KEMENTERIAN PERTANIAN
A BADAN KARANTINA PERTANIAN
JALAN HARSONO RM NOMOR 3 RAGUNAN, PASAR MINGGU JAKARTA 12550
GEDUNG E Lt. 1, 5, 7 TELEPON/FAKSIMILI (021) 7816484, 7816483, 7816482, 7816481
Website : http://www. karantina. deptan.go.id
Email : infokarantina@deptan.go.id
eS
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN.
NOMOR : 2471 /iepts /K@. 020/t11/2018
TENTANG
PERCEPATAN LAYANAN SERTIFIKASI EKSPOR KARANTINA PERTANIAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN,
Menimbang : a, bahwa pelaksanaan sertifikasi ekspor karantina
pertanian sebagai fasilitasi dalam mempertahankan
dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian
di pasar internasional;
b. bahwa untuk memberikan dukungan terhadap
peningkatan daya saing komoditas ekspor produk
pertanian diperlukan pelayanan. sertifikasi ekspor
karantina pertanian yang cepat, efektif dan efisien;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, _ perlu
ditetapkan Keputusan Kepala Badan Karantina
Pertanian tentang Percepatan Layanan Sertifikasi
Ekspor Karantina Pertanian.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang
Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran
Negara Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2824);
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang
Pangan (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 227,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5360);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang
Karantina Hewan (Lembaran Negara Tahun 2000
Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4002);10.
ll.
12.
13,
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang
Karantina Tumbuhan (Lembaran Negara Tahun 2002
Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4196);
Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Penggunaan Sistem Elektronik Dalam Kerangka
Indonesia National Single Window (INSW) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 35
Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia
‘Tahun 2012 Nomor 84);
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Tahun 2015 Nomor 8);
Keputusan Presiden Nomor 75/M Tahun 2015
tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari Dan
Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di
Lingkungan Kementerian Pertanian;
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/
OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian;
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 94/Permentan/
OT.140/12/2011 tentang Tempat Pemasukan dan
Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan
Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina (Berita Negara Tahun 2011 Nomor 7),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 44/Permentan/OT.140/3/2014
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 94/Permentan/ OT.140/12/2011 tentang
‘Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa
Penyakit Hewan kKarantina dan Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina (Berita Negara
Tahun 2014 Nomor 428);
Peraturan Menteri Pertanian Nomor
65/PD.410/5/2014 tentang Tindakan Karantina
Hewan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Hasil
Bahan Asal Hewan Konsumsi (Berita Negara Tahun
2014 Nomor 677);
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14/Permentan/
KR.050/4/2016 tentang Bentuk dan Jenis Dokumen
Tindakan Karantina Tumbuhan dan Pengawasan
Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 17/Permentan/
KR.120/5/2017 tentang Dokumen Karantina Hewan.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor
01/Permentan/KR.20/1/2017 tentang Tindakan
terhadap Pengeluaran Media Pembawa Organisme
Pengganggu Tumbuhan dari dalam Wilayah Negara
Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 148);
2Menetapkan
KESATU
KEDUA.
KETIGA
KEEMPAT
MEMUTUSKAN:
Percepatan Layanan Sertifikasi Ekspor Karantina Pertanian.
Percepatan Layanan Sertifikasi Ekspor sebagaimana dimaksud
dalam diktum KESATU tercantum pada Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini,
Percepatan Layanan Sertifikasi Ekspor sebagaimana dimaksud
dalam diktum KEDUA sebagai Pedoman dalam Pelaksanaan
Percepatan Layanan Sertifikasi Ekspor Karantina Pertanian.
