You are on page 1of 26

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN MATA

YANG ENAK DIPANDANG


(SUATU TINJAUAN STILISTIKA)

Afri Suryakusuma
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar
Email: Afrysurya@gmail.com

Abstract: "Analysis of Language Style in a Brief Collection of Enjoyable Eyes by


Ahmad Tohari (A Stylistic Review)". The aim of this research is to describe (1)
lexical aspect in the collection of short stories which is good to be seen by Ahmad
Tohari to show social problems
(2) grammatical aspect in the collection of short stories that Ahmad Tohari is eyeing to
show social problems (3) Figurative language in a collection of short stories Ahmad
Tohari's eye-catching eye to point out social problems (4) cohesion in the collection of
the eye-catching short stories of Ahmad Tohari's work to show social problems. The
data in this study are words, phrases, clauses, sentences and paragraphs contained in the
enchanted Eyes of Ahmad Tohari's Eyes published by publisher Gramedia Pustaka in
2013. Data collection techniques in this study are reading techniques, and note-taking
techniques. This study was conducted by identifying, describing, and analyzing the
language styles in a collection of Enjoyable Eye short stories based on stilitical reviews
to show social problems.
The results of this study are as follows: 1) On the lexical aspect in the collection of short
stories of Ahmad Tohari's eye-catching work include, (a) Word selection consists of
complex or simple words, connotation and denotation, and use of deviant words (b)
consisting of nouns, verbs, adjectives, number words, and word of duty (c) Use of local
language lexicon ie, Javanese language and word selection in title. 2) Grammatical
aspects include, (a) the complexity of the sentence, (b) Types of sentences consisting of
declarative sentences, imperative sentences, and introgati (c) type of phrase composed
of endocentric phrases, and exocentric phrases and clauses. 3) Figurative language
consists of metaphor, simile, allegory, personification, hyperbole, litotes, cynicism and
repetition. 4) cohesion includes (a) Cross-references consisting of reference, substitution
and ellipsis, and formal repetition and elegant variation (b) Connection.

Keywords: Stylistic, Lexical, Grammatical, Figurative Language, Cohesion, and


Social Problems
Abstrak: “Analisis Gaya Bahasa dalam Kumpulan Cerpen Mata yang Enak
Dipandang Karya Ahmad Tohari (Suatu Tinjauan Stilistika)”. Penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan (1) aspek leksikal dalam kumpulan cerpen Mata yang Enak
Dipandang karya Ahmad Tohari untuk menunjukkan masalah sosial (2) aspek
gramatikal dalam kumpulan cerpen Mata yang Enak Dipandang karya Ahmad Tohari
untuk menunjukkan masalah sosial (3) bahasa Figuratif dalam kumpulan cerpen Mata
yang Enak Dipandang karya Ahmad Tohari untuk menunjukkan masalah sosial (4)
kohesi dalam kumpulan cerpen Mata yang Enak Dipandang karya Ahmad Tohari untuk
menunjukkan masalah sosial. Data dalam penelitian ini adalah kata, frasa, klausa, kalimat
serta paragraf yang terdapat dalam cerpen Mata yang Enak Dipandang karya Ahmad
Tohari yang diterbitkan oleh penerbit Gramedia Pustaka pada tahun 2013. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik baca, dan teknik catat. Penelitian
ini dilakukan dengan mengidentifikasi, mendeskripsikan, dan menganalisis gaya bahasa
dalam kumpulan cerpen Mata yang Enak Dipandang berdasarkan tinjauan stilitika
untuk menunjukkan masalah sosial.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Pada aspek leksikal dalam
kumpulan cerpen Mata yang Enak Dipandang karya Ahmad Tohari meliputi, (a)
Pemilihan kata terdiri atas kata kompleks atau sederhana, kata konotasi dan denotasi,
dan penggunaan kata menyimpang (b) Jenis kata terdiri atas kata benda, kata kerja, kata
sifat, kata bilangan, dan kata tugas (c) Pemakaian leksikon bahasa daerah yaitu, bahasa
Jawa dan Pemilihan kata pada judul. 2) Aspek gramatikal meliputi, (a) kompleksitas
kalimat, (b) Jenis kalimat yang terdiri atas kalimat deklaratif, kalimat imperatif, dan
introgati (c) jenis frasa terdiri atas frasa endosentris, dan frasa eksosentris dan klausa. 3)
Bahasa figuratif terdiri atas metafora, simile, alegori, personifikasi, hiperbola, litotes,
sinisme dan repetisi. 4) kohesi meliputi (a) Rujuk silang terdiri atas pengacuan, subtitusi
dan elipsis, dan pengulangan formal dan variasi elegan (b) Sambungan.

Kata kunci: Stilistika, Leksikal, Gramatikal, Bahasa Figuratif, Kohesi, dan


Masalah Sosial
A. PENDAHULUAN kegiatan kreatif, karya seni, atau seni

Bahasa adalah kemampuan yang bahasa, dikatakan pula bahwa karya

dimiliki manusia untuk bertutur dengan sastra itu merupakan inspirasi

manusia lainnya, baik lisan maupun kehidupan yang diekspresikan dalam

tertulis atau dalam kajian ilmiah lebih bahasa yang indah yang memuat

dikenal dengan istilah linguistik. Selain perasaan kemanusiaan yang mendalam

alat bertutur dan berkomunikasi bahasa dan kebenaran moral dengan sentuhan

juga merupakan media utama karya kesucian, keluasan pandangan, bentuk

sastra sebagai hasil kreatif penulis atau yang mempesona. Karya sastra

pengarang. Karya sastra itu sendiri merupakan struktur atau sistem tanda

adalah ciptaan yang disampaikan secara yang mempunyai makna, yang

komunikatif tentang maksud penulis mempergunakan medium bahasa

untuk tujuan estetik. Karya-karya pada (Wellek dan Warren, 1988: 3).

umumnya menceritakan sebuah kisah Salah satu genre karya sastra

dengan plot dan melalui penggunaan yaitu cerita pendek (cerpen). Cerpen

berbagai perangkat sastra berdasakan sebagai salah satu karya seni sastra

keadaan sosial atau pengalaman pribadi tersusun dari bermacam-macam unsur

penulis atau pengarang. seperti kebahasaan. Untuk membuat

Keindahan bahasa dalam karya cerpen menarik tentu saja penulis atau

sastra tidak terkandung dalam pengarang mempunyai strategi-strategi

keindahan bentuk huruf, melainkan dalam pengungkapannya misalnya dari

dalam isinya. Keindahan karya sastra segi gaya bahasa ataukah tipografi yang

terkandung di balik huruf-huruf yang membuat pembaca tertarik bahkan larut

tampak. Karya sastra adalah suatu dalam cerita tersebut. hal inilah yang
membuat karya sastra berbeda dengan pengarang menuangkan idenya.

