Professional Documents
Culture Documents
Artikel Jurnal Komang
Artikel Jurnal Komang
Research Report
ABSTRACT
Background: Lead (Pb) is an element that is released into the air due to the imperfect combustion and disposal process within
vehicle engines. One form of lead poisoning is the formation of a gingival lead line. Street children often carry out activities on the
streets which causes them to be exposed to lead at a much higher rate than the average person. Apart from being found in exhaust
gases and motor vehicle batteries, lead can also be present in cigarette smoke. The high frequency of street children being exposed to
different sources of lead will make them more at risk of developing gingival lead lines. Aim : To analyze the effect of exposure to lead
pollution on street children in SDN Kota Lama 5 Malang with the occurrence of gingival lead line. Method : This research is an
observational analytic research with a cross sectional approach. The research samples are street children from SDN Kota Lama 5
Malang, with a total of 30 children. The data obtained were the results of direct measurements of the upper anterior gingiva (canines,
central incisors, right and left lateral incisors). Results : Exposure to pollution, especially lead, in street children from SDN Kota Lama
5 Malang is dominated by street children with the criteria of "seldom" being in the street by 63.3%. A 2nd degree description of gingival
lead line is found to be the most prevalent, with a percentage of 53.3% of 30 street children having it, furthermore every street child
who lives in the street for 7–12 months was found to have either a 2nd degree or a 3rd degree description of gingival lead line. The
longer the child is in the street, the higher the number of children affected by a 2nd degree or a 3rd degree description of gingival lead
line, followed by another risk factor such as their smoking habits. Conclusion : There is a relationship between the level of exposure
to pollution, especially lead, in street children on their gingival lead line value, which means that pollution exposure on street children
affects the incidence of gingival lead lines, such as the amount of time the children are in the street, the intensity of their eating habits
while in the street, their smoking activities and their use of protective masks for themselves.
Correspondence: Type the name of corresponding author, Affiliation, Address including city and country, Email address, Phone
number.
19 orang 2-6 bulan D0, D1, D2 dan D3 Menurut uji hubungan didapatkan hasil dari uji
spearman menunjukan hasil yang signifikan antara lain
4 orang 7-12 bulan D2 dan D3 yaitu lama anak berada di jalan selama 1 tahun dengan
nilai p-value 0,03, kemudian lama anak berada di jalan
selama 24 jam didapatkan nilai p-value 0,00, intensitas
Data penelitian didapatkan hasil dengan anak jalanan
anak makan di jalan dalam 1 hari dengan nilai p-value
SDN Kota Lama 5 Malang yang hidup di jalan selama <1
0,039, kebiasaan merokok pada anak jalanan dengan nilai
p-value 0,00, intensitas anak merokok dalam seminggu Lama anak jalanan berada di jalanan sangat
dengan nilai p-value 0,00 dan penggunaan alat pelindung mempengaruhi kejadian gingival lead line pada rongga
seperti masker dengan nilai p-value sebesar 0,00. sehingga mulut mereka. Hal ini sejalan dengan penelitian dari
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara lama Cecillia (2009) yang menjelaskan bahwa gingival lead
anak berada dijalan dalam 1 tahun, 24 jam, intensitas anak line merupakan ciri khas keracunan timbal yang dapat
makan dijalan, kebiasaan merokok dan penggunaan alat timbul apabila seseorang memiliki kadar timbal dalam
pelindung dengan kejadian gingival lead line. darah sebanyak >45ug/dl selama sekitar 2 bulan. Hal ini
sesuai dengan temuan yang didapatkan pada anak jalanan
Untuk uji hubungan yang tidak signifikan antara lain SDN Kota Lama 5 Malang, hasil penelitian menunjukan
yaitu penggunaan tempat pembungkus makanan beli dan bahwa 15 anak dari 30 subjek penelitian terdapat gingival
bekal makanan dengan nilai p-value sebesar 0,663 dan lead line derajat 2 pada gingiva mereka. 15 anak tersebut
0,819 yang berarti nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang semuanya mengaku berada di jalanan selama sekitar 1
artinya tidak ada hubungan antara tempat pembungkus tahun belakangan ini. Hasil ini juga sejalan dengan
makanan beli dan tempat pembungkus bekal makanan penelitian dari Chahaya (2005) dalam penelitiannya di
dengan kejadian gingival lead line rongga mulut. Pematang Siantar yang menyatakan bahwa, faktor yang
menyebabkan tingginya kadar timbal yaitu lama paparan
PEMBAHASAN terkena timbal, dosis timbal yang masuk dan kebersihan
rongga mulut.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Dalam penelitian ini kebiasaan merokok anak jalanan
antara paparan polusi timbal pada anak jalanan di SDN dibagi menjadi beberapa kali dalam setiap minggunya.
Kota Lama 5 Malang dengan kejadian gingival lead line. Sebagian besar anak jalanan merokok sebanyak 1–3 kali
Pemeriksaan dilakukan dengan menghitung jumlah garis dalam seminggu. Sebagian besar aktivitas merokok anak
berwarna biru ke abu-abuan hingga hitam pada margin jalanan termasuk dalam kriteria “kadang-kadang”
gingiva gigi anterior atas (kaninus, insisivus central, merokok berjumlah 11 anak dari 30 anak (36,7%). Hal ini
insisivus lateral kanan dan kiri atas) dengan subjek disebabkan karena kebiasaan hidup mereka sangat bebas
penelitian rata-rata berada/tinggal di jalanan dan menjadi dan juga pergaulan mereka sangat berdampak pada suatu
anak jalanan selama 7–12 bulan. Anak yang sejak kecil kebiasaan yang mereka lakukan tiap harinya. Hasil ini
/dalam proses pertumbuhannya, hidup dan tinggal sesuai dengan data statistik dari Badan POM (2018) yang
bersama dengan orang tua mereka yang juga bekerja di menunjukan bahwa hampir 25% perokok dan pengguna
jalan dengan mata pencaharian seperti tukang parkir, kuli tembakau pada orang dewasa mulai melakukan kebiasaan
bangunan, atau tukang becak menyebabkan anak tersebut merokok pertama kali sebelum berusia 10 tahun. Rokok
hidup di jalan relatif lebih lama. Hubungan antara lama juga mengandung timbal (Pb) dan dapat terbawa oleh asap
anak berada di jalanan dengan kejadian gingival lead line, rokok serta terhirup oleh perokok aktif maupun pasif.
