You are on page 1of 21

MAKALAH

UNSUR PERIODE KE-4


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Kimia

Kelompok 7
Disusun oleh :
1.Rian Ramadhan
2.Ryan Firdaus
3.Sani Gema M

PEMERINTARAHAN KABUPATEN CIAMIS


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 3 CIAMIS
Jalan Bojonghuni no.87 tlp (0265)773890 Ciamis 46214
Website : www.sman3ciamis.sch.id Email : file@sman3ciamis.sch.id
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………iii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………. 1
A. LATAR BELAKANG……………………………………………….1
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………… 1
C. TUJUAN PENELITIAN……………………………………………. 1
BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………...2
A. KOMPONEN UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT………... 2
B. SIFAT UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT……………….. 5
C. SUMBER UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT DI ALAM…9
D. PENGOLAHAN UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT……..11
E. KEGUNAAN UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT……….. 14
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………..16
A. KESIMPULAN……………………………………………………...16
B. SARAN……………………………………………………………...16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….17

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT . Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW . Berkat limpah dan rahmatnya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah Kimia .
Makalah ini membahas segala hal yang berkaitan dengan Unsur periode ke 4 penulis
sangat berharap karya tulis ini dapat membantu kita untuk memahami pelajaran kimia
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala penulis dapat teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para siswa. kami sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna . untuk itu , kepada guru saya meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca .

Ciamis , 01 Oktober 2019

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari,kita sering mendengar sepeti tembaga,besi, emas dan
perak. Bagaimana posisi unsure-unsur terseutdalam table periodik? Unsur-unsur tersebut
terletak pada golongan transisi periode ke empat dan ke lima. Disini kami hanya menjelaskan
tentang unsur-unsur transisi periode ke empat.
Unsur transisi merupakan kelompok unsur yang terletak pada blok d di dalam sistem
periodik. Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d
yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan
unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-
unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan
membentuk senyawa kompleks.
Unsur- unsur transisi pada perioda 4 terdiri atas 10 unsur, yaitu : Skandium, Titanium,
Vanadium, Kromium, Mangan, Besi, Kobalt, Nikel, Tembaga dan Seng.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen unsur transisi periode keempat ?
2. Bagaimana sifat fisik unsur transisi periode keempat ?
3. Bagaimana sifat kimia unsur transisi periode keempat ?
4. Apa saja sumber / persenyawaan dari unsur transisi periode keempat di alam?
5. Bagaimana pengolahan unsur-unsur transisi periode keempat ?
6. Bagaimana kegunaan unsur-unsur transisi periode keempat ?

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan komponen unsur transisi periode keempat.
2. Untuk menjelaskan sifat fisik unsur transisi periode keempat.
3. Untuk menjelaskan sifat kimia unsur transisi periode keempat.
4. Untuk menjelaskan sumber / persenyawaan dari unsur transisi periode keempat di alam yang
bentuk mineral.
5. Untuk menjelaskan pengolahan unsur-unsur transisi periode keempat.
5. Untuk menjelaskan kegunaan unsur-unsur transisi periode keempat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KOMPONEN UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT


Unsur transisi merupakan kelompok unsur yang terletak pada blok d di dalam sistem
periodik. Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d
yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB).
1. Skandium
Skandium adalah salah satu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Sc dan nomor atom 21. Skandium berupa logam transisi yang lembut dan warnanya
putih keperakan, merupakan mineral yang langka dari Skandinavia dan kadang-kadang
diklasifikasikan bersama yttrium dan lantanida sebagai elemen mineral langka.
2. Titanium
Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Ti dan nomor atom 22. Dia merupakan logam transisi yang ringan, kuat, berkilau,
tahan korosi (termasuk tahan terhadap air laut dan klorin dengan warna putih-metalik-
keperakan. Titanium digunakan dalam alloy kuat dan ringan (terutama
dengan besi dan aluminum) dan merupakan senyawa terbanyaknya, titanium dioksida,
digunakan dalam pigmen putih. Titanium dihargai lebih mahal daripada emas karena
sifat-sifat logamnya.
Unsur ini terdapat di banyak mineral dengan sumber utama
adalah rutile dan ilmenit, yang tersebar luas di seluruh Bumi. Ada dua bentuk alotropi dan
lima isotop alami dari unsur ini; Ti-46 sampai Ti-50 dengan Ti-48 yang paling banyak
terdapat di alam (73,8%). Sifat Titanium mirip dengan zirkonium secara kimia maupun
fisika.

3. Vanadium
Vanadium adalah salah satu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang V dan nomor atom 23. Salah satu senyawa yang mengandung vanadium antara lain
vanadium pentaoksida (V2O5).Vanadium juga merupakan Logam mulia yang cukup keras,
Logam ini hanya bisa ditemukan di tempat-tempat tertentu,dan Jarang Ditemukan Di toko
perhiasan.
4. Kromium
Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cr dan nomor atom 24.
Kromium trivalen (Cr(III), atau Cr3+) diperlukan dalam jumlah kecil
dalam metabolisme gula pada manusia. Kekurangan kromium trivalen dapat
menyebabkan penyakit yang disebut penyakit kekurangan kromium (chromium
deficiency).

