You are on page 1of 12

PENGARUH MEDIA KOMIK SAINS BERBASIS KARAKTER TERHADAP MINAT

BACA DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN IPA

Ani Widyawati1 dan Astuti Wijayanti2


1,2
Pamong Prodi Pendidikan IPA FKIP Universitas sarjanawiyata Tamansiswa
email: 1ani.widyawati@ustjogja.ac.id, 2astuti.wijayanti@ustjogja.ac.id

ABSTRACT
This research is a quasi-experimental type Nonequivalent Control Group Design which aims
to determine the effect of the use of learning media in the form of character-based science
comics on reading interest and learning outcomes of science education program students in
science 2 subjects. This study uses learning media containing science material integrated with
character education in it is very necessary for the present and future eras. This is in line with
the 2013 revised curriculum demands of 2017 which aim to build the 2045 generation with
strong character, possess 21st-century skills with HOTS assessment, and literacy. Data
collection techniques using questionnaires and tests. The results of this study indicate that
there is a significant influence on the use of comic media in learning in science courses 2
addictive and psychotropic substances on learning outcomes and student interest in reading.
This is evidenced by the results of the significance of the "t" test for post-testing learning
outcomes and reading interest between the experimental class and the control class valued at
0,000 or less than 0.05 (α). The results of the gain test which shows that the difference in
posttest learning outcomes of natural science students in Natural Sciences 2 course is in the
high category while for reading interest is in the medium category.

Keywords: comic science, characters, reading interest, student learning outcomes.

PENDAHULUAN dasarnya pendidikan karakter merupakan


Pembelajaran Ilmu Pengetahuan bagian yang tidak terpisahkan dari ilmu
Alam (IPA) pada hakekatnya merupakan sains. Hal ini karena salah satu hakikat
cara mencari tahu tentang alam secara sains adalah nilai atau sikap ilmiah yang
sistematis. Pembelajaran IPA diarahkan merupakan karakter itu sendiri. Domain
untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat sikap ilmiah merupakan pendidikan
membantu peserta didik untuk memperoleh karakter yang terintregrasi dalam pelajaran
pemahaman yang lebih mendalam tentang IPA secara holistik (Widyawati dan
alam sekitar (Depdiknas, 2007). IPA bukan Prodjosantoso, 2014). Menurut Zuchdi,
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan Prasetya, & Masruri, (2012) penilaian
saja tetapi juga merupakan suatu proses pendidikan karakter harus dilakukan secara
penemuan yang akan memperkuat holistik meliputi penilaian kognitif, afektif,
keimanan dan sikap/karakter seseorang. dan habbit.
Pendidikan karakter yang diintegrasikan Pembelajaran IPA terpadu dapat
dalam pembelajaran IPA (sains) dapat mempermudah dan memotivasi peserta
memberikan pengalaman yang bermakna didik untuk mengenal, menerima,
bagi peserta didik dan dapat terserap secara menyerap, dan memahami keterkaitan atau
alami lewat kegiatan sehari-hari. Pada hubungan antara konsep pengetahuan dan

SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Februari 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 66
nilai atau tindakan yang termuat dalam di antaranya melalui pemanfaatan media
tema tersebut (Widiyatmoko, 2013). pembelajaran yang menarik sehingga
Melalui model pembelajaran IPA terpadu diharapkan dapat meningkatkan motivasi,
yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari, minat, dan hasil belajar peserta didik
siswa dapat diarahkan untuk berpikir kritis (Widyawati dan Prodjosantoso, 2014).
untuk dapat memahami hubungan antar Kurikulum 2013 revisi 2017 selain
konsep sains pada tema disajikan guru. menekankan pada penguatan karakter, juga
Pembelajaran IPA yang dilakukan akan memfokuskan pada proses literasi dalam
semakin bermakna. Peserta didik akan pembelajaran, menuntut guru dan calon
memperoleh keutuhan belajar IPA dan guru untuk lebih kreatif dalam hal media
kebulatan pandangan tentang fenomena pembelajaran yang dapat meningkatkan
alam sekitar. literasi peserta didik khususnya dalam
Pada kenyataannya, pembelajaran literasi dasar, seperti membaca. Oleh
IPA yang ada cenderung lebih karena itu perlu dilakukan inovasi dalam
menekankan pada pengembangan media pembelajaran untuk menggantikan
kemampuan kognitif dan belum buku teks dengan bahan ajar yang lebih
berorientasi pada pembentukan karakter menarik dan sesuai dengan perkembangan
dan media pembelajaran yang tersedia saat psikologis peserta didik SMP, yaitu dalam
ini masih monoton dan kurang menarik bentuk komik.
minat baca peserta didik karena masih Komik menurut Waluyanto (2003)
dikemas dalam bentuk buku. Hal tersebut adalah media pembelajaran yang
membuat peserta didik mudah jenuh dan menyajikan materi sains dalam bentuk
bosan sehingga malas untuk membaca, cerita bergambar sehingga menarik dan
sehingga proses literasi sulit berjalan lebih mudah dipahami, lebih santai, dan
optimal yang mengakibatkan mereka membuat peserta didik tidak jenuh dalam
menjadi kesulitan menangkap konsep belajar serta pembelajaran menjadi lebih
materi penting yang dipelajari dan menyenangkan. Cahyani, Kuswadi, &
kesulitan menyelesaikan tugas dan Karsono (2007) menambahkan bahwa
permasalahan yang dihadapi. Penguatan melalui media komik diharapkan siswa
karakter pada mahasiswa calon guru pada dapat mengembangkan ide dan imajinasi
era milenial ini juga harus ditingkatkan mereka melalui deretan gambar dalam
karena sangat berpengaruh terhadap panel-panel (kotak) gambar dengan sedikit
karakter mereka saat sudah menjadi guru. tulisan yang ditempatkan dalam balon kata.
Hal ini disebabkan karena mahasiswa saat Apabila media komik diintegrasikan
ini mengalami degradasi moral yang dengan karakter melalui tokoh dan jalan
sangat tajam, dengan semakin maraknya cerita, maka peserta didik akan
kasus pornografi, tawuran, demontrasi, mendapatkan contoh dan suri teladan yang
berkurangnya rasa hormat kepada dosen, baik dan patut dicontoh, sehingga secara
ruang kuliah yang kotor, hasil ujian yang tidak langsung komik dapat menanamkan
tidak jujur, merokok di area kampus, dan nilai, sikap, dan karakter (Puspitorini,
minat belajar yang rendah. Padahal saat ini Prodjosantoso, Subali, & Jumadi, 2014).
paradigma baru pendidikan yaitu Menurut Schraw dan Lehman (2010:
menghendaki dilakukannya inovasi-inovasi 210)” Interest refers to the linking and
yang terintegrasi dan berkesinambungan, willfull engangement in an activity”. Minat

SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Februari 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 67
mengarah pada kegemaran dan pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan
keterlibatan dalam sebuah kegiatan yang Ilmu Pendidikan (FKIP ) Universitas
disengaja. Minat pada dasarnya adalah Sarjanawiyata Tamansiswa (UST)
penerimaan akan sesuatu hubungan antara Yogyakarta yang mengikuti mata kuliah
diri sendiri dengan suatu di luar diri. IPA 2 yang terdiri dari dua kelas paralel
Semakin kuat atau dekat hubungan dengan jumlah sebanyak 66 mahasiswa.
tersebut, semakin besar minat. Minat Pemilihan sampel dipilih dengan cara
membaca dapat diartikan keinginan diundi untuk menentukan kelas eksperimen
sesorang untuk membaca atau melakukan dan kelas kontrol.
literasi dasar membaca suatu bacaan Penelitian ini adalah penelitian
tertentu karena adanya dorongan atau eksperimen dengan metode kuasi
keinginan yang kuat dari dalam dirinya, eksperimen (semu) dan pola nonequivalent
sehingga dia menjadi sangat senang dan control group design. Dalam desain ini
tidak bosan ketika membaca. Melalui baik kelompok eksperimen maupun
meningkatnya minat membaca diharapkan kelompok kontrol sama-sama diberi pre-
akan semakin meningkatkan hasil belajar. test untuk melihat kemampuan awal
Hasil (product) menunjuk pada suatu mereka. Setelah itu kelompok eksperimen
perolehan akibat dilakukannya suatu diberi perlakuan sedangkan kelompok
aktifitas atau proses yang mengakibatkan kontrol tidak mendapatkan perlakuan.
berubahnya input secara fungsional. Hasil Kemudian kedua kelompok ini akan diberi
belajar adalah perubahan yang post-test untuk mengetahui hasil dari
mengakibatkan manusia berubah dalam perlakuan yang telah dilakukan. Desain
sikap dan tingkah lakunya (Winkel,2006). penelitian ini sebagai berikut.
Berdasarkan uraian tersebut maka pendidik
dan calon pendidik perlu dikenalkan O1 X O2
dengan media pembelajaran dalam bentuk O3 - O4
komik sains terpadu berbasis karakter agar
bisa menjadi inspirasi inovasi media Gambar 1. Desain Penelitian Eksperiment
pembelajaran untuk peningkatan kualitas Keterangan:
pendidikan. O1: kelompok eksperimen sebelum
METODE PENELITIAN diberikan perlakuan (pre-test)
Penelitian ini dilakukan di program O2: kelompok eksperimen setelah
studi pendidikan IPA Fakultas Keguruan diberikan perlakuan (post-test)
dan Ilmu Pendidikan (FKIP ) Universitas O3: kelompok eksperimen sebelum
Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) diberikan perlakuan (pre-test)
Yogyakarta pada mata kuliah IPA 2. O4: kelompok eksperimen setelah
Penelitian ini dilaksanakan pada semester diberikan perlakuan (post-test)
genap tahun ajaran 2017/2018 dalam X : pemberian perlakuaan (treatment)
jangka waktu 6 bulan. Penelitian ini (Sugiyono, 2011: 114)
dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan pada Variabel yang digunakan dalam
masing-masing kelompok dengan bahasan penelitian ini antara lain: variabel bebas
tentang zar additif, zat adiktif, dan (independent) yaitu penggunaan media
psikotropika. Populasi penelitian ini adalah komik sains berbasis karakter pada materi
seluruh mahasiswa program studi zat adiktif, dan psikotropika; dan variabel

SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Februari 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 68
terikat yaitu minat baca dan hasil belajar yanng dalam pembelajarannya
IPA 2. Instrumen yang digunakan pada menggunakan buku teks.
penelitian ini adalah tes, observasi, dan Dalam pengujian hipotesis, peneliti
dokumentasi. Tes tertulis dalam bentuk menggunakan bantuan SPSS. Untuk
pre-tes dan post tes yang bertujuan untuk kriteria dalam penerimaaan dan penolakan
mengungkapkan kemampuan awal dan hipotesis adalah sebagai berikut: 1) Untuk
akhir mahasiswa setelah diberi perlakuan. uji-t, jika diperoleh hasil thitung ≥ ttabel,
Observasi untuk mengamati proses maka hipotesis yang dirumuskan (Ha)
pembelajaran berlangsung. Dokumentasi diterima sedangkan hipotesis nol (Ho)
berupa daftar nilai dan foto-foto kegiatan ditolak, dan 2) Jika diperoleh thitung <
pembelajaran untuk melengkapi data yang ttabel, maka hipotesis alternatif (Ha)
bersifat tekstual. ditolak dan hipotesis nol (Ho) diterima.
Sebelum melakukan analisis data,
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat HASIL PENELITIAN
analisis yakni dengan pengujian normalitas 1. Hasil Uji Data Pretes Dan Postes
dan homogenitas antara subyek pada Minat Baca
kelompok eksperimen dan kelompok a. Deskripsi Rata-Rata Pretes Minat
kontrol. Uji hipotesis dilakukan pada Baca Kelas Eksperimen Dan Kelas
tahap berikutnya dengan menggunakan uji- Kontrol
t untuk mengetahui ada atau tidaknya Berdasarkan hasil perhitungan
perbedaan yang signifikan antara hasil data pretes minat baca kelas
post-test kelompok eksperimen dengan eksperimen dan kelas kontrol
kelompok kontrol dengan Ha: terdapat diperoleh nilai rata-rata kelas
perbedaan hasil belajar dan minat baca eksperimen 62,10 dengan jumlah
yang signifikan antara subjek yang dalam mahasiswa 31 dan 63,26 untuk kelas
pembelajarannya menggunakan media kontrol yang berjumlah 34
komik dengan subjek yang dalam mahasiswa. Perolehan standar
pembelajarannya menggunakan buku teks; deviasi, nilai maksimum, dan
dan Ho: tidak terdapat perbedaan hasil minimum pretes minat baca
belajar dan minat baca yang signifikan mahasiswa IPA dapat dilihat pada
antara subjek yang dalam pembelajarannya tabel 1.
menggunakan media komik dengan subjek

Tabel 1 Deskripsi Data Mean Pretes Minat Baca


Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
No Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1 Jumlah siswa (n) 31 34
2 Rata-rata (mean) 62,10 63,26
3 Standar Deviasi (SD) 5,88 4,59
4 Maksimum 71,00 74,00
5 Minimum 45,00 54,00

SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Februari 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 69
b. Deskripsi Rata-Rata Postes kelas kontrol diperoleh nilai
Minat Baca Kelas Eksperimen minimum 60,00 dengan nilai
Dan Kelas Kontrol maksimum 92,00. Perolehan standar
Berdasarkan hasil perhitungan deviasi dan rata-rata nilai postes
data postes minat baca kelas minat baca mahasiswa IPA kelas
eksperimen diperoleh nilai terendah eksperimen dan kelas kontrol dapat
80,00 dan nilai tertinggi 92,00. dilihat pada tabel 2.
Sedangkan hasil postes minat baca
Tabel 2 Deskripsi Data Mean Postes Minat Baca
Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

No Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


1 Jumlah Siswa (N) 31 34
2 Rata-Rata (Mean) 86,77 77,53
3 Standar Deviasi (SD) 4,01 6,44
4 Maksimum 92,00 92,00
5 Minimum 80,00 60,00

2. Hasil Uji Data Pretes Dan Postes kontrol yang berjumlah 34


Hasil Belajar mahasiswa. Perolehan standar
a. Deskripsi Rata-Rata Pretes deviasi, nilai maksimum, dan
Hasil Belajar Kelas Eksperimen minimum pretes hasil belajar
Dan Kelas Kontrol mahasiswa IPA dapat dilihat pada
Berdasarkan hasil perhitungan tabel 3. Standar deviasi pretes hasil
data pretes hasil belajar kelas belajar kelas eksperimen dan kelas
eksperimen dan kelas kontrol kontrol diperoleh hasil yang tidak
diperoleh nilai rata-rata kelas jauh beda yakni 7,96 untuk kelas
eksperimen 50,00 dengan jumlah kesperimen dan 7,46 untuk kelas
mahasiswa 31 dan 45,59 untuk kelas kontrol.
Tabel 3 Deskripsi Data Mean Pretes Hasil Belajar
Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

No Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


1 Jumlah Siswa (N) 31 34
2 Rata-Rata (Mean) 50,00 45,59
3 Standar Deviasi (SD) 7,96 7,46
4 Maksimum 65,00 60,00
5 Minimum 35,00 30,00

b. Deskripsi Rata-Rata Postes Berdasarkan hasil perhitungan


Hasil Belajar Kelas Eksperimen data postes hasil belajar kelas
Dan Kelas Kontrol eksperimen diperoleh nilai terendah
70,00 dan nilai tertinggi 94,00.

SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Februari 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 70
Sedangkan hasil postes minat baca nilai postes minat baca mahasiswa
kelas kontrol diperoleh nilai minimum IPA kelas eksperimen dan kelas
25,00 dengan nilai maksimum 68,82. kontrol dapat dilihat pada tabel 4.
Perolehan standar deviasi dan rata-rata
Tabel 4 Deskripsi Data Mean Postes Hasil Belajar
Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
No Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1 Jumlah siswa (n) 31 34
2 Rata-rata (mean) 94,00 68,82
3 Standar Deviasi (SD) 9,62 17,32
4 Maksimum 100,00 100,00
5 Minimum 70,00 25,00

3. Pengujian Prasyarat Analisis Uji normalitas dalam penelitian ini


a. Uji Normalitas menggunakan 2 uji yaitu uji
Uji normalitas merupakan salah Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-
satu uji prasyarat yang harus Wilk. Hal ini dilakukan karena
dilakukan untuk mengetahui apakah sampel (n) berjumlah 31-34 (kurang
sebaran data pada kelompok kelas dari 50) akan memberikan hasil yang
eksperimen dan kelas kontrol yang lebih valid menggunakan uji
digunakan dalam penelitian ini Shapiro-Wilk. Uji Kolmogorov-
terdistribusi normal ataukah tidak. Smirnov digunakan untuk
Uji normalitas berguna untuk membandingkan dan lebih
menentukan data yang telah meyakinkan hasil pengujian bahwa
dikumpulkan berdistribusi normal sampel terdistribusi normal. Hasil
atau diambil dari populasi normal. perhitungan uji normalitas dari kelas
Dengan Ho : sampel kontrol dan kelas eksperimen dapat
berdistribusi normal. dilihat pada tabel 5.
Ha : sampel tidak berdistribusi
normal.

Tabel 5 Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen


Kelas kontrol Kelas eksperimen Kesimpulan
α Kolmogorov- Shapiro- Kolmogorov- Shapiro-
Smirnova Wilk Smirnova Wilk
0,05 0,084 0,108 0,200 0,491 Ho diterima

