Professional Documents
Culture Documents
HAFIFAH NASUTION
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
FITRIANY
Universitas Indonesia
ABSTRACT
This study was aimed to examine the effect of workload, audit experience and types of
personality to professional skepticism and fraud detection ability of external auditors. The
Hurtt, Eining, and Plumlee Model (HEP Model) is used to classify auditors as either high or
low skeptics. Myers Briggs Type Indicator (MBTI) is used to classify auditors as ST
(Sensing-Thinking) and NT (Intuitive-Thinking) personality or others. Respondent of this
study was obtained from 87 auditors who work in Accounting Public Office in Jakarta. Data
analysis for hypothesis test was done with Partial Least Square (PLS). This research indicates
that auditors with higher workload are less skeptical and will not increase his/her detection
ability when confronted with fraud symptoms. Auditors with more experience are more
skeptical and will increase his/her detection ability when confronted with fraud symptoms.
Auditors with higher skepticism will increase his/her detection ability when confronted with
fraud symptoms. This research also indicates that auditors with ST (Sensing-Thinking) and
NT (Intuitive-Thinking) types of personality are more skeptical than other types but have no
difference increasing detection ability when confronted with fraud symptoms with other
types.
Keywords: workload, audit experience, types of personality, professional skepticism, and
fraud detection ability
1. PENDAHULUAN
publik ternama di dunia yang terjadi di beberapa negara termasuk di Indonesia telah membuat
menurun. Kasus manipulasi pembukuan yang terjadi pada Enron Corp. merupakan salah satu
kasus yang melibatkan kantor akuntan publiknya. Laporan keuangan Enron dinyatakan wajar
tanpa pengecualian oleh Kantor Akuntan Publik Arthur Anderson. Namun, publik kemudian
dikejutkan oleh kabar kepailitan Enron Corp pada tanggal 2 Desember 2001. Salah satu
1
penyebab kepailitan tersebut adalah pihak Arthur Anderson yang memberikan dua jasa
Kasus-kasus manipulasi keuangan yang melibatkan auditor eksternal juga telah terjadi
di Indonesia, diantaranya adalah kasus mark up yang dilakukan PT. Kimia Farma dan kasus
laporan keuangan ganda yang dimiliki oleh Bank Lippo. Kesalahan auditor dalam kedua
kasus ini diduga adalah karena auditor terlambat menyadari dan melaporkan ketidakberesan
yang telah dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Kasus lain yang juga telah terjadi di
Indonesia adalah kasus pada PT. Telkom, dimana laporan keuangan PT. Telkom yang telah
diaudit oleh KAP Eddy Pianto dan Rekan tidak diakui oleh SEC dan pihak PT. Telkom
Kasus-kasus manipulasi yang telah terjadi membuat profesi akuntan menjadi sorotan
auditor terlibat pada kasus-kasus manipulasi tersebut. Sebagai pihak ketiga yang independen,
seharusnya auditor bertanggung jawab untuk memberikan jaminan atas kehandalan dari
Penelitian Beasley et al., (2001) yang didasarkan pada AAERs (Accounting and
Auditing Releases) yang telah dikutip oleh Noviyanti (2008) menyatakan bahwa salah satu
skeptisme profesional yang dimiliki oleh auditor. Pernyataan ini didukung oleh Carpenter,
Durtschi dan Gaynor (2002) yang mengungkapkan bahwa jika auditor lebih skeptis, mereka
akan mampu lebih menaksir keberadaan kecurangan pada tahap perencanaan audit, yang
tahap-tahap audit berikutnya. Gusti dan Ali (2008) dalam penelitiannya menambahkan bahwa
dengan sikap skeptisme profesional auditor ini, auditor seharusnya dapat melaksanakan
2
tugasnya sesuai standar yang telah ditetapkan, serta menjunjung tinggi kaidah dan norma agar
kecurangan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman audit yang telah dimiliki auditor. Tirta
dan Sholihin (2004) menyatakan bahwa pengalaman yang dimiliki auditor akan membantu
yang berpengalaman adalah auditor yang mampu mendeteksi, memahami dan bahkan
yang dihasilkan akan lebih baik daripada auditor yang tidak berpengalaman (Bawono dan
Singgih, 2011).