nonsastra serta menjadikan karya sastra Menurut peneliti, apapun isi dari karya

tidak membosankan. Membaca sebuah sastra jika dibungkus dengan gaya

karya sastra dalam hal ini cerpen bahasa sastra akan semakin indah,

membuat kita larut seakan-seakan sebaliknya jika penulis atau pengarang

menyaksikan langsung atau terlibat tidak mementingkan gaya bahasa bisa

dalam cerita tersebut, atau saja karyanya monoton bahkan

mengingatkan kita tentang cerita membuat bosan pembacanya.

seseorang bahkan kisah masa lalu yang


Karya sastra, dalam hal ini
pernah kita lalui, Itu akibat dari efek
adalah cerpen memiliki bahasa yang
pemilihan ungkapan bahasa sastra
tinggi atau bahasa yang sangat jarang
penulis atau pengarang.
dijumpai dalam bahasa sehari-hari
Stilistika adalah penggunaan
tentunya dapat dikaji melalui stilistika.
gaya bahasa, khususnya dalam karya
Dalam penelitian ini, peneliti
sastra. Bahasa sastra merupakan suatu
menganalisis stilistika dalam kumpulan
ekspresi seorang penulis atau pengarang
Cerpen Mata yang Enak Dipandang
melalui teks sastra dalam
Karya Ahmad Tohari dengan fokus
mengeksploitasi bahasa sebagai bahan
penelitian pada style atau gaya bahasa
untuk karyanya agar memiliki
sastra dalam teks yang berkaitan
keindahan dan sarat akan makna yang
dengan linguistik. Kumpulan cerpen ini
harmonis sehingga nikmat saat dibaca.
juga banyak mengangkat masalah
Gaya bahasa tersebut mungkin
sosial yang terjadi di masyarakat
disengaja dan mungkin pula timbul
seperti masalah kemiskinan yang
serta merta ketika penulis atau
menjadi pangkal munculnya masalah-
masalah sosial lainnya seperti tindak salah satu judul cerpen dan sekaligus

kejahatan, pelacuran atau pelanggaran judul buku Kumpulan Cerpen karya

terhadap norma-norma yang berlaku di Ahmad Tohari cukup untuk mewakili

mayarakat. Oleh karena itu penelitian kelimabelas cerpen sebagai entitas

ini akan menganalisis gaya bahasa yang kehidupan.

digunakan menunjukkan masalah- Sebagai gambaran isi cerpen,

masalah sosial yang terdapat dalam Berdasarkan judulnya Mata yang Enak

kumpulan cerpen “Mata yang Enak Dipandang bukanlah makna denotasi.

Dipandang” karya Ahmad Tohari. Sepintas mata yang enak dipandang

Secara keseluruhan isi dari adalah sepasang mata yang memikat

kumpulan cerpen Mata yang Enak sehingga orang-orang yang belum

Dipandang Karya Ahmad Tohari membacanya mengira cerpen ini

mengangkat realitas sehari-hari. Ahmad menceritakan tentang seseorang yang

Tohari mengenal dengan baik objek jatuh cinta kepada pemilik mata yang

tulisannya dan masih memegang pakem enak dipandang. Pada kenyataannya

cerita yang berkisar seputar masalah peristiwa yang terdapat didalamnya tak

orang-orang kecil, kalangan bawah, dan lain seorang pengemis buta yang hidup

kaum marginal dengan segala di tengah keramaian kota bersama

problematika dan dialektikanya masing- dengan penuntunnya.

masing. Kelimabelas cerpen yang


Peneliti mengambil kumpulan
terdapat dalam kumpulan cerpen Mata
cerpen Mata yang Enak Dipandang
yang Enak Dipandang juga bisa
karya Ahmad Tohari, sebagai objek
dianggap sebagai sebuah kesatuan.
studi stilistika. Pemilihan kumpulan
Mata yang Enak Dipandang merupakan
cerpen Mata yang Enak Dipandang
karya Ahmad Tohari ini didasarkan dalam teks-teks kesastraan. Selain dari

pada temuan sekilas dari segi diksi dan aspek kebahasaan, melalui kajian

gaya bahasa menarik untuk dikaji lebih stilistika juga dapat dibedakan tanda

jauh. Sesuai dengan gambaran isi linguistik, ciri khas atau tanda khusus

cerpen yang telah dipaparkan dalam bahasa sastra dan nonsastra.

sebelumnya, Kumpulan cerpen tersebut Selain itu, kajian stilistika juga dapat

mengandung maksud kompleksitas bertujuan untuk menentukan seberapa

berkaitan dengan bahasanya. Alasan jauh dan dalam hal apa serta bagaimana

lain peneliti mengangkat kumpulan mempergunakan tanda-tanda linguistik

cerpen Mata yang Enak Dipandang untuk mengungkapkan maksud

sebagai objek penelitian karena dalam pengarang. Ketika pengarang

Kumpulan cerpen ini sarat dengan gaya menggunakan bentuk-bentuk bahasa

bahasa misalnya majas perbandingan tertentu, memilih berbagai bentuk

yang disampaikan dengan variatif. komponen bahasa tertentu, misalnya

Penelitian ini juga dilakukan untuk kata dan ungkapan, itu adalah sesuatu

memberikan penjelasan bahwa kajian yang disengaja. Maka pemilihan itu

stilistika juga dapat digunakan untuk pasti memiliki tujuan tertentu, memiliki

menggambarkan kehidupan sosial tujuan untuk mencapai efek khusus,

budayanya. yaitu efek estetis. Kajian stilistika antara

Stilistika Menurut Leech & lain bertujuan untuk menjelaskan

Short (dalam Nurgiyantoro, 2014:75) penggunaan gaya bahasa untuk

merunjuk pada pengertian studi tentang menunjukkan masalah sosial lewat

stile, kajian terhadap wujud performasi pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan

kebahasaan, khususnya yang terdapat di tersebut.


Walaupun penelitian tentang gramatikal menunjukkan masalah sosial

stilistika dalam karya sastra telah dalam kumpulan cerpen Mata yang

banyak dilakukan, namun setiap karya Enak Dipandang karya Ahmad Tohari ?

sastra yang diteliti mempunyai 3) Bagaimanakah bahasa figuratif

pengarang yang berbeda-beda. Setiap menunjukkan masalah sosial dalam

pengarang juga mempunyai style (gaya kumpulan cerpen Mata yang Enak

bahasa) yang berbeda pula dalam Dipandang karya Ahmad Tohari ? 4)

mengungkapkan pikiran atau idenya Bagaimanakah kohesi menunjukkan

dalam karya sastra. selain itu, Dari masalah sosial dalam kumpulan cerpen

beberapa penelitian yang peneliti Mata yang Enak Dipandang karya

temukan, kumpulan cerpen Mata yang Ahmad Tohari ?

