You are on page 1of 7

TRANSPARENCY, Jurnal Hukum Ekonomi, Feb-Mei 2013 Volume I Nomor 1

PERLINDUNGAN KONSUMEN ATAS KERUSAKAN DAN KEHILANGAN


BAGASI PENUMPANG PESAWAT UDARA
OLEH MASKAPAI PENERBANGAN
(STUDY KASUS PT. METRO BATAVIA CABANG MEDAN)

Freddy Luth Putra Purba*)


T. Keizerina Devi **)
Windha ***)

ABSTRACT

With the development of more advanced era, directly influenced the development of
technology anyway. All flights include different routes, and has become a much-needed public
transport today. In this paper I discuss specifically to passenger baggage loss and baggage
whether cabin or baggage. Where this is a common problem and is experienced at present which
is of course detrimental to passengers using air transport. To ensure passenger rights or the rights
of consumers are harmed by the carrier it should be the responsibility of the carrier so that the
carrier more secure rights that exist on the consumer or passenger.
The problem in this paper is how the legal protection of consumers or the passenger for
damages and loss that occurs in baggage, either baggage or cabin baggage and the airline liability
form (Batavia Airlines) as a scheduled commercial carrier transportation of national.
The data obtained by the primary data obtained through regulations set by the authorities
and data from private air transport companies Batavia Airlines.
The results of the study explained that in Indonesian positive law, there are regulations
governing the legal protection of passenger air transport, namely Law No. 1 Year 2009 About
Flights Ministerial Regulation No. 77 Year 2011 About Air Transport Carrier Liability, Ordonasi Air
Freight 1939, as well as from the Batavia Airlines other than follow the rules that have been
enacted, they have their own way in carrying out the responsibility for damage caused to the
passengers.

Kata Kunci: Perlindungan Konsumen, Tanggungjawab Pengangkut, Pengangkutan Bagasi.


 
PENDAHULUAN perjanjian KUH Perdata, akan tetapi oleh
undang-undang telah ditetapkan berbagai
Pada dasarnya dalam kegiatan peraturan khusus yang bertujuan untuk
pengangkutan udara niaga terdapat dua pihak, kepentingan umum membatasi kebebasan
yaitu pengangkut dalam hal ini adalah dalam hal membuat perjanjian pengangkutan
perusahaan atau maskapai penerbangan dan yaitu meletakkan kewajiban khusus kepada
pihak pengguna jasa atau konsumen.Para pihaknya pengangkut yang tidak boleh
pihak tersebut terikat oleh suatu perjanjian, disingkirkan dalam perjanjian3.
yaitu perjanjian pengangkutan. Sebagaimana Suatu sistem perlindungan hukum total
layaknya suatu perjanjian yang merupakan akan memberikan perlindungan pada
manisfestasi dari hubungan hukum yang penumpang mulai dari taraf pembuatan
bersifat keperdataan maka di dalamnya pesawat udara sampai saat ia telah sampai di
terkandung hak dan kewajiban yang harus tempat tujuan, atau kalau ia mengalami
dilaksanakan dan dipenuhi, yang biasa dikenal kecelakaan, sampai ia atau ahli warisnya
dengan istilah “ prestasi”1. yang berhak memperoleh ganti rugi dengan
Terjadinya kerusakan dan kehilangan cara yang mudah, murah dan cepat.4
bagasi tidak dengan sendirinya merupakan Secara teoritis hubungan hukum
tanggung jawab dari pengangkut, tetapi harus menghendaki adanya kesetaraan diantara para
memenuhi persyaratan-persyaratan. Dokumen pihak, akan tetapi dalam prakteknya hubungan
pengangkutan dalam pengangkutan udara hukum tersebut sering berjalan tidak seimbang
terdiri dari: terutama dalam hubungan hukum antara
1. Tiket penumpang pesawat udara; produsen dan konsumen, hal ini pun terjadi
2. Pas masuk pesawat udara (boarding dalam hubungan hukum antara konsumen atau
Pass); penumpang tidak mendapatkan hak-haknya
3. Tanda pengenal bagasi (baggage dengan baik. Sehubungan dengan itu,
identification/claim tag) ; dan diperlukan suatu perlindungan hukum bagi
4. Surat muatan udara (airways bill)2. konsumen dalam kegiatan penerbangan
Pada prinsipnya kegiatan khususnya terhadap bagasi.Unsur terpenting
pengangkutan udara merupakan hubungan dalam perlindungan hukum bagi pemakai jasa
hukum yang bersifat perdata akan tetapi angkutan udara serta jenis-jenis angkutan
mengingat transportasi udara telah menjadi lainnya adalah unsur keselamatan angkutan
kebutuhan masyarakat secara luas maka dan tanggung jawab pengangkut5.
diperlukan campur tangan pemerintah dalam Pengangkut (produsen) bertanggung
kegiatan pengangkutan udara yaitu jawab untuk kerugian yang terjadi antara lain
menentukan kebijakan-kebijakan atau regulasi akibat kehilangan dan kerusakan bagasi
yang berhubungan dengan kegiatan selama pengangkutan berlangsung. Untuk
pengangkutan udara sehingga kepentingan penggantian kerugian tersebut menimbulkan
konsumen pengguna jasa transportasi udara tidak adanya kepastian hukum untuk
terlidungi. Meskipun perjanjian pengangkutan melindungi penumpang (konsumen).
pada hakekatnya sudah harus tunduk pada
pasal-pasal dari bagian umum dari hukum
                                                                                                                         