Lopez dan Peters (2011) menyatakan bahwa ketika berada pada busy season yaitu
pada periode kuartal pertama awal tahun, auditor diminta untuk menyelesaikan beberapa
auditor dalam mendeteksi kecurangan. Tekanan beban kerja yang sangat berat bagi auditor
dapat menimbulkan dampak negatif bagi proses audit, antara lain auditor akan cenderung
untuk mengurangi beberapa prosedur audit dan auditor akan dengan mudah menerima
penjelasan yang diberikan oleh klien (DeZoort and Lord, 1997 dalam Lopez dan Peters,
2011). Fitriany (2011) menyatakan bahwa beban kerja auditor berhubungan negatif dengan
kualitas audit, semakin banyak beban kerja auditor maka semakin rendah kualitas audit yang
dihasilkan. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, beban kerja diduga menjadi salah satu
Noviyanti (2008) menyatakan bahwa tipe kepribadian seseorang menjadi salah satu
faktor yang menentukan sikap yang dimiliki oleh individu tersebut, termasuk sikap skeptisme
yang terdapat pada diri individu tersebut. Auditor yang memiliki sikap skeptis yang tinggi
3
biasanya memiliki ciri-ciri kepribadian yang selalu berpikiran logis dan membuat keputusan
yaitu penelitian Fullerton dan Durstchi (2010) yang menguji pengaruh skeptisme profesional
penelitian Suraida (2005) dan Anugerah, Sari dan Frostiana (2011) yang menguji pengaruh
pengalaman audit terhadap skeptisme professional, dan Noviyanti (2008) yang menguji
Dalam penelitian ini, peneliti menambahkan variabel beban kerja, pengalaman audit,
kemampuan auditor dalam mendeteksi gejala-gejala kecurangan. Selain itu, peneliti juga
skeptisme profesional. Penambahan variabel ini didasarkan pada penelitian sebelumnya, yaitu
Lopez dan Peters (2011) dan Fitriany (2011) yang menguji pengaruh beban kerja terhadap
kualitas audit, Knap dan Knap (2001) dan Tirta dan Solihin (2004) yang menguji pengaruh
pengalaman terhadap kinerja auditor dalam menaksir risiko kecurangan, dan Jaffar dkk.,
kecurangan. Penelitian ini juga mengontrol variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh
terhadap skeptisme profesional dan kemampuan mendeteksi kecurangan yaitu gender, ukuran
1. Apakah beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian berpengaruh terhadap
skeptisme profesional?
4
2. Apakah skeptisme profesional, beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian
kecurangan?
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Bagi Kantor
Akuntan Publik, penelitian ini diharapkan dapat membantu Kantor Akuntan Publik untuk
menentukan tindakan apa yang harus dilakukan dalam meningkatkan skeptisme profesional
dan kemampuan mendeteksi kecurangan para auditornya. Bagi Auditor, penelitian ini dapat
mendeteksi kecurangan. Bagi Akademisi dan Peneliti, penelitian ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe
selanjutnya. Bagi Regulator, penelitian ini dapat memberikan masukan dalam membuat
Istilah fraud (Inggris) atau fraude (Belanda) sering diterjemahkan sebagai kecurangan
(Tuanakotta, 2007). Sudarmo dkk., (2008) mengartikan kecurangan (fraud) secara sederhana
5
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada tiga elemen
fundamental dalam kecurangan (fraud), yaitu: (1) kecurangan dilakukan oleh seseorang
dengan sengaja, (2) kecurangan adalah berbentuk penyembunyian fakta atau penipuan atau
tertentu.
