas sekitar 26,68 Ha merupakan daerah yang kepadatan bangunnya
padat, tata letak bangunan tidak teratur, ukuran bangunan besar dan kualitas bahan
bangunan nun permanen.
Kata kunci : kebakaran, permukiman, SIG, penginderaan jauh.

PENDAHULUAN semakin sulit, sementara lahan yang


Daya tarik wilayah perkotaan digunakan tidak pernah bertambah.
mengakibatkan pemusatan penduduk. Hal Memaksakan lahan perkotaan untuk dapat
tersebut mendorong terjadinya perubahan menampung sekian banyak penduduk,
dan perkembangan perkotaan. Ada akibatnya daerah perkotaan mengalami
beberapa hal yang sering muncul. salah proses perkembangan daerah terbangun
satunya adalah masalah pertumbuhan yang cukup kompleks yang dapat berupa
penduduk. Jumlah penduduk yang selalu semakin luasnya lahan terbangun maupun
bertambah akan menimbulkan densifikasi (pemadatan). Keadaan yang
permsalahan dalam kehidupan perkotaan. demikian akan menyebabkan turunnya
Untuk memenuhi perkembangan fisik akan kualitas lingkungan di perkotaan. Lahan
semakin besar dan lama kelamaan akan tidak akan cukup lagi untuk memberikan

2
kenyamanan tempat tinggal, memberikan Rawan kebakaran merupakan
berbagai fasilitas kehidupan yang layak, kondisi yang berpotensi menimbulkan
hal demikian disebabkan karena bahaya api yang tidak diinginkan dan
penggunaan lahan di daerah tersebut tidak dapat merugikan berupa materi maupun
teratur, terutama dalam hal penataan nyawa sekaligus. Untuk menentukan
bangunan. Rendahnya tingkat penataan tingkat kerawanan kebakaran, diperlukan
dan kesemrawutan pada lahan-lahan yang data dan informasi tentang kondisi
padat menimbulkan permasalahan dalam lingkungan yang berpengaruh terhadap
keselamatan manusia pada lingkungan meluasnya kebakaran. Variabel-variabel
bangunan tersebut. Salah satunya adalah terpilih dalam menentukan kerawanan
kekhawatiran terhadap rawannya bahaya kebakaran tersebut adalah kepadatan
kebakaran. bangunan, tata letak bangunan, lebar jalan
masuk, ukuran bangunan, kualitas atap
Secara administrasi wilayah
bangunan dan aktivitas internal. Di
Kecamatan Danurejan masih masuk ke
samping itu penilaian juga
dalam bagian Kota Yogyakarta. Di
mempertimbangkan faktor penghambat
wilayah Danurejan ini juga terdapat
menyebarnya kebakaran yang terjadi, yaitu
beberapa Universitas swasta yang menjadi
jarak terhadap kantor pemadam kebakaran,
salah satu faktor daya tarik utama untuk
jarak terhadap sungai, dan ketersediaan
mendukung perkembangan wilayah ke
hidran (Sony Setiawan, 2001). Adapun
arah perkotaan.
yang dimaksud faktor penghambat
Pemilihan lokasi penelitian ini kebakaran dalam hal ini dimaksud adalah
terdapat di Kecamatan Danurejan, Kota fasilitas pemadam kebakaran yang dapat
Yogyakarta. Daerah ini dipilih dengan mencegah menjalarnya api sehingga
pertimbangan antara lain yaitu, pertama kebakaran tidak terjadi secara luas.
belum tersedianya peta tingkat kerawanan
