BUPATI LUMAJANG
Menimbang :
Mengingat
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
NOMOR 13 TAHUN 2013
TENTANG
SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. HARYOTO
KABUPATEN LUMAJANG.
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI LUMAJANG,
bahwa upaya peningkatan pelayanan kesehatan sebagai
hak dasar setiap warga negara yang harus dipenuhi
negara harus senantiasa selalu dilakukan secara
berkesinambungan dengan memperhatikan mutu
pelayanan;
bahwa dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan
pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Haryoto melalui
penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Deerah, diperlukan penyempurnaan terhadap
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Haryoto;
. bahwa _berdasarkan__pertimbangan _sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan hurof b, maka perlu
menetapkan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang
dengan Peraturan Daerah
Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945;
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di
Lingkungan Propinsi Jawa Timur (diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia pada tanggal 8
Agustus 1950), sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2730);
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3851);
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik10.
ql
12.
13.
14,
15,
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran NegaraNomor 4286);
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
NegaraNomor 4355);
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008,
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063) ;
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Nomer 5072);
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan _—-Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4502);
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerali (Lembaran Negara
Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4578);
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593) ;
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737) ;
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741) ;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1045/Menkes/
PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah
Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan ;Menetapkan :
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007
tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 20105;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun
2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD);
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun
2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah.
20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92 Tahun 2011
tentang Rencana Bisnis Anggaran ;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 03
Tahun 2009 tentang Kewenangan Pemerintah
Kabupaten Lumajang Dalam Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan
(Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2009,
Nomor 03, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Lumajang Tahun 2009 Nomor 02).
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN LUMAJANG
dan
BUPATI LUMAJANG
MEMUTUSKAN :
PERATURAN DAERAH TENTANG SUSUNAN ORGANISASI
DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. HARYOTO.
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Lumajang
2 Pemerintah Kabupaten adalah _penyelenggaraan
urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Dacrah dan
DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantu
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem
dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 194:
3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten
Lumajang yang terdiri dari Bupati dan Perangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah
Daerah;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Lumajang;5. Bupati adalah Bupati Lumajang;
6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah
Kabupaten Lumajang;
7. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala
Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat
DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah,
Kecamatan dan Kelurahan;
8. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Haryoto yang
selanjutnya disebut Rumah Sakit Umum Daerah adalah
sarana Kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat;
9. Direktur adalah Kepala Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Pasal 2
(1) Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Haryoto adalah
unsur pendukung Pemerintah Daerah yang
menyelenggarakan sebagian urusan _pemerintah
dacrah dibidang pelayanan kesehatan
(2) Rumah Sakit Umum Daerah dipimpin olch scorang
Direktur yang berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 3
Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas pokok
melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dengan
mengedepankan upaya penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
peningkatan serta pencengahan dan melaksanakan upaya
rujukan, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, penelitan
dan pengembangan.
Pasal 4
Untuk melakasanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud_
dalam Pasal 3, Rumah Sakit Umum Daerah
menyelenggarakan fungsi :
pelayanan medis
pelayanan penunjang medis dan non medis;
pelayanan asuhan keperawatan;
pelayanan rujukan;
pelakasanaan pendidikan dan pelatihan;
pelaksanaan penelitian dan pengembangan;
reaogeg. penyelenggaran _kegiatan —siketatausahaan dan
pengelolaan keuangan ; dan
h. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.
BAB III
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5
(1) Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah,
terdiri dari:
a. Direktur;
b. Wakil Direktur;
c. Bidang;
d. Bagian ;
e. Instalasi-Instalasi;
£. Komite-Komite ;
g. Kelompok Jabatan Fungsionel;
h, Satuan Pengawas Internal; dan
i
Dewan Pengawas
(2) Bagan Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Haryoto sebagaimana tersebut dalam
Lampiran dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Paragraf Kesatu
Direktur
Pasal 6
(1) Direktur membawahi :
a. Wakil Direktur Medis dan Keperawatan;
b. Wakil Direktur Umum dan Keuangan.
(2) Direktur dalam melaksanakan tugasnya berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
Paragraf Kedua
Wakil Direktur
Pasal 7
(1) Wakil Direktur Medis dan Keperawatan, membawahi:
a. Bidang Medis, yang terdiri dari
1. Sub Bidang Pelayanan Medis;
2. Sub Bidang Pelayanan Penunjang;
3. Sub Bidang Rekam Medis;
b. Bidang Keperawatan, yang terdiri dari:
1. Sub Bidang Pelayanan Keperawatan;
2. Sub Bidang Mutu Pelayanan Keperawatan;
c. Instalasi; dan
d. Kelompok Jabatan Fungsional(2)
(3)
(4)
a)
(2)
(4)
Wakil Direktur Medis dan Keperawatan dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Dirextur.