terdapat tiga kondisi yang secara umum menyebabkan kecurangan (fraud) terjadi, yaitu: (1)
adanya dorongan atau tekanan (incentive or pressure) yang menjadi motivasi bagi pelaku
kecurangan (fraud) untuk melakukan kecurangan (fraud), (2) adanya peluang atau
kesempatan (opportunity) yang mendukung pelaku untuk melakukan kecurangan (fraud), dan
(3) adanya rasionalisasi (razionalization), yaitu pembenaran terhadap perilaku untuk berbuat
a. Korupsi (Corruption)
(conflict of interest), (2) suap (bribery), (3) pemberian ilegal (illegal gratuity), dan (4)
Penyalahgunaan aset (asset misappropriation) terbagi menjadi dua kategori, yaitu: (1)
6
(non-cash misappropriation) yang dapat dilakukan dalam bentuk penyalahgunaan
(expenses) dalam periode yang tidak tepat, (3) menyembunyikan kewajiban dan beban
menghilangan informasi atau mencantumkan informasi yang salah secara sengaja dari
catatan atas laporan keuangan (improper disclosures), atau (5) menilai aset dengan
(2010) menyatakan bahwa tugas pendeteksian kecurangan merupakan tugas yang tidak
(technical skills) yang meliputi kompetensi audit, teknologi informasi dan keahlian
investigasi, (2) keahlian/kemampuan untuk dapat bekerja dalam sebuah tim, auditor harus
dapat menerima ide-ide, pengetahuan dan keahlian orang lain dengan komunikasi dan
berpandangan terbuka, dan (3) kemampuan menasehati (mentoring skill), kemampuan ini
7
harus dapat dimiliki oleh auditor senior dimana seorang senior harus dapat menuntun para
usually doubts that a statement, claim, etc is true. Dalam literatur filsafat, Kurtz (1992) yang
“…skeptikos means „to consider, examine‟; skepsis means „inquiry‟ and „doubt‟…Skeptics
always bid those overwhelmed by Absolute Truth or Special Virtue to pause. They ask, “What
do you mean?” - seeking clarification and definition – and “Why do you believe what you
do?” – demanding reasons, evidence, justification, or proof… They say, “Show
me”…Skepticks wish to examine all sides of a question; and for every argument in favor of a
thesis, they can usually find one or more arguments opposed to it.”
skeptisme profesional sebagai sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan
melakukan evaluasi secara kritis bukti audit. Auditor tidak boleh menganggap bahwa
manajemen adalah tidak jujur, namun juga tidak boleh menganggap bahwa kejujuran
manajemen tidak dipertanyakan lagi. Auditor juga tidak boleh merasa puas dengan bukti-
auditor adalah penting untuk penilaian yang kritis (critical assessment) terhadap bukti-bukti
audit, yaitu auditor harus memiliki pikiran yang selalu mempertanyakan kehandalan
Beban kerja (workload) adalah jumlah pekerjaan yang harus dilakukan oleh
seseorang. Fitriany (2011) menyebutkan bahwa beban kerja auditor dapat dilihat dari
banyaknya jumlah klien yang harus ditangani oleh seorang auditor atau terbatasnya waktu
auditor untuk melakukan proses audit. Beban kerja seorang auditor biasanya berhubungan
8
dengan busy season yang biasanya terjadi pada kuartal pertama awal tahun. Penyebab
terjadinya busy season dari auditor adalah karena banyaknya perusahaan yang memiliki tahun
fiskal yang berakhir pada bulan Desember. Kelebihan pekerjaan pada saat busy season akan
mengakibatkan kelelahan dan ketatnya time budget bagi auditor sehingga akan menghasilkan
Sucipto (2007) adalah pengetahuan atau keahlian yang diperoleh dari suatu peristiwa melalui
menjelaskan bahwa semakin banyak dan kompleks tugas-tugas yang dilakukan seorang
individu akan menyebabkan pengalaman individu tersebut semakin meningkat karena hal ini
akan menambah dan memperluas wawasan yang dimiliki. Bawono dan Singgih (2011)
menambahkan bahwa pekerjaan yang secara berulang-ulang dilakukan juga menjadi faktor
yang dapat meningkatkan pengalaman dan membuatnya menjadi lebih cepat dan lebih baik
(AU Seksi 110 paragraf 04). Pengalaman audit adalah pengalaman yang diperoleh auditor
selama melakukan proses audit laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun
banyaknya penugasan yang pernah ditangani (Suraida, 2005). Auditor yang telah memiliki
banyak pengalaman tidak hanya akan memiliki kemampuan untuk menemukan kekeliruan
(error) atau kecurangan (fraud) yang tidak lazim yang terdapat dalam laporan keuangan
tetapi juga auditor tersebut dapat memberikan penjelasan yang lebih akurat terhadap
temuannya tersebut dibandingkan dengan auditor yang masih dengan sedikit pengalaman
9
2.6 Kepribadian
Dalam berbagai literatur psikologi, definisi klasik G.W. Allport mengenai arti
kepribadian (personality) adalah yang paling sering digunakan. Allport menjelaskan bahwa:
Kepribadian seseorang dibentuk oleh dua faktor utama, yaitu (1) faktor keturunan atau
faktor genetis adalah merupakan faktor dasar dari pembentuk kepribadian seseorang, dan (2)
Type Indicator (MBTI). Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) dikembangkan oleh Katharine
Cook Briggs dan putrinya yang bernama Isabel Briggs Myers berdasarkan teori kepribadian
dari Carl Gustav Jung. Dalam MBTI, tipe kepribadian manusia dibedakan menjadi 4 pasang
preferensi (ringkasan cara pengukuran tipe kepribadian Myers-Briggs dapat dilihat pada
lampiran 1), yaitu: (1) preferensi Extraversion dan Introversion (E dan I), (2) preferensi
Sensing dan Intuition (S dan N), (3) preferensi Thinking dan Feeling (T dan F), dan (4)
Murtisari dan Ghozali (2006) menemukan bukti bahwa beratnya beban pekerjaan
yang mengakibatkan kelebihan pekerjaan akan menurunkan kepuasan kerja dan kinerja
auditor. Penelitian Lopez dan Peters (2011) yang didukung oleh penelitian Fitriany (2011)
menemukan bahwa beban kerja auditor berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Beban
kerja yang semakin meningkat akan menurunkan kemampuan auditor dalam mendeteksi
10
kekeliruan (error) atau kecurangan (fraud) sebuah perusahaan yang akan berakibat juga
dengan kualitas audit yang dihasilkan menjadi lebih rendah (Fitriany, 2011).