Jika nilai yang diperoleh di atas data pada tabel 5 hasil uji normalitas
0,05 maka distribusi data dinyatakan kelas kontrol dan kelas eksperimen,
memenuhi asumsi normalitas, baik menggunakan uji Kolmogorov-
sehingga Ho diterima dan jika Smirnov maupun uji Shapiro-Wilk
nilainya di bawah 0,05 maka diperoleh nilai > α, dengan α = 0,05.
diinterpretasikan sebagai tidak Hal ini menunjukkan bahwa data
normal atau Ho ditolak. Berdasarkan terdistribusi normal atau dengan kata
SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Februari 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 71
lain Ho diterima. Kesimpulan : data sama (homogen)
mahasiswa kelas kontrol dan kelas Ha : Variansi pada tiap kelompok
kesperimen terdistribusi normal. tidak sama (tidak homogen).
b. Uji Homogenitas Perhitungan uji homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas menggunakan software SPSS adalah
dan diperoleh sampel dari kedua dengan Uji Levene statistics. Cara
kelas terdistribusi normal, maka menafsirkan uji levene ini adalah,
dilanjutkan dengan uji homogenitas. jika nilai Levene statistic > α (0,05)
Uji homogenitas dilakukan untuk maka dapat dikatakan bahwa variasi
menunjukkan bahwa dua kelas data adalah homogen. Data hasil uji
sampel berasal dari populasi yang homogenitas dapat dilihat pada tabel
memiliki variansi yang sama. 6.
Hipotesis yang diuji adalah:
Ho : Variansi pada tiap kelompok

Tabel 6 Hasil Uji Homogenitas Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen


α Kelas kontrol Kelas eksperimen Kesimpulan
0,05 0,523 0,934 Ho diterima

Berdasarkan data pada tabel 6 penggunaan komik terhadap hasil


dapat disimpulkan bahwa Ho belajar dan minat baca mahasiswa
diterima atau data kelas kontrol dan pada materi zat adiktif dan
kelas eksperimen mempunyai psikotropika.
variansi data yang homogen. Hal ini 1) Uji t Hasil Belajar IPA 2
mengandung arti bahwa perbedaan Pengujian hipotesis selanjutnya
yang terjadi dalam hipotesis benar- adalah untuk membandingkan nilai
benar berasal dari perbedaan antara postes hasil belajar kelas kontrol
kelompok, bukan akibat dari dengan kelas eksperimen. Uji-t
perbedaan yang terjadi di dalam dilakukan untuk mengetahui ada atau
kelompok. tidaknya perbedaan yang signifikan
antara hasil post-test kelompok
c. Pengujian Hipotesis eksperimen dengan kelompok
Hasil pengujian prasyarat kontrol. Hipotesis yang diuji adalah:
analisis pada penelitian ini, uji Ha: terdapat perbedaan hasil belajar
normalitas dan uji homogenitas yang signifikan antara kelas
menunjukkan bahwa kedua kelas eksperimen dengan kelas kontrol
sampel yakni kelas eksperimen dan Ho: tidak terdapat perbedaan hasil
kelas kontrol semuanya terdistribusi belajar yang signifikan antara
normal dan bersifat homogen. kelas eksperimen dengan kelas
Berdasarkan hasil kedua uji prasyarat kontrol
analisis tersebut maka pengujian Berdasarkan hasil uji t-test
hipotesis penelitian dilakukan diperoleh nilai signifikansi (sig)
dengan menggunakan uji “t” dengan 0,000 atau kurang dari 0,05. Hal ini
tujuan untuk mengetahui pengaruh menunjukkan adanya perbedaan hasil
SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Februari 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 72
belajar kelas eksperimen dengan k terdapat perbedaan minat baca
kelas kontrol dalam pembelajaran yang signifikan antara subjek
pada mata kuliah IPA 2 materi zat yang dalam pembelajarannya
adiktif dan psikotropika. Atau dapat menggunakan media komik
dikatakan terdapat pengaruh yang (kelas eksperimen) dengan
signifikan penggunaan komik pada subjek yang dalam
mata kuliah IPA 2. Berdasarkan hasil pembelajarannya
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak menggunakan buku teks (kelas
dan Ha diterima. kontrol).
2) Uji t Minat Baca Berdasarkan perhitungan uji t -
Pengujian hipotesis selanjutnya test diperoleh hasil sig= 0,000. Hasil
adalah untuk membandingkan nilai yang diperoleh mempunyai nilai
postes minat baca kelas kontrol kurang dari α (0,05). Hal ini dapat
dengan kelas eksperimen. Hipotesis disimpulkan bahwa terdapat
yang diuji adalah: perbedaan yang signifikan antara
Ha: terdapat perbedaan minat baca postes minat baca kelas eksperimen
yang signifikan antara subjek dengan kelas kontrol. Kesimpulan ini
yang dalam pembelajarannya mengandung arti bahwa terdapat
menggunakan media komik pengaruh yang signifikan antaran
(kelas eksperimen) dengan minat baca kelas eksperimen dengan
subjek yang dalam kelas kontrol. Hasil uji t-tes postes
pembelajarannya menggunakan hasil belajar dan minat baca dapat
buku teks (kelas kontrol). dilihat pada tabel 7.
Ho:
tida α Variabel Hasil Uji t Kesimpulan
0,05 Hasil Belajar 0,000 Ho Ditolak Tabel
4.7 Minat Baca 0,000 Ho Ditolak Hasil Uji
Hipotesis dengan uji “t” Postes Hasil Belajar dan Minat Baca