*)
Penulis.
**)
Dosen Pembimbing I.
***)
Dosen Pembimbing II.
1
Prestasi dalam hukum perjanjian adalah
pelaksanaan dari isi perjanjian yang telah diperjanjikan                                                                                                                          
menurut tata cara yang telah disepakati bersama. Menurt R. Subekti, Aneka Perjanjian, (Bandung:
3

hukum di Indonesia ada beberapa model prestasi antara PT.Citra Aditya, 1995 ), hal.71
lain; memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, atau tidak 4
Seminar Akademi Angkutan Udara Niaga
berbuat sesuatu. Trisakti, Jakarta, 1983, hal. 112.
2 5
RepublikIndonesia,Undang-Undang Nomor 1 E. Suherman, Wilayah Udara dan Wilayah
Tahun 2009 Tentang Penerbangan, pasal 150 Dirgantara, (Bandung : Penerbit Alumni, 1984), hal.163
 
2 FREDDY LUTH PUTRA PURBA, PERLIDUNGAN KONSUMEN ATAS KERUSAKAN DAN KEHILANGAN BAGASI
PENUMPANG PESAWAT UDARA OLEH MASKAPAI PENERBANGAN (STUDY KASUS PT. METRO BATAVIA CABANG
MEDAN)
TRANSPARENCY, Jurnal Hukum Ekonomi, Feb-Mar 2013 3