Berdasarkan konsep tersebut maka penulis menduga bahwa semakin banyak beban
kerja yang dimiliki oleh auditor maka akan semakin menurunkan skeptisme profesionalnya.
Selain itu, auditor dengan beban kerja yang semakin banyak diduga semakin tidak akan
Skeptisme profesional adalah faktor penting yang harus dimiliki oleh seorang auditor
dalam menilai secara kritis bukti-bukti audit. Suraida (2005) dan Anugerah, Sari dan
Frostiana (2011) telah membuktikan dalam penelitiannya bahwa salah satu faktor yang dapat
meningkatkan skeptisme profesional auditor adalah banyaknya pengalaman audit yang telah
dimiliki. Penelitian Noviyani dan Bandi (2002) yang didukung oleh penelitian Tirta dan
Sholihin (2004) dan Mui (2010) juga menyebutkan bahwa auditor yang berpengalaman akan
memiliki pengetahuan tentang kekeliruan dan kecurangan yang lebih banyak sehingga akan
pengalaman audit yang dimiliki auditor maka auditor akan semakin meningkatkan skeptisme
profesionalnya. Selain itu, auditor yang telah berpengalaman diduga akan semakin
11
H4: Pengalaman audit berpengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan auditor dalam
mendeteksi kecurangan
Briggs adalah auditor yang cenderung akan berpikir logis dalam membuat keputusan serta
tersebut. Penelitian Noviyanti (2008) telah membuktikan bahwa auditor dengan tipe
kepribadian ST dan NT adalah auditor yang memiliki skeptisme profesional yang lebih tinggi
Berdasarkan konsep di atas maka peneliti menduga bahwa auditor dengan tipe
kepribadian kombinasi ST dan NT adalah auditor yang memiliki skeptisme profesional dan
H5: Auditor dengan tipe kepribadian kombinasi ST dan NT memiliki skeptisme profesional
yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor dengan tipe kepribadian lainnya.
H6: Auditor dengan tipe kepribadian kombinasi ST dan NT akan lebih meningkatkan
kemampuan mendeteksinya bila dihadapkan gejala-gejala kecurangan dibandingkan
dengan auditor dengan tipe kepribadian lainnya.
cukup dan relevan. Auditor harus berpikir kritis dalam pengumpulan dan pemahaman bukti-
bukti audit. Fullerton dan Durtschi (2004) telah membuktikan dalam penelitiannya bahwa
auditor dengan skeptisme yang tinggi akan meningkatkan kemampuan mendeteksinya dengan
gejala-gejala kecurangan.
