You are on page 1of 69
FATHI YAKAN ROBOHN YA DAKWAH Di TANGAN DAI ru gre Sebuah wabah yang diingatkan Quran dengan tegas, Dan janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuat- an (Al-Anfal : 46). Maka adakah yang menyambut gema seruan ini? Saya berharap demikian. Allah sajalah yang memberi pertolongan dan kepa- da-Nya-lah kita bertawalkal. 1 Ramadhan 1409 H Fathi Yakan 6 ROBOHNYA DAKWAH DI TANGAN DAI Beeg Daftar Isi Persembahan —5 Daftar Isi —7 Pengantar Penerbit —11 BAB | Fenomena Kehancuran Gerakan Dakwah di Wilayah Lebanon —15 Sekilas tentang Beberapa Korban —15 Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Berbagai Konflik—18 BAB II Apa yang Terjadi di Negeri-Negeri Islam? —25 Fenomena Umum —25 Dattar isi 7 Fenomena Sakit —27 a. Fenomena Ragam Aliran Gerakan (Ta’adudiyah) —27 Keragaman, ke Mana Arahnya?—29 Fanatisme Tercela—32 “Ashabiyah Hizbiyah (Fanatisme kepada Lembaga) Membatalkan Islam—33 Fanatisme Menceraikan Persatuan—35 . Fenomena Fanatisme Golongan yang Ekstrem—37 Apa Sesungguhnya yang Mereka Kehendaki?—38 Sesatnya Bid’ah TidakAda Khilaf—44 Perbedaan Pendapat Hanya Menyangkut Esensi Makna Bid’ah—46 Kesimpulan—48 a '. Fenomena Pengasingan Diri (I’tizaliyah) —49 Jelas Menyalahi Syariat—50 Terlalu Berani Berfatwa—52 Ta'wil (Interpretasi) Adalah Pintu Setan—53 Beberapa Contoh Kebathilan Ta’wil—55 Mengafirkan Orang Lain (Takfir) adalah Kecerobohan yang Berbahaya—57 2 - BAB III Fenomena Keporak-porandaan Negeri-Negeri Islam—59 Orientasi Massal Abaikan Pembinaan —60 Perhatian Berlebih terhadap Slogan —67 Perhatian Berlebih terhadap Kuantitas —63 Orientasi Kemiliteran —64 Keterbukaan dalam Segala Hal —67 Tiadanya Kesadaran Politik —69 Jalan Pintas —70 Lemahnya Aspek Pendidikan —72 Membudayanya Ghibah dan Namimah —74 8 ROBOHNYA DAKWAH DI TANGAN DAI Lunturnya Kepercayaan terhadap Pemimpin —77 Munculnya Sentral Kekuatan dalam Tatanan —80 Kegagalan dan Kehancuran Bangunan Gerakan —84 BAB IV Bagaimana Menjaga Bangunan Dakwah? —91 Tegakkan Bangunan di Atas Landasan Takwa kepada Allah —94 Kukuhkan Ukhuwah karena Allah —101 Bangunlah Fondasi Saling Wasiat dalam Kebenaran —105 Tegakkan Tradisi Syura —1 15 Menjalin Hubungan dengan Penuh Rasa Cinta dan Kasih Sayang —122 Tegakkan Landasan Sukarela dalam Bekerja—125 Sungguh-Sungguh dalam Menjaga Nilai-Nilai Syariat dan Dakwah —130 Bangunlah Penguasaan dan Pemahaman —134 Strategi dan Organisasi —137 Perhatikan Kelengkapan dan Keseimbangan —139 Be wg Daftar isi 9 BeSg Pengantar Penerbit Buku ini berjudul asli /hdzaru ALAids Al-Haraki, yang diterjemahkan menjadi: “Hati-hatilah Terhadap Aids Gerakan”. Maksudnya, agar kita hati-hati terhadap penyakit atau virus-virus yang membahayakan gerakan dakwah. Ustadz Fathi Yakan, sebagai orang yang hidupnya dihabiskan di lapangan dakwah, melihat bahwa gerakan dakwah sesungguhnya telah demikian marak digerak- kan para aktivisnya. Lembaga dakwah dengan berbagai kecenderungan muncui di mana-mana, baik yang hadir secara formal maupun yang tidak formal. Semua ini tentu sebuah realitas yang menggembirakan. Namun bersamaan dengan maraknya gerakan dakwah itu, muncul pula realitas lain yang potensial menghambat laju gerakan dakwah itu sendiri. Realitas itu banyak yang justru lahir dari dalam sendiri. Pengantar 11 Ternyata umat belum bisa bersatu dalam memper- sepsi persoalan. Keragaman itu lahir dari ragamnya cara pandang dan pemikiran tentang dakwah. Berikutnya gerakan dakwah pun hadir dalam format yang berma- cam-macam, visi yang aneka warna, dan orientasi yang " bervariasi, meskipun semua mengusung seman gat Is- lam sebagai tujuan akhirnya. Sebenarnya, ragam pendapat dan pemikiran itu sendiri merupakan persoalan yang ada semenjak za- man dahulu. Para sahabat berbeda pendapat tentang beberapa persoalan dan Rasulullah tidak menganggap- nya sebagai hal yang negatif. Rahasianya apalagi kalau bukan kenyataan bahwa Rasulullah Saw. berhasil menanamkan prinsip akidah dan akhlak demikian kuat dalam dada hingga mampu menjadikan persoalan perbedaan pendapat sebagai realitas manusiawi yang tidak berpengaruh terhadap prinsip dasar itu. Itulah didikan Rasulullah Saw. Tampaknya itulah yang kini menjadi barang