2
Kromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi
mengkilat. Dengan sifat ini, kromium (krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada
ornamen-ornamen bangunan, komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor,
maupun sebagai pelapis perhiasan seperti emas, emas yang dilapisi oleh kromium ini

lebih dikenal dengan sebutan emas putih. Perpaduan Kromium dengan besi dan
nikel menghasilkan baja tahan karat.

5. Mangan
Mangan bernomor atom 25. Mangan relatif melimpah di alam (0,1% kulit bumi). Salah
satu sumber mangan adalah batuan yang terdapat di dasar lautan dinamakan pirolusit. Suatu
batuan yang mengandung campuran mangan dan oksida besi.

6. Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk
kehidupan manusia sehari-hari. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor
atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Besi adalah logam yang paling
banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:
 Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar
 Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
 Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak
kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan
besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan
karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
7. Kobalt
Kobalt adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Co dan nomor atom 27. Elemen ini biasanya hanya ditemukan dalam bentuk
campuran di alam. Elemen bebasnya, diproduksi dari peleburan reduktif, adalah logam
berwarna abu-abu perak yang keras dan berkilau. Ketersediaan: unsur kimia kobal
tersedia di dalam banyak formulasi yang mencakup kertas perak, potongan, bedak,
tangkai, dan kawat.
8. Nikel
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Ni dan nomor atom 28. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni,
nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat
membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan nikel, krom dan besi menghasilkan
baja tahan karat (stainless steel) yang banyak diaplikasikan pada peralatan dapur
(sendok, dan peralatan memasak), ornamen-ornamen rumah dan gedung, serta
komponen industri.

3
9. Tembaga
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa
Latin Cuprum.Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain
itu unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak,
dengan permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga dicampurkan
dengan timah untuk membuat perunggu. Logam ini dan aloinya (campuran) telah
digunakan selama empat hari. Di era Roma, tembaga umumnya ditambang di Siprus,
yang juga asal dari nama logam ini (сyprium, logam Siprus), nantinya disingkat
jadi сuprum). Ikatan dari logam ini biasanya dinamai dengan tembaga(II).
Ion Tembaga(II) dapat berlarut ke dalam air, dimana fungsi mereka dalam
konsentrasi tinggi adalah sebagai agen anti bakteri, fungisi, dan bahan tambahan kayu.
Dalam konsentrasi tinggi maka tembaga akan bersifat racun, tapi dalam jumlah sedikit
tembaga merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan manusia dan tanaman tingkat
rendah. Di dalam tubuh, tembaga biasanya ditemukan di bagian hati, otak, usus, jantung,
dan ginjal.

10. Seng
Seng (bahasa Belanda: zink), zink, atau timah sari adalah unsur kimia dengan
lambang kimia Zn, bernomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan
unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip
dengan magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama.
Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling
melimpah ke-24 di kerak bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling
banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
Kuningan, yang merupakan aloi tembaga dan seng, telah lama digunakan paling
tidak sejak abad ke-10 SM. Logam seng tak murni mulai diproduksi secara besar-besaran
pada abad ke-13 di India, manakala logam ini masih belum di kenal oleh bangsa Eropa
sampai dengan akhir abad ke-16. Para alkimiawan membakar seng untuk menghasilkan
apa yang mereka sebut sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan
Jerman Andreas Sigismund Marggraf umumnya dianggap sebagai penemu logam seng
murni pada tahun 1746. Karya Luigi Galvani dan Alessandro Volta berhasil menyingkap
sifat-sifat elektrokimia seng pada tahun 1800. Pelapisan seng pada baja untuk mencegah
perkaratan merupakan aplikasi utama seng. Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi
penggunaannya pada baterai dan aloi. Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang dapat
ditemukan, seperti seng karbonat dan seng glukonat (suplemen makanan), seng
klorida (pada deodoran), seng pirition (pada sampo anti ketombe), seng sulfida (pada
cat berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil di laboratorium organik.
Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi tubuh.[1] Terdapat
sekitar dua miliar orang di negara-negara berkembang yang kekurangan asupan seng.
Defisiensi ini juga dapat menyebabkan banyak penyakit. Pada anak-anak, defisiensi ini
menyebabkan gangguan pertumbuhan, memengaruhi pematangan seksual, mudah
terkena infeksi, diare, dan setiap tahunnya menyebabkan kematian sekitar 800.000 anak-

4
anak di seluruh dunia.[1] Konsumsi seng yang berlebihan dapat menyebabkan ataksia,
lemah lesu, dan defisiensi tembaga. Dalam bahasa sehari-hari, seng juga dimaksudkan
sebagai pelat seng yang digunakan sebagai bahan bangunan.