Bidang Medis dan Bidang Keperawatan masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Medis dan
Keperawatan
Sub Bidang Pelayanan Medis, Sub Bidang Pelayanan
Penunjang dan Sub Bidang Rekam Medis, masing-
masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang
dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Medis.
Pasal 8
Wakil Direktur Umum dan Keuangan, membawahi:
a, Bagian Umum, yang terdiri dari:
1. Sub Bagian Tata Usaha;
2. Sub Bagian Rumah Tangga;
3. Sub Bagian Kepegawaian;
b. Bagian Keuangan, yang terdiri dari:
1. Sub Bagian Anggaran dan Perbendaharaan;
2. Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi;
3. Sub Bagian Pengelolaan Pendapatan;
c. Bagian Perencanaan Pengembangan yang terdiri
dari:
1. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;
2. Sub Bagian Pengolah Data Elektronik;
3. Sub Bagian Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian;
Instalasi; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Dircktur.
Bagian Umum, Bagian Keuangan, dan Bagian
Perencanaan Pengembangan masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Bagian yang dalam melaksanakan
tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Wakil Direktur Umum dan Keuangan.
Sub Bagian Tata Usaha, Sub Bagian Rumah Tangga
dan Sub Bagian Kepegawaian masing-masing dipimpin
oleh Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan
tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bagian Umum.(5) Sub Bagian Anggaran dan Perbendaharaan, Sub
Bagian Akuntansi dan Verifikasi serta Sub Bagian
Pengelolaan Pendapatan masing-masing dipimpin oleh
Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan
tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bagian Keuangan.
(6) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi, Sub Bagian
Pengolah Data Elektronik serta Sub Bagian
Pendidikan, Pelatihan dan Penslitian, masing-masing
dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang dalam
melaksanakan tugasnya berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Perencanaan
Pengembangan
Paragraf ketiga
Instalasi
Pasal 9
(1) Instalasi merupakan fasilitas _ penyelenggaraan
pelayanan medis dan keperawatan, pelayanan
penunjang, kegiatan pendidikan, pelatihan, penelitian
dan pengembangan, terdiri dari :
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Rawat Inap
Instalasi Perawatan Intensif
Instalasi Patologi Klinik
Instalasi Radiologi
Instalasi Bedah Sentral
Instalasi Pemulasaraan Jenazah
Instalasi Farmasi
Instalasi Penyehatan Lingkungan
Instalasi Gizi
Instalasi Pemeliharaan Sarana
rReor pe se ao op
(2) Masing-masing Instalasi dipimpin oleh seorang Kepala
Instalasi.
(3) Kepala Instalasi pada Instalasi Gawat Darurat,
Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi
Perawatan Intensif, Instalasi Patologi Klinik, Instalasi
Radiologi, Instalasi Bedah Sentral, _Instalasi
Pemulasaraan Jenazah dan Instalasi Farmasi dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Medis dan
Keperawatan.
(4) Kepala Instalasi pada Instalasi _Penyehatan
Lingkungan, Instalasi Gizi dan Instalasi Pemeliharaan
Sarana dalam melaksanakan tugasnya berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur
Umum dan Keuangan.
(5) Kepala Instalasi bukan merupakan jabatan struktural.Paragraf Keempat
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 10
(1) Kelompok Jabatan Fungsional adalah susunan jabatan
fungsional yang terdiri dari tenaga-tenaga yang
memiliki keahlian atau keterampilan tertentu pada
Rumah Sakit
(2) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Rumah Sakit
sesuai dengan keahlian dan kebutuhannya.
(3) Kelompok Jabatan Fungsional Dokter, Dokter Gigi,
Bidan, Perawat, Pranata Laboratorium, Radiografer,
Apoteker, Asisten Apoteker, dan Perekam Medis
bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Medis dan
Keperawatan.
(4) Kelompok Jabatan Fungsional Sanitarian, Nutrisionis,
Teknisi Elektromedis, dan Administrator Kesehatan
bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Umum dan
Keuangan.
BAB IV
KOMITE,
Pasal 11
(1) Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari
tenaga ahli atau profesi, dibentuk untuk memberikan
pertimbangan strategis kepada Direktur dalam rangka
peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah
sakit.