ditunjukan dari anak jalanan yang hidup di jalan selama 7- Aktivitas merokok dengan kejadian gingival lead line
12 bulan mengalami gingival lead line yang derajatnya menunjukan adanya hubungan antara merokok dengan
lebih parah dari pada anak jalanan yang hidup di jalan kejadian gingival lead line. Kebiasaan merokok dapat
selama <1 bulan dan 2–6 bulan dikarenakan rata-rata menjadikan resiko memiliki gingival lead line yang lebih
mereka memiliki kebiasaan buruk seperti merokok serta parah sebesar 2 kali lipat dari anak jalanan yang tidak
hidup di jalan untuk bekerja. merokok 9. Selain itu tingkat merokok dianggap
Hasil penelitian dari aktivitas anak jalanan SDN Kota mempengaruhi keparahan pigmentasi gingiva atau
Lama 5 Malang didapatkan semakin lama anak tersebut gingival lead line pada anak jalanan 10.
berada di jalan maka anak akan lebih sering terpapar oleh Penggunaan masker sebagai alat pelindung diri untuk
paparan timbal dan peningkatan derajat gingival lead line mengurangi paparan dari limbah pabrik atau mengurangi
juga akan semakin bertambah. Didapatkan responden paparan dari luar seperti asap kendaraan bermotor.
dengan derajat gingival lead line paling banyak derajat 2 Menurut hasil penelitian sebagian besar anak jalanan SDN
dengan intensitas waktu yang berbeda, untuk anak jalanan Kota Lama 5 Malang tidak pernah menggunakan masker
SDN Kota Lama 5 Malang yang hidup di jalan selama <1 selama berada di jalan yang menyebabkan terjadinya
bulan didapatkan paling banyak anak terkena gingival gingival lead line. Ada beberapa anak yang tidak
lead line derajat 0 dan 1. Kemudian untuk anak jalanan mengenal adanya disposable surgical mask/masker satu
SDN Kota Lama 5 Malang yang hidup di jalan selama 2- kali pakai. Hal ini menyebabkan kurang pedulinya anak
6 bulan yaitu sebagian besar terkena gingival lead line jalanan akan kesehatan mereka sendiri sehingga terdapat
derajat 0, derajat 1, derajat 2 dan derajat 3 serta untuk anak hubungan antara penggunaan alat pelindung seperti
jalanan SDN Kota Lama 5 Malang yang hidup di jalan masker dengan kejadian gingival lead line. Oleh karena
selama 7-12 bulan yaitu sebagian besar terkena gingival itu hubungan paparan polusi timbal pada anak jalanan
lead line derajat 2 dan derajat 3. Sehingga semakin lama yang mempengaruhi kejadian gingival lead line dapat
anak tersebut berada di jalan maka anak yang terkena dilihat dari 4 hal. Keempat hal tersebut adalah: waktu dan
derajat 2 dan 3 juga akan semakin banyak. lama anak di jalanan, pola makan anak di jalan, tingkah
laku anak di jalanan, dan kebiasaan buruk seperti merokok 5. Hasanah, U. (2011). Kajian model pemajanan asap
anak jalanan. Hal–hal tersebut masing-masing rokok terhadap kadar logam berat produk pangan
mempunyai peranan penting untuk mempengaruhi gorengan berlapis tepung. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
kejadian gingival lead line pada rongga mulut.
6. Padmaningrum, R. T. (2007). Rokok mengandung Zat
DAFTAR PUSTAKA Adiktif Yang Berbahaya Bagi Kesehatan. Universitas
Negeri Yogyakarta.
1. Prasetia, A., Yuliwar, R., & Dewi, N. (2018). Hubungan 7. Prehati. (2005). Dampak pemakaian bensin bertimbal
pola pemenuhan nutrisi dengan kadar hemoglobin pada dan kesehatan. Jakarta: KPBB (Komite Penghapusan
anak jalanan di kota Malang. Nursing News, 3(1). Bensin Bertimbal).[cited November 2009].
2. Afandi, A. S. (2012, Oktober 31). SDN 5 kota lama 8. Hoffman, R. S. (2007). Goldfrank’s manual of
Malang dipercaya tampung anjal. Retrieved from toxicologic emergencies. North America: McGraw Hill.
https://mediacenter.malangkota.go.id/2012/10/sdn-5-
kotalama-malang-dipercaya-tampung-anjal/ 9. Sarilaksmi, N. (2014). Gambaran Gingival Lead Line
Pada Polisi Lalu Lintas Polrestabes Surabaya.
3. Suhartini, T. (2008). Strategi bertahan hidup anak Universitas Airlangga.
jalanan kasus: anak jalanan di kota Bogor. Bogor:
Institut Pertanian Bogor. 10. Regezi J A., Sciubba JJ. (2008). Oral Pathologi Clinical
Pathologic Corelations. pp. 146-147.
4. Badan POM. (2018). Remaja, tembakau dan rokok.
Jakarta: Sentra Informasi Keracunan Nasional.