langka. Biasanya sebuah gerakan dibangun pertama kali dengan landasan loyalitas kepada lembaga. Setelah itu bahkan pembinaan keislamannya secara murni tidak berlang- sung dengan baik. Akhirnya fanatisme kepacia golongan lebih dominan muncul daripada pembelaan terhadap akidah dan keimanan. Orang sering berkata bahwa keragaman institusi Islam yang ada sekarang sebuah realitas positif belaka, agar menjadi media persaingan yang sehat. Sampai batas tertentu pendapat ini bisa dibenarkan. Namun realitas juga yang menjawab bahwa sungguh keragaman yang 12 ROBOHNYA DAKWAH DI TANGAN DAI terus terjadi dan tak kunjung bisa disatukan ini telah melemahkan kekuatan Islam. Umat yang besar ini ternyata tidak dapat berbuat apa-apa menghadapi berbagai tentang besar yang dihasilkan dari konspirasi berbagai kekuatan. Tantangan itu hadir melalui wilayah kebudayaan, pemikiran, dan bahkan militer. Inilah sebagian yang disorot oleh Syaikh Fathi Yakan dalam buku ini. Selain mengingatkan kita tentang bebe- rapa “virus” yang menggerogoti bangunan dakwah, pe- nulis memberikan beberapa konsep solusi agar berbagai penyakit itu bisa diminimalisasikan, atau ditiadakan sama sekali. Buku ini, meskipun bentuknya relatif keeil namun memuat pesan-pesan yang padat. Sebagaimana buku- buku beliau yang lain, buku ini menyajikan ulasan yang simpel dan jelas tentang beberapa persoalan konkret yang sungguh butuh menjadi perhatian para dai dan semua orang yang bekerja di ladang dakwah. Penerbit sangat berbahagia bisa menerbitkan ulang buku ini dalam terjemahan Bahasa Indonesia, karena nilai-nilai hikmah dan bimbingan dalam buku ini me- mang layak diambil oleh kaum Muslimin di mana saja. Be sg Pengantar 13 BeSg BAE I Fenomena Kehancuran Gerakan Dakwah di Wilayah Lebanon Sekilas tentang Beberapa Korban Ada sebuah fenomena yang menarik perhatian, mengundang orang untuk merenung, memikirkan dan mengkaji, sekaligus mengusik minat mereka untuk menyingkap faktor-faktor penyebab yang melatarbela- kanginya. Fenomena Kehancuran Gerakan Dakwah di Wilayah Lebanon 15 laadalah fenomena kehancuran yang menimpa se- bagian besar bangunan dakwah, gerakan, kelompok, dan mazhab di seantero wilayah Lebanon. Di bawah roda tragedi yang berputar semenjak 1975, fenomena kehancuran itu telah mengenai berbagai kekuatan partai dan organisasi gerakan dengan beragam visi dan orien- tasi, baik politik maupun pemikiran. Sebagian dari mere- ka ada yang musnah sama sekali tak berbekas, sebagian yang lain hancur meninggalkan kepingan-kepingan. Gerakan Amal telah melahirkan aktivitas Islam yang terlibat pertikaian seru dengan kelompok Hizbullah. Per- tikaian ini telah menelan banyak korban di kedua belah pihak. Sebagian meninggal dan sebagian luka-luka. Partai Sosial Demokrat Suria telah menyaksikan ke- hancuran parah tatkala terjadi pertempuran dengan Hiz- bullah, yang berakibat munculnya upaya saling memus- nahkan. Gerakan Nashiriyah terpecah menjadi faksi-faksi kecil, antara lain Al-Murabithun, Persatuan Kekuatan Masyarakat Buruh, Organisasi Masyarakat Nashiri, Ke- kuatan Nashir, Persatuan Komunis Arab, dan lain-lain. Batalion-batalion militer Lebanon pecah berkeping- keping, dan memunculkan beberapa kelompok kekuat- an yang membayangi kekuatan militer nasional. Akibat- nya, muncullah dua kepemimpinan: Iliy Hubaikah dan Samir Ja’ja’. Semakin hari kepingan mereka semakin bertambah. Front Lebanon. la mengalami guncangan hebat se- panjang sejarahnya. Guncangan pertama terjadi saat kekuatan militer pemerintah melumpuhkan sayap 16 ROBOHNYA DAKWAH DI TANGAN DAI militer Partai Tanah Air Merdeka dalam sebuah pertem- puran yang terkenal dengan Perang Shafra’. Kem udian, guncangan berikutnya terjadi ketika kekuatan militer berusaha memusnahkan seorang pemimpin yang mem- belot, Toni Frangiah beserta keluarga, sebagian besar anggota partainya, dan rekan-rekan politiknya. Peristiwa ini terkenal dengan julukan Penjagalan Ihdan. Gerakan Tauhid Islami secara tiba-tiba dilanda peris- tiwa yang memilukan di kota Tripoli. Gerakan yang se- lama ini telah berakar kukuh di kota ini, hanya dalam waktu kurang dari empat tahun diluluhlantakkan oleh berbagai pertikaian yang melibatkan kekuatan