You are on page 1of 5

ARTIKEL ASLI

MEDICINA 2019, Volume 50, Number 1: 85-89


P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321

Distribusi penderita otitis media efusi berdasarkan


beberapa faktor risiko pada siswa Sekolah Dasar di
Kabupaten Karangasem, Propinsi Bali

Richard P. Simbolon,* Komang Andi Dwi Saputra CrossMark

ABSTRACT

Otitis media with effusion (OME) is a middle ear inflammation students (91.30%) who received exclusive breastfeeding from their
characterized by presence of fluid in the middle ear cavity with intact mothers for at least 6 months. Six students (26.09%) were having
tympanic membrane without any signs of acute infection. To know the URTI, while 15 students (65.22%) had adenoid hypertrophy. Based on
distribution of OME on primary school students in Karangasem regency. nutritional status, most have good nutrition status that is 15 students
This study uses cross-sectional descriptive method. The samples were (65.22%). Obtained 15 students (65.22%) who experience exposure
all OME patients from 4 primary schools in Karangasem regency who to cigarette smoke in the neighborhood where they lived. Based on
conducted ENT health checks on July 23rd and August 20th, 2016. hearing impairment, most OME sufferers are bilateral mild hearing loss
Total of 1217 students from all four primary schools,with 14 male were 12 students (52.17%). The OME distribution were more prevalent
students and 9 female students. Most children with OME are 7 years in males of 7 years of age, poor economic status, history of exclusive
old, 7 students, while the least is 11 years is 1 student. Most children breastfeeding, adenoid hypertrophy, history of exposure to cigarette
with poor economic status are 16 students (69.57%). Obtained 21 smoke and bilateral mild hearing loss.

Keywords: otitis media with effusion, ome, hearing impairment


Cite This Article: Simbolon, R.P., Saputra, K.A.D. 2019. Distribusi penderita otitis media efusi berdasarkan beberapa faktor risiko pada siswa
Sekolah Dasar di Kabupaten Karangasem, Propinsi Bali. Medicina 50(1): 85-89. DOI:10.15562/Medicina.v50i1.371

ABSTRAK

Otitis media efusi (OME) adalah peradangan telinga tengah yang didapatkan16 siswa (69,57%) dengan status ekonomi miskin.
ditandai dengan adanya cairan di rongga telinga tengah dengan Didapatkan 21 siswa (91,30%) yang mendapat ASI eksklusif selama
membran timpani intak tanpa disertai dengan tanda-tanda infeksi minimal 6 bulan. Sebanyak 6 siswa (26,09%) sedang mengalami
akut. Untuk mengetahui distribusi penderita OME pada Siswa SD ISPA, sedangkan 15 siswa (65,22%) mengalami hipertrofi adenoid.
di Kabupaten Karangasem. Penelitian ini merupakan penelitian Berdasarkan status gizi, paling banyak memiliki status gizi baik yaitu
deskriptif dengan menggunakan rancangan potong lintang (cross 15 siswa (65,22%). Didapatkan 15 siswa (65,22%) yang mengalami
sectional). Sampel penelitian adalah seluruh penderita OME dari 4 SD paparan asap rokok di lingkungan tempat tinggalnya.Berdasarkan
di Kabupaten Karangasem yang dilakukan pemeriksaan kesehatan adanya gangguan pendengaran, paling banyak mengalami tuli derajat
Departemen/KSM Kesehatan THT- THT-KL pada tanggal 23 Juli dan 20 Agustus 2016. Dari total 1217 ringan bilateral yaitu sebanyak 12 siswa (52,17%). Distribusi penderita
KL Fakultas Kedokteran Universitas siswa dari keempat SD tersebut didapatkan sampel sebanyak 23 siswa OME lebih banyak lelaki dengan usia 7 tahun, status ekonomi miskin,
Udayana/Rumah Sakit Umum penderita OME, yaitu 14 siswa lelakidan 9 siswa perempuan. Penderita riwayat mendapatkan ASI eksklusif, mengalami hipertrofi adenoid,
Pusat Sanglah Denpasar Alamat
korespondensi: Jl. Diponegoro, OME terbanyak berusia 7 tahun yaitu 7 siswa, sedangkan yang paling riwayat terpapar asap rokok dan mengalami gangguan pendengaran
Denpasa sedikit adalah 11 tahun yaitu 1 siswa. Berdasarkan status ekonomi, tuli derajat ringan bilateral.

