You are on page 1of 9

J. Aquawarman. Vol. 3 (1) : 1-9. April 2017.

ISSN : 2460-9226

AQUAWARMAN
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR

Alamat : Jl. Gn. Tabur. Kampus Gn. Kelua. Jurusan Ilmu Akuakultur Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman

Pengayaan Artemia sp Menggunakan Vitamin A


Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva
Ikan Gabus (Channa striata)
Enrichment of Artemia sp with Vitamin A on survival and growth rate of
snakehead fish larvae (Channa striata)
1) 2) 2)
Hardiman , Isriansyah , M, Ma’ruf
1)
Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman
2)
Staf Pengajar Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Mulawarman
ABSTRACT

HARDIMAN, 2015. Enrichment of Artemia sp with Vitamin A on survival and growth rate
of snakehead (Channa striata) larvae (Supervised by Isriansyah and Mohamad Ma’ruf).
The study aimed to determine the effect of feeding Artemia sp enriched with vitamin
A using differed doses on survival, growth, length-wieght relationship, and condition
factor of shakehead larvae (Channa striata).
Completly Randomized design was applied to this research with 4 treatments and 3
replication, namely : P1 = 0 g/L as control (without vitamin A) P2 = 0,08 g/L vitamin A/liter,
P3= 0,16 g/L vitamin A/liter, P4 = 0,25 g/L vitamin A/liter.
The results showed that feeding Artemia sp with vitamin A enriched on survival of
shake head larvae has very significant increase on survival and growth. Survival is highest
in the treatments of P2 is 54% and the smallest on the treatments P1 is 30%. The highest
length growth in the treatment P2 (0,08 g/L) is 1,18 cm and the lowest in treatment P4
(0,25 g/L) is 0,68 cm. Growth highest weight in the treatment P3 (0,16 g/L) is 0,48 g and
the lowest in treatment P1 (0,g/L) is 0,21 g. Fish length and weight relationship P1, P2, P3
and P4 is allometric growth patterns, and the condition factors of p1, P2, P3 and P4 is
classified as.

Keyword : Enrichment, vitamin A, survival, growth rate, Artemia sp, Snakehead fish

1. PENDAHULUAN kebanyakan menetap di sekitar sungai, danau,


rawa, maupun perairan lainnya. Beberapa macam
Provinsi Kalimantan Timur memiliki luas komoditas air tawar yang banyak dibudidayakan
perairan kurang lebih sekitar 200.000 km2. di perairan tersebut, salah satunya yaitu ikan
Wilayah perairan ini sebagian dimanfaatkan untuk gabus (C. striata). Ikan gabus (C. striata)
kegiatan budidaya perairan. Potensi merupakan ikan yang berpotensi untuk
pengembangan budidaya ini sudah lama dilakukan dikembangkan karena keberadaannya di alam
sejak jaman dahulu oleh nenek moyang yang mulai menurun tetapi dari segi permintaan pasar