Di dalam penelitian ini
kebakaran, kedua ketersedianya data
menggunakan citra satelit Quickbird. Citra
yang mendukung untuk penelitian ini dan
satelit Quickbird memiliki resolusi spasial
terakhir adalah karena daerah ini memiliki
paling tinggi diantara citra satelit yang ada
kondisi fisik bangunan yang bervariasi,
saat ini, sehingga citra satelit Quickbird ini
sehingga tingkat kerawanannya juga
mampu digunakan dalam studi perkotaan.
bervariasi.
Kenampakan pada citra Quickbird ini
dapat dijadikan dasar untuk mengenali
3
kerawanan terhadap kebakaran pada permanen atau tahan terhadap api dan
bangunan. Caranya adalah dengan tidak mudah terbakar.
identifikasi kondisi lingkungan fisiknya. Gambaran kejadian peristiwa
Informasi yang dapat disadap pada citra kebakaran di Kecamatan Danurejan tahun
adalah kepadatan bangunan, ukuran 2011 dapat disajikan dalam Tabel 1.1 di
bangunan, tata letak bangunan, lebar jalan bawah ini.
masuk, kualitas atap bangunan, dan jarak Tabel 1.1 Data Kebakaran dalam
terhadap sungai. Informasi yang tidak Kota dalam Provinsi Tahun 2011
dapat disadap dari citra, diindikasikan
dengan kerja lapangan adalah jarak Yang
No. Lokasi Penyebab Kecamatan
terhadap pemadam kebakaran dan aktivitas Terbakar
1 Jl. Sutomo Bengkel kaki Api untuk Danurejan
internal. 29 Lima tambal
Danurejan ban
2 Jl.Taman Salon dan Konsleting Danurejan
Pada penelitian ini akan mengkaji Krida, Laundri Listrik
tentang kemanfaatan paramater-parameter Danurejan
Sumber: Badan Penanggulangan
yang menentukan tingkat rawan kebakaran Bencana Daerah, Kota Yogyakarta
pada suatu daerah terbangun dengan
Penelitian ini bertujuan untuk (1)
menggunakan citra satelit Quickbird tahun
Mengetahui tingkat kerawanan kebakaran
2012. Persyaratan suatu lokasi untuk dapat
di daerah Penelitian dan (2) Menganalisis
menilai tingkat kerawanan kebakaran
agihan tingkat kerawanan kebakaran di
antara lain dapat dilihat dari kepadatan
daerah penelitian.
bangunan, tata letak bangunan, lebar jalan
masuk, ukuran bangunan, kualitas atap METODE PENELITIAN
Analisis data untuk menentukan tingkat
bangunan, jarak terhadap kantor pemadam
kerawanan kebakaran dilakukan secara
kebakaran, jarak terhadap sungai, akitivitas
kuantitatif, yaitu dengan pengharkatan
internal dan ketersediaan hidran. Blok
berjenjang tertimbang terhadap setiap
bangunan yang dianggap relatif aman dari
variabel yang terpilih. Setiap variabel
bahaya kebakaran memiliki kepadatan
tersebut diklasifikasikan lagi menjadi 3
bangunan yang rendah, tata letak teratur,
kelas. Harkat yang diberikan kepada setiap
lebar jalan masuk cukup untuk dilalui
kelas variabel berkisar antara 1 – 3
mobil pemadam kebakaran, tersedia
bergantung kepada besar kecilnya
tandon air yang cukup untuk memadamkan
pengaruh yang diberikan. Variabel-
api, dan kualitas bahan bangunan
variabel tersebut selain diberi harkat juga