Enak Dipandang sudah sering diteliti


Berdasarkan rumusan masalah
tetapi sejauh ini peneliti belum
tersebut, Tujuan penelitian ini adalah
menemukan penelitian yang mengkaji
untuk : 1) Mendesikripsikan aspek
tentang stilistika secara menyeluruh
leksikal yang menunjukkan masalah
untuk menunjukkan masalah sosial
sosial dalam kumpulan cerpen Mata
terhadap kumpulan cerpen Mata yang
yang Enak Dipandang karya Ahmad
Enak Dipandang karya Ahmad Tohari.
Tohari. 2) Mendeskripsikan aspek
Rumusan masalah dalam
gramatikal yang menunjukkan masalah
penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah
sosial dalam kumpulan cerpen Mata
aspek leksikal menunjukkan masalah
yang Enak Dipandang karya Ahmad
sosial dalam kumpulan cerpen Mata
Tohari. 3) Mendeskripsikan bahasa
yang Enak Dipandang karya Ahmad
figuratif yang menunjukkan masalah
Tohari ? 2) Bagaimanakah aspek
sosial dalam kumpulan cerpen Mata
yang Enak Dipandang karya Ahmad mengandung nilai-nilai kebenaran di

Tohari. 4) Mendeskripsikan aspek dunia aslinya (dunia masyarakat).

kohesi yang menunjukkan masalah Karya sastra adalah suatu

sosial dalam kumpulan cerpen Mata refleksi kehidupan yang direncanakan

yang Enak Dipandang karya Ahmad dengan tujuan tertentu. Harus

Tohari. mempunyai pengetahuan di luar sastra

B. KERANGKA TEORI untuk mengetahui hubungan antara


Karya sastra merupakan suatu
suatu karya tertantu dengan kehidupan.
bentuk seni kreatif yang di dalamnya
Tentu saja karya sastra harus bersifat
mengandung nilai-nilai keindahan.
menarik; sastra harus memiliki struktur
Sebuah karya sastra bukan ada begitu
dan tujuan estetis, koherensi
saja atau seperti agak dibuat-buat agar
keseluruhan, dan efek tertentu. Karya
menajdi ada. Dalam bukunya,
sastra harus mempunyai kaitan yang
Luxemburg, dkk (1992: 5) mengatakan
nampak dengan kehidupan, tetapi
bahwa karya sastra merupakan sebuah
hubungan itu sangat beragam:
ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-
kehidupan dalam karya sastra dapat
mata sebuah imitasi sang seniman yang
diperindah, diejek, atau digambarkan
berusaha menciptakan sebuah dunia
bertolak belakang dengan kenyataan
baru, meneruskan proses penciptaan di
(Wellek, 1988:277).
dalam semesta alam, bahkan
Kata prosa berasal dari
menyempurnakannya. Karya sastra
bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus
memang bersifat fiktif, dibangun
terang". Sebagai salah satu karya sastra,
melalui imajinasi pengarangnya. Walau
genre prosa paling sering dikaji di
hanya bersifat fiktif, karya sastra juga
lingkungan akademik. Istilah prosa fiksi
sebenarnya memiliki cakupan yang luas adalah cerita yang panjangnya di sekitar

tidak hanya tulisan yang bersifat seni 5000 kata atau kira-kira 17 halaman

yang digolongkan dalam karya sastra kuarto spasi yang terpusat dan lengkap

tapi juga mencakup berbagai bentuk pada dirinya sendiri.

karya tulis yang berbentuk kajian. Menurut Poe (dalam

Kata “fiksi” atau fiction diturunkan dari Nurgiyantoro,2005:10), mengatakan


bahasa Latin fictio, fictum yang berarti
bahwa Cerpen adalah sebuah cerita
“ membentuk, membuat, mengadakan,
yang selesai dibaca dalam sekali duduk,
menciptakan”. Dengan demikian
dapatlah dianalogikan bahwa kata benda kira-kira berkisar antara setengah
fiksi dalam bahasa Indonesia secara
sampai dua jam. Cerita pendek lebih
singkat “sesuatu yang dibentuk, sesuatu
padat dan langsung pada tujuannya
yang diciptakan, sesuatu yang dibuat,
sesuatu yang diimajinasikan” (Taringan, dibandingkan karya-karya fiksi lainnya
1993: 120). Berdasarkan pengertian di
yang lebih panjang seperti novel.
atas simpulkan bahwa sesuatu yang
Ukuran pendek ini lebih didasarkan
ditulis berdasarkan imajinasi penulis
atau rekaan penulis sebagai ungkapan pada keterbatasan pengembangan
yang ada di dalam pikiran.
unsur-unsurnya (Suyanto, 2012:46).
Cerpen adalah karangan pendek
Selain itu, pengertian mengenai
yang berbentuk prosa. Dalam cerpen
cerpen diambil dari definisi Kamus
dipisahkan sepenggal kehidupan tokoh,
Istilah Sastra dan Kamus Besar Bahasa
yang penuh pertikaian, peristiwa yang
Indonesia. Cerpen sebagai kisahan yang
mengharukan atau menyenangkan, dan
memberi kesan tunggal yang dominan
mengandung kesan yang tidak mudah
tentang satu tokoh dalam satu latar dan
dilupakan (Kosasih dkk, 2004:431).
satu situasi dramatik; cerpen (Zaidan,
Nugroho Notosusanto (Tarigan,
dkk., 2004:50). Cerpen harus
1993:176) mengatakan bahwa cerpen
memperlihatkan kepaduan sebagai yang selesai dibaca dalam sekali duduk,

patokan dasarnya. Definisi serupa kira-kira berkisar antara setengah

mengenai cerpen, yakni kisahan pendek sampai dua jam. Cerita pendek lebih

(kurang dari 10.000 kata) yang padat dan langsung pada tujuannya

memberikan kesan tunggal yang dibandingkan karya-karya fiksi lainnya

dominan dan memusatkan diri pada satu yang lebih panjang seperti novel.

tokoh dalam satu situasi (Depdiknas, Ukuran pendek ini lebih didasarkan

2008:263). pada keterbatasan pengembangan

Cerpen adalah karangan pendek unsur-unsurnya (Suyanto, 2012:46).

