Professional Documents
Culture Documents
Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement PDF
Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement PDF
Sistem Pembayaran
Non Tunai
Sistem Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement
Kodifikasi Peraturan Perbankan Indonesia
Infrastruktur
Sistem Bank Indonesia Real
Time Gross Settlement
Tim Penyusun
Chandra Murniadi
Siti Astiyah
Wahyu Yuwana
Wirza Ayu Novriana
Widyadita Hasna Zulda
2014
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
DAFTAR ISI
Paragraf Halaman
i
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
ii
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
iii
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
iv
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
v
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
Rekam Jejak Regulasi Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
SE 16/18/DPSP 2014
Perubahan Atas SE BI no. 12/1/DASP
tanggal 21 Januari 2010 perihal
Bab III huruf A.11 butir a.2).e) dan
Penyelenggaraan Sistem Bank
huruf A.12 Lampiran SE No. 12/1/ Indonesia Real Time Gross Settlement
DASP 2010
SE 12/1/DASP 2010
Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS
SE 10/12/DASP 2008
Penetapan Biaya Penggunaan Sistem
-Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang BI-RTGS dan SKN-BI dlm Rangka
Pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Penetapan TSA
-Keputusan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
Nomor 2/1/KEP.PPATK/2003 tentang Pedoman Umum Pencegahan dan SE 10/11/DASP 2008
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang bagi Penyedia Jasa Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS
Keuangan
SE 10/10/DASP 2008
-Peraturan Perbankan Indonesia Nomor 14/27/PBI/2012 tentang
Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan
Pelaksanaan Transaksi Melalui Sistem
Terorisme Bagi Bank Umum Sistem BI-RTGS dlm rangka
Perlindungan kpd Nasabah Peserta
-Peraturan Perbankan Indonesia Nomor 14/10/PBI/2012 tentang Sistem BI-RTGS
Perubahan Kedua atas Peraturan Perbankan Indonesia Nomor 7/14/PBI/
2005 tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit dalam SE 10/9/DASP 2008
Valuta Asing oleh Bank
Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan dan
-Peraturan Perbankan Indonesia Nomor 14/3/PBI/2012 tentang Program Pengawasan Sistem BI-RTGS
Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi
Penyelenggaraan Jasa Sistem Pembayaran Selain Bank
10/6/PBI/2008
-Peraturan Perbankan Indonesia Nomor 12/13/PBI/2010 tentang
Perubahan atas PBI No.10/29/PBI/2008 tentang Fasilitas Likuiditas Intrahari SE 9/22/DASP 2007 Sistem BI-RTGS
Bagi Bank Umum Penetapan Biaya Penggunaan
-Peraturan Perbankan Indonesia Nomor 11/32/PBI/2009 tentang
Sistem BI-RTGS & SKN-BI Dalam
Perubahan Keempat atas Peraturan Perbankan Indonesia Nomor 2/24/PBI/ Rangka Pelaksanaan Uji Coba TSA
2000 tentang Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia Dengan Pihak Pemerintah
Ekstern
SE 8/20/DASP 2006
-Peraturan Perbankan Indonesia Nomor 11/30/PBI/2009 tentang Fasilitas Penetapan Biaya Penggunaan
Likuiditas Intrahari Berdasarkan Prinsip Syariah
Sistem BI-RTGS & SKN-BI dlm
-Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/38/DASP 2012 tentang Pedoman Rangka Pelaksanaan Uji Coba TSA
Standar Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pemerintah
Pendanaan Terorisme bagi Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran Selain
Bank SE 8/12/DASP 2006
Penetapan Biaya Penggunaan
-Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/22/DPM 2012 tentang Perubahan
Kedua Atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/23 DPD 2005 tentang Sistem BI-RTGS Selama Periode
Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Uji Coba TSA Pemerintah melalui
Bank Mekanisme Rekening
Pengeluaran Kuasa Bendahara
-Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/29/DASP 2010 tentang Tata Cara
Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari bagi Bank Umum Umum Negara Pusat/ Daerah pd
BU
-Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/4/DASP 2010 tentang Perubahan
atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/17/DPM 2009 tentang Tata
Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari Berdasarkan Prinsip Syariah
SE 7/62/DASP 2005
-Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/31/DPNP 2009 tentang Pedoman Sistem BI-RTGS
standar Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum
SE 7/47/DASP 2005
-Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/25/DASP 2007 tentang Perubahan
atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/34/DASP 2006 tentang
Batasan Nilai Nominal Per
Hubungan Rekening Giro Antara Bank Indonesia Dengan Pihak Ekstern Transaksi Antar Bank untuk
Kepentingan Nasabah Melalui
-Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/32/DPNP 2003 tentang Perubahan Sistem BI-RTGS Sehubungan
atas Surat Edaran bank Indonesia Nomor 3/29/DPNP 2001 tentang
Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah
dengan Hari Libur Nasional
SE 6/45/DASP 2004 SE 6/14/DASP 2004
Batasan Nominal Transaksi Antar Pedoman Penyusunan
Bank Untuk Kepentingan Nasabah Kebijakan & Prosedur Tertulis,
Melalui Sistem BI-RTGS Laporan Pemeriksaan Internal,
Sehubungan Dengan Hari Libur serta Laporan Hasil Security
Nasional Tertentu Audit
6/13/PBI 2004
Perubahan atas 6/8/PBI/2004
6/8/PBI/2004 Sistem BI-RTGS
Pasal 23
Keterangan:
Diubah
Dicabut
Terkait
PBI Masih Berlaku
SE Masih Berlaku
SE Tidak Berlaku
vi
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
Dasar Hukum :
- Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998
- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2004
Regulasi Terkait :
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
- Keputusan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Nomor 2/1/KEP.PPATK/2003 tentang
Pedoman Umum Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang bagi Penyedia Jasa
Keuangan
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/27/PBI/2012 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/10/PBI/2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bank Indonesia
Nomor 7/14/PBI/2005 tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit dalam Valuta Asing oleh
Bank
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/3/PBI/2012 tentang Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme bagi Penyelenggaraan Jasa Sistem Pembayaran Selain Bank
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/13/PBI/2010 tentang Perubahan atas PBI No.10/29/PBI/2008 tentang
Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/32/PBI/2009 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Bank Indonesia
Nomor 2/24/PBI/2000 tentang Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia Dengan Pihak Ekstern
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/30/PBI/2009 tentang Fasilitas Likuiditas Intrahari Berdasarkan Prinsip
Syariah
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/38/DASP 2012 perihal Pedoman Standar Penerapan Program Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran Selain
Bank
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/22/DPM 2012 perihal Perubahan Kedua Atas Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 7/23/DPD 2005 tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing
oleh Bank
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/29/DASP 2010 perihal Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas
Intrahari bagi Bank Umum
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/4/DASP 2010 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 11/17/DPM/2009 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari Berdasarkan Prinsip
Syariah
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/31/DPNP 2009 perihal Pedoman standar Penerapan Program Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/25/DASP 2007 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 8/34/DASP/2006 tentang Hubungan Rekening Giro Antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern
vii
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/10/DASP 2008 perihal Pelaksanaan Transaksi Melalui Sistem Bank
Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS) dalam rangka Perlindungan kepada Nasabah Peserta
Sistem BI-RTGS
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/9/DASP 2008 perihal Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan dan
Pengawasan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/47/DASP 2005 perihal Batasan Nilai Nominal Per Transaksi Antar Bank
untuk Kepentingan Nasabah Melalui Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement Sehubungan dengan
Hari Libur Nasional.
viii
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
1
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
(4) Hubungan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan dalam
bentuk peraturan yang dikeluarkan oleh Penyelenggara dan perjanjian
antara Penyelenggara dan Peserta.
2
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
Pasal 4 (2) Prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menjelaskan
10/6/PBI/2008 tanggung jawab Penyelenggara dan Peserta untuk mengelola risiko sistem
ayat (2) pembayaran dan harus mendorong Penyelenggara dan Peserta untuk
mengelola risiko tersebut.
3
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
4
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
5
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
6
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
(2) Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS harus efisien dan praktis untuk Peserta
dan perekonomian secara umum.
Prinsip efisien dan praktis pada ayat ini dievaluasi pada tahap
pengembangan dan selama penyelenggaraan Sistem BI-RTGS. Apabila
tingkat efisiensi dan kepraktisan penyelenggaraan Sistem BI-RTGS tidak
dapat dicapai secara optimal, maka kondisi tidak optimal tersebut hanya
dapat dibenarkan atas dasar pertimbangan manfaat, termasuk manfaat
untuk perekonomian secara umum, antara lain penyelenggaraan Sistem
BI-RTGS ditujukan untuk meminimalkan risiko sistem pembayaran dan
mendukung stabilitas sistem keuangan.
BAB IX Kepesertaan
10 Pasal 10 (1) Penyelenggara harus menjamin bahwa kriteria kepesertaan bersifat
10/6/PBI/2008 obyektif dan transparan.
ayat (1) – (2)a
Yang dimaksud dengan obyektif adalah keikutsertaan dan penghentian
Peserta dalam Sistem BI-RTGS didasarkan pada syarat-syarat yang telah
ditetapkan.
7
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
8
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
1
Ketentuan Umum dalam Surat Edaran Bank Indonesia no. 10/10/DASP tanggal 5 Maret 2008 ini sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia no.
10/6/PBI/2008.
9
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
10
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
11
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
12
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
13
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
14
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
15
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
16
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
17
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 1
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
SISTEM BANK INDONESIA-
REAL TIME GROSS SETTLEMENT
(BI-RTGS)
17
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
DAFTAR ISI
18
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak tanggal 17 November 2000, Bank Indonesia telah mengimplementasikan
Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS), yang
merupakan sistem transfer dana elektronik antar Peserta, dalam mata uang Rupiah
yang penyelesaian transaksinya dilakukan secara seketika per transaksi secara
individual. Manfaat diterapkannya Sistem BI-RTGS, selain menurunkan risiko
sistem pembayaran nasional dengan meningkatkan kepastian Penyelesaian Akhir,
juga menyediakan tambahan pilihan sarana transfer yang praktis, cepat, efisien, aman
dan andal. Selain itu juga untuk menyediakan informasi saldo Rekening Giro Peserta
secara real time dan menyeluruh sehingga dapat membantu Peserta, khususnya Bank,
dalam meningkatkan disiplin dan profesionalismenya dalam mengelola likuiditas.
Pada saat pertama kali diimplementasikan, landasan hukum dari penyelenggaraan
Sistem BI-RTGS adalah:
1. Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 2/24/PBI/2000 tanggal
17 November 2000 tentang Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia
dengan Pihak Ekstern sebagaimana telah diubah terakhir dengan PBI Nomor
11/32/PBI/2009 tanggal 30 September 2009; dan
2. Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) Nomor 2/24/DASP tanggal
17 November 2000 perihal Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
sebagaimana telah diubah terakhir dengan SE BI Nomor 5/17/DASP tanggal 15
Agustus 2003.
Untuk menyempurnakan ketentuan Bank Indonesia mengenai Sistem BI-RTGS
tersebut di atas, pada tanggal 11 Maret 2004 Bank Indonesia telah memberlakukan
PBI Nomor 6/8/PBI/2004 tentang Sistem BI-RTGS yang kemudian diubah dengan
PBI Nomor 6/13/PBI/2004 pada tanggal 9 Juni 2004. Sebagai petunjuk pelaksanaan
atas PBI Sistem BI-RTGS tersebut, Bank Indonesia telah mengeluarkan SE BI
Nomor 7/62/DASP tanggal 30 Desember 2005 perihal Sistem Bank Indonesia Real
Time Gross Settlement yang menggantikan SEBI Nomor 2/24/DASP tanggal
17 November 2000 perihal Bank Indonesia Real Time Gross Settlement sebagaimana
telah diubah terakhir dengan SEBI Nomor 5/17/DASP tanggal 15 Agustus 2003.
Dalam rangka menindaklanjuti hasil self-assessment atas pemenuhan prinsip-prinsip
yang diatur dalam The Core Principles for Systemically Important Payment System
(CP-SIPS) yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlement (BIS) dan hasil
konsultasi dengan bank sentral negara lain, Bank Indonesia memandang perlu untuk
melakukan penyempurnaan kembali ketentuan mengenai Sistem BI-RTGS yang
mengacu pada CP-SIPS. Berkenaan dengan hal tersebut di atas, pada tanggal
18 Februari 2008 Bank Indonesia memberlakukan PBI No. 10/6/PBI/2008 tentang
Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement yang menggantikan PBI
No. 6/8/PBI/2004 sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 6/13/PBI/2004.
Selanjutnya …
19
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
5. Pihak …
20
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
5. Pihak Selain Bank adalah pihak-pihak selain Bank yang dapat membuka
Rekening Giro di Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia
yang mengatur mengenai hubungan rekening giro antara Bank Indonesia
dengan pihak ekstern.
6. Peserta Langsung adalah Peserta yang dapat melakukan transaksi Sistem BI-
RTGS secara langsung dengan menggunakan RTGS Terminal (RT) milik
Peserta yang bersangkutan.
7. Peserta Tidak Langsung adalah Peserta yang melakukan transaksi Sistem BI-
RTGS melalui RT milik Peserta Langsung berdasarkan perjanjian antara
Peserta Langsung dan Peserta Tidak Langsung.
8. Rekening Giro adalah rekening Peserta dalam mata uang Rupiah yang
ditatausahakan di Bank Indonesia yang digunakan untuk penyelesaian akhir
transaksi.
9. Penyelesaian Akhir (settlement), yang selanjutnya disebut Penyelesaian Akhir,
adalah kegiatan pendebetan dan pengkreditan Rekening Giro Peserta di Bank
Indonesia.
10. RTGS Central Computer, yang selanjutnya disebut RCC, adalah sistem
komputer yang berada di lokasi Penyelenggara, yang digunakan untuk
memproses Penyelesaian Akhir (settlement) semua transaksi yang dikirim oleh
Peserta dan terdiri dari RTGS Central Computer Utama dan RTGS Central
Computer Back-up.
11. RTGS Central Computer Utama, yang selanjutnya disebut RCC Utama, adalah
RCC yang dipergunakan dalam kondisi normal.
12. RTGS Central Computer Back-up, yang selanjutnya disebut RCC Back-up,
adalah RCC yang digunakan sebagai pengganti apabila terjadi kondisi
gangguan dan/atau keadaan darurat yang menyebabkan Penyelenggara tidak
dapat menggunakan RCC Utama.
13. RTGS Terminal, yang selanjutnya disebut RT, adalah sistem komputer yang
berada di lokasi Peserta yang terhubung dengan RCC secara online, yang
digunakan Peserta untuk melakukan berbagai transaksi Sistem BI-RTGS dan
terdiri dari RTGS Terminal Server, yaitu RTGS Terminal Server Utama, RTGS
Terminal Server Back-up dan RTGS Terminal Workstation.
14. RTGS Terminal Server Utama, yang selanjutnya disebut RT Server Utama,
adalah perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database
Sistem BI-RTGS yang digunakan Peserta untuk memproses transaksi dalam
kondisi normal.
15. RTGS Terminal Server Back-up, yang selanjutnya disebut RT Server Back-up,
adalah perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database
Sistem BI-RTGS yang digunakan Peserta untuk memproses transaksi dalam
kondisi gangguan dan/atau keadaan darurat yang menyebabkan Peserta tidak
dapat menggunakan RT Server Utama.
16. RTGS Terminal Workstation, yang selanjutnya disebut RT Workstation, adalah
perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan terhubung dengan RT
Server …
21
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB …
22
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB II
LANDASAN HUKUM
SEBI …
23
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
SEBI ini merupakan peraturan pelaksanaan dari PBI Sistem BI-RTGS yang
mengatur mengenai pokok-pokok pengaturan penyelenggaraan Sistem BI-RTGS
yang harus menjadi pedoman bagi Penyelenggara dalam mengatur dan melaksanakan
penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.
7. Surat Edaran Bank Indonesia mengenai Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS
SEBI ini mengatur pelaksanaan penyelenggaraan Sistem BI-RTGS di sisi
Penyelenggara dan Peserta.
8. Surat Edaran Bank Indonesia mengenai Hubungan Rekening Giro Antara Bank
Indonesia Dengan Pihak Ekstern (SEBI Hubungan Rekening Giro)
SEBI Hubungan Rekening Giro merupakan petunjuk pelaksanaan PBI Hubungan
Rekening Giro yang mengatur secara rinci mengenai ketentuan dan persyaratan
kepemilikan Rekening Giro di Bank Indonesia yang menjadi dasar kepemilikan
Rekening Giro bagi Peserta.
9. Surat Edaran Bank Indonesia mengenai Bank Indonesia Scripless Securities
Settlement System (SEBI BI-SSSS)
SEBI BI-SSSS merupakan petunjuk pelaksanaan PBI BI-SSSS yang mengatur secara
rinci mengenai mekanisme penyelesaian akhir terhadap transaksi surat berharga dan
penatausahaan SBI dan SUN di BI-SSSS.
10. Surat Edaran Bank Indonesia mengenai Fasilitas Likuiditas Intrahari (SEBI FLI)
SEBI FLI merupakan petunjuk pelaksanaan PBI FLI yang mengatur secara rinci
mengenai mekanisme penggunaan FLI oleh Bank yang menjalankan kegiatan usaha
secara konvensional.
11. Surat Edaran Bank Indonesia mengenai Fasilitas Likuiditas Intrahari Syariah (SEBI
FLIS)
SEBI FLIS merupakan petunjuk pelaksanaan PBI FLIS yang mengatur secara rinci
mengenai mekanisme penggunaan FLIS oleh Bank yang menjalankan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah dan UUS.
12. Perjanjian penggunaan Sistem BI-RTGS antara Penyelenggara dan Peserta
(Perjanjian Sistem BI-RTGS)
Perjanjian Sistem BI-RTGS didasarkan pada asas kebebasan berkontrak sebagaimana
dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan merupakan dasar hukum
yang mengikat bagi Penyelenggara dan Peserta. Perjanjian Sistem BI-RTGS antara
lain berisi hal-hal yang harus dilakukan oleh Penyelenggara dan kewajiban Peserta,
tanggung jawab Penyelenggara dan Peserta, jenis-jenis transaksi yang wajib dan/atau
dapat dilakukan Peserta melalui Sistem BI-RTGS dan keabsahan alat bukti transaksi
Sistem BI-RTGS.
BAB …
24
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB III
KETENTUAN DAN PROSEDUR
Dengan …
25
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
Peserta Peserta
Pengirim Penerima
Bank Indonesia
sebagai Penyelenggara
Sistem BI-RTGS
di-input …
30
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
(2) Mengubah …
31
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
4) Display/Reprint …
32
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
4) Display/Reprint Transaction
Peserta dapat melihat tayangan dan/atau mencetak rincian
transaksi-transaksi tertentu yang sedang berjalan maupun yang
telah diproses.
5) Print Summary Report
Peserta dapat melihat dan/atau mencetak ringkasan seluruh
transaksi yang dikirim dan diterima pada saat berjalan atau yang
telah diproses.
d. Supervisory (Fungsi-fungsi pimpinan)
Fungsi-fungsi yang terdapat dalam menu supervisory adalah kegiatan
yang dilakukan dalam rangka monitoring transaksi. Fungsi-fungsi ini
diberikan kepada level administrator atau supervisor. Kegiatan-kegiatan
yang terdapat dalam fungsi ini adalah:
1) Log-on ke RCC
a) Log-on adalah kegiatan untuk menghubungkan antara RT
Server dengan RCC.
b) Log-on harus dilakukan setelah system start-up dan RCC
open.
c) Dalam hal Peserta melakukan log-on sebelum RCC open
maka Peserta harus melakukan log-on ulang agar RT
terhubung secara online dengan RCC. Transaksi yang dikirim
sebelum status RCC open harus di-construct ulang.
d) Keberhasilan proses log-on akan tertayang dan tercetak pada
report log-on. Sebaliknya jika log-on tidak berhasil akan
tertayang dan tercetak informasi penolakan disertai kode
error dari RCC.
e) Dalam hal terjadi disconnect (force log-off) dengan RCC,
maka Peserta harus melakukan log-on ulang.
f) Kegiatan log-on merupakan kewenangan central department.
2) Log-off dari RCC
a) Log-off adalah kondisi terputusnya hubungan antara RT
dengan RCC yang disebabkan antara lain oleh:
(1) Peserta melakukan log-off;
(2) Status RCC cut off; atau
(3) Terjadi gangguan jaringan komunikasi data.
b) Kegiatan log-off sebagaimana dimaksud pada butir a) (1)
merupakan kewenangan central department.
3) Member’s Enquiry
Fungsi ini disediakan bagi Peserta untuk melakukan kegiatan
sebagai berikut:
a) Mencetak rekapitulasi mutasi transaksi (Member Own Total);
b) Melihat …
33
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
6) Member File
Fungsi ini digunakan untuk menampilkan informasi dari semua
Peserta yang berpartisipasi dalam Sistem BI-RTGS. Informasi ini
disediakan oleh Penyelenggara. User hanya dapat melihat dan
mencetak file ini tanpa kewenangan untuk mengubah. Apabila
terdapat perubahan data Peserta maka member file tersebut akan di-
update dari RCC. File ini berisi detil dari Peserta yang meliputi:
a) Member Code;
b) Member Name;
c) Bank Code;
d) BI Branch Code;
e) Member Type;
f) Member Group; dan
g) Principal Member.
7) PvP Member File
Fungsi ini digunakan untuk menampilkan informasi Peserta yang
merupakan pengguna Mekanisme USD/IDR PvP pada Sistem BI-
RTGS. Informasi ini disediakan oleh Penyelenggara. User hanya
dapat melihat dan mencetak file ini tanpa kewenangan untuk
mengubah. Apabila terdapat perubahan/penambahan data maka
PvP member file tersebut akan di-update dari RCC. File ini berisi
detil dari Peserta yang menggunakan fitur PvP dalam Sistem BI-
RTGS:
a) PvP ID;
b) Participant Type;
c) Member Code; dan
d) Member Name.
Participation type dalam penggunaaan Mekanisme USD/IDR PvP
pada Sistem BI-RTGS dikaitkan dengan kepesertaan Peserta pada
USD CHATS dan dibedakan menjadi direct participant/DP dari
USD CHATS (terisi: direct) dan indirect USD CHATS user/ICU
(terisi: indirect). DP dari USD CHATS adalah Peserta yang
merupakan bank peserta langsung dari USD CHATS, yang
mempunyai rekening dalam mata uang Dolar Amerika Serikat yang
ditatausahakan di penyelenggara/settlement institution (SI) dari
USD CHATS. Sedangkan ICU dari USD CHATS adalah Peserta
yang merupakan peserta tidak langsung dari USD CHATS, yang
mempunyai rekening dalam mata uang Dolar Amerika Serikat yang
ditatausahakan di DP dari USD CHATS.
Member Code pada PvP Member File akan terisi kode Peserta
dengan format menggunakan Bank Identifier Code (BIC) 11 digit
yang dikeluarkan oleh Society for Worldwide Interbank Financial
Telecommunication (SWIFT).
8) PvP …
38
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
5) IFTS …
40
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
Peserta …
41
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
Buku …
45
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
Lampiran 3.3.
2) Batas waktu transfer penarikan tunai dalam Sistem BI-RTGS
sampai dengan pukul 11.00 WIB. Pengambilan fisik uang harus
memperhatikan jam pelayanan loket kas masing-masing kantor
Bank Indonesia. Dalam hal sampai dengan jam pelayanan loket kas
berakhir Peserta belum melakukan pengambilan fisik uang maka
Bank Indonesia akan mengembalikan dana tersebut ke Rekening
Giro Rupiah Peserta yang bersangkutan.
3) Pengambilan fisik uang dilakukan dengan menyerahkan surat
penunjukan pengambilan fisik uang yang ditandatangani oleh
pejabat atau petugas yang berwenang dan telah memiliki spesimen
tanda tangan di unit kerja kas KPBI atau unit kerja yang
membawahi layanan nasabah di KBI. Format surat penunjukan
sebagaimana dimaksud pada Lampiran 3.4.
4) Pengambilan fisik uang dilakukan oleh petugas yang diberi kuasa
oleh Direksi atau oleh pejabat lain yang menerima kuasa khusus
dengan hak substitusi dari Direksi dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) KPBI
Petugas yang bersangkutan harus telah didaftarkan dalam
sistem antrian penarikan uang tunai (queue management
system) di unit kerja kas di KPBI.
b) KBI
Petugas harus memiliki spesimen tanda tangan di KBI yang
bersangkutan.
c. Transaksi dengan Pemerintah sebagai nasabah Bank Indonesia
1) Pembukuan Transaksi
Pembukuan transaksi yang ditujukan untuk rekening pemerintah
dapat dilakukan setelah RCC buka sampai dengan jam tutup TRN.
Hal-hal yang terkait dengan pembukuan transaksi pelimpahan
setoran penerimaan negara melalui Sistem BI-RTGS tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Pelimpahan setoran penerimaan negara dilakukan melalui RT
Peserta untuk untung rekening Sub RKUN Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) di KPBI atau KBI.
b) Pelaksanaan pelimpahan melalui Sistem BI-RTGS dibatasi
paling lambat pukul 16.30 WIB.
c) Bukti setoran atas pelimpahan ke rekening Sub RKUN KPPN
adalah:
(1) Bukti setoran terdiri dari completion advice yang
tercetak pada Peserta yang ditandatangani oleh pejabat
Peserta atau re-print confirmation advice yang tercetak
di …
47
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
(settlement dengan tanggal valuta T+1 atau T+2) adalah sesuai dengan window
time masing-masing jenis transaksi sebagaimana dimaksud pada Lampiran 3.3.
7. Jam Operasional
Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS dilaksanakan setiap hari kerja kecuali
ditetapkan lain oleh Penyelenggara. Kegiatan selama Jam Operasional adalah
sebagai berikut:
a. Sejak RCC open sampai dengan cut off warning
1) Transaksi-transaksi melalui Sistem BI-RTGS yang dapat dilakukan
dalam periode ini meliputi transaksi sebagaimana dimaksud pada
Lampiran 3.3. Pelaksanaan pengiriman transaksi melebihi waktu
yang telah ditetapkan secara otomatis akan ditolak oleh RCC.
2) Transaksi PvP hanya dapat dilakukan dalam periode antara PvP
open sampai dengan PvP cut off. Dalam periode ini terdapat
beberapa kegiatan sebagai berikut:
a) RT masing-masing Peserta secara periodik menampilkan
notifikasi berupa pop up message yang berisi Transaksi PvP
masing-masing Peserta yang masih outstanding (status
Pending for Matching (PM), PvP Matched (MT), Pending for
Holding IDR Funds (PH), dan Hold IDR Fund (HD)).
b) Pada saat PvP cut off warning, RCC mengirimkan notifikasi
berupa pop up message yang berisi Transaksi PvP masing-
masing Peserta yang masih outstanding dan Peserta
menerima PvP outstanding report.
c) Pada saat PvP cut off, semua transaksi yang masih
outstanding ditolak oleh RCC (status pemrosesan menjadi
Rejected by Host (RH)) dan Peserta menerima PvP cut off
position report.
b. Waktu antara cut off warning sampai dengan pre cut off
Dalam periode ini terdapat beberapa kegiatan sebagai berikut:
1) RCC secara otomatis melakukan special gridlock resolution, yaitu
menyelesaikan seluruh antrian Peserta berdasarkan kecukupan dana
masing-masing transaksi.
2) Pada saat cut off warning:
a) Peserta menerima:
(1) “cut off warning report”, yang memuat informasi
waktu pelaksanaan cut off warning; dan
(2) “Pre Cover Position report”, yang memuat informasi
posisi saldo Rekening Giro Peserta.
b) Transaksi yang masuk ke dalam Sistem Antrian akan ditolak
secara otomatis oleh RCC sedangkan transaksi yang masih
dalam Sistem Antrian akan dibatalkan secara otomatis oleh
RCC. Atas transaksi yang dibatalkan, Peserta pengirim akan
menerima …
49
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
a. Penyelenggara
Dalam rangka penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, Penyelenggara
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Menyediakan sarana dan prasarana penyelenggaraan Sistem BI-
RTGS
Penyediaan sarana dan prasarana Sistem BI-RTGS oleh
Penyelenggara meliputi penyediaan perangkat keras (hardware)
pada Penyelenggara, aplikasi RCC (software), jaringan komunikasi
data leased line, fasilitas dial up dan perangkat pendukung lainnya
termasuk untuk pelaksanaan mekanisme USD/IDR PvP pada
Sistem BI-RTGS.
2) Menjamin RCC, jaringan komunikasi data leased line, dan fasilitas
dial up berfungsi dengan baik
Dalam rangka menjamin RCC, jaringan komunikasi data leased
line, dan fasilitas dial up agar dapat berfungsi dengan baik,
Penyelenggara melakukan:
a) Pengelolaan RCC
Kegiatan pengelolaan RCC antara lain meliputi:
(1) penentuan petugas yang berhak mengoperasikan RCC;
(2) mengelola database RCC; dan
(3) mengelola dan menetapkan parameter RCC.
b) Pengoperasian RCC
Kegiatan pengoperasian RCC meliputi:
(1) proses awal hari;
(2) proses operasional; dan
(3) proses akhir hari.
c) Pengelolaan jaringan komunikasi data leased line dan
fasilitas dial up
Pengelolaan jaringan komunikasi data leased line dan
fasilitas dial up dilakukan antara lain dengan menyediakan
petugas help desk untuk membantu apabila terjadi
permasalahan jaringan komunikasi data leased line Peserta
dan mengelola fasilitas dial up yang digunakan sebagai
jaringan komunikasi data back up.
d) Meletakkan RCC dalam ruangan tertutup dengan akses
terbatas pada pegawai-pegawai yang berwenang untuk
menggunakan RCC.
e) Memiliki standar layanan minimum penyelenggaraan Sistem
BI-RTGS.