*
Corresponding to:
Richard P. Simbolon, Departemen/ Kata kunci: Otitis media efusi, ome, gangguan pendengaran
KSM Kesehatan THT-KL Fakultas Cite Pasal Ini: Simbolon, R.P., Saputra, K.A.D. 2019. Distribusi penderita otitis media efusi berdasarkan beberapa faktor risiko pada siswa Sekolah
Kedokteran Universitas Udayana/ Dasar di Kabupaten Karangasem, Propinsi Bali. Medicina 50(1): 85-89. DOI:10.15562/Medicina.v50i1.371
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar Alamat korespondensi: Jl.
Diponegoro, Denpasa
euxgles@gmail.com PENDAHULUAN
Otitis media efusi (OME) adalah peradangan telinga faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya OME
Diterima: 2018-06-05 tengah yang ditandai dengan adanya cairan di rongga yaitu umur, jenis kelamin, ras, genetik, lingkungan
Disetujui: 2018-07-09 telinga tengah dengan membran timpani intak tanpa dan lain-lain. OME merupakan penyakit yang sering
Dipublis: disertai dengan tanda-tanda infeksi akut.1 Beberapa diderita oleh bayi dan anak-anak.2

85
ARTIKEL ASLI

Penderita OME jarang memberikan gejala berdasarkan pemeriksaan telinga dan tes penden-
sehingga pada anak-anak sering terlambat garan. Kriteria eksklusi yaitu penderita dengan
diketahui. Gejala OME ditandai dengan rasa catatan kuisioner tidak lengkap yang meliputi
penuh dalam telinga, terdengar bunyi berden- informasi tentang semua variabel yang diteliti.
gung yang hilang timbul atau terus menerus, Hasil penelitian ditampilkan secara deskriptif
gangguan pendengaran dan rasa nyeri yang dalam bentuk tabel dan narasi.
ringan.3 Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis
yang cermat, pemeriksaan fisik dan pemerik- HASIL
saan penunjang yang tepat. Pada pemeriksaan
fisik perlu dilakukan pemeriksaan otoskopi, Distribusi penderita OME pada siswa SD di
timpanometri, audiometri dan kadang diperlu- Kabupaten Karangasem berdasarkan jenis kelamin
kan tindakan miringotomi untuk memastikan dapat dilihat pada Tabel 1.
adanya cairan diteling atengah.4 Diagnosis dan Berdasarkan jenis kelamin, dari 23 siswa pender-
pengobatan sedini mungkin memegang peranan ita OME didapatkan 14 siswa lelaki (60,87%) dan 9
penting. Keberhasilan dari penatalaksanaan siswa perempuan (39,13%).
ditentukan dengan mencari factor penyebab Distribusi penderita OME pada siswa SD di
dan mengatasinya guna mencegah akibat lanjut Kabupaten Karangasem berdasarkan umur dapat
penyakit tersebut. Pengobatan pada OME dilihat pada Tabel 2.
meliputi pengobatan konservatif dan tindakan Berdasarkan umur, dari 23 siswa penderita OME
operatif.5,6 didapatkan 4 siswa berumur 6 tahun (17,39%),
Penelitian ini mendeskripsikan jenis kelamin, 7 siswa berumur 7 tahun (30,43%), 6 siswa beru-
umur, status ekonomi, riwayat mendapatkan ASI, mur 8 tahun (26,09%), 3 siswa berumur 9 tahun