yang berbentuk prosa. Dalam cerpen Selain itu, pengertian mengenai

dipisahkan sepenggal kehidupan tokoh, cerpen diambil dari definisi Kamus

yang penuh pertikaian, peristiwa yang Istilah Sastra dan Kamus Besar Bahasa

mengharukan atau menyenangkan, dan Indonesia. Cerpen sebagai kisahan yang

mengandung kesan yang tidak mudah memberi kesan tunggal yang dominan

dilupakan (Kosasih dkk, 2004:431). tentang satu tokoh dalam satu latar dan

Nugroho Notosusanto (Tarigan, satu situasi dramatik; cerpen (Zaidan,

1993:176) mengatakan bahwa cerpen dkk., 2004:50). Cerpen harus

adalah cerita yang panjangnya di sekitar memperlihatkan kepaduan sebagai

5000 kata atau kira-kira 17 halaman patokan dasarnya. Definisi serupa

kuarto spasi yang terpusat dan lengkap mengenai cerpen, yakni kisahan pendek

pada dirinya sendiri. (kurang dari 10.000 kata) yang

Menurut Poe (dalam memberikan kesan tunggal yang

Nurgiyantoro,2005:10), mengatakan dominan dan memusatkan diri pada satu

bahwa Cerpen adalah sebuah cerita


tokoh dalam satu situasi (Depdiknas, language” (Stilistika adalah bagian dari

2008:263). linguistik yang memusatkan diri pada

Stilistika mengkaji wacana variasi dalam penggunaan bahasa).

sastra dengan orentasi linguistik yakni Adapun menurut Panuti

mengkaji cara sastrawan memanipulasi Sudjiman (1993: 52) pengkajian

potensi dan kaidah yang terdapat dalam stilistika mengkaji teks sastra secara

bahasa serta memberikan efek tertentu. rinci dan sistematis, melibatkan prefensi

Harimurti Kridalaksana (2001: 202) penggunaan kata atau struktur bahasa,

stilistika adalah (1) ilmu yang mengamati antara hubungan pilihan itu

menyelidiki bahasa yang dipergunakan untuk mengidentifikasi ciri-ciri stilistik

dalam karya sastra; ilmu interdisipliner (stylistic feature) yang membedakan

antara linguistik dan kesusastraan; (2) pengarang, karya, tradisi atau periode

penerapan linguistik pada penelitian tertentu dari pengarang, karya, tradisi,

gaya bahasa. atau periode lainnya.

Stilistika tidak hanya merupakan Aspek Kajian dalam Stilistika,

studi gaya bahasa dalam kesusastraan Leech & Short (dalam Nurgiyantoro,

saja, melainkan juga studi gaya bahasa 2014: 150) mengemukakan bahwa

pada umumnya walaupun terdapat unsur stile yang disebut dengan istilah

penelitian khusus pada bahasa stylistic categoris terdiri atas unsur

kesusastraan seperti hal-nya yang kategori leksikal, gramatikal, bahasa

dikemukakan oleh (Turner. G.W dalam figuratif (figure of speech), serta

Erry Pranawa, 2005: 21): “Stylistics is konteks dan kohesi.

that part of linguistics which Nurgiyantoro (2014:183-184)

concentrate on variation in the use of mengatakan bahwa objek kajian


leksikal sebagai berikut: 1) Kata yang ibunya”), kata bentukan baru (contoh,

dipergunakan sederhana atau kompleks. keterbelakangan, manusiawi, dll). 4)

Kata dianggap sebagai satuan bahasa Kata dan ungkapan dalam bahasa karya

yang mandiri, bebas dan memiliki yang bersangkutan saja atau ada dari

makna yang utuh. Kata biasa terdiri dari bahasa yang lain, misalnya dalam puisi

satu morfem dan biasa juga lebih. Kata atau fiksi Indonesia apakah terdapat

yang terdiri dari satu morfem di sebut kata dan ungkapan dari bahasa lain,

kata sederhana (contoh, kerja, cuci, misalnya Jawa (contoh, nyengir,

masak, dll). Sedangkan, kata yang sumringah, dll) bahasa daerah yang lain,

mendapatkan imbuhan, preposisi, atau bahasa asing. 5) Makna kata yang

partikel merupakan kata kompleks digunakan, apakah bersifat referensial

(Contoh, dikerjakan, dicucikan, (kata yang sesuai dengan acuannya)

dimasakkan, dll). 2) Kata dan ungkapan Contoh, kamus yang mengacu pada

yang dipergunakan dalam teks itu jenis buku tertentu. Asosiatif (makna

formal atau kolokial. Formal artinya dari kata tersebut bersifat logis).

kata-kata baku secara bentuk dan Contoh, kuda yang artinya binatang

makna, contoh; tebal, kesal, kamu, saya. yang berkaki empat. Denotasi (makna

Sedangkan, kolokial adalah kata-kata sebenarnya) contoh, kambing hitam

seperti dalam percakapan sehari-hari yang berarti kambing yang berwarna

yang nonformal, seperti: tebel, kesel, lu, hitam. Konotasi (makna yang tidak

gue, dll. 3) Kata yang menyimpang dari sebenarnya) contoh, kambing hitam

struktur kaidah bahasa baku, misalnya yang bisa dimaknai bahwa dia yang

penghilangan afiks (contoh, kata dijadikan korban terhadap apa yang

rindukan pada kalimat “susi rindukan dilakukan orang lain.


Selain itu, menurut memperhitungkan golongan kata utama,

Nurgiyantoro (2014: 184) dalam kajian aspek gramatikal memperhitungkan

aspek leksikal dapat dilakukan golongan kata yang kecil ‘kata fungsi’:

identifikasi berdasarkan jenis kata preposisi, kata penghubung, nomina,

sebagai berikut: 1) Kata benda pronomina, penentu, kata bantu, kata

(nomina) adalah kata digunakan untuk seru. Perkara-perkara yang menarik

menunjuk benda, makhluk atau untuk dianalisis dalam aspek gramatikal

manusia. 2) Kata kerja (verba) mengacu adalah kekompleksan kalimat, jenis

pada tindakan, pernyataan, atau kluasa, struktur klausa, frasa dan jenis-

peristiwa. 3) Kata sifat (adjektiva) kata jenisnya.

yang menerangkan sifat, keadaan watak, Nurgiyantoro (2014:191-192)

dan tabiat orang/binatang/benda. 4) mengatakan kegiatan analisis struktur

Kata bilangan (numeralia) adalah kata gramatikal dapat dilakukan terhadap

yang dipakai untuk menghitung banyak hal-hal atau dengan cara-cara berikut,

orang, bintang dan benda. 5) Kata tugas baik hanya diambil sebagian maupun

seperti kata dan, lalu, atau, kemudian. seluruhnya, bahkan jika dipandang

Aspek gramatikal yang dimaksud perlu ditambah unsur lain

dalam unsur stilistika adalah struktur Bahasa figuratif (figure of

sintaksis yang di dalamnya terdapat speech) atau istilah lain dari pemajasan

unsur frasa, klausa, dan kalimat. Aspek adalah suatu bentuk penggunaan bahasa

gramatikal dalam stilistika dianalisis yang maknanya menyimpang dari

jenis kalimat seperti kalimat berita, pemakaian yang biasa, baku atau urutan

pertanyaan, perintah, seruan dan kalimat kata dengan tujuan untuk mencapai efek

tanpa kata kerja. Tidak hanya tertentu, yaitu efek keindahan.