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1% November 2018
“VKEPALA BADAN KARANTINA
IAN,
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:
al ol ool
Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani;
Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati;
Kepala Pusat Kepatuhan, Kerja sama dan Informasi Perkarantinaan;
Kepala Balai Besar/Balai/Stasiun Karantina Pertanian di seluruh Indonesia.LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA
PERTANIAN
NOMOR : 2471 /Kpts /(€8.020/te/11/2018
TANGGAL » {3 November 2018
TENTANG
PERCEPATAN LAYANAN SERTIFIKASI
EKSPOR KARANTIN APERTANIAN
PEDOMAN
PERCEPATAN LAYANAN SERTIFIKASI EKSPOR KARANTINA PERTANIAN
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alam
hayati. Berbagai sumber daya alam hayati tersebar di seluruh wilayah
Indonesia, baik di daratan maupun lautan, sehingga Indonesia disebut
negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar setelah
negara Brazil. Di sisi lain, kekayaan sumber daya alam tersebut juga
menjadi modal penting bagi pembangunan nasional, yaitu untuk (1)
memenuhi kebutuhan pangan, pakan, dan energi; dan (2) meningkatkan
taraf hidup serta kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Setiap negara diberi hak berdaulat menerapkan ketentuan ekspor
dalam lalu lintas perdagangan internasional sebagaimana diatur dalam
perjanjian penerapan SPS (Agreement on Application on SPS of WTO).
Penerapan ketentuan SPS harus dilakukan berdasarkan kajian dan bukti
ilmiah (Pest Risk Analysis), tidak diskriminatif, dan berdampak minimal
terhadap hambatan perdagangan.
Pemenuhan ketentuan SPS negara pengimpor merupakan
persyaratan mutlak yang harus dipenuhi oleh negara pengekspor dalam
perdagangan internasional. Di lain pihak, penerapan ketentuan SPS harus
disimplikasi dan diharmonisasikan sebagai fasilitasi dalam perdagangan
internasional.B.
c
D.
Kebijakan Badan Karantina Pertanian dalam mendorong daya saing
komoditas pertanian melalui percepatan layanan sertifikasi ekspor , baik
terhadap media pembawa yang diperiksa di tempat pengeluaran, maupun
terhadap media pembawa yang telah dilakukan pemeriksaan secara in-
line inspection. Selain itu, percepatanlayanan _ sertifikasi_ekspor
diharapkan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas komoditas ekspor
serta meningkatkan efektifitas, efisiensi, dan akuntabilitas pelaksanaan
sertifikasi ekspor karantina pertanian. Untuk itu, diperlukan Pedoman
Percepatan Layanan Sertifikasi Ekspor sebagai acuan bagi Unit Pelaksana
Teknis Karantina Pertanian agar proses percepatan layanan dapat
berlangsung dengan baik.
Maksud dan Tujuan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Petugas Karantina
Tumbuhan dalam melakukan percepatan layanan dalam sertifikasi
tindakan karantina terhadap media pembawa yang akan dikeluarkan dari
dalam wilayah negara Republik Indonesia.
Pedoman ini bertujuan untuk meningkatkan : (1) pelayanan
akseptabilitas komoditas pertanian Indonesia di negara tujuan ekspor; (2)
daya saing komoditas pertanian Indonesia di pasar global; dan (3) iklim
usaha yang lebih kondusif dalam ekspor komoditas pertanian.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam Pedoman ini melipu
Kriteria Percepatan Layanan Ekspor
Tatacara percepatan layanan sertifikasi ekspor;
Monitoring dan evaluasi
efPpr
Biaya
Pengertian
1. Organisme Pengganggu Tumbuhan yang selanjutnya disingkat OPT
adalah semua organisme yang dapat merusak, mengganggu
kehidupan atau menyebabkan kematian tumbuhan.
210.
ll.
OPT target adalah OPT yang dicegah pemasukannya oleh negara
tujuan.
Hama Penyakit Hewan Karantina yang selanjutnya disingkat HPHK
adalah semua hama dan penyakit hewan yang ditetapkan Pemerintah
untuk dicegah masuknya ke dalam, tersebarnya di dalam, dan
keluarnya dari wilayah negara Republik Indonesia.