PERUMUSAN MASALAH Bentuk perjanjian yang ada pada


pengangkutan udara ini adalah klausula baku
Berdasarkan uraian latar belakang yaitu setiap syarat dan ketentuan yang telah
diatas, maka yang menjadi permasalahan disiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara
yakni bagaimana bentuk perlindungan sepihak oleh pengusaha yang dituangkan
konsumen pada pengangkutan udara dan dalam suatu dokumen atau perjanjian yang
bagaimana kedudukan pengangkut udara mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen.
dalam pengangkutan bagasi, kemudian Lazimnya klausula baku dicantumkan dalam
bagaimana pertanggungjawaban PT. Metro huruf kecil pada perjanjian atau dokumen
Batavia terhadap kerusakan dan kehilangan lainnya dalam transaksi jual beli.7
bagasi penumpang. Perlindungan konsumen adalah istilah
Penelitian yang dibuat dalam jurnal ini yang dipakai untuk menggambarkan
adalah merupakan penelitian deskriptif perlindungan hukum yang diberikan kepada
analisis, yaitu penelitian yang menggambarkan konsumen dalam usahanya untuk memenuhi
dan menguraikan keadaan ataupun fakta yang kebutuhannya dari hal-hal yang dapat
ada tentang hukum mengenai perlindungan merugikan konsumen itu sendiri.8 Menurut Az.
konsumen atas kerusakan dan kehilangan Nasution hukum perlindungan konsumen
bagasi penumpang pada PT. Metro Batavia. adalah hukum konsumen yang memuat asas-
asas atau kaedah-kaedah bersifat mengatur,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dan juga mengandung sifat yang melindungi
kepentingan konsumen. Adapun hukum
A. PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA kosumen diartikan sebagai keseluruhan asas-
PENGANGKUTAN UDARA asas dan kaedah-kaedah hukum yang
Unsur-unsur dari makna perlindungan mengatur hubungan dan masalah antara
konsumen yaitu unsur tindakan melindungi, berbagai pihak satu sama lain berkaitan
unsur adanya pihak-pihak yang melindungi dan dengan barang dan/atau jasa konsumen
unsur cara melindungi.Berdasarkan unsur- didalam pergaulan hidup.9
unsur ini berarti perlindungan mengandung Hak dan Kewajiban Konsumen menurut
makna suatu tindakan perlindungan atau Undang-undang No. 8 Tahun 1999 Tentang
tindakan melindungi dari pihak-pihak tertentu Perlindungan Konsumen. Hak konsumen
yang ditujukan untuk pihak tertentu dengan sebagaimana tertuang dalam Pasal 4 UU No. 8
menggunakan cara-cara tertentu.Dalam Tahun 1999 adalah sebagai berikut :
kehidupan berbangsa dan bernegara 1. Hak atas kenyamanan dan keselamatan
perlindungan konsumen dapat dilakukan dalam mengonsumsi barang dan/atau jasa;
melalui berbagai bentuk diantaranya 2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa
perlindungan ekonomi, sosial, politik dan serta mendapatkan barang dan/atau jasa
perlindungan hukum. Tetap dari bentuk-bentuk tersebut sesuai dengan nilai tukar dan
perlindungan terhadap konsumen tersebut kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
yang terpenting adalah perlindungan yang 3. Hak atas informasi yang benar, jelas dan
tidak sesuai atau tidak berhubungan dengan jujur mengenai kondisi
kalimat untuk kepentingan pihak lain, serta Adapun mengenai kewajiban konsumen
rumusannya hanya terpaku pada orang atau dijelaskan dalam Pasal 5, yakni :
mahluk lain, padahal dalam kenyataan tidak
hanya orang saja yang disebut konsumen,                                                                                                                          
7
Ibid.
tetapi masih ada yang lain yakni badan usaha.6 8
Janus Sidabolok, Hukum Perlindungan
Konsumen di Indonesia,(Bandung : Citra Aditya Bakti,
2006), hal. 9.
                                                                                                                          9
AZ. Nasution, Pengantar Hukum Perlindungan
6
Ahmadi Miru, Hukum Perlindungan Konsumen, Konsumen, (Jakarta : Penerbit Daya Widya,1999), hal.
(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2005), hal 4. 13.
 
 
1. Membaca atau mengikuti petunjuk usaha (business), pengangkutan sebagai
informasi dan prosedur pemakaian atau perjanjian (agreement) dan pengangkutan
pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi sebagai proses penerapan (applaying
keamanan dan keselamatan; process). Pengangkutan sebagai usaha
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi (business) adalah kegiatan usaha di bidang
pembelian barang dan/atau jasa; jasa pengangkutan yang menggunakan alat
3. Mengikuti upaya penyelesaian hukum pengangkut mekanik. Istilah niaga dalam
sengketa perlindugan konsumen secara pengangkutan adalah padanan diambil dari
patut.10 istilah dagang, yaitu kegiatan usaha dengan
Hak pelaku usaha sebagaimana cara membeli barang dan menjualnya lagi,
tertuang dalam Pasal 4 UU No. 8 Tahun 1999 menyewa barang, atau menjual jasa dengan
adalah sebagai berikut : tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba.
1. Hak untuk menerima pembayaran yang Apabila penggunaan alat pngangkut itu disertai
sesuai dengan kesepakatan mengenai pembayaran sejumlah uang sebagai imbalan
kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa atau sewa, pengangkutan itu disebut dengan
yang dipergunakan; pengangkutan niaga. Jadi pengangkutan niaga
2. Hak untuk mendapatkan perlindungan adalah penggunaan alat pengangkut oleh
hukum dari tindakan konsumen yang penumpang atau pengirim untuk mengangkut
beritikad tidak baik; penumpang atau barang ketempat tujuan yang
3. Hak untuk melakukan pembelaan diri telah disepakati dengan pembayaran sejumlah
sepatutnya di dalam penyelesaian hukum yang sebagai biaya atau sewa.Pembayaran
sengketa konsumen; sejumlah uang sebagai biaya-biaya
Adapun dalam Pasal 7 diatur kewajiban pengangkutan membuktikan bahwa
pelaku usaha sebagai berikut : pengangkut menjalankan kegiatan usaha
1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan perusahaan di bidang jasa pengangkutan.11
usahanya; Pengangkutan barang merupakan
2. Memberikan informasi yang benar, jelas salah satu bentuk produk atau layanan
dan jujur mengenai kondisi dan jaminan perusahaan penerbangan.Hampir setiap
barang dan/atau jasa serta memberi penumpang yang menggunakan jasa
penjelasaan penggunaan, perbaikan dan transportasi udara membawa barang baik
pemeliharaan; barang keperluan sehari-hari atau barang
3. Memperlakukan atau melayani konsumen untuk dijual kembali. Barang-barang yang
secara benar dan jujur serta tidak dibawa tersebut beraneka ragam jenis antara
diskriminatif; lain pakaian, perhiasan, alat elekrtonik dan
lain-lain. Dalam kegiatan penerbangan, barang
B. KEDUDUKAN PENGANGKUT UDARA biasany disebut dengan bagasi.Bagasi
DALAM PENGANGKUTAN BAGASI berdasarkan terminologi pada pengangkutan
Abdulkadir Muhammad mendefenisikan udara ada dua macam, yaitu bagasi tercatat
Pengangkutan adalah suatu proses kegiata dan bagasi kabin. Sebagaimana ditentukan
pemindahan penumpang dan/atau barang dari dalam ketentuan Pasal 1 angka 24 dan angka
suatu tempat ke tempat lain dengan 25 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009
menggunakan berbagai jenis alat pengangkut Tentang Penerbangan,bagasi tercatat dan
mekanik yang diakui dan diatur undang- bagasi kabin dibedakan sebagai berikut :
undang sesuai dengan bidang angkutan dan 1. Bagasi tercatat adalah barang penumpang
kemajuan teknologi. Pengangkutan memiliki yang diserahkan oleh penumpang kepada
tiga aspek pokok, yaitu pengangkutan sebagai pengangkut untuk diangkut dengan
pesawat udara yang sama
                                                                                                                         