Penyimpangan tersebut secara konkret bermakna kias atau bermakna lambing

berupa penyimpangan makna. Artinya, (waluyo, 2010:96).

dilihat dari sisi makna penggunaan Agni (2009: 11) menjelaskan

bahasa itu tergolong tidak biasa karena bahwa majas merupakan gaya bahasa

makna yang ditunjuk bukan merupakan dalam bentuk tulisan maupun lisan yang

makna aktual atau makna denotatif, dipakai dalam suatu karangan yang

melainkan pada makna kias, makna bertujuan untuk mewakili perasaan dan

konotatif (Nurgiyantoro, 2014:211). pikiran dari pengarang. Sedang,

Bahasa figuratif merupakan lambang sering digunakan pengarang

retorika sastra yang sangat dominan. untuk memperjelas makna dan membuat

Bahasa figuratif dalam penelitian suasana dalam karya sastra menjadi

stilistika sebuah karya sastra dapat lebih jelas sehingga dapat menggugah

mencakup majas dan lambang. hati pembaca.

Pemilihan kedua bentuk bahasa figuratif Adapun jenis-jenis majas seperti

tersebut didasarkan pada alasan bahwa berikut ini: 1) Majas perbandingan

keduanya merupakan sarana sastra yang adalah majas yang membandingkan

dipandang sangat representative dalam sesuatu dengan sesuatu yang lain

mendukung ide atau gagasan melalui ciri-ciri kesamaan antara

pengarang. Selain itu, kedua bentuk keduanya. Kesamaan itu misalnya

bahasa figuratif tersebut diduga cukup berupa ciri fisik, sifat, sikap, keadaan,

banyak dimanfaatkan oleh para suasana, tingkah laku, dan sebagainya

sastrawan dalam karya (Nurgiyantoro, 2014:218).

sastranya,sehingga dapat dikatakan Stilistika meninjau aspek konteks

bahwa bahasa figuratif tersebut yang sering dikenal sebagai kohesi.


Konteks dalam kajian stilistika berupa 2003:41). Secara lengkap, Leech dan

jawaban soalan seperti, adakah Short (Nurgiyantoro, 2014:194)

pengarang berbicara secara langsung menjelaskan bahwa dalam kaitannya

dengan pembaca, atau melalui ucapan dengan stile, aspek kohesi memegang

atau pikiran beberapa tokoh. Sikap yang peran penting. Kohesi adalah salah satu

bagaimana yang diimplikasikan aspek teks yang membangun retorika

pengarang terhadap persoalannya. teks, baik dalam teks sastra maupun

Bagaimana ucapan atau pikiran tokoh nonsastra. Dalam teks prosa fiksi,

disajikan secara langsung atau tak kohesi bahkan dilihat sebagai semacam

langsung. Kepaduan akan menjawab latar belakang yang signifikan

persoalan-persoalan seperti, apakah memengaruhi bentuk stile. Artinya,

hubungan logika atau hubungan antara bagaimana pendayaan kohesi dalam

kalimat-kalimat dalam satu teks. suatu teks, itu juga merupakan hal

Bagaimana rujukan silang oleh ganti penting dalam usaha mencapai efek

nama oleh bentuk pengganti atau keindahan teks itu.

elipsis. Dengan kata lain, apakah itu Masalah Sosial Menurut Soekanto,

digunakan untuk mendapatkan variasi Soerjono (2012:314) menyatakan

yang baik, menghindarkan perulangan bahwa masalah sosial timbul dari

dengan menggantikan frasa deskriptif kekurangan- kekurangan dalam diri

(Roziah, 2013:50) manusia atau kelompok sosial yang

Kohesi merujuk pada bersumber pada faktor ekonomis,

keterkaitan antarproposisi yang secara biologis, biopsikologis, dan

eksplisit diungkapkan oleh kalimat- kebudayaan. A) Faktor Ekonomis

kalimat yang digunakan (TBBI, Masalah yang berasal dari faktor


ekonomis antara lain kemiskinan, makan, dorongan untuk

pengangguran. Kemiskinan adalah suatu mempertahankan dirinya dan terakhir

keadaan di mana seseorang tidak bisa adalah kebutuhan akan lawan jenis. C)

menjamin hidupnya sendiri seperti Faktor Psikologis Masalah sosial bisa

orang lain pada umumnya. Ukuran ini timbul oleh karena faktor psikologis,

akan semakin jelas, jika seseorang seperti kebingungan, disorganisasi,

kurang atau tidak mampu menggunakan penyakit syaraf dan sebagainya.

tenaga fisik dan dan mentalnya dalam Dikatakan demikian oleh karena faktor-

usaha mencapai taraf hidup yang faktor tersebut dapat menyebabkan

diinginkan, seperti taraf hidup orang manusia atau masyarakat tidak mampu

lain dalam suatu kelompok masyarakat untuk berfikir dan bertindak secara

tertentu. Selanjutnya adalah wajar. Ketidak wajaran dalam berfikir

pengangguran yang memiliki pengertian dan bertindak ini disebabkan oleh

sebagai suatu keadaan di mana adanya tekanan- tekanan psikologis. D)