adanya ISPA, adanya hipertrofi adenoid, status (13,04%), 2 siswa beumur 10 tahun (8,70%) dan 1
gizi penderita, paparan asap rokok dan adanya siswa berumur 11 tahun (4,35%).
gangguan pendengaran. Tujuan penelitian adalah Distribusi penderita OME pada siswa SD
untuk mengetahui distribusi penderita OME pada di Kabupaten Karangasem berdasarkan status
siswa SD di Kabupaten Karangasem berdasarkan ekonomi dapat dilihat pada Tabel 3.
beberapa faktor risiko, diharapkan hasil peneli- Berdasarkan status ekonomi, didapatkan 16
tian dapat menjadi data dasar untuk penelitian siswa dengan status ekonomi miskin (69,57%) dan 7
selanjutnya. siswa dengan status ekonomi tidak miskin (30,43%).
Distribusi penderita OME pada siswa SD di
Kabupaten Karangasem berdasarkan riwayat
BAHAN DAN METODE mendapatkan ASI dapat dilihat pada Tabel 4.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif Berdasarkan riwayat mendapatkan ASI, didapa-
dengan menggunakan rancangan potong lintang tkan 21 siswa yang mendapatkan ASI eksklusif dari
(cross sectional). Penelitian dilakukan di 4 SD ibunya selama minimal 6 bulan (91,30%) dan 2
di Kabupaten Karangasem yaitu: SDN 2 Abang, siswa yang tidak (8,70%).
SDN 3 Bunutan, SDN 1 Pertima dan SDN 4 Distribusi penderita OME pada siswa SD di
Subagan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal Kabupaten Karangasem berdasarkan adanya ISPA
23 Juli 2016 dan 20 Agustus 2016.Sampel pene- dapat dilihat pada Tabel 5.
litian adalah seluruh penderita OME dari 4 SD Berdasarkan adanya ISPA, didapatkan 6 siswa
di Kabupaten Karangasem (dari kelas 1 sampai yang mengalami ISPA (26,09%) dan 17 siswa yang
kelas 6) yang dilakukan pemeriksaan kesehatan tidak (73,91%).
THT-KL yang datang pada saat pelaksanaan bakti Distribusi penderita OME pada siswa SD di
sosial. Pengambilan sampel dilakukan dengan Kabupaten Karangasem berdasarkan adanya hiper-
cara consecutive sampling yaitu setiap penderita trofi adenoid dapat dilihat pada Tabel 6.
yang memenuhi kriteria inklusi penelitian dima- Berdasarkan adanya hipertropi adenoid, didapa-
sukkan dalam sampel penelitian. Kriteria inklusi tkan 15 siswa yang mengalami hipertropi adenoid
yaitu penderita yang didiagnosis dengan OME (65,22%) dan 8 siswa yang tidak (34,78%).
Distribusi penderita OME pada siswa SD di
Kabupaten Karangasem berdasarkan adanya status
Tabel 1  Distribusi penderita OME berdasarkan jenis kelamin
gizi dapat dilihat pada Tabel 7.
Jenis kelamin n % Berdasarkan status gizi, didapatkan 5 siswa
Lelaki 14 60,87 dengan status gizi kurang (21,74%), 15 siswa dengan
Perempuan 9 39,13 status gizi baik (65,22%) dan 3 siswa dengan status
gizi lebih (13,04%). Tidak ada siswa dengan status
Jumlah 23 100
gizi obese.

