ABSTRAK
PEMBERIAN TOPIKAL DEEP SEA SHARK LIVER OIL (DESSLO™)
MENGHAMBAT PENINGKATAN EKSPRESI MMP-I PADA KULIT TIKUS
(Rattus Norvegicus) YANG DI PAPAR SINAR ULTRAVIOLET B
Pembentukan radikal bebas adalah mekanisme penting yang menyebabkan
penuaan kulit, Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif dengan elektron
tidak berpasangan yang dapat langsung merusak berbagai membran sel struktural,
lipid, protein dan DNA. Antioksidan dalah zat yang dapat memberikan perlindungan
dari tekanan oksidatif endogen dan eksogen oleh radikal bebas. Desslo™ mengandung
Squatene 89,05%, Omega 3 12,6 %, dan Beta karoten 4,33%, Squalene adalah unsur
terbanyak pada Deep Sea Shark Liver Oil . Squalene merupakan antioksidan yang
cukup dalam menghambat proses penuaan kulit pada tikus yang dipapar sinar UVB.
Tujuan penelitian ini untuk membuktikan bahwa pemberian Deep Sea Shark Liver Oil
menghambat peningkatan ckspresi MMP-1 pada Kuli tikus yang dipapar sinar UVB.
Penelitian ini adalah merupakan animal experimental dengan post test only
control group design. Sebanyak 36 ekor tikus dibagi menjadi 2 kelompok yang
masing-masing terdiri dari 18 ekor tikus, yaitu kelompok kontrol diolesi solutio
plasebo dan kelompok perlakuan diolesi solutio Deep Sea Shark Liver Oil. Semua
kelompok dipapar sinar UVB dengan dosis total 840 mi/em* selama 4 minggu,
kemudian dilakukan biopsi untuk pemeriksaan ekspresi MMP-1
Hasil Uji Shapiro-Wilk dan Levene’s test menunjukkan bahwa distribusi data
kedua kelompok normal dan varian data kedua kelompok homogen dengan p > 0,05.
Hasil analisis komparatif kedua kelompok dengan menggunakan independent test
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara bermakna antara kedua kelompok
dengan p < 0,05. Rerata jumlah ekspresi MMP-I perlakuan-0 sebesar 29,53% dan
perlakuan-1 sebesar 9,72% menunjukkan hasil cukup bermakna.
Kesimpulannya adalah pemberian Desslo™ menghambat peningkatan
ekspresi MMP-1 pada kulit tikus yang dipapar UVB.
Kata kunei: Deep Sea Shark Liver Oil, Desslo™, ckspresi MMP-1, sinar UVB.ABSTRACT
TOPICAL ADMINISTRATION OF DEEP SEA SHARK LIVER OIL
(DESSLO™) INHIBITED THE INCREASE OF MMP-1 EXPRESSION IN
RATS (Rattus Norvegicus) SKIN EXPOSED TO ULTRAVIOLET B
Antiaging specialy on skin caused by important role of free radical
mechanism, Free radicals is reactive molecules with unpaired electrons which can
destruct the structure of cell membrane, lipid, protein and DNA. Antioxidant are
substance that may provide protection from endogenus and exogenus oxidative stress
by free radicals. Desslo™ cointains Squalene 89,05% also Omega 3 12,60%, and Beta
Caroten 4,33%, Deep Sea Shark Liver Oil is major element of Squalene, Squalene is,
one of strong antioxidant that can inhibit aging proses in mice skin exposed to UVB
rays. The purpose of this study was to prove that the topical administration of Deep
Sea Shark Liver Oil can inhibit skin aging in rats exposed to UVB rays.
This study was an experimental animal with post test only control grup design.