1
J. Aquawarman. Vol. 3 (1) : 1-9. April 2017. ISSN : 2460-9226

akan ikan ini terus meningkat. Di Kalimantan sangat dibutuhkann larva untuk mencegah stress
Timur, ikan gabus (C. striata) memiliki nilai dan kelainan pada bentuk tulang dan untuk
ekonomis yang tinggi karena ikan ini sebagai meningkatkan pertahanan atau kekebalan tubuh
sajian untuk kuliner nasi kuning selain itu ikan ini melawan infeksi bakteri.
mempunyai daging yang tebal dan memiliki
kandungan gizi yang baik untuk kesehatan. 2. METODE PENELITIAN
Budidaya ikan gabus (C. striata) sendiri masih
jarang dilakukan oleh pembudidaya ikan, tetapi a. Alat dan Bahan
kebanyakan masih mengandalkan tangkapan dari
Alat yang digunakan yaitu Akuarium ukuran
alam untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang
25 x 25x 25 cm, Botol berukuran 1500 ml
terus meningkat. Alasan yang kerap muncul saat
sebanyak 8 botol sebagai wadah penetasan
ada perbincangan dengan pembudidaya yang
pengayaan Artemia sp, Rangka kayu tempat
sudah mencoba mengembangkan ikan gabus ini,
meletakkan botol pengayaan, Aerator, selang
mereka memaparkan bahwa ikan gabus ini masih
plastik, pengaturan tekanan aerasi, dan batu
susah dibudidayakan pada tahap pembenihan.
aerasi, Saringan Artemia sp (berukuran 200
Masalah yang dihadapi oleh pembudidaya
mikron), Gelas kaca sebagai wadah perendaman
pembenihan ikan gabus adalah rendahnya tingkat
Artemia sp, pH meter merk LaMotte,
kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang
Thermometer, Pulpen dan penggaris, Ember
lambat pada stadia larva. Hal ini disebabkan
plastic, Hand Refraktormeter merek Master,
rendahnya mutu pakan yang diberikan. Menurut
Timbangan analitik merek HWH, Kamera Hp
Stappen (2006) pakan alami yang diberikan pada
blackberry.
pemeliharaam larva ikan dapat berupa
Bahan yang digunakan yaitu Vitamin A merk
fitoplankon maupun zooplankton. Salah satu jenis
IPI dengan komposisi dosis 1 tablet vitamin A
zooplankton yang paling umum dan sering
dengan bobot 0,25 g/tablet yang mengandung
digunakan sebagai pakan alami adalah Artemia
6000 IU, Larva ikan gabus berumur 15 hari dengan
sp.
ukuran rata-rata panjang 1 cm, larva ikan gabus
Budidaya ikan gabus (C. striata) meliputi
diperoleh dari hasil pemijahan di Laboratorium
tahapan pematangan gonad persiapan wadah,
Pengembangan Ikan, Air yang diendapkan, Kista
pemijahan, penetasan telur, dan pemeliharaan
Artemia sp merk Crystal, Garam merk
larva hingga pembesaran. Menurut Rohaniawan
aquaculture, Air hangat bersuhu 40 oC.
(2007) pemberian pakan dalam pemeliharaan
larva sangat diperlukan untuk meningkatkan
b. Rancangan Percobaan
kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva,
karena pakan yang diberikan berbeda untuk tiap Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
stadia larva. Pakan yang diberikan disesuaikan Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan.
dengan perkembangan organ dan fisiologis tubuh Adapun perlakuan pemberian pakan hasil
larva, bukaan mulut, dan tingkat pencernaan pengayaan Artemia sp. Mengacu penelitian
larva. Estevez dan Kanazawa (1995), perlakuan
Meskipun Artemia sp memiliki nilai gizi pemberian Artemia sp yang diperkaya dengan
seperti protein dan lemak yang sangat tinggi, vitamin A dosis terbaik 0,25 g/L lama waktu 4 jam
namun masih terdapat beberapa kandungan gizi merupakan waktu pengayaan terbaik yang dapat
lain yang kadarnya masih sangat kurang salah menghasilkan kadar vitamin A tinggi dalam tubuh
satunya adalah vitamin A. Vitamin dibutuhkan Artemia sp dengan rata-rata 3,05 g sehingga
dalam jumlah yang sedikit oleh ikan, namun perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut:
sangat penting untuk mempertahankan P1 = 0 g/liter vitamin A ( 0 IU)/ liter
kelangsungan hidup ikan tersebut (Watanabe, P2 = 0,08 g vitamin A (2000 IU)/ liter
1988). Vitamin A dibutuhkan oleh tubuh ikan P3 = 0,16 g vitamin A (4000 IU)/ liter
sebagai proses metabolisme di dalam tubuh. Salah P4 = 0,25 g vitamin A (6000 IU)/liter
satunya unsur penyusun nutrisi esensial yang