3) Melakukan konsultasi dengan satuan kerja di Bank Indonesia yang
berwenang melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan
Melakukan …
53
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
(6) Perubahan …
54
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
b. Peserta
1) Dalam rangka penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, Peserta
Langsung dan Peserta Tidak Langsung wajib:
a) menggunakan TRN sesuai dengan peruntukannya dan
memenuhi tata cara pengisian informasi TRN yang
ditetapkan oleh Penyelenggara yang disampaikan kepada
Peserta melalui administrative message, surat atau sarana
lain.
b) menggunakan aplikasi RT sesuai dengan Buku Pedoman
Teknis Sistem BI-RTGS yang disampaikan Penyelenggara
kepada Peserta secara terpisah dari Surat Edaran ini.
c) mengatur kewenangan penggunaan aplikasi RT, termasuk
menyimpan dan menjaga kerahasiaan password penggunaan
aplikasi RT.
d) memelihara dan menyimpan dengan baik password
administrator Structured Query Language (SQL) database
untuk database SQL pada RT Server Utama dan/atau RT
Server Back-up.
e) melakukan instalasi setiap terjadi perubahan aplikasi RT yang
disampaikan oleh Penyelenggara sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan.
f) menyimpan dengan baik aplikasi RT yang telah diberikan
oleh Penyelenggara, termasuk setiap terdapat versi baru di
tempat yang aman dan bebas dari berbagai sumber yang
dapat merusak aplikasi RT.
g) menjamin integritas database Sistem BI-RTGS yang ada
pada …
55
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
(b) Warm …
56
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
yang …
66
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
Bye-Laws …
68
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB …
69
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB IV
PENGELOLAAN RISIKO KREDIT DAN RISIKO LIKUIDITAS
Keikutsertaan dalam sistem pembayaran dapat menimbulkan risiko finansial, yaitu risiko
yang muncul dari transaksi keuangan yang berupa risiko likuiditas dan risiko kredit. Risiko
likuiditas adalah risiko yang dihadapi Peserta apabila lawan transaksinya tidak dapat
memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, tetapi tidak berarti Peserta yang menjadi
lawan transaksi tersebut berada dalam kondisi insolvensi. Risiko kredit adalah risiko yang
dihadapi Peserta apabila lawan transaksinya tidak dapat memenuhi kewajibannya karena
insolvensi. Untuk menghilangkan risiko kredit dalam sistem pembayaran nilai besar,
Sistem BI-RTGS didisain dengan metode Penyelesaian Akhir (settlement) secara real time
gross, dimana Penyelesaian Akhir untuk setiap transaksi dilakukan secara seketika per
transaksi secara individual dengan memperhatikan kecukupan saldo Rekening Giro Peserta
pengirim.
A. Metode Penyelesaian Akhir
1. Alur Penyelesaian Akhir transaksi Sistem BI-RTGS secara umum adalah
sebagai berikut:
Mulai
Proses Pengiriman
1
Transaksi
2 Proses Sistem
Dana Cukup? Tidak
Antrian
2.a
2.b Ya
Proses
3 Penyelesaian
Akhir
Selesai
Keterangan:
1. Peserta melakukan pengiriman transaksi melalui RT Peserta.
2. RCC menerima transaksi dari Peserta pengirim dan melakukan validasi terhadap
kecukupan dana yang meliputi saldo Rekening Giro dan FLI Peserta pengirim.
2.a Dalam hal dana Peserta pengirim tidak mencukupi, transaksi Peserta pengirim
masuk dalam Sistem Antrian sampai dengan dana mencukupi untuk Penyelesaian
Akhir transaksi. Apabila sampai dengan berakhirnya window time TRN atau cut off
warning transaksi masih berada dalam Sistem Antrian, maka transaksi tersebut
dibatalkan oleh RCC.
2.b Dalam hal dana Peserta pengirim mencukupi, RCC melakukan proses Penyelesaian
Akhir.
3. Proses Penyelesaian Akhir di RCC dilakukan dengan mendebet Rekening Giro Peserta
pengirim dan secara simultan mengkredit Rekening Giro Peserta penerima. Peserta
pengirim dan penerima menerima acknowledgement Penyelesaian Akhir transaksi di
masing-masing RT Peserta.
2. Alur …
70
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
2. Alur Penyelesaian Akhir pada Sistem BI-RTGS untuk Transaksi PvP adalah
sebagai berikut:
Mulai
Proses Pengiriman
1
Transaksi PvP
2 Proses Matching
Tidak 2.a
Matched?
2.b Ya
Proses Sistem
3 Dana Cukup? Tidak
Antrian
3.a
3.b Ya
Tidak 5.a
Counter-party
5
Hold Fund?
5.b Ya
Proses
6 Penyelesaian
Akhir
Selesai
Keterangan:
1. Peserta melakukan pengiriman Transaksi PvP melalui RT Peserta.
2. RCC menerima Transaksi PvP dari RT Peserta pengirim dan melakukan proses matching.
2.a Dalam hal Transaksi PvP belum matched dengan lawan transaksi sisi mata uang
Dolar Amerika Serikat, Transaksi PvP tersebut akan tetap menunggu proses
matching dan belum dapat diproses selanjutnya.
2.b Dalam hal Transaksi PvP telah matched dengan lawan transaksi sisi mata uang Dolar
Amerika Serikat, RCC melakukan validasi Transaksi PVP terkait kecukupan dana
Peserta pengirim.
3. RCC melakukan validasi terhadap kecukupan dana Peserta pengirim yang meliputi saldo
Rekening Giro dan FLI Peserta pengirim.
3.a Dalam hal dana Peserta pengirim tidak mencukupi, Transaksi PvP Peserta pengirim
masuk dalam Sistem Antrian sampai dengan dana mencukupi untuk proses Hold
Fund. Apabila sampai dengan berakhirnya window time Transaksi PvP (TRN:
IFTPVP00), Transaksi PvP masih berada dalam Sistem Antrian, maka Transaksi
PvP tersebut dibatalkan oleh RCC.
3.b Dalam hal dana Peserta pengirim mencukupi, RCC melakukan proses Hold Fund.
4. RCC …
71
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
4. RCC melakukan proses Hold Fund pada Rekening Giro Peserta pengirim sejumlah nominal
Transaksi PvP.
5. Setelah proses Hold Fund, RCC melakukan validasi status lawan transaksi sisi mata uang
Dolar Amerika Serikat.
5.a Dalam hal lawan transaksi sisi mata uang Dolar Amerika Serikat belum dilakukan
proses Hold Fund, Transaksi PvP tetap dalam kondisi Hold Fund dan belum dapat
diproses selanjutnya.
5.b Dalam hal lawan transaksi sisi mata uang Dolar Amerika Serikat telah pula
dilakukan proses Hold Fund, RCC melakukan proses Penyelesaian Akhir.
6. Proses Penyelesaian Akhir di RCC dilakukan dengan mendebet Rekening Giro Peserta
pengirim dan secara simultan mengkredit Rekening Giro Peserta penerima. Peserta
pengirim dan penerima menerima acknowledgement Penyelesaian Akhir Transaksi PvP di
masing-masing RT Peserta.
B. Jenis Transaksi
1. Jenis transaksi pembayaran yang wajib dilakukan melalui Sistem BI-RTGS
adalah:
a. transaksi Pasar Uang Antar Bank (PUAB) atau Pasar Uang Antar Bank
Syariah (PUAS);
b. transaksi antara Bank dengan Bank Indonesia dalam rangka jual/beli
surat berharga seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang
Negara (SUN);
c. transaksi antar Bank dalam rangka jual/beli surat berharga yang
penyelesaiannya dilakukan dengan mekanisme Delivery Versus Payment
(DVP) melalui BI-SSSS;
d. transaksi antar bank, baik untuk kepentingan bank sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah bank, dengan nilai nominal sesuai ketentuan batas
nominal transfer kredit yang diatur dalam ketentuan mengenai Sistem
Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI); dan
e. transaksi-transaksi lain yang harus diselesaikan Peserta melalui Sistem
BI-RTGS yang akan diberitahukan oleh Bank Indonesia.
2. Jenis transaksi pembayaran yang dapat dilakukan melalui Sistem BI-RTGS
adalah:
a. Transfer dari Peserta kepada Peserta lainnya, meliputi antara lain:
1) Transfer dari Bank kepada Bank atau Pihak Selain Bank;
2) Transfer dari Bank kepada Bank Indonesia selain dalam rangka
jual/beli SBI dan SUN;
3) Transfer dari Pihak Selain Bank kepada Bank atau Pihak Selain
Bank;
4) Transfer dari Bank Indonesia kepada Bank atau Pihak Selain Bank;
dan
5) Transfer dari Bank atau Pihak Selain Bank kepada Bank atau Pihak
Selain Bank dalam rangka penyelesaian akhir sisi rupiah transaksi
jual beli Dolar Amerika Serikat dengan Mekanisme USD/IDR PvP.
b. Transfer dari Peserta kepada nasabah Peserta lainnya dan sebaliknya,
meliputi antara lain:
1) Transfer …
72
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
73
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
74
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
75
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
76
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB …
77
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB V
DANA YANG DIGUNAKAN DALAM
PENYELESAIAN AKHIR (SETTLEMENT ASSETS)
Penggunaan dana dalam rangka Penyelesaian Akhir Sistem BI-RTGS diatur sebagai
berikut:
1. Penyelesaian Akhir atas transaksi melalui Sistem BI-RTGS dilakukan dengan
menggunakan dana Rekening Giro Peserta yang ditatausahakan di Bank Indonesia.
2. Penyelesaian Akhir transaksi sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan apabila
dana Rekening Giro Peserta memiliki saldo yang cukup.
3. Yang dimaksud dengan saldo yang cukup adalah saldo Rekening Giro Peserta
ditambah FLI/FLIS yang diperoleh Peserta dari Bank Indonesia sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai FLI/FLIS.
4. FLI/FLIS akan digunakan dalam hal saldo Rekening Giro Peserta tidak mencukupi
untuk melakukan transaksi keluar (outgoing transaction).
5. Peserta dapat menggunakan FLI/FLIS sepanjang Peserta memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan oleh Bank Indonesia sesuai mekanisme penggunaan dan pelunasan
sebagaimana dimaksud dalam Bab IV mengenai pengelolaan risiko kredit dan risiko
likuiditas.
6. FLI/FLIS yang digunakan oleh Peserta akan dilunasi secara otomatis dari transaksi
yang masuk (incoming transactions) ke Rekening Giro Peserta.
BAB …
78
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB VI
KEPASTIAN PENYELESAIAN AKHIR
79
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
1) permintaan …
80
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
81
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
82
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
83
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
3. Bukti untuk Penyelesaian Akhir transaksi future date berupa completion advice
yang akan tercetak di printer Peserta pada tanggal Penyelesaian Akhir
(settlement).
4. Berdasarkan proses pencetakannya, laporan dibedakan menjadi:
a. Laporan yang tercetak secara otomatis berdasarkan data yang diterima
dari RCC, terdiri dari:
1) RCC Administrative Message;
2) Cut-off warning report;
3) Pre cut-off Notification report;
4) Cut-off Notification Report;
5) Pre Cover Position Report (Cut off warning);
6) Member Reconciliation Report (pre cut-off);
7) Member Cut off Position Report (cut-off);
8) Member Statement Report (cut-off);
9) PvP Outstanding Transaction Report; dan
10) PvP Cut-off Position Report.
b. Laporan yang tercetak secara otomatis pada saat proses batch pada akhir
hari, terdiri dari:
1) Listing Akhir Hari message masuk - Incoming Message End of Day
Listing;
2) Listing Akhir Hari message keluar - Outgoing Message End Of Day
Listing;
3) Laporan Total Harian - Daily Total Report; dan
4) System Audit Trail.
c. Laporan yang dapat dicetak di RT sesuai dengan kebutuhan Peserta dan
didaftarkan/dipilih melalui fungsi “Member Control File”, misalnya
IFTS Construct Reports, Amend Reports, Pre-Approval Reports, dan
lain-lain.
Rincian laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran 6.1.
5. Bukti pembukuan dan bukti pendukungnya disimpan sesuai jadwal retensi
yang ditetapkan oleh masing-masing Peserta.
H. Jam Operasional Sistem BI-RTGS
Penyelesaian Akhir harus dilaksanakan pada Jam Operasional yang telah ditetapkan
oleh Penyelenggara sebagaimana diatur dalam Bab III mengenai ketentuan dan
prosedur.
BAB …
84
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB VII
KEAMANAN DAN KEANDALAN SISTEM BI-RTGS
85
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
86
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
87
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
b. Cek …
88
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
89
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB …
90
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB VIII
EFISIENSI PENYELENGGARAAN SISTEM BI-RTGS
2) Durasi …
91
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB …
92
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB IX
KEPESERTAAN
Kriteria dan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi Peserta serta kewajiban pihak-
pihak yang telah menjadi Peserta diatur sebagai berikut:
A. Kriteria Peserta
1. Pihak yang dapat mengajukan permohonan menjadi Peserta adalah pihak yang
memiliki Rekening Giro di Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur mengenai Hubungan Rekening Giro antara Bank
Indonesia dengan Pihak Ekstern.
2. Peserta dibedakan menjadi Peserta Langsung dan Peserta Tidak Langsung.
a. Peserta Langsung adalah Peserta yang dapat melakukan transaksi Sistem BI-
RTGS secara langsung dengan menggunakan RTGS Terminal (RT) milik
Peserta yang bersangkutan.
b. Peserta Tidak Langsung adalah Peserta yang melakukan transaksi Sistem
BI-RTGS melalui RT milik Peserta Langsung berdasarkan perjanjian.
3. Pada saat yang bersamaan, Peserta Tidak Langsung hanya dapat menggunakan RT
milik satu Peserta Langsung dan didasarkan pada perjanjian sebagaimana
dimaksud pada butir 2.b.
4. Calon Peserta dapat memilih untuk menjadi Peserta Langsung atau Peserta Tidak
Langsung. Peserta Tidak Langsung dapat mengajukan permohonan untuk berubah
menjadi Peserta Langsung dan sebaliknya.
B. Persyaratan menjadi Peserta
1. Peserta Langsung
Calon Peserta Langsung harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki Rekening Giro di Bank Indonesia.
b. Menyediakan perangkat Sistem BI-RTGS, yang meliputi:
1) 1 (satu) buah RT Server Utama;
2) minimal 1 (satu) buah RT Server Back-up;
3) minimal 2 (dua) buah RT Workstation;
4) minimal 1 (satu) buah printer;
5) Systems Network Architecture (SNA) card untuk saluran komunikasi
leased line dan SNA Server Software;
6) modem untuk saluran komunikasi dial up;
7) 2 (dua) nomor telepon untuk keperluan komunikasi Data Over Voice
(DOV) dan dial up; dan
8) software sistem operasi untuk RT Server Utama, RT Server Back-up
dan RT Workstation,
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh Penyelenggara.
c. Khusus bagi calon Peserta yang merupakan Pihak Selain Bank, selain harus
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir 1.a dan butir 1.b,
keikutsertaannya …
93
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
b. Khusus …
94
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
b. Khusus bagi calon Peserta Langsung yang berkantor pusat di luar wilayah
kerja Kantor Pusat Bank Indonesia (KPBI), permohonan tersebut diajukan
melalui Kantor Bank Indonesia (KBI) yang mewilayahi kantor pusat calon
Peserta.
c. Permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b harus
dilengkapi dengan:
1) Informasi mengenai kesiapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
butir B.1.
2) Fotokopi surat keputusan mengenai pemberian izin usaha.
Contoh surat permohonan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.5.
d. Apabila calon Peserta Langsung telah memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud pada huruf a atau huruf b, dan huruf c, persetujuan menjadi
Peserta Langsung akan disampaikan melalui surat yang memuat antara lain
hal-hal sebagai berikut:
1) persetujuan menjadi Peserta Langsung;
2) nama dan nomor Rekening Giro serta member code;
3) permintaan pembuatan AT 1, AT 2 dan AT 3 dari RT Peserta untuk
dipertukarkan dengan AT 4 dan AT 5 dari Penyelenggara;
4) permintaan kelengkapan administrasi berupa:
a) Data kepesertaan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.6.
b) Surat kuasa khusus, dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Surat kuasa khusus dibuat dengan 1 (satu) kali hak
substitusi dari Direksi kepada pejabat atau petugas di
kantor pusat dan/atau kantor cabang Peserta, yang berlaku
untuk 1 (satu) kantor wilayah kerja Bank Indonesia, untuk
melakukan:
(a) penandatanganan Cek BI dan BGBI;
(b) penandatanganan surat menyurat dan/atau dokumen
yang terkait dengan hubungan Rekening Giro
Peserta dengan Bank Indonesia serta terkait dengan
kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
(c) hal-hal antara lain sebagai berikut:
i. pengambilan fisik uang yang terlebih dahulu
telah dilakukan pendebetan Rekening Giro
Peserta melalui Sistem BI-RTGS dan
menandatangani surat menyurat dan/atau
dokumen yang berkaitan dengan hal tersebut;
ii. pengambilan laporan dan/atau advis-advis
yang terkait dengan Rekening Giro Peserta
serta terkait dengan kepesertaan dan
operasional dalam Sistem BI-RTGS;
iii. pengambilan buku Cek BI dan BGBI;
iv. penyerahan …
95
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
d) Surat …
96
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
97
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
dimaksud …
98
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
dimaksud pada butir d.5)a), butir d.5)c), butir d.5)e) dan dokumen lain yang
diperlukan sesuai dengan kepentingan Peserta.
2. Peserta Tidak Langsung
Tatacara menjadi Peserta Tidak Langsung adalah sebagai berikut:
a. Permohonan diajukan kepada :
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
b. Khusus bagi calon Peserta yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI,
permohonan diajukan melalui KBI yang mewilayahi kantor pusat calon
Peserta.
c. Dalam surat permohonan tersebut calon Peserta menginformasikan dan
menyampaikan:
1) alasan menjadi Peserta Tidak Langsung;
2) Peserta Langsung yang menyediakan RT untuk Peserta Tidak
Langsung yang bersangkutan;
3) perjanjian antara Peserta Langsung dengan Peserta Tidak Langsung;
dan
4) Prosedur operasional penggunaan RT, misalnya pelaksanaan transaksi
oleh Peserta Tidak Langsung, apakah dilakukan di lokasi kantor
Peserta Tidak Langsung yang secara sistem terhubung ke RT Peserta
Langsung atau dilakukan di lokasi RT Peserta Langsung.
Contoh surat permohonan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.19.
d. Apabila calon Peserta telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
pada huruf B.2, persetujuan keikutsertaan dalam Sistem BI-RTGS akan
disampaikan melalui surat kepada calon Peserta yang memuat antara lain
hal-hal sebagai berikut:
1) persetujuan menjadi Peserta Tidak Langsung;
2) nama dan nomor Rekening Giro serta member code;
3) informasi pelatihan;
4) permintaan pembuatan AT 1, AT 2 dan AT 3 dari RT Peserta untuk
dipertukarkan dengan AT 4 dan AT 5 dari Penyelenggara
5) permintaan kelengkapan administrasi berupa:
a) Data kepesertaan sebagaimana tercantum pada Lampiran 9.20.
b) Perjanjian penggunaan RT yang telah ditandatangani Peserta
Langsung dan Peserta Tidak Langsung.
c) Surat kuasa khusus, dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Surat kuasa dibuat dengan satu kali hak substitusi dari
Direksi kepada pejabat atau petugas di kantor pusat
dan/atau kantor cabang Peserta, yang berlaku untuk 1
(satu) …
99
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
Jumlah …
100
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
101
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
disampaikan …
102
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
103
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
(2) surat …
104
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
2) informasi …
105
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
c. Dalam …
106
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
f. Penyelenggara …
107
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
b) Adanya …
108
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
pengawasan …
109
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
(a) Adanya …
110
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
111
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
112
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
113
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
f) Setelah …
114
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
115
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
116
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
117
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
118
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
a. Peserta …
119
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
120
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
2) bagi …
121
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
122
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
123
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
administrative …
124
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
125
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB X
TATA KELOLA YANG BAIK
DALAM PENYELENGGARAAN SISTEM BI-RTGS
126
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 3.1
127
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 3.1
128
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 3.1
D.3. Reject reason code for all common messages to All Transaction
100 Sending member not found Sending member not defined in RCC member file
101 Receiving member not found Receiving member not defined in RCC member file
102 Inactive RT The RT status is down
103 RT not logon The RT logon status is ‘No’
Payment is not accepted after
104
cutoff
The request is raised after batch completion and before
105 System not re-opened yet
RCC re-opened
The request is raised after IFTS value day cutoff and
106 IFTS Value day already cutoff
before the batch completion
ISN in the RT input message does not match with the
158 ISN out of sequence
one expected by RCC
RCC receive another message from the same RT with
Duplicate BOR detail
159 the same BOR but discovers that the details of the two
unmatched
messages are different
129
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 3.1
By-order-of-account number is According to setup for TRN in the TRN File, blank
204 entry is not allowed for the by-order-of-account
Mandatory. number. The RCC will reject the transaction
By-order-of-account number is According to setup for TRN in TRN File, blank entry
205 is not allow for the By-order-of-account. The RCC
not required will reject the transaction
According to the setup for TRN in the TRN File, blank
Beneficiary account number is
206 entry is not allowed for Beneficiary Account number.
mandatory
The RCC will reject the transaction
According to the setup for TRN in TRN File, entry is
Beneficiary account number is
207 not allow for Beneficiary account number. The RCC
not required
will reject the transaction
Sending member account The status of sending member is ‘closed’, ‘frozen’ or
208
Closed, Frozen or Suspended ‘suspend’.
Receiving member account The status of Receiving member is ‘closed’, ‘frozen’
209
Closed, Frozen or Suspended. or ‘suspend’.
210 TRN does not exist The RCC cannot find the TRN in TRN File.
130
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 3.1
400 Queue Cancelled by CUTOFF Queue transaction has been cancelled by CUTOFF
RCC opening process started The RCC opening process has been started
401
successfully successfully.
RCC opening process
402 The RCC opening process has ended.
completed.
403 Cutoff report is generated The cutoff report are generated
404 RCC value date changed RCC has advanced to next value date.
405 Cutoff warning started The cutoff warning process started
406 Cutoff warning completed The cutoff warning process completed
407 Pre-cutoff started The Pre-cutoff process started
408 Pre-cutoff completed The Pre-cutoff process completed
409 RCC cutoff started The RCC cutoff process started
410 RCC cutoff completed The RCC cutoff process completed
411 RCC cutoff failed The RCC cutoff process has failed
412 Batch file upload started Batch file upload has started
The RCC encountered error uploading the batch file.
413 Batch file upload error
Contact RCC Technical Support.
131
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 3.1
500 Member record not found The member record is not found
The user name does not exist of the password is
User name does not exist or incorrect. Re-enter the correct user name and
501
Password is incorrect password combination to gain access to the RCC
function
502 User group not found The RCC cannot find the user group in the User File.
503 Temporary record not found The RCC cannot find the temporary database record.
The user is not allowed to perform the enquiry
504 Enquiry function not allowed
function
505 Print function not allowed The user is not allowed to perform the print function
Update/Delete function not The user is not allowed to perform the update/delete
506
allowed function.
‘ADD’ record successfully The ‘ADD’ maintenance entry has been created in the
507
created Temporary File.
‘DELETE’ record successfully The ‘DELETE’ maintenance entry has been created in
508
created the Temporary File.
‘UPDATE’ record successfully The ‘UPDATE’ maintenance entry has been created
509
created in the Temporary File.
510 Record printed successfully The record has been printed successfully
The RCC encounter error while printing the report to
511 Open Spooler Error
the Spooler. Contact RCC technical support.
132
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 3.1
850 Invalid message data type The data type differ from the expected format
851 Invalid message header Errors detected in the message header
The RCC encountered Decryption error. Contact RCC
852 Decryption process down
Technical Support.
The RCC encountered Encryption error. Contact RCC
853 Encryption process down
Technical Support.
The primary CPU is down. Contact RCC Technical
854 Primary CPU is down
Support.
855 Process was terminated The process was terminated.
133
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 3.1
Code Description
00 Settled
01 Transaction Code Invalid
02 Queue Transaction Indicator Invalid
03 Paying Bank Not Found
04 Payee Bank Not Found
05 Transaction Amount Should Equal Zero
06 Originator Invalid
07 Paying Bank Inactive
08 Payee Bank Inactive
09 SA Processing Cycle Not Start
10 Rejected Due To Queue Exist
11 Rejected Due To Insufficient Fund
12 Queued Due To Queue Exist
13 Queued Due To Insufficient Fund
14 Remain Queued Due To Insufficient Fund
15 After Value Date Cutoff
16 Queue Has Been Re-Sequence
17 Queue cancelled by RT
18 Queue cancelled by RCC
99 Unexpected Error
134
Lampiran 3.2
No Field-field pada Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
1. From Member Mandatory Member Code Peserta Mandatory Member Code Peserta
Pengirim Pengirim
2. To Member Mandatory Member Code Kantor Pusat Mandatory Member Code Peserta
Bank Indonesia (KPBI) atau Penerima
Kantor Bank Indonesia
(KBI) tertuju
3. Value Date Mandatory Tanggal Efektif Mandatory Tanggal Efektif
Pembukuan/Settlement di Pembukuan/Settlement di
RCC, dengan pilihan Tanggal RCC, dengan pilihan Tanggal
: :
- Hari Ini (T+0/This Value - Hari Ini (T+0/This Value
Date), atau Date), atau
- Hari Kerja 1 (satu) hari - Hari Kerja 1 (satu) hari
kerja kemudian kerja kemudian
(T+1/Next–1 Value Date), (T+1/Next–1 Value Date),
atau atau
- Hari Kerja 2 (dua) hari - Hari Kerja 2 (dua) hari
kerja kemudian kerja kemudian
(T+2/Next–2 Value Date) (T+2/Next–2 Value Date)
4. Total Amount Mandatory Nominal Transaksi Mandatory Nominal Transaksi
5. Rel TRN Optional Nomor Referensi/Validasi Optional Nomor Referensi/Validasi
Internal dari Peserta Internal dari Peserta
Pengirim Pengirim
6. TRN Mandatory TRN “Transaksi Peserta Ke Mandatory TRN “Transaksi Antar
BI” yang diinginkan Peserta” yang diinginkan
135
Lampiran 3.2
No Field-field pada Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
7. To Branch/Sub- Branch Optional - Optional “Kode Kantor Cabang (KC)”
dan “Kode Kantor Di Bawah
KC (Kantor Cabang Pembantu
(KCP), Kantor Kas, atau
Kantor Unit)” dari Bank
Penerima
a. By Order Of - AID Optional AID yang ditatausahakan oleh Optional AID yang ditatausahakan oleh
Peserta Pengirim. AID ini Peserta Pengirim. AID ini
berfungsi untuk membantu user berfungsi untuk membantu user
dalam mengisi By Order Of – dalam mengisi By Order Of –
Account No dan By Order Of – Account No dan By Order Of –
Name & Address secara Name & Address secara
otomatis. otomatis.
b. By Order Of - Account No Optional No. Rekening Giro Peserta Optional No. Rekening Giro Peserta
Pengirim yang ditatausahakan Pengirim yang ditatausahakan
di BI (RCC) di BI (RCC)
136
Lampiran 3.2
No Field-field pada Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
JAKARTA/kota lain di JAKARTA/kota lain di
mana Dept/Div tsb berada mana Dept/Div tsb berada
2. BANK … 2. BANK …
CABANG/KOTA … (di CABANG/KOTA … (di
lndonesia) lndonesia)
3. BANK … KOTA … (di 3. BANK … KOTA … (di
Luar Negeri) Luar Negeri)
4. BANK … ATTN … (diisi 4. BANK … ATTN … (diisi
Nama Rekening Milik Nama Rekening Milik
Bank Pengirim Sendiri, Bank Pengirim Sendiri,
Bukan Nama Nasabah Bukan Nama Nasabah
Bank Pengirim)” Bank Pengirim)”
JAKARTA/kota lain di JAKARTA/kota lain di
Indonesia atau di Luar Indonesia atau di Luar
Negeri Negeri
137
Lampiran 3.2
No Field-field pada Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
Indonesia atau di Luar Indonesia atau di Luar
Negeri, wajib diisi. Negeri, wajib diisi.
d. Beneficiary - AID Optional AID yang ditatausahakan oleh Optional AID yang ditatausahakan oleh
Peserta Pengirim. AID ini Peserta Pengirim. AID ini
berfungsi untuk membantu user berfungsi untuk membantu user
dalam mengisi Beneficiary – dalam mengisi Beneficiary –
Account No dan Beneficiary – Account No dan Beneficiary –
Name & Address secara Name & Address secara
otomatis. otomatis.
e. Beneficiary - Account No Mandatory No. Rekening Tertuju Yang Optional No. Rekening Giro Peserta
Akan DiKredit Di Sistem Penerima yang ditatausahakan
Akunting internal Bank di BI (RCC)
Indonesia (BI_SOSA)
Nomor Rekening Giro Bank
No. Rekening di BI tersebut Penerima di BI (RCC) diisi 9
diisi 9 digit “angka”, tanpa digit “angka”, tanpa special
special character : . , / , - character spt : . , / , -
f. Beneficiary - Name & Mandatory Nama Rekening Tertuju Yang Mandatory Nama dan Lokasi Peserta
Address Akan DiKredit Di Sistem Penerima, dengan pilihan :
Akunting internal Bank 1. BANK … DEPT/DIV …
Indonesia (BI-SOSA) JAKARTA/kota lain di
mana Dept/Div tsb berada
2. BANK …
CABANK/KOTA … (di
lndonesia)
3. BANK … KOTA … (di
138
Lampiran 3.2
No Field-field pada Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
Luar Negeri)
4. BANK … ATTN … (diisi
Nama Rekening Milik
Bank Penerima Sendiri,
Bukan Milik Nasabah Bank
Penerima)”
JAKARTA/kota lain di
Indonesia atau di Luar
Negeri
139
Lampiran 3.2
No Field-field pada Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
Untuk Transaksi Pembayaran Jika pengisian pada field ini
Ke Rekening Pemerintah tidak mencukupi, dapat
(Rekening 501xxxxxx dan diteruskan pada field Member
502xxxxxx), pengisian To Member Information baris
keterangan dapat dilengkapi ke-3.
dengan Kode dan Nama MAP
atau MAK, sebagaimana
diatur oleh instansi yang
berwenang.
140
Lampiran 3.2
No Field-field pada Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
To Member Information.
h. Member To Member Optional Dapat diisi penerusan Mandatory i. Baris kesatu (1)
Information pengisian Keterangan - Kode Status Pengirim,
“Transaksi Peserta Ke BI” apakah Residence (diisi :
dari Payment Details /FEAB/R) atau Non-
Residence (diisi :
/FEAB/NR). Pilihan
Pengisian Kode Status
Pengirim tersebut
(/FEAB/R atau
/FEAB/NR) merujuk ke
Definisi Penduduk dalam
ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur
mengenai Lalu-Lintas
Devisa (LLD)
141
Lampiran 3.2
No Field-field pada Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
142
Lampiran 3.2
No Field-field pada Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
Transaksi Rupiah (PTR),
dengan kombinasi
pengisian sebagai berikut :
143
Lampiran 3.2
No Field-field pada Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
- Pilihan Local, jika
Pengirim dan/atau
Penerima tidak masuk
dalam definisi WNA
sebagaimana dalam
ketentuan Bank
Indonesia yang
mengatur mengenai
Pembatasan Transaksi
Rupiah.