A total 36 rats devided into 2 groups, each consisting 18 rats, the control group was
smeared with placebo solutio and the treatment group was smeared with Deep Sea
Shark Liver Oil solutio. All groups were exposed to UVB with a total dose of 840
mifom? for 4 weeks, then a biopsy was caried out for the examination expression of
‘MMP-1
Shapiro-Wilk test and Levene's test results showed that both groups have
normal data distribution and variants of data of both groups were homogeneous with p
> 0,05. The results of the comparative analysis of the two groups using independent t-
test showed that there were significant differences between the two groups, the
expression of MMP-1 with p <0.05. The mean of MMP-1 treatment group-1 was
29.53%, quite significant compared to group-2 was 9,72%
It was concluded that the administration topical administration of Desslo™
solutio inhibited the increase of MMP-1 epression in Rats skin that were exposed to
UVB rays
‘Keywords: Deep Sea Shak Liver Oil, Desslo™, the expression of MMP-1, UVB rays.DAFTAR ISL
SAMPUL DALAM
LEMBARAN PENGESAHAN iv
SURAT PERNYATAAN BE]
S PLAGIAT ..
UCAPAN TERIMA KASIH
ABSTRAK ix
ABSTRACT x
DAFTAR ISL ........0.. xi
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK .
eo XVi
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG xvii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
BAB I PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang Penelitian 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tajuan Penelitian «0.0... cceeccecceesesetneeeeecensessnneeeeseensenee 7
1.4 Manfaat Penelitian wT
1.4.1 Manfaat Praktis 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA .... 9
2.1 Proses Penuaan. 9
2.1.1 Teori Pakai Rusak2.1.2 Teori Program
2.2 Gejala Klinis Penuaan 14
2.3 Proses Penuaan Pada Kulit 15
2.3.1 Definisi Penuaan Pada Kulit 15
2.3.2 Anatomi Kulit yang Mengalami Penuaan 18
2.3.3 Lapisan Epidermis yang Mengalami Penuaan ............+ eld
2.3.4 Matriks Metalloproteinase (MMP-1) ..
2.4 Sinar Ultraviolet dan Efeknya Tethadap Kulit 25,
2.4.1 Efek Akut Sinar Ultraviolet ..
2.4.2 Efek Kronis Sinar Ultraviolet ..
2.5 Photoaging dan Mekanisme Terjadinya Photoaging 28
2.5.1 Photoaging, 28
2.5.2 Mekanisme Terjadinya Photoaging. 30
2.6 Radikal Bebas dan Antioksidan 233
2.6.1 Radikal Bebas.
2.6.2 Antioksidan. 36
2.7 Deep Sea Shark Liver Oil.
2.7.1 Squalene.........e.ceoe
2.7.2 Omega-3 44
2.7.3 Beta-Karoten..
2.8 Tikus (Rattus norvegicus) Galur Wistar Jantan. 48BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
51
3.1 Kerangka Berpikir.
3.2 Konsep Penelitian.
3.3 Hipotesis
BAB IV METODE
ENELITIAN. ..scccsssceseess
4.1 Rancangan Penelitian,
4.2 Parameter yang diamati.
4.3 Tempat dan Waktu Penelitian.
4.4 Populasi dan Sampel..
4.4.1 Populasi
4.4.2 Kriteria Sampel.
4.4.2.1 Kriteria Inklusi..
4.4.2.2 Kriteria Eksklusi
4.5 Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel.
4.6 Variabel Penelitian.
4.6.1 Identifikasi Variabel
4.6.2 Klasifikasi Variabel,
4.6.3 Hubungan Antar Variabel
4.6.4 Definisi Operasional Variabel
4.7 Alat Bahan dan Hewan Percobaan.
4.7.1 Bahan Penelitian.
251
53
2 54
54
55
35
355
55
56
56
36
56
37
257
58
58
604.7.2 Alat Pemelitian.....ccccccccscssccceceeeeesceeeceeeeeeceeceeseeeeeeeen 61
4.7.3 Hewan Percobaan. 63
4.8 Prosedut Penelitian.......ssssssssssssssssssssssessee 64
4.8.1 Persiapan Hewan Uji. 64
4.8.2 Pengamatan Hasil. 68
4.8.3 Preparasi Simplisia. 68
4.9 Alur Penelitian, 69
4.10 Analisis Data 70
BAB V HASIL PENELITIAN 1
5.1 Analisis Data 1
5.2 Uji Normalitas Data 72
5.3 Uji Homogenitas Data Antar Kelompok 3B
5.4 Ekspresi MMPI
BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 16
6.1 Subyek Penelitian
6.2 Pemberian Deep Sea Shark Liver Oil 76
6.2 Pengaruh Deep Sea Shark Liver Oil terhadap ekspresi MMP-1 77
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN, 81
7.1 Simpulan 81
7.2 Saran .. 81DAFTAR PUSTAKA.
LAMPIRAN....