2
J. Aquawarman. Vol. 3 (1) : 1-9. April 2017. ISSN : 2460-9226

Perlakuan pada penelitian ini dilambangkan bagian atas ditutup dengan plastik hitam
dengan huruf P, sedangkan ulangan dilambangkan kemudian bagian bawahnya disinari dengan
dengan huruf R. Sebelum penelitian dilaksanakan cahaya lampu untuk memisahkan antara
terlebih dahulu dilakukan pengacakan dengan Artemia sp dan cangkangnya. Memudahkan
menggunakan daftar bilangan acak untuk pemanenan karena Artemia sp bersifat
menentukan penempatan perlakuan dan ulangan Fototaksis (bergerak disebabkan rangsangan
(Hanafiah 2004). cahaya).
8) Setelah Artemia sp berkumpul dan terpisah
c. Prosedur Penelitian dari cangkangnya kemudian disaring
menggunakan saringan 200 mikron dan
1. Persiapan penelitian
Artemia sp dicuci dengan air tawar dan siap
Sebelum penelitian dilaksanakan terlebih
diberikan ke larva ikan gabus (C. striata).
dahulu dilakukan persiapan meliputi :
a. Pengayaan Artemia sp, dengan vitamin A
b. Hewan uji
sebagai bahan uji.
1) Larva ikan gabus (C. striata) berumur 15 hari
b. Wadah penelitian berupa akuarium dicuci
ditebar dalam akuarium dengan kepadatan 50
bersih kemudian diatur tata letaknya.
ekor diukur panjang dan bobotnya.
c. Akuarium sebanyak 12 buah tersebut diisi air
2) Pemberian pakan yang di lakukan secara ad
sebanyak 9,5 liter untuk masing-masing
libitum, yaitu pakan selalu
akuarium lalu ditambahkan aerasi selama 24
jam.
d. Pengumpulan dan Analisis Data
d. Larva ikan gabus dimasukkan ke dalam
akuarium dan diadaptasikan selama 2 hari 1. Pengumpulan Data
dengan diberi pakan Artemia sp.
a. Kelangsungan Hidup (SR)
Untuk menghitung kelangsungan hidup (SR)
2. Pelaksanaan penelitian
mengacu pada rumus yang dikemukakan oleh
a. Penetasan dan pengayaan Artemia sp Effendi (1997) yaitu sebagai berikut :
1) Kista Artemia sp yang akan ditetaskan terlebih
dahulu direndam di air tawar selama 1-2 jam
dengan kepadatan 1 gram/liter
2) Setelah direndam, kista Artemia sp disaring Dimana :
menggunakan saringan 200 mikron dan SR : Survival rate (Kelangsungan hidup)
dimasukkan ke dalam wadah penetasan yang Nt : Jumlah Larva akhir selama
berisi air dengan salinitas 20 ppt. pemeliharaan
3) Artemia sp siap dipanen setelah 24-36 jam. No : Jumlah Larva awal selama
4) Setelah 24 jam Artemia sp didiamkan selama 1 pemeliharaan
menit (tanpa aerasi), bagian bawahnya disinari b. Pertumbuhan Panjang Total
dengan cahaya dengan cahaya lampu apabila Untuk menghitung Pertumbuhan panjang
dilihat Artemia sp sudah tampak menetas total mengacu pada rumus yang dikemukkan oleh
maka dilakukan pengayaan` Effendi (1997) yaitu sebagai berikut :
5) Menyiapkan air hangat bersuhu 40 oC sebanyak
20 ml untuk melarutkan vitamin A. Setelah
larut dimasukkan ke dalam wadah penetesan Dimana :
selanjutnya di lakukan pengayaan Artemia sp L : Panjang mutlak
sesuai dosis perlakuan. Lt : Panjang larva akhir ( cm )
6) Pengayaan Artemia sp di lakukan selama 4 jam. Lo : Panjang larva awal (cm)
7) Setelah 4 jam Artemia sp disaring
menggunakan 200 mikron dan Artemia sp
didiamkan selama 10 menit (tanpa aerasi), dan

3
J. Aquawarman. Vol. 3 (1) : 1-9. April 2017. ISSN : 2460-9226

c. Pertumbuhan Bobot Total (b≠3) Pola Pertumbuhan


Untuk menghitung Pertumbuhan bobot total Allometrik
mengacu pada rumus yang dikemukkan oleh Keterangan : (b≠3) Allometrik dan (b=3) Isometrik
Effendi (1997) yaitu sebagai berikut :
f. Faktor Kondisi Benih Ikan Gabus (C. striata)
Ukuran Faktor Ket.
Perlakuan
Dimana : Kondisi
W : Bobot mutlak 1,60- - Gemuk
Wt : Bobot larva akhir ( g ) 1,68 0,0000098
Wo: Bobot larva awal ( g ) 1,69- - Gemuk
1,77 0,0000098
d. Kualitas Air
1,78- - Gemuk
Pengukuran parameter kualitas air meliputi
1,87 0,0000098
pengukuran fisika dan kimia air. Parameter ini P1
1,88- - Gemuk
meliputi suhu yang diukur 3 kali sehari yaitu pada
1,98 0,0000098
pagi, siang, dan sore. Oksigen terlarut (DO), pH,
1,99- - Gemuk
amoniak diukur awal dan akhir penelitian.
2,10 0,0000098
(1-3=Kurus & 2-
e. Hubungan Panjang
4=Gemuk)
1,30- -0,000074 Gemuk
Perlakua Keteranga T-Tabel
Nilai 1,43
n n 0.01 0.05
1,44- -0,000074 Gemuk
P1 B 2,54 2,75 2,04
1,59
90 64 52
1,60- -0,000074 Gemuk
t- Hitung 7,49
1,77
x106 P2
1,78- - -
(b≠3) Pola Pertumbuhan
1,97
Allometrik
1,98- -0,000074 Gemuk
P2 B 1,92 2,7564 2,
2,2
29 04
(1-3=Kurus & 2-
52
4=Gemuk)
t- Hitung 4,51
1,20- -0,00000006 Gemuk
5x10
7 1,33
1,34- -0,00000006 Gemuk
(b≠3) Pola Pertumbuhan
1,49
Allometrik
1,50- -0,00000006 Gemuk
P3 B 4,11 2,7564 2,
1,67
46 04 P3
52 1,68- -0,00000006 Gemuk
1,87
t- Hitung -
29,5 1,88- -0,00000006 Gemuk
8x10 2,10
7 (1-3=Kurus & 2-
(b≠3) Pola Pertumbuhan 4=Gemuk)
Allometrik 1,40- -0,000046 Gemuk
P4 B 2,05 2,7564 2, 1,54
99 04 1,55- -0,000046 Gemuk
P4
52 1,70
t- Hitung 39,0 1,71- -0,000046 Gemuk
1,88