4
diberi faktor pembobot (weighting factor). Interval kelas = nilai tertinggi – nilai terendah
Bobot yang diberikan kepada setiap jumlah kelas
variabel berkisar antara 1 – 3 tergantung
Berdasarkan hasil yang
kepada besar kecilnya pengaruh yang
diperoleh dapat dikelompokkan
diberikan. Besarnya nilai penimbang
menjadi 4 (empat) kelas kerawanan
masing-masing parameter dapat dilihat
kebakaran permukiman, seperti pada
pada Tabel 1.11 di bawah ini.
Tabel 3.10 :
Tabel 3.9 Faktor Penimbang Parameter-
Tabel 3.10 Kelas Rawan Kebakaran
Parameter Penilaian Kerawanan
Kebakaran Kelas
No Kesesuaian Harkat Total
Faktor
No Variabel Lahan
Penimbang
Kepadatan 3 1 Sangat Rawan 38 - 45
1.
bangunan

Tata letak 2 2 Rawan 30 – 37


2.
bangunan
3 Sedang 22 –29
Lebar jalan 2
3.
masuk 4 Tidak Rawan 14 – 21
4. Ukuran bangunan 1
Sumber : Pengolahan data
5. Jarak terhadap 1
kantor pemadam
kabakaran Cara perhitungannya sebagai berikut
Jarak terhadap 1
6. Jumlah Kelas = 1+3,3 log n = 1+3,3
sungai
log 8 = 3.98 = 4
Kualitas bahan 3
7.
bangunan Range = (Jumlah Maksimum Nilai-nilai
8. Aktivitas internal 2 dari paramater lahan - Jumlah
Sumber : Suharyadi dalam Iman Minimumnya) / kelas
(2007) , dengan perubahan
= ((9+6+6+3+3+3+9+6) -
Setelah didapatkan nilai total, maka
(3+2+2+1+1+1+3+2)) / 4
untuk mengkelaskan nilai-nilai tersebut
= 48 – 15 / 4
menjadi 4 kelas maka dicari nilai interval.
= 8,25 = 8
Nilai interval merupakan pembatas antara
satu kelas kerawanan dengan kelas HASIL DAN PEMBAHASAN
lainnya. Interval tersebut dapat dicari
Zonasi rawan kebakaran diperoleh dari
dengan rumus :
hasil overlay antara 8 peta paramater yang

5
dibutuhkan. Dengan penyusunan peta-peta Kecamatan Danurejan dapat dilihat pada
parameter lahan tersebut dapat ditentukan tabel 4.1 berikut ini.
daerah yang memiliki tingkat kerawanan
Tabel 4.1. Tabel Luas Dan Kelas
kebakaran yang paling tinggi hingga tidak
Kerawan Kebakaran
rawan. Setelah dilakukan penggabungan
diperoleh nilai minimum pada daerah
Luas
penelitian sebesar 14 dan nilai tertinggi 50, Kelurahan Kelas (Ha)
sehingga interval nilai yang diperoleh adalah Bausasran Rawan 14,43
8. Untuk kelas tidak rawan memiliki rentang
Tegal
nilai 14-21, kelas agak rawan memiliki nilai Panggung Rawan 8,77
22-29, kelas rawan memiliki rentang nilai 30- Sub Total 23,20
37 dan kelas sangat rawan memiliki rentang
Sangat
nilai 38-45. Suryamatjan Rawan 8,76

Tegal Sangat
Pada daerah penelitian didominasi Panggung Rawan 17,92
oleh kelas rawan, karena memiliki Sub Total 26,68
pembatas yang tinggi hampir di setiap Bausasran Sedang 27,64
parameter lahan. Seperti, kepadatan Tegal
bangunan yang tinggi, ukuran bangunan Panggung Sedang 3,67

kecil, tata letak bangunan yang tidak Sub Total 31,31

teratur dan memiliki parameter lain yang Tidak


Bausasran Rawan 6,94
termasuk jelek, sehingga dapat
Tidak
mempercepat potensi munculnya Suryamatjan Rawan 18,37
kebakaran. Sub Total 25,31

Total 106,50
Pada Gambar 4.9, untuk kelas tidak
rawan dan sedang memiliki potensi yang
kecil dalam memunculkan kebakaran. Dari Tabel 4.1 di atas dapat dilihat
Pada kelas tersebut memiliki nilai terendah bahwa Kecamatan Danurejan sebagian
atau harkat terendah. Hanya beberapa besar didominasi oleh daerah dengan
paramater saja yang memiliki nilai yang tingkat kerawanan kebakaran sedang dan
tinggi jadi dalam penanganannya daerah dengan tingkat kerawanan
memerlukan waktu yang singkat dan kebakaran sangat rawan. Hal ini bisa
relatif mudah. Kelas kerawanan dalam dilihat bahwa daerah dengan tingkat
kerawanan kebakaran sangat rawan dengan

6
luas total sekitar 26,68 dan disusul dengan Sementara untuk kelas tidak rawan
kelas kerawanan kebakaran sedang dengan terletak di Kelurahan Suryamatjan dan
mempunyai luas sekitar 31,31 Ha. Sisanya Bausasran dengan luas total keduanya
merupakan kelas kebakaran rawan dengan 25,31 Ha. Di kelurahan tersebut
luas total sekitar 23,20 Ha dan kelas didominasi sebagian besar oleh kompleks
kebakaran tidak rawan dengan luas total perkantoran, hotel, dan jasa, sehingga
sekitar 25,31 Ha. menyebabkan tata letak bangunannya
teratur dan aksesibilitas jalan masuknya
Kelurahan Tegal Panggung memiliki
sangat baik. Berdasarkan alasan itu juga
kelas kerawanan kebakaran sangat rawan
tingkat kepadatan bangunan di Kelurahan
dengan luas sekitar 17,92 Ha. Hal ini
Bausasran lebih jarang, apabila
disebabkan oleh beberapa hal yaitu,
dibandingkan dengan Kelurahan Tegal
kualitas bangunan yang buruk atau semi
Panggung. Untuk kualitas bahan bangunan
permanen, pola tidak teratur dan ukuran
yaitu permanen
bangunan juga sehingga akan
memudahkan api untuk terbakar ataupun
merambat. ukuran lebar jalan kecil akan
susah untuk melakukan penanggulangan
kebakaran karena susah untuk di lewati
oleh mobil pemadam kebakaran sehingga
mobil tersebut hanya bisa melaju dengan
kecepatan minimum.