- Pilihan Foreign, jika
Pengirim dan/atau
Penerima masuk
dalam definisi WNA
sebagaimana dalam
ketentuan Bank
Indonesia yang
mengatur mengenai
Pembatasan Transaksi
Rupiah.
144
Lampiran 3.2
No Field-field pada Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
dilaporkan adalah
Status Data Pengirim
pada field BY ORDER
OF
- Jika ada Data
Pengirim pada field
ORIGINATING
PARTY, Status
Pengirim yang
dilaporkan adalah
Status Data Pengirim
pada field
ORIGINATING
PARTY
- Jika tidak ada Data
Penerima pada field
ULTIMATE
BENEFICIARY,
Status Penerima yang
dilaporkan adalah
Status Data Penerima
pada field
BENEFICIARY
- Jika ada Data
Penerima pada field
ULTIMATE
145
Lampiran 3.2
No Field-field pada Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
BENEFICIARY,
Status Penerima yang
dilaporkan adalah
Status Data Penerima
pada field ULTIMATE
BENEFICIARY
146
Lampiran 3.2
No Field-field pada Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
/PTR/FOREIGN
147
Lampiran 3.2
No Field-field pada Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
Peserta” dari Payment
Details
148
Lampiran 3.2
149
Lampiran 3.2
150
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Inter-Bank Money Market (Pasar Uang Antar-
Bank/PUAB Rupiah) Jangka Waktu 1 s.d. 99 Hari Kalender dengan TRN IFTMM000
Member Code
To Member Bank Penerima Member Name Bank Penerima
(Mandatory)
Nomor
Referensi/Validasi IFTMM000
Rel TRN TRN To Branch / Sub Branch Optional
Internal Bank Pengirim (Mandatory)
(Mandatory)
Basic Info
By Order Of Beneficiary
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain (Bank BANK ….. DEPARTMENT ….. Jakarta/kota lain (Bank
Pengirim) Penerima)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code) (Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory) (Mandatory)
Additional Info
Optional Optional
Account no Optional
Suku
Jk. Wkt.
Bunga
Txn.
Currency Blank Exchange Rate Blank Interest Rate Txn. Period
(Mandato
(Mandat
ry)
ory)
Deal / Stock Code Optional
151
Lampiran 3.2
Keterangan :
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, harus diisi (mandatory) dengan /FEAB/R apabila Pengirim adl Residence
atau /FEAB/NR apabila Pengirim adl Non-Residence
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, juga harus diisi (mandatory) dengan Kode Status Pengirim-Penerima,
dengan pilihan : /PTR/LOCAL-LOCAL (Pengirim : Citizen dan Penerima :
Citizen), /PTR/LOCAL-FOREIGN (Pengirim : Citizen dan Penerima : Non-
Citizen), /PTR/FOREIGN-LOCAL (Pengirim : Non-Citizen dan Penerima :
Citizen) atau /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Pengirim : Non-Citizen dan
Penerima : Non-Citizen)
- Member To Member Information baris kedua (2) untuk Transaksi Antar-
Bank, diisi (optional) dengan /BEN/ yang berarti biaya penerusan di Bank
Penerima ditanggung Nasabah Bank Penerima. Apabila dikosongkan diartikan
biaya penerusan di Bank Penerima tetap ditanggung Nasabah Bank Penerima.
- Sender Ref No, pengisiannya bersifat mandatory, jika Originating Party berasal
dari Luar Negeri
- Ultimate Beneficiary – Account No harus diisi dengan Huruf dan/atau Angka ,
tanpa special character ( . , / , atau - )
- Mandatory: Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
152
Lampiran 3.2
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID AID
Account No Account No
Additional Info
Account no
Contoh :
BII melakukan Transaksi Penempatan Dana (Placing) pada Bank Mega sebesar Rp.10
Milyar dengan Suku Bunga 10,25 %, Tanggal Valuta 23 Oktober 2000, dan Jatuh
Tempo tangal 24 Oktober 2000
153
Lampiran 3.2
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID AID
Account No Account No
Additional Info
Account no
Contoh :
BII melakukan Transaksi Pelunasan Pinjaman (Taking) dari Bank Mega sebesar Rp.
7.502.136.458,00 dengan Suku Bunga 10,255 %, Tanggal Valuta 20 Oktober 2000
(Jum’at), dan Jatuh Tempo tanggal 23 Oktober 2000 (Senin)
154
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Intraday Inter-Bank Money Market (Pasar Uang Antar-
Bank/PUAB Rupiah Jangka Sangat Pendek/Intrahari) dengan TRN IFTMM001
Construct Single Credit
Member Code
From Member Bank Pengirim Member Name Bank Pengirim Source Manual
(Mandatory)
Member Code
To Member Bank Penerima Member Name Bank Penerima
(Mandatory)
Nomor
Referensi/Validasi IFTMM001
Rel TRN TRN To Branch / Sub Branch Optional
Internal Bank Pengirim (Mandatory)
(Mandatory)
Basic Info
By Order Of Beneficiary
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain (Bank BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain (Bank
Pengirim) Penerima)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code) (Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory) (Mandatory)
Additional Info
Optional Optional
Account no Optional
Suku
Bunga
Currency Blank Exchange Rate Blank Interest Rate Txn. Period Blank
(Mandat
ory)
Deal / Stock Code Optional
155
Lampiran 3.2
Keterangan :
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, harus diisi (mandatory) dengan /FEAB/R apabila Pengirim adl Residence
atau /FEAB/NR apabila Pengirim adl Non-Residence
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, juga harus diisi (mandatory) dengan Kode Status Pengirim-Penerima,
dengan pilihan : /PTR/LOCAL-LOCAL (Pengirim : Citizen dan Penerima :
Citizen), /PTR/LOCAL-FOREIGN (Pengirim : Citizen dan Penerima : Non-
Citizen), /PTR/FOREIGN-LOCAL (Pengirim : Non-Citizen dan Penerima :
Citizen) atau /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Pengirim : Non-Citizen dan
Penerima : Non-Citizen)
- Member To Member Information baris kedua (2) untuk Transaksi Antar-
Bank, diisi (optional) dengan /BEN/ yang berarti biaya penerusan di Bank
Penerima ditanggung Nasabah Bank Penerima. Apabila dikosongkan diartikan
biaya penerusan di Bank Penerima tetap ditanggung Nasabah Bank Penerima.
- Sender Ref No, pengisiannya bersifat mandatory, jika Originating Party berasal
dari Luar Negeri
- Ultimate Beneficiary – Account No harus diisi dengan Huruf dan/atau Angka ,
tanpa special character ( . , / , atau - )
- Mandatory: Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
156
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Inter-Bank Money Market (Pasar Uang Antar-
Bank/PUAB Rupiah) Jangka Panjang (> 99 Hari Kalender) dengan TRN IFTPL000
Construct Single Credit
Member Code
From Member Bank Pengirim Member Name Bank Pengirim Source Manual
(Mandatory)
Member Code
To Member Bank Penerima Member Name Bank Penerima
(Mandatory)
Nomor
Referensi/Validasi IFTPL000
Rel TRN TRN To Branch / Sub Branch Optional
Internal Bank Pengirim (Mandatory)
(Mandatory)
Basic Info
By Order Of Beneficiary
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain (Bank BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain (Bank
Pengirim) Penerima)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code) (Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory) (Mandatory)
Additional Info
Optional Optional
Account no Optional
Suku
Bunga
Currency Blank Exchange Rate Blank Interest Rate Txn. Period Blank
(Mandat
ory)
Deal / Stock Code Optional
157
Lampiran 3.2
Keterangan :
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, harus diisi (mandatory) dengan /FEAB/R apabila Pengirim adl Residence
atau /FEAB/NR apabila Pengirim adl Non-Residence
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, juga harus diisi (mandatory) dengan Kode Status Pengirim-Penerima,
dengan pilihan : /PTR/LOCAL-LOCAL (Pengirim : Citizen dan Penerima :
Citizen), /PTR/LOCAL-FOREIGN (Pengirim : Citizen dan Penerima : Non-
Citizen), /PTR/FOREIGN-LOCAL (Pengirim : Non-Citizen dan Penerima :
Citizen) atau /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Pengirim : Non-Citizen dan
Penerima : Non-Citizen)
- Member To Member Information baris kedua (2) untuk Transaksi Antar-
Bank, diisi (optional) dengan /BEN/ yang berarti biaya penerusan di Bank
Penerima ditanggung Nasabah Bank Penerima. Apabila dikosongkan diartikan
biaya penerusan di Bank Penerima tetap ditanggung Nasabah Bank Penerima.
- Sender Ref No, pengisiannya bersifat mandatory, jika Originating Party berasal
dari Luar Negeri
- Ultimate Beneficiary – Account No harus diisi dengan Huruf dan/atau Angka ,
tanpa special character ( . , / , atau - )
- Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
158
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Setelmen Rupiah dari Transaksi Rupiah-leg-Valas Antar-Bank di
Indonesia (Transaksi Domestic Forex) dengan TRN IFTFX000
Construct Single Credit
Member Code Bank
From Member Pengirim Member Name Bank Pengirim Source Manual
(Mandatory)
Nomor Referensi/Validasi
IFTFX000
Rel TRN Internal Bank Pengirim TRN To Branch / Sub Branch Optional
(Mandatory)
(Mandatory)
Basic Info
By Order Of Beneficiary
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain (Bank BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain (Bank
Pengirim) Penerima)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code) (Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory) (Mandatory)
Optional Optional
Account no Optional
Kurs
Kode Valas
Txn.
Currency (Mandatory Exchange Rate Interest Rate Blank Period Blank
(Mandat
)
ory)
Optional
Deal / Stock Code
159
Lampiran 3.2
Keterangan :
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, harus diisi (mandatory) dengan /FEAB/R apabila Pengirim adl Residence
atau /FEAB/NR apabila Pengirim adl Non-Residence
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, juga harus diisi (mandatory) dengan Kode Status Pengirim-Penerima,
dengan pilihan : /PTR/LOCAL-LOCAL (Pengirim : Citizen dan Penerima :
Citizen), /PTR/LOCAL-FOREIGN (Pengirim : Citizen dan Penerima : Non-
Citizen), /PTR/FOREIGN-LOCAL (Pengirim : Non-Citizen dan Penerima :
Citizen) atau /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Pengirim : Non-Citizen dan
Penerima : Non-Citizen)
- Member To Member Information baris kedua (2) untuk Transaksi Antar-
Bank, diisi (optional) dengan /BEN/ yang berarti biaya penerusan di Bank
Penerima ditanggung Nasabah Bank Penerima. Apabila dikosongkan diartikan
biaya penerusan di Bank Penerima tetap ditanggung Nasabah Bank Penerima.
- Sender Ref No, pengisiannya bersifat mandatory, jika Originating Party berasal
dari Luar Negeri
- Ultimate Beneficiary – Account No harus diisi dengan Huruf dan/atau Angka ,
tanpa special character ( . , / , atau - )
- Mandatory: Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
160
Lampiran 3.2
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID AID
Account No Account No
Additional Info
Account no
Contoh :
BII melakukan Transaksi Beli USD/IDR dengan Bank Danamon sebesar USD 0.5
Mio / Rp.4.471.000.000,00 dengan Kurs Rp.8.942,00/USD 1, dan Tanggal Valuta 23
Oktober 2000
161
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Setelmen Rupiah dari Transaksi Rupiah-leg-Valas Antara Bank di
Indonesia dengan Bank di Luar Negeri (Transaksi Cross-Border Forex) atau Setelmen Rupiah dari
Transaksi Rupiah-leg-Valas yang melibatkan Nasabah Bank Domestik dengan TRN IFTFX001
Construct Single Credit
Member Code
From Member Bank Pengirim Member Name Bank Pengirim Source Manual
(Mandatory)
Member Code
To Member Bank Penerima Member Name Bank Penerima
(Mandatory)
Nominal Txn.
Value Date Tgl. Efektif Txn. (Mandatory) Total Amount
(Mandatory)
Nomor Referensi/Validasi
IFTFX001
Rel TRN Internal Bank Pengirim TRN To Branch / Sub Branch Optional
(Mandatory)
(Mandatory)
Basic Info
By Order Of Beneficiary
No. Rekg. Giro Bank Pengirim di BI-RTGS No. Rekg. Giro Bank Penerima di BI-RTGS
Central Computer/RCC Central Computer/RCC
Atau Atau
Account No Account No
Rekg. Lain Milik Bank Pengirim Sendiri, Rekg. Lain Milik Bank Penerima Sendiri, Bukan
Bukan Milik Nasabah Bank Pengirim Milik Nasabah Bank Penerima
(Optional) (Optional)
(diisi Nama Bank Pengirim, dgn pilihan di bawah ini) (diisi Nama Bank Penerima, dgn pilihan di bawah ini)
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain, atau BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain, atau
BANK ….. CABANG/KOTA ….. (di Indonesia), atau BANK ….. CABANG/KOTA ….. (di Indonesia), atau
BANK ….. KOTA ….. (Kota di Luar Negeri), atau BANK ….. KOTA ….. (Kota di Luar Negeri)
BANK ….. ATTN ….. (diisi Nama Rekg Milik Bank Pengirim Sendiri, BANK ….. ATTN ….. (diisi Nama Rekg Milik Bank Penerima Sendiri,
Bukan Nama Nasabah Bank Pengirim) JAKARTA/ kota lain Bukan Nama Nasabah Bank Penerima) JAKARTA/kota lain
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code) (Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory) (Mandatory)
B
Additional Info
Kurs Txn.
Kode Valas
Currency Exchange Rate (Mandator Interest Rate Blank Period Blank
(Mandatory)
y)
162
Lampiran 3.2
Keterangan :
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, harus diisi (mandatory) dengan /FEAB/R apabila Pengirim adl Residence
atau /FEAB/NR apabila Pengirim adl Non-Residence
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, juga harus diisi (mandatory) dengan Kode Status Pengirim-Penerima,
dengan pilihan : /PTR/LOCAL-LOCAL (Pengirim : Citizen dan Penerima :
Citizen), /PTR/LOCAL-FOREIGN (Pengirim : Citizen dan Penerima : Non-
Citizen), /PTR/FOREIGN-LOCAL (Pengirim : Non-Citizen dan Penerima :
Citizen) atau /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Pengirim : Non-Citizen dan
Penerima : Non-Citizen)
- Member To Member Information baris kedua (2) untuk Transaksi Antar-
Bank, diisi (optional) dengan /BEN/ yang berarti biaya penerusan di Bank
Penerima ditanggung Nasabah Bank Penerima. Apabila dikosongkan diartikan
biaya penerusan di Bank Penerima tetap ditanggung Nasabah Bank Penerima.
- Sender Ref No, pengisiannya bersifat mandatory, jika Originating Party berasal
dari Luar Negeri
- Ultimate Beneficiary – Account No harus diisi dengan Huruf dan/atau Angka ,
tanpa special character ( . , / , atau - )
- Mandatory: Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
163
Lampiran 3.2
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID AID
Account No Account No
Additional Info
Account no 100001238
Contoh :
BII melakukan Transaksi Beli USD/IDR dengan Stanchart Bank Singapore, yang
mempunyai Account IDR (Rp) di Stanchart Bank Jakarta dengan Nomor Rekening
100001238, sebesar USD 1 Mio / Rp. 8.950.000.000,00 dengan Kurs
Rp.8.950,00/USD 1, dan Tanggal Valuta 23 Oktober 2000
164
Lampiran 3.2
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID AID
Account No Account No
Additional Info
Account no 08900039843701
Contoh :
BII melakukan Transaksi Beli USD/IDR dengan BPPN, yang mempunyai Account
IDR (Rp) di BNI Cabang Gambir dengan Nomor Rekening 08900039843701, sebesar
USD 2 Mio / Rp.17.770.000.000,00 dengan Kurs Rp.8.885,00/USD 1, dan Tanggal
Valuta 23 Oktober 2000
165
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Antar-Bank Lainnya dan Transaksi Antar-Bank Untuk
Kepentingan Nasabah, dengan TRN IFT00000
Construct Single Credit
Member Code
From Member Bank Pengirim Member Name Bank Pengirim Source Manual
(Mandatory)
Member Code
To Member Bank Penerima Member Name Bank Penerima
(Mandatory)
Nominal Txn.
Value Date Tgl. Efektif Txn. (Mandatory) Total Amount
(Mandatory)
Nomor Referensi/Validasi
IFT00000
Rel TRN Internal Bank Pengirim TRN To Branch / Sub Branch Optional
(Mandatory)
(Mandatory)
Basic Info
By Order Of Beneficiary
(diisi Nama Bank Pengirim, dgn pilihan di bawah ini) (diisi Nama Bank Penerima, dgn pilihan di bawah ini)
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain, atau BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain, atau
BANK ….. CABANG/KOTA ….. (di Indonesia), atau BANK ….. CABANG/KOTA ….. (di Indonesia), atau
BANK ….. KOTA ….. (Kota di Luar Negeri), atau BANK ….. KOTA ….. (Kota di Luar Negeri)
BANK ….. ATTN ….. (diisi Nama Rekg Milik Bank Pengirim Sendiri, BANK ….. ATTN ….. (diisi Nama Rekg Milik Bank Penerima Sendiri,
Bukan Nama Nasabah Bank Pengirim) Bukan Nama Nasabah Bank Penerima)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code) (Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory) (Mandatory)
B
Additional Info
Currency Blank Exchange Rate Blank Interest Rate Blank Period Blank
166
Lampiran 3.2
Keterangan :
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, harus diisi (mandatory) dengan /FEAB/R apabila Pengirim adl Residence
atau /FEAB/NR apabila Pengirim adl Non-Residence
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, juga harus diisi (mandatory) dengan Kode Status Pengirim-Penerima,
dengan pilihan : /PTR/LOCAL-LOCAL (Pengirim : Citizen dan Penerima :
Citizen), /PTR/LOCAL-FOREIGN (Pengirim : Citizen dan Penerima : Non-
Citizen), /PTR/FOREIGN-LOCAL (Pengirim : Non-Citizen dan Penerima :
Citizen) atau /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Pengirim : Non-Citizen dan
Penerima : Non-Citizen)
- Member To Member Information baris kedua (2) untuk Transaksi Antar-
Bank, diisi (optional) dengan /BEN/ yang berarti biaya penerusan di Bank
Penerima ditanggung Nasabah Bank Penerima. Apabila dikosongkan diartikan
biaya penerusan di Bank Penerima tetap ditanggung Nasabah Bank Penerima.
- Sender Ref No, pengisiannya bersifat mandatory, jika Originating Party berasal
dari Luar Negeri
- Ultimate Beneficiary – Account No harus diisi dengan Huruf dan/atau Angka ,
tanpa special character ( . , / , atau - )
- Mandatory: Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
167
Lampiran 3.2
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID AID
Account No Account No
Additional Info
DOYOK POLO
Account no 12345678904
Contoh :
Doyok melakukan Transfer Dana sebesar Rp.1.500.000.000,00 untuk Polo yang
mempunyai Rekening Tabungan 12345678904 di BCA Cab. Surabaya Jl. Pemuda
melalui BII Cab. Solo Jl. Slamet Riyadi untuk pembayaran rumah
168
Lampiran 3.2
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID AID
Additional Info
Account no 56112365478
Contoh :
Ali Buto melakukan Transfer Dana sebesar Rp.1.000.000.000,00 untuk Burhanuddin
Abdullah yang mempunyai Rekening Tabungan 56112365478 di Bank Danamon
Jakarta Jl. Abdul Muis melalui Standard Chartered Bank Jakarta Jl. Sudirman untuk
pembayaran pembelian garment
169
Lampiran 3.2
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID AID
Additional Info
Account no 400123456987
Contoh :
Tony Sukoco melakukan Transfer Dana sebesar Rp.500.000.000,00 untuk Amir
Kasiepo yang mempunyai Rekening Tabungan 400123456987 di BNI Jayapura Jl.
Jend. Sudirman melalui BRI Cirebon Jl. Jend. Sudirman untuk pembayaran pembelian
udang bulan Januari 2002
170
Lampiran 3.2
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID AID
Account No Account No
Additional Info
Account no 98745632112
Contoh :
Abdul Khamim melakukan Remittance melalui HSBC HongKong dan diteruskan oleh
HSBC Jakarta sebesar equivalen Rp.25.000.000,00 untuk Ahmad Aliman yang
mempunyai Rekening Tabungan 98745632112 di BII Jakarta Jl. M.H. Thamrin untuk
tambahan bangun rumah
171
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Setelmen Pembayaran Antar-Bank yang terkait dengan Transaksi
Jual-Beli Sekuritas (Obligasi atau Saham), dengan TRN IFTSX000
Construct Single Credit
Member Code
From Member Bank Pengirim Member Name Bank Pengirim Source Manual
(Mandatory)
Member Code
To Member Bank Penerima Member Name Bank Penerima
(Mandatory)
Nominal Txn.
Value Date Tgl. Efektif Txn. (Mandatory) Total Amount
(Mandatory)
Nomor Referensi/Validasi
IFTSX000
Rel TRN Internal Bank Pengirim TRN To Branch / Sub Branch Optional
(Mandatory)
(Mandatory)
Basic Info
By Order Of Beneficiary
(diisi Nama Bank Pengirim, dgn pilihan di bawah ini) (diisi Nama Bank Penerima, dgn pilihan di bawah ini)
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain, atau BANK ….. DEPARTMENT ….. , atau
BANK ….. CABANG/KOTA ….. (di Indonesia), atau BANK ….. CABANG/KOTA ….. (di Indonesia), atau
BANK ….. KOTA ….. (Kota di Luar Negeri), atau BANK ….. KOTA ….. (Kota di Luar Negeri)
BANK ….. ATTN ….. (diisi Nama Rekg Milik Bank Pengirim Sendiri, BANK ….. ATTN ….. (diisi Nama Rekg Milik Bank Penerima Sendiri,
Bukan Nama Nasabah Bank Pengirim) Bukan Nama Nasabah Bank Penerima)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code) (Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory) (Mandatory)
B
Additional Info
NAMA NASABAH “PIHAK SERAH DANA DARI TRANSAKSI JUAL- NAMA NASABAH “PIHAK SERAH SEKURITAS DARI TRANSAKSI
BELI SEKURITAS” PADA BANK PENGIRIM JUAL-BELI SEKURITAS” PADA BANK PENERIMA
(Optional - Diisi) (Mandatory)
Currency Blank Exchange Rate Blank Interest Rate Blank Period Blank
172
Lampiran 3.2
Keterangan :
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, harus diisi (mandatory) dengan /FEAB/R apabila Pengirim adl Residence
atau /FEAB/NR apabila Pengirim adl Non-Residence
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, juga harus diisi (mandatory) dengan Kode Status Pengirim-Penerima,
dengan pilihan : /PTR/LOCAL-LOCAL (Pengirim : Citizen dan Penerima :
Citizen), /PTR/LOCAL-FOREIGN (Pengirim : Citizen dan Penerima : Non-
Citizen), /PTR/FOREIGN-LOCAL (Pengirim : Non-Citizen dan Penerima :
Citizen) atau /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Pengirim : Non-Citizen dan
Penerima : Non-Citizen)
- Member To Member Information baris kedua (2) untuk Transaksi Antar-
Bank, diisi (optional) dengan /BEN/ yang berarti biaya penerusan di Bank
Penerima ditanggung Nasabah Bank Penerima. Apabila dikosongkan diartikan
biaya penerusan di Bank Penerima tetap ditanggung Nasabah Bank Penerima.
- Sender Ref No, pengisiannya bersifat mandatory, jika Originating Party berasal
dari Luar Negeri
- Ultimate Beneficiary – Account No harus diisi dengan Huruf dan/atau Angka ,
tanpa special character ( . , / , atau - )
- Mandatory: Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
173
Lampiran 3.2
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID AID
Additional Info
Account no
Contoh :
BII melakukan transfer dana sebesar IDR.20.000.000.000,- untuk Deutsche Bank,
Jakarta untuk pembelian obligasi pemerintah seri VR-001 dengan harga beli 98,625%
untuk val. 16 Agustus 2000 s/d 25 Juli 2002 tingkat suku bunga 13,04488%, last
kupon tanggal 25 Juli 2000, yang pembayarannya ditujukan untuk Deutsche bank
attn. Global Market Operations.
174
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Antar-Bank Yang Tidak Ada Nomor Rekening Pada
ULTIMATE BENEFICIARY ACCOUNT NO
Construct Single Credit
Member Code
From Member Bank Pengirim Member Name Bank Pengirim Source Manual
(Mandatory)
Member Code
To Member Bank Penerima Member Name Bank Penerima
(Mandatory)
Nominal Txn.
Value Date Tgl. Efektif Txn. (Mandatory) Total Amount
(Mandatory)
Nomor Referensi/Validasi
IFTNA000
Rel TRN Internal Bank Pengirim TRN To Branch / Sub Branch Optional
(Mandatory)
(Mandatory)
Basic Info
By Order Of Beneficiary
(diisi Nama Bank Pengirim, dgn pilihan di bawah ini) (diisi Nama Bank Penerima, dgn pilihan di bawah ini)
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain, atau BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain, atau
BANK ….. CABANG/KOTA ….. (di Indonesia), atau BANK ….. CABANG/KOTA ….. (di Indonesia), atau
BANK ….. KOTA ….. (Kota di Luar Negeri), atau BANK ….. KOTA ….. (Kota di Luar Negeri)
BANK ….. ATTN ….. (diisi Nama Rekg Milik Bank Pengirim Sendiri, BANK ….. ATTN ….. (diisi Nama Rekg Milik Bank Penerima Sendiri,
Bukan Nama Nasabah Bank Pengirim) Bukan Nama Nasabah Bank Penerima)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code) (Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory) (Mandatory)
B
Additional Info
NAMA NASABAH PENGIRIM PADA BANK PENGIRIM NAMA NASABAH PENERIMA PADA BANK PENERIMA
(Optional – Diisi) (Mandatory)
Account no Kosongkan
Currency Blank Exchange Rate Blank Interest Rate Blank Period Blank
175
Lampiran 3.2
Keterangan :
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, harus diisi (mandatory) dengan /FEAB/R apabila Pengirim adl Residence
atau /FEAB/NR apabila Pengirim adl Non-Residence
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, juga harus diisi (mandatory) dengan Kode Status Pengirim-Penerima,
dengan pilihan : /PTR/LOCAL-LOCAL (Pengirim : Citizen dan Penerima :
Citizen), /PTR/LOCAL-FOREIGN (Pengirim : Citizen dan Penerima : Non-
Citizen), /PTR/FOREIGN-LOCAL (Pengirim : Non-Citizen dan Penerima :
Citizen) atau /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Pengirim : Non-Citizen dan
Penerima : Non-Citizen)
- Member To Member Information baris kedua (2) untuk Transaksi Antar-
Bank, diisi (optional) dengan /BEN/ yang berarti biaya penerusan di Bank
Penerima ditanggung Nasabah Bank Penerima. Apabila dikosongkan diartikan
biaya penerusan di Bank Penerima tetap ditanggung Nasabah Bank Penerima.
- Sender Ref No, pengisiannya bersifat mandatory, jika Originating Party berasal
dari Luar Negeri
- Ultimate Beneficiary – Account No harus diisi dengan Huruf dan/atau Angka ,
tanpa special character ( . , / , atau - )
- Mandatory: Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
176
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Antar-Bank Tolakan/Pengembalian (Reject), dengan
TRN IFTRJ000
Construct Single Credit
Member Code
From Member Bank Pengirim Member Name Bank Pengirim Source Manual
(Mandatory)
Member Code
To Member Bank Penerima Member Name Bank Penerima
(Mandatory)
Nominal Txn.
Value Date Tgl. Efektif Txn. (Mandatory) Total Amount
(Mandatory)
Nomor Referensi/Validasi
IFTRJ000
Rel TRN Internal Bank Pengirim TRN To Branch / Sub Branch Optional
(Mandatory)
(Mandatory)
Basic Info
By Order Of Beneficiary
(diisi Nama Bank Pengirim, dgn pilihan di bawah ini) (diisi Nama Bank Penerima, dgn pilihan di bawah ini)
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain, atau BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain, atau
BANK ….. CABANG/KOTA ….. (di Indonesia), atau BANK ….. CABANG/KOTA ….. (di Indonesia), atau
BANK ….. KOTA ….. (Kota di Luar Negeri), atau BANK ….. KOTA ….. (Kota di Luar Negeri)
BANK ….. ATTN ….. (diisi Nama Rekg Milik Bank Pengirim Sendiri, BANK ….. ATTN ….. (diisi Nama Rekg Milik Bank Penerima Sendiri,
Bukan Nama Nasabah Bank Pengirim) Bukan Nama Nasabah Bank Penerima)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code) (Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory) (Mandatory)
B
Additional Info
Currency Blank Exchange Rate Blank Interest Rate Blank Period Blank
177
Lampiran 3.2
Keterangan :
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, harus diisi (mandatory) dengan /FEAB/R apabila Pengirim adl Residence
atau /FEAB/NR apabila Pengirim adl Non-Residence
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, juga harus diisi (mandatory) dengan Kode Status Pengirim-Penerima,
dengan pilihan : /PTR/LOCAL-LOCAL (Pengirim : Citizen dan Penerima :
Citizen), /PTR/LOCAL-FOREIGN (Pengirim : Citizen dan Penerima : Non-
Citizen), /PTR/FOREIGN-LOCAL (Pengirim : Non-Citizen dan Penerima :
Citizen) atau /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Pengirim : Non-Citizen dan
Penerima : Non-Citizen)
- Member To Member Information baris kedua (2) untuk Transaksi Antar-
Bank, diisi (optional) dengan /BEN/ yang berarti biaya penerusan di Bank
Penerima ditanggung Nasabah Bank Penerima. Apabila dikosongkan diartikan
biaya penerusan di Bank Penerima tetap ditanggung Nasabah Bank Penerima.