militer dari berbagai pihak. Demikianlah sebuah fenomena kerusakan yang leluasa bergerak dari satu gerakan ke gerakan lain tanpa satu pun dari mereka mengambil pelajaran. Tidak ada di antara mereka yang berusaha menciptakan benteng pertahanan. Setiap kelompok terperosok dalam lubang yang sama dengan lubang yang telah menjerumuskan kelompok sebelumnya. la tertimpa musibah yang per- nah menimpa orang lain. Sekarang, kita mencoba melihat apa sesungguhnya yang menjadi faktor penyebab dan melatarbelakangi munculnya fenomena yang berbahaya dan menghancur- kan ini, agar kita bisa menarik pelajaran, mengambil faedah, dan memperkaya pengalaman. Rasulullah Saw. bersabda, We GE g gb aay eS hh MS BS SH Fenomena Kehancuran Gerakan Dakwah di Wilayah Lebanon 17 Hikmah itu barang hilang seorang mukmin, di mana pun ia menemukannya maka ia paling berhak menda- patkannya (HR. Tirmidzi). Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Berbagai Kanflik Ada beragam dan berbilang faktor yang melatar- belakangi munculnya fenomena yang menghancurkan bangunan lembaga dakwah di seantero wilayah Leba- non. Faktor-faktor itu sebagai berikut. Pertama, hilangnya mana‘ah i’tiqadiyah (imunitas keimanan) dan tidak tegaknya bangunan di atas fondasi pemikiran dan prinsip yang benar dan kukuh. Adakala- nya sebuah organisasi hanya berujud organisasi tokoh, yaitu sebuah organisasi yang tegak di atas landasan loyalitas kepada seorang pemimpin yang diagung-agung- kan. Ada lagi yang berupa organisasi figur. Yaitu sebuah organisasi yang dibangun di atas bayangan figur seseo- rang: Yang lain berupa organisasi kepentingan, yang berorientasi mewujudkan tujuan-tujuan materi semata, Dengan begitu, jadilah bangunan organisasi tadi begitu lemah dan rapuh. Dia tidak mampu menghadapi kesulitan dan tantangan, muclah terguncang dan shafnya tercerai-berai, sehingga muncul berbagai tragedi yang menimpa. Kedua, rekruitmen hanya memperhatikan aspek ku- antitas. Artinya, bilangan anggota dan jumlah personel menjadi demikian menyibukkan dan menguras perhati- an pemimpin. Ini karena anggapan bahwa jumlah yang 18 ROBOHNYA DAKWAH DI TANGAN DAI banyak menjadi penentu sebuah kemenangan dan keja- yaan. Di lain pihak ia tidak memahami bahwa banyak- nya bilangan itulah yang sering kali menjadi pemicu setiap problem dan pembakar api pertikaian. Cukuplah sebagai bukti apa yang pernah dikatakan oleh salah seorang pasukan Islam pada Perang Hunain, tatkala mereka berbangga dengan banyaknya jumlah pasukan, “Kita tidak akan pernah lagi dikalahkan oleh bilangan yang sedikit.” Ternyata, justru pernyataan itulah yang menjadi penyebab kekalahan mereka. Hal ini dilukiskan oleh Al-Quran dengan indah. Dan ingatlah Perang Hunain, yaitu di waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu. Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun dan bumi yang luas ini terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai-berai. (AtTaubah: 25) Rekruitmen dengan orientasi kuantitas ini bila dili- hat dari kacamata Lebanon dengan segala karakteristik- nya, barangkali justru menjadi faktor paling menentu- kan bagi kehancuran pergerakan di sana. Menilik bahwa kejadian-kejadian yang telah menimpa Lebanon dengan beragam tingkatan dan muatannya selama ini telah ber. dampak sangat luas di masyarakatnya, maka hal itu me- lahirkan opini bahwa kejadian-kejadian itu adalah sebu- ah rekayasa dan permintaan pihak-pihak tertentu. Kondi- si ini memudahkan pihak-pihak tertentu menciptakan kepemimpinan rakyat untuk menjadi pendukung bagi terealisasinya tujuan. Namun kepemimpinan rakyat Fenomena Kehancuran Gerakan Dakwah diWilayah Lebanon 19 yang sama sudah berdiri di pihak musuh esok hari. Demikianlah silih berganti, tergantung situasi dan kondisi yang mempengaruhi mereka, di tingkat daerah, provinsi, maupun nasional. Sedangkan gerakan-gerakan “haus”, yang berambisi secepatnya memperoleh ghanimah dan begitu bernafsu meraih target dan sasaran meskipun dengan jalan pintas, merampok di jalan, menjarah gedung dan seba- gainya, mereka itu tentu sangat sulit berinteraksi dengan masyarakat yang demikian banyak. Akhitnya masyara- katlah yang menjadi korban ulah mereka tanpa yang lain