B. SIFAT UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT


1. Sifat Fisik
Unsur transisi periode keempat memiliki sifat fisik khas yang berbeda dengan sifat
unsur utama. Berikut merupakan sifat fisik dari unsur transisi periode keempat.

a. Sifat Logam
Tabel 2.1 sifat logam unsur transisi periode keempat
Unsur Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Jari-jari atom (nm) 0,16 0,15 0,14 0,13 0,14 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
0
Titik leleh ( C) 1540 1680 1900 1890 1240 1540 1500 1450 1080 420
Titik didih (0 C) 2370 3260 3400 2480 2100 3000 2900 2730 2600 910
Kerapatan (g/cm3) 3,0 4,5 6,1 7,2 7,4 7,9 8,9 8,9 8,9 7,1
E ionisasi I (kJ/mol) 6,30 660 650 6500 720 760 760 740 750 910
E ionisasi II (kJ/mol) 1240 1310 1410 1590 1510 1560 1640 1750 1960 1700
E ionisasi III (kJ/mol) 2390 2650 2870 2990 3260 2960 3230 3390 3560 3800
E0 red M2+ (aq) - - -1,2 - - - -0,28 0,25 +0,34 0,76
0,91 1,19 0,44
E0 red M3+ (aq) -2,1 -1,2 -0,- - - - +0,44 - - -
86 0,74 0,28 0,04
Kekerasan (skala - - - 9,0 5,0 4,5 - - 3,0 2,5
mohs)

b. Sifat Kemagnetan
Adanya elektron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d menyebabkan unsur-
unsur transisi bersifat paramagnetic (dapat ditarik oleh medan magnet) seperti : Sc, Ti, V, Cr dan
Mn. Makin banyak electron yang tidak berpasangan, maka makin kuat pula sifat
paramagnetknya. Unsur yang memiliki elektron berpasangan (Zn dan Cu) bersifat
diamagnetic (tidak tertarik oleh medan magnet. Unsur Fe, Co, Ni
bersifat Ferromagnetic meski logam ini dijauhi medan magnet, tetapi induksi
magnet logam ini tidak hilang.
c. Warna Senyawa
Senyawa unsur transisi (kecuali scandium dan seng), memberikan bermacam warna
baik padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari unsure transisi juga berkaitan dengan
adanya orbital sub kulit d yang terisi tidak penuh. Peralihan electron yang terjadi pada
pengisian subkulit d (sehingga terjadi perubahan bilangan oksidasi) menyebabkan terjadinya
warna pada senyawa logam transisi. Senyawa dari Sc3+ dan Ti4+ tidak berwarna karena

5
subkulit 3d-nya kosong, serta senyawa dari Zn2+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya terisi
penuh, sehingga tidak terjadi peralihan elektron.

2. Sifat Kimia
a. Tingkat Oksidasi
Kecuali Sc dan Zn, unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai beberapa tingkat
oksidasi. Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi lebih
dari satu. Adanya bilangan oksidasi lebih dari satu ini disebabkan mudahnya melepaskan
elektron valensi. Dengan demikian, energi ionisasi pertama, kedua dan seterusnya memiliki
harga yang relatif lebih kecil dibanding unsur golongan utama. Walaupun unsur transisi
memiliki beberapa bilangan oksidasi, keteraturan dapat dikenali. Bilangan oksidasi tertinggi
atom yang memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat semua
elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam kasus skandium dengan konfigurasi
elektron (n-1)d1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan konfigurasi (n-1)d5ns2, akan
berbilangan oksidasi maksimum +7. (Fitrya, Dina, 2013)
Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan
konfigurasi elektron (n-1)d6ns2, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang
ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi penting
seperti kobal Co, Nikel Ni, tembaga Cu dan zink Zn lebih rendah dari bilangan oksidasi atom
yang kehilangan semua elektron (n–1)d dan ns-nya. Di antara unsur-unsur yang ada dalam
golongan yang sama, semakin tinggi bilangan oksidasi semakin penting untuk unsur-unsur
pada periode yang lebih besar.
b. Ion Kompleks

Ion pusat berfungsi sebagai akseptor pasangan elektron (asam lewis), sedangkan
ligan berfungsi sebagai donor pasangan elektron (basa lewis). Dengan demikian ion kompleks
dapat terbentuk jika terjadi ikatan antara ion pusat yang memiliki orbital kosong dan ligan yang
memiliki pasangan elektron bebas. Jika ligan menyumbangkan sepasang elektron disebut ligan
unidentat, jika ligan menyumbangkan dua pasang elektron disebut ligan bidentat, dan jika ligan
menyumbangkan lebih dari satu atau dua pasang elektron disebut ligan polidentat. Berikut
adalah istilah yang terdapat dalam ion kompleks.
 Ion Pusat
Adalah asam lewis sebagai ekseptor (penerima) elektron dari ligan. Ion pusat adalah kation dan
biasanya ion logam transisi.
 Bilangan Koordinasi
Adalah jumlah donor atom yang terikat pada ion pusat / menyatakan jumlah ligan, dimana
bilangan koordinasi suatu ion pusat sama dengan dua kali bilangan oksidasinya.
 Ligan
Adalah basa lewis yang memiliki pasangan elektron bebas atau memiliki pasangan elektron π
(donor sepasang elektron kepada ion pusat). Berikut ini adalah tabel beberapa jenis ligan
beserta muatannya.
Tabel 2.2 Daftar ligan ion kompleks
Ligan Nama Muatan Ligan Nama Muatan
H2O Akuo / Aqua - H- Hidro / Hidrido -1
NH3 Amina / Amin / Azana - OH- Hidrokso -1