Tindakan Karantina secara In-line inspection yang selanjutnya disebut
inline inspection adalah adalah tindakan karantina yang dilakukan di
luar tempat pengeluaran dengan penerapan sistem mitigasi OPT
tertentu/HPHK dalam proses produksi media pembawa yang dapat
ditelusur sebagai jaminan sertifikasi ekspor telah memenuhi
persyaratan negara tujuan.
Media Pembawa OPT/HPHK yang selanjutnya disebut Media Pembawa
adalah tumbuhan, bagian tumbuhan atau hewan, bahan asal hewan
dan hasil bahan asal hewan yang dapat membawa OPT tertentu/HPHK.
Instalasi Karantina Hewan yang selanjutnya disebut Instalasi
Karantina adalah suatu bangunan berikut peralatan dan lahan
serta sarana pendukung yang diperlukan sebagai tempat untuk
melakukan Tindakan Karantina
Instalasi Karantina Tumbuhan yang selanjutnya disebut Instalasi
Karantina adalah tempat beserta segala sarana yang ada padanya yang
digunakan untuk melaksanakan tindakan karantina tumbuhan.
‘Tempat Lain adalah tempat beserta sarana pendukungnya yang berada
di luar Instalasi Karantina yang digunakan sebagai tempat pemeriksaan
secara in-line inspection.
Negara Tujuan adalah negara tempat pemasukan media pembawa yang
dikeluarkan dari dalam wilayah negara Republik Indonesia.
Alat angkut media pembawa adalah semua alat transportasi darat, air
maupun udara yang dipergunakan untuk melalulintaskan media
pembawa.
Sertifikat Kesehatan adalah Health Certificate atau Phytosanitary
Certificate yang diterbitkan oleh Petugas Karantina yang menyatakan
bahwa media pembawa yang tercantum di dalamnya bebas dari
OPT/HPHK — serta telah memenuhi persyaratan karantina yang
ditetapkan dan atau menyatakan keterangan lain yang diperlukan.12. Tindakan Karantina adalah tindakan yang dilakukan Petugas
Karantina berupa tindakan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan,
perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan/atau
pembebasan terhadap media pembawa.BAB II
KRITERIA PERCEPATAN LAYANAN SERTIFIKASI EKSPOR
Percepatan layanan sertifikasi ekspor dapat berdasarkan kriteria
sebagai berikut :
A. Media Pembawa
Percepatan layanan sertifikasi ekspor diberikan untuk media
pembawa dengan kategori risiko rendah. Jenis-jenis media pembawa
berisiko rendah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 12/Permentan/OT.140/3/2015 tentang Tindakan Karantina Hewan
dan Tumbuhan Terhadap Pemasukan Media Pembawa Hama Penyakit
Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina di
‘Tempat Pemeriksaan Karantina.
Untuk Media pembawa berisiko sedang dapat diberikan layanan
percepatan sertifikasi ekspor, apabila telah dilakukan pemeriksaan secara
inline inspection.
Terhadap media pembawa kategori risiko tinggi dapat diberikan
layanan percepatan sertifikasi ekspor, apabila pemeriksaan secara in-line
inspection dilaksanakan di Instalasi Karantina yang telah ditetapkan serta
memiliki personil dengan kualifikasi yang sesuai untuk melaksanakan
tindakan pemeriksaan kesehatan dan telah ditunjuk sebagai pelaksana
pemeriksaan kesehatan oleh Kepala Badan Karantina Pertanian.