4
J. Aquawarman. Vol. 3 (1) : 1-9. April 2017. ISSN : 2460-9226

1,89- -0,000051 Kurus


100
2,07
80
2,08- -0,000046 Gemuk

Kelangsungan
2,3 60 54.00
(1-3=Kurus & 2-4=Gemuk) 40.67 41.00
40

Hidup (%)
30
20
2. Analisis Data
0
Data diperoleh dari hasil pengamatandi uji
P1 (0 g/L) P2 (0,08 g/L) P3 (0,16 g/L) P4 (0,25 g/L)
homogenitasnya menggunakan Uji Bartlett
(Hanafiah, 2012). Data yang sudah di uji
Gambar 1. Kelangsungan Hidup
homogenitasnya dimasukkan ke dalam tabel hasil
tubuh ikan dapat meningkatkan metabolisme
pengamatan dan dilakukan pengujian sidik ragam.
dan mencegah terjadinya kelainan pada tubuh
Apabila F hitung > F tabel maka dilanjutkan
dan dapat mengurangi stress, dan juga dapat
dengan uji lanjutan yaitu apabila nilai koefesien
mencegah terjadinya serangan penyakit. Peneliti
keragaman KK (5-10%) maka dilanjutkan dengan
lain Mursitorini (2006) mengemukakan pendapat
uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%,
bahwa pemberian Artemia sp diperkaya dengan
apabila KK < 5 maka dilanjutkan dengan Uji Beda
vitamin A 100 mg/liter selama 9 hari dapat
Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%, dan apabila nilai
meningkatkan kelangsungan hidup kepiting bakau
KK > 10 maka dilanjutkan uji Beda Jarak Nyata
hingga mencapai 76%.
Duncan (BJND).
Sasanti et al., (2012) menjelaskan faktor
Pengolahan data untuk pengujian statistik
yang mempengaruhi kelangsungan hidup adalah
menggunakan software (perangkat lunak) SPSS
kualitas dan kuantitas pakan untuk menjaga
versi 17 dan Microsoft Excel 2013. Berikut ini
vitalitas tubuh. Selanjutnya menurut Lovell
adalah tabel Sidik Ragam (ANOVA).
(1988), kelangsungan hidup ini disebabkan
kandungan nutrisi Artemia sp. yang diperkaya
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan Vitamin A dapat meningkatkan
A. Kelangsungan Hidup (SR) kelangsungan hidup larva tersebut. Nopitawati,
Berdasarkan hasil pengamatan dan (2001) menjelaskan bahwa kebutuhan pakan dan
penghitungan diperoleh data yang menunjukkan metabolisme harus dipenuhi untuk menggurangi
rata-rata kelangsungan hidup larva ikan gabus stres dan kanibalisme pada ikan.
pada masa pemeliharaan selama 15 hari.
Kelangsungan Hidup Larva Ikan Gabus (C. B. Pertumbuhan Panjang (cm)
striata) Selama Penelitian(%).Hasil yang diperoleh Berdasarkan hasil pengamatan dan
menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pakan penghitungan diperoleh data yang menunjukkan
hasil pengayaan Artemia sp dengan dosis rata-rata pertumbuhan panjang larva ikan gabus
pengayaan Vitamin A berbeda memberikan (C. striata) pada masa pemeliharaan selama 15
pengaruh sangat nyata terhadap kelangsungan hari.
hidup larva ikan gabus (Channa striata) dengan Hasil analisis ragam terhadap pertumbuhan
nilai koefisien keragaman 14,70% sehingga hasil panjang rata-rata larva ikan gabus (C. striata) pada
dilanjutkan dengan uji lanjutan menggunakan uji masa pemeliharaan dalam penelitian selama 15
Beda Jarak Nyata Duncan (BJND), hari.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
pemberian pakan Artemia sp yang diperkaya perlakuan pemberian pakan hasil pengayaan
dengan vitamin A dapat meningkatkan Artemia sp dengan dosis yang berbeda
kelangsungan hidup larva ikan gabus (C. striata). memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
Sebagaimana yang dilakukan oleh Dedi et al. pertumbuhan panjang larva ikan gabus (C. striata).
(1995), vitamin A mempunyai peranan dalam