86 Medicina 2019; 50(1): 85-89 | doi: 10.15562/Medicina.v50i1.371


ARTIKEL ASLI

Tabel 2  Distribusi penderita OME berdasarkan umur Distribusi penderita OME pada siswa SD di
Kabupaten Karangasem berdasarkan paparan asap
Umur n %
rokok dapat dilihat pada Tabel 8.
6 4 17,39 Berdasarkan adanya paparan asap rokok,
7 7 30,43 didapatkan 15 siswa yang mengalami paparan asap
8 6 26,09
rokok (65,22%) dan 8 siswa yang tidak (34,78%).
Distribusi penderita OME pada siswa SD di
9 3 13,04
Kabupaten Karangasem berdasarkan gangguan
10 2 8,70 pendengaran dapat dilihat pada Tabel 9.
11 1 4,35 Berdasarkan gangguan pendengaran, dari 23
Jumlah 23 100 siswa penderita OME didapatkan 7 siswa dengan
tuli derajat ringan kiri (30,43%), 2 siswa dengan
tuli derajat ringan kanan (8,70%), 12 siswa dengan
Tabel 3  D
 istribusi penderita OME pada berdasarkan status tuli derajat ringan kanan dan kiri (52,17%), 1 siswa
ekonomi dengan tuli derajat ringan kanan / derajat sedang
kiri (4,35%) dan 1 siswa dengan tuli derajat sedang
Status ekonomi n %
kanan / derajat ringan kiri (4,35%).
Miskin 16 69,57
Tidak miskin 7 30,43
DISKUSI
Jumlah 23 100
Pada penelitian ini, perbandingan penderita OME
lelaki dengan perempuan adalah 1,6 : 1. Menurut
Tabel 4  D
 istribusi penderita OME berdasarkan riwayat beberapa literatur, tidak ada perbedaan yang
mendapatkan ASI signifikan mengenai jenis kelamin yang paling
Riwayat ASI n % banyak menderita OME, tetapi insiden paling
banyak biasanya pada anak lelaki.7 Karena belum
Ya 21 91,30
ditemukan adanya faktor yang mempengaruhi
Tidak 2 8,70 perbedaan jenis kelamin pada OME, kemungkinan
Jumlah 23 100 pengaruh populasi dalam suatu penduduk dapat
dikaitkan dengan dominasi jenis kelamin tertentu
terhadap kejadian OME.
Tabel 5  Distribusi penderita OME berdasarkan adanya ISPA Penderita OME paling banyak adalah berusia 7
ISPA n % tahun yaitu sebanyak 7 siswa (30,43%). Diagnosis
Ya 6 26,09 OME paling sering pada anak-anak yang lebih
muda dari 15 tahun, terutama usia sekolah dan pra
Tidak 17 73,91
sekolah. Sebuah penelitian di Malaysia menyebut-
Jumlah 23 100 kan prevalensi usia penderita OME paling banyak
adalah antara 6-7 tahun, sedangkan di Inggris seti-
Tabel 6  D
 istribusi penderita OME pada berdasarkan adanya daknya 25% anak mengalami minimal 1 episode
hipertrofi adenoid OME sebelum usia 10 tahun dimana insiden tert-
inggi (50%) terjadi pada usia 5-7 tahun.8 Hal ini
Hipertrofi adenoid n %
sesuai dengan penelitian ini dimana usia penderita
Ya 15 65,22 OME terbanyak adalah 7 tahun.
Tidak 8 34,78 Berdasarkan status ekonomi, paling banyak
Jumlah 23 100 siswa (69,57%) berasal dari keluarga dengan status
ekonomi miskin. Leach AL, dkk7 menyebutkan
bahwa faktor sosio-ekonomi berpengaruh terh-
Tabel 7  Distribusi penderita OME berdasarkan adanya status gizi adap kejadian OME pada anak, hal ini dikaitkan
Status gizi n % dengan kondisi kemampuan ekonomi orangtua
untuk membawa anak yang menderita OME bero-
Kurang 5 21,74 bat.Status ekonomi yang rendah akan mempen-
Baik 15 65,22 garuhi pola hidup sehari-hari, selain itu keadaan
Lebih 3 13,04 lingkungan tempat tinggal, higienitas yang tidak
Obese - 0 mendukung akan mempengaruhi faktor penjamu
(host) sebagai penyebab gangguan fungsi tuba
Jumlah 23 100
Eustachius yang akan menyebabkan OME.