. Kelas kerawanan sedang terletak di


Kelurahan Bausasran dan Tegal Panggung
dengan luas total keduanya 31,31 Ha.
Kelurahan Bausasran dan Tegal Panggung
didominasi oleh kelas kerawanan sedang
yang banyak terdapat permukiman dengan
kualitas bahan bangunan semi permanen
hal ini bisa menyebabkan penjalar api
lebih cepat, bila dibandingkan dengan
kualitas bahan bangunan permanen.

7
Gambar 4.9 Peta Kerawanan Kebakaran

8
DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN DAN SARAN Arif. 2012. Pemanfaatan Citra Quickbird


Dan Network Analyst Untuk
Berdasarkan hasil penelitian yang
Pemetaan Tingkat Kerawanan
diperoleh maka disimpulkan (1) Tingkat
Kebakaran Permukiman Di
kerawanan kebakaran pada kelas tidak
Kecamatan Danurejan.
rawan terdapat di Kelurahan Bausasran Yogyakarta: Tugas Akhir.
dan Suryatmajan dengan luas 23,76%. Fakultas Geografi. Universitas
Tingkat kerawanan sedang terdapat di Gadjah Mada.
Kelurahan Bausasran dan Tegal
Herlina, 2004. Pemanfaatan Teknik
Panggung dengan luas 29,4%. Tingkat
Penginderaan Jauh untuk
kerawanan rawan terdapat di Kelurahan Pemetaan Tingkat Kerawanan
Bausasran dan Tegal Panggung dengan Kebakaran Permukiman (kasus
luas 21,78%. Tingkat kerawanan sangat di Kecamatan Jatinegara dan
rawan terdapat di Kelurahan Suryatmajan Pulogadung, Jakarta Timur),
dan Tegal Panggung dengan luas Skripsi. Yogyakarta : Fakultas

25,05%. (2) Tingkat kerawanan Geografi. Unversitas Gadjah


Mada.
kebakaran pada kelas tidak rawan
mempunyai klasifikasi kelas parameter
yang baik.Tingkat kerawanan kebakaran
Rendi. 2012. Pemanfaatan Citra Quickbird
kelas sedang pada umumnya mempunyai dan SIG untuk Pemetaan
klasifikasi kelas parameter yang sedang, Daerah Rawan Kebakaran
kecuali ukuran bangunannya baik dan Kecamatan Jetis Kota
aktivitas internal yang buruk. Tingkat Yogyakarta, Yogyakarta:
kerawanan kebakaran kelas rawan pada Tugas Akhir. Fakultas

umumnya mempunyai klasifikasi kelas Geografi, Universitas Gadjah


Mada, Yogyakarta.
parameter sedang, kecuali aktivitas
internal dan tata letak bangunan buruk. Risyanto, 1990. Evaluasi Lingkungan
Tingkat kerawanan kebakaran kelas Permukiman Desa Sinduadi
sangat rawan pada umumnya mempunyai Kabupaten Sleman

klasifikasi kelas parameter yang buruk , Yogyakarta, Tesis. Yogyakarta


: Fakultas Pasca Sarjana.
kecuali jarak terhadap sungai baik.
UGM.

9
Sony Setiawan, 2001. Penggunaan Foto
Udara dan Sistem Informasi
Geografis untuk Pemetaan
Potensi Rawan Kebakaran
Permukiman di Sebagian Kota
Yogyakarta, Skripsi.
Yogyakarta : Fakultas
Geografi. UGM.

Suharyadi, 1989. Settlement Accesibility A


Case Study In The South
East Part of Chiangmai City
Thailand. Yogyakarta :
Fakultas Geografi. UGM.

10

You might also like