B. Persyaratan Karantina Negara Tujuan Ekspor
Persyaratan karantina negara tujuan ekspor sangat menentukan
tingkat risiko media pembawa yang akan diekspor. Percepatan layanan
sertifikasi ekspor hanya untuk media pembawa yang akan diekspor ke
negara-negara yang tidak memiliki persyaratan karantina yang bersifat
khusus,
Percepatan layanan sertifikasi ekspor dapat diberikan untuk media
pembawa yang memiliki persyaratan khusus, apabila sudah ada
perjanjian/protocol antara otoritas karantina Negara tujuan ekspor dengan
Badan Karantina Pertanian dan dapat dipenuhi di Instalasi Karantina yang
ditetapkan sebagai tempat pemeriksaan secara in-line inspection.C. Tingkat Kepatuhan
Percepatan layanan sertifikasi ekspor dapat diberikan kepada
eksportir dan/atau pemilik Instalasi Karantina atau tempat lain dengan
tingkat kepatuhan , sebagai berikut :
1. Memi
rekam jejak yang baik sebagai jasa karantina;
2. Merupakan eksportir komoditas pertanian/kehutanan.
3. Memiliki kode dan username aplikasi Permohonan Pemeriksaan
Karantina (PPK) online;
4. Selalu melaporkan sebelum keberangkatan media pembawaBAB III
TATACARA PERCEPATAN LAYANAN SERTIFIKASI EKSPOR
A. Penilaian kriterian Percepatan Layanan
Percepatan layanan ekspor di tempat pengeluaran dapat diberikan
terhadap : (1) komoditas yang tergolong tidak memiliki risiko tetapi masih
dipersyaratkan oleh negara tujuan untuk disertai Sertifikat Kesehatan;
dan/atau (2) media pembawa memiliki risiko rendah dan negara tujuan
ekspor hanya mempersyaratkan sertifikat kesehatan.
UPT Karantina melakukan penilaian terhadap jenis media pembawa,
persyaratan negara tujuan dan tingkat kepatuhan pengguna jasa/eksportir
yang akan diberikan percepatan. Berdasarkan penilaian tersebut, UPT
Karantina Pertanian akan mengetahui dan memiliki daftar jenis media
pembawa, negara tujuan beserta identitas pengguna jasa/eksportir yang
akan mendapat fasilitas dalam percepatan layanan sertifikasi ekspor.
Percepatan layanan sertifikasi ekspor terhadap media pembawa yang
berasal dari Instalasi Karantina atau Tempat Lain sebagai tempat
pemeriksaan secara in-line inspection. Percepatan layanan dapat diberikan
setelah dapat dipastikan Instalasi Karantina atau Tempat Lain memenuhi
persyaratan sebagai tempat pemeriksaan secara in-line inspection .
Tatacara penilaian dan Penetapan atau persetujuan_ Instalasi
Karantina atau tempat Lain sesuai dengan Pedoman Penilaian dan
Penetapan Instalasi Karantina atau tempat lain sebagai tempat
pemeriksaan secara in-line inspection.
B, Pelaksanaan Percepatan Layanan
1, Tindakan karantina dalam rangka percepatan pelayanan sertifikasi
ekspor dapat dilakukan :
a. Terhadap Media Pembawa yang langsung dibawa ke tempat
pengeluaran.
b. Terhadap media pembawa yang telah dilakukan pemeriksaan secara
in-line inspection di luar tempat pengeluaran.
c. Terhadap media pembawa yang telah dilakukan pemeriksaan secara
in-line inspection di luar tempat pengeluaran dan sudah memilikipersonil yang telah ditunjuk sebagai pelaksana pemeriksaan
kesehatan,
2. Tatacara percepatan layanan terhadap media pembawa sebagaimana
dimaksud pada angka 1 hurufa, sebagai berikut :
a. Pemilik yang telah terdaftar sebagai pengguna jasa yang akan
diberikan layanan/ melaporkan dan menyerahkan media
pembawa/komoditas ke UPT Karantina Pertanian setempat
sekurang-kurangnya 6 jam sebelum pemuatan ke atas alat angkut.