12
Berdasarkan konsep tersebut maka penulis menduga bahwa auditor dengan tingkat
skeptisme profesional yang tinggi akan lebih meningkatkan kemampuan mendeteksinya bila
skeptisme profesional yang rendah. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
3. METODOLOGI PENELITIAN
Beban Kerja
(WL)
H1 H4
H5
Pengalaman Kemampuan
Audit H2 Skeptisme Profesional H6 Mendeteksi
(EXPR) (SKEP) Kecurangan
(ABILITY)
H3 H7
Tipe Kepribadian
(PERSON) Variabel Kontrol:
Gender (GEND)
Ukuran KAP (AUDIT_FIRM)
Posisi Auditor (POSISITION)
Model yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil modifikasi dan
penggabungan dari model-model penelitian sebelumnya yang melihat pengaruh beban kerja
kecurangan dengan tipe kepribadian sebagai variabel moderasi. Penelitian ini menghasilkan
dua model penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:
Model 1
Dimana:
Metode sampling yang digunakan adalah metode non probabilitas, yaitu pengambilan
sampel yang mudah (convenience sampling). Sampel penelitian ini adalah auditor yang
bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan
metode survei yaitu melalui kuesioner yang dikirimkan kepada responden. Kuesioner
diberikan melalui tiga cara, yaitu: (1) diberikan secara langsung ke perusahaan tempat
responden bekerja, (2) dikirimkan melalui jasa kantor pos, dan (3) dikirimkan melalui
Fullerton dan Durtschi (2004) yang terdiri dari gejala kecurangan terkait dengan lingkungan
perusahaan (corporate environment) dan gejala kecurangan terkait catatan keuangan dan
14
praktek akuntansi (financial records and accounting practice). Variabel kemampuan
mendeteksi kecurangan merupakan confirmatory factor analysis (CFA) dari dua dimensi
yaitu corporate environment yang diberi notasi ENVR dan financial records and accounting
practice yang dinotasikan dengan FR_AP. Variabel corporate environment (ENVR) dalam
penelitian ini memiliki 4 variabel teramati yaitu ABILITY1 sampai dengan ABILITY4.
Variabel financial records and accounting practice (FR_AP) dalam penelitian ini memiliki 6
Variabel skeptisme profesional diukur dengan menggunakan model Hurtt, Eining, dan
Plumlee (HEP) yang digunakan dalam penelitian Fullerton dan Durtschi (2004); Noviyanti
(2008); dan Quadackers (2009). Model HEP mengukur skeptisme profesional berdasarkan
enam karakteristik yaitu: questioning mind, suspension of judgment, search for knowledge,
variabel skeptisme profesional (SKEP) merupakan confirmatory factor analysis (CFA) dari
enam komponen yaitu questioning mind (QM) dengan 3 variabel teramati, suspension of
judgment (SJ) dengan 2 variabel teramati, search for knowledge (SK) dengan 2 variabel
teramati, interpersonal understanding (IU) dengan 3 variabel teramati, self confidence (SC)
Beban kerja diukur melalui rata-rata jumlah penugasan audit yang dilakukan oleh
auditor selama satu tahun. Semakin rendah skor variabel ini, menunjukkan bahwa semakin
15
Pengalaman diukur melalui lamanya bekerja sebagai seorang auditor (Suraida, 2005).
Semakin tinggi skor variabel ini, berarti semakin banyak pengalaman yang telah dimiliki
auditor.
nilai 1 dan auditor dengan tipe kepribadian selain ST (Sensing-Thinking) dan NT (Intuition-
penelitian ini.
1. Gender (GEND)
Dalam penelitian ini Gender terdiri dari dua jenis yaitu laki-laki dan wanita.
Auditor dengan gender wanita diberi nilai 1 dan auditor dengan gender laki-laki
diberi nilai 0. Diprediksi bahwa auditor wanita memiliki skeptisme profesional dan
Dalam penelitian ini auditor yang bekerja pada KAP afiliasi diberi nilai 1 dan
auditor yang bekerja di KAP non-afiliasi diberi nilai 0. Diprediksi bahwa auditor yang
bekerja pada KAP afiliasi asing memiliki skeptisme profesional dan kemampuan
16
mendeteksi kecurangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor yang bekerja
3. Posisi (POSITION)
dan partner diberi nilai 1, sedangkan auditor pada posisi junior auditor diberi nilai 0.
variabel penelitian dengan demografi responden.. Untuk menguji hipótesis digunakan teknik
Partial Least Square (PLS) dengan menggunakan SmartPLS 2.0 M3. Model PLS adalah
model persamaan struktural (SEM) yang berbasis komponen atau variance (Ghozali, 2008).