- Sender Ref No, pengisiannya bersifat mandatory, jika Originating Party berasal
dari Luar Negeri
- Ultimate Beneficiary – Account No harus diisi dengan Huruf dan/atau Angka ,
tanpa special character ( . , / , atau - )
- Mandatory: Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
178
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Penarikan Tunai di Bagian Pengelolaan Uang Keluar
(BPUK) Kantor Pusat Bank Indonesia (KPBI) Jakarta. Transaksi dengan TRN BIRCR521 ini paling lambat
diterima di RCC pukul 11.00 WIB.
INDOIDJA930
To Member BANK INDONESIA KANTOR PUSAT
(Mandatory)
Nomor Referensi/Validasi
BIRCR521
Rel TRN Internal Bank Pengirim TRN To Branch / Sub Branch Optional
(Mandatory)
(Mandatory)
Basic Info
By Order Of Beneficiary
BANK ………. CABANG ………. JAKARTA/kota lain di REKENING ANTARA SHD TRANSAKSI KAS BAYARAN DI BPUK
Jabotabek (Mandatory)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
Additional Info
Optional Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name &
Address)
Account no Kosongkan
Currency Blank Exchange rate Blank Interest rate Blank Period Blank Deal / Stock Code Optional
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
179
Lampiran 3.2
180
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Penarikan Tunai di Kantor Cabang Bank Indonesia
(Kantor Bank Indonesia/KBI). Transaksi dengan TRN BIRCR520 ini paling lambat diterima di RCC pukul
11.00 WIB.
Construct Single Credit
Member Code
From Member Bank Pengirim Member Name Bank Pengirim Source Manual
(Mandatory)
Nomor
Referensi/Validasi BIRCR520
Rel TRN TRN To Branch / Sub Branch Optional
Internal Bank Pengirim (Mandatory)
(Mandatory)
Basic Info
By Order Of Beneficiary
TREASURY DEPARTMENT BANK ………. REKENING ANTARA SHD TRANSAKSI KAS BAYARAN
JAKARTA/kota lain di Indonesia (atau) DI KBI ………. (diisi nama Kantor Cabang BI Tujuan)
BANK ………. KOTA ……….. (di Indonesia) (Mandatory)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
Additional Info
Optional Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name
& Address)
Account no Kosongkan
181
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address
- Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
182
Lampiran 3.2
Additional Info
Account no Kosongkan
183
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Payment Details :
* : Dapat diisi Nama MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
** : Dapat diisi Kode MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address
- Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
184
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Pelimpahan/Pembayaran Pajak ke Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan No Rekg. 501000001, yang ditatausahakan hanya di KBI Medan
(INDOIDJA330). Transaksi dengan TRN BIRGO101 ini paling lambat diterima di RCC pukul 16.30 WIB.
INDOIDJA330
To Member BANK INDONESIA CABANG MEDAN
(Mandatory)
Nomor
Referensi/Validasi BIRGO101
Rel TRN TRN To Branch / Sub Branch Optional
Internal Bank Pengirim (Mandatory)
(Mandatory)
Basic Info
By Order Of Beneficiary
Additional Info
Optional Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name
& Address)
Account no Kosongkan
185
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Payment Details :
* : Dapat diisi Nama MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
** : Dapat diisi Kode MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address
- Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
186
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Pelimpahan/Pembayaran Pajak ke Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan No Rekg. 501000002, baik yang ditatausahakan di KPBI
(INDOIDJA930) atau KBI. Transaksi dengan TRN BIRGO102 ini paling lambat diterima di RCC pukul 16.30
WIB.
Construct Single Credit
Member Code
From Member Bank Pengirim Member Name Bank Pengirim Source Manual
(Mandatory)
INDOIDJA930/
BANK INDONESIA KANTOR PUSAT/
To Member INDOIDJA …
BANK INDONESIA CABANG ……….
(Mandatory)
Nomor
Referensi/Validasi BIRGO102
Rel TRN TRN To Branch / Sub Branch Optional
Internal Bank Pengirim (Mandatory)
(Mandatory)
Basic Info
By Order Of Beneficiary
BANK ………. CABANG ………. JAKARTA (di Jakarta) KAS NEGARA A KPPN II JAKARTA atau
atau KAS NEGARA QQ PBB ………. (diisi nama kota
BANK ………. KOTA ………. (luar Jakarta) BANDUNG, MEDAN, MANADO, PEKANBARU, atau
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code) SEMARANG)
(Mandatory) (Mandatory)
Additional Info
Optional Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name
& Address)
Account no Kosongkan
187
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Payment Details :
* : Dapat diisi Nama MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
** : Dapat diisi Kode MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address
- Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
188
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Pelimpahan/Pembayaran Pajak ke Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan No Rekg. 501000003, baik yang ditatausahakan di KPBI
(INDOIDJA930) atau KBI. Transaksi dengan TRN BIRGO103 ini paling lambat diterima di RCC pukul 16.30
WIB.
Construct Single Credit
Member Code
From Member Bank Pengirim Member Name Bank Pengirim Source Manual
(Mandatory)
INDOIDJA930/
BANK INDONESIA KANTOR PUSAT/
To Member INDOIDJA …
BANK INDONESIA CABANG ……….
(Mandatory)
Nomor
Referensi/Validasi BIRGO103
Rel TRN TRN To Branch / Sub Branch Optional
Internal Bank Pengirim (Mandatory)
(Mandatory)
Basic Info
By Order Of Beneficiary
BANK ………. CABANG ………. JAKARTA (di Jakarta) KAS NEGARA A KPPN III JAKARTA atau
atau KAS NEGARA KPPN ………. (diisi nama kota BANDUNG,
BANK ………. KOTA ………. (luar Jakarta) MAKASSAR, PEKANBARU, SEMARANG, atau
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code) SURABAYA)
(Mandatory) (Mandatory)
Additional Info
Optional Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name
& Address)
Account no Kosongkan
189
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Payment Details :
* : Dapat diisi Nama MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
** : Dapat diisi Kode MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address
- Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
190
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Pelimpahan/Pembayaran Pajak ke Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan No Rekg. 501000004, yang ditatausahakan hanya di KPBI
(INDOIDJA930). Transaksi dengan TRN BIRGO104 ini paling lambat diterima di RCC pukul 16.30 WIB.
Nomor
Referensi/Validasi BIRGO104
Rel TRN TRN To Branch / Sub Branch Optional
Internal Bank Pengirim (Mandatory)
(Mandatory)
Basic Info
By Order Of Beneficiary
BANK ………. CABANG ………. JAKARTA (di Jakarta) KAS NEGARA A KPPN IV JAKARTA
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code) (Mandatory)
(Mandatory)
Additional Info
Optional Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name
& Address)
Account no Kosongkan
191
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Payment Details :
* : Dapat diisi Nama MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
** : Dapat diisi Kode MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address
- Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
192
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Pelimpahan/Pembayaran Pajak ke Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan No Rekg. 501000005, yang ditatausahakan hanya di KPBI
(INDOIDJA930). Transaksi dengan TRN BIRGO105 ini paling lambat diterima di RCC pukul 16.30 WIB.
Construct Single Credit
Member Code
From Member Bank Pengirim Member Name Bank Pengirim Source Manual
(Mandatory)
INDOIDJA930
To Member BANK INDONESIA KANTOR PUSAT
(Mandatory)
Nomor
Referensi/Validasi BIRGO105
Rel TRN TRN To Branch / Sub Branch Optional
Internal Bank Pengirm (Mandatory)
(Mandatory)
Basic Info
By Order Of Beneficiary
BANK ………. CABANG ………. JAKARTA (di Jakarta) KAS NEGARA A KPPN V JAKARTA
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code) (Mandatory)
(Mandatory)
Additional Info
Optional Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name
& Address)
Account no Kosongkan
193
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Payment Details :
* : Dapat diisi Nama MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
** : Dapat diisi Kode MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address
- Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
194
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi ke Rekening Bendahara Umum Negara/BUN (Rekening
502000000), yang hanya ditatausahakan di KPBI Jakarta (INDOIDJA930).
Construct Single Credit
Member Code
From Member Bank Pengirim Member Name Bank Pengirim Source Manual
(Mandatory)
INDOIDJA930
To Member BANK INDONESIA KANTOR PUSAT
(Mandatory)
Nomor
Referensi/Validasi BIRGO200
Rel TRN TRN To Branch / Sub Branch Optional
Internal Bank Pengirim (Mandatory)
(Mandatory)
Basic Info
By Order Of Beneficiary
BANK ………. CABANG ………. JAKARTA (di Jakarta) BENDAHARA UMUM NEGARA (BUN)
atau (Mandatory)
BANK ………. KOTA ………. (luar Jakarta)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
Additional Info
Optional Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name
& Address)
Account no Kosongkan
195
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Payment Details :
* : Dapat diisi Nama MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
** : Dapat diisi Kode MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address
- Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
196
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi ke Rekening Bendahara Umum Negara/BUN Untuk
Obligasi Dalam Rangka Rekapitalisasi Perbankan (Rekening 502000001), yang hanya ditatausahakan di
KPBI Jakarta (INDOIDJA930).
Construct Single Credit
Member Code
From Member Bank Pengirim Member Name Bank Pengirim Source Manual
(Mandatory)
INDOIDJA930
To Member BANK INDONESIA KANTOR PUSAT
(Mandatory)
Nomor
Referensi/Validasi BIRGO201
Rel TRN TRN To Branch / Sub Branch Optional
Internal Bank Pengirim (Mandatory)
(Mandatory)
Basic Info
By Order Of Beneficiary
TREASURY DEPARTMENT BANK ………. BENDAHARA UMUM NEGARA (BUN) UNTUK OBLIGASI
JAKARTA/kota lain DALAM RANGKA REKAPITALISASI PERBANKAN
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code) (Mandatory)
(Mandatory)
Additional Info
Optional Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name
& Address)
Account no Kosongkan
197
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Payment Details :
* : Dapat diisi Nama MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
** : Dapat diisi Kode MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address
- Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
198
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi ke Rekening Bendahara Umum Negara/BUN Untuk
Obligasi Dalam Rangka Penjaminan (Rekening 502000002), yang hanya ditatausahakan di KPBI Jakarta
(INDOIDJA930).
Construct Single Credit
Member Code Bank
From Member Pengirim Member Name Bank Pengirim Source Manual
(Mandatory)
INDOIDJA930
To Member BANK INDONESIA KANTOR PUSAT
(Mandatory)
Nomor Referensi/Validasi
BIRGO202
Rel TRN Internal Bank Pengirim TRN To Branch / Sub Branch Optional
(Mandatory)
(Mandatory)
Basic Info
By Order Of Beneficiary
TREASURY DEPARTMENT BANK ………. JAKARTA/kota lain BENDAHARA UMUM NEGARA (BUN) UNTUK OBLIGASI
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code) DALAM RANGKA PENJAMINAN
(Mandatory) (Mandatory)
Additional Info
Optional Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name &
Address)
Account no Kosongkan
199
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Payment Details :
* : Dapat diisi Nama MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
** : Dapat diisi Kode MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address
- Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
200
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Pembayaran ke Rekening Dana Investasi/RDI (Rekening
513000000), yang ditatausahakan hanya di KPBI Jakarta (INDOIDJA930).
Construct Single Credit
Member Code
From Member Bank Pengirim Member Name Bank Pengirim Source Manual
(Mandatory)
INDOIDJA930
To Member BANK INDONESIA KANTOR PUSAT
(Mandatory)
Nomor
Referensi/Validasi BIRGO513
Rel TRN TRN To Branch / Sub Branch Optional
Internal Bank Pengirim (Mandatory)
(Mandatory)
Basic Info
By Order Of Beneficiary
Additional Info
Optional Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name
& Address)
Account no Kosongkan
201
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address
- Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
202
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Pembayaran/Penyelesaian Kewajiban Lainnya dari Bank
Ke BI (KPBI atau KBI), Untuk Penerima Rekening di KPBI atau KBI
Construct Single Credit
Member Code
From Member Bank Pengirim Member Name Bank Pengirim Source Manual
(Mandatory)
INDOIDJA930/
BANK INDONESIA KANTOR PUSAT/
To Member INDOIDJA…
BANK INDONESIA CABANG ……….
(Mandatory)
Nomor BIRGO…/
Referensi/Validasi BIRBK…/
Rel TRN TRN To Branch / Sub Branch Optional
Internal Bank Pengirim BIVBK… *
(Mandatory) (Mandatory)
Basic Info
By Order Of Beneficiary
Name & Address Name & Address TREASURY DEPARTMENT BANK …… JAKARTA/kota lain (PENGIRIM)
Additional Info
Account no Kosongkan
Keterangan :
* : TRN untuk Transaksi BI-RTGS yang Dapat Di-Construct Oleh Bank
- Pengisian 3 (tiga) digit di belakang BIRGO,BIRBK atau BIVBK,
mengacu ke 3 (tiga) digit pertama dari 9 (sembilan) digit Rekening
Penerima di BI-SOSA, yang diisi pada BASIC INFO – BENEFICIARY
– ACCOUNT NO
203
Lampiran 3.2
204
Lampiran 3.3
JAM OPERASIONAL
SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT
b. Penyetoran Tunai
(1) Penyerahan warkat untuk penyetoran 08.00 WIB – 12.00 WIB
uang tunai
205
Lampiran 3.3
206
Lampiran 3.4
Surat Penunjukan
Pengambilan Fisik Uang
No….............
SURAT PENUNJUKAN
…...........,….....
Tandatangan
1
Pilih salah satu
2
Pilih salah satu
3
Pilih salah satu
207
Lampiran 3.5
PEDOMAN PENYUSUNAN
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR TERTULIS
PESERTA SISTEM BI-RTGS
208
Lampiran 3.5
BAB I
UMUM
1. Pendahuluan
Sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/6/PBI/2008 tanggal 18 Februari 2008
tentang Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS) dan
Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 perihal
Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, Peserta harus menyusun Kebijakan dan Prosedur
Tertulis (KPT) yang mendukung sistem kontrol internal yang baik dalam pelaksanaan
operasional Sistem BI-RTGS serta menyampaikan KPT dimaksud dan setiap
perubahannya kepada Penyelenggara. Untuk mempermudah Peserta dalam menyusun
KPT, dipandang perlu untuk memberikan Pedoman Penyusunan KPT kepada Peserta.
2. Pengertian
KPT yang terkait dengan pelaksanaan operasional Sistem BI-RTGS adalah aturan
tertulis yang ditetapkan oleh direksi dan/atau pimpinan satuan kerja yang merupakan
pelaksana kebijakan direksi, yang mengatur mengenai :
b. mekanisme kerja
Khusus untuk Peserta Langsung yang menyediakan RT untuk digunakan oleh Peserta
Tidak Langsung, KPT tersebut juga harus memuat materi sebagaimana dimaksud pada
huruf a sampai dengan huruf d yang diterapkan pada Peserta Tidak Langsung.
KPT merupakan pedoman pelaksanaan operasional bagi satuan kerja yang menangani
operasional Sistem BI-RTGS pada Peserta serta harus dipahami dan dilaksanakan oleh
satuan kerja tersebut.
3. Tujuan…
209
Lampiran 3.5
3. Tujuan Pelaporan
Penyampaian KPT oleh Peserta dimaksudkan sebagai sarana bagi Penyelenggara untuk
mendapatkan informasi mengenai prosedur operasional Peserta dan sebagai bahan
melakukan pembinaan apabila diperlukan.
BAB …
210
Lampiran 3.5
BAB II
PEDOMAN PENYUSUNAN KPT
KPT yang disusun Peserta sekurang-kurangnya memenuhi sistematika dan materi sebagai
berikut.
1. SISTEMATIKA KPT
2. MATERI KPT
a. Bab I : Pendahuluan
1) Latar Belakang
Sub bab ini menjelaskan secara singkat latar belakang penyusunan KPT, antara
lain pertimbangan perlunya disusun pedoman operasional Sistem BI-RTGS
secara tertulis, baik pertimbangan karena kewajiban sesuai dengan ketentuan
yang berlaku maupun pertimbangan lainnya.
Sub bab ini menjelaskan tujuan penggunaan Sistem BI-RTGS, baik secara
umum didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia, maupun tujuan khusus
Peserta yang bersangkutan dalam menggunakan sistem tersebut.
mencantumkan…
211
Lampiran 3.5
4) Definisi/Istilah/Pengertian Umum
Sub bab ini menjelaskan dan mencantumkan bagan struktur organisasi, baik
yang mencakup departemen atau satuan/unit kerja yang bertanggung jawab
terhadap kegiatan operasional Sistem BI-RTGS, satuan/unit kerja Peserta yang
terkait dengan Sistem BI-RTGS, serta cakupan wewenang dan tanggung
jawabnya secara umum. Dalam sub bab ini juga dijelaskan mengenai sistem
dan hubungan antara Sistem BI-RTGS dan sistem internal Peserta.
Sub bab ini menjelaskan dan mencantumkan baik posisi maupun jabatan
penanggung jawab dalam setiap tahapan kegiatan operasional Sistem BI-
RTGS, yang meliputi :
d) Pemeliharaan…
212
Lampiran 3.5
Sub bab ini menjelaskan dan mencantumkan tugas dan wewenang masing-
masing fungsi :
4) Sistem Pengamanan
Sub bab ini menjelaskan sistem pengamanan yang digunakan pada setiap
kegiatan yang berkaitan dengan operasional Sistem BI-RTGS, baik
pengamanan secara fisik maupun non-fisik seperti user-ID, password, dan lain-
lain.
5) Penatausahaan Arsip
Sub bab ini menjelaskan prosedur yang dilakukan dalam penatausahaan arsip,
baik warkat transaksi, back-up data, user-ID, password, dan lain-lain.
Sub bab ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan pada awal kegiatan
(start-up) dan log on ke RCC.
Sub bab ini menjelaskan alur dan aktivitas pada kegiatan (pembukuan,
pembatalan, koreksi, dan rekonsiliasi) dari transaksi kiriman uang keluar yang
dilakukan oleh masing-masing satuan/unit kerja, baik di kantor pusat maupun
kantor…
213
Lampiran 3.5
kantor cabang. Unit kerja yang terkait dangan transaksi ini antara lain
Customer Service, Teller, Back Office, dan Akunting.
Sub bab ini menjelaskan alur dan aktivitas pada kegiatan (pembukuan,
pembatalan, koreksi, dan rekonsiliasi) dari transaksi penerimaan kiriman uang
yang dilakukan oleh masing-masing satuan/unit kerja, baik di kantor pusat
maupun kantor cabang. Unit kerja yang terkait dengan penerimaan kiriman
uang antara lain bagian operasional dan bagian akunting.
Sub bab ini menjelaskan prosedur penarikan tunai yang dilakukan oleh masing-
masing satuan/unit kerja. Unit kerja di Peserta yang terkait dengan penarikan
uang dari Bank Indonesia antara lain Teller, Back Office, Pre-approval, dan
Final-approval.
Sub bab ini menjelaskan prosedur penyetoran tunai yang dilakukan oleh
masing-masing satuan/unit kerja/petugas yang berwenang di Peserta, antara
lain teller.
Sub bab ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka proses
akhir hari, antara lain sistem shut down, print laporan, dan back-up file.
Sub bab ini menjelaskan prosedur pelunasan SBI, baik atas nama bank maupun
nasabah.
3) Transaksi …
214
Lampiran 3.5
a) penempatan dana;
b) pelunasan penempatan dana;
c) peminjaman dana;
d) pelunasan peminjaman dana.
1) Audit Trail
1) Pencegahan
e) Pencegahan…
215
Lampiran 3.5
2) Gangguan/Bencana
3) Penanggulangan (Recovery)
g. Lampiran
KPT dilengkapi dengan Flow Chart proses kerja sebagai Lampiran KPT.
3. PENYAMPAIAN KPT
216
Lampiran 3.6
Ruang lingkup pemeriksaan internal Peserta Sistem BI-RTGS paling kurang meliputi :
1. Kebijakan dan prosedur tertulis yang terkait dengan Sistem BI-RTGS
Pemeriksaan terhadap ketersediaan kebijakan dan prosedur tertulis mengenai
pelaksanaan operasional Sistem BI-RTGS dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Sarana dan prasarana Sistem BI-RTGS
Pemeriksaan terdapat hasil pengecekan atas kepatuhan Peserta terhadap pemenuhan
persyaratan/ spesifikasi teknis yang ditentukan mengenai sarana dan prasarana Sistem
BI-RTGS minimal RT Server Utama, RT Server Back-Up, dan RT Workstation.
3. Sumber Daya Manusia
Pemeriksaan terhadap sumber daya manusia yang diperiksa meliputi kecukupan
jumlah sumber daya manusia yang tersedia, aspek uraian jabatan maupun persyaratan
jabatan dibandingkan dengan ketentuan yang ditetapkan.
4. Struktur Organisasi dan Pembagian tugas serta Batas Kewenangan
Pemeriksaan terhadap terdapat ketentuan secara tertulis mengenai penjabaran tugas,
pemisahan tugas, dan penanggung jawab kegiatan dan batas kewenangan dalam
operasional Sistem BI-RTGS, diantaranya fungsi-fungsi penerima warkat, validasi,
construct data, pre-approval, dan final-approval. Disamping itu juga menjelaskan
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan (apabila ditemukan dalam
pemeriksaan).
5. Kepatuhan Peserta terhadap ketentuan yang terkait dengan operasional Sistem BI-
RTGS
Pemeriksaan terhadap kepatuhan Peserta terhadap ketentuan, antara lain atas
penggunaan standarisasi messages, Transaction Reference Number (TRN), dan
standar koreksi.
6. Perlindungan konsumen
Pemeriksaan terhadap aspek perlindungan terhadap konsumen yang antara lain
meliputi :
a. ketepatan/kecepatan proses pengkreditan dana ke rekening nasabah penerima
dana;
b. besarnya biaya yang dibebankan kepada nasabah;
c. waktu pelaksanaan instruksi transfer dana dari nasabah; dan
d. penanganan pengaduan/permasalahan nasabah beserta pengadministrasiannya.
217
Lampiran 3.7
218
Lampiran 3.7
3. Sistem
Pemeriksaan terhadap konfigurasi dan kondisi Sistem BI-RTGS (RT Server Utama
dan RT Server Back-up) dan sistem-sistem lain yang terkait, meliputi :
a. Perangkat Keras
Aspek ini menjelaskan konfigurasi perangkat keras Sistem BI-RTGS antara
lain RT Server, RT Workstation, printer, termasuk ketaatan Peserta untuk
memenuhi persyaratan mininum PC yang digunakan.
b. Perangkat Lunak
Aspek ini menjelaskan mengenai aplikasi-aplikasi yang dipasang di RT Server
dan RT Worksation, kehandalan sistem operasi (termasuk upgrade
perbaikan/patch), enkripsi apabila terhubung dengan sistem internal,
pengontrolan password, serta anti virus yang digunakan.
c. Perangkat Jaringan Komunikasi Data
Aspek ini menjelaskan konfigurasi jaringan komunikasi data Sistem BI-RTGS
di Peserta termasuk koneksi/linkage dengan sistem-sistem lainnya (dilengkapi
gambar jaringan), kondisi pengkabelan jaringan serta perangkat aktif dan pasif
jaringan (hub, router, modem, dll).
4. Back-up
Pemeriksaan terhadap ketersediaan RT Server Back-up, sistem komunikasi, dan
back-up data. Selain itu, perlu juga diperiksa apakah RT Server Back-Up dan sistem
komunikasi berfungsi dengan baik dan telah memenuhi kebutuhan minimum
pengolahan transaksi dalam Keadaan Darurat. Dalam hal dilakukan pengujian back-
up sebagaimana tersebut di atas, perlu diperiksa dokumentasinya.
5. Disaster Recovery Plan (DRP)
Pemeriksaan terhadap ketersediaan DRP yang memadai dan melakukan uji coba
DRP secara berkala serta melakukan up dating DRP sesuai dengan perkembangan.
6. Data dan Dokumentasi
Pemeriksaan terhadap pengelolaan data, pengolahan data, serta dokumentasi yang
diperlukan, meliputi :
a) Integritas data
Pemeriksaan terhadap keakuratan, kehandalan dan kelengkapan data sesuai
dengan kebutuhan.
b) Log book
Pemeriksaan terhadap ketersediaan log book untuk mengetahui kesalahan
pengoperasian Sistem BI-RTGS, dan ditatausahakan dengan baik.
c) Dokumentasi hasil transaksi dan back-up hasil transaksi
Pemeriksaan terhadap pengelolaan hasil dan back-up hasil transaksi dalam
bentuk soft copy maupun hard copy.
d) Pengadministrasian/dokumentasi hasil uji coba sistem dan back-up
Pemeriksanan terhadap penatausahaan dokumentasi hasil uji sistem dan back-
up.
219
Lampiran 3.8.a
Surat Permohonan
Penggunaan Fasilitas Guest Bank
Untuk Peserta Sistem BI-RTGS
Kepada
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
cq. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia
Gedung D Lantai 3
Jl. M.H. Thamrin No.2
Jakarta 10350
Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk menggunakan Fasilitas Guest Bank di
Bank Indonesia mengingat sarana :
1. RT Server Utama dan/atau RT Server Back-up*),
2. Jaringan komunikasi data*)
tidak berfungsi dengan alasan sebagai berikut :
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
Dengan ini kami membebaskan Bank Indonesia dari segala tanggung jawab sehubungan
dengan penggunaan Fasilitas Guest Bank yang kami lakukan di Bank Indonesia, termasuk namun
tidak terbatas pada kesesuaian dan kebenaran transaksi.
Demikian permohonan kami dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, .........................
Nama Perusahaan
220
Lampiran 3.8.b
Surat Permohonan
Penggunaan Fasilitas Guest Bank
Untuk Peserta Sistem BI-RTGS dan BI-SSSS
Kepada
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
cq. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia
Gedung D Lantai 3
Jl. M.H. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk menggunakan Fasilitas Guest Bank di Bank
Indonesia mengingat sarana :
1. RT Server Utama dan/atau RT Server back-up*),
2. ST Server Utama dan/atau ST Server back-up*),
3. Jaringan komunikasi data*)
tidak berfungsi dengan alasan sebagai berikut :
......................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Dengan ini kami membebaskan Bank Indonesia dari segala tanggung jawab sehubungan dengan
penggunaan Fasilitas Guest Bank yang kami lakukan di Bank Indonesia, termasuk namun tidak terbatas
pada kesesuaian dan kebenaran transaksi.
Demikian permohonan kami dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, .........................
Nama Perusahaan
221
Lampiran 3.9
PEDOMAN TEKNIS
PENGGUNAAN FASILITAS GUEST BANK
UNTUK PESERTA SISTEM BI-RTGS
DAN BI-SSSS
222
Pedoman teknis penggunaan Fasilitas Guest Bank ini digunakan baik untuk Peserta Sistem
BI-RTGS maupun Peserta Sistem BI-RTGS yang juga Peserta BI-SSSS.
Pedoman teknis penggunaan Fasilitas Guest Bank ini dibedakan menjadi 3 kondisi yaitu :
A. Penggunaan Fasilitas Guest Bank sejak awal hari
Peserta belum melakukan operasional transaksi di aplikasi RT dan/atau ST
B. Penggunaan Fasilitas Guest Bank pada tengah hari (kondisi RT/ST Server tidak rusak)
Peserta telah melakukan operasional transaksi pada aplikasi RT dan/atau ST dan Peserta
masih dapat melakukan Adhoc back-up
C. Penggunaan Fasilitas Guest Bank pada tengah hari (kondisi RT/ST Server rusak/crash)
Peserta telah melakukan operasional transaksi pada aplikasi RT dan/atau ST namun pada
tengah hari RT/ST Server rusak sehingga tidak dapat dipergunakan lagi.
a. Membawa hasil back-up data akhir hari (T-1) RTGS dalam dua media
penyimpanan seperti CD atau flash disk.
Back-up data akhir hari RTGS dilakukan dari RT Client menu Batch Backup
Daily Files.
Nama file back-up-nya misalnya : ddmmyy_backup (141207_backup)
b. Membawa hasil back-up data akhir hari (T-1) SSSS dalam dua media
penyimpanan seperti CD atau flash disk.
Back-up data akhir hari SSSS dilakukan dari ST Client menu Batch Backup
Daily Files.
Nama file back-up-nya misalnya : ddmmyy_backup (ST_141207_BEIIIDJA)
c. Membawa data transaksi yang akan dibukukan atau data transaksi RTGS dari
sistem internal bank (text file) yang akan di-up-load ke aplikasi RTGS
d. Membawa data transaksi yang akan dibukukan atau data transaksi SSSS dari
sistem internal bank (text file) yang akan di-up-load ke aplikasi SSSS
223
Gambar 1
3) Klik untuk memilih back-up file directory. Layar Directory akan
ditampilkan.
Gambar 2
4) Pilih Drive name dari daftar pada driver list box dan pilih Folder dari daftar
pada folder list box untuk menunjukkan lokasi back-up file.
5) Memilih tabel-tabel untuk di-restore:
Klik Select All untuk memilih semua tabel yang akan di-restore, kecuali tabel
di bawah ini :
a) DEPTPARMT
b) PRTDEV
c) SYSPARMT
d) WSPARMT
karena apabila tabel di atas dipilih maka harus dilakukan setting ulang
database.
6) Klik Proceed untuk mulai proses restore.
224
Gambar 3
8) Setelah restore selesai, klik Exit untuk menutup utilitas ini dan sign off dari
aplikasi RT Super.
Gambar 4
225
Gambar 5
4) Pilih Drive name dari daftar pada driver list box dan pilih Folder dari daftar
pada folder list box untuk menunjukkan lokasi Back-up File.
Gambar 6
226
8) Setelah restore selesai, klik Exit untuk menutup utilitas ini dan sign-off dari
aplikasi ST Super.
d. Petugas Bank mengaktifkan aplikasi “Guest Bank”, seperti gambar dibawah ini :
Gambar 7
Gambar 8
227
6) Input data transaksi atau up-load data transaksi RTGS yang dibawa oleh bank,
dari RT Client
7) Input data transaksi atau up-load data transaksi SSSS yang dibawa oleh bank,
dari ST Client
8) Setelah selesai, lakukan Log-off from RCC dari RT Client
a. Apabila kegiatan Guest Bank dilakukan sampai dengan RCC Cut-off, maka
jalankan prosedur di bawah ini :
Gambar 9
5) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan BATCH dari aplikasi RT Client.
Prosedur :
a) Dari menu utama RT Client pilih Batch Print End of day Reports.
b) Dari menu utama pilih Batch Backup Daily Files.
c) Pilihlah Directory.
