Professional Documents
Culture Documents
Analysis of Heavy Metal Concentration in Seaweeds
Analysis of Heavy Metal Concentration in Seaweeds
2, November 2014
Abstract
Indonesia is well known as an island nation whose territory is ocean and coastline. One of
cultivation are known to have high economic value is seaweed (Eucheuma cottonii). Madura sea is one of
the sea that the majority of communities dependent on the seaweed by means of cultivated seaweed in the
Madura sea, for the example is E.cottonii seaweed. Seaweed is also useful as a tool to detect the presence
of heavy metal cadmium in other organisms, such as scallops, shrimp and fish.
The purpose of this research was to determine the difference between the levels of cadmium that
accumulates in seaweed E.cottonii on Pamekasan and Sumenep seashore and compared the levels of
cadmium in seaweed E.cottonii the provisions of the Indonesian National Standard. Tests performed in
the Great Hall of sampling Health Laboratory (BBLK) Surabaya. This research was conducted in Jumiang
– Pamekasan seashore, and the Saronggi – Sumenep seashore.
The materials used for sampling in this study is E.cottonii wet seaweed with 38 days of age
weighing 4.53721 kg at each station in Sumenep and 3.47243 kg at each station in Pamekasan. The main
parameters were observed in this research is the sum value of accumulated heavy metal cadmium in
seaweed. Auxiliary parameters such as water quality and sediment values in seaweed.
On the results of research on the analysis of the difference in value against the concentration of
heavy metal cadmium in seaweed E.cottonii on Pamekasan seashore can still be said does not exceed a
threshold value that is equal to 0.0182 ppm and 0.0262 ppm. However, The value of the levels of heavy
metals in waters declared Sumenep exceeds a threshold value that is equal to 0.1314 and 0.1298.
201
Analisis Perbedaan Nilai Konsentrasi......
kadmium pada rumput laut E. cottonii dengan industri. Kedua stasiun tersebut merupakan
ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI). daerah budidaya rumput laut di perairan
Pamekasan dan Sumenep (Mukadar, 2008).
Materi dan Metode Pengambilan sampel berupa rumput laut dan air
Waku dan Tempat laut dan sedimen dilakukan secara langsung di
Penelitian dilakukan pada bulan Juli perairan Pamekasan desa Jumiang dan di
2013, pengambilan sampel Rumput Laut (E. perairan Sumenep dusun Saronggi. Sampel yang
cottonii) di perairan Sumenep dan Pamekasan, diambil yaitu sampel rumput laut E.cottonii
Madura yang berumur 38-40 hari dalam 1 hari dan di uji
di laboratorium.
Alat Penelitian
Peralatan penelitian yang diperlukan Parameter Pengamatan
untuk pengambilan sampel adalah termometer, Parameter utama yang diamati adalah
refraktometer, kertas pH, plastik pembungkus 5 Rumput Laut E.Cottonii yang berada pada
kg, Coolbox, timbangan. Peralatan untuk perairan Pamekasan dan Sumenep selama 38
analisis logam berat adalah satu perangkat alat hari.
Atomic Absorption Spectrometry (AAS), gelas Parameter penunjang meliputi kualitas
beker 50ml, labu ukur 10ml, vial polietilen air antara lain suhu, pH dan salinitas.
ukuran 5ml, mikro pipet effendorf 10-100 µL, Pengukuran suhu menggunakan termometer, pH
dan neraca analitik. dengan kertas pH, dan salinitas menggunakan
refraktometer serta dissolve oxygen (DO)
Bahan Penelitian menggunakan DO meter. Pengukuran dilakukan
Bahan yang digunakan dalam penelitian pada pagi hari dan sore hari untuk menambah
ini terdiri dari Rumput Laut E.cotonii, H2SO4, tingkat ketepatan data. Pengukuran dilakukan
larutan HNO3 pekat, larutan HCl, larutan baku pada setiap titik sample rumput laut berada
kadmium (Cd) dan aquades. yaitu pada perairan Pamekasan maupun di
perairan Sumenep Madura.
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif yaitu suatu cara yang berusaha Analisis Data
menggambarkan dan menginterpretasi objek Data yang didapatkan berupa data
sesuai dengan apa adanya (Surakhmad, 1990). konsentrasi logam berat kadmium (Cd) pada
Uji yang digunakan pada penelitian ini adalah rumput laut dan air di perairan Sumenep,
uji Korelasi-Regresi. Pengambilan sampel kemudian dilakukan analisis logam berat
rumput laut E.cottonii dilakukan dengan kadmium (Cd) pada rumput laut dan pada air
menggunakan teknik sampel acak sederhana dimana organisme tersebut berada. Akumulasi
(simple random sampling) Nasution (2003). logam berat kadmium (Cd) pada rumput laut
Jumlah petakan budidaya rumput laut sebanyak dianalisis dengan menggunakan uji korelasi-
50 dan jumlah sampel yang diambil adalah 10% regresi (Schefler, 1987).