6
H 2S Sulfan - RO- Alkoksi -1
H2Te Telan - C6H5O- Fenoksi -1
CO Karbonil - CN- Siano -1
CS Tiokarbonil - ONO- Nitrito -1
NO Nitrosil - NO2- Nitro -1
NO2 Nitril - ONO2- Nitrato -1
NS Tionitrosil - OSO22- Sulfito -2
SO Sulfinil / Tionil - OSO32- Sulfato -2
SO2 Sulfonil / Sulfuril - S2O32- Tiosulfato -2
NH2- Amido -1 OCN- Sianato -1
NH2- Imido -2 NCO- Isosianato -1
N(CH3)2- Dimetilamido -1 SCN- Tiosianato -1
N3- Nitrido -3 NCS- Isotiosianato -1
N3- Azido -1 CH3COO- Asetato -1
S2- Tio/Tiokso/Sulfido -2 CO32- Karbonato -2
O3- Ozonido -1 C2O42- Oksalato -2
F- Floro -1 H- Hidro / Hidrido -1
Cl- Kloro -1 OH- Hidrokso -1
Br- Bromo -1 RO- Alkoksi -1
I- Iodo -1 C6H5O- Fenoksi -1
O2- Okso / Oksido -2 CN- Siano -1
O22- Perokso -2 ONO- Nitrito -1
Se2- Selenokso / Selenido -2 NO2- Nitro -1
Te2- Telurokso / Telurido -2 ONO2- Nitrato -1
SH- Merkapto / Sulfanido -1

 Muatan Ion kompleks


Muatan ion pusat ditambah dengan muatan ligan-ligannya. Contohnya ion kompleks yang
terdiri atas ion pusat Al3+, empat ligan H2O dan dua ligan OH- memiliki muatan :
(+3) + (4 x 0) + (2 x -1) = +1 , sehingga ion kompleks dapat ditulis : [Al(H2O)4(OH)2]+
 Tata Nama Ion Kompleks
Ligan + Ion Pusat , artinya ligan ditulis terlebih dahulu kemudian diikuti oleh ion pusat.
Aturan Penamaan Ligan :
1. Jika terdapat jumlah ligan lebih dari satu (jenis ligan sama), maka penulisan ligan diawali
dengan kata :
2 = di 3 = tri 4 = tetra 5 = penta 6 = heksa
2. Jika terdapat jenis ligan lebih dari satu, maka penulisannya mengikuti abjad. Tetapi biasanya
ligan netral ditulis terlebih dahulu kemudian ligan anion.

Aturan Penamaan Ion Pusat :


1. Jika ion kompleks bermuatan positif (ion kompleks yang terbentuk adalah kation), maka
penamaan ion pusat menggunakan nama Bahasa Indonesia kemudian diikuti dengan biloksnya
yang ditulis dalam angka romawi di dalam kurung.
2. Jika ion kompleks bermuatan negatif (ion kompleks yang terbentuk adalah anion), maka
penamaan ion pusat menggunakan nama Bahasa Latin ditambah akhiran -at kemudian diikuti
dengan biloksnya yang ditulis dalam angka romawi di dalam kurung.

7
Tabel 2.3 Daftar unsur aturan penamaan ion kompleks anion dan kation
Unsur Kation Anion
Al Aluminum Aluminat
Ag Perak Argentat
Cr Krom Kromat
Co Kobalt Kobaltat
Cu Tembaga Kuprat
Ni Nikel Nikelat
Zn Seng Zinkat
Fe Besi Ferrat
Mn Mangan Manganat
Pb Timbal Plumbat
Au Emas Aurat
Sn Timah Stannat

Contoh :
Ion kompleks positif
[Cr(HN3)4Cl2]+
Atom pusat : Cr3+ = Krom (III)
Bilangan koordinasi : 6
Ligan : 1) NH3 sebanyak 4 = tetraamin
2) Cl- sebanyak 2 = dikloro
Penamaan : tetraamindiklorokrom(III)
Ion kompleks negatif
[Cr(CN)4]-
Atom pusat : Cr3+ = Krom (III)
Bilangan koordinasi : 4
Ligan : 1) CN sebanyak 4 = tetrasiano
Penamaan : tetrasianokromat(III)
 Geometri Ion Kompleks
Ikatan Yang terjadi adalah ikatan koordinasi. Bentuk Geometri pada ion kompleks Berdasarkan
teori VSEPR (teori tolakan pasangan elektron valensi) dengan ketentuan :
1. Ion kompleks memiliki bilangan koordinasi 2 memiliki bentuk geometri linear
2. Ion kompleks memiliki bilangan koordinasi 4 memiliki bentuk geometri tetrahedral
3. Ion kompleks memiliki bilangan koordinasi 4 memiliki bentuk geometri oktahedral.