PEMBAHASAN kontrol tidak jauh beda yaitu 50 untuk


Penelitian ini melibatkan dua kelas di kelas eksperimen dan 45,59. Demikian
Prodi Pendidikan IPA pada mata kuliah juga hasil penghitungan pretes untuk minat
IPA 2 dengan rincian satu kelas baca kelas eksperimen sebesar 62,10 dan
eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelas 63,26 untuk kelas kontrol. Kedua hasil
eksperimen menggunakan komik dalam penghitungan pretes ini menunjukkan
pembelajaran materi zat adiktif dan bahwa kondisi awal kedua kelas hampir
psikotropika. Sedangkan kelas kontrol setara atau tidak jauh beda, sehingga dapat
menggunakan buku ajar kurikulum 2013 disimpulkan bahwa kondisi awal kedua
dalam pembelajaran materi zat adiktif dan kelas tidak ada perbedaan yang signifikan.
psikotropika. Jumlah sampel pada kelas Hasil pretes ini sesuai dengan hasil uji
eksperimen sebanyak 31 orang dan pada prasyarat analisis yang dilakukan sebelum
kelas kontrol sebanyak 34 mahasiswa. memulai pengujian hipotesis yakni uji
Hasil penghitungan pretes untuk hasil normalitas yang menunjukkan kondisi
belajar kelas eksperimen dengan kelas sampel dari kedua kelas terdistribusi

SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Februari 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 73
normal serta bersifat homogen berdasarkan psikotropika. Perbedaan ini menunjukkan
hasil uji homogenitas. Hasil semua bahwa terdapat pengaruh penggunaan
penghitungan ini menunjukkan bahwa komik IPA dalam pembelajaran konsep zat
tidak ada kedua kelas adalah setara dengan adiktif dan psikotropika. Penggunaan
kata lain jika nanti ada perbedaan maka media komik ini terutama berpengaruh
bukan akibat faktor dari dalam kelompok terhadap hasil belajar materi zat adiktif dan
sampel. Artinya tidak ada perbedaan rata- psikotropika dan minat untuk membaca
rata yang signifikan mahasiswa kelas mahasiswa. Bahasa gambar dan teks dalam
eksperimen dengan kelas kontrol baik komik mampu mentransfer pemahaman
tentang konsep awal materi zat adiktif dan atau informasi dengan cepat terhadap suatu
psikotropika maupun dalam hal minat masalah dibanding hanya menggunakan
membaca mereka. tulisan atau gambar saja (Cahyani et al.,
Perbedaan rata-rata postes kelas 2007). Yunita & Wijayanti (2017)
eksperimen dengan kelas kontrol perihal menambahkan bahwa belajar dengan
hasil belajar yakni 94,00 dan 68,82 menggunakan indera ganda penglihatan
menunjukkan rentang beda yang cukup dan pendengaran dapat memberikan
jauh. Sedangkan hasil postes minat baca keuntungan bagi siswa untuk lebih
kedua kelompok ini pun menunjukkan memahami materi yang dijelaskan oleh
hasil yang tidak begitu jauh beda yaitu guru. Hasil uji t yang menunjukkan adanya
86,77 dan 77,35. Hal ini dibuktikan dengan perbedaan hasil belajar dan minat baca
uji t yang menghasilkan nilai signifikansi 2 kelas eksperimen dan kelas kontrol belum
beda senilai 0,000 dengan kata lain sig bisa untuk mengetahui tingkatan perbedaan
lebih kecil dari α (0,05). Hasil ini itu apakah rendah, sedang, atau tinggi
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sehingga perlu dilakukan satu uji lagi
yang signifikan antara kelas eksperimen yakni uji gain. Hasil uji gain dapat dilihat
dengan kelas kontrol setelah dilakukannya pada tabel 8 untuk hasil belajar dan tabel 9
penerapan penelitian menggunakan media untuk minat baca.
komik IPA materi zat adiktif dan
Tabel 8 Perbandingan Rata-Rata Gain Score Hasil Belajar
Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen
Kelas Pos Gain Sig. Keterangan
Kontrol 70
0,78 0,000 Tinggi
Eksperimen 93

