You are on page 1of 16
BUPATI LUMAJANG Menimbang : Mengingat PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, bahwa upaya peningkatan pelayanan kesehatan sebagai hak dasar setiap warga negara yang harus dipenuhi negara harus senantiasa selalu dilakukan secara berkesinambungan dengan memperhatikan mutu pelayanan; bahwa dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Haryoto melalui penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Deerah, diperlukan penyempurnaan terhadap Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Haryoto; . bahwa _berdasarkan__pertimbangan _sebagaimana dimaksud pada huruf a dan hurof b, maka perlu menetapkan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang dengan Peraturan Daerah Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di Lingkungan Propinsi Jawa Timur (diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia pada tanggal 8 Agustus 1950), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik 10. ql 12. 13. 14, 15, Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4286); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4355); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063) ; Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomer 5072); Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan _—-Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4502); Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerali (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578); Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593) ; Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737) ; Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741) ; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1045/Menkes/ PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan ; Menetapkan : 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 20105; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD); 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah. 20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92 Tahun 2011 tentang Rencana Bisnis Anggaran ; 21. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 03 Tahun 2009 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Lumajang Dalam Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan (Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2009, Nomor 03, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2009 Nomor 02). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LUMAJANG dan BUPATI LUMAJANG MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. HARYOTO. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lumajang 2 Pemerintah Kabupaten adalah _penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Dacrah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantu dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 194: 3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lumajang yang terdiri dari Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lumajang; 5. Bupati adalah Bupati Lumajang; 6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang; 7. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan; 8. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Haryoto yang selanjutnya disebut Rumah Sakit Umum Daerah adalah sarana Kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat; 9. Direktur adalah Kepala Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI Pasal 2 (1) Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Haryoto adalah unsur pendukung Pemerintah Daerah yang menyelenggarakan sebagian urusan _pemerintah dacrah dibidang pelayanan kesehatan (2) Rumah Sakit Umum Daerah dipimpin olch scorang Direktur yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Pasal 3 Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dengan mengedepankan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan serta pencengahan dan melaksanakan upaya rujukan, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, penelitan dan pengembangan. Pasal 4 Untuk melakasanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud_ dalam Pasal 3, Rumah Sakit Umum Daerah menyelenggarakan fungsi : pelayanan medis pelayanan penunjang medis dan non medis; pelayanan asuhan keperawatan; pelayanan rujukan; pelakasanaan pendidikan dan pelatihan; pelaksanaan penelitian dan pengembangan; reaoge g. penyelenggaran _kegiatan —siketatausahaan dan pengelolaan keuangan ; dan h. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya. BAB III SUSUNAN ORGANISASI Pasal 5 (1) Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah, terdiri dari: a. Direktur; b. Wakil Direktur; c. Bidang; d. Bagian ; e. Instalasi-Instalasi; £. Komite-Komite ; g. Kelompok Jabatan Fungsionel; h, Satuan Pengawas Internal; dan i Dewan Pengawas (2) Bagan Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Haryoto sebagaimana tersebut dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Paragraf Kesatu Direktur Pasal 6 (1) Direktur membawahi : a. Wakil Direktur Medis dan Keperawatan; b. Wakil Direktur Umum dan Keuangan. (2) Direktur dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Paragraf Kedua Wakil Direktur Pasal 7 (1) Wakil Direktur Medis dan Keperawatan, membawahi: a. Bidang Medis, yang terdiri dari 1. Sub Bidang Pelayanan Medis; 2. Sub Bidang Pelayanan Penunjang; 3. Sub Bidang Rekam Medis; b. Bidang Keperawatan, yang terdiri dari: 1. Sub Bidang Pelayanan Keperawatan; 2. Sub Bidang Mutu Pelayanan Keperawatan; c. Instalasi; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional (2) (3) (4) a) (2) (4) Wakil Direktur Medis dan Keperawatan dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Dirextur. Bidang Medis dan Bidang Keperawatan masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Medis dan Keperawatan Sub Bidang Pelayanan Medis, Sub Bidang Pelayanan Penunjang dan Sub Bidang Rekam Medis, masing- masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Medis. Pasal 8 Wakil Direktur Umum dan Keuangan, membawahi: a, Bagian Umum, yang terdiri dari: 1. Sub Bagian Tata Usaha; 2. Sub Bagian Rumah Tangga; 3. Sub Bagian Kepegawaian; b. Bagian Keuangan, yang terdiri dari: 1. Sub Bagian Anggaran dan Perbendaharaan; 2. Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi; 3. Sub Bagian Pengelolaan Pendapatan; c. Bagian Perencanaan Pengembangan yang terdiri dari: 1. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; 2. Sub Bagian Pengolah Data Elektronik; 3. Sub Bagian Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian; Instalasi; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. Wakil Direktur Umum dan Keuangan dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Dircktur. Bagian Umum, Bagian Keuangan, dan Bagian Perencanaan Pengembangan masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Umum dan Keuangan. Sub Bagian Tata Usaha, Sub Bagian Rumah Tangga dan Sub Bagian Kepegawaian masing-masing dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Umum. (5) Sub Bagian Anggaran dan Perbendaharaan, Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi serta Sub Bagian Pengelolaan Pendapatan masing-masing dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Keuangan. (6) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi, Sub Bagian Pengolah Data Elektronik serta Sub Bagian Pendidikan, Pelatihan dan Penslitian, masing-masing dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Perencanaan Pengembangan Paragraf ketiga Instalasi Pasal 9 (1) Instalasi merupakan fasilitas _ penyelenggaraan pelayanan medis dan keperawatan, pelayanan penunjang, kegiatan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan, terdiri dari : Instalasi Gawat Darurat Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap Instalasi Perawatan Intensif Instalasi Patologi Klinik Instalasi Radiologi Instalasi Bedah Sentral Instalasi Pemulasaraan Jenazah Instalasi Farmasi Instalasi Penyehatan Lingkungan Instalasi Gizi Instalasi Pemeliharaan Sarana rReor pe se ao op (2) Masing-masing Instalasi dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi. (3) Kepala Instalasi pada Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Perawatan Intensif, Instalasi Patologi Klinik, Instalasi Radiologi, Instalasi Bedah Sentral, _Instalasi Pemulasaraan Jenazah dan Instalasi Farmasi dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Medis dan Keperawatan. (4) Kepala Instalasi pada Instalasi _Penyehatan Lingkungan, Instalasi Gizi dan Instalasi Pemeliharaan Sarana dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Umum dan Keuangan. (5) Kepala Instalasi bukan merupakan jabatan struktural. Paragraf Keempat Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 10 (1) Kelompok Jabatan Fungsional adalah susunan jabatan fungsional yang terdiri dari tenaga-tenaga yang memiliki keahlian atau keterampilan tertentu pada Rumah Sakit (2) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Rumah Sakit sesuai dengan keahlian dan kebutuhannya. (3) Kelompok Jabatan Fungsional Dokter, Dokter Gigi, Bidan, Perawat, Pranata Laboratorium, Radiografer, Apoteker, Asisten Apoteker, dan Perekam Medis bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Medis dan Keperawatan. (4) Kelompok Jabatan Fungsional Sanitarian, Nutrisionis, Teknisi Elektromedis, dan Administrator Kesehatan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Umum dan Keuangan. BAB IV KOMITE, Pasal 11 (1) Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi, dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada Direktur dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit. (2) Pembentukan Komite ditetapkan oleh Direktur sesuai kebutuhan rumah sakit, sekurang-kurangnya terdiri dari Komite Medik serta Komite Etik dan Hukum. (3) Komite berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur BAB V SATUAN PENGAWAS INTERNAL, Pasal 12 (1) Satuan Pengawas Internal adalah satuan kerja fungsional yang bertugas membantu Direktur dalam pengawasan internal terhadap pengelolaan sumber daya Rumah Sakit. (2) Satuan Pengawas Internal dipimpin oleh Kepala Satuan Pengawas Internal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur. (3) Satuan Pengawas Internal ditetapkan oleh Direktur. BAB VI DEWAN PENGAWAS Pasal 13 (1) Dewan Pengawas adalah organ Badan Layanan Umum yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pengurusan Badan Layanan Unum. (2) Susunan Keanggotaan Dewan Pengawas ditctapkan oleh Bupati yang terdiri dari unsur-unsur pejabat SKPD dan unsur-unsur Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, serta tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan Badan Layanan Umum. (3) Dewan Pengawas bertanggung jawab kepada Bupati BAB VII PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Pasal 14 Penjabaran tugas dan fungsi jabatan Direktur, Wakil