C. Pertumbuhan Bobot (g)

5
J. Aquawarman. Vol. 3 (1) : 1-9. April 2017. ISSN : 2460-9226

Berdasarkan hasil pengamatan dan D. Hubungan Panjang Berat


penghitungan diperoleh data yang menunjukkan Hubungan panjang dan berat benih ikan
rata-rata pertumbuhan bobot larva ikan gabus gabus (C. striata) selama pemeliharaan berbeda
(Channa striata) pada masa pemeliharaan selama pada setiap perlakuan. Hubungan panjang dan
15 hari. berat benih ikan gabus tertinggi diperoleh pada
Hasil analisis keragaman terhadap perlakuan P3 (0,16g/L) dengan nilai konstanta b
pertumbuhan bobot rata-rata larva ikan gabus (C. sebesar 4,1146 (b≠3) dan perlakuan P1 (0 g/L)
striata) pada masa pemeliharaan dalam penelitian dengan nilai konstanta b sebesar 2,5490 (b˂3).
selama 15 hari Hasil yang diperoleh menunjukkan Sedangkan perlakuan terendah pada perlakuan P2
bahwa perlakuan pemberian pakan Artemia sp (0,08 g/L) dengan nilai konstanta b sebesar 1,9229
dengan dosis pengayaan Vitamin A yang berbeda (b˂3) dan perlakuan P4 (0,25 g/L) dengan nilai
tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap konstanta b sebesar 2,0599 (b˂3).
pertumbuhan bobot larva ikan gabus (C. striata) . Berdasarkan perhitungan uji-t pada setiap
Meningkatnya pertumbuhan panjang P2 dan perlakuan dengan selang kepercayaan 95% pada
bobot P3 pada larva ikan gabus (C. striata) diduga perlakuan P1 (0 g/L) diperoleh nilai b berbeda
karena dipengaruhi dosis pengayaan Artemia sp dengan 3 atau t-hitung (7,49x106) ˃ t-tabel
dengan vitamin A pada tiap perlakuan (2,0452) dan (1,988), maka pertumbuhannya
memberikan efek baik bagi pertumbuhan panjang disebut pola pertumbuhan Allometrik. Pada
dan bobot. Menurut Lovell et al. (1984) Perlakuan P2 (0,08 g/L) diperoleh nilai b berbeda
kebutuhan ikan terhadap vitamin A untuk dengan 3 atau t-hitung (4,515x106) ˃ t-tabel
mendapatkan pertumbuhan yang optimal sangat (2,0452) dan (2,7564). pada perlakuan P4 (0,25
tergantung pada species, umur, ukuran, ikan, laju g/L) diperoleh nilai b berbeda dengan 3 atau t-
pertumbuhan, lingkungan, dan fungsi hitung (39,0) ˃ t-tabel ( 2,0452) dan (2,7567).
metabolisme tubuh bahkan dapat sebagai faktor Pada perlakuan P3 (0,16 g/L) diperoleh nilai b
pertumbuhan. berbeda dengan 3 atau t-hitung (-29,58x107) ˃ t-
Tingginya pertumbuhan panjang P2 dan tabel (2,0452) dan (2,7564). Maka pertumbuhan
bobot P3 dengan pemberian pakan hasil disebut pertumbuhan pola Allometrik yaitu
pengayaan yang mengandung dosis vitamin A pertumbuhan berat ikan tidak secepat
yang berbeda, disebabkan karena adanya pertumbuhan panjang.
pemberian pakan yang cukup dan diimbangi pada Pola pertumbuhan yang dihasilkan pada tiap
tubuh ikan yang baik. Sebagaimana yang perlakuan P1, P2, P3, P4 tergolong gemuk karena
dikemukakan oleh Hariati (1989), bahwa semakin adanya pemberian Artemia sp yang diperkaya
tinggi dosis vitamin A yang ditambahkan, maka dengan vitamin A yang diberikan pada setiap
semakin tinggi metabolisme dalam tubuh ikan, perlakuan. Froese (2000) dalam Mutmainnah
sehingga konsumsi pakan yang diberikan sesuai (2013) mengatakan bahwa nilai b tergantung pada
makan akan meningkatkan pertumbahan panjang kondisi biologis seperti perkembangan gonad dan
dan bobot ikan. Sebaliknya jika pemberian pakan ketersediaan pakan. Perubahan berat ikan dapat
tidak diimbingi maka dapat mengakibatkan dihasilkan dari perubahan alokasi energi yang
lambatnya pertumbuhan panjang dan bobot. tumbuh yang mengakibatkan berat ikan berbeda
Selanjutnya menurut Halver et al., (1985), hanya walaupun panjangnya sama. Effendie (1997)
sedikit vitamin A dibutuhkan oleh tubuh larva dalam Mutmainnah (2013) menambahkan bahwa
ikan gabus (Channa striata) dan bila berlebihan hubungan panjang berat menunjukkan
akan memberikan efek yang tidak baik terhadap pertumbuhan yang bersifat relatif yang berarti
jaringan dan tubuh ikan. Hal ini dapat dilihat dari dapat memungkinkan berubah menurut waktu.
hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa
adanya penambahan dosis vitamin A dari 0,16 g/L
hingga 0,25 g/L menyebabkan pertumbuhan yang
lebih rendah dibandingkan dengan dosis 0,08 g/L.