Medicina 2019; 50(1): 85-89 | doi: 10.15562/Medicina.v50i1.371 87


ARTIKEL ASLI

Tabel 8  Distribusi penderita OME berdasarkan paparan asap rokok Tekanan negatif di telinga tengah menyebabkan
peningkatan permeabilitas kapiler dan selanjutnya
Paparan asap rokok n %
terjadi transudasi. Selain itu terjadi infiltrasi popu-
Ya 15 65,22 lasi sel-sel inflamasi dan sekresi kelenjar. Akibatnya
Tidak 8 34,78 terdapat akumulasi sekret di rongga telinga tengah
Jumlah 23 100
dan menyebabkan OME.10,11 Jumlah siswa yang
mengalami hipertrofi adenoid pada penelitian ini
cukup signifikan mengingat hipertrofi adenoid
Tabel 9  D
 istribusi penderita OME berdasarkan gangguan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya
pendengaran OME akibat gangguan fungsi tuba Eustachius.
Gangguan pendengaran Berdasarkan status gizi, rata-rata memiliki status
Kanan Kiri n % gizi yang baik yaitu sebanyak 15 siswa (65,22%).
Gizi yang buruk atau kurang juga merupakan salah
normal ringan 7 30,43 satu faktor yang dapat meningkatkan angka keja-
ringan normal 2 8,70 dian OME. Dengan status gizi yang kurang maka
ringan ringan 12 52,17 menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan
ringan sedang 1 4,35 mempermudah terjadinya infeksi di saluran nafas
yang mengakibatkan terjadinya OME.9 Pada pene-
sedang ringan 1 4,35
litian ini didapatkan mayoritas siswa dengan gizi
Jumlah 23 100 yang baik, kekurangan zat gizi dari makanan dapat
mempengaruhi daya tahan tubuh terutama terha-
Pada 23 siswa SD penderita OME didapatkan dap penyakit akibat infeksi tersebut
21 siswa (91,30%) yang mendapatkan ASI eksk- Didapatkan 15 siswa (65,22%) yang mengalami
lusif selama minimal 6 bulan. Sebuah penelitian paparan asap rokok di lingkungan tempat ting-
oleh Uhari M, dkk8 menyebutkan anak yang galnya. Paparan asap rokok merupakan faktor
mendapatkan ASI eksklusif selama minimal 6 penting yang mempengaruhi terjadinya OME, hal
bulan akan mengurangi sebanyak 13% insiden ini disebabkan karena paparan asap rokok dapat
terjadinya OME. Bila jumlah anak yang tidak menyebabkan kerusakan silia dan sistem mukosil-
mendapatkan ASI jumlahnya lebih banyak, iar saluran nafas. Gangguan ini akan menyebabkan
kemungkinan penderita OME akan lebih banyak gangguan fungsi tuba Eustachius yang berperan
pula. penting dalam patogenesis OME. Iversen E, dkk7
Pada penderita OME terdapat 6 siswa (26,09%) dalam penelitiannya mendapatkan bahwa 60%
yang sedang mengalami ISPA. Infeksi saluran nafas anak-anak dengan OME berada dalam lingkungan
bagian atas merupakan penyakit yang cukup sering perokok, dimana sepertiganya merupakan pender-
diderita anak-anak usia sekolah, hal ini dapat ita OME yang berusia 6-7 tahun. Sebuah penelitian
berkaitan dengan terjadinya OME pada anak. menyebutkan, perokok pasif pada anak-anak beru-
Proses infeksi bakteri pada ISPA merupakan faktor sia 0-14 tahun sebesar 58,8% dan prevalensi pero-
penting dalam patogenesis terjadinya OME. Selain kok pasif di lingkungan rumah bersama orangtua
bakteri, infeksi virus di saluran nafas atas juga yang merokok adalah 40,5%.8 Berdasarkan hal
dapat menginvasi telinga tengah dan merangsang tersebut dapat dilihat bahwa paparan asap rokok
produksi sekret dan menyebabkan pembengkakan merupakan faktor penting yang dapat mempen-
oleh karena proses inflamasi pada mukosa tuba garuhi prevalensi terjadinya OME.
Eustachius yang akan menyebabkan OME.4,9 Pada Berdasarkan adanya gangguan pendengaran,
penelitian ini, jumlah penderita yang mengalami dari 23 siswa SD penderita OME paling banyak
ISPA sedikit, kemungkinan disebabkan karena mengalami tuli derajat ringan bilateral yaitu seban-
proses infeksi saluran nafas yang sudah membaik yak 12 siswa (52,17%). Anak-anak dengan OME
dan hanya memberikan akibat berupa OME pada biasanya datang berobat bersama orang tua dengan
penderita. keluhan adanya gangguan penurunan penden-
Sebanyak 15 siswa (65,22%) mengalami hiper- garan, selain itu dikeluhkan juga telinga kadang
trofi adenoid. Hipertrofi adenoid merupakan salah terasa penuh dan nyeri. Di sekolah guru biasanya
satu penyebab gangguan fungsi tuba Eustachius melaporkan bahwa anak dengan OME mempu-
yang dapat menyebabkan mekanisme aerasi ke nyai gangguan pendengaran dan mengalami
rongga telinga tengah terganggu serta drainase kemunduran dalam pelajaran di sekolah. Menurut
dari rongga telinga ke rongga nasofaring juga Timmerman AA, dkk11 gangguan pendengaran
terganggu. Akibat gangguan tersebut rongga lebih sering ditemukan pada pasien OME dengan
telinga tengah akan mengalami tekanan negatif. cairan yang kental (glue ear). Menurut Pang KP,