228
d) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
e) Klik <Proceed>.
f) Dari menu utama pilih Batch Reset system Files.
g) Masukkan password.
h) Klik <Proceed>.
6) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan BATCH dari aplikasi ST Client.
Prosedur :
a) Dari menu utama ST Client pilih Batch Print End of day Reports.
b) Pilih report-report yang akan dicetak :
(1) Incoming Transaction Journal Batch Report
(2) Outgoing Transaction Journal Batch Report
(3) Due Date Reminder for SSSS Transaction Report
(4) Daily Total Report
c) Dari menu utama pilih Batch Backup Daily Files.
d) Pilihlah Directory.
e) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
f) Klik <Proceed>.
g) Dari menu utama pilih Batch Reset system Files.
h) Masukkan password.
i) Klik <Proceed>.
7) Jika Peserta sudah melakukan proses BATCH, dari Aplikasi “Guest Bank”
klik tombol Delete data untuk menghapus semua data transaksi RTGS dan
SSSS yang sudah dibuat.
Prosedur :
a) Dari main menu klik tombol Delete data akan muncul pesan seperti
gambar dibawah ini:
Gambar 10
229
Gambar 11
b. Apabila kegiatan Guest Bank tidak dilakukan sampai dengan RCC Cut-off,
maka jalankan prosedur di bawah ini :
Gambar 12
5) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan Adhoc Back-up dari aplikasi RT
Super.
Prosedur :
a) Dari menu utama RT Super pilih Utility Adhoc Backup.
b) Pilihlah Directory.
c) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
230
d) Klik <Proceed>.
6) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan BATCH dari aplikasi ST Client.
Prosedur :
a) Dari menu utama ST Super pilih Utility Adhoc Backup.
b) Pilihlah Directory.
c) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
d) Klik <Proceed>.
7) Jika Peserta sudah melakukan proses BATCH, dari Aplikasi “Guest Bank”
klik tombol Delete data untuk menghapus semua data transaksi RTGS dan
SSSS yang sudah dibuat.
Prosedur :
a) Dari main menu klik tombol Delete data akan muncul pesan seperti
gambar dibawah ini:
Gambar 13
Gambar 14
8) Selanjutnya pihak Bank melakukan Restore Data pada Server di lokasi Bank
masing – masing.
Prosedur :
a) Restore Data RTGS dilakukan dari menu RT Super – Utility – Restore
Tables.
231
b) Restore Data SSSS dilakukan dari menu ST Super – Utility – Restore
Tables.
c) Aktifkan RT Server
d) Aktifkan ST Server
e) Lakukan System start-up, Department start-up dari RT Client
f) Lakukan System start-up, Department start-up dari ST Client
g) Log-on to RCC dari RT Client
h) Lakukan kegiatan operasional RTGS dan SSSS seperti biasa, sampai
dengan proses akhir hari.
232
B. Prosedur penggunaan Fasilitas Guest Bank pada tengah hari (kondisi server tidak
rusak)
a. Membawa hasil back-up data Adhoc (Adhoc Back-up) RTGS dalam dua media
penyimpanan seperti CD atau flash disk.
Adhoc Back-up dilakukan dari aplikasi RT Super menu Utilities Adhoc
Backup.
Nama file back-upnya misalnya : ddmmyy_Adbackup (141207_Adbackup)
b. Membawa hasil back-up data Adhoc (Adhoc Back-up) SSSS dalam dua media
penyimpanan seperti CD atau flash disk.
Adhoc Back-up dilakukan dari aplikasi ST Super menu Utilities Adhoc
Backup.
Nama file back-upnya misalnya : ddmmyy_Adbackup
(ST_141207_BEIIIDJA_Ad)
c. Membawa data transaksi yang akan dibukukan atau data transaksi RTGS dari
sistem internal bank (text file) yang akan diup-load ke aplikasi RTGS.
d. Membawa data transaksi yang akan dibukukan atau data transaksi SSSS dari
sistem internal bank (text file) yang akan diup-load ke aplikasi SSSS
233
2. Kegiatan Guest Bank (dilakukan di Bank Indonesia) :
Gambar 1
3) Klik untuk memilih back-up file directory. Layar Directory akan
ditampilkan.
Gambar 2
4) Pilih Drive name dari daftar pada driver list box dan pilih Folder dari daftar
pada folder list box untuk menunjukkan lokasi Back-up File.
5) Memilih tabel-tabel untuk di-restore:
Klik Select All untuk memilih semua tabel yang akan di-restore, kecuali tabel
di bawah ini :
a) DEPTPARMT
b) PRTDEV
c) SYSPARMT
d) WSPARMT
karena apabila tabel diatas dipilih maka harus dilakukan setting ulang
database.
234
6) Klik Proceed untuk mulai proses restore.
7) Setelah proses restore selesai dengan baik, akan terlihat message
„The Restoring Tables are successfully completed'.
Gambar 3
Gambar 4
235
3) Klik untuk memilih back-up file directory. Layar Directory akan
ditampilkan.
Gambar 5
4) Pilih Drive name dari daftar pada driver list box dan pilih Folder dari daftar
pada folder list box untuk menunjukkan lokasi Back-up File.
5) Memilih tabel-tabel untuk di-restore:
Klik Select All untuk memilih semua tabel yang akan di-restore, kecuali tabel
di bawah ini :
a) DEPTPARMT
b) UPLISSUERT
c) PRTDEV
d) SYSPARMT
e) WSPARMT
karena apabila tabel diatas dipilih maka harus dilakukan setting ulang
database.
6) Klik Proceed untuk mulai proses restore.
7) Setelah proses restore selesai dengan baik, akan terlihat message
„The Restoring Tables are successfully completed'.
Gambar 6
236
8) Setelah restore selesai, klik Exit untuk menutup utilitas ini.
9) Masih pada layar ST Super pilih menu Status – Reset system Status, ubah
status sistem menjadi MidDay Shut-down – klik Proceed.
10) Sign-off dari aplikasi ST Super.
c. Petugas Bank mengaktifkan aplikasi “Guest Bank”, seperti gambar dibawah ini :
Gambar 7
Gambar 8
237
7) Input data transaksi atau up-load data transaksi SSSS yang dibawa oleh bank,
dari ST Client
8) Setelah selesai, lakukan Log-off from RCC dari RT Client
a. Apabila kegiatan Guest Bank dilakukan sampai dengan RCC Cut-off, maka
jalankan prosedur di bawah ini :
1) Peserta melakukan kegiatan System shut-down terlebih dahulu tanpa diikuti
kegiatan BATCH dari aplikasi RT Client
Prosedur :
a) Sign-on dari aplikasi RT Client, menggunakan user setingkat manager
b) Dari menu System pilih System shut-down, pilih End of day shut-down.
Gambar 9
5) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan BATCH dari aplikasi RT Client.
Prosedur :
a) Dari menu utama RT Client pilih Batch Print End of day Reports.
b) Dari menu utama pilih Batch Backup Daily Files.
c) Pilihlah Directory.
d) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
238
e) Klik <Proceed>.
f) Dari menu utama pilih Batch Reset system Files.
g) Masukkan password.
h) Klik <Proceed>.
6) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan BATCH dari aplikasi ST Client.
Prosedur :
a) Dari menu utama ST Client pilih Batch Print End of day Reports.
b) Pilih report-report yang akan dicetak :
(1) Incoming Transaction Journal Batch Report
(2) Outgoing Transaction Journal Batch Report
(3) Due Date Reminder for SSSS Transaction Report
(4) Daily Total Report
c) Dari menu utama pilih Batch Backup Daily Files.
d) Pilihlah Directory.
e) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
f) Klik <Proceed>.
g) Dari menu utama pilih Batch Reset system Files.
h) Masukkan password.
i) Klik <Proceed>.
7) Jika Peserta sudah melakukan proses BATCH, dari Aplikasi “Guest Bank”
klik tombol Delete data untuk menghapus semua data transaksi RTGS dan
SSSS yang sudah dibuat.
Prosedur :
a) Dari main menu klik tombol Delete data akan muncul pesan seperti
gambar dibawah ini:
Gambar 10
239
Gambar 11
d) Klik tombol Ok, kemudian Exit dari aplikasi Guest Bank
b. Apabila kegiatan Guest Bank tidak dilakukan sampai dengan RCC Cut-off,
maka jalankan prosedur di bawah ini :
4) Dari aplikasi Guest Bank, klik tombol Print untuk mencetak durasi
penggunaan Guest Bank dan akan tercetak report tersebut, seperti gambar
dibawah ini :
Gambar 12
5) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan Adhoc Back-up dari aplikasi RT
Super.
240
Prosedur :
a) Dari menu utama RTSuper pilih Utility Adhoc Backup.
b) Pilihlah Directory.
c) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
d) Klik <Proceed>.
6) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan BATCH dari aplikasi ST Client.
Prosedur :
a) Dari menu utama ST Super pilih Utility Adhoc Backup.
b) Pilihlah Directory.
c) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
d) Klik <Proceed>.
7) Jika Peserta sudah melakukan proses BATCH, dari aplikasi “Guest Bank” klik
tombol Delete data untuk menghapus semua data transaksi RTGS dan SSSS
yang sudah dibuat.
Prosedur :
a) Dari main menu klik tombol Delete data akan muncul pesan seperti
gambar dibawah ini:
Gambar 13
b) Klik tombol Yes untuk menghapus database
c) Apabila proses Delete database telah selesai akan muncul pesan seperti
gambar dibawah ini :
Gambar 14
241
8) Selanjutnya pihak Bank melakukan restore data pada Server di lokasi Bank
masing- masing.
Prosedur :
a) Restore data RTGS dilakukan dari menu RT Super – Utility – Restore
Tables.
b) Restore data SSSS dilakukan dari menu RT Super – Utility – Restore
Tables.
c) Aktifkan RT Server
d) Aktifkan ST Server
e) Lakukan System start-up, Department start-up dari RT Client
f) Lakukan System start-up, Department start-up dari ST Client
g) Log-on to RCC dari RT Client
h) Lakukan kegiatan operasional RTGS dan SSSS seperti biasa, sampai
dengan proses akhir hari.
242
C. Prosedur penggunaan Fasilitas Guest Bank pada tengah hari (kondisi RT/ST Server
rusak/crash)
a. Mencatat nomor BOR terakhir berdasarkan cetakan yang telah diterima pada
aplikasi RTGS.
b. Mencatat nomor MOR terakhir berdasarkan cetakan yang telah diterima pada
aplikasi SSSS.
c. Membawa hasil back-up data akhir hari (T-1) RTGS dalam dua media
penyimpanan seperti CD atau flash disk.
Back-up data akhir hari RTGS dilakukan dari RT Client menu Batch Backup
Daily Files.
Nama file back-upnya misalnya : ddmmyy_back-up (141207_backup)
d. Membawa hasil back-up data akhir hari (T-1) SSSS dalam dua media
penyimpanan seperti CD atau flash disk.
Back-up Data akhir hari SSSS dilakukan dari ST Client menu Batch Backup
Daily Files.
Nama file back-upnya misalnya : ddmmyy_back-up (ST_141207_BEIIIDJA)
e. Membawa data transaksi yang akan dibukukan atau data transaksi RTGS dari
sistem internal bank (text file) yang akan diup-load ke aplikasi RTGS
f. Membawa data transaksi yang akan dibukukan atau data transaksi SSSS dari
sistem internal bank (text file) yang akan diup-load ke aplikasi SSSS
Gambar 1
243
3) Klik untuk memilih back-up file directory. Layar Directory akan
ditampilkan.
Gambar 2
4) Pilih Drive name dari daftar pada driver list box dan pilih Folder dari daftar
pada folder list box untuk menunjukkan lokasi Back-up File.
5) Memilih tabel-tabel untuk di-restore:
Klik Select All untuk memilih semua tabel yang akan di-restore, kecuali tabel
di bawah ini :
a) DEPTPARMT
b) PRTDEV
c) SYSPARMT
d) WSPARMT
karena apabila tabel diatas dipilih maka harus dilakukan setting ulang
database.
6) Klik Proceed untuk mulai proses restore.
7) Setelah proses restore selesai dengan baik, akan terlihat message
„The Restoring Tables are successfully completed'.
Gambar 3
244
8) Setelah restore selesai, klik Exit untuk menutup utilitas ini.
9) Masih pada layar aplikasi RT Super, pilih menu Utility – Reset BOR Number,
Gambar 4
10) Klik Exit untuk menutup utilitas ini dan sign-off dari aplikasi RT Super.
Gambar 5
245
Gambar 6
4) Pilih Drive name dari daftar pada driver list box dan pilih Folder dari daftar
pada folder list box untuk menunjukkan lokasi Back-up File.
5) Memilih tabel-tabel untuk di-restore:
Klik Select All untuk memilih semua tabel yang akan di-restore, kecuali tabel
dibawah ini :
a) DEPTPARMT
b) UPLISSUERT
c) PRTDEV
d) SYSPARMT
e) WSPARMT
karena apabila tabel diatas dipilih maka harus dilakukan setting ulang
database.
6) Klik Proceed untuk mulai proses restore.
7) Setelah proses restore selesai dengan baik, akan terlihat message
„The Restoring Tables are successfully completed'.
Gambar 7
246
9) Masih pada layar aplikasi ST Super, pilih menu Utility – Reset MOR
Number.
Gambar 8
10) Klik Exit untuk menutup utilitas ini dan sign-off dari aplikasi ST Super.
d. Petugas Bank mengaktifkan aplikasi “Guest Bank”, seperti gambar dibawah ini :
Gambar 9
247
Klik tombol Initialize untuk inisialisasi member Guest Bank
Gambar 10
a. Apabila kegiatan Guest Bank dilakukan sampai dengan RCC Cut-off, maka
jalankan prosedur di bawah ini :
248
Gambar 11
5) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan BATCH dari aplikasi RT Client
Prosedur :
a) Dari menu utama RT Client pilih Batch Print End of day Reports.
b) Dari menu utama pilih Batch Backup Daily Files.
c) Pilihlah Directory.
d) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
e) Klik <Proceed>.
f) Dari menu utama pilih Batch Reset system files.
g) Masukkan password.
h) Klik <Proceed>.
6) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan BATCH dari aplikasi ST Client.
Prosedur :
a) Dari menu utama ST Client pilih Batch Print End of day Reports.
b) Pilih report-report yang akan dicetak :
(1) Incoming Transaction Journal Batch Report
(2) Outgoing Transaction Journal Batch Report
(3) Due Date Reminder for SSSS Transaction Report
(4) Daily Total Report
c) Dari menu utama pilih Batch Backup Daily Files.
d) Pilihlah Directory.
e) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
f) Klik <Proceed>.
g) Dari menu utama pilih Batch Reset system Files.
h) Masukkan password.
i) Klik <Proceed>.
7) Jika Peserta sudah melakukan proses BATCH, dari Aplikasi “Guest Bank” klik
tombol Delete data untuk menghapus semua data transaksi RTGS dan SSSS yang
sudah dibuat.
Prosedur :
a) Dari main menu klik tombol Delete data akan muncul pesan seperti gambar
dibawah ini:
249
Gambar 12
Gambar 13
b. Apabila kegiatan Guest Bank tidak dilakukan sampai dengan RCC Cut-off,
maka jalankan prosedur di bawah ini :
250
Gambar 14
5) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan Adhoc Back-up dari aplikasi RT
Super.
Prosedur :
a) Dari menu utama RTSuper pilih Utility Adhoc Backup.
b) Pilihlah Directory.
c) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
d) Klik <Proceed>.
6) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan BATCH dari aplikasi STClient.
Prosedur :
a) Dari menu utama ST Super pilih Utility Adhoc Backup.
b) Pilihlah Directory.
c) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
d) Klik <Proceed>.
7) Jika Peserta sudah melakukan proses BATCH, dari Aplikasi “Guest Bank” klik
tombol Delete data untuk menghapus semua data transaksi RTGS dan SSSS yang
sudah dibuat.
Prosedur :
a) Dari main menu klik tombol Delete data akan muncul pesan seperti gambar
dibawah ini:
251
Gambar 15
Gambar 16
8) Selanjutnya pihak Bank melakukan Restore Data pada Server di lokasi Bank
masing–masing.
Prosedur :
a) Restore Data RTGS dilakukan dari menu RT Super – Utility – Restore Tables.
b) Restore Data SSSS dilakukan dari menu ST Super – Utility – Restore Tables.
c) Aktifkan RT Server
d) Aktifkan ST Server
e) Lakukan System start-up, Department start-up dari RT Client
f) Lakukan System start-up, Department start-up dari ST Client
g) Log-on to RCC dari RT Client
h) Lakukan kegiatan operasional RTGS dan SSSS seperti biasa, sampai dengan
proses akhir hari.
252
Lampiran 3.10
Surat Permohonan
Penggunaan Cek BI/ BGBI
Kepada1:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia
Gedung D Lantai 3
Jl. MH.Thamrin No.2
Jakarta 10350
Dengan hormat,
Dengan ini kami beritahukan bahwa pada hari ini, …… tanggal ….. Sistem BI-
RTGS kami mengalami kerusakan yang disebabkan oleh adanya gangguan pada ………
Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini kami mohon bantuan Bank Indonesia untuk
melakukan pembukuan atas transaksi kami yang dibebankan pada Rekening Giro kami yang
ada di Bank Indonesia dengan menggunakan Cek BI dan/atau BGBI.
Adapun transaksi yang akan kami laksanakan adalah :
1. Tarik Tunai di KBI ………sebesar Rp.
2. Tarik Tunai di KBI ……. sebesar Rp.
3. Transaksi ke PT. Bank … (PUAB) Rp.
4. Transaksi Pelimpahan Pajak ke KPKN…. Rp.
Total Rp.
Berkenaan dengan pelaksanaan pembukuan transaksi tersebut di atas, dengan ini
kami membebaskan Bank Indonesia dari tanggung jawab atas keterlambatan pelaksanaan
transfer dan segala kerugian yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan construct yang
dilakukan oleh Bank Indonesia.
Demikian, atas kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
(Kota), (Tanggal)
1
surat permohonan ditujukan kepada Kepala Bagian PlS atau Pimpinan Bank Indonesia, tergantung dari lokasi
kantor Peserta yang mengajukan permohonan penggunaan Cek BI/BGBI
253
Lampiran 3.11
Contoh Stempel
Contingency Plan BI-RTGS
5 CM
CONTINGENCY PLAN
BI-RTGS
FROM : 3 CM
TO :
254
Lampiran SE No.12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 4.1
Page 1 of 3
255
Lampiran SE No.12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 4.1
Page 2 of 3
256
Lampiran SE No.12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 4.1
Keterangan:
- Daftar TRN dapat dilakukan penyesuaian (penambahan atau pengurangan) oleh Penyelenggara
- Daftar TRN yang terkini dapat dicetak oleh Peserta melalui aplikasi RT Peserta
Page 3 of 3
257
Lampiran 6.1
258
Lampiran 6.1
259
Lampiran 6.1
260
Lampiran 6.1
261
Lampiran 6.1
262
Lampiran 6.1
263
Lampiran 9.1
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Bank
PERJANJIAN PENGGUNAAN
SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT
ANTARA BANK INDONESIA DAN [NAMA PESERTA]1
SEBAGAI PESERTA LANGSUNG
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
No. / /DASP2
3 4 5 6
Pada hari ini, tanggal bulan tahun ( ),
bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:
I. [NAMA PEJABAT BANK : [Jabatan dan Satuan Kerja] Bank Indonesia
INDONESIA] bertempat tinggal di [Kota], dalam hal ini bertindak
dalam jabatannya tersebut untuk dan atas nama
Dewan Gubernur Bank Indonesia berdasarkan
Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
9/8/KEP.GBI/INTERN/2007 tentang Pemberian
Wewenang Dewan Gubernur Bank Indonesia, dan
dengan demikian sah mewakili Bank Indonesia yang
berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39 ayat
(3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004, untuk
selanjutnya disebut PENYELENGGARA;
II. [NAMA PEJABAT PESERTA] : (Pilih salah satu)
* Dalam hal berdasarkan anggaran dasar atau
dokumen pendirian yang bersangkutan diperlukan
surat kuasa, maka komparisi adalah sebagai berikut:
[Jabatan] [Nama Peserta] bertempat tinggal di
[Kota], dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut, selaku demikian sah mewakili Direksi7 dari
dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah
mewakili [Nama Peserta] berdasarkan Surat Kuasa
Nomor [Nomor Surat Kuasa] tanggal [tanggal-bulan-
tahun (dalam angka)], sesuai dengan Anggaran
Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris [Nama
Notaris], Nomor [Nomor Akta Notaris] tanggal
1
Diisi sesuai dengan “Nama Peserta” yang tercantum dalam Anggaran Dasar atau dokumen pendirian lainnya
yang terbaru dan telah sah.
2
Diisi dengan “Nomor Perjanjian” oleh Penyelenggara.
3
Diisi dengan “tanggal” dalam huruf.
4
Diisi dengan “Bulan” dalam huruf.
5
Diisi dengan “tahun” dalam huruf.
6
Diisi “tanggal-bulan-tahun” dalam angka.
7
Disesuaikan dengan bentuk badan hukum Peserta.
264
Lampiran 9.1
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Bank
8
Disesuaikan dengan bentuk badan hukum Peserta.
265
Lampiran 9.1
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Bank
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perjanjian ini yang dimaksud dengan:
1. Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar Peserta dalam mata
uang Rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara
individual.
2. Keadaan Darurat adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kekuasaan PENYELENGGARA
dan/atau PESERTA, termasuk namun tidak terbatas pada kebakaran, kerusuhan massa,
sabotase serta bencana alam seperti gempa bumi dan banjir, yang dibenarkan oleh pihak
penguasa atau pejabat yang berwenang setempat, termasuk Bank Indonesia.
3. RTGS Central Computer, yang selanjutnya disebut RCC, adalah sistem komputer yang
berada di lokasi PENYELENGGARA, yang digunakan untuk memproses Penyelesaian
Akhir (settlement) semua transaksi yang dikirim oleh PESERTA dan terdiri dari RTGS
Central Computer Utama dan RTGS Central Computer Back-up.
4. RTGS Central Computer Utama, yang selanjutnya disebut RCC Utama, adalah RCC yang
dipergunakan dalam kondisi normal.
266
Lampiran 9.1
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Bank
5. RTGS Central Computer Back-up, yang selanjutnya disebut RCC Back-up, adalah RCC
yang digunakan sebagai pengganti apabila terjadi kondisi gangguan dan/atau Keadaan
Darurat yang menyebabkan PENYELENGGARA tidak dapat menggunakan RCC Utama.
6. RTGS Terminal, yang selanjutnya disebut RT, adalah sistem komputer yang berada di
lokasi PESERTA yang terhubung dengan RCC secara online, yang digunakan PESERTA
untuk melakukan berbagai transaksi Sistem BI-RTGS dan terdiri dari RTGS Terminal
Server, yaitu RTGS Terminal Server Utama, RTGS Terminal Server Back-up dan RTGS
Terminal Workstation.
7. RTGS Terminal Server Utama, yang selanjutnya disebut RT Server Utama, adalah
perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database Sistem BI-RTGS yang
digunakan PESERTA untuk memproses transaksi dalam kondisi normal.
8. RTGS Terminal Server Back-up, yang selanjutnya disebut RT Server Back-up, adalah
perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database Sistem BI-RTGS yang
digunakan PESERTA untuk memproses transaksi dalam kondisi gangguan dan/atau
Keadaan Darurat yang menyebabkan PESERTA tidak dapat menggunakan RT Server
Utama.
9. RTGS Terminal Workstation, yang selanjutnya disebut RT Workstation, adalah perangkat
komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan terhubung dengan RT Server Utama atau RT
Server Back-up yang digunakan PESERTA untuk melakukan pembukuan transaksi dan
berbagai fungsi Sistem BI-RTGS lainnya.
10. Lokasi Produksi adalah lokasi kantor dimana PESERTA dapat melakukan berbagai
transaksi melalui Sistem BI-RTGS.
11. Aplikasi RTGS Terminal, yang selanjutnya disebut Aplikasi RT, adalah program aplikasi
kepesertaan Sistem BI-RTGS yang disediakan oleh PENYELENGGARA yang dipasang
(installed) pada RT untuk digunakan oleh PESERTA dalam melakukan berbagai transaksi
melalui Sistem BI-RTGS.
12. User ID Administrator adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem
yang harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan
mengoperasikan RT, khususnya untuk menatausahakan sistem dan database.
13. User ID RT Super adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem yang
harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan mengoperasikan
RT, khususnya untuk menatausahakan sistem.
14. User ID RT User adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem yang
harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan mengoperasikan
RT, khususnya untuk mengoperasikan Aplikasi RT.
267
Lampiran 9.1
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Bank
perubahannya, termasuk namun tidak terbatas pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai:
a. hubungan rekening giro antara Bank Indonesia dengan pemegang rekening giro di Bank
Indonesia;
b. Sistem BI-RTGS;
c. Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System; dan
d. fasilitas likuiditas intrahari dan fasilitas likuiditas intrahari syariah.
Pasal 3
Dengan memperhatikan aturan dan tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, dalam menggunakan Sistem BI-RTGS, PESERTA wajib
memperhatikan dan mematuhi kesepakatan antar peserta Sistem BI-RTGS (Bye-Laws).
OBYEK PERJANJIAN
Pasal 4
(1) PENYELENGGARA setuju untuk menyediakan dan PESERTA setuju untuk menggunakan
Sistem BI-RTGS.
(2) Jenis transaksi yang wajib dilakukan oleh PESERTA melalui Sistem BI-RTGS meliputi:
a. transaksi Pasar Uang Antar Bank (PUAB) atau Pasar Uang Antar Bank Syariah
(PUAS);
b. transaksi antara bank dengan Bank Indonesia dalam rangka jual/beli surat berharga
seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang Negara (SUN);
c. transaksi antar bank dalam rangka jual/beli surat berharga yang penyelesaiannya
dilakukan dengan mekanisme Delivery Versus Payment (DVP) melalui BI-SSSS;
d. transaksi antar bank, baik untuk kepentingan bank sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah bank, dengan nilai nominal sesuai ketentuan batas nominal transfer kredit
yang diatur dalam ketentuan mengenai sistem kliring nasional Bank Indonesia;
e. transaksi-transaksi lain yang harus diselesaikan oleh PESERTA melalui Sistem BI-
RTGS yang akan diberitahukan oleh Bank Indonesia.
(3) Jenis transaksi lain yang dapat dilakukan oleh PESERTA melalui Sistem BI-RTGS
mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan
Sistem BI-RTGS.
(4) Jenis transaksi yang dapat dilakukan oleh PESERTA sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3) dari waktu ke waktu dapat diubah oleh PENYELENGGARA.
268
Lampiran 9.1
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Bank
c. memberikan pelayanan kepada PESERTA berkaitan dengan kepesertaan dalam Sistem BI-
RTGS;
d. melakukan konsultasi dengan satuan kerja di Bank Indonesia yang berwenang melakukan
pengawasan terhadap penyelenggaraan sistem pembayaran sesuai dengan ketentuan internal
Bank Indonesia;
e. memiliki pedoman Disaster Recovery Plan (DRP) atau Business Continuity Plan (BCP);
f. menyediakan jaringan komunikasi data yang menghubungkan RT Server Utama atau RT
Server Back-up dengan RCC Utama atau RCC Back-up;
g. menyediakan Aplikasi RT dan perubahannya;
h. melakukan pemantauan terhadap keberhasilan akses komunikasi RT PESERTA dengan
RCC dan kecukupan saldo Rekening Giro PESERTA di Bank Indonesia pada akhir hari;
i. menyediakan help desk untuk menangani masalah operasional Sistem BI-RTGS yang
dihadapi PESERTA;
j. memberikan pelayanan yang berkaitan dengan kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS;
k. memberikan pelatihan kepada calon PESERTA dan pelatihan secara berkala kepada
PESERTA;
l. memastikan bahwa penyedia jasa yang terkait dengan penyelenggaraan Sistem BI-RTGS
melaksanakan kewajibannya untuk menjaga kelangsungan operasional Sistem BI-RTGS
sesuai dengan Service Level Agreement (SLA) yang telah ditetapkan dalam kontrak antara
Penyelenggara dengan penyedia jasa,
sesuai dengan rincian sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.
Pasal 6
PENYELENGGARA tidak bertanggung jawab atas segala kerugian dalam bentuk apapun yang
timbul, baik secara langsung maupun tidak langsung, karena:
a. sistem atau hal lain yang berada di luar kekuasaan PENYELENGGARA, termasuk namun
tidak terbatas pada sistem komputerisasi internal yang terhubung dengan RT PESERTA
dan jaringan komunikasi data;
b. terjadinya pemalsuan (fraud), penyalahgunaan user ID, pembobolan data elektronis
(hacking), serta perusakan sistem antara lain dengan cara membanjiri sistem dengan data
dan pesan pembayaran, baik yang dilakukan oleh PESERTA, pejabat dan/atau pegawai
PESERTA maupun oleh pihak ketiga lainnya;
c. Keadaan Darurat atau keadaan memaksa;
d. pelanggaran aturan dan tata cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan/atau
kesepakatan antar Peserta Sistem BI-RTGS (Bye-Laws) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3.