mampu mengambil pelajaran darinya. Ketiga, salah satu faktor penyebab munculnya fenomena kehancuran bangunan organisasi ini karena “tergadai” pihak luar, baik oleh sesama organisasi mau- pun oleh negara. Bisa juga tergadai oleh basis-basis kekuatan, baik politik, ekonomi, keamanan, maupun keseluruhan unsur ini sekaligus. Akibatnya, organisasi tadi kehilangan potensi cengkeram, orientasinya kabur, dan arah politiknya pun bias. Jadilah ia sebuah organisa- si yang diperalat untuk kepentingan pihak lain, meski- pun terkadang ia sendiri bisa mendapatkan kepentingan- nya dengan cara itu. Banyak sekali gerakan dan organisasi di Lebanon yang sudah di bawah kendali atau menjadi tawanan pihak lain. Hal ini boleh jadi karena gerakan dan.organi- sasi tadi memang rekayasa mereka. Kalau tidak demi- kian, ia sebuah gerakan yang memang membutuhkan perlindungan politik mereka, atau ia begitu menggan- tungkan dana dan keamanannya. Kondisi seperti ini 20 ROBOHNYA DAKWAH DI TANGAN DAI menjadi peluang besar bagi pihak luar untuk menyusup kedalamnya, menguasai dan mengendalikannya, serta merealisasikan tujuan mereka sendiri. Betapa banyak tanzhim yang terbeli dengan beberapa keping dolar dan betapa banyak pula harakah yang tergadai dengan beberapa pucuk senjata. Keempat, salah satu penyebab runtuhnya bangunan organisasi di negeri-negeri Islam adalah karena tergesa- gesa ingin meraih kemenangan, meskipun tidak diim- bangi dengan sarana yang memadai. Betapa banyak organisasi gerakan yang mendalangi pembunuhan pihak penguasa. la menganggap bahwa terbunuhnya sang penguasa adalah cita-cita akhir gerakannya. Kekuasaan, di mana pun, kemampuannya membagi ghanimah (harta rampasan) kepada aparat sebanding dengan potensinya menderita kerugian. Bahkan gha- nimah yang telah diperoleh itu terkadang justru melahir- kan cobaan dan bencana bagi gerakannya. Pemicunya adalah sengketa dalam pembagiannya, baik antar- personel maupun personel dengan pimpinan, serta pe- nguasa yang berambisi mendapatkan bagian terbanyak. Saya teringat peristiwa pada salah satu organisasi gerakan. Melalui pertempurannya, ia mampu mengua- sai markas penting musuhnya. Di sana banyak ia dapat- kan ghanimah senjata beserta gudangnya. Namun da- lam waktu yang teramat singkat kemenangan yang diraih itu berubah menjadi bencana dahsyat lantaran terjadi pertikaian dalam pembagiannya, sehingga memicu per- tempuran antarsesama yang menelan korban lebih se- Fenomena Kehancuran Gerakan Dakwah di Wilayah Lebanon 21 paro personel. Kemudian pertempuran ini menggero- goti bangunan gerakan itu sendiri yang mengakibatkan kehancuran tanpa dapat dikembalikan seperti semmula. Sesungguhnya, kajian yang jernih terhadap faktor- faktor yang mengantarkan beberapa organisasi partai meraih kekuasaannya atas berbagai wilayah di dunia, mampu mengungkap sejauhmana dampak negatif atau bahaya yang dihadapi oleh partai tadi di balik keme- nangannya. Dampak negatif tadi antara lain berupa ke- runtuhan dan kehancuran organisasi tadi, terpecah belahnya menjadi kepingan-kehilangan dan kehilangan prinsip serta orientasi. Akhimya organisasi tersebut men- jadi sebuah kelompok yang mengejar kepentingan hawa nafsu dan materi duniawi semata. Kelima, munculnya pusat-pusat kekuatan, aliran, dan sayap-sayap gerakan dalam tubuh organisasi. Kebanyakan bangunan organisasi yang mengalami pertikaian dan perselisihan berpotensi melahirkan hal- hal di atas. Sebuah gerakan, apa pun namanya, apabila memi- liki loyalitas bercabang dan dikendalikan oleh beragam kekuatan, tidak tunduk kepada kepemimpinan tunggal, di mana hati para personil dan para penanggung-jawab- nya tidak terhimpun pada seseorang yang dipercaya, maka ia menjadi gerakan yang potensial melahirkan pertikaian, berebut pengaruh dan kekuasaan untuk meraih ambisi-ambisi pribadi. Keenam, campur tangan pihak luar. Ini merupakan faktor utama yang berdiri di belakang fenomena kehan- curan bangunan gerakan dakwah. Di masa sekarang, 22 ROBOHNYA DAKWAH DI TANGAN DAI faktor-faktor ini telah begitu dominan mempengaruhi dunia. Kekuatan politik, pemikiran, militer, dan intelijen yang beraneka ragam dikerahkan untuk memukul seteru- nya dengan target kehancuran