6
J. Aquawarman. Vol. 3 (1) : 1-9. April 2017. ISSN : 2460-9226

Pertumbuhan Panjang 1.60 variasi nilai faktor kondisi tergantung pada


1.18
makanan, umur, jenis kelamin, kematangan gonad
1.20 1.11
dan lingkungan.
0.74 0.68
(cm)

0.80
F. Kualitas Air
0.40 a. Suhu
0.00 Berdasarkan hasil pengukuran kisaran nilai
P1 (0 g/L) P2 (0,08 g/L) P3 (0,16 g/L) P4 (0,25 g/L) suhu selama penelitian rata-rata yang didapat
Gambar 2. Pertumbuhan panjang berkisar antara 26 - 28,4oC, kisaran suhu pada
penelitian ini cukup layak untuk menunjang
0.80
pemeliharaan benih ikan gabus. Hal ini sesuai
Pertumbuhan Bobot (g)

0.60 dengan pendapat Huet (1971) dalam


0.48 Muthmainnah et al., (2012) bahwa suhu yang
0.40 0.35 dapat menunjang pertumbuhan ikan gabus
0.30
0.21 berkisar antara 25,5 °C - 32,7°C.
0.20

0.00
b. Oksigen terlarut (DO)
terlarut yang terukur selama penelitian
P1 (0 g/L) P2 (0,08 g/L) P3 (0,16 g/L) P4 (0,25 g/L)
berkisar antara 3,13 - 5,71 mg/l. Oksigen terlarut
Gambar 3. Pertumbuhan Bobot sangat penting bagi biota perairan, apabila okigen
terlarut diperairan sangat sedikit maka
E. Faktor kondisi menyebabkan kematian bagi biota yang hidup di
Faktor kondisi benih ikan gabus (C. striata) perairan tesebut. Menurut Rahman et al., (2012)
pada setiap perlakuan relatif berbeda, dimana dalam Astria (2013), oksigen terlarut untuk
faktor kondisi pada perlakuan P1 dengan nilai -9,8 pertumbuhan ikan gabus adalah 3,70 - 5,70 mg/L,
x 10-6 dari lima kelas ukuran. Pada perlakuan P2 jadi dari nilai oksigen terlarut yang terukur selama
dengan nilai -7,4 x 10-5 dari lima kelas ukuran. penelitian masih dalam batas toleransi untuk
Pada perlakuan P3 dengan niai -6,0 x 10-8 dari lima pemeliharaan larva ikan gabus (C. striata).
kelas ukuran. Pada perlakuan P4 dengan nilai -4,6 Muflikhah et al.,(2008) dalam Extrada et al.,
x 10-6 dari 4 kelas ukuran dan 1 kelas tergolong (2013), menambahkan kisaran oksigen terlarut
kurus dengan nilai -5,1 x 10-5. yang baik untuk pemeliharaan ikan gabus (C.
Effendie (1997) dalam Suwarni (2009) striata) minimal 3 mg/l.
menyatakan bahwa ikan yang nilai faktor
kondisinya 1-3 (ganjil), maka ikan tersebut c. pH
tergolong kurus dan jika nilai faktor kondisi 2-4 Selama penelitian pH yang terukur berkisar
(genap), maka ikan tersebut tergolong gemuk antara 7,62 - 7,65 sejak awal penelitian sampai
Pada perlakuan P1, P2, P3, P4, tergolong gemuk, akhir penelitian. Kisaran ini masih cukup baik bagi
dan 1 kelas tergolong kurus Banyaknya ikan kehidupan ikan. Menurut Extrada et al.,(2013),
tergolong gemuk pada perlakuan P1, P2, P3, P4, pH yang baik untuk pemeliharaan benih ikan
karena pemberian pakan hasil dari pengayaan gabus (C. striata) adalah kisaran 4-9, bila pH sudah
vitamin A dengan dosis (0,g/L, 0,08 g/L, 0,16 g/L) terlalu asam bagi ikan dapat menyebabkan
mampu memenuhi kebutuhan nutrisi Artemia sp kematian.
yang diberikan pada ikan gabus secara maksimal.
Sedangkan dengan pada P4 0,25 g/L tidak terlalu d. Amoniak
menenuhi kebutuhan nutrisi. Karena terdapat 1 Kandungan amoniak selama penelitian
golongan kurus, hal ini menyebabkan berkisar antara 0,5 - 1,0 mg/L, nilai ini masih
pertumbuhan melambat dan dapat dilihat dari cukup baik dalam batas toleransi kehidupan ikan.
kondisi tubuh yang kurus, Sebagaimana yang Djatmika (1986) mengatakan bahwa kandungan
dikemukakan oleh Nugroho et al., (2013) bahwa amoniak suatu perairan 2 mg/L akan