269
Lampiran 9.1
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Bank
Bagian Kedua
Kewajiban PESERTA Sebagai Peserta Langsung
Pasal 8
PESERTA wajib:
a. menjamin RT Server Utama, RT Server Back-up dan RT Workstation berfungsi dengan
baik;
b. mengoperasikan RT Server Back-up sewaktu-waktu untuk kegiatan operasional dalam
kondisi normal;
270
Lampiran 9.1
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Bank
c. menyusun dan menyampaikan Kebijakan dan Prosedur Tertulis (KPT) yang mendukung
sistem kontrol internal yang baik dalam pelaksanaan operasional Sistem BI-RTGS;
d. melakukan pemeriksaan internal yang menjamin keamanan operasional Sistem BI-RTGS
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun dan menyampaikan laporan hasil
pemeriksaan tersebut;
e. melakukan security audit sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam jangka waktu 1 (satu)
tahun sejak menjadi PESERTA dan setiap terjadi perubahan dalam sistem teknologi
informasi internal PESERTA yang terkait dengan Sistem BI-RTGS serta menyampaikan
laporan hasil security audit tersebut;
f. menyusun kebijakan teknologi informasi terkait dengan Sistem BI-RTGS yang di-review
dan di-up date secara reguler;
g. memiliki pedoman Disaster Recovery Plan (DRP) atau Business Continuity Plan (BCP);
h. menyediakan dan menggunakan jaringan komunikasi data back-up dalam hal terdapat
gangguan pada jaringan komunikasi data utama;
i. melakukan langkah-langkah preventif yang diperlukan sehingga perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak aplikasi (system software) yang digunakan dalam Sistem
BI-RTGS dan/atau dalam kaitannya dengan Sistem BI-RTGS bebas dari segala jenis virus;
j. menjamin keamanan jaringan komunikasi data yang digunakan untuk menghubungkan RT
Server Utama dan/atau RT Server Back-up dengan RT Workstation dan/atau RT
Workstation back-up, sehingga bebas dari segala kemungkinan sumber perusak Sistem BI-
RTGS termasuk tetapi tidak terbatas pada kemungkinan pemalsuan (fraud), pembobolan
data elektronis (hacking), serta perusakan sistem dengan cara membanjiri sistem dengan
data dan pesan pembayaran;
k. menjamin bahwa sistem komputerisasi PESERTA aman dan bebas dari segala
kemungkinan sumber perusak Sistem BI-RTGS termasuk tetapi tidak terbatas pada
kemungkinan pemalsuan (fraud), pembobolan data elektronis (hacking), serta perusakan
sistem dengan cara membanjiri sistem dengan data dan pesan pembayaran, dalam hal
PESERTA menghubungkan RT dengan sistem komputerisasi internal lainnya yang telah
atau yang akan ada pada PESERTA;
l. menyampaikan laporan mengenai lokasi RT Server Back-up, termasuk nama dan alamat
penyelenggara RT Server Back-up dalam hal PESERTA menggunakan jasa pihak lain,
lengkap dengan konfigurasi RT Server Back-up dalam hubungannya dengan RT dan
sistem-sistem komputerisasi lainnya yang ada pada PESERTA serta metode pengamanan
(security features) yang digunakan,
sesuai dengan rincian sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS dan pemberitahuan yang disampaikan oleh
PENYELENGGARA.
Pasal 9
Pengurus dan/atau pejabat eksekutif Bank PESERTA sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
Bank Indonesia mengenai fit and proper test wajib melaksanakan langkah-langkah yang
diperlukan untuk memastikan ketaatan PESERTA terhadap ketentuan Bank Indonesia yang
271
Lampiran 9.1
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Bank
Bagian Ketiga
Tanggung Jawab PESERTA
Pasal 10
PESERTA bertanggung jawab atas:
a. kerahasiaan data Sistem BI-RTGS yang ada pada PESERTA;
b. keamanan dan pemeliharaan RT, termasuk seluruh peralatan yang terkait;
c. penyalahgunaan penggunaan password yang meliputi User ID Administrator, User ID RT
Super, dan User ID RT User yang diberikan oleh PENYELENGGARA kepada PESERTA;
d. keamanan Aplikasi RT dari segala gangguan dan/atau kerusakan baik fisik maupun non
fisik yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut, termasuk namun tidak terbatas pada:
1. penggunaan Sistem BI-RTGS oleh pihak-pihak yang tidak berwenang, termasuk
pegawai dan manajemen PESERTA yang tidak diberi wewenang untuk menggunakan
fungsi-fungsi yang ada pada Sistem BI-RTGS, dan/atau pihak ketiga yang berada
baik secara sah maupun secara melawan hukum pada Lokasi Produksi, termasuk
pihak ketiga yang dapat melakukan akses ke dalam sistem komputer yang ada pada
PESERTA baik secara sah maupun secara melawan hukum;
2. adanya akses untuk melakukan berbagai transaksi Sistem BI-RTGS, termasuk
transaksi pembayaran, pengiriman pesan administratif, enquiry, dan lain-lain ke
dalam RT PESERTA, baik secara langsung ke RT maupun melalui sistem komputer
PESERTA baik yang mendapatkan otorisasi secara sah dari PESERTA maupun yang
tidak mendapatkan otorisasi secara sah dari PESERTA;
e. seluruh kerugian yang diderita PENYELENGGARA dan/atau pihak yang terkait dengan
PENYELENGGARA sebagai akibat dari penyalahgunaan terhadap Sistem BI-RTGS yang
dilakukan oleh PESERTA dan/atau pihak lainnya yang terkait dengan PESERTA, termasuk
pihak-pihak lain yang secara sah maupun secara melawan hukum berada di Lokasi
Produksi dan/atau berhubungan dengan PESERTA, baik secara langsung atau tidak
langsung.
Pasal 11
(1) Aplikasi RT yang diberikan PENYELENGGARA kepada PESERTA hanya dapat
digunakan untuk kepentingan PESERTA dan seluruh kantornya.
(2) Dalam hal PESERTA menggunakan jasa pihak ketiga untuk penyediaan atau
penyelenggaraan RT Server Back-up maka PESERTA wajib menjamin bahwa pihak ketiga
penyedia jasa RT Server Back-up termasuk seluruh pegawai pihak ketiga dan/atau pihak-
pihak lain yang berhubungan dengan pihak ketiga tersebut tidak mengubah,
menggandakan, memindahtangankan, menghilangkan, dan/atau merusak Aplikasi RT baik
dengan sengaja atau tidak sengaja.
272
Lampiran 9.1
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Bank
Pasal 12
Untuk keamanan penggunaan Sistem BI-RTGS, PESERTA dilarang menggunakan seluruh
perangkat RT Server dan/atau RT Workstation baik yang berada di Lokasi Produksi maupun
lokasi lainnya untuk aplikasi lain di luar Aplikasi RT.
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 15
(1) Dalam hal timbul perselisihan antara PENYELENGGARA dan PESERTA dalam
pelaksanaan Perjanjian ini maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan secara
musyawarah untuk mufakat.
(2) Dalam hal tidak tercapai musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), para pihak sepakat untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan dimaksud melalui
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
(3) Para pihak dalam Perjanjian ini sepakat bahwa keputusan BANI bersifat final dan mengikat
para pihak.
273
Lampiran 9.1
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Bank
SANKSI
Pasal 16
Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf
a sampai dengan huruf i, Pasal 8 huruf a sampai dengan huruf b dan/atau Pasal 8 huruf f sampai
dengan huruf l, PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa teguran tertulis.
Pasal 17
(1) Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan salah satu atau lebih kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf j dan Pasal 8 huruf c sampai dengan huruf e,
PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa teguran tertulis.
(2) Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan kewajiban yang dilanggar setelah jangka waktu
tertentu yang diberitahukan oleh PENYELENGGARA dalam teguran tertulis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), maka PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa
kewajiban membayar dan/atau perubahan status kepesertaan PESERTA menjadi suspend.
(3) Dalam hal PESERTA melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terganggunya
keamanan Sistem BI-RTGS, PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa
perubahan status kepesertaan PESERTA menjadi suspend tanpa didahului teguran tertulis.
LAIN-LAIN
Pasal 18
Para pihak sepakat bahwa hal-hal lain yang belum diatur dalam Perjanjian ini dan segala
perubahan atas kesepakatan dalam Perjanjian ini akan diatur kemudian dalam adendum atau surat
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Pasal 19
(1) Semua pemberitahuan dan/atau surat menyurat antara PENYELENGGARA dan PESERTA
sehubungan dengan Perjanjian ini dilakukan secara tertulis dan dianggap telah disampaikan
kepada yang bersangkutan jika terdapat tanda terima tertulis dari PENYELENGGARA
dan/atau PESERTA.
(2) Pemberitahuan dan/atau surat menyurat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dialamatkan
kepada:
a. PENYELENGGARA : BANK INDONESIA
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Up. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Jl. M.H. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
274
Lampiran 9.1
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Bank
PENUTUP
Pasal 20
(1) Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang masing-masing mempunyai kekuatan
hukum yang sama dan bermeterai cukup untuk kepentingan masing-masing pihak.
9
(2) Perjanjian ini berlaku mulai tanggal
PESERTA PENYELENGGARA
9
Diisi oleh Penyelenggara
275
Lampiran 9.2
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Non Bank
PERJANJIAN PENGGUNAAN
SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT
ANTARA BANK INDONESIA DAN [NAMA PESERTA]1
SEBAGAI PESERTA LANGSUNG
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
No. / /DASP2
3 4 5 6
Pada hari ini, tanggal bulan tahun ( ),
bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:
I. [NAMA PEJABAT BANK : [Jabatan dan Satuan Kerja] Bank Indonesia
INDONESIA] bertempat tinggal di [Kota], dalam hal ini bertindak
dalam jabatannya tersebut untuk dan atas nama
Dewan Gubernur Bank Indonesia berdasarkan
Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
9/8/KEP.GBI/INTERN/2007 tentang Pemberian
Wewenang Dewan Gubernur Bank Indonesia, dan
dengan demikian sah mewakili Bank Indonesia yang
berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39 ayat
(3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004, untuk
selanjutnya disebut PENYELENGGARA;
II. [NAMA PEJABAT PESERTA] : (Pilih salah satu)
* Dalam hal berdasarkan anggaran dasar atau
dokumen pendirian yang bersangkutan diperlukan
surat kuasa, maka komparisi adalah sebagai berikut:
[Jabatan] [Nama Peserta] bertempat tinggal di
[Kota], dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut, selaku demikian sah mewakili Direksi7 dari
dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah
mewakili [Nama Peserta] berdasarkan Surat Kuasa
Nomor [Nomor Surat Kuasa] tanggal [tanggal-bulan-
tahun (dalam angka)], sesuai dengan Anggaran
Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris [Nama
Notaris], Nomor [Nomor Akta Notaris] tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], yang termuat
1
Diisi sesuai dengan “Nama Peserta” yang tercantum dalam Anggaran Dasar atau dokumen pendirian lainnya
yang terbaru dan telah sah.
2
Diisi dengan “Nomor Perjanjian” oleh Penyelenggara.
3
Diisi dengan “tanggal” dalam huruf.
4
Diisi dengan “Bulan” dalam huruf.
5
Diisi dengan “tahun” dalam huruf.
6
Diisi “tanggal-bulan-tahun” dalam angka.
7
Disesuaikan dengan bentuk badan hukum Peserta.
276
Lampiran 9.2
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Non Bank
8
Disesuaikan dengan bentuk badan hukum Peserta.
277
Lampiran 9.2
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Non Bank
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perjanjian ini yang dimaksud dengan:
1. Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar Peserta dalam mata
uang Rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara
individual.
2. Keadaan Darurat adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kekuasaan PENYELENGGARA
dan/atau PESERTA, termasuk namun tidak terbatas pada kebakaran, kerusuhan massa,
sabotase serta bencana alam seperti gempa bumi dan banjir, yang dibenarkan oleh pihak
penguasa atau pejabat yang berwenang setempat, termasuk Bank Indonesia.
3. RTGS Central Computer, yang selanjutnya disebut RCC, adalah sistem komputer yang
berada di lokasi PENYELENGGARA, yang digunakan untuk memproses Penyelesaian
Akhir (settlement) semua transaksi yang dikirim oleh PESERTA dan terdiri dari RTGS
Central Computer Utama dan RTGS Central Computer Back-up.
4. RTGS Central Computer Utama, yang selanjutnya disebut RCC Utama, adalah RCC yang
dipergunakan dalam kondisi normal.
278
Lampiran 9.2
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Non Bank
5. RTGS Central Computer Back-up, yang selanjutnya disebut RCC Back-up, adalah RCC
yang digunakan sebagai pengganti apabila terjadi kondisi gangguan dan/atau Keadaan
Darurat yang menyebabkan PENYELENGGARA tidak dapat menggunakan RCC Utama.
6. RTGS Terminal, yang selanjutnya disebut RT, adalah sistem komputer yang berada di
lokasi PESERTA yang terhubung dengan RCC secara online, yang digunakan PESERTA
untuk melakukan berbagai transaksi Sistem BI-RTGS dan terdiri dari RTGS Terminal
Server, yaitu RTGS Terminal Server Utama, RTGS Terminal Server Back-up dan RTGS
Terminal Workstation.
7. RTGS Terminal Server Utama, yang selanjutnya disebut RT Server Utama, adalah
perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database Sistem BI-RTGS yang
digunakan PESERTA untuk memproses transaksi dalam kondisi normal.
8. RTGS Terminal Server Back-up, yang selanjutnya disebut RT Server Back-up, adalah
perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database Sistem BI-RTGS yang
digunakan PESERTA untuk memproses transaksi dalam kondisi gangguan dan/atau
Keadaan Darurat yang menyebabkan PESERTA tidak dapat menggunakan RT Server
Utama.
9. RTGS Terminal Workstation, yang selanjutnya disebut RT Workstation, adalah perangkat
komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan terhubung dengan RT Server Utama atau RT
Server Back-up yang digunakan PESERTA untuk melakukan pembukuan transaksi dan
berbagai fungsi Sistem BI-RTGS lainnya.
10. Lokasi Produksi adalah lokasi kantor dimana PESERTA dapat melakukan berbagai
transaksi melalui Sistem BI-RTGS.
11. Aplikasi RTGS Terminal, yang selanjutnya disebut Aplikasi RT, adalah program aplikasi
kepesertaan Sistem BI-RTGS yang disediakan oleh PENYELENGGARA yang dipasang
(installed) pada RT untuk digunakan oleh PESERTA dalam melakukan berbagai transaksi
melalui Sistem BI-RTGS.
12. User ID Administrator adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem
yang harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan
mengoperasikan RT, khususnya untuk menatausahakan sistem dan database.
13. User ID RT Super adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem yang
harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan mengoperasikan
RT, khususnya untuk menatausahakan sistem.
14. User ID RT User adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem yang
harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan mengoperasikan
RT, khususnya untuk mengoperasikan Aplikasi RT.
279
Lampiran 9.2
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Non Bank
perubahannya, termasuk namun tidak terbatas pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai:
a. hubungan rekening giro antara Bank Indonesia dengan pemegang rekening giro di Bank
Indonesia;
b. Sistem BI-RTGS;
c. Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System; dan
d. fasilitas likuiditas intrahari dan fasilitas likuiditas intrahari syariah.
Pasal 3
Dengan memperhatikan aturan dan tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, dalam menggunakan Sistem BI-RTGS, PESERTA wajib
memperhatikan dan mematuhi kesepakatan antar peserta Sistem BI-RTGS (Bye-Laws).
OBYEK PERJANJIAN
Pasal 4
(1) PENYELENGGARA setuju untuk menyediakan dan PESERTA setuju untuk menggunakan
Sistem BI-RTGS.
(2) Jenis transaksi yang dapat dilakukan oleh PESERTA melalui Sistem BI-RTGS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi*: (sesuai dengan kebutuhan PESERTA dan
persetujuan PENYELENGGARA)
a. ____________________________________________________________________
b. ____________________________________________________________________
c. ____________________________________________________________________
(3) Jenis transaksi yang dapat dilakukan oleh PESERTA sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3) dari waktu ke waktu dapat diubah oleh PENYELENGGARA.
280
Lampiran 9.2
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Non Bank
Pasal 6
PENYELENGGARA tidak bertanggung jawab atas segala kerugian dalam bentuk apapun yang
timbul, baik secara langsung maupun tidak langsung, karena:
a. sistem atau hal lain yang berada di luar kekuasaan PENYELENGGARA, termasuk namun
tidak terbatas pada sistem komputerisasi internal yang terhubung dengan RT PESERTA
dan jaringan komunikasi data;
b. terjadinya pemalsuan (fraud), penyalahgunaan user ID, pembobolan data elektronis
(hacking), serta perusakan sistem antara lain dengan cara membanjiri sistem dengan data
dan pesan pembayaran, baik yang dilakukan oleh PESERTA, pejabat dan/atau pegawai
PESERTA maupun oleh pihak ketiga lainnya;
c. Keadaan Darurat atau keadaan memaksa;
d. pelanggaran aturan dan tata cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan/atau
kesepakatan antar Peserta Sistem BI-RTGS (Bye-Laws) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3.
281
Lampiran 9.2
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Non Bank
Bagian Kedua
Kewajiban PESERTA Sebagai Peserta Langsung
Pasal 8
PESERTA wajib:
a. menjamin RT Server Utama, RT Server Back-up dan RT Workstation berfungsi dengan
baik;
b. mengoperasikan RT Server Back-up sewaktu-waktu untuk kegiatan operasional dalam
kondisi normal;
c. menyusun dan menyampaikan Kebijakan dan Prosedur Tertulis (KPT) yang mendukung
sistem kontrol internal yang baik dalam pelaksanaan operasional Sistem BI-RTGS;
d. melakukan pemeriksaan internal yang menjamin keamanan operasional Sistem BI-RTGS
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun dan menyampaikan laporan hasil
pemeriksaan tersebut;
e. melakukan security audit sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam jangka waktu 1 (satu)
tahun sejak menjadi PESERTA dan setiap terjadi perubahan dalam sistem teknologi
informasi internal PESERTA yang terkait dengan Sistem BI-RTGS serta menyampaikan
laporan hasil security audit tersebut;
f. menyusun kebijakan teknologi informasi terkait dengan Sistem BI-RTGS yang di-review
dan di-up date secara reguler;
g. memiliki pedoman Disaster Recovery Plan (DRP) atau Business Continuity Plan (BCP);
282
Lampiran 9.2
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Non Bank
h. menyediakan dan menggunakan jaringan komunikasi data back-up dalam hal terdapat
gangguan pada jaringan komunikasi data utama;
i. melakukan langkah-langkah preventif yang diperlukan sehingga perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak aplikasi (system software) yang digunakan dalam Sistem
BI-RTGS dan/atau dalam kaitannya dengan Sistem BI-RTGS bebas dari segala jenis virus;
j. menjamin keamanan jaringan komunikasi data yang digunakan untuk menghubungkan RT
Server Utama dan/atau RT Server Back-up dengan RT Workstation dan/atau RT
Workstation back-up, sehingga bebas dari segala kemungkinan sumber perusak Sistem BI-
RTGS termasuk tetapi tidak terbatas pada kemungkinan pemalsuan (fraud), pembobolan
data elektronis (hacking), serta perusakan sistem dengan cara membanjiri sistem dengan
data dan pesan pembayaran;
k. menjamin bahwa sistem komputerisasi PESERTA aman dan bebas dari segala
kemungkinan sumber perusak Sistem BI-RTGS termasuk tetapi tidak terbatas pada
kemungkinan pemalsuan (fraud), pembobolan data elektronis (hacking), serta perusakan
sistem dengan cara membanjiri sistem dengan data dan pesan pembayaran, dalam hal
PESERTA menghubungkan RT dengan sistem komputerisasi internal lainnya yang telah
atau yang akan ada pada PESERTA;
l. menyampaikan laporan mengenai lokasi RT Server Back-up, termasuk nama dan alamat
penyelenggara RT Server Back-up dalam hal PESERTA menggunakan jasa pihak lain,
lengkap dengan konfigurasi RT Server Back-up dalam hubungannya dengan RT dan
sistem-sistem komputerisasi lainnya yang ada pada PESERTA serta metode pengamanan
(security features) yang digunakan,
sesuai dengan rincian sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS dan pemberitahuan yang disampaikan oleh
PENYELENGGARA.
Bagian Ketiga
Tanggung Jawab PESERTA
Pasal 9
PESERTA bertanggung jawab atas:
a. kerahasiaan data Sistem BI-RTGS yang ada pada PESERTA;
b. keamanan dan pemeliharaan RT, termasuk seluruh peralatan yang terkait;
c. penyalahgunaan penggunaan password yang meliputi User ID Administrator, User ID RT
Super, dan User ID RT User yang diberikan oleh PENYELENGGARA kepada PESERTA;
d. keamanan Aplikasi RT dari segala gangguan dan/atau kerusakan baik fisik maupun non
fisik yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut, termasuk namun tidak terbatas pada:
1. penggunaan Sistem BI-RTGS oleh pihak-pihak yang tidak berwenang, termasuk
pegawai dan manajemen PESERTA yang tidak diberi wewenang untuk menggunakan
fungsi-fungsi yang ada pada Sistem BI-RTGS, dan/atau pihak ketiga yang berada
baik secara sah maupun secara melawan hukum pada Lokasi Produksi, termasuk
pihak ketiga yang dapat melakukan akses ke dalam sistem komputer yang ada pada
PESERTA baik secara sah maupun secara melawan hukum;
283
Lampiran 9.2
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Non Bank
Pasal 10
(1) Aplikasi RT yang diberikan PENYELENGGARA kepada PESERTA hanya dapat
digunakan untuk kepentingan PESERTA dan seluruh kantornya.
(2) Dalam hal PESERTA menggunakan jasa pihak ketiga untuk penyediaan atau
penyelenggaraan RT Server Back-up maka PESERTA wajib menjamin bahwa pihak ketiga
penyedia jasa RT Server Back-up termasuk seluruh pegawai pihak ketiga dan/atau pihak-
pihak lain yang berhubungan dengan pihak ketiga tersebut tidak mengubah,
menggandakan, memindahtangankan, menghilangkan, dan/atau merusak Aplikasi RT baik
dengan sengaja atau tidak sengaja.
Pasal 11
Untuk keamanan penggunaan Sistem BI-RTGS, PESERTA dilarang menggunakan seluruh
perangkat RT Server dan/atau RT Workstation baik yang berada di Lokasi Produksi maupun
lokasi lainnya untuk aplikasi lain di luar Aplikasi RT.
284
Lampiran 9.2
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Non Bank
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 14
(1) Dalam hal timbul perselisihan antara PENYELENGGARA dan PESERTA dalam
pelaksanaan Perjanjian ini maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan secara
musyawarah untuk mufakat.
(2) Dalam hal tidak tercapai musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), para pihak sepakat untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan dimaksud melalui
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
(3) Para pihak dalam Perjanjian ini sepakat bahwa keputusan BANI bersifat final dan mengikat
para pihak.
SANKSI
Pasal 15
Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf
a sampai dengan huruf i, Pasal 8 huruf a sampai dengan huruf b dan/atau Pasal 8 huruf f sampai
dengan huruf l, PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa teguran tertulis.
Pasal 16
(1) Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan salah satu atau lebih kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf j dan Pasal 8 huruf c sampai dengan huruf e,
PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa teguran tertulis.
(2) Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan kewajiban yang dilanggar setelah jangka waktu
tertentu yang diberitahukan oleh PENYELENGGARA dalam teguran tertulis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), maka PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa
kewajiban membayar dan/atau perubahan status kepesertaan PESERTA menjadi suspend.
(3) Dalam hal PESERTA melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terganggunya
keamanan Sistem BI-RTGS, PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa
perubahan status kepesertaan PESERTA menjadi suspend tanpa didahului teguran tertulis.
285
Lampiran 9.2
Draft Perjanjian untuk Peserta
Langsung Non Bank
LAIN-LAIN
Pasal 17
Para pihak sepakat bahwa hal-hal lain yang belum diatur dalam Perjanjian ini dan segala
perubahan atas kesepakatan dalam Perjanjian ini akan diatur kemudian dalam adendum atau surat
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Pasal 18
(1) Semua pemberitahuan dan/atau surat menyurat antara PENYELENGGARA dan PESERTA
sehubungan dengan Perjanjian ini dilakukan secara tertulis dan dianggap telah disampaikan
kepada yang bersangkutan jika terdapat tanda terima tertulis dari PENYELENGGARA
dan/atau PESERTA.
(2) Pemberitahuan dan/atau surat menyurat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dialamatkan
kepada:
a. PENYELENGGARA : BANK INDONESIA
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Up. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Jl. M.H. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
PENUTUP
Pasal 19
(1) Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang masing-masing mempunyai kekuatan
hukum yang sama dan bermeterai cukup untuk kepentingan masing-masing pihak.
9
(2) Perjanjian ini berlaku mulai tanggal
PESERTA PENYELENGGARA
9
Diisi oleh Penyelenggara
286
Lampiran 9.3
Draft Perjanjian untuk Peserta
Tidak Langsung Bank
PERJANJIAN PENGGUNAAN
SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT
ANTARA BANK INDONESIA DAN [NAMA PESERTA]1
SEBAGAI PESERTA TIDAK LANGSUNG
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
No. / /DASP2
3 4 5 6
Pada hari ini, tanggal bulan tahun ( ),
bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:
I. [NAMA PEJABAT BANK : [Jabatan dan Satuan Kerja] Bank Indonesia
INDONESIA] bertempat tinggal di [Kota], dalam hal ini bertindak
dalam jabatannya tersebut untuk dan atas nama
Dewan Gubernur Bank Indonesia berdasarkan
Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
9/8/KEP.GBI/INTERN/2007 tentang Pemberian
Wewenang Dewan Gubernur Bank Indonesia, dan
dengan demikian sah mewakili Bank Indonesia yang
berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39 ayat
(3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004, untuk
selanjutnya disebut PENYELENGGARA;
II. [NAMA PEJABAT PESERTA] : (Pilih salah satu)
* Dalam hal berdasarkan anggaran dasar atau
dokumen pendirian yang bersangkutan diperlukan
surat kuasa, maka komparisi adalah sebagai berikut:
[Jabatan] [Nama Peserta] bertempat tinggal di
[Kota], dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut, selaku demikian sah mewakili Direksi7 dari
dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah
mewakili [Nama Peserta] berdasarkan Surat Kuasa
Nomor [Nomor Surat Kuasa] tanggal [tanggal-bulan-
tahun (dalam angka)], sesuai dengan Anggaran
Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris [Nama
1
Diisi sesuai dengan “Nama Peserta” yang tercantum dalam Anggaran Dasar atau dokumen pendirian lainnya
yang terbaru dan telah sah.
2
Diisi dengan “Nomor Perjanjian” oleh Penyelenggara.
3
Diisi dengan “tanggal” dalam huruf.
4
Diisi dengan “Bulan” dalam huruf.
5
Diisi dengan “tahun” dalam huruf.
6
Diisi “tanggal-bulan-tahun” dalam angka.
7
Disesuaikan dengan bentuk badan hukum Peserta.
287
Lampiran 9.3
Draft Perjanjian untuk Peserta
Tidak Langsung Bank
8
Disesuaikan dengan bentuk badan hukum Peserta.
288
Lampiran 9.3
Draft Perjanjian untuk Peserta
Tidak Langsung Bank
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perjanjian ini yang dimaksud dengan:
1. Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar Peserta dalam mata
uang Rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara
individual.
2. Keadaan Darurat adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kekuasaan PENYELENGGARA
dan/atau PESERTA, termasuk namun tidak terbatas pada kebakaran, kerusuhan massa,
sabotase serta bencana alam seperti gempa bumi dan banjir, yang dibenarkan oleh pihak
penguasa atau pejabat yang berwenang setempat, termasuk Bank Indonesia.
3. RTGS Central Computer, yang selanjutnya disebut RCC, adalah sistem komputer yang
berada di lokasi PENYELENGGARA, yang digunakan untuk memproses Penyelesaian
Akhir (settlement) semua transaksi yang dikirim oleh PESERTA dan terdiri dari RTGS
Central Computer Utama dan RTGS Central Computer Back-up.
289
Lampiran 9.3
Draft Perjanjian untuk Peserta
Tidak Langsung Bank
4. RTGS Central Computer Utama, yang selanjutnya disebut RCC Utama, adalah RCC yang
dipergunakan dalam kondisi normal.
5. RTGS Central Computer Back-up, yang selanjutnya disebut RCC Back-up, adalah RCC
yang digunakan sebagai pengganti apabila terjadi kondisi gangguan dan/atau Keadaan
Darurat yang menyebabkan PENYELENGGARA tidak dapat menggunakan RCC Utama.
6. RTGS Terminal, yang selanjutnya disebut RT, adalah sistem komputer yang berada di
lokasi PESERTA yang terhubung dengan RCC secara online, yang digunakan PESERTA
untuk melakukan berbagai transaksi Sistem BI-RTGS dan terdiri dari RTGS Terminal
Server, yaitu RTGS Terminal Server Utama, RTGS Terminal Server Back-up dan RTGS
Terminal Workstation.
7. RTGS Terminal Server Utama, yang selanjutnya disebut RT Server Utama, adalah
perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database Sistem BI-RTGS yang
digunakan PESERTA untuk memproses transaksi dalam kondisi normal.
8. RTGS Terminal Server Back-up, yang selanjutnya disebut RT Server Back-up, adalah
perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database Sistem BI-RTGS yang
digunakan PESERTA untuk memproses transaksi dalam kondisi gangguan dan/atau
Keadaan Darurat yang menyebabkan PESERTA tidak dapat menggunakan RT Server
Utama.
9. RTGS Terminal Workstation, yang selanjutnya disebut RT Workstation, adalah perangkat
komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan terhubung dengan RT Server Utama atau RT
Server Back-up yang digunakan PESERTA untuk melakukan pembukuan transaksi dan
berbagai fungsi Sistem BI-RTGS lainnya.
10. Lokasi Produksi adalah lokasi kantor dimana PESERTA dapat melakukan berbagai
transaksi melalui Sistem BI-RTGS.
11. Aplikasi RTGS Terminal, yang selanjutnya disebut Aplikasi RT, adalah program aplikasi
kepesertaan Sistem BI-RTGS yang disediakan oleh PENYELENGGARA yang dipasang
(installed) pada RT untuk digunakan oleh PESERTA dalam melakukan berbagai transaksi
melalui Sistem BI-RTGS.
12. User ID Administrator adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem
yang harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan
mengoperasikan RT, khususnya untuk menatausahakan sistem dan database.
13. User ID RT Super adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem yang
harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan mengoperasikan
RT, khususnya untuk menatausahakan sistem.
14. User ID RT User adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem yang
harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan mengoperasikan
RT, khususnya untuk mengoperasikan Aplikasi RT.
290
Lampiran 9.3
Draft Perjanjian untuk Peserta
Tidak Langsung Bank
OBYEK PERJANJIAN
Pasal 4
(1) PENYELENGGARA setuju untuk menyediakan dan PESERTA setuju untuk menggunakan
Sistem BI-RTGS.
(2) Jenis transaksi yang wajib dilakukan oleh PESERTA melalui Sistem BI-RTGS meliputi:
a. transaksi Pasar Uang Antar Bank (PUAB) atau Pasar Uang Antar Bank Syariah
(PUAS);
b. transaksi antara bank dengan Bank Indonesia dalam rangka jual/beli surat berharga
seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang Negara (SUN);
c. transaksi antar bank dalam rangka jual/beli surat berharga yang penyelesaiannya
dilakukan dengan mekanisme Delivery Versus Payment (DVP) melalui BI-SSSS;
d. transaksi antar bank, baik untuk kepentingan bank sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah bank, dengan nilai nominal sesuai ketentuan batas nominal transfer kredit
yang diatur dalam ketentuan mengenai sistem kliring nasional Bank Indonesia;
e. transaksi-transaksi lain yang harus diselesaikan oleh PESERTA melalui Sistem BI-
RTGS yang akan diberitahukan oleh Bank Indonesia.