bangunan organisasi: Hal ini dilakukan melalui deteksi cermat terhadap titik lemah, kemudian menawarkan “dukungan”, setelah itu pukul hingga hancur. Pintumasuk menuju ke sana sangat banyak. Adaka- lanya melalui pintu politi, yaitu dengan menawarkan berbagai tawaran politis yang menguntungkan atau melalui pintu dana, dengan jalan menutup kebutuhan- kebutuhan finansialnya, atau melalui pintu sekuritas, yaitu dengan menjanjikan perlindungan keamanan, dan lain-lain. Hal itu dilakukan satu per satu atau secara bersama-sama. Melihat lemahnya bangunan organisasi secara umum, keringnya spirit keyakinan, baik di tingkat per- sonel anggota maupun pemimpin, sementara beban begitu berat, baik material maupun spiritual yang harus dipikul, akhirnya ia menjadi sebuah bangunan rapuh yang pintu-pintunya terbuka lebar. Orang dengan lelua- sa masuk ke dalamnya untuk mewujudkan ambisi de- ngan seribu satu macam cara. Seringkali campur tangan pihak luar itulah yang menjadi penyebab langsung lahirnya pusat-pusat kekuatan, aliran, dan sayap-sayap pertikaian dalam tubuh gerakan. Ketujuh, lemah atau bahkan tiadanya kesadaran politik dalam gerakan dakwah. Ini yang terkadang menjadi faktor penyebab lepasnya elemen-elemen Fenomena Kehancuran Gerakan Dakwah diWilayah Lebanon 23 bangunan dan kehancurannya. Sebuah gerakan, di mana saja, apabila tidak memiliki kesadaran politik yang tinggi dan baik, tidak bisa hidup mengimbangi zaman, tidak memahami kejadian yang ada di sekelilingnya, terkecoh oleh fenomena permuka- an, lupa mengkaji apa di balik peristiwa, tidak mampu merumuskan kesimpulan-kesimpulan dari berbagai peristiwa global, tidak bisa membuat footnote setelah membaca “teks”, tidak mampu meletakkan kebijakan politik lokal berdasar kondisi-kondisi politis internasio- nal, dan lain-lain kepekaan; kalau sebuah gerakan memi- liki kelemahan pemahaman serupa itu, di saat arah poli- tik demikian tumpang tindih dan keserakahan demikian merajalela, yang tampak di permukaan tidak lagi men- cerminkan isinya, maka ia akan menjadi gerakan yang langkahnya terseok, sikap-sikapnya kontradiktif, dan mudah terbawa arus. Apabila sudah demikian, datanglah sang penghancur untuk memutuskan hukuman mati atasnya. Berg 24 ROBOHNYA DAKWAH DI TANGAN DAI BesSg BAB II Apa yang Terjadi i Negeri-Negeri Islam? Fenomena Umum Salah satu kewajiban kita sebagai bagian dari gerak- an Islam di tengah masyarakat dan arus yang mel ingkupi kita, setelah banyak belajar dari kasus-kasus yang terjadi —khususnya di Lebanon, faktor-faktor penyebab dan dampak-dampaknya— adalah berusaha mengantisipasi kejadian-kejadian ini, dengan terlebih dahulu mengenal kekuatan-kekuatan yang berdiri dan menjadi motor di belakangnya, sarana dan prasarana yang dipergunakan- Apa yang Terjadi di Negeri-Negerilslam? 25 nya, serta dampak-dampak negatif yang dilahirkannya. Pembahasan ini akan mencoba mengungkap feno- mena sakit yang paling menonjol, yang menjadi pemicu maraknya berbagai tragedi di Lebanon, yaitu fenomena keporak-porandaan dan kehancuran bangunan partai dan organisasi secara umum, dengan segala tingkatan- nya. Tujuannya adalah sebagai bahan perenungan dan untuk mendapatkan pelajaran atas berbagai peristiwa yang sudah dan akan terjadi, serta belajar dari penga- laman orang lain yang telah membayar kekurangannya dengan harga yang amat mahal. Target akhir kita adalah melindungi tanah air Islam dan bangunan dakwah kita dari serangan wabah penyakit, agar kita memiliki kesadaran penuh, kewas- padaan tajam, serta kekebalan tangguh, terhadap * serangan virus yang melumpuhkan. Tidak lupa pula ingin saya ingatkan bahwa negeri- negeri Islam pada umumnya masih saja lemah kepeka- annya menghadapi fenomena-fenomena semacam ini. Hal itu disebabkan beberapa faktor yang berkaitan de- ngan sistem islami dan sistem tarbiah, yang merupakan faktor prinsip dalam proses menegakkan aspek keyakin- an, ibadah, maupun akhlak. Hanya saja mesti didukung dengan beberapa aspek yang berfungsi melindungi, baik secara individu, kelompok, maupun organisasi. Tidak lupa saya ingatkan akan sebuah poin penting yang seringkali dilupakan oleh banyak orang dan sedikit di antaranya yang memperhatikan, bahwa