seseorang tidak mempunyai pekerjaan Faktor Kebudayaan Masalah sosial yang

yang bisa menjamin hidupnya sendiri. bersumber dari faktor kebudayaan

B) Faktor Biologis Masalah yang biasanya yang paling menonjol bagi

bersumber dari faktor biologis ini kehidupan manusia dalam masyarakat,

misalnya, masalah- masalah yang yaitu jika manusia tidak mampu untuk

menyangkut kependudukan dan menyesuaikan diri dengan

keharusan biologis lainnya. Kekurangan perkembangan kebudayaan. Menurut

atau tergoncangnya faktor biologis ini Soekanto persoalan yang

seperti bertambahnya umat manusia dan menyangkut perceraian, kejahatan,

keharusan pemenuhan kebutuhan kenakalan anak-anak, konflik sosial,


dan keagamaan bersumber dari faktor yang digunakan oleh pengarang dalam

kebudayaan. sebuah karya sastra. Sistem tanda yang

C. METODE dimaksudkan berupa pemilihan kata,


Metode penelitian adalah cara
struktur kalimat, bahasa figuratif dan
yang digunakan oleh seorang peneliti
kohesi yang oleh pengarang digunakan
dalam melaksanakan penelitian, dalam
hal ini terhadap karya sastra. Desain untuk memberikan kesan estetik serta
penelitian ini adalah desain deskriptif
untuk beberapa tujuan seperti yang
kualitatif. Peneliti mendeskripsikan
dikemukakan oleh Aminuddin (1995)
data-data atau informasi yang terdapat
di dalam objek kajian. Sumber data yaitu dapat digunakan untuk
dalam penelitian ini adalah kumpulan
menggambarkan identitas, karakteristik
cerpen Mata yang Enak Dipandang
pelaku, maupun kehidupan sosial-
karya Ahmad Tohari, cetakan kedua
diterbitkan oleh PT Gramedia Utama budayanya.
tahun 2015 di Jakarta.
Stilistika Menurut Leech &
Data dalam penelitian ini berupa
Short (dalam Nurgiyantoro, 2014:75)
kata, frasa, klausa, kalimat serta paragraf
yang memiliki unsur stilistika untuk merunjuk pada pengertian studi tentang
menunjukkan masalah sosial yang
stile, kajian terhadap wujud performasi
terdapat dalam kumpulan cerpen Mata
yang Enak Dipandang karya Ahmad kebahasaan, khususnya yang terdapat di

Tohari. dalam teks-teks kesastraan. Selain dari


D. PEMBAHASAN
aspek kebahasaan, melalui kajian
Stilistika merupakan ilmu
stilistika juga dapat dibedakan tanda
tentang gaya. Pada awalnya stilistika
linguistik, ciri khas atau tanda khusus
hanya berkaitan dengan gaya bahasa
dalam bahasa sastra dan nonsastra.
tetapi dalam perkembangannya stilistika
Selain itu, kajian stilistika juga dapat
tidak dilihat dari gaya bahasanya saja,
bertujuan untuk menentukan seberapa
akan tetapi juga mengkaji sistem tanda
jauh dan dalam hal apa serta bagaimana Aspek leksikal yang dimaksud

mempergunakan tanda-tanda linguistik ini adalah sama pengertiannya dengan

untuk memperoleh efek khusus. Ketika diksi, yang mengacu pada pengertian

pengarang menggunakan bentuk-bentuk penggunaan kata-kata yang sengaja

bahasa tertentu, memilih berbagai dipilih pengarang untuk mencapai

bentuk komponen bahasa tertentu, tujuan tertentu. Ketika seseorang

misalnya kata dan ungkapan, itu adalah bermaksud menulis sesuatu, setelah

sesuatu yang disengaja dipilih untuk gagasan diperoleh dan dipastikan kerja

menggambarkan gagasan serta untuk pertama yang dilakukan adalah memilih

menarik hati pembaca agar cerita yang kata-kata. Kata-kata itulah yang dipakai

disajikan tidak membosankan. sebagai sarana untuk memanifestasikan

Stilistika sebagai studi tentang perasaan, ide, dan gagasannya yang

gaya atau stile, Leech dan Short masih abstrak untuk tujuan komunikasi

merupakan salah satu pakar teori agar dapat diterima dan dipahami oleh

stilistika. Leech dan Short membagi orang lain (Nurgiyantoro, 2014:172-

aspek kajian dalam stilistika kedalam 173).

beberapa aspek yaitu, leksikal, Dalam kajian terhadap

gramatikal, bahasa figuratif, dan kohesi. kumpulan cerpen Mata yang Enak

Leech tidak memasukkan unsur bunyi Dipandang karya Ahmad Tohari,

karena unsur tersebut banyak digunakan ditemukan bahwa pengarang

pada kajian stile puisi, sedangkan menggunakan kata sederhana yang

komponen stile Leech ditujukan untuk bersifat kolokial untuk menunjukkan

teks-teks prosa fiksi. masalah sosial. Penggunaan kata

1. Aspek Leksikal tersebut untuk menggambarkan suasana


keakraban, kekeluargaan yang terjalin yang terkenal dengan novel

antara tokoh – tokoh lainnya. Meskipun triloginya Ronggeng Dukuh Paruk yang

menggunakan kata sederhana yang ditulis pada 1981. Oleh karena itu,

bersifat kolokial, pengarang juga dalam penulisan kumpulan cerpen

menggunakan bahasa sastra untuk tersebut pengarang banyak

menambah efek estetis agar karya sastra menggunakan bahasa jawa dan banyak

yang dibuat dapat memberikan kesan bercerita tentang problematika

tertentu dihati pembaca. Selanjutnya, masyarakat kelas bawah. Penggunaan

dalam kajian ini ditemukan kata yang kata sederhana yang bersifat kolokial

bermakna konotasi dan denotasi. Tetapi, menggambarkan latar tempat kejadian

pengarang menggunakan kata yang cerita serta mencerminkan orang-orang

bermakna denotasi untuk desa dan pinggiran. Pada kajian aspek

menggambarkan eratnya tali leksikal, juga dikaji pada penggunaan

persaudaraan yang terjalin diantara para kata pada tiap-tiap judul cerpen dan

tokoh. Selain itu, pada penggunaan jenis nama tokoh. Pada kajian tersebut,

kata seperti kata nomina (benda), verba penggunaan kata pada judul dan nama

(kerja), adjektiva (sifat), tugas, tokoh semakin memperjelas latar cerita

numeralia (bilangan), pada kajian ini yang berlatar di pulau jawa.

penggunaan kata verba (kerja) 2. Aspek Gramatikal

mendominasi penggunaan jenis kata Aspek gramatikal yang

dalam kumpulan cerpen tersebut. dimaksudkan adalah struktur sintaksis

Ahmad Tohari lahir di desa yang didalamnya terdapat unsur frasa,

Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, klausa, dan kalimat. Aspek sintaksis

Jawa Tengah dan merupakan sastrawan merupakan struktur yang lebih tinggi
tingkatannya daripada unsur leksikal. ditemukan bahwa kalimat imperatif

Struktur sintaksis tidak lain adalah banyak digunakan oleh pengarang. Hal

susunan kata menurut aturan tertentu. tersebut yang terjadi pada masyarakat

Artinya, kata-kata tidak hanya dapat kelas bawah khususnya orang

dideretkan begitu saja tanpa tunduk pinggiran. Banyak dari mereka ditindas

pada sistem kaidah suatu bahasa oleh penguasa dan menunggu belas

(Nurgiyantoro, 2014:186). kasihan dari orang-orang dermawan.