10
Indonesia, Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen,                                                                                                                          
11
Pasal 4. Op. Cit. hal 5
 
4 FREDDY LUTH PUTRA PURBA, PERLIDUNGAN KONSUMEN ATAS KERUSAKAN DAN KEHILANGAN BAGASI
  METRO BATAVIA CABANG
PENUMPANG PESAWAT UDARA OLEH MASKAPAI PENERBANGAN (STUDY KASUS PT.
MEDAN)
TRANSPARENCY, Jurnal Hukum Ekonomi, Feb-Mar 2013 5

2. Bagasi kabin adalah barang yang dibawa kemudian di cek label yang ia pegang dengan
oleh penumpang dan berada dalam yang ada pada bagasinya, apabila sudah
pengawasan penumpang sendiri.12 sesuai maka label dicopot dan bisa
Di dalam hukum pengangkutan ada diperbolehkan ke luar dari bandara. Apabila
tiga prinsip tanggung jawab, yaitu tanggung bagasinya tidak ada, maka penumpang
jawab karena kesalahan (fault liability), memberitahu kami dengan cara melapor di
tanggung jawab karena praduga (presumption bagian Lost and Found bila barangya hilang
liability), dan tanggung jawab mutlak (absolute atau rusak.14
liability), dimana sudah dijelaskan dalam Bab Batavia Air pernah mengalami hal-hal
III. Dalam Bab ini yang dibahas adalah seperti bagasi rusak maupun bagasi
tanggung jawab pelaku usaha dalam hukum hilang.Menurut Pak Hadly kerusakan dan
perlindungan konsumen yaitu tanggung jawab kehilangan itu pernah terjadi.Di bandara itu
produk (product liability) yaitu suatu tanggung semua tergantung pekerja lapanganya dan itu
jawab secara hukum dari orang atau badan semua menjadi tanggung jawab Airlines.
yang menghasilkan suatu produk atau dari Apabila ada penumpang yang komplain
orang atau badan yang bergerak dalam suatu barangnya rusak, maka pihak maskapai
proses untuk menghasilkan suatu produk atau menginformasikan kepadanya apabila barang
orang atau badan yang menjual atau yang rusak tersebut koper dilihat juga
medistribusikan produk tersebut. Hal kerusakanya bagaimana apakah itu patah atau
tersebut sudah pula diatur dala KUHPerdata lepas tali/rodanya atau koyak, dilayani dengan
hanya saja jika kita gunakan KUHPerdata, cara perbaikan (tanggung jawab perbaikan
seorang konsumen menderita kerugian ingin yang diberikan).Diberitahukan juga kepada
menuntut pihak produsen maka pihak korban penumpang perbaikan itu mau dilakukan
tersebut akan menghadapi beberapa kendala sekarang atau bisa juga kembali lagi dengan
yang akan menyulitkan untuk memperoleh membawa barang ini dalam keadaan kosong
ganti rugi. Apabila kewajiban ini tidak dipenuhi, dan kemudian baru diperbaiki disertai bukti
maka sudah semestinya pelaku usaha dimintai laporannya. Apabila barang atau bagasi
pertanggungjawaban.13 tersebut tidak dapat diperbaiki sama sekali,
maka dilakukan penggantian, contoh koper
C. PERTANGGUNGJAWABAN PT. METRO yang pecah tidak dapat diperbaiki lagi, maka
BATAVIA TERHADAP KERUSAKAN diganti dengan koper baru yang sama dengan
DAN KEHILANGAN BAGASI menyertakan bukti laporan juga. Bukti laporan
PENUMPANG tersebut berisi (tanggal terbang, nama, rute,
Menurut Pak Muhamad Hadly sebagai nomor tiket, nama agen, nomor bagasi,
Chif di Lost and Fond yang sudah bekerja 9 jumlah masing-masing berat, jenis barang,
tahun pada Batavia yang saya wawancarai di kerusakan, dan alamat pelapor). Apabila
bandara, mengatakan bahwa pelaksanaan setelah selesai kemudian dikonfirmasi kepada
pertanggungjawaban pada bagasi penumpang penumpang bahwa barangya telah selesai
itu dimulai pada pelayanan, misalnya apabila diperbaiki atau sudah diganti dengan yang
penumpang datang dari kota lain ke kota baru. Bila ia berada di sekitar Medan maka
Medan membawa bagasi, maka penumpang koper tersebut diambil sendiri ke bandara dan
itu harus menemukan bagasinya sendiri bila di luar Medan maka koper tersebut dikirim ke
terlebih dahulu. Setelah keluar dari pintu keluar alamat rumahnya.15
Pada bagian bagasi hilang, prosedurnya
                                                                                                                          terlebih dahulu membuat laporan kepada
12
Republik Indonesia, 25 Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.
Pasal 1 angka 24 dan 25.                                                                                                                          
13 14
http://iinnapisa.blogspot.com/2011/04/tanggung- Hasil wawancara dengan Chif Lost and Fond
jawab-pelaku-usaha-di.html, diakses tanggal 3 Agustus Batavia Air Pak Muhamad Hadly tanggal 28 Juli 2012.
15
2012. Ibid.
 