(2) Pembentukan Komite ditetapkan oleh Direktur sesuai
kebutuhan rumah sakit, sekurang-kurangnya terdiri
dari Komite Medik serta Komite Etik dan Hukum.
(3) Komite berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur
BAB V
SATUAN PENGAWAS INTERNAL,
Pasal 12
(1) Satuan Pengawas Internal adalah satuan kerja
fungsional yang bertugas membantu Direktur dalam
pengawasan internal terhadap pengelolaan sumber
daya Rumah Sakit.
(2) Satuan Pengawas Internal dipimpin oleh Kepala
Satuan Pengawas Internal yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur.(3) Satuan Pengawas Internal ditetapkan oleh Direktur.
BAB VI
DEWAN PENGAWAS
Pasal 13
(1) Dewan Pengawas adalah organ Badan Layanan Umum
yang bertugas melakukan pengawasan terhadap
pengurusan Badan Layanan Unum.
(2) Susunan Keanggotaan Dewan Pengawas ditctapkan
oleh Bupati yang terdiri dari unsur-unsur pejabat
SKPD dan unsur-unsur Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah, serta tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan
Badan Layanan Umum.
(3) Dewan Pengawas bertanggung jawab kepada Bupati
BAB VII
PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Pasal 14
Penjabaran tugas dan fungsi jabatan Direktur, Wakil
Direktur, Kepala Bidang, Kepala Bagian, Kepala Sub
Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Instalasi, Komite,
Dewan Pengawas, Satuan Pengawas Internal dan Kelompok
Jabatan Fungsional yang merupakan _petunjuk
pelaksanaan Peraturan Daerah di atur lebih lanjut dalam
Peraturan Bupati dengan berpedoman pada Peraturan
Daerah ini
BAB VIII
TATA KERJA
Pasal 15
(1) Semua satuan organisasi di lingkungan Rumah Sakit
Daerah Dr. Haryoto dalam melaksanakan tugasnya
wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi,
simplifikasi dan sinkronisasi.
(2) Wakil Dircktur, Kepala Bidang, Kepala Bagian, Kepala
Sub Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Instalasi,
Ketua Komite, Kepala Satuan Pengawas Internal,
berkewajiban melaksanakan prinsip-prinsip
keterpaduan dan pemantapan pelaksanaan program
baik dalam lingkup Rumah Sekit Daerah Dr. Haryoto
maupun dengan instansi lain sesuai dengan bidang
tugas masing-masing setelah mendapat petunjuk dari
Direktur.(3) Direktur, Wakil Direktur, Kepala Bidang, Kepala
Bagian, Kepala Sub Bidang, Kepala Sub Bagian,
Kepala Instalasi, Ketua Komite, Kepala Satuan
Pengawas Internal masing-masing bertanggung jawab
dan memberikan bimbingan serta pembinaan kepada
bawahannya serta melaporkan pelaksanaan tugasnya
sesuai dengan hierarkhi jabatan masing-masing.
BAB IX
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
DALAM JABATAN
Pasal 16
(1) Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas
usul Sekretaris Daerah setelah mendapat rekomendasi
dari Gubenur.
(2) Wakil Direktur, Kepala Bidang dan Kepala Bagian
diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul
Sekretaris Daerah.
(3) Kepala Sub Bagian dan Kepala Sub Bidang diangkat
dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Direktur
melalui Sekretaris Daerah.
(4) Direktur, Wakil Direktur, Kepala Bidang dan Kepala
Bagian diangkat dari Pegawai Negeri Sipil yang
memenuhi syarat persyaratan.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 17
Pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, pejabat
yang ada pada Rumah Sakit Daerah Dr. Haryoto tetap
melaksanakan tugasnya sampai ditetapkan pejabat baru
berdasarkan Peraturan Derah ini
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, Peraturan
Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 03 Tahun 2006
tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Dr, Haryoto Kabupaten Lumajang (Lembaran Daerah
Kabupaten Lumajang Tahun 2006 Seri D Nomor 03)
d.cabut dan dinyatakan tidak berlaku.PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
NOMOR 13 TAHUN 2013
TENTANG
SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. HARYOTO
KABUPATEN LUMAJANG
PENJELASAN UMUM.
Perundang-undangan nasional dibidang keuangan merupakan
paket reformasi yang signifiken di bidang keuangan negara melalui
pergeseran paradigma dari penggangearan _tradisional ke
penganggaran berbasis kinerja, yakni, pergeseran_ dari
penganggaran sekedar membiayai masukan (inputs) atau proses
menjadi pembayaran terhadap apa yang akan dihasilkan (outputs).