gerakan Is- lam dan Dunia Islam pada umumnya, kini menghadapi konspirasi dunia yang didukung dengan kekuatan mili- 26 ROBOHNYA DAKWAH DI TANGAN DAI ter dan perangkat pers, baik secara terang-terangan mau- pun secara sembunyi, dengan tujuan untuk menjegal shahwah (kebangkitan) Islam dan memusnahkan gerak- an Islam dengan berbagai cara. Sarana paling berbahaya yang dipergunakan untuk melumpuhkan gerakan Islam pada umumnya adalah sarana internal, yaitu dengan cara menyulut perbedaan pendapat, permusuhan, menanam benih-benih penya- kit, serta melontarkan berbagai slogan, ide, dan gagasan yang menarik. Untuk menghadapi semua ini pada masa sekarang, tidaklah bisa diterima sikap menganggap en- teng musuh serta menghadapinya dengan cara sporadis emosional. Sebaliknya, kita harus berinteraksi dan ber- kenalan dengannya, menggunakan prinsip melemahkan kemudian mengukuhkan. Fenomena Sakit a. Fenomena Ragam Aliran Gerakan (7a adudiyah Dunia Islam kini menyaksikan lahirnya berbagai ge- rakan, organisasi, jamaah, dan kelompok Islam dengan aliran pemikiran yang beraneka ragam. Hal ini oleh sebagian orang dianggap sebagai fenomena wajar. Namun saya tidak melihat demikian. Berdasarkan tolak ukur syariat bagi sebuah aktivitas Islam, kemaslahat- annya bagi kaum Muslimin, berbagai realita,dan ekses negatif yang saya rasakan, saya menganggap bahwa ini merupakan fenomena mengkhawatirkan dan berbahaya. lidak ada yang tahu kesudahannya, kecuali Allah Swt. Apa yang Terjadi di Neger-Negen isiem? 27 Kalau saja fenomena keragaman ini bersih dari fanatis- me, dibarengi suasana penuh ukhuwah, terjalin kerja sama dan saling memahami di antara mereka, maka hal ini tidak membutuhkan pembicaraan. Tetapi kenya taan yang terjadi sebaliknya. Keragaman yang ada kini tidak melahirkan apa pun, kecuali semakin memuncak- nya permusuhan. la mengembuskan nafsu hasad dan dengki kepada sesama. Akhirnya hal itu mengakibatkan perilaku saling bertengkar dan saling intai kelemahan atas sesamanya. Padahal yang seharusnya mereka kerja- kan adalah saling memahami dan menutupi kesalahan. Keragaman hari ini semakin tumbuh subur tak ter- kendali, sehingga memungkinkan musuh-musuh Islam merajalela di negeri-negeri Islam. Mereka datang dengan bendera dan slogan-slogan Islam di lahirnya, namun di baliknya menyimpan niat busuk yang membahayakan. Ketika menghadapi derasnya arus gerakan dan ber- tambahnya bilangan jamaah, kaum Muslimin menjadi bingting. Kepada siapa mereka memberikan kepercaya- annya? Ke mana mereka mempersembahkan loyalitas- ‘ nya? Dengan siapa mereka menjalin kerja sama?. Seo- lah-olah musuh Islam itu targetnya memang mencip= takan kondisi seperti ini. Itulah kondisi yang pahit, menyedihkan, dan meng- guncangkan.Keragaman pada akhimya menggoreskan sebuah tanda tanya besar kepada seluruh gerakan. Mana di antara mereka yang orisinil dan mana yang palsu. Mana yang benar dan mana yang salah. Dan mana yang selamat dan mana yang sesat. Jadilah aktivitas Islam berjalan tanpa kaidah, tanpa basis, dan tanpa eksistensi, 28 ROBOHNYA DAKWAH DI TANGAN DAI sehingga keseluruhannya menjadi begitu kabur dan guncang. Keragaman merupakan potensi besar bagi lahirnya pertikaian di Dunia Islam, dan inilah yang mereka ingin- kan. Musuh-musuh Islam tidak akan mencurahkan per hatiannya kepada sesuatu, selain dalam rangka mencip- takan pertikaian, agar nantinya mereka leluasa bermain di atasnya, kemudian memanfaatkannya untuk menyu- sun rancangan politik dan persekongkolan. Keragaman, ke Mana Arahnya? Keragaman ini sebenarnya sudah keluar dari nalar sehat dan melampaui batas. Bagaimana tidak, sebagian jamaah lahir tanpa alasan. Bayangkan, tiga orang berse- lisih dengan jamaah yang menjadi rumah tinggalnya, lalu membuat jamaah baru. Lima orang yang dicopot dari suatu organisasi, segera menciptakan organisasi baru. Sekelompok orang yang dikeluarkan dari suatu gerakan, segera membuat gerakan penyelamat dan tandingan. Penyakit suka melepaskan diri ini sudah menyerupai hitungan deret ukur. Dari bilangan satu muncul ber- bilang-bilang. Dari sana muncul lagi pecahan-pecahan baru tanpa hitungan. Pada masa lalu, keragaman jamaah lahir benar-be- nar memiliki alasan syariat. Para pemiliknya benar-benar memiliki kemampuan telaah dan ijtihad yang memadai. Meskipun begitu, mereka tetap menjaga akhlak dan prin- sip ikhtilaf tanpa keluar dari jalur ukhuwah selangkah pun. Apa yang Terjadi di Negeri-Negesi islam? 