82
86DAFTAR GAMBAR
2.1 Anatomi Kulit....
2.2 Perbedaan Struktur Kulit Antara Kulit Usia Muda dan Tua,
2.3 Toksikologi/Implikasi Klinik Pada Penuaan Kulit,
2.3 Bfek Sinar Ultraviolet Tethadap Kullit.........0c0000
2.4 Bfek radiasi UV dan Mekanisme Terjadinya Photoaging. ..........
25 Antioksidan Eksogenus dengan Pohotoprotective atau Eek
Kerusakan.
2.6 Centrophorus squamosus.
2.7 GCMS Deep Sea Shark Liver Oil
2.8 Struktur Kimia Squalene
2.9 Struktur Fisika Squalene .......ssssesseeesesseeee
2.10 Struktur kimia PUFAs
2.11 Struktur kimia Beta karoten.
2.12 Tikus Galur Wistar.......c000000
3.1 Kerangka Konsep.
4.1 Rancangan Post Test Only Control Grup...
4.2 Hubungan antar variable
43 Alur Penelitian.......
5.1 Foto MMP-I (Plasebo) ... sessescensete
5.2 Foto MMP-1 (Deep Sea Shark Liver Oil)
6.1 Mekanisme photoaging.
wal
19
Melindungi
38
40
40
wl
42
4s
46
49
54
35
60
72,
oS
78
78DAFTAR TABEL DAN GRAFIK
2.3 Jenis Matriks Metalloproteinase dan target sasaran yang terdegradasi
24
5.1 Hasil Analisis Deskriptif Data Variabel Penelitian 72
5.2 Hasil Uji Normalitas Data Variabel Penelitian 72
5.3 Hasil Uji Homogenitas Data Variabel Penelitian ......0.cmrnsnrsnnnnnnnend 73
5.4 Rerata Ekspresi MMP-1 antar Kelompok sesudah Diberikan Perlakuan
74
Grafik 5.1 Ekspresi MMP-1 74AAM
AO
DESSLO
DHEA
ECM
uv
CE
DEI
MMP-1
MED
NAD(P)H
TNF-a
ROS
IL-l
TGF-B
H202
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
Anti Aging Medicine
Antioksidant
Deep Sea Shark Liver Oil
Dehydroepiandrosterone
Extracellular Matrix
Ultraviolet
Ultraviolet A.
Ultraviolet B
Ultraviolet C
Corified Envelope
Dermo-Epidermal Junction
Matrix Metallo Proteinase-1
Minimal Erythema Dose
Nicotinamid Adenine dinucleotide Phosphate
Tumor Necrosis Faktor Alfa
Reactive Oxygen Species
Interleukin - 1
Tumor Growth Factor B
Hidrogen PeroksidaLAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
DAFTAR LAMPIRAN
GCMS Deep Sea Shark Liver Oil
DPPH Deep Sea Shark Liver Oil
Ethical Clearance
Penghitungan dosis percobaan
Data hasil penelitian pendabuluan
Data hasil penelitianBABI
PENDAHULUAN
LL, Latar Belakang
Penuaan adalah proses yang akan dialami oleh setiap mabluk hidup yang ada
di muka bumi ini. Proses penuaan terjadi secara bertahap pada seluruh organ, Ada dua
jenis penuaan yaitu penuaan secara kronologis dan penuaan secara biologis. Penuaan
secara kronologis adalah penuaan yang terjadi seiring waktu atau dengan kata lain
bertambahnya usia, yang sampai saat ini tidak dapat dihambat, namun ilmu Anti
Aging Medicine berpendapat bahwa penuaan yang terjadi secara biologis dapat
dihambat dengan cara mencegah berbagai penyakit yang timbul akibat penuaan.