Direktur, Kepala Bidang, Kepala Bagian, Kepala Sub Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Instalasi, Komite, Dewan Pengawas, Satuan Pengawas Internal dan Kelompok Jabatan Fungsional yang merupakan _petunjuk pelaksanaan Peraturan Daerah di atur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati dengan berpedoman pada Peraturan Daerah ini BAB VIII TATA KERJA Pasal 15 (1) Semua satuan organisasi di lingkungan Rumah Sakit Daerah Dr. Haryoto dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, simplifikasi dan sinkronisasi. (2) Wakil Dircktur, Kepala Bidang, Kepala Bagian, Kepala Sub Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Instalasi, Ketua Komite, Kepala Satuan Pengawas Internal, berkewajiban melaksanakan prinsip-prinsip keterpaduan dan pemantapan pelaksanaan program baik dalam lingkup Rumah Sekit Daerah Dr. Haryoto maupun dengan instansi lain sesuai dengan bidang tugas masing-masing setelah mendapat petunjuk dari Direktur. (3) Direktur, Wakil Direktur, Kepala Bidang, Kepala Bagian, Kepala Sub Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Instalasi, Ketua Komite, Kepala Satuan Pengawas Internal masing-masing bertanggung jawab dan memberikan bimbingan serta pembinaan kepada bawahannya serta melaporkan pelaksanaan tugasnya sesuai dengan hierarkhi jabatan masing-masing. BAB IX PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN Pasal 16 (1) Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah setelah mendapat rekomendasi dari Gubenur. (2) Wakil Direktur, Kepala Bidang dan Kepala Bagian diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah. (3) Kepala Sub Bagian dan Kepala Sub Bidang diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Direktur melalui Sekretaris Daerah. (4) Direktur, Wakil Direktur, Kepala Bidang dan Kepala Bagian diangkat dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat persyaratan. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 17 Pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, pejabat yang ada pada Rumah Sakit Daerah Dr. Haryoto tetap melaksanakan tugasnya sampai ditetapkan pejabat baru berdasarkan Peraturan Derah ini BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 03 Tahun 2006 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Dr, Haryoto Kabupaten Lumajang (Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2006 Seri D Nomor 03) d.cabut dan dinyatakan tidak berlaku. PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG PENJELASAN UMUM. Perundang-undangan nasional dibidang keuangan merupakan paket reformasi yang signifiken di bidang keuangan negara melalui pergeseran paradigma dari penggangearan _tradisional ke penganggaran berbasis kinerja, yakni, pergeseran_ dari penganggaran sekedar membiayai masukan (inputs) atau proses menjadi pembayaran terhadap apa yang akan dihasilkan (outputs). Perubahan paradigma ini penting dan lebih rasional untuk memperguaakan sumber daya yang dimiliki pemerintah mengingat tingkat kebutuhan dana yang makin tinggi, sementara sumber dana yang tersedia tetap terbatas. Dengan demikian, sudah seyogianya apabila pemerintah daerah menyeimbangkan prioritas dengan kendala dana yang tersedia. Orientasi pada outputs menjadi praktik yang dianut luas oleh pemerintahan dengan mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government), memberikan arah yang tepat bagi keuangan sektor publik. Dalam kaitan ini, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang menekankan basis kinerja dalam penganggaran, memberi landasan yang penting bagi orientasi baru tersebut. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara membuka koridor baru bagi penerapan basis kinerja ini di lingkungan pemerintah, Instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberi pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas. Instansi dengan sebutan umum sebagai Badan Layanan Umum (BLU), diharapkan menjadi contoh Konkrit yang menonjol dari penerapan manajemen keuangan berbasis pada hasil (kinerja) Peluang ini secara Khusus disediakan bagi Satuan Kerja Pemerintah yang melaksanakan tugas operasional pelayanan publik (seperti layanan Kesehatan, pendidikan, pengelolaan kawasan, dan lisensi), untuk membedakannya dari fungsi pemerintah sebagai regulator dan penentu kebijakan dengan instansi pemerintah yang dikelola secara bisnis (business like) sehingga pemberian layanan kepada masyarakat menjadi lebih cfisien dan efektif. Rumah Sakit Derah Dr. Haryoto sebagai rumah sakit milik pemerintah daerah didalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat harus senantiasa ditingkatkan dalam semua aspek _pelayanan Kesehatan, taik kelembagaan, sumber daya manusia serta aspek-aspek pelayanan kesehatan lainnya, agar mampu memberikan pelayanan keschatan yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bupati telah menetapkan Pola Tata Kelola Rumah Sakit Daerah Dr. Haryoto sebagai Badan Layanan Umum Daerah, Dari aspek kelembagaan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Dr. Haryoto sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 03 Tahun 2006, dipandang belum cukup memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai Badan Layanan Umum Daerah. Keadaan ini cukup menjadi kendala didalam operasional dan kegiatan Rumah Sakit schingga perlu disempurnakan Dengan pola pengelolaan keuangan BLUD, fleksibilitas diberikan