Tabel 9 Perbandingan Rata-Rata Gain Score Minat Baca


Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen
Kelas Pos Gain Sig. Keterangan
Kontrol 78,19
0,39 0,000 Sedang
Eksperimen 86,77

Berdasarkan hasil uji gain yang Menurut Hake (2007) skor gain pada
ditunjukkan pada tabel 8 untuk hasil perbedaan hasil belajar kelas eksperimen
belajar diperoleh skor gain sebesar 0,78. dengan kelas kontrol termasuk ke dalam

SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Februari 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 74
kategori tinggi. Hal ini menunjukkan semangat membaca mahasiswa dibanding
bahwa adanya penggunaan komik IPA ketika membaca buku biasa, meskipun
materi zat adiktif dan psikotropika sangat tidak termasuk tinggi. Penggunaan komik
berpengaruh terhadap kemampuan konsep sains dalam pembelajaran membuat
mahasiswa dalam materi tersebut yang kegiatan pembelajaran lebih menarik dan
ditunjukkan dengan hasil belajar yang tidak membosankan sehingga minat belajar
mengalami peningkatan yang signifikan peserta didik menjadi lebih tinggi
dengan kategori tinggi. Hasil ini selaras (Puspitorini et al., 2014). Hasil ini sesuai
dengan penelitian dari Ernawati dan Hilma dengan penelitian dari Laksono, dkk
(2010) yang menyatakan bahwa media (2013) yang menyatakan bahwa terdapat
pembelajaran komik membuat siswa hubungan yang signifikan antara minat
tertarik dan antusias terhadap pembelajaran baca dengan penggunaan komik sebagai
kimia SMA sehingga meningkatkan hasil media pembelajaran.
belajar. Hasil penelitian ini juga relevan Berdasarkan hasil uji t dan gain skor
dengan hasil penelitian dari Nugraha, dkk dapat diketahui bahwa media komik
(2012) yang membuktikan adanya mempengaruhi hasil belajar dan minat
peningkatan hasil belajar kognitif peserta baca mahasiswa IPA pada mata kuliah IPA
didik berdasarkan uji gain. 2. Hasil tersebut telah valid didukung oleh
Hasil uji gain untuk minat baca pada hasil uji prasyarat yang menunjukkan
tabel 9 menunjukkan skor 0,39. Skor gain homogen dan terdistribusi normal yang
yang diperoleh menurut Hake (2007) didukung hasil pretes yang setara
termasuk ke dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi awal sampel
dapat diartikan bahwa penggunaan komik dalam kedua kelas adalah setara. Pada
IPA memberi pengaruh pada mahasiswa penelitian ini dilakukan kontrol dengan
IPA menjadi lebih bersemangat untuk menggunakan metode dan model
membaca lebih dari ketika menggunakan pembelajaran yang sama, materi yang
buku ajar biasanya seperti yang digunakan sama, soal yang sama, dan pengajar yang
di kelas kontrol. Akan tetapi pengaruh sama dalam kedua kelas yang digunakan
komik ini tidak begitu besar terhadap untuk penelitian. Perlakuan kontrol ini
minat baca mahasiswa karena tidak dimaksudkan agar meminimalisir faktor
menunjukkan perbedaan yang tinggi. Hal lain yang bisa mempengaruhi hasil yang
ini bisa terjadi karena tingkat akan diperoleh. Perbedaan yang dilakukan
perkembangan psikologis mahasiswa hanyalah pada media yang digunakan
bukan lagi anak-anak yang menyukai yakni untuk kelas eksperimen
komik. Hal lain bisa dikarenakan tingkat menggunakan komik sedangkan kelas
berpikir mahasiswa yang sudah memahami kontrol menggunakan buku siswa
akan pentingnya membaca untuk kurikulum 2013 revisi 2017. Sehingga
menambah ilmu pengetahuan maka dapat disimpulkan bahwa terdapatnya
keberadaan bentuk bacaan tidak begitu perbedaan hasil belajar dan minat baca dari
berpengaruh, baik dalam bentuk buku kedua kelas tersebut dikarenakan adanya
biasa ataupun dalam bentuk buku penggunaan media komik dalam
bergambar seperti komik. Namun tetap pembelajaran.
tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran
gambar-gambar dalam komik memacu SIMPULAN DAN SARAN

SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Februari 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 75
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil belajar siswa kelas ix sman 3
analisis data yang telah dilakukan, pontianak pada materi elektrolit dan
diperoleh kesimpulan bahwa terdapat non-elektrolit. Jurnal Pendidikan
pengaruh yang signifikan penggunaan Matematika dan IPA Vol.1.No.1.24-
media komik IPA dalam pembelajaran 36.
pada mata kuliah IPA 2 materi zat adiktif
dan psikotropika terhadap hasil belajar dan Hake, R.R. (2007). Interactive-
minat baca mahasiswa. Hal ini dibuktikan Engagement vs Traditional Methods:
dengan hasil signifikansi uji “t “ untuk A six-thoushand students. American
postes hasil belajar dan minat baca antara Journal of Physics, 27(6), 23-35.
kelas eksperimen dan kelas kontrol bernilai
0,000 atau kurang dari 0,05 (α). Laksono, Yustinus Setio, Ariyanti,
Kesimpulan ini lebih dikuatkan lagi Gregoria, & Santoso, Fransiskus
dengan hasil uji gain yang menunjukkan Gatot Iman. 2013. Hubungan minat
bahwa perbedaan untuk postes hasil belajar belajar siswa terhadap prestasi
mahasiswa IPA mata kuliah IPA 2 belajar matematika siswa dalam
termasuk dalam kategori tinggi sedangkan pembelajaran kooperatif tipe stad
untuk minta baca termasuk kategori menggunakan komik. Jurnal Edukasi
sedang. Matematika dan Sains, Vol. 1 No.2.
hal 60-64.
DAFTAR PUSTAKA
Mediawati, Elis. 2011. Pembelajaran
Akuntansi Keuangan melalui Media
Ary Nur Wahyuningsih. 2011.
Komik untuk Meningkatkan Prestasi
Pengembangan media komik
Mahasiswa. Jurnal Penelitian
bergambar materi sistem saraf untuk
Pendidikan. Vol. 12 No. 1 April
pembelajaran yang menggunakan
2011.
strategi pq4r. Jurnal PP volume 1.
Nugraha, Eka Arif, Dwi Yulianti, & Siti
Cahyani, K. I., Kuswadi, & Karsono. 2007. Khanafiyah. 2013. Pembuatan Bahan
Penggunaan media komik untuk Ajar Komik Sains Inkuiri Materi
meningkatkan keterampilan menulis Benda untuk Mengembangkan
narasi. Retrieved from Karakter Siswa Kelas IV SD. Unnes
http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/inde Physics Education Journal. UPEJ 2,
x.php/pgsdsolo/article/viewFile/3886 (1), halaman 60-68.
/2749
Puspitorini, R., Prodjosantoso, A. K.,
Subali, B., & Jumadi. (2014).
Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri
PENGGUNAAN MEDIA KOMIK
Pendidikan Nasional Republik
DALAM PEMBELAJARAN IPA
Indonesia Nomor 22. Jakarta:
UNTUK MENINGKATKAN
Menteri Pendidikan Nasional
MOTIVASI DAN HASIL
Republik Indonesia.
BELAJAR KOGNITIF DAN
AFEKTIF, (43), 413–420.
Ernawati, E; & Hilma, S. (2010). Pengaruh
penggunaan media komik terhadap

SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Februari 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 76
Schraw, G. Flowerday,T., & Lehman, S. SMP. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA
2001. Increasing situational interest Vol.1. No. 1. 25-37
in the classroom. Educational
Psychological Review. 13(3), 211- Winkel., W.S. 2006. Psikologi Pendidikan
224. dan Evaluasi Belajar. Jakarta:
Grasindo.
Sugiyono. 2011. Metode penelitian
kombinasi (mixed methods).
Bandung: Alfabeta. Yunita, D., & Wijayanti, A. (2017).
Waluyanto, Heru Dwi. 2005. Komik Pengaruh Media Video Pembelajaran
sebagai media komunikasi visual Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau
pembelajaran. Jurnal Nirmana Vol dari Keaktifan Siswa.
7, No 1: Universitas Kristen Petra. Sosiohumaniora: Jurnal Ilmiah Ilmu
Sosial Dan Humaniora, 3(2), 153–
Widiyatmoko, A. 2013. Pengembangan 160.
perangkat pembelajaran ipa terpadu
berkarakter menggunakan Zuchdi, Darmiyati, Prasetya, Zuhdan Kun,
pendekatan humanistik berbantu alat & Masruri, Muhsinatun Siasah.
peraga murah, Jurnal Pendidikan 2010. Laporan penelitian hibah
IPA Indonesia. Vol. 2(1), 76–82. penelitian tim pasca sarjana:
pengembangan mdel pendidikan
Widyawati, A dan Prodjosantoso, A.K. karakter terintegrasi dalam
2015. Pengembangan media komik pembelajaran bidang studi di
IPA untuk meningkatkan motivasi sekolah dasar. Yogyakarta : Program
belajar dan karakter peserta didik Pasca Sarjana UNY.

SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Februari 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 77

You might also like