 
penumpang apa yang hilang, bentuk, ukuran, 2. Perusahaan dalam memberikan
jenisnya, warna, isi barang, dan berat barang. pertanggungjawabannya kepada
Kemudian pihak maskapai mencatat dan konsumen, memiliki prinsip terhadap
kemudian diberitahukan kepada penumpang tanggung jawabnya, yaitu tanggung jawab
bahwa pencarian akan dilakukan selama mutlak (strict liability) yaitu yang berlaku
14 hari. Proses ini pertama 10 hari dan apabila penumpang mengalami kerugian
ditambah menjadi 14 hari. Sesuai dengan apabila terjadi kecelakaan yang berakibat
Pasal 5 ayat 2 Peraturan Menteri Perhubungan kematian atau luka-luka dan tanggung
Nomor 77 Tahun 2011 Tentang Tanggung jawab terhadap barang bagasi.
Jawab Pengangkutan Angkutan Udara.Selama 3. Batavia Air selaku maskapai penerbangan
masa tunggu 14 hari tersebut penumpang  
niaga berjadwal sampai saat ini setelah
diberikan kompensasi uang sebesar Rp. dikeluarkannya peraturan Menteri
200.000,00 (dua ratus ribu rupiah).Sebelum Perhubungan yang baru ini jadi lebih
dikeluarkannya Peraturan Menteri tersebut konsisten dalam menjalankan tugasnya
pada masa tunggu tidak ada diberikan uang apabila terjadi kerugian terhadap
kompensasi. penumpang. Dan mereka tetap
menggunkan peraturan tersebut sebagai
PENUTUP pedoman dalam menghadapi
permasalahan terhadap penumpang.
A. KESIMPULAN Walaupun sampai saat ini penumpang
Dari hasil pembahasan dan penelitian masih merasa kurang puas dan masih
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: merasa dirugikan terhadap ganti rugi yang
1. Bahwa dalam hukum positif di Indonesia, diberikan pengangkut, meskipun
sudah terdapat beberapa peraturan pengangkut sudah mengikuti peraturan
perundang-undangan yang mengatur dan yang berlaku. Karena menurut mereka
memberikan perlindungan hukum tidak sesuai ganti rugi yang di dapat
terhadap penumpang angkutan udara dengan kerugian yang terjadi kepada
niaga berjadwal, peraturan tersebut antara mereka khususnya tehadap kehilangan
lain Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 bagasi ini.
Tentang Penerbangan, Ordonasi
Pengangkutan Udara 1939, Peraturan B. SARAN
Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 Tentang Untuk memberikan perlindungan
Keamanan dan Keselamatan hukum bagi pengguna jasa transportasi
Penerbangan, Peraturan Menteri Nomor khususnya angkutan udara, maka diharapkan
77 Tahun 2011 Tentang Tanggung Jawab pemerintah perlu meningkatkan pemberdayaan
Pengangkut Angkutan Udara, dan konsumen atau penumpang dalam memilih,
Undang-undang Nomor 8 Tahun 2009 menentukan, dan menuntut hak-haknya
Tentang Perlindungan Kosumen. Dimana sebagai konsumen.Walaupun sudah
semuanya telah dibuat untuk memberikan dikeluarkan peraturan yang membahas tentang
perlindungan terhadap konsumen atau ganti rugi terhadap bagasi penumpang, saya
penumpang. Khususnya peraturan yang rasa itu masih terlalu rendah bagi penumpang
membahas kerusakan dan kehilangan dan banyak penumpang masih merasa kurang
bagasi yaitu Perauran Menteri Nomor 77 puas.Dan diharapkan agar pemerintah lebih
Tahun 2011. Dalam Undang-undang memperhatikan setiap maskapai penerbangan
Penerbangan sudah tertera prosedur niaga berjadwal, apakah pengangkut tersebut
penyelesaian sengketa antara pengangkut sudah mengikuti peraturan yang baru yang
dan penumpang yaitu dengan cara dikeluarkan Menteri Perhubungan.
nonlitigasi (dalam hal ini negosiasi) dan Sehubungan dengan berbagai
litigasi (mengajukan gugatan ke persoalan kurangnya pelayanan dan
pengadilan). kompensasi terhadap ganti rugi sebagai
 