Perubahan paradigma ini penting dan lebih rasional untuk
memperguaakan sumber daya yang dimiliki pemerintah mengingat
tingkat kebutuhan dana yang makin tinggi, sementara sumber
dana yang tersedia tetap terbatas. Dengan demikian, sudah
seyogianya apabila pemerintah daerah menyeimbangkan prioritas
dengan kendala dana yang tersedia.
Orientasi pada outputs menjadi praktik yang dianut luas oleh
pemerintahan dengan mewiraswastakan pemerintah (enterprising
the government), memberikan arah yang tepat bagi keuangan
sektor publik. Dalam kaitan ini, Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara, yang menekankan basis kinerja
dalam penganggaran, memberi landasan yang penting bagi
orientasi baru tersebut.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
membuka koridor baru bagi penerapan basis kinerja ini di lingkungan
pemerintah, Instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya
memberi pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan pola
pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas,
efisiensi, dan efektivitas. Instansi dengan sebutan umum sebagai Badan
Layanan Umum (BLU), diharapkan menjadi contoh Konkrit yang
menonjol dari penerapan manajemen keuangan berbasis pada hasil
(kinerja)
Peluang ini secara Khusus disediakan bagi Satuan Kerja
Pemerintah yang melaksanakan tugas operasional pelayanan
publik (seperti layanan Kesehatan, pendidikan, pengelolaan
kawasan, dan lisensi), untuk membedakannya dari fungsi
pemerintah sebagai regulator dan penentu kebijakan denganinstansi pemerintah yang dikelola secara bisnis (business like)
sehingga pemberian layanan kepada masyarakat menjadi lebih
cfisien dan efektif.
Rumah Sakit Derah Dr. Haryoto sebagai rumah sakit milik pemerintah
daerah didalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
harus senantiasa ditingkatkan dalam semua aspek _pelayanan
Kesehatan, taik kelembagaan, sumber daya manusia serta aspek-aspek
pelayanan kesehatan lainnya, agar mampu memberikan pelayanan
keschatan yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bupati
telah menetapkan Pola Tata Kelola Rumah Sakit Daerah Dr. Haryoto
sebagai Badan Layanan Umum Daerah,
Dari aspek kelembagaan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Daerah Dr. Haryoto sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 03 Tahun 2006, dipandang belum
cukup memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan bagi Satuan Kerja
Perangkat Daerah sebagai Badan Layanan Umum Daerah. Keadaan ini
cukup menjadi kendala didalam operasional dan kegiatan Rumah Sakit
schingga perlu disempurnakan
Dengan pola pengelolaan keuangan BLUD, fleksibilitas diberikan
dalam rangka pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan
pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, dan pengadaan
barang/jasa. Namun demikian, BLUD juga dikendalikan secara
ketat dalam perencanaan dan penganggarannya, serta dalam
pertanggungjawabannya.
Dengan demikian, Rumah Sakit Daerah sebagai BLUD diharapkan
tidak sekedar sebagai lembaga birokrasi, tetapi juga merupakan
wadah bagi pembaharuan manajemen keuangan sektor publik,
demi meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat.
ll. | PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 sampai dengan Pasal 19 : Cukup jelas.
‘TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2013
NOMOR 69Pasal 19
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini = dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Lumajang.
Ditetapkan di Lumajang
pada tanggal 20 Agustus 2013
Diundangkan di Lumajang
pada tangga 1 November 2013
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2013 NOMOR 13PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
NOMOR 13 TAHUN 2013
TENTANG
SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. HARYOTO
KABUPATEN LUMAJANG
PENJELASAN UMUM
Perundang-undangan nasional dibidang keuangan merupakan
paket reformasi yang signifikan di bidang keuangan negara melalui
pergeseran paradigma dari pengganggaran tradisional ke
penganggaran berbasis kinerja, yakn’, pergeseran dari
penganggaran sekedar membiayai masukan (inputs) atau proses
menjadi pembayaran terhadap apa yang akan dihasilkan (outputs).
Perubahan paradigma ini penting dan lebih rasional untuk
mempergunakan sumber daya yang dimiliki pemerintah mengingat
tingkat ketutuhan dana yang makin tinggi, sementara sumber
dana yang tersedia tetap terbatas. Dengan demikian, sudah
seyogianya apabila pemerintah daerah menyeimbangkan prioritas,
dengan kendala dana yang tersedia.