b. Berdasarkan surat tugas dari Kepala UPT Karantina Pertanian,
Petugas Karantina melakukan pemeriksaan baik berupa pemeriksaan
dokumen dan kesehatan/fisik untuk memastikan kebenaran jenis
dan jumlah komoditas atau media pembawa yang akan diekspor,
dilakukan paling lama 60 menit.
c. Apabila setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata :
(1) Dokumen persyaratan tidak lengkap, sah dan benar; dan/atau
Jenis komoditas/media pembawa tidak sesuai, dilakukan
penolakan;
(2) Dokumen persyaratan lengkap, sah dan benar serta jenis dan
komoditas/media pembawa sesuai, dilakukan pembebasan.
d. Penolakan dilakukan dengan penerbitan Surat Penolakan oleh
Petugas Karantina kepada pemohon.
e. Penerbitan Surat Penolakan dan/atau Sertifikat kesehatan paling
lama 30 menit setelah pemeriksaan selesai dilakukan oleh Petugas
Karantina.
3. Terhadap Media Pembawa sebagaimana dimaksud angka 1 hurufb, hanya
dikenakan pemeriksaan dokumen. Pemeriksaan kesehatan oleh Petugas
Karantina dilakukan secara acak, karena Instalasi Karantina atau Tempat
Lain tersebut sudah memiliki sistem yang dapat menjamin mitigasi OPT
Target/HPHK, Frekuensi pemeriksaan kesehatan terhadap media
pembawa sebagai oleh Petugas Karantina, sebagai berikut :
(1) Satu kali dalam sebulan untuk media pembawa yang berasal dari
Instalasi Karantina; atau
(2) Dua kali dalam sebulan untuk media pembawa yang berasal dari
‘Tempat Lain.4. Terhadap Media Pembawa sebagaimana dimaksud angka 1 huruf c,
tidak memerlukan pemeriksaan kesehatan oleh Petugas Karantina.
Petugas Karantina hanya melaksanakan monitoring sewaktu-waktu
untuk memastikan sistem telah berjalan dengan baik dan pihak ketiga
secara konsisten telah melaksanakan karantina sesuai dengan
ketentuan.
5. Tatacara percepatan layanan sertifikasi ekspor terhadap media pembawa
yang sudah dilakukan pemeriksaan inline inspection sebagaimana
dimaksud angak 1 huruf b dan huruf c, sebagai berikut :
a. Pemilik Instalasi Kesehatan/tempat lain atau kuasanya melaporkan
pengeluaran media pembawa kepada UPT Karantina Pertanian
setempat atau UPT Karantina Pertanian Pengeluaran sekurang-
kurangnya 2 jam sebelum pemuatan ke atas alat angkut.
b. Berdasarkan surat tugas dari Kepala UPT Karantina Pertanian,
Petugas Karantina melakukan pemeriksaan dokumen persyaratan
dilakukan paling lama 30 menit.
c. Penolakan dilakukan dengan penerbitan Surat Penolakan oleh
Petugas Karantina kepada pemohon.
d. Apabila hasil pemeriksaan dokumen, ternyata :
(1) Dokumen persyaratan tidak lengkap, sah dan benar, dilakukan
penolakan dengan menerbitkan Surat Penolakan; atau
(2) Dokumen persyaratan lengkap, sah dan benar sesuai, dilakukan
pembebasan dengan menerbitkan Sertifikat Kesehatan.
e. Penerbitan Surat Penolakan atau Sertifikat kesehatan paling lama 30
menit setelah pemeriksaan dokumen selesai dilakukan oleh Petugas
Karantina.BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
A. Monitoring
a
UPT Karantina Pertanian melakukan monitoring terhadap profil
pengguna jasa dan persyaratan negara tujuan, dan perkembangan
status OPT Target/HPHK yang mendapat percepatan layanan
sertifikasi ekspor.
Instalasi Karantina yang telah ditetapkan sebagai tempat pelaksanaan
secara in-line inspection oleh Badan Karantina Pertanian harus secara
konsisten menjaga dan mengelola dengan baik kondisinya untuk
pemenuhan persyaratan negara tujuan.