(3) Jenis transaksi lain yang dapat dilakukan oleh PESERTA melalui Sistem BI-RTGS
mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan
Sistem BI-RTGS.
(4) Jenis transaksi yang dapat dilakukan oleh PESERTA sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3) dari waktu ke waktu dapat diubah oleh PENYELENGGARA.
291
Lampiran 9.3
Draft Perjanjian untuk Peserta
Tidak Langsung Bank
Pasal 6
PENYELENGGARA tidak bertanggung jawab atas segala kerugian dalam bentuk apapun yang
timbul, baik secara langsung maupun tidak langsung, karena:
a. sistem atau hal lain yang berada di luar kekuasaan PENYELENGGARA, termasuk namun
tidak terbatas pada sistem komputerisasi internal yang terhubung dengan RT PESERTA
dan jaringan komunikasi data;
b. terjadinya pemalsuan (fraud), penyalahgunaan user ID, pembobolan data elektronis
(hacking), serta perusakan sistem antara lain dengan cara membanjiri sistem dengan data
dan pesan pembayaran, baik yang dilakukan oleh PESERTA, pejabat dan/atau pegawai
PESERTA maupun oleh pihak ketiga lainnya;
c. Keadaan Darurat atau keadaan memaksa;
292
Lampiran 9.3
Draft Perjanjian untuk Peserta
Tidak Langsung Bank
d. pelanggaran aturan dan tata cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan/atau
kesepakatan antar Peserta Sistem BI-RTGS (Bye-Laws) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3.
293
Lampiran 9.3
Draft Perjanjian untuk Peserta
Tidak Langsung Bank
Pasal 9
Pengurus dan/atau pejabat eksekutif Bank PESERTA sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
Bank Indonesia mengenai fit and proper test wajib melaksanakan langkah-langkah yang
diperlukan untuk memastikan ketaatan PESERTA terhadap ketentuan Bank Indonesia yang
mengatur mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS dan prinsip-prinsip penyelenggaraan dan
pengawasan Sistem BI-RTGS, dan prinsip perlindungan kepada nasabah Peserta.
Bagian Ketiga
Tanggung Jawab PESERTA
Pasal 10
PESERTA bertanggung jawab atas:
a. kerahasiaan data Sistem BI-RTGS yang ada pada PESERTA;
b. penyalahgunaan penggunaan password yang meliputi User ID Administrator, User ID RT
Super, dan User ID RT User yang diberikan oleh PENYELENGGARA kepada PESERTA;
c. keamanan Aplikasi RT dari segala gangguan dan/atau kerusakan baik fisik maupun non
fisik yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut, termasuk namun tidak terbatas pada:
1. penggunaan Sistem BI-RTGS oleh pihak-pihak yang tidak berwenang, termasuk
pegawai dan manajemen PESERTA yang tidak diberi wewenang untuk menggunakan
fungsi-fungsi yang ada pada Sistem BI-RTGS, dan/atau pihak ketiga yang berada
baik secara sah maupun secara melawan hukum pada Lokasi Produksi, termasuk
pihak ketiga yang dapat melakukan akses ke dalam sistem komputer yang ada pada
PESERTA baik secara sah maupun secara melawan hukum;
2. adanya akses untuk melakukan berbagai transaksi Sistem BI-RTGS, termasuk
transaksi pembayaran, pengiriman pesan administratif, enquiry, dan lain-lain ke
dalam RT PESERTA, baik secara langsung ke RT maupun melalui sistem komputer
PESERTA baik yang mendapatkan otorisasi secara sah dari PESERTA maupun yang
tidak mendapatkan otorisasi secara sah dari PESERTA;
d. seluruh kerugian yang diderita PENYELENGGARA dan/atau pihak yang terkait dengan
PENYELENGGARA sebagai akibat dari penyalahgunaan terhadap Sistem BI-RTGS yang
dilakukan oleh PESERTA dan/atau pihak lainnya yang terkait dengan PESERTA, termasuk
pihak-pihak lain yang secara sah maupun secara melawan hukum berada di Lokasi
294
Lampiran 9.3
Draft Perjanjian untuk Peserta
Tidak Langsung Bank
Produksi dan/atau berhubungan dengan PESERTA, baik secara langsung atau tidak
langsung.
Pasal 11
(1) Aplikasi RT yang diberikan PENYELENGGARA kepada PESERTA hanya dapat
digunakan untuk kepentingan PESERTA dan seluruh kantornya.
(2) Untuk keamanan penggunaan Sistem BI-RTGS, PESERTA dilarang menggunakan seluruh
perangkat RT Server dan/atau RT Workstation baik yang berada di Lokasi Produksi
maupun lokasi lainnya untuk aplikasi lain di luar Aplikasi RT.
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 14
(1) Dalam hal timbul perselisihan antara PENYELENGGARA dan PESERTA dalam
pelaksanaan Perjanjian ini maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan secara
musyawarah untuk mufakat.
295
Lampiran 9.3
Draft Perjanjian untuk Peserta
Tidak Langsung Bank
(2) Dalam hal tidak tercapai musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), para pihak sepakat untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan dimaksud melalui
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
(3) Para pihak dalam Perjanjian ini sepakat bahwa keputusan BANI bersifat final dan mengikat
para pihak.
SANKSI
Pasal 15
Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf
a sampai dengan huruf i, PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa teguran tertulis.
Pasal 16
(1) Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf j, PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa teguran tertulis.
(2) Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan kewajiban yang dilanggar setelah jangka waktu
tertentu yang diberitahukan oleh PENYELENGGARA dalam teguran tertulis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), maka PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa
kewajiban membayar dan/atau perubahan status kepesertaan PESERTA menjadi suspend.
(3) Dalam hal PESERTA melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terganggunya
keamanan Sistem BI-RTGS, PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa
perubahan status kepesertaan PESERTA menjadi suspend tanpa didahului teguran tertulis.
LAIN-LAIN
Pasal 17
Para pihak sepakat bahwa hal-hal lain yang belum diatur dalam Perjanjian ini dan segala
perubahan atas kesepakatan dalam Perjanjian ini akan diatur kemudian dalam adendum atau surat
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Pasal 18
(1) Semua pemberitahuan dan/atau surat menyurat antara PENYELENGGARA dan PESERTA
sehubungan dengan Perjanjian ini dilakukan secara tertulis dan dianggap telah disampaikan
kepada yang bersangkutan jika terdapat tanda terima tertulis dari PENYELENGGARA
dan/atau PESERTA.
296
Lampiran 9.3
Draft Perjanjian untuk Peserta
Tidak Langsung Bank
(2) Pemberitahuan dan/atau surat menyurat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dialamatkan
kepada:
a. PENYELENGGARA : BANK INDONESIA
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Up. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Jl. M.H. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
PENUTUP
Pasal 19
(1) Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang masing-masing mempunyai kekuatan
hukum yang sama dan bermeterai cukup untuk kepentingan masing-masing pihak.
9
(2) Perjanjian ini berlaku mulai tanggal
PESERTA PENYELENGGARA
9
Diisi oleh Penyelenggara
297
Lampiran 9.4
Draft Perjanjian untuk Peserta
Tidak Langsung Non Bank
PERJANJIAN PENGGUNAAN
SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT
ANTARA BANK INDONESIA DAN [NAMA PESERTA]1
SEBAGAI PESERTA TIDAK LANGSUNG
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
No. / /DASP2
3 4 5 6
Pada hari ini, tanggal bulan tahun ( ),
bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:
I. [NAMA PEJABAT BANK : [Jabatan dan Satuan Kerja] Bank Indonesia
INDONESIA] bertempat tinggal di [Kota], dalam hal ini bertindak
dalam jabatannya tersebut untuk dan atas nama
Dewan Gubernur Bank Indonesia berdasarkan
Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
9/8/KEP.GBI/INTERN/2007 tentang Pemberian
Wewenang Dewan Gubernur Bank Indonesia, dan
dengan demikian sah mewakili Bank Indonesia yang
berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39 ayat
(3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004, untuk
selanjutnya disebut PENYELENGGARA;
II. [NAMA PEJABAT PESERTA] : (Pilih salah satu)
* Dalam hal berdasarkan anggaran dasar atau
dokumen pendirian yang bersangkutan diperlukan
surat kuasa, maka komparisi adalah sebagai berikut:
[Jabatan] [Nama Peserta] bertempat tinggal di
[Kota], dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut, selaku demikian sah mewakili Direksi7 dari
dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah
mewakili [Nama Peserta] berdasarkan Surat Kuasa
Nomor [Nomor Surat Kuasa] tanggal [tanggal-bulan-
tahun (dalam angka)], sesuai dengan Anggaran
Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris [Nama
Notaris], Nomor [Nomor Akta Notaris] tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal
1
Diisi sesuai dengan “Nama Peserta” yang tercantum dalam Anggaran Dasar atau dokumen pendirian lainnya
yang terbaru dan telah sah.
2
Diisi dengan “Nomor Perjanjian” oleh Penyelenggara.
3
Diisi dengan “tanggal” dalam huruf.
4
Diisi dengan “Bulan” dalam huruf.
5
Diisi dengan “tahun” dalam huruf.
6
Diisi “tanggal-bulan-tahun” dalam angka.
7
Disesuaikan dengan bentuk badan hukum Peserta.
298
Lampiran 9.4
Draft Perjanjian untuk Peserta
Tidak Langsung Non Bank
8
Disesuaikan dengan bentuk badan hukum Peserta.
299
Lampiran 9.4
Draft Perjanjian untuk Peserta
Tidak Langsung Non Bank
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perjanjian ini yang dimaksud dengan:
1. Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar Peserta dalam mata
uang Rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara
individual.
2. Keadaan Darurat adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kekuasaan PENYELENGGARA
dan/atau PESERTA, termasuk namun tidak terbatas pada kebakaran, kerusuhan massa,
sabotase serta bencana alam seperti gempa bumi dan banjir, yang dibenarkan oleh pihak
penguasa atau pejabat yang berwenang setempat, termasuk Bank Indonesia.
3. RTGS Central Computer, yang selanjutnya disebut RCC, adalah sistem komputer yang
berada di lokasi PENYELENGGARA, yang digunakan untuk memproses Penyelesaian
Akhir (settlement) semua transaksi yang dikirim oleh PESERTA dan terdiri dari RTGS
Central Computer Utama dan RTGS Central Computer Back-up.
4. RTGS Central Computer Utama, yang selanjutnya disebut RCC Utama, adalah RCC yang
dipergunakan dalam kondisi normal.
5. RTGS Central Computer Back-up, yang selanjutnya disebut RCC Back-up, adalah RCC
yang digunakan sebagai pengganti apabila terjadi kondisi gangguan dan/atau Keadaan
Darurat yang menyebabkan PENYELENGGARA tidak dapat menggunakan RCC Utama.
300
Lampiran 9.4
Draft Perjanjian untuk Peserta
Tidak Langsung Non Bank
6. RTGS Terminal, yang selanjutnya disebut RT, adalah sistem komputer yang berada di
lokasi PESERTA yang terhubung dengan RCC secara online, yang digunakan PESERTA
untuk melakukan berbagai transaksi Sistem BI-RTGS dan terdiri dari RTGS Terminal
Server, yaitu RTGS Terminal Server Utama, RTGS Terminal Server Back-up dan RTGS
Terminal Workstation.
7. RTGS Terminal Server Utama, yang selanjutnya disebut RT Server Utama, adalah
perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database Sistem BI-RTGS yang
digunakan PESERTA untuk memproses transaksi dalam kondisi normal.
8. RTGS Terminal Server Back-up, yang selanjutnya disebut RT Server Back-up, adalah
perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database Sistem BI-RTGS yang
digunakan PESERTA untuk memproses transaksi dalam kondisi gangguan dan/atau
Keadaan Darurat yang menyebabkan PESERTA tidak dapat menggunakan RT Server
Utama.
9. RTGS Terminal Workstation, yang selanjutnya disebut RT Workstation, adalah perangkat
komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan terhubung dengan RT Server Utama atau RT
Server Back-up yang digunakan PESERTA untuk melakukan pembukuan transaksi dan
berbagai fungsi Sistem BI-RTGS lainnya.
10. Lokasi Produksi adalah lokasi kantor dimana PESERTA dapat melakukan berbagai
transaksi melalui Sistem BI-RTGS.
11. Aplikasi RTGS Terminal, yang selanjutnya disebut Aplikasi RT, adalah program aplikasi
kepesertaan Sistem BI-RTGS yang disediakan oleh PENYELENGGARA yang dipasang
(installed) pada RT untuk digunakan oleh PESERTA dalam melakukan berbagai transaksi
melalui Sistem BI-RTGS.
12. User ID Administrator adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem
yang harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan
mengoperasikan RT, khususnya untuk menatausahakan sistem dan database.
13. User ID RT Super adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem yang
harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan mengoperasikan
RT, khususnya untuk menatausahakan sistem.
14. User ID RT User adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem yang
harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan mengoperasikan
RT, khususnya untuk mengoperasikan Aplikasi RT.
301
Lampiran 9.4
Draft Perjanjian untuk Peserta
Tidak Langsung Non Bank
Pasal 3
Dengan memperhatikan aturan dan tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, dalam menggunakan Sistem BI-RTGS, PESERTA wajib
memperhatikan dan mematuhi kesepakatan antar peserta Sistem BI-RTGS (Bye-Laws).
OBYEK PERJANJIAN
Pasal 4
(1) PENYELENGGARA setuju untuk menyediakan dan PESERTA setuju untuk menggunakan
Sistem BI-RTGS.
(2) Jenis transaksi yang dapat dilakukan oleh PESERTA melalui Sistem BI-RTGS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi*: (sesuai dengan kebutuhan PESERTA dan
persetujuan PENYELENGGARA)
a. ____________________________________________________________________
b. ____________________________________________________________________
c. ____________________________________________________________________
(3) Jenis transaksi yang dapat dilakukan oleh PESERTA sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3) dari waktu ke waktu dapat diubah oleh PENYELENGGARA.
302
Lampiran 9.4
Draft Perjanjian untuk Peserta
Tidak Langsung Non Bank
k. memberikan pelatihan kepada calon PESERTA dan pelatihan secara berkala kepada
PESERTA;
l. memastikan bahwa penyedia jasa yang terkait dengan penyelenggaraan Sistem BI-RTGS
melaksanakan kewajibannya untuk menjaga kelangsungan operasional Sistem BI-RTGS
sesuai dengan Service Level Agreement (SLA) yang telah ditetapkan dalam kontrak antara
Penyelenggara dengan penyedia jasa,
sesuai dengan rincian sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.
Pasal 6
PENYELENGGARA tidak bertanggung jawab atas segala kerugian dalam bentuk apapun yang
timbul, baik secara langsung maupun tidak langsung, karena:
a. sistem atau hal lain yang berada di luar kekuasaan PENYELENGGARA, termasuk namun
tidak terbatas pada sistem komputerisasi internal yang terhubung dengan RT PESERTA
dan jaringan komunikasi data;
b. terjadinya pemalsuan (fraud), penyalahgunaan user ID, pembobolan data elektronis
(hacking), serta perusakan sistem antara lain dengan cara membanjiri sistem dengan data
dan pesan pembayaran, baik yang dilakukan oleh PESERTA, pejabat dan/atau pegawai
PESERTA maupun oleh pihak ketiga lainnya;
c. Keadaan Darurat atau keadaan memaksa;
d. pelanggaran aturan dan tata cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan/atau
kesepakatan antar Peserta Sistem BI-RTGS (Bye-Laws) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3.
303
Lampiran 9.4
Draft Perjanjian untuk Peserta
Tidak Langsung Non Bank
Bagian Kedua
Kewajiban PESERTA Sebagai Peserta Tidak Langsung
Pasal 8
Dalam rangka penggunaan RT milik Peserta Langsung, PESERTA wajib melakukan perjanjian
secara bilateral dengan Peserta Langsung, yang paling kurang memuat materi sebagai berikut:
a. pengaturan hak dan kewajiban Peserta Langsung dan Peserta Tidak Langsung;
b. tanggung jawab atas kerahasiaan dan/atau penyalahgunaan data dan informasi;
c. mekanisme pelaksanaan transaksi baik dalam keadaan normal maupun pada saat terjadi
kondisi gangguan atau Keadaan Darurat di Peserta Langsung;
d. mekanisme penyelesaian perselisihan antara Peserta Langsung dan Peserta Tidak Langsung
serta antara Peserta Tidak Langsung dengan Peserta Langsung/Peserta Tidak Langsung
lawan transaksi; dan
e. besarnya biaya penggunaan RT Peserta Langsung oleh Peserta Tidak Langsung;
f. pernyataan bahwa perjanjian antara PESERTA dengan Peserta Langsung tidak
bertentangan dengan ketentuan Bank Indonesia dan Perjanjian ini,
sesuai dengan rincian sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.
Bagian Ketiga
Tanggung Jawab PESERTA
Pasal 9
PESERTA bertanggung jawab atas:
a. kerahasiaan data Sistem BI-RTGS yang ada pada PESERTA;
b. penyalahgunaan penggunaan password yang meliputi User ID Administrator, User ID RT
Super, dan User ID RT User yang diberikan oleh PENYELENGGARA kepada PESERTA;
304
Lampiran 9.4
Draft Perjanjian untuk Peserta
Tidak Langsung Non Bank
c. keamanan Aplikasi RT dari segala gangguan dan/atau kerusakan baik fisik maupun non
fisik yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut, termasuk namun tidak terbatas pada:
1. penggunaan Sistem BI-RTGS oleh pihak-pihak yang tidak berwenang, termasuk
pegawai dan manajemen PESERTA yang tidak diberi wewenang untuk menggunakan
fungsi-fungsi yang ada pada Sistem BI-RTGS, dan/atau pihak ketiga yang berada
baik secara sah maupun secara melawan hukum pada Lokasi Produksi, termasuk
pihak ketiga yang dapat melakukan akses ke dalam sistem komputer yang ada pada
PESERTA baik secara sah maupun secara melawan hukum;
2. adanya akses untuk melakukan berbagai transaksi Sistem BI-RTGS, termasuk
transaksi pembayaran, pengiriman pesan administratif, enquiry, dan lain-lain ke
dalam RT PESERTA, baik secara langsung ke RT maupun melalui sistem komputer
PESERTA baik yang mendapatkan otorisasi secara sah dari PESERTA maupun yang
tidak mendapatkan otorisasi secara sah dari PESERTA;
d. seluruh kerugian yang diderita PENYELENGGARA dan/atau pihak yang terkait dengan
PENYELENGGARA sebagai akibat dari penyalahgunaan terhadap Sistem BI-RTGS yang
dilakukan oleh PESERTA dan/atau pihak lainnya yang terkait dengan PESERTA, termasuk
pihak-pihak lain yang secara sah maupun secara melawan hukum berada di Lokasi
Produksi dan/atau berhubungan dengan PESERTA, baik secara langsung atau tidak
langsung.
Pasal 10
(1) Aplikasi RT yang diberikan PENYELENGGARA kepada PESERTA hanya dapat
digunakan untuk kepentingan PESERTA dan seluruh kantornya.
(2) Untuk keamanan penggunaan Sistem BI-RTGS, PESERTA dilarang menggunakan seluruh
perangkat RT Server dan/atau RT Workstation baik yang berada di Lokasi Produksi
maupun lokasi lainnya untuk aplikasi lain di luar Aplikasi RT.
305
Lampiran 9.4
Draft Perjanjian untuk Peserta
Tidak Langsung Non Bank
(1) PENYELENGGARA dan PESERTA sepakat untuk menggunakan Hasil Olahan Komputer
(HOK) yang dihasilkan oleh Sistem BI-RTGS, termasuk namun tidak terbatas pada HOK
berupa “member statement”, sebagai alat bukti transaksi yang sah dan otentik.
(2) Dalam hal terdapat perbedaan antara warkat yang berada pada PESERTA dengan HOK yang
ada pada PENYELENGGARA yang juga tercetak dan ditatausahakan di PESERTA maka
yang digunakan sebagai bukti transaksi adalah HOK.
(3) Dalam hal HOK yang berada pada PENYELENGGARA berbeda dengan HOK yang berada
pada PESERTA, maka yang digunakan sebagai bukti transaksi adalah HOK yang berada
pada PENYELENGGARA.
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 13
(1) Dalam hal timbul perselisihan antara PENYELENGGARA dan PESERTA dalam
pelaksanaan Perjanjian ini maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan secara
musyawarah untuk mufakat.
(2) Dalam hal tidak tercapai musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), para pihak sepakat untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan dimaksud melalui
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
(3) Para pihak dalam Perjanjian ini sepakat bahwa keputusan BANI bersifat final dan mengikat
para pihak.
SANKSI
Pasal 14
Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf
a sampai dengan huruf i, PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa teguran tertulis.
Pasal 15
(1) Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf j, PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa teguran tertulis.
(2) Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan kewajiban yang dilanggar setelah jangka waktu
tertentu yang diberitahukan oleh PENYELENGGARA dalam teguran tertulis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), maka PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa
kewajiban membayar dan/atau perubahan status kepesertaan PESERTA menjadi suspend.
(3) Dalam hal PESERTA melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terganggunya
keamanan Sistem BI-RTGS, PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa
perubahan status kepesertaan PESERTA menjadi suspend tanpa didahului teguran tertulis.
LAIN-LAIN
Pasal 16
306
Lampiran 9.4
Draft Perjanjian untuk Peserta
Tidak Langsung Non Bank
Para pihak sepakat bahwa hal-hal lain yang belum diatur dalam Perjanjian ini dan segala
perubahan atas kesepakatan dalam Perjanjian ini akan diatur kemudian dalam adendum atau surat
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Pasal 17
(1) Semua pemberitahuan dan/atau surat menyurat antara PENYELENGGARA dan PESERTA
sehubungan dengan Perjanjian ini dilakukan secara tertulis dan dianggap telah disampaikan
kepada yang bersangkutan jika terdapat tanda terima tertulis dari PENYELENGGARA
dan/atau PESERTA.
(2) Pemberitahuan dan/atau surat menyurat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dialamatkan
kepada:
a. PENYELENGGARA : BANK INDONESIA
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Up. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Jl. M.H. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
PENUTUP
Pasal 18
(1) Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang masing-masing mempunyai kekuatan
hukum yang sama dan bermeterai cukup untuk kepentingan masing-masing pihak.
9
(2) Perjanjian ini berlaku mulai tanggal
PESERTA PENYELENGGARA
9
Diisi oleh Penyelenggara
307
Lampiran 9.5
Permohonan Pembukaan
Rekening Giro Rupiah dan
Peserta Langsung
No. ……
Kepada Yth.
Kepala Bagian Penyelenggaraan Setelmen/Pemimpin Bank Indonesia1
Bank Indonesia / Kantor Bank Indonesia……. 2
………………3
1
Pilih salah satu
2
Pilih salah satu
3
Ditulis JAKARTA atau nama Kantor Bank Indonesia
4
Nama rekening
5
Sesuai persyaratan yang diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Hubungan
Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern
308
Lampiran 9.5
Nama
Jabatan
309
Lampiran 9.6
Data Kepesertaan
Peserta Langsung
(Direksi)
310
Lampiran 9.7
Surat Kuasa Hak Substitusi
Untuk Peserta Langsung
No……..
SURAT KUASA
----------------------------------------------- K H U S U S -------------------------------------------
bertindak sendiri atau (berdua atau bertiga.... atau....) dengan Penerima Kuasa lainnya)5
melakukan hal-hal sebagaimana tersebut di bawah ini:
1. menandatangani Cek Bank Indonesia dan/atau Bilyet Giro Bank Indonesia dalam hal
terjadi gangguan RT Server Utama dan/atau RT Server Back-up, keadaan darurat atau
keadaan tertentu sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
Sistem BI-RTGS;
2. menandatangani surat menyurat dan atau dokumen yang terkait dengan hubungan
Rekening Giro Peserta dengan Bank Indonesia serta terkait dengan kepesertaan dan
operasional dalam Sistem BI-RTGS;
3. melakukan hal-hal tersebut di bawah ini:
a. pengambilan fisik uang yang terlebih dahulu telah dilakukan pendebetan
Rekening Giro Peserta yang bersangkutan melalui Sistem BI-RTGS dan
menandatangani surat menyurat dan atau dokumen yang berkaitan dengan hal
tersebut;
1
Kewenangan pemberian kuasa dilakukan sesuai dengan pengaturan kewenangan pemberian kuasa yang
diatur dalam Anggaran Dasar/Peraturan Daerah
2
Pilih salah satu
3
Diisi berdasarkan bentuk hukum Peserta sebagai berikut:
(Anggaran Dasar nomor........ yang dimuat dalam Akta .......... tanggal ......... sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Akta .......... tanggal ...........)
Khusus untuk BPD yang tidak berbentuk hukum PT diisi sebagai berikut:
(Surat Keputusan Gubernur .............. nomor .........tanggal .......... dan berdasarkan Pasal ..... Peraturan
Daerah Nomor ...... tanggal........yang telah dimuat dalam Lembaran Daerah .......... sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor .......... tanggal ............ yang telah dimuat dalam
Lembaran Daerah.......)
4
Pilih salah satu
5
Dipilih dan diisi salah satu “sendiri” atau “berdua” atau “bertiga” dst dan kebenaran pengisian menjadi
tanggung jawab sepenuhnya Peserta
311
Lampiran 9.7
b.pengambilan laporan dan atau advis-advis yang terkait dengan Rekening Giro
Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
c. pengambilan buku Cek Bank Indonesia dan Bilyet Giro Bank Indonesia;
d. penyerahan dan pengambilan Authenticator Text (AT); serta
e. penyerahan dan pengambilan surat dan berbagai dokumen, baik berupa
dokumen tertulis maupun dokumen elektronik, yang terkait dengan Rekening
Giro Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
di Kantor Pusat Bank Indonesia/ Kantor Bank Indonesia ................6
Pemberian Kuasa ini berlaku efektif 5 (lima) hari kerja terhitung sejak dokumen7
sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, Bab. IX
Kepesertaan, diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia.
(Kota), (tanggal)
Penerima Kuasa Pemberi kuasa
Materai
Rp. 6.000,-
6
Pilih salah satu
7
Dokumen tersebut antara lain adalah foto kopi kartu identitas dan spesimen tanda tangan Penerima Kuasa
312
Lampiran 9.8
Surat Kuasa Tanpa Hak Substitusi
untuk Peserta Langsung
No……..
SURAT KUASA
----------------------------------------------- K H U S U S -------------------------------------------
bertindak sendiri atau (berdua atau bertiga.... atau....) dengan Penerima Kuasa lainnya)4
melakukan hal-hal sebagaimana tersebut di bawah ini:
1. menandatangani Cek Bank Indonesia dan/atau Bilyet Giro Bank Indonesia dalam hal
terjadi gangguan RT Server Utama dan/atau RT Server Back-up, keadaan darurat atau
keadaan tertentu sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
Sistem BI-RTGS;
2. menandatangani surat menyurat dan atau dokumen yang terkait dengan hubungan
Rekening Giro Peserta dengan Bank Indonesia serta terkait dengan kepesertaan dan
operasional dalam Sistem BI-RTGS;
3. melakukan hal-hal tersebut di bawah ini:
a. pengambilan fisik uang yang terlebih dahulu telah dilakukan pendebetan
Rekening Giro Peserta yang bersangkutan melalui Sistem BI-RTGS dan
menandatangani surat menyurat dan atau dokumen yang berkaitan dengan hal
tersebut;
b. pengambilan laporan dan atau advis-advis yang terkait dengan Rekening Giro
Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
c. pengambilan buku Cek Bank Indonesia dan Bilyet Giro Bank Indonesia;
d. penyerahan dan pengambilan Authenticator Text (AT); serta
e. penyerahan dan pengambilan surat dan berbagai dokumen, baik berupa
dokumen tertulis maupun dokumen elektronik, yang terkait dengan Rekening
Giro Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
1
Kewenangan pemberian kuasa dilakukan sesuai dengan pengaturan kewenangan pemberian kuasa yang
diatur dalam Anggaran Dasar/Peraturan Daerah dan Surat Kuasa dengan hak substitusi.
2
Pilih salah satu
3
Pilih salah satu
4
Dipilih dan diisi salah satu “sendiri” atau “berdua” atau “bertiga” dst dan kebenaran pengisian menjadi
tanggung jawab sepenuhnya Peserta
313
Lampiran 9.8
(Kota), (tanggal)
Penerima Kuasa Pemberi kuasa
Materai
Rp. 6.000,-
5
Pilih salah satu
6
Dokumen tersebut antara lain adalah foto kopi kartu identitas dan spesimen tanda tangan Penerima Kuasa
314
Lampiran 9.9
----------------------------------------------- K H U S U S -------------------------------------------
bertindak sendiri atau (berdua atau bertiga.... atau....) dengan Penerima Kuasa lainnya)4
melakukan pengambilan fisik uang yang terlebih dahulu telah dilakukan pendebetan
Rekening Giro Peserta yang bersangkutan melalui Sistem BI-RTGS dan menandatangani
surat menyurat dan atau dokumen yang berkaitan dengan hal tersebut di Kantor Pusat Bank
Indonesia/ Kantor Bank Indonesia...............5.
Pemberian Kuasa ini berlaku efektif 5 (lima) hari kerja terhitung sejak dokumen6
sebagaimana dimaksud dalam Petunjuk Pelaksanaan Sistem BI-RTGS, Bab. IX
Kepesertaan, diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia.
(Kota), (tanggal)
Penerima Kuasa Pemberi kuasa
Materai
Rp. 6.000,-
1
Kewenangan pemberian kuasa dilakukan sesuai dengan pengaturan kewenangan pemberian kuasa yang
diatur dalam Anggaran Dasar/Peraturan Daerah dan Surat Kuasa dengan hak substitusi.
2
Pilih salah satu
3
Pilih salah satu
4
Dipilih dan diisi salah satu “sendiri” atau “berdua” atau “bertiga” dst dan kebenaran pengisian menjadi
tanggung jawab sepenuhnya Peserta
5
Pilih salah satu
6
Dokumen tersebut antara lain adalah foto kopi kartu identitas dan spesimen tanda tangan Penerima Kuasa.
