iad
Imam Adz-Dzahabi
Fe
DOSA-DOSA
mricawwnh
PENJABARAN TUNTAS 70 DOSA BESAR
MENURUT AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH
ar
KAMPUNG SUNNAHDOSA-DOSA
BESAR
Judul Asli:
Pilea f
Al-Kabair
Penulis:
Syamsuddin Muhammad bin ‘Utsman bin Qaimaz At-Turkmaniy Al-
Fariqiy Ad-Dimasyqiy Asy-Syafiiy
Penerbit:
Maktabah Al-Malik Fahd Al-Wathaniah
Penerjemah: Abu Zufar Imtihan Asy-Syafi’i, Editor: Abu Fatiah Al-
Adnani, Qosdi Ridtwanullah, Desain Cover: Naka’s Abee, Layout:
Azus, Penerbit: Pustaka Arafah - Solo, Cetakan: V. Mei 2007.
Perpustakaan Nasional RI; Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Dosa-dosa Besar / Syamsuddin Muhammad bin ‘Utsman bin Qaimaz At-Turkmaniy Al-Fariaiy Ad-
Dimasyaly Asy-Syafi'ly ; penerjemah, Abu Zufar Imtihan Asy-Syafi’t ; Penyunting, Abu Fatiah Al-
Adnani, ~- Soto : Pustaka Arafah, 2007
418 him. ; 24cm.
Judul asli : Al-Kabair
ISBN 978-979-3746-61-6
4 | *BtsaBesarPengantar P. nerbit
Alhamdulillah...
Keberadaan sebuah masyarakat yang hidup didampingi oleh
seorang nabi tentunya berbeda dengan mereka yang jauh dari nabi.
Semakin jauh jarak sebuah umat dengan nabi mereka, maka semakin
beragam pula bentuk penyimpangan mereka. Jikalau ada suatu kaum
yang hidup dengan nabi mereka namun justru penyimpangan mereka
teramat parah, mungkin hanya umat Bani Israel saja yang mengala-
minya. Di satu masa yang jumlah nabi mereka mencapai ratusan ribu,
justru mereka berada pada puncak penyimpangan dan pelanggaran.
Ada sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa diantara pemimpin
mereka ada yang pernah membunuh 70.000 nabi hanya dalam sehari.
Demikianlah dosa terbesar yang pernah terjadi pada Bani Israel.
Pada umat selain mereka kita dapatkan bahwa dosa terbesar yang
menimpa mereka adalah syirik kepada Allah, mulai dari Nabi Nuh,
Ibrahim, Hud, Yusuf hingga nabi terakhir Muhammad 38. Termasuk
didalamnya perbuatan zina, judi, khamr dan dosa-dosa besar lainnya.
Dalam hal ini al-Qur’an banyak bercerita tentang mereka dan nasib
akhir yang bakal mereka temui kelak di hari kiamat berupa adzab yang
amat pedih yang tak terperikan.
Tidak dipungkiri bahwa umat Islam hari ini adalah umat yang
jaraknya paling jauh dari nabi mereka, dan kita sadari bahwa kondisi
mereka secara umum benar-benar telah jauh dari tuntunan yang dibawa
oleh Rasulullah 38g. Secara kwalitas maupun kwantitas tidak kita
dapatkan pelanggaran dan dosa yang dilakukan oleh manusia di
sepanjang masa yang lebih parah dari zaman ini, bahkan dosa-dosa
besar sudah menjadi aktivitas rutin mereka sehari-hari. Diantara mereka
yang berbuat ada yang tidak mengerti hukum dan akibatnya, dan ada
PengantarPenerbit bh 5pula yang telah mengerti namun meremehkannya, padahal jelas bahwa
semua dosa besar merupakan penyebab siksa dan ancaman di akhirat
yang tak seorangpun mengetahui kedahsyatannya kecuali Allah
Rasulullah 88 telah menjabarkan secara terperinci akan berbagai
2asa yang akan mencampakkan manusia ke dalam kebinasaan yang
al. Banyak diantara ulama baik salaf maupun khalaf yang
gumpulkan hadits-hadits tentang dosa besar dan agar senantiasa
vaspada dan berhati-hati agar tidak terjerumus dalam murka Allah
dan laknat-Nya yang mengerikan.
Diantara kitab yang menjelaskan tentang dosa-dosa besar secara
detail dan lengkap adalah apa yang ditulis oleh seorang ulama salaf,
Imam Syamsuddin Adz-Dzahabi. Kitab beliau yang mengupas dosa-
dosa besar “Al-Kabair” termasuk diantara kitab yang paling banyak
mendapatkan perhatian para ulama didalam mengambil rujukan.
Kitab Al-Kabair merupakan karya beliau yang mula-mula beliau
tulis khusus bagi “pembaca khusus”. Di dalam kitab ini beliau
menampilkan topik-topik yang menarik bagi mereka serta memberi
manfaat bagi dien dan dunia mereka. Dengan bahasa yang mudah
dipahami, Adz-Dzahabi mampu menjelaskan bagian-bagian yang sulit,
yang biasa didapati dalam kitab-kitab ilmiyah yang membahas topik
khusus, buah karya para ulama dan para pencari ilmu.