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Dari 250
kuesioner yang dikirimkan kepada responden, jumlah kuesioner yang dapat diolah adalah
Ghozali (2008) menyebutkan bahwa prosedur SEM dengan Partial Least Square secara
17
Berdasarkan hasil pada Gambar 2 dan Gambar 3 (dapat dilihat pada lampiran)
dapat diketahui bahwa semua indikator ABILITY1 sampai dengan ABILITY10 telah
memenuhi kriteria convergent validity. Selain itu, Gambar 2 juga membuktikan bahwa
variabel ABILITY dapat dibentuk oleh dua dimensi lingkungan perusahaan (ENVR)
ditemukan bahwa terdapat beberapa indikator yang tidak memenuhi kriteria convergent
dihapuskan dari model. Hasil respesifikasi model (Gambar 4 dan Gambar 5 pada
convergent validity. Selain itu, Gambar 5 juga membuktikan bahwa variabel SKEP
terbukti dapat dibentuk oleh enam dimensi yaitu questioning mind, suspension of
judgment, search for knowledge, interpersonal understanding, self confidence, dan self-
determination.
masing second order maupun first order dari variabel ABILITY adalah sangat tinggi
dan telah memenuhi kriteria composite reliability dan cronbach alpha. Hasil pada Tabel
3 menunjukkan bahwa nilai reliabilitas masing-masing second order maupun first order
dari variabel SKEP adalah telah memenuhi kriteria composite reliability dan cronbach
alpha.
3. Discriminant Validity
18
terhadap variabel SKEP yang dapat dilihat pada Tabel 5 menunjukkan bahwa SKEP3,
SKEP9 dan SKEP14 adalah tidak valid karena nilai korelasi indikatornya tidak lebih
besar dibandingkan dengan nilai korelasi antara indikator dengan konstruk lainnya.
Inner model bertujuan untuk melihat hubungan antar konstruk laten. Pengujian model
1. Pengujian R-square
Pada Tabel 6 yang terdapat di dalam lampiran dapat dilihat untuk nilai R-square dari
model 1 adalah sebesar 0,165448 berarti variabilitas variabel skeptisme profesional yang
dapat dijelaskan oleh variabel beban kerja, pengalaman audit, tipe kepribadian, gender, jenis
KAP dan posisi/jabatan auditor hanya sebesar 16,5%. Untuk model 2, nilai R-squarenya
adalah sebesar 0,366873 berarti variabilitas variabel kemampuan mendeksi kecurangan yang
dapat dijelaskan oleh variabel beban kerja, pengalaman audit, tipe kepribadian, skeptisme
profesional, gender, jenis KAP, dan posisi/jabatan auditor hanya sebesar 36,7%.
2. Pengujian Signifikansi
Pada Tabel 7 yang terdapat pada lampiran dapat dilihat bahwa: (1) terdapat hubungan
negatif antara beban kerja dan skeptisme profesional, (2) terdapat hubungan negatif antara
beban kerja dan peningkatan kemampuan mendeteksi kecurangan, (3) terdapat hubungan
positif antara pengalaman audit dan skeptisme profesional, (4) terdapat hubungan positif
antara pengalaman audit dan peningkatan kemampuan mendeteksi kecurangan, (5) terdapat
hubungan positif antara tipe kepribadian dan skeptisme profesional, (6) tidak terdapat
dan (7) terdapat hubungan positif antara skeptisme profesional dan peningkatan kemampuan
mendeteksi kecurangan.
19
Hasil uji signifikansi variabel-variabel kontrol yang dapat dilihat juga pada Tabel 7
menunjukkan bahwa (1) tidak terdapat hubungan antara gender dan skeptisme profesional,
(2) tidak terdapat hubungan antara ukuran KAP dan skeptisme profesional, (3) tidak terdapat
hubungan antara posisi/jabatan auditor dengan skeptisme profesional, (4) terdapat hubungan
negatif antara gender dan peningkatan kemampuan mendeteksi kecurangan, (5) tidak terdapat
hubungan antara ukuran KAP dengan peningkatan kemampuan mendeteksi kecurangan; dan
(6) terdapat hubungan positif antara posisi/jabatan auditor dan peningkatan kemampuan
mendeteksi kecurangan.
Berdasarkan hasil uji signifikansi disimpulkan bahwa H1 dalam penelitian ini yang
menyatakan bahwa beban kerja mempunyai pengaruh negatif terhadap skeptisme profesional
dapat didukung. Hasil penelitian ini mendukung pernyataan Dezoort and Lord (1997) yang
dikutip oleh Lopez dan Peters (2011) tentang dampak negatif dari beban kerja yang terlalu
berat terhadap prosedur audit, yaitu auditor akan cenderung menghapuskan beberapa
prosedur audit dan auditor akan lebih mudah untuk menerima penjelasan klien.