Pada kajian aspek Gramatikal Jenis frasa dan klausa pada

terdapat beberapa kategori yaitu kajian aspek gramatikal menunjukkan

kekompleksitasan kalimat (sederhana bahwa pengarang menggunakan gaya

atau kompleks), jenis kalimat serta jenis bahasa dengan teliti dan sangat

frasa dan klausa. Pada kategori terperinci. penggunaan jenis frasa dan

kekompleksitasan kalimat ditemukan klausa yang terdapat pada kumpulan

bahwa dalam kumpulan cerpen tersebut cerpen Mata yang Enak Dipandang

pengarang mendominasi penggunaan terdapat bentuk-bentuk pola struktur

kata kompleks yang ditandai dengan kalimat yang menarik dan merujuk pada

penggunaan dua kata kerja. Penggunaan efek estetis yang ingin dihasilkan oleh

kalimat kompleks digunakan pengarang pengarang sehingga jenis frasa dan

untuk menggambarkan ceritanya baik klausa yang digunakan mendekati kata-

secara langsung ataupun melalui tokoh- kata yang bersifat puitis.

tokoh yang dibuatnya. Selanjutnya, 3. Bahasa Figuratif (Figure of

pada penggunaan jenis kalimat yang Speech)

terdiri dari kalimat deklaratif, imperatif Bahasa figuratif (figure of

dan introgatif. Pada kajian ini speech) atau istilah lain dari pemajasan
adalah suatu bentuk penggunaan bahasa kendaraan yang sering ugal-ugalan dan

yang maknanya menyimpang dari tidak mematuhi rambu-rambu lalu

pemakaian yang biasa, baku atau urutan lintas. Selain mengkritik mengenai lalu

kata dengan tujuan untuk mencapai efek lintas jalan raya, pengarang juga sedikit

tertentu, yaitu efek keindahan menyindir sifat orang-orang yang

(Nurgiyantoro, 2014: 211). tinggal didaerah perkotaan. Ahmad

Kajian aspek bahasa figuratif tohari menyimpan banyak kritikan

pada penelitian ini terdiri dari tentang kehidupan orang pinggiran.

penggunaan majas diantaranya majas 4. Kohesi

perbandingan, pertentangan, sindiran Aspek kohesi dalam sitilistika

dan majas penegasan. Pada kajian ini menurut Leech dan Short

penggunaan majas metafora lebih (Nurgiyantoro, 2014:194) menjelaskan

bervariatif. Dari beberapa temuan, bahwa dalam kaitannya dengan stile,

penggunaan majas metafora aspek kohesi memegang peran penting.

mengandung kritikan tentang kehidupan Kohesi adalah salah satu aspek teks

jalan raya. Hal tersebut digambarkan yang membangun retorika teks, baik

melalui pengunaan metafora pada kata dalam teks sastra maupun nonsastra.

“bea” dan “raja jalanan”. bea digunakan Pada kajian aspek kohesi,

pengarang untuk mengkritik jalan raya pengarang menggunakan sudut pandang

yang semakin hari semakin padat yang beragam. sudut pandang orang

namun kurang perhatian sehingga pertama sebagai pelaku utama terdapat

memicu terjadinya kecelakaan bahkan dalam cerpen “penipu keempat”. Dalam

kematian. Sementara, Raja jalanan cerpen ini pengarang memposisikan

untuk menggambarkan pengendara dirinya untuk melukiskan serta


membeberkan berbagai pengalamannya ekspresif, penuturan yang seolah-olah

yang ia temui. Selanjutnya, rujuk silang terlontar secara serta merta.

dan sambungan. Rujuk silang pada Pengulangan itu sendiri merupakan

kajian ini terdiri dari beberapa kategori suatu bentuk dan cara untuk

seperti pengacuan, subsitusi dan elipsis, menekankan makna dan kesan emotif

pengulangan dan variasi elegan. Pada disamping juga untuk memperkuat sifat

kajian tersebut, ditemukan bahwa pada paralelistis kalimat.

kategori pengacuan yang ditandai oleh Secara umum, berdasarkan hasil

penggunaan kata ganti orang dan analisis dan pembahasan yang telah

deiksis seperti penggunaan kata tunjuk dilakukan, ditemukan bahwa aspek

ini dan itu. Selanjutnya, pada kategori leksikal dalam kumpulan cerpen Mata

subsitusi dan elipsis yang ditandai yang Enak Dipandang mendominasi.

dengan penggantian suatu struktur Sebab, dalam kajian tersebut terdapat

bentuk lain yang mengacu pada referen kata kompleks dan sederhana, kolokial,

yang sama dan elipsis adalah konotasi dan denotasi, kata bentuk

pengurangan atau penyingkatan satuan menyimpang, jenis kata, leksikon dari

struktur yang sudah disebutkan bahasa daerah, serta kata pada judul dan

sebelumnya. Kemudian, pada kategori nama tokoh. Selanjutnya, aspek

pengulangan formal dan variasi elegan gramatikal, Dalam analisis aspek

sering disebut dengan pengulangan tersebut terdapat kekompleksitasan

ekspresif. Pengarang menggunakannya kalimat (sederhana atau kompleks),

untuk memperoleh efek estetis. jenis kalimat (deklaratif, imperatif,

Penggunaan pengulangan formal dan introgatif), serta jenis frasa dan klausa.

variasi elegan membangkitkan kesan Dalam kajian aspek gramatikal


ditemukan bahwa kalimat Impereatif berbagai macam masalah sosial akibat

mendominasi penggunaan kalimat faktor ekonomi, faktor kebudayaan, dll.

dalam kumpulan cerpen tersebut. Faktor ekonomi seperti kemiskinan

Kemudian yang ketiga adalah bahasa menjadi bahan utama pengarang untuk

figuratif. Bahasa figuratif yang terdiri menunjukkan masalah sosial yaitu

atas majas perbandingan (metafora, kemiskinan untuk membangun

simile, alegori, personifikasi), ceritanya. Hal itu dapat diketahui dari

pertentangan (hiperbola), sindiran pemilihan kata, penggunaan dialek dan

(sinisme), dan penegasan (repetisi). istilah dari bahasa Jawa, serta pemilihan

Pada kajian tersebut ditemukan bahwa kata pada judul dan nama yang merujuk

majas Metafora mendominasi pada masalah-masalah sosial.