8
C. SUMBER UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT DI ALAM
Logam golongan transisi periode keempat terdapat dialam dalam bentuk mineral.
Dimana mineral adalah Suatu Zat Yang Terdapat Dalam Alam Dengan Komposisi Kimia Yang
Khas Dan Biasanya Mempunyai Struktur Kristal Yang Jelas, Yang Kadang-Kadang Dapat
Menjelma Dalam Bentuk Geometris Tertentu.
Berikut ini merupakan daftar mineral yang terdapat di alam.

Tabel 2.4 mineral yang terdapat di alam


Nama Nama
Rumus Senyawa Gambar Rumus Senyawa Gambar
Mineral Mineral

Korundum Al2O3 Anortit CaAl2Si2O8

(Ca,Na)
Kwarsa SiO2 Augit (Mg,Fe,Al,Ti)
(Si,Al)2O6

Albite NaAlSi3O8 Gutit α–FeO.OH

Hematit Fe2O3 Magatit Fe3O4

Pirit FeS2 Oligoklas CaAl 2 Si 2 O 8

Malakit Cu2CO3(OH)2 Labradorit (Ca, Na)(Al, Si)4O8)

9
Augit (Ca,Na)2–
Azurit Cu3(CO3)2(OH)2
hornblende 3(Mg,Fe,Al)5(Al,Si)8O22(OH,F)2.

Anortit CaAl2Si2O8 Maskotit KAl2[(OH,F)2|AlSi3O10]

[(Ca,K,Na)(Al,Fe,Li,Mg,Mn)3(Al,Cr,
K (Fe, Mg)3 AlSi3 O10 (F,
Biotitit Turmalin Fe,V)6
OH)2
(BO3)3(Si,Al,B)6O18(OH,F)4]

Olifin (Mg, Fe)2SiO4 Zirkon ZrSiO4

Starolit Fe2+2Al9O6(SiO4)4(O,OH)2 Epidot {Ca2}{Al2Fe3+}[O|OH|SiO4|Si2O7]

granat /
Fe3Al2(SiO4)3 Nefrit
garnet Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2

Spinel MgAl2O4 Siderit FeCO3

Ilmenit FeTiO3 Kromit FeCr2O4

Rutil TiO2 Vanadium Pb3(VO4)2

Pirolusit MnO2 Smaltit CoAs2

10
Kobaltit CoAsS Kalkosit Cu2S

Nikelit NiS Kalkofirit CuFeS

Spalerit ZnS Garnerit H2(NiMg)SiO4.2H2O

D. PENGOLAHAN UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT


1. Pengolahan Unsur Skandium
Kebanyakan skandium sekarang ini diambil dari throtvitite atau diekstrasi sebagai hasil
produksi pemurnian uranium. Skandium metal pertama kali diproses pada tahun 1937 oleh
Fischer, Brunger dan Grienelaus yang mengelektrolisis cairan eutectic kalium, litium dan
skandium klorida pata suhu 700 dan 800 derajat Celcius.
2. Pengolahan Unsur Titanium
Produksi titanium yang makin banyak disebabkan karena kebutuhan dalam bidang
militer dan industry pesawat terbang makin meningkat. Hal ini disebabkan karena titanium
lebih disukai daripada aluminium dan baja. Aluminium akan kehilangan kekuatannya pada
temperatur tinggi dan baja terlalu rapat (mempunyai kerapatan yang tinggi).
Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan mengubah bijih rutil yang
mengandung TiO2 menjadi TiCl4, kemudian TiCl4 dureduksi dengan Mg pada temperature
tinggi yang bebas oksigen. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
TiO2 (s) + C(s) + 2Cl2(g) => TiCl4(g) + CO2(g)
TiCl4(g) + 2Mg(s) => Ti(s) + 2MgCl2(g)
Reaksi dilakukan pada tabung baja. MgCl2 dipindahkan dan dielektrolisis menjadi Mg
dan Cl2. Keduanya kemudian didaurulangkan. Ti didapatkan sebagai padatan yang disebut
sepon. Sepon diolah lagi dan dicampur dengan logam lain sebelum digunakan.
3. Pengolahan Unsur Vanadium
Produksi vanadium sekitar 80% digunakan untuk pembuatan baja. Dalam
penggunaannya vanadium dibentuk sebagai logam campuran besi. Fero vanadium
mengandung 35% - 95% vanadium. Ferrovanadium dihasilkan dengan mereduksi V205 dengan
pereduksi campuran silicon dan besi. SiO2 yang dihasilkan direaksikan dengan CaO
membentuk kerak CaSiO3(l). reaksinya sebagai berikut.