88 Medicina 2019; 50(1): 85-89 | doi: 10.15562/Medicina.v50i1.371


ARTIKEL ASLI

dkk12 penurunan pendengaran yang terjadi rata- DAFTAR PUSTAKA


rata gangguan pendengaran yang terjadi pada 1. Casselbrant ML, Mandel EM. Otitis Media with Effusion.
penderita OME adalah 30 dB. Dari beberapa pene- Dalam: Bailey’s Head & Neck Surgery–Otolaryngology.
litian, tuli konduksi sering berhubungan dengan Edisi ke-5. Lippincott Williams & Wilkins, New York;
2014. h. 1482-501.
OME dan berpengaruh pada proses mendengar 2. Munawaroh S. Insiden dan karakteristik otitis media efusi
kedua telinga, lokalisasi suara, persepsi bicara dalam pada rinitis alergi anak, Departemen Ilmu Kesehatan
kebisingan.13 Penurunan pendengaran yang dise- Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Sari Pediatri.
babkan oleh OME akan menghalangi kemampuan 2008;10(3):212-8.
awal berbahasa. Beberapa literatur mengatakan 3. Zakrzewski L, Lee DT. An algorithmic approach to otitis
bahwa rata-rata penderita OME mengalami tuli media with effusion. JFam Pract. 2013;62(12):700-6.
4. Inglis AF. Gates GA. Acute Otitis Media With Effusion.
konduktif derajat ringan (25-40 dB).3 Penurunan Dalam: Cummings, Otolaryngology Head and Neck
pendengaran merupakan komplikasi OME yang Surgery. Edisi ke-4. Philadelphia: Elsevier Mosby; 2005.h.
paling awal terjadi terutama tuli konduktif, hal ini 200-1.
5. Bull PC, Barrow H, Davies GJ, Fonseca S, Haggard M,
seringkali tidak terdeteksi karena anak-anak belum Hart J, dkk. Surgical management of otitis media with effu-
dapat menyampaikan keluhannya. Untuk mengh- sion in children. National Collaborating Centre for Women’s
indari komplikasi tersebut, diperlukan deteksi dini and Children’s Health. London: RCOG; 2008. h. 28-44.
6. Choung YH, Shin YR, Choi SJ, Park KH, Park HY, Lee JB,
berupa pemeriksaan pendengaran sederhana pada dkk. Management for the children with otitis media with
anak-anak. effusion in the tertiary hospital. Clin Exp Otorhinolaryngol.
2008;1(4):201-5.
7. Dhooge I, Desloovere C, Boudewyns A, Van Kempen M,
SIMPULAN Dachy JP. Management of otitis media with effusion in
children. B-ENT. 2005;1:3-15.
Pada anak usia SD di Karangasem didapatkan jenis 8. Shekelle P, Takata G, Chan LS, Mangione-Smith R,
Corley  PM, Morphew T, dkk. Diagnosis, natural history,
kelamin yang paling banyak menderita OME adalah and late effects of otitis media with effusion. Evid Rep
lelakiyaitu 14 orang (60,87%). Berdasarkan umur Technol Assess (Summ). 2002 Jun;(55):1-5.
penderita yang paling banyak adalah berusia 7 9. Cohen H, Friedman EM, Lai D, Pellicer M, Duncan N,
Sulek M. Balance in children with otitis media with effu-
tahun yaitu 7 orang (30,43%). Dari status ekonomi, sion. Int J Pediatr Otorhinolaryngol. 2007;42:107-115.
yang paling banyak adalah penderita OME dengan 10. Healy GB, Rosbe KW. Otitis media and middle ear effu-
status ekonomi miskin yaitu 16  orang (69,57%). sions. Dalam: Ballenger’s Otorhinolaryngology Head
and Neck Surgery.Edisi ke-16. BC Decker Inc. Hamilton,
Berdasarkan riwayat mendapatkan ASI, sebanyak Ontario; 2003. h. 249-60.
21 orang (91,30%) penderita OME mendapatkan 11. Timmerman AA, Anteunis LJ, Meesters CM. Response
ASI eksklusif selama minimal 6  bulan. Penderita shift bias and parent-reported quality of life in children
with otitis media. Arch Otolaryngol Head and Neck Surg.
OME sebagian besar tidak sedang mengalami 2003;129:987-91.
ISPA yaitu 17 orang (73,91%), sedangkan yang 12. Pang KP, Ang AHC, Tan HKK, Otitis media with effusion:
mengalami hipertropi adenoid sebanyak 15 an update. Med J Malaysia. 2002;57(3):376-82.
13. Gravel JS, Karma P, Casselbrant ML. Recent advances in
orang(65,22%).Berdasarkanstatus gizi,sebagian otitis media: Diagnosis and screening. Ann Otol Rhinol
besar penderita OME dengan status gizi baik yaitu Laryngol Suppl.2005;194:104-13.
15 orang (65,22%) dan sebanyak 15orang (65,22%)
juga mengalami paparan asap rokok di lingkun-
gan tempat tinggalnya.Berdasarkan gangguan
pendengaran, dari 23 siswa penderita OME paling
banyak mengalami tuli derajat ringan bilateral yaitu This work is licensed under a Creative Commons Attribution
12 orang (52,17%).

Medicina 2019; 50(1): 85-89 | doi: 10.15562/Medicina.v50i1.371 89

You might also like