Professional Documents
Culture Documents
“MILIARIA”
Disusun Oleh :
Febri Rachmawati
G1A018024
Pembimbing :
dr. Thianti Sylviningrum, Sp.KK
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh :
Febri Rachmawati
G1A018024
Presentasi kasus ini telah dipresentasikan dan disahkan sebagai salah satu tugas
di bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
Pembimbing,
Segala puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan referat
presentasi kasus dengan judul “Miliaria”. Presentasi kasus ini merupakan salah satu
tugas di SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan laporan kasus ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penyusun
mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan penulisan di masa yang akan
datang. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
Penyusun
I. LAPORAN KASUS
A. Identitas pasien
Nama : An. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 3 tahun
Alamat : Cilongok
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : Rabu, 30 November 2019
Metode Anamnesis : Alloanamnesis
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama :
Gatal - gatal
2. Keluhan Tambahan : Timbul bitnik bitnik bruntusan
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Orang tua pasien mengeluhkan sering melihat anaknya menggaruk tubuh
karena terasa gatal pada wajah, dada dan perut sejak 1 minggu sebelum
memeriksakan diri ke puskesmas, disertai timbul bintil-bintil dengan dasar
kemerahan pada daerah tersebut, karena gatal-gatal timbul, digaruk oleh
pasien. Keluhan dirasakan kambuh-kambuhan. Ibu pasien mengatakan
bahwa sempat diberi bedak talk namun keluhan sering kambuh kembali.
Keluhan diperparah apabila pasien berkeringat.
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
a. Riwayat keluhan sama : diakui
b. Riwayat hipertensi : disangkal
c. Riwayat DM : disangkal
d. Riwayat penyakit jantung : disangkal
e. Riwayat alergi : disangkal
f. Riwayat mondok : disangkal
g. Riwayat Pengobatan : diakui (bedak talk)
1
5. Riwayat Penyakit Keluarga :
a. Riwayat keluhan yang sama : disangkal
b. Riwayat hipertensi : disangkal
c. Riwayat DM : disangkal
d. Riwayat penyakit jantung : disangkal
e. Riwayat alergi : disangkal
f. Riwayat mondok : disangkal
C. Status Generalis
Keadaaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign :
- Tekanan Darah :-
- Nadi : 98 x/menit
- Pernafasan : 22 x/menit
- Suhu : 37° C
Mata : conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : ottorhea (-)
Hidung : napas cuping hidung (-) sekret (-)
Mulut : sianosis (-)
Leher : dalam batas normal
Thorax : Simteris. Retraksi (-)
Jantung : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-).
Paru : SD vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-)
Abdomen : Datar, supel, timpani, BU (+) normal
D. Status Dermatologis
1. Effloresensi :
- Lokalisasi : Regio dorsum, abdomen, facialis
- Efloresensi/sifat : Papul eritem multipel berukuran miliar berbatas tegas.
2
Gambar 1.1 UKK Papul eritem multipel berukuran miliar berbatas tegas.
F. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
G. Diagnosis Banding
- Miliaria
- Prurigo simpleks
- Prurigo hebra
- Folikulitis
3
G. Diagnosis Kerja
Miliaria
H. Penatalaksanaan
1. Non Medika Mentosa
a. Jangan minum alkohol atau makanan yang pedas
b. Pakaian harus tipis dan menyerap keringat
c. Dianjurkan bekerja dalam ruangan dengan ventilasi yang baik
2. Medika Mentosa
a. Desoksimethason 2x1
b. Cetirizin 2x1
c. Bedak kocok yang bersifat mendinginkan mengandung bahan antipruritus
seperti bedak salsil 2%, atau lotio kummerfeldi. Juga dapat diberikan
antibiotik topikal seperti krim kloramfenikol 2%.
I. Prognosis
1. Quo ad vitam : ad bonam
2. Quo ad functionam : ad bonam
3. Quo ad sanationam : ad bonam
4. Quo ad komestikum : ad bonam
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Miliaria adalah kelainan kulit (Dermatitis) akibat retensi kelenjar keringat
ekrin yang ditandai dengan adanya vesikel milier. Pajanan panas yang lama,
lingkungan yang lembab seperti pada daerah tropis dan pekerjaan tertentu serta
setelah sakit panas akan mendukung terjadinya miliaria. Juga celana yang
miliaria misalnya pada daerah popok, terlalu lama berbaring (Freedberg et al,
2010).