2 V205(s) + 5Si(s) => { 4V(s) + Fe(s) } + 5 SiO2(s)


SiO2(s) + CaO(s) => CaSiO3
Kemudian ferrovanadium dipisahkan dengan CaSiO3.
4. Pengolahan Unsur Kromium

11
Krom merupakan salah satu logam yang terpenting dalam industri logam dari bijih
krom utama yaitu kromit, Fe(CrO2)2 yang direduksi dapat dihasilkan campuran Fe dan Cr
disebut Ferokrom.
Reaksinya sebagai berikut :
Fe(CrO2)2(s) +4C(s) => Fe(s)+2Cr(s) + 4CO(g)
Ferokrom ditambahkan pada besi membentuk baja.
5. Pengolahan Unsur Mangan
Logam mangan diperoleh dengan (1) Mereduksi oksida mangan dengan natrium,
magnesium, aluminium atau dengan proses elektrolisis dan (2) Proses aluminothermy dari
senyawa MnO2.
6. Pengolahan Unsur Besi
Ada 2 tahap untuk pembuatan jenis- jenis besi, yaitu peleburan yang bertujuan untuk
mereduksi biji besi sehingga menjadi besi dan peleburan ulang yang berguna dalam
pembuatan jenis - jenis baja.Peleburan besi dilakukan dalam suatu tanur tiup (blast furnance).
Tanur tiup adalah suatu bangunan yang tingginya sekitar 30 meter dan punya diameter sekitar
8 meter yang terbuat dari baja tahan karat yang dilapisi dengan bata tahan panas. Zat reduksi
yang digunakan adalah karbon dengan prinsip reaksi: 2FeO3 + 3C 4Fe + 3CO2.
1. Reaksi pembakaran.
Udara yang panas dihembuskan , membakar karbon terjadi gas CO2 dan panas. Gas CO2 yang
naik C menjadi gas CO.
C + O2 → CO2
CO2 + C → 2CO
2. Proses reduksi
Gas CO mereduksi bijih.
Fe2O3 + 3CO → 2Fe + 3 CO2
Fe3O4 + 4CO → 3Fe + 4 CO2
Besi yang terjadi bersatu dengan C, kemudian meleleh karena suhu tinggi (1.5000C)
3. Reaksi pembentukan kerak
CaCO3 → CaO + CO2
CaO + SiO2 → CaSiO3 kerak
Karena suhu yang tinggi baik besi maupun kerak mencair. Besi cair berada di bawah.
Kemudian dikeluarkan melalui lubang bawah, diperoleh besi kasar dengan kadar C hingga
4,5%. Disamping C mengandung sedikit S, P, Si dan Mn. Besi kasar yang diperoleh keras tetapi
sangat rapuh lalu diproses lagi untuk membuat baja dengan kadar C sebagai berikut :
baja ringan kadar C : 0,05 – 0,2 %
baja medium kadar C : 0,2 – 0,7 %
baja keras kadar C : 0,7 – 1,6 %
4. Proses Pembuatan Baja
Dibuat dari besi kasar dengan prinsip mengurangi kadar C dan unsur-unsur campuran yang
lain. Ada 3 cara :
Proses Bessemer
Besi kasar dibakar dalam alat convertor Bessemer. Dari lubang-lubang bawah dihembuskan
udara panas sehingga C dan unsur-unsur lain terbakar dan keluar gas. Setelah beberapa waktu
kira-kira ¼ jam dihentikan lalu dituang dan dicetak.

12
Open-hearth process
Besi kasar, besi tua dan bijih dibakar dalam alat open-hearth. Oksida-oksida besi (besi tua,
bijih) bereaksi dengan C dan unsur-unsur lain Si, P, Mn terjadi besi dan oksida-oksida SiO2,
P2O5, MnO2 dan CO2. dengan demikian kadar C berkurang.
Dengan dapur listrik
Untuk memperoleh baja yang baik, maka pemanasan dilakukan dalam dapur listrik. Hingga
pembakaran dapat dikontrol sehingga terjadi besi dengan kadar C yang tertentu.
7. Pengolahan Unsur Kobalt
Kobalt di alam diperoleh sebagai biji smaltit (CoAs2) dan kobaltit (CoAsS) yang
biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu. Untuk pengolahan biji kobalt dilakukan sebagai berikut
:
Pemanggangan :
CoAs (s) → Co2O3(s) + As2O3(s)
Co2O3(s) + 6HCl → 2 CoCl3(aq) + 3 H2O(l)
Zat-zat lain seperti Bi2O3 dan PbO diendapkan dengan gas H2S
Bi2O3(s) + 3 H2S(g) → Bi2S3 (aq) + 3 H2O(l)
PbO(s) + H2S(g) → PbS(s) + H2O(l)
Pada penambahan CoCO3 (s) dengan pemanasan akan diendapkan As dan Fe sebagai
karbonat. Dengan penyaringan akan diperoleh CoCl3. Tambahan zat pencuci mengubah
CoCl3 menjadi Co2O3. Selanjutnya CoCO3 direduksi dengan gas hydrogen, menurut reaksi :
Co2O3 (s) + H2(g) → 2 CO(s) + 3 H2O (g)
Penggunaan kobalt antara lain sebagai aloi, seperti alnico, yaitu campuran Al, Ni, dan Co.