7
J. Aquawarman. Vol. 3 (1) : 1-9. April 2017. ISSN : 2460-9226

menyebabkan kematian pada ikan. Ikan gabus (C. Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian
striata) mempunyai kelebihan yaitu mampu Universitas Sriwijaya. Jurnal Akuakultur Rawa
mentolerir kondisi yang tidak menguntungkan Indonesia. 1 (1) : 66- 75.
dibanding ikan lainnya seperti kadar amoniak yang
Bijaksana, U. 2010. Kajian Fisiologi Reproduksi
tinggi Bijaksana (2010). Besarnya kemampuan
Ikan Gabus (Channa striata) di Dalam Wadah
toleransi ikan gabus terhadap kadar amoniak
dan Perairan Rawa sebagai Upaya Domestikasi.
terlarut dalam air pada pH yang berbeda yaitu
Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Indonesia.
pada konsentrasi amoniak lebih dari 0,54 mg/L
137 hal.
sampai dengan 1,57 mg/L.
Dedi, J., T. Takeuchi, T. Seikai, and T.
Watanabe.1995. Hypervitaminosis and Safe
4. KESIMPULAN Levels of Vitamin A for Larval Flounder
Paralichthys olivaceus Fed Artemia Nauplii.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat Aquaculture, p. 135–146
disimpulkan sebagai berikut : Djatmika, D, H. 1986. Usaha Perikanan Kolam Air
1. Pengayaan Artemia sp dengan dosis Vitamin Deras. CV Simplex, Jakarta. 39 hal.
A berbeda memberikan pengaruh sangat
nyata terhadap kelangsungan hidup, Effendie, M. I. 1997. Metode Biologi Perikanan.
pertumbuhan panjang dan pertumbuhan Yayasan Dewi Sri, Bogor. 112 hal.
bobot larva ikan gabus (C. striata). Esteves, A. and A. Kanazawa. 1995. Effect of (n-3)
2. Perlakuan yang memberikan hasil PUFA and Vitamin A Artemia sp Enrichment on
kelangsungan hidup benih ikan gabus Pigmentation Success of Torbot scophtalmus
tertinggi pada perlakuan P2 (0,08 g/L) sebesar maximus (L). Aquacult. Nutr. 1 (1) : 159-168.
54,00% dan yang terendah pada perlakuan P1
Exrada, E., Ferdinand HT, dan Yulisman. 2013.
(0 g/L) sebesar 30%.
Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih
3. Pertumbuhan panjang tertinggi pada
Ikan Gabus (Channa striata) Pada Berbagai
perlakuan P2 (0,08 g/L) sebesar 1,18 cm dan
Tingkat Ketinggian Air Media Pemeliharaan.
yang terendah pada perlakuan P4 (0,25 g/L)
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia 1 (1): 103-
0,68 cm.
114.
Pertumbuhan bobot tertinggi pada perlakuan
P3 (0,16 g/L) sebesar 0,48 g dan yang Halver, J. E. 1985. Nutrition and Feeding in Fish.
terendah pada perlakuan P1 (0 g/L) sebesar Academic Press, New York. 415 p.
0,21 g.
Hanafiah, K., A. 2012. Rancangan Percobaan:
4. Hubungan panjang berat benih ikan ikan
Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada,
gabus pada perlakuan P1, P2, P3 dan P4
Jakarta. 259 hal.
tergolong pertumbuhan Allometrik (b<3) yang
berarti pertambahan panjang ikan tidak Hariati, A. M. 1989. Makanan IkanUNIBRAW /
secepat pertambahan berat. LUW/ Fisheries Product Universitas Brawijaya.
5. Faktor kondisi pada perlakuan P1, P2, P3, P4 Malang. Hal 21-35
(C. striata) yang dipelihara tergolong gemuk Lovell, R. T. 1984. Ascorbic Acid Metabolisme in
dan 1 kelas tergolong kurus. Fish Proceeding Asobic Acid In Domestic
Animal. Copenghagen: The Royal Danish
Agricultural Soc. P. 206-212.
DAFTAR PUSTAKA
Mursitorini, E. 2006. Pengaruh Pengkayaan
Astria, J. 2013. Kelangsungan Hidup Artemia sp. dengan EPA dan DHA Terhadap
danPertumbuhan Ikan Gabus ( Channa striata) Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup
Pada Berbagai Modifikasi pH Media Air Rawa Larva Rajungan. Skripsi. Teknologi Instititut
yang Diberi Subtrat Tanah. Program Studi Pertanian Bogor. Bogor. 35 hal.