Faktor — faktor yang menyebabkan penuaan dapat dikelompokan menjadi
faktor intrinsik dan faktor ckstrinsik. Faktor intrinsik merupakan proses penuaaan
yang berlangsung secara alamiah yang dapat disebabkan beberapa faktor antara lain
adalah radikal bebas, berkurangnya hormon, glikosilasi, metilasi, apoptosis, sistem
kekebalan yang menurun dan gen. Faktor ekstrinsik yang utama adalah gaya hidup
tidak schat Kebiasaan yang salah, polusi lingkungan, stress dan kemiskinan
(Pangkahila, 2011).
Karena berbagai faktor itulah terjadi proses penuaan, sehingga orang menjadi
tua, sakit, dan akhirnya meninggal. Tetapi, kalau faktor penyebab itu dapat dihindari,
maka proses penuaan tentu dapat dicegah, diperlambat, bahkan mungkin dihambat, dan
kualitas hidup dapat dipertahankan. Lebih jauh, ini bearti usia harapan hidup menjadi
lebih panjang dengan kualitas hidup yang lebih baik (Pangkahila, 2011).Pada konsep Anti Aging Medicine yang dicetuskan pada tahun 1993, konsep ini
menganggap dan memperlakukan penuaan seperti penyakit yang dapat dicegah,
dihindari dan diobati sehingga dapat kembali ke keadaan semula, oleh karena itu
manusia tidak lagi harus membiarkan begitu saja dirinya menjadi tua dengan segala
keluhan atau mendapatkan pengobatan atau perawatan yang belum tentu berhasil
(Pangkahila, 2007)
Dari semua teori proses penuaan, yang banyak dianut adalah teori tentang
radikal bebas, karena pada radikal bebas dapat mempengaruhi secara molekuler yang
berupa serangkaian peristiwa yang dapat menyebabkan oksidasi organik oleh oksigen
molekuler, pada peristiwa ini akan mengakibatkan fungsi seluler melalui terjadinya
mutasi DNA, cleavage of DNA dan agregasi biomolekul melalui cross-linking reaction
(Pangkahita, 2011)
Radikal bebas mempunyai peranan yang besar dalam mekanisme kerusakan
kulit akibat paparan ultraviolet. Ada empat cara mengurangi kerusakan kulit dari
radikal bebas akibat paparan ultraviolet, yaitu; 1) Menghindari paparan sinar matahari
yang berlebihan. 2) Memakai pakaian pelindung dari paparan sinar matahari. 3)
Menggunakan tabir surya krim atau lotion yang mengandung antioksidan. 4)
Menggunakan antioksidan baik sitemik atau topikal (Wiraguna, 2013).
Sinar Ultraviolet berasal dari sinar matahari. Terdapat beberapa macam sinar
yaitu sinar UVA (ultraviolet A), sinar UVB (Ultraviolet B) dan sinar UVC (ultraviolet
C). Dari berbagai macam sinar UV (ultraviolet) yang ada, sinar UVB yang memiliki
daya rusak sampai menembus lapisan dermis kulit dan merusak serat - serat kolagen
yang ada didalamnya (Krutmann, 2011),
Paparan sinar UVB (ultraviolet B) yang lama dan berulang dapat
menyebabkan kerusakan DNA berupa cross-linking pada basa pirimidin danmenyebabkan terbentuknya radikal bebas yaitu reaktive oxygen species (ROS). Sinar
UVB juga terbukti meningkatkan degradasi kolagen, karena sinar UVB dapat
menginduksi berbagai matriks mettaloproteinase (MMPs) akibat dari ROS yang
terbentuk. Sinar UV (Ultraviolet) memacu sintesis MMP-1, MMP-3 dan MMP-9
melalui pelepasan Tumor Necroting Factor alfa (TNF-) oleh keratinosit dan fibroblast
serta menyebabkan penurunan Trasforming Growth Factor-beta (IGF-B) (Alam and
Havey, 2010; Krutmann, 2011).