6 FREDDY LUTH PUTRA PURBA, PERLIDUNGAN KONSUMEN ATAS KERUSAKAN DAN KEHILANGAN BAGASI
PENUMPANG PESAWAT UDARA OLEH MASKAPAI PENERBANGAN (STUDY KASUS PT. METRO BATAVIA CABANG
MEDAN)
TRANSPARENCY, Jurnal Hukum Ekonomi, Feb-Mar 2013 7

implikasi klausula baku, yang ada tertulis Dengan harapan adanya pemahaman
dalam tiket penumpang, maka dapat terhadap hak dan kewajiban sesuai dengan
disarankan alternatif lain agar calon ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
penumpang dapat lebih memahami dan
mengerti setelah membaca klausula baku yang
ditawarkan maskapai.

DAFTAR PUSTAKA

Buku
AZ. Nasution, Pengantar Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta : Penerbit Daya Widya,1999.
E. Suherman, Wilayah Udara dan Wilayah Dirgantara, Bandung : Penerbit Alumni, 1984.
K.Martono, Hukum Udara, Angkatan Udara dan Hukum Angkasa, Bandung: Alumni,1987.
Kamaluddin, Rustian, Ekonomi Transportasi:Karekteristik, Teori Dan Kebijakan, Jakarta:Ghalia
Indonesia, 2003.
Miru, Ahmadi, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005.
R. Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung: PT.Citra Aditya, 1995.
Setiawan, Makalah Produsen atau Konsumen;Siapa Dilindungi Hukum, Jakarta, 2001.

Jurnal
Wiradipradja, E. Saefullah, ”Tanggung Jawab Perusahaan Penerbangan Terhadap Penumpang
Menurut Hukum Udara Indonesia”,Jakarta: Jurnal Hukum Bisnis, Volume 25, 2006.
Wagiman, “Refleksi dan Implemantasi Hukum Udara: Studi Kasus Pesawat Adam Air”, Jakarta:
Jurnal Hukum Bisnis, Volume 25.

Peraturan Perundang-undangan
Republik Indonesia,Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan.
Republik Indonesia,Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan konsumen.
Republik Indonesia,Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan

Website
Id_Maskapai_Armada_Detail_Berjadwal http://hubud.dephub.go.id/ diunggah mei 2012
http://iinnapisa.blogspot.com/2011/04/tanggung-jawab-pelaku-usaha-di.html, diakses tanggal 3 Agustus
2012.

Wawancara
Hasil wawancara dengan Chif Lost and Fond Batavia Air Pak Muhamad Hadly tanggal 28 Juli 2012

You might also like