29 Adapun kini, keragaman yang ada di Dunia Islam telah melahirkan perbedaan dan perselisihan tanpa akhlak, tanpa ilmu, dan tanpa landasan syariat. Mereka berlomba meraih pengaruh dan lari dari tanggung jawab. Mereka begitu vokal mempromosikan nama dan panji- nya, begitu antusias mendapatkan pengaruh, sekaligus begitu enggan mempersembahkan pengorbanan. Dengan kondisi demikian ini bagaimana mungkin ’ sebuah keragaman bisa diterima dan disebut sebagai fenomena wajar? Ketika sebuah arus pemikiran terpecah menjadi bermacam arus; ketika sebuah mobil yang mestinya ber- jalan di atas empat roda terbelah menjadi empat yang masing-masing berjalan di atas satu roda; ketika arus pemikiran Salafi terbagi menjadi ekstrem dan moderat, yang moderat terbagi lagi menjadi aliran-aliran yang ekstrem dan moderat pula, dan begitu seterusnya.... Ketika arus pemikiran Khalafi (modern) juga terpe- cah. Yang satu beraliran moderat dalam bersandar pada rasio, sementara yang lain begitu ekstrem menolak dok- " trin tekstual, kemudian di antara keduanya masih terjadi arus pemikiran beraneka ragam, juga dalam warna ekstrem dan moderat.... Ketika aktivitas Islam bertumpu pada tarbiah namun kering pemahaman politik, atau sebaliknya begitu memperhatikan aspek politik namun tanpa tarbiah, atau bersifat militer tanpa patokan dan pemikiran.... Dunia Islam telah muncul beberapa kelompok orang yang begitu serius memperhatikan nasib kaum 30 ROBOHNYA DAKWAH DI TANGAN DAI Muslimin dan kondisi murtad mereka. Sementara di belahan dunia yang lain orang-orang begitu sibuk memerangi bid’ah maulud Nabi, tasbih pada shalat larawih, asyik memperdalam pengucapan huruf dhad yang benar dan bahkan ada di antara mereka yang sedang melamun menunggu datangnya Imam Mahdi. Ketika kita disibukkan urusan seperti ini, maka akhirnya bangunan Islam akan mudah sekali runtuh, Fitnah sege- ramerasuk dalam masjid, sebagai pilar kaum Muslimin yang utama dan terakhir. Semua menjadi lupa bahwa musuh-musuh yang jahat tengah mengancam. Mereka kini bersekongkol dan begitu ambisi ingin melenyapkan eksistensi Islam. Kondisi keragaman yang ada ini haki- katnya ikut memperlancar langkah dan menguakkan jalan bagi mereka. Ketika hal ini —dan yang lebih dari ini— terjadi, maka keragaman dalam Dunia Islam ini telah menjadi perbuatan dosa dan tercela, di samping tentu ia adalah fenomena pahit dan merupakan lembaran hitam sejarah Islam. Rasulullah Saw. bersabda, - eal Go all Tangan Allah bersama jama’ah (kebersamaan) (HR. Tirmidzi). Dalam hadits lain, beliau bersabda lagi, Ee Cit st eis ese Sches Apa yang Terjadi di Neger-Negeri Islam? 31 Maka berpegang teguhlah kepada jamaah, sebab seekor serigala hanya memakan domba yang terpencil sendirian (HR. Nasai). Ketika tragedi pahit ini sudah terjadi, maka kewa- jiban kita adalah menganalisis faktor penyebab, mengo- rek latar belakangnya, mengkaji fenomena dengan kajian yang ilmiah dan objektif. Dunia Islam kini terancam dari dalam, dan itu ancaman yang paling berbahaya. Wallahu Alam. Fanatisme Tercela Keragaman —sebagaimana kita tahu— telah mela- hirkan bencana dahsyat dan membahayakan. Bencana yang paling menonjol adalah munculnya fanatisme (ashabiyah), baik terhadap organisasi, partai, jamaah, atau gerakan. Bencana tersebut telah demikian parah sehingga membuat mata telinga kita buta dan tuli. Fana- tisme yang mestinya hanya diberikan kepada kebenaran dan bahwa kembali kepada hukum syariat itu merupa- kan prinsip, kini ia dipersembahkan kepada organisasi dan para tokohnya. Yang seharusnya seruan dakwah diarahkan kepada Islam, kini seruan itu diarahkan kepa- da lemabaga atau organisasi, meskipun bukan dari Is- lam dan tanpa komitmen menegakkan nilai-nilainya. Sesungguhnya sikap fanatik kepada kelompok itulah hakikat bid’ah. Bid‘ah yang berbahaya dan dapat menyeret kepada penyelewengan pemikiran, perilaku, dan pendidikan atau tarbiah. Sorotan pembahasan dalam hal ini tidak berarti