B. Epidemiologi
Data terbaik tentang kejadian miliaria pada bayi baru lahir adalah dari
penelitian di Jepang dengan sampel lebih dari 5000 bayi. Survei ini
dengan usia rata-rata 1 minggu. Miliaria rubra terjadi pada 4 % dari neonatus ,
dengan usia rata-rata 11-14 hari. Sebuah studi survei tahun 2006 dari Iran
menemukan kejadian miliaria 1,3 % pada bayi baru lahir. Sebuah survei pasien
2012).
yang memiliki temperature yang lebih tinggi. Miliaria menjadi masalah yang
signifikan bagi personil militer Amerika dan Eropa yang bertugas di Asia
Tenggara dan Pasifik. Miliaria dapat terjadi pada individu dari semua ras,
5
keringat lebih sedikit dibandingkan kulit putih, cenderung kurang mengalami
miliaria rubra. Predileksi jenis kelamin tidak ada bukti (levin, 2012).
C. Etiologi
1. Immaturitas dari saluran ekrin : Neonatus dipikirkan mempunyai saluran ekrin
individu yang pindah dari iklim tidak tetap ke iklim tropis. Kondisi ini biasanya
berubah setelah individu tinggal di kondisi panas dan lembab selama beberapa
bulan.
3. Kondisi panas dan lembab : Iklim tropis, perawatan neonatus di inkubator, dan
(levin, 2012).
D. Patofisiologi
Patogenesis miliaria kurang dimengerti, namun miliaria adalah akibat
sumbatan dalam saluran keringat dapat menentukan tipe miliaria yang timbul
(Amiruddin, 2003).
6
timbul vesikula kecil putih seperti Kristal jernih. Atap vesikula terdiri dari
stratum korneum.
2. Jika sumbatan lebih dalam yakni di dalam epidermis dan saluran keringat
yang pecah ada di dalam epidermis. Tipe ini dikenal dengan miliaria rubra.
Miliaria ini ditandai dengan eritem dan rasa gatal. Tanda ini adalah akibat
dari vasodilatasi dan rangsangan reseptor gatal oleh enzim yang keluar dari
dikenal dengan miliaria profunda. Apabila miliaria rubra terjadi berulang atau
E. Penegakan Diagnosis
Diagnosis miliaria yang khas bentuk klinisnya tidak sukar untuk
dermatosis lainnya harus dicurigai jika terjadi iritasi pada keadaan yang panas,
ditegakkan dengan cara memecah vesikel dengan jarum kecil, akan keluar
cairan jernih. Miliaria rubra dapat ditegakkan dengan cara melihat vesikel
dengan kaca pembesar, akan tampak vesikel yang khas, puncak lesi yang
7
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Sitologik
vesikel tidak didapatkan sel-sel radang atau sel giant multinukleat (seperti yang
dan coccus gram positif. Tidak seperti eritema toksik neonatorum, eosinofil
2. Pemeriksaan Histopatologik
yang berhubungan dengan saluran keringat dan sumbatan keratin Pada miliaria
sumbatan keratin dan infiltrat radang kronis terdapat di sekitarnya dan di dalam
terlihat coccus gram positif di bawah dan di dalam sumbatan keratin. Pada
dermoepidermal dan pecahnya saluran keringat pada dermis bagian atas dan
pada taut dermoepidermal dengan gangguan pada sistem ekrin dermal (levin,
2012).
8
G. Penatalaksanaan
1. Non-Medikamentosa
2. Medikamentosa
a. Miliaria kristalina
b. Miliaria rubra
(Natahusada, 2013) :
R/ As. Salisilat 1
Talc. Venet 10
Oxid. Zinc 10
Amyl. Oryzae 10
9
c. Miliaria Profunda
10
III. PEMBAHASAN
Ibu pasien mengeluhkan gatal-gatal pada punggung perut dada sejak 1 minggu
kemerahan pada daerah tersebut, karena gatal-gatal timbul, digaruk oleh pasien.
namun keluhan sering kambuh kembali. Pasien mengaku sering berkeringat dan
jarang bergerak. Hasil pemeriksaan fisik dan status dermatologi ditemukan papul
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan terdapat miliaria pada punggung
pasien.
11
IV. KESIMPULAN
1. Miliaria adalah kelainan kulit (Dermatitis) akibat retensi kelenjar keringat ekrin
yang ditandai dengan adanya papul/ vesikel milier
2. Prognosis penyakit ini bergantung pada kebiasaan keseharian pasien.
12
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, D. 2003. Ilmu Penyakit Kulit. Makasar: Bagian Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin FK UNHAS.
13