8. Pengolahan Unsur Nikel


Proses pengolahan biji nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk
dengan kadar nikel di atas 75 persen. Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah
sebagai berikut:
Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang
dipasok dari bagian Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.
Kalsinasi dan Reduksi di Tanur untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi
sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.
Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk
fasa lelehan matte dan terak
Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27
persen menjadi di atas 75 persen.
Granulasi dan Pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-
butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.
9. Pengolahan Tembaga
Pada umumnya bijih tembaga mengandung 0,5 % Cu, karena itu diperlukan pemekatan
biji tembaga. Reaksi proses pengolahannya adalah :

2 CuFeS2(s) + 4 O2 800 0 C → Cu2S(l) + 2 FeO (s) + 3 SO2 (g)

13
FeO(s) + SiO2 (s) 14000C → FeSiO3 (l)
Cu2S dan kerak FeSiO3 (l) dioksidasi dengan udara panas, dengan reaksi sebagai berikut:
2 Cu2S(l) + 3 O2 (g) → 2 Cu2O(l) + 2 SO2(g)
2 Cu2O(l) + Cu2S(s) → 6 Cu(l) + SO2 (g)
3 Cu2S(l) + 3 O2 → 6 Cu(l) + 3 SO2(g)
Pada reaksi oksidasi tersebut diperoleh 98% - 99% tembaga tidak murni. Tembaga tidak
murni ini disebut tembaga blister atau tembaga lepuh. Tembaga blister adalah tembaga yang
mengandung gelembung gas SO2 bebas.
Untuk memperoleh kemurnian Cu yang lebih tinggi, tembaga blister dielektrolisis
dengan elektrolit CuSO4 (aq). Pada elektrolisis, sebagai electrode negatif (katode) adalah
tembaga murni dan sebagai electrode positif (anode) adalah tembaga blister.
10. Pengolahan Zink
Logam seng telah diproduksi dalam abat ke-13 di Indina dengan
mereduksi calamine dengan bahan-bahan organik seperti kapas. Logam ini ditemukan kembali
di Eropa oleh Marggraf di tahun 1746, yang menunjukkan bahwa unsur ini dapat dibuat dengan
cara mereduksi calamine dengan arang. Bijih-bijih seng yang utama
adalah sphalerita (sulfida), smithsonite (karbonat), calamine (silikat) dan franklinite (zine,
manganese, besi oksida). Satu metoda dalam mengambil unsur ini dari bijihnya adalah dengan
cara memanggang bijih seng untuk membentuk oksida dan mereduksi oksidanya dengan arang
atau karbon yang dilanjutkan dengan proses distilasi.

E. KEGUNAAN UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT


1. Kegunaan Titanium
 Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat fisik
1. Rapatannya rendah (logam ringan)
2. Kekuatasn struktrurnya tinggi
3. Tahan panas
4. Tahan terhadap korosi
 Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonic
 Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik
2. Kegunaan Vanadium
Banyak digunakan dalam industry-industri,
 Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang
tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi
 Untuk membuat logam campuran
3. Kegunaan Kromium
Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industry
 Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja yang bersifat keras dan
permukaanya tetap mengkilap.
 Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan tidak kusam

14
 Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator kuat yang biasanya
digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.
4. Kegunaan Mangan
 Untuk produksi baja
 Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi
 Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure yang penting untuk penggunaan vitamin
B1.
5. Kegunaan Besi
 Membuat baja
 Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari seperti, cangkul, pisau,
sabit, paku, mesin, dan sebagainya
6. Kegunaan kobalt
 Sebagai aloi
 Larutan Co2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan juga dalam system
peramalan cuaca
7. Kegunaan Nikel
 Pembuatan aloi, electrode baterai, dan keramik
 Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat
 Pelapis besi (pernekel)
 Sebagai katalis
8. Kegunaan Tembaga
 Bahan kabel listrik
 Bahan uang logam
 Untuk bahan mesin tenaga uap
 Dan untuk aloi
9. Kegunaan Zink
 Bahan cat putih
 Pelapis lampu TL
 Layar TV dan monitor computer
 Campuran logam dengan metal lain

9. Kegunaan Skandium
 Digunakan pada berbagai perkakas seperti televisi warna, lampu neon, lampu hemat energi,
dan kacamata.
 Memproduksi catalyser serta untuk memoles kaca.
 Untuk membuat paduan aluminium-skandium yang digunakan oleh industri kedirgantaraan
dan peralatan olahraga (sepeda, tongkat bisbol, dll) yang membutuhkan material kinerja tinggi.
(anonim, 2014)