315
Lampiran 9.10
Surat Kuasa Tanpa Hak Substitusi
untuk Peserta Langsung /
Peserta Tidak Langsung
Khusus Pengambilan Advis
No……..
SURAT KUASA
----------------------------------------------- K H U S U S -------------------------------------------
bertindak sendiri atau (berdua atau bertiga.... atau....) dengan Penerima Kuasa lainnya)4
melakukan hal-hal sebagaimana tersebut di bawah ini :
1. pengambilan laporan dan atau advis-advis yang terkait dengan Rekening Giro Peserta
serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-RTGS;
2. pengambilan buku Cek dan Bilyet Giro Bank Indonesia;
3. penyerahan dan pengambilan Authenticator Text (AT); serta
4. penyerahan dan pengambilan surat dan berbagai dokumen, baik berupa dokumen
tertulis maupun dokumen elektronik, yang terkait dengan Rekening Giro Peserta serta
terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-RTGS;
di Kantor Pusat Bank Indonesia/ Kantor Bank Indonesia ...............5
Pemberian Kuasa ini berlaku efektif 5 (lima) hari kerja terhitung sejak dokumen6
sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, Bab. IX
Kepesertaan, diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia.
(Kota), (tanggal)
Penerima Kuasa Pemberi Kuasa
Materai
Rp. 6.000,-
1
Kewenangan pemberian kuasa dilakukan sesuai dengan pengaturan kewenangan pemberian kuasa yang
diatur dalam Anggaran Dasar/Peraturan Daerah dan Surat Kuasa dengan hak substitusi.
2
Pilih salah satu
3
Pilih salah satu
4
Dipilih dan diisi salah satu “sendiri” atau “berdua” atau “bertiga” dst dan kebenaran pengisian menjadi
tanggung jawab sepenuhnya Peserta
5
Pilih salah satu
6
Dokumen tersebut antara lain adalah foto kopi kartu identitas dan spesimen tanda tangan Penerima Kuasa
316
Lampiran 9.11
Kepada:
Bagian Penyelenggaraan Setelmen1
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia
Jl. MH Thamrin No. 2
JAKARTA 10350
1
Untuk Bank yang Kantor Pusatnya berada di wilayah kerja KBI, pengajuan surat permohonan tetap
ditujukan ke PTR – DASP namun disampaikan melalui KBI yang mewilayahinya
2
Dipilih dan diisi salah satu “sendiri” atau “berdua” atau “bertiga” dst dan kebenaran pengisian menjadi
tanggung jawab sepenuhnya Peserta
3
Pilih salah satu
4
Diisi berdasarkan bentuk hukum Peserta sebagai berikut:
(Anggaran Dasar ....... yang dimuat dalam Akta .......... tanggal ......... sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Akta .......... tanggal ...........)
Khusus untuk BPD yang tidak berbentuk hukum PT diisi sebagai berikut:
(Surat Keputusan Gubernur .............. nomor .........tanggal .......... dan berdasarkan Pasal ..... Peraturan
Daerah Nomor ...... tanggal........yang telah dimuat dalam Lembaran Daerah .......... sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor .......... tanggal ............ yang telah dimuat dalam
Lembaran Daerah.......)
5
Pilih salah satu
317
Lampiran 9.11
a.
pengambilan fisik uang yang terlebih dahulu telah dilakukan pendebetan
Rekening Giro Peserta yang bersangkutan melalui Sistem BI-RTGS dan
menandatangani surat menyurat dan atau dokumen yang berkaitan dengan hal
tersebut;
b. pengambilan laporan dan atau advis-advis yang terkait dengan Rekening Giro
Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
c. pengambilan buku Cek Bank Indonesia dan Bilyet Giro Bank Indonesia;
d. penyerahan dan pengambilan Authenticator Text (AT); serta
e. penyerahan dan pengambilan surat dan berbagai dokumen, baik berupa
dokumen tertulis maupun dokumen elektronik, yang terkait dengan Rekening
Giro Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
Surat Pemberitahuan ini berlaku efektif 5 (lima) hari kerja terhitung sejak dokumen6
sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, Bab. IX
Kepesertaan diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia.
(Kota), (tanggal)
Direksi7
6
Dokumen tersebut antara lain adalah foto kopi kartu identitas dan spesimen tanda tangan Direksi baru
7
Direksi yang telah memiliki spesimen tanda tangan untuk menandatangani surat menyurat dengan BI
318
Lampiran 9.12
Surat Permohonan Pembuatan
Spesimen Tanda Tangan Bagi
Pejabat Penerima Kuasa Direksi
No….
Kepada:
Kepala Bagian Penyelenggaraan Setelmen1
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia
Jl. MH. Thamrin No. 2
JAKARTA 10350
1
Surat permohonan ditujukan kepada Kepala Bagian PTR atau Pimpinan Bank Indonesia tergantung peruntukan dari
Spesimen Tanda Tangan tersebut
2
Untuk pejabat Peserta yang belum memiliki Spesimen Tanda Tangan di Bagian PTR/KBI tesebut
319
Lampiran 9.13
Surat Permohonan Pembuatan
Spesimen Tanda Tangan Bagi
Penerima Kuasa Substitusi Untuk
Pengambilan Fisik Uang
No….
Kepada:
Pimpinan Bank Indonesia1
Jl. …….
……….
(Kota), (Tanggal)
(ditandatangani oleh direksi/pejabat yang berwenang)
1
Surat permohonan ditujukan kepada Pimpinan Bank Indonesia tergantung peruntukan dari Spesimen
tanda Tangan tersebut. Untuk bank yang ada di KPBI tidak perlu membuat Spesimen Tanda Tangan
karena telah disesuaikan dengan sistem antrian di BPUK
2
Untuk pejabat Peserta yang belum memiliki Spesimen Tanda Tangan di KBI yang bersangkutan
320
Lampiran 9.14
SURAT PERNYATAAN
(Kota), (Tanggal)
Materai
Rp. 6.000,-
1
Kewenangan membuat surat pernyataan dilakukan sesuai dengan pengaturan kewenangan yang
diatur dalam Anggaran Dasar/Peraturan Daerah
2
Pilih salah satu
3
Diisi berdasarkan bentuk hukum Peserta sebagai berikut:
(Anggaran Dasar nomor......... yang dimuat dalam Akta .......... tanggal ......... sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Akta .......... tanggal ...........)
Untuk BPD yang tidak berbentuk hukum PT
(Surat Keputusan Gubernur .............. nomor .........tanggal .......... dan berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor ...... tanggal........yang telah dimuat dalam Lembaran Daerah .......... sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor .......... tanggal ............ yang telah dimuat dalam Lembaran
Daerah.......)
4
Pilih salah satu
5
Pilih salah satu
6
Pilih salah satu
321
Lampiran 9.15
Surat Pernyataan Spesimen Tanda Tangan
Bagi Penerima Kuasa Substitusi
Untuk Pengambilan Fisik Uang
No………
SURAT PERNYATAAN
(Kota), (Tanggal)
Materai
Rp. 6.000,-
1
Kewenangan membuat surat pernyataan dilakukan sesuai dengan pengaturan kewenangan yang
diatur dalam Anggaran Dasar/Peraturan Daerah
2
Pilih salah satu
3
Diisi berdasarkan bentuk hukum Peserta sebagai berikut:
(Anggaran Dasar nomor....... yang dimuat dalam Akta .......... tanggal ......... sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Akta .......... tanggal ...........)
Untuk BPD yang tidak berbentuk hukum PT
(Surat Keputusan Gubernur .............. nomor .........tanggal .......... dan berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor ...... tanggal........yang telah dimuat dalam Lembaran Daerah .......... sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor .......... tanggal ............ yang telah dimuat dalam Lembaran
Daerah.......)
4
Pilih salah satu
5
Pilih salah satu
6
Pilih salah satu
322
Lampiran 9.16
Surat Pemberitahuan
Penanda Tangan Perjanjian
No.
Kepada
Bank Indonesia – Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Cq. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Gedung D Lantai 3
Jl. M.H. Thamrin No.2
Jakarta 10350
1
Kewenangan pemberian kuasa dilakukan sesuai dengan pengaturan kewenangan pemberian kuasa yang diatur
dalam Anggaran Dasar/Peraturan Daerah
2
Pilih salah satu
3
Diisi berdasarkan bentuk hukum Peserta sebagai berikut:
(Anggaran Dasar nomor......... yang dimuat dalam Akta .......... tanggal ......... sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Akta .......... tanggal ...........)
Untuk BPD yang tidak berbentuk hukum PT diisi sebagai berikut:
(Surat Keputusan Gubernur .............. nomor .........tanggal .......... dan berdasarkan Pasal ..... Peraturan Daerah
Nomor ...... tanggal........yang telah dimuat dalam Lembaran Daerah .......... sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Daerah Nomor .......... tanggal ............ yang telah dimuat dalam Lembaran Daerah.......)
4
Pilih salah satu
5
Pilih salah satu
323
Lampiran 9.17
Surat Kuasa
Penanda Tangan Perjanjian
No.
SURAT KUASA
---------------------------------------------------K H U S U S----------------------------------------------
PT. …..
Penerima Kuasa, Pemberi Kuasa,
1. (nama &tanda tangan) 1. (nama &tanda tangan)
2. (nama &tanda tangan) 2. (nama &tanda tangan)
1
Pilih salah satu
2
Pilih salah satu
3
Diisi berdasarkan bentuk hukum Peserta sebagai berikut:
(Anggaran Dasar nomor...... yang dimuat dalam Akta .......... tanggal ......... sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Akta .......... tanggal ...........)
Untuk BPD yang tidak berbentuk hukum PT diisi sebagai berikut:
(Surat Keputusan Gubernur .............. nomor .........tanggal .......... dan berdasarkan Pasal ..... Peraturan Daerah
Nomor ...... tanggal........yang telah dimuat dalam Lembaran Daerah .......... sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Daerah Nomor .......... tanggal ............ yang telah dimuat dalam Lembaran Daerah.......)
4
Pilih salah satu
5
Pilih salah satu
324
Lampiran 9.18
Surat Penyampaian AT
SANGAT RAHASIA
No. ………
Kepada Yth.
Bagian Penyelenggaraan Setelmen1
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia
Jl. M.H. Thamrin No. 2
JAKARTA 10350
Dengan Hormat,
Jakarta, ……………………..
1
Untuk Bank yang Kantor Pusatnya berkedudukan di wilayah kerja KBI, pengajuan surat
permohonan tetap ditujukan ke PlS – DASP namun disampaikan melalui KBI yang
mewilayahinya
325
Lampiran 9.19
Permohonan Pembukaan
Rekening Giro Rupiah dan
Peserta Tidak Langsung
No. ……
Kepada Yth.
Kepala Bagian Penyelenggaraan Setelmen/Pemimpin Bank Indonesia1
Bank Indonesia / Kantor Bank Indonesia……. 2
………………3
Nama
Jabatan
1
Pilih salah satu
2
Pilih salah satu
3
Ditulis JAKARTA atau nama Kantor Bank Indonesia
4
Nama rekening
5
Sesuai persyaratan yang diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Hubungan
Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern
326
Lampiran 9.20
Data Kepesertaan
Peserta Tidak Langsung
327
Lampiran 9.21
Surat Kuasa Hak Substitusi untuk
Peserta Tidak Langsung
No……..
SURAT KUASA
----------------------------------------------- K H U S U S -------------------------------------------
bertindak sendiri atau (berdua atau bertiga.... atau....) dengan Penerima Kuasa lainnya)5
melakukan hal-hal sebagaimana tersebut di bawah ini:
1. menandatangani Cek Bank Indonesia dan/atau Bilyet Giro Bank Indonesia dalam hal
terjadi gangguan RT Server Utama dan/atau RT Server Back-up yang ada pada
Peserta Langsung, keadaan darurat atau keadaan tertentu sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia yang mengatur mengenai Sistem BI-RTGS;
2. menandatangani surat menyurat dan atau dokumen yang terkait dengan hubungan
Rekening Giro Peserta dengan Bank Indonesia serta terkait dengan kepesertaan dan
operasional dalam Sistem BI-RTGS;
3. melakukan hal-hal tersebut di bawah ini:
a. pengambilan fisik uang yang terlebih dahulu telah dilakukan pendebetan
Rekening Giro Peserta yang bersangkutan melalui Sistem BI-RTGS dan
menandatangani surat menyurat dan atau dokumen yang berkaitan dengan hal
tersebut;
1
Kewenangan pemberian kuasa dilakukan sesuai dengan pengaturan kewenangan pemberian kuasa yang
diatur dalam Anggaran Dasar/Peraturan Daerah
2
Pilih salah satu
3
Diisi berdasarkan bentuk hukum Peserta sebagai berikut:
(Anggaran Dasar nomor........ yang dimuat dalam Akta .......... tanggal ......... sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Akta .......... tanggal ...........)
Untuk BPD yang tidak berbentuk hukum PT diisi sebagai berikut:
(Surat Keputusan Gubernur .............. nomor .........tanggal .......... dan berdasarkan Pasal ..... Peraturan
Daerah Nomor ...... tanggal........yang telah dimuat dalam Lembaran Daerah .......... sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor .......... tanggal ............ yang telah dimuat dalam
Lembaran Daerah.......)
4
Pilih salah satu
5
Dipilih dan diisi salah satu “sendiri” atau “berdua” atau “bertiga” dst dan kebenaran pengisian menjadi
tanggung jawab sepenuhnya Peserta
328
Lampiran 9.21
b.pengambilan laporan dan atau advis-advis yang terkait dengan Rekening Giro
Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
c. pengambilan buku Cek Bank Indonesia dan Bilyet Giro Bank Indonesia;
d. penyerahan dan pengambilan Authenticator Text (AT); dan
e. penyerahan dan pengambilan surat dan berbagai dokumen, baik berupa
dokumen tertulis maupun dokumen elektronik, yang terkait dengan Rekening
Giro Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
di Kantor Pusat Bank Indonesia/ Kantor Bank Indonesia ................6
Pemberian Kuasa ini berlaku efektif 5 (lima) hari kerja terhitung sejak dokumen7
sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, Bab. IX
Kepesertaan, diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia.
(Kota), (tanggal)
Penerima Kuasa Pemberi kuasa
Materai
Rp. 6.000,-
6
Pilih salah satu
7
Dokumen tersebut antara lain adalah foto kopi kartu identitas dan spesimen tanda tangan Penerima Kuasa
329
Lampiran 9.22
----------------------------------------------- K H U S U S -------------------------------------------
bertindak sendiri atau (berdua atau bertiga.... atau....) dengan Penerima Kuasa lainnya)4
melakukan hal-hal sebagaimana tersebut di bawah ini:
1. menandatangani Cek Bank Indonesia dan/atau Bilyet Giro Bank Indonesia dalam hal
terjadi gangguan RT Server Utama dan/atau RT Server Back-up yang ada pada
Peserta Langsung, keadaan darurat atau keadaan tertentu sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia yang mengatur mengenai Sistem BI-RTGS;
2. menandatangani surat menyurat dan atau dokumen yang terkait dengan hubungan
Rekening Giro Peserta dengan Bank Indonesia serta terkait dengan kepesertaan dan
operasional dalam Sistem BI-RTGS;
3. melakukan hal-hal tersebut di bawah ini:
a. pengambilan fisik uang yang terlebih dahulu telah dilakukan pendebetan
Rekening Giro Peserta yang bersangkutan melalui Sistem BI-RTGS dan
menandatangani surat menyurat dan atau dokumen yang berkaitan dengan hal
tersebut;
b. pengambilan laporan dan atau advis-advis yang terkait dengan Rekening Giro
Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
c. pengambilan buku Cek Bank Indonesia dan Bilyet Giro Bank Indonesia;
d. penyerahan dan pengambilan Authenticator Text (AT); dan
e. penyerahan dan pengambilan surat dan berbagai dokumen, baik berupa
dokumen tertulis maupun dokumen elektronik, yang terkait dengan Rekening
Giro Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
di Kantor Pusat Bank Indonesia/ Kantor Bank Indonesia ............5
1
Kewenangan pemberian kuasa dilakukan sesuai dengan pengaturan kewenangan pemberian kuasa yang
diatur dalam Anggaran Dasar/Peraturan Daerah dan Surat Kuasa dengan hak substitusi.
2
Pilih salah satu
3
Pilih salah satu
4
Dipilih dan diisi salah satu “sendiri” atau “berdua” atau “bertiga” dst dan kebenaran pengisian menjadi
tanggung jawab sepenuhnya Peserta
330
Lampiran 9.22
Pemberian Kuasa ini berlaku efektif 5 (lima) hari kerja terhitung sejak dokumen6
sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, Bab. IX
Kepesertaan, diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia.
(Kota), (tanggal)
Penerima Kuasa Pemberi kuasa
Materai
Rp. 6.000,-
5
Pilih salah satu
6
Dokumen tersebut antara lain adalah foto kopi kartu identitas dan spesimen tanda tangan Penerima Kuasa
331
Lampiran 9.23
Surat Pemberitahuan
Perubahan Direksi
No……. untuk Peserta Tidak Langsung
Kepada:
Bagian Penyelenggaraan Setelmen1
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia
Jl. MH Thamrin No. 2
JAKARTA 10110
332
Lampiran 9.23
b.pengambilan laporan dan atau advis-advis yang terkait dengan Rekening Giro
Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
c. pengambilan buku Cek Bank Indonesia dan Bilyet Giro Bank Indonesia; dan
d. penyerahan dan pengambilan surat dan berbagai dokumen, baik berupa
dokumen tertulis maupun dokumen elektronik, yang terkait dengan Rekening
Giro Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
Surat Pemberitahuan ini berlaku efektif 5 (lima) hari kerja terhitung sejak dokumen5
sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, Bab. IX
Kepesertaan, diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia.
(Kota), (tanggal)
Direksi6
5
Dokumen tersebut antara lain adalah foto kopi kartu identitas dan spesimen tanda tangan Direksi baru
6
Direksi yang telah memiliki spesimen tanda tangan untuk menandatangani surat menyurat dengan BI
333
Lampiran 9.24
Surat Bank
Peserta merger
No. Jakarta,
Kepada
Bagian Penyelenggaraan Setelmen1
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia
Jl. M.H. Thamrin No. 2
JAKARTA 10350
1
Untuk Bank yang ber-KP di KBI, pengajuan surat permohonan tetap ditujukan ke PlS - DASP namun disampaikan
melalui KBI yang mewilayahinya
2
Diisi alamat Kantor Bank Indonesia
334
Lampiran 9.25
Surat dari Bank Hasil Merger
Mengenai Pelaksanaan Merger
No.
Kepada Yth:
Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia
Jl. MH. Thamrin No. 2
JAKARTA 10350
335
Lampiran 9.25
4. Selanjutnya rekening dan kepesertaan Bank Peserta Merger dalam Sistem BI-RTGS
dengan nomor rekening ……. dan member code …….. agar ditutup pada tanggal
operational merger dimaksud.
5. Kegiatan operasional berikut hak dan kewajiban Bank Peserta Merger yang
dilakukan sejak tanggal legal merger sampai dengan tanggal operasional merger
menjadi tanggung jawab Bank Hasil Merger dan/atau diperhitungkan ke Rekening
Giro (Bank Hasil Merger)…… dengan nomor rekening …….
6. Dalam hal masih terdapat hak dan kewajiban Bank Peserta Merger terhadap Bank
Indonesia yang timbul sebelum tanggal legal merger namun belum diperhitungkan
ke Rekening Giro (Bank Peserta Merger) dengan nomor rekening........, mohon agar
diperhitungkan ke Rekening Giro (Bank Hasil Merger)…… dengan nomor
rekening ………..
7. Pada tanggal ……. kami telah mengumumkan mengenai merger bank dalam surat
kabar harian yang berskala nasional.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, terlampir kami sampaikan dokumen-
dokumen sebagai berikut1):
1. …………………….;
2. dst.
Adapun fotokopi dokumen berupa Surat Keputusan/Persetujuan Menteri Hukum
dan Hak Azasi Manusia mengenai perubahan Anggaran Dasar akan kami sampaikan
pada kesempatan pertama.
Demikian agar maklum, atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan terima
kasih.
…(Kota)….., …(Tgl, Bln, Thn)….
Ttd
2)
(Direksi)
1)
Diisi sesuai persyaratan yang diatur dalam SE perihal perihal Hubungan Rekening Giro antara Bank
Indonesia dengan Pihak Ekstern.
2)
Diisi nama dan jabatan Pimpinan
336
Lampiran 9.26
Surat Pernyataan
Bank Hasil Merger
SURAT PERNYATAAN
yang dalam hal ini mewakili PT. Bank …….. yang ditunjuk sebagai Bank Peserta Hasil
Merger untuk Bank-bank Peserta merger sebagai berikut:
Nomor Rekening Nama Rekening Member Code
a. PT. Bank…… ……………….. ……………...
b. PT. Bank …… ……………….. ……………...
berdasarkan Akta Penggabungan (merger) PT. Bank ………, PT. Bank ……. ke dalam
PT. Bank ….. No. ……… tanggal …………, yang telah memperoleh persetujuan dari
Bank Indonesia dengan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. ………….
tanggal ……… perihal ……….., dengan ini menyatakan hal-hal sebagai berikut :
1. Terhitung sejak tanggal legal merger, dilakukan pengalihan seluruh hak dan
kewajiban Bank Peserta Merger kepada Bank Peserta hasil Merger.
2. Seluruh kelengkapan administrasi yang terkait dengan Hubungan Rekening Giro
dan Kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS yang timbul setelah tanggal legal merger
akan dilaksanakan oleh Bank Peserta Hasil Merger.
3. Seluruh transaksi yang timbul setelah tanggal operational merger atas beban atau
untuk untung rekening Bank Peserta Merger serta segala hak dan kewajiban Bank
Peserta Hasil Merger agar diperhitungkan pada rekening Bank Peserta Hasil
Merger.
4. Sehubungan dengan adanya perbedaan antara tanggal legal merger dengan tanggal
operational merger, maka selama masa transisi yaitu antara tanggal legal merger
sampai dengan tanggal operational merger, seluruh kegiatan operasional Sistem
BI-RTGS dan kegiatan Hubungan Rekening Giro pada Bank Peserta Merger
merupakan tanggung jawab Bank Peserta Hasil Merger.
5. Sehubungan dengan pelaksanaan merger maka surat menyurat dan dokumen atas
nama Bank Peserta hasil merger yang telah ditatausahakan di Bank Indonesia kami
nyatakan masih tetap berlaku
6. Terhitung sejak tanggal legal merger, spesimen tanda tangan beserta kewenangan
dari Direksi dan pajabat penerima kuasa Bank Peserta Hasil Merger yang telah
ditatausahakan di Kantor Pusat Bank Indonesia yang kami nyatakan masih berlaku
adalah sebagai berikut:
a. Direksi
1) ……
2) ……
b. pejabat penerima kuasa Direksi dari Bank Peserta Hasil Merger yang berada di
wilayah Kantor Bank Indonesia ……..,………..,…….. adalah sebagaimana
dalam surat menyurat terlampir.
Adapun spesimen tanda tangan dan kewenangan pejabat yang namanya tidak
tercantum di atas, sejak tanggal legal merger dinyatakan tidak berlaku. Surat
pernyataan untuk masing-masing Kantor Bank Indonesia adalah sebagaimana
terlampir
337
Lampiran 9.26
7. Terhitung sejak tanggal legal merger , spesimen tanda tangan beserta kewenangan
dari pejabat penerima kuasa Bank Peserta Merger kami nyatakan tidak berlaku
kecuali untuk pejabat PT. Bank….., nomor rekening........... di wilayah Kantor
Bank Indonesia ……. (surat pernyataan untuk masing-masing Kantor Bank
Indonesia terlampir.
8. Terlampir informasi mengenai pemberitahuan merger yang dimuat dalam surat
kabar nasional.
(Kota), (Tanggal)
338
Lampiran 9.27
Surat Bank Hasil Konsolidasi
1
No. Jakarta,
Kepada
Bagian Penyelenggaraan Setelmen 2
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia
Jl. MH. Thamrin No. 2
JAKARTA 10350
(Kota), (Tanggal)
1
Kertas surat yang digunakan adalah kertas surat resmi dari kordinator Bank Peserta konsolidasi
2
Untuk Bank yang Kantor Pusatnya berkedudukan di wilayah kerja KBI, pengajuan surat permohonan tetap
ditujukan ke PlS - DASP namun disampaikan melalui KBI yang mewilayahinya
3
Pilih salah satu
339
Lampiran 9.28
No. Jakarta,
Kepada
Bagian Penyelenggaraan Setelmen1
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia
Jl. M.H. Thamrin No. 2
JAKARTA 10110
(Kota), (Tanggal)
1
Untuk Bank yang Kantor Pusatnya berkedudukan di wilayah kerja KBI, pengajuan surat permohonan tetap
ditujukan ke PlS - DASP namun disampaikan melalui KBI yang mewilayahinya
340
Lampiran 9.29
Surat Pernyataan
Pencabutan Kuasa
No…….
(Kota), (Tanggal)
Materai
Rp. 6.000,-
1
Pilih salah satu
2
Untuk Bank dan non Bank berbentuk hukum PT diisi sebagai berikut:
(Anggaran Dasar PT. ....... yang dimuat dalam Akta .......... tanggal ......... sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Akta .......... tanggal ...........)
Untuk BPD yang tidak berbentuk hukum PT diisi sebagai berikut:
(Surat Keputusan Gubernur .............. nomor .........tanggal .......... dan berdasarkan Pasal ..... Peraturan
Daerah Nomor ...... tanggal........yang telah dimuat dalam Lembaran Daerah .......... sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor .......... tanggal ............ yang telah dimuat dalam
Lembaran Daerah.......)
3
Pilih salah satu
4
Pilih salah satu
341
Lampiran 9.30
Surat Pemberitahuan
Pencabutan Wewenang Direksi
No…….
Kepada:
Bagian Penyelenggaraan Setelmen1
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia
Jl. MH Thamrin No. 2
JAKARTA 10350
(Kota), (tanggal)
Direksi4
1
Untuk Peserta yang Kantor Pusatnya berada di wilayah kerja KBI, pengajuan surat permohonan tetap ditujukan ke PlS
– DASP namun disampaikan melalui KBI yang mewilayahinya
2
Pilih salah satu
3
Pilih salah satu
4
Direksi yang telah memiliki spesimen tanda tangan untuk menandatangani surat menyurat dengan BI
342
Lampiran SE No. 10/10/DASP tanggal 5 Maret 2008 Lampiran 2
Dalam hal Peserta pengirim dan Peserta penerima tidak dapat memenuhi
ketentuan yang berkaitan dengan pelaksanaan instruksi transfer dari nasabah Peserta
melalui Sistem BI-RTS, Peserta pengirim dan/atau Peserta penerima bertanggung jawab
untuk membayar bunga dan kompensasi kepada nasabahnya sesuai dengan ketentuan
dalam Surat Edaran No. 10/10/DASP tanggal 5 Maret 2008 perihal Pelaksanaan
Transaksi Melalui Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-
RTGS) dalam rangka Perlindungan kepada Nasabah Peserta Sistem BI-RTGS (SE No.
10/10/DASP). Berkenaan dengan hal tersebut, tata cara perhitungan bunga dan
kompensasi adalah sebagai berikut:
Halaman 1 dari 4
343
Lampiran SE No. 10/10/DASP tanggal 5 Maret 2008
Halaman 2 dari 4
344
Lampiran SE No. 10/10/DASP tanggal 5 Maret 2008
Contoh:
Instruksi transfer dari nasabah diterima Peserta pengirim pada hari
Senin, 25 Februari 2008 dan pada hari yang sama dilakukan
pendebetan rekening nasabah pengirim. Peserta pengirim mengetahui
adanya kesalahan transfer pada hari yang sama, yaitu hari Senin 25
Februari 2008, pada pukul 16.15. Selanjutnya pada hari kerja
berikutnya, yaitu hari Selasa 26 Februari 2008, Peserta pengirim
mengirimkan instruksi transfer baru pada pukul 08.45 dan transaksi
tersebut dapat dilakukan Penyelesaian Akhir. Untuk pengiriman
instruksi transfer baru tersebut, maka nasabah pengirim berhak atas
bunga yang dihitung sejak tanggal pendebetan rekening nasabah
pengirim sampai tanggal Penyelesaian Akhir, yaitu 1 (satu) hari.
Halaman 3 dari 4
345
Lampiran SE No. 10/10/DASP tanggal 5 Maret 2008
2008. Dalam hal ini, nasabah penerima berhak atas bunga dan
kompensasi sebesar:
2 hari x (bunga rekening nasabah + 2)% x 1/365 x jumlah dana yang
ditransfer
2. Transfer yang diterima setelah berakhirnya batas waktu penyelesaian
transfer atas nama nasabah dan Peserta penerima melakukan pengkreditan
melebihi 1 (satu) hari kerja sejak tanggal pengkreditan Rekening Giro
Peserta di Bank Indonesia
Contoh:
Rekening Giro Peserta penerima di Bank Indonesia dikredit pada hari Senin
25 Februari 2008 pukul 16.45, namun Peserta penerima baru mengkredit
rekening nasabah penerima pada hari Rabu 27 Februari 2008. Dalam hal ini,
nasabah penerima berhak atas bunga dan kompensasi sebesar:
1 hari x (bunga rekening nasabah + 2)% x 1/365 x jumlah dana yang
ditransfer
Halaman 4 dari 4
346
Lampiran Surat Edaran No. 10/12/DASP tanggal 5 Maret 2008 Lampiran 3
JENIS TRANSAKSI, PENGGUNAAN TRANSACTION REFERENCE NUMBER (TRN) DAN SANDI TRANSAKSI
DALAM RANGKA PENERAPAN TSA MELALUI SISTEM BI-RTGS DAN SKNBI
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hal 1 dari 2
347
Lampiran Surat Edaran No. 10/12/DASP tanggal 5 Maret 2008
*) Diisi pada field payment detail dan keterangan pada awal baris pertama.
**) Dapat digunakan apabila pelimpahan penerimaan negara dilakukan setiap hari
***) TRN IFTSA002 hanya dapat digunakan untuk nominal transaksi dibawah Rp 100.000.000,00 setelah jadwal pengiriman Data Keuangan
Elektronik (DKE) Kredit pada Kliring Kredit Siklus Kedua berakhir.
Hal 2 dari 2
348