dalam rangka pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, dan pengadaan barang/jasa. Namun demikian, BLUD juga dikendalikan secara ketat dalam perencanaan dan penganggarannya, serta dalam pertanggungjawabannya. Dengan demikian, Rumah Sakit Daerah sebagai BLUD diharapkan tidak sekedar sebagai lembaga birokrasi, tetapi juga merupakan wadah bagi pembaharuan manajemen keuangan sektor publik, demi meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. ll. | PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 sampai dengan Pasal 19 : Cukup jelas. ‘TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2013 NOMOR 69 Pasal 19 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini = dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang. Ditetapkan di Lumajang pada tanggal 20 Agustus 2013 Diundangkan di Lumajang pada tangga 1 November 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2013 NOMOR 13 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG PENJELASAN UMUM Perundang-undangan nasional dibidang keuangan merupakan paket reformasi yang signifikan di bidang keuangan negara melalui pergeseran paradigma dari pengganggaran tradisional ke penganggaran berbasis kinerja, yakn’, pergeseran dari penganggaran sekedar membiayai masukan (inputs) atau proses menjadi pembayaran terhadap apa yang akan dihasilkan (outputs). Perubahan paradigma ini penting dan lebih rasional untuk mempergunakan sumber daya yang dimiliki pemerintah mengingat tingkat ketutuhan dana yang makin tinggi, sementara sumber dana yang tersedia tetap terbatas. Dengan demikian, sudah seyogianya apabila pemerintah daerah menyeimbangkan prioritas, dengan kendala dana yang tersedia. Orientasi pada outputs menjadi praktik yang dianut luas oleh pemerintahan dengan mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government), memberikan arah yang tepat bagi keuangan sektor publik. Dalam kaitan ini, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang menekankan basis kinerja dalam penganggaran, memberi landasan yang penting bagi orientasi baru tersebut. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. membuka koridor baru bagi penerapan basis kinerja ini di lingkungan pemerintah. Instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberi pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas. Instansi dengan sebutan umum sebagai Badan Layanan Umum (BLU), diharapkan menjadi contoh konkrit yang menonjol dari penerapan manajemen keuangan berbasis pada hasil (kinerja). Peluang ini secara khusus disediakan bagi Satuan Kerja Pemerintah yang melaksanakan tugas operasional pelayanan publik (seperti layanan kesehatan, pendidikan, pengelolaan kawasan, dan lisensi), untuk membedakannya dari fungsi pemerintah sebagai regulator dan penentu kebijakan dengan IL. instansi pemerintah yang dikelola secara bisnis (business like) sehingga pemberian layanan kepada masyarakat menjadi lebih efisien dan efektif. Rumah Sakit Derah Dr. Haryoto sebagai rumah sakit milik pemerintah daerah didalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat harus senantiasa ditingkatkan dalam semua aspek _pelayanan keschatan, baik kelembagaan, sumber daya manusia serta aspek-aspek pelayanan kesehatan lainnya, agar mampu memberikan pelayanan keschatan yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bupati telah menetapkan Pola Tata Kelola Rumah Sakit Daerah Dr. Haryoto sebagai Badan Layanan Umum Daerah. Dari aspek kelembagaan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Dr. Haryoto sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 03 Tahun 2006, dipandang belum cukup memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai Badan Layanan Umum Daerah. Keadaan ini cukup menjadi kendala didalam operasional dan kegiatan Rumah Sakit sehingga perlu disempurnakan Dengan pola pengelolaan keuangan BLUD, fleksibilitas diberikan dalam rangka pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, dan pengadaan barang/jasa. Namun demikian, BLUD juga dikendalikan secara ketat dalam perencanaan dan penganggarannya, serta dalam pertanggungjawabannya. Dengan demikian, Rumah Sakit Daerah sebagai BLUD diharapkan tidak sekedar sebagai lembaga birokrasi, tetapi juga merupakan wadah bagi pembaharuan manajemen keuangan sektor publilc, demi meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 sampai dengan Pasal 19 : Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2013 NOMOR 69 7 ea (Sen eueres ueeseyyousg BeIeISUT '€ aaa GaaTSET ———“ IO BEST Z eran) NWNOBONSE Nn. stan was | ue6uny6ur] ueyeyaduag SeIeISU] “T wetova aris NVIDVE SPs: NvIdva ans ‘Nyala 8S ‘uebuenay Le Uuep wnwn sIpem Yemeg Ip ISEIEISUT °G ISVALIDIA YOONYL ‘ONYENTINS | EUNEY SEVESUI “6 304 aiswinow H fon enw runt nwwaviae {| e ava ans vio ANS vio ans ‘NaS 85 vara ons L 3. IsvnWAa 8 NYWAVHVONES NVAWIAE ETH ‘SId3M 5 vn wd NBVDON visa vay NYNVAYE yaad 7: viova ans Nvpwa ons Nviova ans vata ans Sava ans deuy yemey Isejeysuy “¢ eer yemey iseqeasut 2 ed ee NvEN vow wlan vnyineeaa ee ccsd dpans Gaueap aoe NVIva NvIove wvisva_ | ate 4 | TAT eornene eevee eens NVONVEBLIY NvLvveaday ® SIO3H UNO ‘wIOvAN ALLINOH Svmvonaa NYG f-------~ WADIRATG SNISNDV 0G TIVOONVL 10% NNHVL ET: — YOWON Serer ee eee NVPVANT DNVPVANT NaLvdndva OLOANVH “1d dnsa N@LVaNaVe HVeavG NVEALVAAd * NVadI VPaay VILVL NVC ISVSINVDYO NVNOASNS NvOvd t (

You might also like