MMP-1 adalah mediator utama terhadap timbulnya degradasi kolagen pada
kulit yang mengalami photoaging. Enzim MMP-1 Kolagenolitik mendegradasi fibril
kolagen dan elastin, yang penting untuk kekuatan dan elastisitas kulit. Aktivitas
MMP-1 di Kulit akan meningkat walaupun hanya dengan radiasi UV yang singkat,
yang akan menyebabkan timbulnya kerutan pada kulit, yang menjadi tanda
photoaging (Yaar and Gilchrest, 2008). Dengan demikian, hambatan terhadap MMP-
1 adalah satu cara mencegah kerusakan kulit akibat paparan UV.
Sinar UV dapat menyebabkan photoaging dan selalu menjadi musuh banyak
‘wanita asia terutama di Indonesia. Sinar Ultraviolet terdiri dari UVA, UVB dan UVC.
Paparan sinar UV mempunyai kontribusi terhadap terjadinya photoaging seperti
radiasi UVB (290-320 nm) memberikan efek pada kulit superficial (epidermis) dan
menyebabkan kulit terbakar, paling sering terjadi kulit terbakar pada jam 10 pagi
sampai jam 2 siang. Paparan radiasi UVA (320-400 nm) mempunyai efek penetrasi
sinar yang lebih dalam sampai di lapisan dermis sedangkan radiasi UVC (100-290
nm) hampir diserap sempurna oleh lapisan ozon sehingga tidak menimbulkan efek ke
kulit (Pandel et al.,2013),
Kulit merupakan organ tubuh paling Iuar dan paling Iuas pada tubuh manusia
serta sering terpapar oleh lingkungan seperti radiasi Ultraviolet (UV), obat dan polusiudara_merupakan faktor-faktor yang berpengaruh dari luar tubuh (eksternal),
sedangkan faktor-faktor dari dalam (endogen) yaitu faktor genetik, ras, hormonal serta
terjadinya Reactive Oxygen Species (ROS) dan radikal bebas yang diproduksi terus
menerus selama proses metabolisme sel. Faktor-faktor endogen tersebut merupakan
proses fisiologi tapi bila tidak seimbang dapat menyebabkan kerusakan daripada sel
dan dapat makin rusak apabila disertai dengan paparan dari luar (Ieihashi et al.,2009).
Pada Photoaging, kolagen akan mengalami kerusakan dimana kolagen akan
mengalami glikasi, yaitu reaksi non enzimatik yang melibatkan penambahan gula
pereduksi molekul matrik ekstrakseluler kolagen dan protein. Kolagen yang
mengalami glikasi akan kehilangan kelenturannya dan tidak dapat_mengalami
remodeling. Kolagen yang terpapar berulang oleh sinar UVB akan mengalami
degradasi dan penghambatan pertumbuhan prokolagen. Degradasi kolagen menjadi
tidak lengkap dan terjadi akumulasi fragmentasi kolagen yang mengurangi integritas,
struktural dermis (Yaar and Gilchreas, 2008; Brugman and Sagrhari, 2009).
Sel fibroblast bertanggung jawab tethadap produksi kolagen, serat retikulin,
serat elastik dan jaringan penyangga dari dermis. Selain itu fibroblast juga dapat
menghilangkan serat-serat tersebut dengan mensekresikan enzim seperti collagenase
(Matriks Metalloproteinase-1 atau MMP-1) dan elastase (Obagi, 2000).