penggunaan majas dalam kumpulan Pada aspek gramatikal digunakan

cerpen Mata yang Enak Dipandang. untuk menunjukkan masalah sosial

Kemudian, pada kohesi yang terdiri dari seperti kejahatan, kekerasan,


rujuk silang dan sambungan, ditemukan
penindasan, bahkan penyimpangan-
bahwa kohesi bersifat rujuk silang lebih
penyimpangan dari norma-nomra. Hal
mendominasi. Sebab, terdapat beberapa
bentuk pengacuan, subsitusi dan itu dapat diketahui dari kompleksitas
pengulangan formal yang digunakan
kalimat, Jenis kalimat yang terdiri atas
dalam kumpulan cerpen tersebut.
kalimat deklaratif, kalimat imperatif,
E. PENUTUP
Pada aspek leksikal dalam dan introgati, jenis frasa terdiri atas

kumpulan cerpen Mata yang Enak frasa endosentris, dan frasa eksosentris

Dipandang karya Ahmad Tohari dan klausa yang merujuk pada masalah-

digunakan untuk menujukkan masalah masalah sosial.

sosial. Diketahui bahwa timbulnya


Bahasa figuratif yang terdapat Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiasi
Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru
dalam kumpulan cerpen Mata yang Algesindo

Enak Dipandang meliputi metafora, _________. 1995. Stilistika Pengantar


Memahami Bahasa Dalam Karya
simile, alegori, personifikasi, hiperbola, Sastra. Semarang : IKIP semarang Press

litotes, sinisme dan repetisi. Dari Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa
Indonesia (pendekatan dan proses).
penggunaan bahasa kias semacam itu Jakarta: Rineka Cipta

dapat menggambarkan berbagai Chaer, Abdul. 2002. Pengantar


Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta:
persoalan-persoalan sosial yang terjadi Rineka Cipta

pada masyarakat. Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa


Indonesa Pusat Bahasa. Jakarta: PT
Pada penggunaan aspek kohesi Gramedia Pustaka

digunakan untuk menggambarkan Dola, Abdullah. 2010. Tataran Sintaksis


Dalam Gramatikal Bahasa Indonesia.
situasi yang terjadi pada masyarakat Makassar: Badan Penerbit UNM.

yang diterpa masalah-masalah sosial Dola, Abdullah. 2007. Apresiasi


Prosa Fiksi dan Drama. Makassar:
seperti penindasan. Hal itu dilihat dari Badan Penerbit Universitas Negeri
Makassar.
pemakaian aspek kohesi meliputi, rujuk
Harimurti Kridalaksana. 2001. Kamus
silang terdiri atas pengacuan, subtitusi Linguistik (edisi IV). Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
dan elipsis, dan pengulangan formal dan
Herman J, Waluyo. 2006. Pengkajian
variasi elegan, dan Sambungan. dan Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi
Agni, Binar. 2009. Sastra Indonesia
3). 2005. Jakarta: Balai Pustaka.
Lengkap Pantun, Puisi, Majas,
Peribahasa, Kata Mutiara. Jakarta: Hi-
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus
Fest Publising.
Linguistik. Edisi Keempat. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Alwi, Hasan dkk. 2003. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Kokasih, Engkos. 2004. Kompetensi
Pustaka
Ketatabahasaan dan Kesusastraan;
Cermat, Berbahasa Indonesia.
Bandung: Yrama Widya
Leech, Geoffrey N., and Short, Michael Rahayu, Mukti. 2009. Analisis Gaya
H. 1981. Style in Fiction. A Bahasa Metafora pada Tetralogi novel
Linguistic Introduction to karya Andrea Hirata. Skripsi.
English Fictional Prose. London Universitas Muhammadiyah Surakarta
and New York: A Longman
Paperback Ristiani. 2015. Analisis Reduplikasi
Dalam Kumpulan Cerpen Mata Yang
Luxemburg, Jan Van dkk. 1992. Dalam Enak Dipandang Karya Ahmad
Dick Hartolo. Pengantar Ilmu Sastra. Tohari.Skripsi thesis. Universitas
Jakarta: Gramedia. Muhammadiyah Surakarta.

Luxemburg, Jan Van. Bal, Mieke. Rosmiati. 2012. Analisis Gaya Bahasa
Weststeijn, dan Willem G. 1984. dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk
Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: karya Ahmad Tohari (Suatu Tinjauan
Gramedia. Stilistika). Skripsi. Universitas Negeri
Makassar.
Minderop, Albertine. 2005. Metode
Karakterisasi Telaah Fiksi. Jakarta: Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu
Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 2012

Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Stilistika. Roziah. 2013. Karakterisasi Tokoh


Yogyakarta: Gadjah Mada University dalam Stilistika.
Press.
Saputra, Irwan Hadi. Kalimat
Nurgiyantoro. 2005. Teori Pengkajian Sederhana dan Kalimat
Fiksi. Yogyakarta: Gajahmada Kompleks. Bahasa Indonesia
University Press perpustakaan online.
Http//plengdut.com Di akses 4
Nurgiyantoro, Burhan dkk. 2004. Oktober 2013, pukul 03:36 am.
Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-
ilmu Sosial. Yogyakarta. Gadjah Mada
University Press. Sumardjo, Jakob. 1999. Konteks Sosial
Novel Indonesia 1920-1977. Bandung:
Pradopo, Rachmat Djoko.1995. Alumni
Metodologi Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Masyarakat Poestaka Sumardjo, Jakob dan Sauni K.M. 1998.
Indonesia Apresiasi Kesusastraan. Jakarta:
Gramedia
Pranawa, Erry. 2005. Analisis Stilistika
Novel Burung-burung Manyar Karya Sudjiman, Panuti. 1993. Bunga Rampai
Y.B. Mangunwijaya (Tesis). Program Stiliska. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
Studi Linguistik Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Suyanto, Edi. 2012. Perilaku Tokoh
dalam Cerpen Indonesia. Bandar
Purba, Antilan. 2010. Sastra Indonesia Lampung: Universitas Lampung
Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu
Tarigan, H.G. 1993. Strategi dan
Pembelajaran Bahasa. Bandung:
Angkasa

___________. 1985. Pengajaran Gaya


Bahasa. Bandung: Angkasa

Tjahjono, Libertus Tongsoe. 1988.


Sastra Indonesia; Pengantar, Teori dan
Apresiasi. Ende-Flores: Nusa
Indah

Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra


Pengantar Teori Sastra. Jakarta:
Pustaka Jaya.

________. 1984. Tergantung Pada


Kata. Jakarta : Pustaka Jaya

Tohari, Ahmad. 2013. Mata yang Enak


Dipandang. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama

Wellek, Rene dan Austin Warren.1988.


teori kesusastraan. Jakarta. Gramedia

Yulianto. 2012. Gaya Bahasa Kias


dalam novel Kubah karya Ahmad
Tohari (online,) http://jurnal-
online.um.ac.id. diakses 24 Mei 2016

Zaidan, Abdul Razak. 2004. Kamus


Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka

You might also like