15
16
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Unsur transisi merupakan kelompok unsur yang terletak pada blok d di dalam sistem periodik
dimana terdiri atas Skandium, Titaniun, Vanadium, Krom, mangan, Besi, Kobalt, Nikel,
Tembaga, dan Seng.
2. Unsur transisi periode keempat memiliki sifat fisik maupun sifat kimia diantaranya sifat
kelogaman, kemagnetan, warna, bilangan oksidasi dan ion kompleks.
3. Unsur trasisi periode keempat terdapat di alam dalam bentuk senyawa kompleks yang berupa
mineral antara lain Ilmenit, Vanadit, Kromit, Pirolusit, Hematit, Magnetit, Pirit, Siderit,
Smaltit, Kobaltit, Nikelit, Kalkosit, Kalkofirit, Malasit, Spalerit.
4. Unsur trasisi periode keempat dapat diperoleh dengan cara pengolahan misalnya :
 Skandium sekarang ini diambil dari throtvitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi
pemurnian uranium
 Titanium dengan mengubah bijih rutil yang mengandung TiO2 menjadi TiCl4, kemudian
TiCl4 dureduksi dengan Mg pada temperature tinggi yang bebas oksigen kemudian
MgCl2 dipindahkan dan dielektrolisis menjadi Mg dan Cl2. Keduanya kemudian
didaurulangkan. Ti didapatkan sebagai padatan yang disebut sepon.
 Seng dari bijihnya adalah dengan cara memanggang bijih seng untuk membentuk oksida dan
mereduksi oksidanya dengan arang atau karbon yang dilanjutkan dengan proses distilasi.
 Krom dari kromit, Fe(CrO2)2 yang direduksi dapat dihasilkan campuran Fe dan Cr disebut
Ferokrom.
 Besi dengan cara peleburan
 Mangan diperoleh dengan (1) Mereduksi oksida mangan dengan natrium, magnesium,
aluminium atau dengan proses elektrolisis dan (2) Proses aluminothermy dari senyawa MnO2.
 Nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan kadar nikel di atas 75
persen. Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah sebagai
berikut: Pengeringan, Kalsinasi, Peleburan, Pengkayaan , Granulasi dan Pengemasan untuk
mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang siap diekspor setelah
dikeringkan dan dikemas.

5. Unsur trasisi periode keempat memiliki banyak mamfaat dalam kehidupan seperti Pembuatan
aloi, electrode baterai, keramik, bahan kontruksi, bahan pemutih kertas, kaca, kosmetik, logam
campuran, baja, badan pesawat, layar TV dan monitor computer, pelapis lampu TL, bahan cat
putih, bahan uang logam, untuk bahan mesin tenaga uap, bahan kabel listrik, katalis, catalyser
serta untuk memoles kaca, untuk penyepuhan, televisi warna, lampu neon, lampu hemat energi,
dan kacamata, pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari seperti, cangkul, pisau, sabit, paku,
mesin
B. SARAN
Mengingat banyaknya kegunaan unsur-unsur periode ke empat dalam kehidupan
sehari-hari, maka siswa harus benar-benar memahami mengenai unsur-unsur periode ke empat,
sehingga menjadi sebuah pengetahuan di masa depan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2014), Besi, http://id.wikipedia.org/wiki/Besi


Anonim, (2014), Daftar Mineral, http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_mineral
Anonim, (2014), Kobalt, http://id.wikipedia.org/wiki/Kobalt
Anonim, (2014), Kromium, http://id.wikipedia.org/wiki/Kromium
Anonim, (2014), Mangan, http://id.wikipedia.org/wiki/Mangan
Anonim, (2014), Nikel, http://id.wikipedia.org/wiki/Nikel
Anonim, (2014), Seng, http://id.wikipedia.org/wiki/Seng
Anonim, (2014), Skandium (Sc) : Fakta, Sifat, Kegunaan & Efek
Kesehatan, http://www.amazine.co/27097/skandium-sc-fakta-sifat-kegunaan-efek-
kesehatannya/
Anonim, (2014), Skandium, http://id.wikipedia.org/wiki/Skandium
Anonim, (2014), Tembaga, http://id.wikipedia.org/wiki/Tembaga
Anonim, (2014), Titanium, http://id.wikipedia.org/wiki/Titanium
Anonim, (2014), Vanadium, http://id.wikipedia.org/wiki/Vanadium
Arianto, Aris, (2014), Kimia Unsur, http://arisarianto.files.wordpress.com/2013/09/untuk-blog-kimia-
unsur.pdf
Fitrya, Dina, (2013), Unsur Transisi Periode
Keempat, http://dinafitrya.blogspot.com/2013/10/unsurtransisi-periode-keempat-unsur.html
Krisbiyantoro, Adi, (2009), Buku Sakti Kimia SMA, PT. Buku Kita, Jakarta
Masghon, Aminah, (2012), Kimia Golongan Unsur Transisi Periode
Keempat, http://aminahhareem.blogspot.com/
Muchtaridi, Sandri Justiana, (2007), Kimia 3, Yudistira, Jakarta
Susilowati, Endang, (2009), Theory and Application of Chemistry 3, Tiga Serangkai, Solo

17

You might also like