dari jumlah populasi. Dengan demikian jumlah
sampel adalah 5 sampel. Hal ini mengacu pada Hasil dan Pembahasan
pendapat Sugiyono (2009). Kadar Kadmium Pada Rumput Laut E.cottonii
Pencemaran pada badan air adalah
Prosedur Kerja masuknya ion logam berat pada biota di dalam
Rumput Laut E.cottonii sebanyak 5 titik air, salah satu biota tersebut adalah rumput laut
sample di pisahkan antara sample di perairan E.Cottonii. Peningkatan pada kadar logam berat
Pamekasan dan Sumenep untuk di uji. Jumlah di perairan diikuti oleh peningkatan kadar zat
stasiun pengambilan sampel rumput laut, air tersebut dalam organisme-organisme dalam air
laut dan sedimen sebanyak 2 stasiun. Pada dan khususnya pada rumput laut dikarenakan
masing-masing stasiun, pengambilan sampel di rumput laut mudah menyerap logam berat
lakukan sebanyak 5 sample. pada stasiun 1 khususnya logam berat Kadmium, hal tersebut
merupakan titik awal pengambilan sample yaitu memungkinkan rumput laut berpotensi untuk
perairan yang terletak di daerah muara sungai. mengakumulasi logam berat Kadmium. Dari
Sedangkan pada stasiun 2 merupakan stasiun hasil penelitian yang dilakukan dari setiap
pengambilan sample yang dekat dengan industri konsentrasinya didapatkan rata-rata kadar
pengeboran minyak, pencemaran yang terjadi Kadmium pada rumput laut E.Cottonii yang
akibat dari aktivitas pembuangan limbah dapat dilhat pada Tabel 1.
202
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 2, November 2014
203
Analisis Perbedaan Nilai Konsentrasi......
Kadar Kadmium Pada Air dan Sedimen pada waktu pagi hari begitu juga dengan
Nilai kandungan kadmium pada air di pengukuran salinitas. Dari hasil pengukuran
perairan Sumenep pada stasiun 1 adalah 0.2788 tersebut didapatkan bahwa rata – rata suhu
dan pada sedimen sebesar 0.4052 nilai tersebut berkisar antara 28 – 30 C, rata – rata pH
lebih besar di bandingkan dengan perairan di sebesar 7 – 8 dan rata – rata salinitas adalah 27-
Pamekasan yaitu pada stasiun 1 adalah 0.2392 30.
untuk kadar kandungan kadmium dalam air Pada saat ini terdapat pencemaran pada
sedangkan untuk sedimen nilai kandungannya air laut yang dapat diketahui melalui kondisi
adalah 0.3824 hal tersebut membuktikan bahwa fisik dan kimiawi, Pada penelitian ini dilakukan
kandungan kadar yang ada pada air dan pada di lakukan pada bulan Juli dan bulan tersebut
akhir penelitian kandungan air dan sedimen di merupakan musim kemarau dan arah angin pada
perairan Sumenep lebih besar daripada di periode tersebut terdapat angin muson tenggara
perairan Pamekasan. yang berhembus melalui benua Australia
menuju ke benua asia dan berhembusnya angin
Kualitas Air tersebut dapat membawa air laut yang berada di
Parameter kualitas air dalam media wilayah selatan menuju bagian barat pulau
penelitian yang diamati adalah pH, salinitas dan Madura kondisi seperti itulah yang menjadi
suhu. Pengukuran suhu dilakukan setiap hari ancaman bagi perairan bagian barat Sumenep,
pada pagi, siang dan sore hari sedangkan khususnya pada saat musim kemarau dimana
pengukuran pH dilakukan sekali setiap harinya pada saat itu perairan Sumenep sebelah barat
204
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 2, November 2014
akan dilalui air yang tercemar logam berat 0.00011 ppm (Waldichuck 1974 dalam Bangun
kadmium dari pelabuhan kalianget. Sedangkan 2005). Angka ini menunjukkan bahwa kadar
sample yang telah di uji adalah hasil panen kadmium pada sedimen di perairan Sumenep
rumput laut yang berumur 38 hari dengan berat juga lebih besar bila dibandingkan perairan
4,53721 kg pada tiap stasiun di Sumenep dan Pamekasan. Kadar kadmium pada sedimen ini
3,47243 kg pada tiap stasiun di Pamekasan, lebih besar bila dibandingkan dengan kadar
Sample rumput laut E.cottonii diambil kadmium di dalam air, kandungan kadmium
berdasarkan hasil panen maksimal pada umur pada sedimen ini berada diatas nilai ambang
38 hari tersebut dan dari hasil analisa batas dan kententuan yang telah ditetapkan
pencemaran kadar kadmium pada rumput laut menurut SNI yaitu 0.01 ppm.
tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. yang dapat
menjelaskan hasil analisa kadar kadmium. Kesimpulan
Dari hasil pengujian kadmium pada Pada penelitian ini terdapat perbedaan
perairan Pamekasan menunjukkan angka kadar logam berat kadmium pada rumput laut
sebesar 0.0262 ppm dan 0.0182 ppm sedangkan E.cottonii di perairan Pamekasan yaitu
di perairan Sumenep sebesar 0.1314 ppm dan kandungan logam berat kadmium di stasiun 1
0.1298 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa adalah 0.0182 dan pada stasiun 2 adalah 0.0262.
kandungan logam berat kadmium pada perairan Sedangkan pada perairan Sumenep kandungan
di Sumenep lebih besar daripada kandungan kadmium di stasiun 1 adalah 0.1314 ppm dan di
logam berat kadmium pada perairan di stasiun 2 adalah 0.1298. Berdasarkan data pada
Pamekasan dikarenakan perairan Sumenep lebih hasil penelitian logam berat kadmium pada
di dominasi oleh adanya pabrikan serta jumlah Rumput laut E.cottonii di perairan Pamekasan
armada kapal yang lebih banyak daripada di tidak melebihi nilai ambang batas yang di
Pamekasan sehingga membawa dampak tentukan sedangkan pada perairan Sumenep
besarnya nilai kandungan logam berat pada telah melebihi nilai ambang batas kandungan
rumput laut di perairan Sumenep dan juga logam berat kadmium pada rumput laut
dikarenakan jumlah planton yang ada pada E.cottonii sesuai dengan ketentuan SNI yaitu
perairan Sumenep lebih sedikit daripada di sebesar 0.1 ppm, yaitu batas maksimal yang di
perairan Pamekasan sehingga kandungan logam tetapkan untuk pencemaran logam berat
berat kadmium lebih mudah di serap oleh kadmium pada rumput laut.
rumput laut E.cottonii. Perlunya regulasi yang lebih ketat
Logam berat mempunyai sifat yang terhadap kapal laut maupun limbah dari pabrik
mudah mengikat bahan organik dan mengendap pada perairan Sumenep untuk mengurangi
di dasar perairan dan bersatu dengan sedimen dampak pencemaran logam berat pada rumput
sehingga kadar logam berat dalam sedimen laut, terutama pada pembuangan limbah baik
lebih tinggi dibandingkan dalam air (Harahap, organik maupun non-organik sehingga nilai
1991). logam berat kadmium pada rumput laut tidak
Pengujian kadmium pada sedimen di melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) maupun
perairan Pamekasan diperoleh data sebesar melebihi ketetapan standart nilai dari SNI.
0.3754 ppm dan 0.3824 ppm sedangkan di
perairan Sumenep sebesar 0.4052 ppm dan Daftar Pustaka
0.528 ppm, angka ini menunjukkan bahwa Harahap. S. 1991. Tingkat Pencemaran Air Kali
kadar kadmium pada sedimen di perairan Cakung ditinjau dari Sifat Fisika-
Sumenep juga lebih besar bila dibandingkan Kimia Khususnya Logam Berat dan
perairan Pamekasan. Pada hasil uji kadar Keanekaragaman Jenis Hewan Benthos
kandungan kadmium dalam air di perairan Makro. Tesis. Bogor : Program
Sumenep adalah 0.2788 ppm dan 0.2588 ppm. Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Sedangkan nilai kandungan kadmium air pada Moore S. Ramamoorthy 1984, Organic
perairan di Pamekasan adalah 0.2392 dan Chemicals in Natural Waters – Applied
0.2366, Hal ini dapat menunjukkan bahwa air di Monitoring and Impact Assessment.
perairan Pamekasan memiliki kadar kadmium New York – Berlin – Heidelberg –
yang lebih rendah bila dibandingkan dengan Tokyo, Springer Verlag.
perairan Sumenep, akan tetapi nilai tersebut Mukadar, S., Mukhtasor, Aunurohim, 2008.
melebihi nilai ambang batas yang ditentukan Studi Bioakumulasi Logam Berat (Hg,
pada air yaitu sebesar 0.005 ppm . Secara alami Cd dan Pb) pada Kekerangan di
konsentrasi logam berat ada di dalam air laut, Pesisir Sidoado, Seminar Nasional
namun dalam konsentrasi yang sangat kecil, Cd Pascasarjana VIII-ITS 2008.
di laut lepas memiliki kadar konsentrasi
205
Analisis Perbedaan Nilai Konsentrasi......
Nasution. 2003. Metode Research: Penelitian Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian.
Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Penerbit Alfabeta : Bandung.
Scheffler, I. 1987. “Vision and Revolution: A Waldichuck, M. 1974. Some biological concern
Postcript on Kuhn”. Philosophy of in heavy metals pollution. In:
Science 39 (3): 366-374. VERBERG & VERBEG (ed.)
Surakhmad, Winarno, (1990), Pengantar Pollution and Psysiology of Marine
Penelitian Ilmiah dan Dasar Metode Organism. Academic Press, London:
Teknik,Transito, Bandung. 231 pp.
206