Orientasi pada outputs menjadi praktik yang dianut luas oleh
pemerintahan dengan mewiraswastakan pemerintah (enterprising
the government), memberikan arah yang tepat bagi keuangan
sektor publik. Dalam kaitan ini, Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara, yang menekankan basis kinerja
dalam penganggaran, memberi landasan yang penting bagi
orientasi baru tersebut.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
membuka koridor baru bagi penerapan basis kinerja ini di lingkungan
pemerintah. Instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya
memberi pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan pola
pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas,
efisiensi, dan efektivitas. Instansi dengan sebutan umum sebagai Badan
Layanan Umum (BLU), diharapkan menjadi contoh konkrit yang
menonjol dari penerapan manajemen keuangan berbasis pada hasil
(kinerja).
Peluang ini secara khusus disediakan bagi Satuan Kerja
Pemerintah yang melaksanakan tugas operasional pelayanan
publik (seperti layanan kesehatan, pendidikan, pengelolaan
kawasan, dan lisensi), untuk membedakannya dari fungsi
pemerintah sebagai regulator dan penentu kebijakan denganIL.
instansi pemerintah yang dikelola secara bisnis (business like)
sehingga pemberian layanan kepada masyarakat menjadi lebih
efisien dan efektif.
Rumah Sakit Derah Dr. Haryoto sebagai rumah sakit milik pemerintah
daerah didalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
harus senantiasa ditingkatkan dalam semua aspek _pelayanan
keschatan, baik kelembagaan, sumber daya manusia serta aspek-aspek
pelayanan kesehatan lainnya, agar mampu memberikan pelayanan
keschatan yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bupati
telah menetapkan Pola Tata Kelola Rumah Sakit Daerah Dr. Haryoto
sebagai Badan Layanan Umum Daerah.
Dari aspek kelembagaan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Daerah Dr. Haryoto sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 03 Tahun 2006, dipandang belum
cukup memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan bagi Satuan Kerja
Perangkat Daerah sebagai Badan Layanan Umum Daerah. Keadaan ini
cukup menjadi kendala didalam operasional dan kegiatan Rumah Sakit
sehingga perlu disempurnakan
Dengan pola pengelolaan keuangan BLUD, fleksibilitas diberikan
dalam rangka pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan
pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, dan pengadaan
barang/jasa. Namun demikian, BLUD juga dikendalikan secara
ketat dalam perencanaan dan penganggarannya, serta dalam
pertanggungjawabannya.
Dengan demikian, Rumah Sakit Daerah sebagai BLUD diharapkan
tidak sekedar sebagai lembaga birokrasi, tetapi juga merupakan
wadah bagi pembaharuan manajemen keuangan sektor publilc,
demi meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat.
PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 sampai dengan Pasal 19 : Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2013
NOMOR 697 ea (Sen
eueres ueeseyyousg BeIeISUT '€ aaa GaaTSET ———“
IO BEST Z eran) NWNOBONSE Nn. stan was |
ue6uny6ur] ueyeyaduag SeIeISU] “T wetova aris NVIDVE SPs: NvIdva ans ‘Nyala 8S
‘uebuenay Le
Uuep wnwn sIpem Yemeg Ip ISEIEISUT °G ISVALIDIA YOONYL ‘ONYENTINS |
EUNEY SEVESUI “6 304 aiswinow H fon enw runt nwwaviae {|
e ava ans vio ANS vio ans ‘NaS 85 vara ons
L
3. IsvnWAa 8 NYWAVHVONES NVAWIAE ETH ‘SId3M
5 vn wd NBVDON visa vay NYNVAYE yaad
7: viova ans Nvpwa ons Nviova ans vata ans Sava ans
deuy yemey Isejeysuy “¢
eer yemey iseqeasut 2
ed ee NvEN vow wlan vnyineeaa
ee ccsd dpans Gaueap aoe NVIva NvIove wvisva_ | ate
4 | TAT eornene eevee eens
NVONVEBLIY
NvLvveaday ® SIO3H UNO
‘wIOvAN ALLINOH
Svmvonaa NYG f-------~ WADIRATG
SNISNDV 0G TIVOONVL
10% NNHVL ET: — YOWON Serer ee eee
NVPVANT DNVPVANT NaLvdndva OLOANVH “1d dnsa
N@LVaNaVe HVeavG NVEALVAAd * NVadI VPaay VILVL NVC ISVSINVDYO NVNOASNS NvOvd
t
(