8
J. Aquawarman. Vol. 3 (1) : 1-9. April 2017. ISSN : 2460-9226

Muthmainnah, D., S. Nurdawati, dan S. Aprianti Stappen, G.V. 2006. Artemia: Introduction,
2012. Budidaya Ikan gabus (Channa striata) Biology, and Ecology of Artemia. In: Lavens P,
dalam Wadah Karamba di Rawa Lebak. Balai Sargeloos P (eds). Manual on the Production
Penelitian Perikanan Perairan Umum. and Use of Live Food for Aquaculture,
Palembang. 5 hal. Laboratory of Aquaculture and Artemia
Reference Center. Ghent, Belgium. University
Muthmainnah, D. 2013. Hubungan Panjang dan
of Ghent. P. 79-106.
Berat dan Faktor Kondisi Ikan Gabus (Channa
Suwarni. 2009. Hubungan Panjang-Bobot dan
striata Bloch, 1793) Yang Dibesarkan di Rawa
Faktor Kondisi Ikan Butana Acanthurus mata
lebak, Provinsi Sumatra Selatan. Depik. 2 (3) :
(Cuvier, 1829) yang Tertangkap di Sekitar
Hal 184-190
Perairan Pantai Desa Mattiro Deceng,
Nopitawati, T. 2001. Pengaruh Artemia sp yang Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi
Diperkaya dengan Minyak Ikan Minyak Kelapa Sulawesi Selatan. Jurusan, Fakultas Ilmu
dan Minyak Jagung Terhadap Volume Otak dan Kelautan dan Perikanan, Universitas
Pertumbuhan Larva Ikan Gurame Hasanuddin. 19 (3): hal.160-165.
(Osphronemus gouramy Lac). Skripsi. Fakultas Watanabe, T. 1988. Fish Nutrition and
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Mariculture. JICA Text Book. The General
Bogor, Bogor. 36 hal. Aquaculture Course. Tokyo. 233 p.
Nugroho, S.E., T. Efrizal, dan A. Zulfikar. 2013.
Faktor Kondisi dan Hubungan Panjang Berat
Ikan Selikur (Scomber australasicus) di Laut
Natuna yang Didaratkan di Pelataran KUD Kota
Tanjung Pinang. Program Studi Management
Aquatic Resources, Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan. Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Hal 1-10.
Rohaniawan, D. 2007. Manajemen Pemberian
Pakan pada Pemeliharaan Larva Ikan Kerapu
Bebek (Cromileptes altivelis). Bul.Tek.Lit.
Akuakultur 6 (2): 117-112.
Sasanti, A.D., dan Yulisman. 2012. Pertumbuhan
dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gabus
(Channa striata) yang Diberi Pakan Buatan
Berbahan Baku Tepung Keong Mas (Pomacea
sp.). Jurnal Lahan Suboptimal 1 (2): 158-162.

You might also like