Ungkapan-ungkapan beliau dalam kitab ini laksana petuah seorang
“wa’izh mursyid” (pemberi peringatan nan bijak) yang menceritakan
kemashlahatan manusia dan meluruskan aqidah serta perilaku mereka
Adz-Dzahabi memaparkan semua pembahasan dengan bahasa yang
sederhana, mudah dipahami, jelas dan menarik. Beliau menjauhi hal-
hal yang rumit, samar dan dibuat-buat. Maka jadilah kitab ini berguna
bagi para khatib, pemberi peringatan, pemberi petuah bagi orang-or-
ang yang lalai dan bingung, serta menjadi teguran bagi ahli maksiat
dan orang-orang yang menyimpang. Selain itu ia juga menjadi penuntun
bagi orang-orang yang memiliki tekad membaja didalam menempuh
jalan Allah, jalan al-hagq, jalan kebenaran.
Kami suguhkan terjemahan buku ini ke hadapan pembaca dengan
harapan bahwa kami memiliki andil dalam mengingatkan kepada
manusia akan bahaya dosa-dosa ini. Semoga keberadaan kitab ini
mampu mengingatkan kita agar senantiasa waspada dan berhati-hati
dalam meniti hidup yang penuh dengan ujian. Amin
6 | StsaBesar(>
Biografi Penulis_
Beliau adalah Syamsuddin Muhammad bin ‘Utsman bin Qaimaz
At-Turkmaniy Al-Fariqiy Ad-Dimasyqiy Asy-Syafi'iy yang lebih masyhur
dengan Adz-Dzahabi.
Beliau dilahirkan di Damaskus pada tahun 673 H/ 1274 M
Beliau menuntut ilmu dari para Syaikh di negeri Syam, Mesir, dan
Hijaz. Beliau juga mengunjungi berbagai negeri untuk tujuan ini. Beliau
memiliki kapabilitas yang tinggi dalam berbagai disiplin ilmu;
khususnya qira’at Al-Qur’an dan Hadits. Kenalan-kenalan beliau
mengakui hafalan beliau. Beliau digelari dengan ‘Imamul Wujud Hifzhan
(imamnya semua yang ada dalam hal hafalan), ‘Syaikhul Jarhi wat Ta'dil’
(pakar dalam menilai ketsiqqahan perawi), dan ‘Rajulur Rijal fi kulli
Sabil’ (satu dari seribu orang dalam seluruh disiplin ilmu). Suara beliau
terdengar sampai ke ufuk dan para penuntut ilmu dari berbagai negeri
pun menimba ilmu dari beliau
Dalam kitab Mu'jam karya beliau, tercatat seribu tiga ratus syaikh
yang darinya beliau sempat mengkaji ilmu dari mereka, juga yang beliau
ajari dan beliau bacakan. Di antara mereka adalah para ulama besar
yang terkenal dan para pengarang yang ternama.
Semasa hidup, beliau sempat mengayahi beberapa jabatan ilmiah
di Damaskus. Namun sejak penglihatan beliau buta pada tahun 741 H
beliau menghentikan diri dari aktivitas ta’lif (menulis buku). Beliau
mencukupkan diri dengan mengajar sampai ajal menjelang pada har
ketiga bulan Dzulqa’dah 747 H/ 1348 M. Beliau dimakamkan ¢
pekuburan ‘Al-Bab Ash-Shaghir’ di Damaskus.
Imam adz-Dzahabiy mewariskan karya-karya ilmiah yang aguns
Beliau menuliskannya dalam buku-buku beliau yang berjumlah sekita:
Biografi Penulis bb 790 buah, mencakup bidang hadits, sejarah, biografi, dan sebagainya.
Karya terbesar beliau adalah Térikhul Islam, Siyarul A’lam, Mizanul I’tidal,
Al-Musytabah ft Asma’ir Rijal, Tajridul Ushal ft Ahaditsir rasal, dan masih
banyak yang lainnya. Hampir semua kitab beliau tercetak dan tersebar.
Karya-karya Adz-Dzahabi sudah banyak diperbincangkan oleh para
ulama dahulu dan sekarang. Mereka juga telah menulis berbagai artikel
dan kajian tentang beliau yang dimuat dalam risalah-risalah dan majalah-
majalah, baik yang berbahasa Arab maupun yang ber-bahasa asing.
Semuanya mengakui ketinggian ilmu dan keutamaan-nya. Karya-karya
ilmiyah yang diwariskan oleh beliau banyak mendapat pujian dan telah
memberi manfaat bagi generasi semasa beliau dan generasi-generasi
sesudahnya sampai sekarang.
Kitab Al-Kabdir merupakan karya beliau yang mula-mula beliau
tulis khusus bagi ‘pembaca khusus’. Di dalam kitab ini beliau
menampilkan topik-topik yang menarik bagi mereka serta memberi
manfaat bagi dien dan dunia mereka. Dengan bahasa yang mudah
dipahami, Adz-Dzahabi mampu menjelaskan bagian-bagian yang sulit,
yang biasa didapati dalam kitab-kitab ilmiyah yang membahas topik
khusus, buah karya para ulama dan para pencari ilmu.
Ungkapan-ungkapan beliau dalam kitab ini laksana petuah seorang
‘wa'izh mursyid’ (pemberi peringatan nan bijak) yang mencitakan
kemaslahatan manusia dan meluruskan aqidah serta perilaku mereka.
Adz-Dzahabi memaparkan semua pembahasan dengan bahasa yang
sederhana, mudah dipahami, jelas, dan menarik. Beliau menjauhi hal-
hal yang rumit, samar, dan dibuat-buat. Maka jadilah kitab ini berguna
bagi para khatib, pemberi peringatan, pemberi petuah bagi orang-
orang yang lalai dan bingung, serta menjadi teguran bagi ahli maksiat
dan orang-orang yang menyimpang. Selain itu ia juga menjadi penuntun
bagi orang-orang yang memiliki tekad membaja di dalam menempuh
jalan Allah, jalan al-haq, jalan kebenaran.
8 | *StsaBesar