‘Squalene menjadi bahan yang sangat menarik perhatian sejak ditemukan pada
ekstrak hati ikan hiu yang ditemukan oleh Dr. Tsujimoto tahun 1903. Squalene
memiliki rantai polyunsaturated hydrocarbon dengan formulasi CaoHso dan memiliki
6 unit isoprene. Squalene merupakan triterpene yang dapat ditemukan pada semua
organisme di alam mulai dari tanaman hingga manusia (Kim and Fatih, 2012), Pada
tahun 1963, pemenang penghargaan nobel, Paul Karrer, menemukan bahwa squalene
juga ada pada tubuh manusia, Bersama dengan artikel yang dipublikasikan tahun 1963menyebutkan bahwa squalene menstimulasi makrofag, kemudian dibuat investigasi
berdasarkan data tersebut. Pada tahun 1982, fungsi detoxifikasi dari squalene
dilaporkan, Pada tahun 1993, efek proteksi melawan radiasi dipublikasikan, Tahun
1995, seorang peneliti dari Jepang membuat demonstrasi bahwa squalene mencegah
oxidasi lipid yang disebabkan oleh sinar Ultraviolet pada kulit. Kandungan squalene
dapat ditemukan pada minyak zaitun, minyak palem, minyak biji gandum, minyak
amarath dan minyak bekatul, Tetapi sumber terbesar Squalene ditemukan pada Deep
‘Sea Shark Liver Oil (Gunes, 2013).
Penyebab terbesar terjadinya kerusakan sel terutama pada kulit disebabkan
karena oksidasi. Kulit manusia yang terpapar sinar matahari akan memicu terjadinya
lipid peroksidasi pada lapisan kulit memburuk. Dalam hal ini Squalene dilaporkan
dapat melindungi kulit manusia yang disebabkan oleh lipid peroksidasi karena sinar
matahari maupun hal lain yang menyebabkan stress oksidatif (Kim and Fatih, 2012)
Squalene paling banyak ditemukan pada lapisan kulit sebagai komponen
utama lapisan lemak permukaan kulit, Squalene tidak terlalu rentan_tethadap
peroksidasi dan lebih berfungsi sebagai pemelihara singlet oksigen, melindungi kulit
manusia dari proses peroksidasi saat terpapar sinar ultraviolet (UV) dan sumber lain
yang dapat menyebabkan kerusakan oksidatif (Cho et al., 2009).
Squalene sebagai bahan utama untuk aplikasi topikal. Namun, studi klinis
tentang efek squalene oral pada kulit manusia secara in vivo jarang terjadi, Penuaan
kulit, yang merupakan proses gabungan penuaan intrinsik dan photoaging, dikaitkan
dengan peningkatan kerutan, kendur dan kelonggaran secara klinis dan dengan
penurunan kolagen secara biokimia. Dengan bertambahnya usia, terjadi pengurangan
kolagen secara berkelanjutan dan peningkatan sekresi Enzim pengurang matriks yang
disebut matriks metaloproteinase (MMPs) dibandingkan dengan kulit muda.Mekanisme yang diusulkan untuk memberi fotoaging menunjukkan bahwa protein
aktivator (AP) -1 diaktifkan oleh iradiasi UV dan oleh karenanya MMPs AP-1 seperti
MMP-1 Dan MMP-9 diinduksi, MMP yang diinduksi UV dapat menurunkan kolagen,
yang menyebabkan defisiensi kolagen pada kulit yang terpotretkan dan akhirnya kulit
berkerut ( Cho et al, 2009).
Berdasarkan pernyataan diatas, penelitian ini dilakukan untuk membuktikan
bahwa pemberian topikal minyak Desslo™ (Deep Sea Shark Liver Oil) dapat
menghambat peningkatan ekspresi_ matrix metalloproteinase-1 pada tikus yang
dipapar sinar ultraviolet-B.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dibuat rumusan masalah
seperti berikut:
Apakah Desslo™ dapat menghambat peningkatan ekspresi MMP-1 pada kulit
tikus wistar jantan yang dipapar sinar ultraviolet B?
1.3 Tujuan Penelitian
‘Tujuan Penelitian adalah:
Untuk membuktikan pemberian Desslo™ dapat menghambat peningkatan
ekspresi MMP-1 pada kulittikus wistar jantan yang dipapar sinar UVB.
1.4 Manfaat Penelitian
Dapat_menambah wawasan dan memberi informasi ilmiah baru tentang
Desslo™ dapat menghambat peningkatan ekspresi MMP-1 pada lapisan kulit tikus.