Penilaian konsistensi penerapan mitigasi OPT atau HPHK di Instalasi
Karantina oleh UPT Karantina Pertanian dengan melaksanakan
monitoring sewaktu-waktu atau secara berkala setiap 6 (enam) bulan
sekali.
Monitoring sewaktu-waktu. —Instalasi_ Karantina _berdasarkan
pertimbangan teknis, antara lain:
a, Temuan OPT target/HPHK pada saat dilakukan pemeriksaan
kesehatan terhadap media pembawa yang akan diekspor.
Rekam jejak kepatuhan;
Dinamika status OPT target/HPHK;
Jenis dan bentuk media pembawa;
Frekuensi dan volume media pembawa;
Persyaratan negara tujuan; dan/atau
ammenog
Informasi ketidaksesuaian yang dapat dipertanggungjawabkan.
Laporan hasil monitoring disampaikan oleh Kepala UPT Karantina
Pertanian kepada Kepala Badan Karantina Pertanian melalui Kepala
Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati atau Kepala
Pusat Karantina Hewan dan dan Keamanan Hayati Hewani,
10B. Evaluasi
1, Laporan hasil monitoring akan dijadikan bahan evaluasi dan
pertimbangan untuk meninjau kembali status penetapan Instalasi
Karantina sebagai tempat pelaksanaan in-line inspection.
2. Apabila berdasarkan hasil monitoring ternyata:
a. Instalasi Karantina dinilai secara konsisten memenuhi persyaratan,
maka penetapannya sebagai tempat pelaksanaan in-line inspection
dapat tetap diberikan; atau
b. Instalasi Karantina dinilai tidak konsisten memenuhi persyaratan,
maka status penetapannya akan dicabut.
3. Terhadap Instalasi Karantina yang tidak diakui dan/atau dicabut
Penetapannya sebagai tempat pelaksanaan in-line inspection, tindakan
karantina terhadap ekspor media pembawa dari fasilitas tersebut
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
tentang ekspor yang berlaku.BAB VI
BIAYA
A. Biaya Jasa Karantina
1, Terhadap media pembawa yang dilakukan tindakan karantina melalui
inline inspection dikenakan biaya jasa tindakan karantina pemeriksaan
dan sertifikasi pelepasan sesuai ketentuan peraturan perundangan.
2. Biaya jasa tindakan karantina sebagaimana dimaksud pada angka 1
menjadi kewajiban eksportir.
B. Biaya Penilaian, Monitoring dan Evaluasi
Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan penilaian persyaratan
serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan
secara in-line inspection terhadap media pembawa yang akan dikeluarkan
dibebankan pada DIPA Badan Karantina Pertanian.
2BAB VI
PENUTUP
Penyelenggaraan sertifikasi ekspor karantina harus berkontribusi dalam
mempertahankan dan meningkatkan akses pasar dan volume komoditas
ekspor Indonesia. Percepatan layanan sertifikasi ekspor sebagai salah satu
upaya dalam simplikasi regulasi dalam mendorong peningkatakan ekspor
komoditas, serta efektifitas, efisiensi, dan akuntabilitas pelayanan ekspor.
Disamping itu, percepatan pelayanan ekspor diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi para pemangku kepentingan (stakeholder) yang trelibat langsung
dalam ekspor komoditas pertanian.
Dengan ditetapkannya Pedoman ini maka pelaksanaan percepatan layanan
Sertifikasi terhadap pengeluaran media pembawa dari dalam wilayah negara
Republik Indonesia mengacu pada Pedoman ini. Penerapan Pedoman ini
memerlukan peran serta seluruh stakeholder, Untuk itu, seluruh stake holder
harus memiliki pemahaman dan persepsi yang sama agar dalam
penerapannya dapat berlangsung lancar.
KEPALA BADAN KARANTINA