penolakan terhadap loyalitas kepada organisasi dan ge- 32 ROBOHNYA DAKWAH DI TANGAN DAI hikan. Hanya saja, loyalitas terhadap Islam harus didahulukan atas loyalitas kepada lembaga. Sebagaima- ja pula loyalitas (wala’) kepada Allah Swt. harus dlidahulukan atas loyalitas kepada personel. Komitmen kepada syariat Allah harus diutamakan atas komitmen kepada berbagai aturan dan undang-undang. Kewajiban para pekerja dakwah pertama kali ada- lah menjadikan dirinya sebagai seorang Muslim. Apa- hilamereka sudah menjadi Muslim dengan sebenar- henarnya, pastilah mereka akan mampu menjalin ukhu- wah dan saling mencintai, meskipun berbeda manhaj dan pandangan atas hakikat amal islami atau aktivitas keislaman. Namun kalau kepekaan kelompok lebih dominan dari kepekaan Islam, rasa kesukuan lebih kuat (ari perasaan iman, maka penyimpangan pun pasti yegera muncul dan keutuhan kaum Muslimin pun terkoyak. Padahal Allah Swt. mengigatkan kita dengan lirman-Nya, Janganlah kalian menjadi seperti orang musyrik, yaitu orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka berkelompok-kelompok. Setiap kelompok berbangga dengan kelompoknya itu (Ar-Rum : 32), ‘Ashabiyah Hizbiyah (Fanatisme kepada Lembaga) Membatalkan Islam Fanatik kepada lembaga itu jelas membatalkan iman dan Islam. Karena pada dasarnya, loyalitas seorang Muslim adalah kepada umatnya. Sesungguhnya umat kalian adalah umat yang satu dan Aku adalah Tuhan kalian maka sembahlah Aku. Apa yang Terjadi di Negeri-Negeri Islam? 33 (Al-Anbiya’: 92) Ukhuwah islamiah merupakan perekat yang menyatukan kaum Muslimin dengan sesamanya. Sesungguhnya kaum mukminin itu bersaudara. (Al- Hujurat: 10) t Bahkan Islam mengajak kepada seluruh umat manusia untuk saling berkenalan dan mengikat hati dalam suasana penuh perlombaan dan persaingan mera- ih kebaikan, hidayah, dan takwa. Wahai umat manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kalian dari golongan laki-laki dan perempuan dan Kami. jadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang bertakwa. (Al-Hujurat:13) Fanatik dan fanatisme adalah perangai yang dicela Islam dan dibenci Rasulullah Saw. Al-Quran menyeru kita agar melepaskan diri dari belenggu segala bentuk fanatisme; fanatisme kekeluargaan, kekerabatan, kelom- pok, dan lain-lain sejenisnya. Allah Swt. berfirman, Katakan (Muhammad), “Apabila bapak-bapak kamu, anak-anak kamu, saudara-saudara kamu, istri-istrimu, sanak familimu, harta benda yang kamu upayakan, per- dagangan yang kamu cemaskan kerugiannya serta tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai daripada Allah, Rasul-Nya, dan jihad fisabilillah, maka tunggulah keputusan Allah. Dan Allah tidak menunjuki kaum yang fasik” (At-Taubah : 24). Di tempat lain Allah juga berfirman, 34 ROBOHNYA DAKWAH DI TANGAN DAI Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran daripada keimanan (At-Taubah : 23). Rasulullah Saw. mengingatkan kita perihal fanatik dan fanatisme dalam sabdanya, Gat OUI LS cit Ue i oS Bukanlah dari golonganku orang yang berperang alas dasar fanatisme dan bukanlah golonganku orang yang-mati membela fanatisme (HR. Abu Daud). Selanjutnya beliau bersabda, “Tinggalkanlah, karena ia sesuatu yang busuk.” fanatisme Menceraikan Persatuan Fanatisme —tidak syak lagi—telah menceraikan per- satuan, karena ia telah mencabik-cabik wilayah Islam dan menciptakan jarak antara sesama kaum Muslimin. Allah Swt. berfirman, ..Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempertautkan hati-hatimu lalu dengan nikmat- Nya itu kamu menjadi orang-orang yang bersaudara (Ali-Imran: 103). Rasulullah Saw. bersabda, Apa yang Terjadi di Negeri-Negeri Islan? 35 + edly ly ua te Sera ek Ba Soa gy Orang-orang mukmin dalam menjalin hubungan kasih sayang dan cinta itu bagaikan satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh mengeluh, maka anggota tubuh yang lain akan ikut menderita susah tidur dan demam (HR. Bukhari dan Muslim). Beliau juga bersabda, oe MAR Laas 8s IIS oy Al Sy ahh Seorang mukmin bagi mukmin lainnya semisal ba- ngunan yang saling mengukuhkan antarsesamanya (HR. Bukhari dan Muslim). Di kesempatan lain beliau bersabda, BS etre te a iPr eaa han eet at) Aas

You might also like