Berdasarkan hasil uji signifikansi juga dapat disimpulkan bahwa H2 dalam penelitian
ini yang menyatakan bahwa beban kerja mempunyai pengaruh negatif terhadap peningkatan
kemampuan mendeteksi kecurangan dapat didukung. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian lain oleh Murtisari dan Ghozali (2006), Lopez dan Peters (2011), dan Fitriany
(2011) yang menemukan adanya hubungan negatif antara beban kerja dan kinerja kerja dan
kualitas audit. Beban kerja yang semakin meningkat akan menurunkan kemampuan auditor
dalam mendeteksi kekeliruan (error) atau kecurangan (fraud) sebuah perusahaan yang akan
berakibat juga dengan kualitas audit yang dihasilkan menjadi lebih rendah (Lopez dan peters,
20
2011 dan Fitriany, 2011). Murtisari dan Ghozali (2006) juga menyatakan bahwa beratnya
beban pekerjaan yang mengakibatkan kelebihan pekerjaan akan menurunkan kepuasan kerja
Berdasarkan hasil uji signifikansi dapat disimpulkan bahwa H3 dalam penelitian ini
yang menyatakan bahwa pengalaman audit mempunyai pengaruh positif terhadap skeptisme
profesional dapat didukung. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian lain oleh
Suraida (2005), dan Anugerah, Sari dan Frostiana (2011) yang menemukan adanya hubungan
positif antara pengalaman audit dan skeptisme profesional. Dalam penelitian Suraida (2005)
dan Anugerah, Sari dan Frostiana (2011) dinyatakan bahwa semakin banyak pengalaman
auditor maka akan semakin meningkatkan skeptisme profesional auditor tersebut. Selain itu,
penelitian Shelton (2002) dan Herliansyah dan Ilyas (2006) menyatakan bahwa auditor yang
berpengalaman juga terbukti lebih mampu untuk menyeleksi informasi-informasi atau bukti-
Hasil uji signifikansi terhadap H4 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa
kecurangan dapat didukung. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian lain oleh Knap
dan Knap (2001), Noviyani dan Bandi (2002), Tirta dan Sholihin (2004), Sucipto (2007) dan
Mui (2010) yang menemukan adanya hubungan positif antara pengalaman audit dan
pendeteksian kecurangan. Noviyani dan Bandi (2002) dan Tirta dan Sholihin (2004)
kekeliruan dan kecurangan yang lebih banyak sehingga dengan pengetahuannya tersebut
auditor dapat menilai informasi-informasi atau bukti-bukti yang relevan untuk membantu
21
4.3.3 Pengaruh Tipe Kepribadian Terhadap Skeptisme Profesional dan Peningkatan
Berdasarkan hasil uji signifikasi terhadap H5 dalam penelitian ini yang menyatakan
bahwa auditor dengan tipe kepribadian kombinasi ST dan NT memiliki skeptisme profesional
yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor dengan tipe kepribadian kombinasi lainnya
adalah dapat didukung. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian lain oleh
Noviyanti (2008) yang menemukan bahwa auditor dengan tipe kepribadian kombinasi ST dan
NT memiliki skeptisme profesional yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor dengan
tipe kepribadian kombinasi lainnya. Berdasarkan karakteristik Myers Briggs Type Indicator,
tipe kepribadian kombinasi ST dan NT adalah tipe kepribadian yang cenderung berpikiran
logis dalam menganalisis sebuah masalah dan akan mempertimbangkan semua informasi
Hasil uji signifikansi terhadap H6 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa auditor
didukung. Hasil ini menunjukkan bahwa baik auditor dengan tipe kepribadian kombinasi ST
dan NT dan auditor dengan tipe kepribadian kombinasi SF dan NF akan meningkatkan
Kecurangan
Berdasarkan hasil uji signifikansi terhadap H7 dalam penelitian ini yang menyatakan
kecurangan dapat didukung. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian lain oleh
Fullerton dan Durtschi (2004) yang menemukan adanya hubungan positif antara skeptisme
22
menyatakan bahwa auditor dengan skeptisme yang tinggi akan meningkatkan kemampuan
diperoleh auditor maka akan semakin mampu auditor tersebut membuktikan benar atau
5.1 Kesimpulan
1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa beban kerja berpengaruh negatif pada skeptisme
Selain itu, hasil pengujian juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan dalam
3. Hasil pengujian menunjukkan bahwa gender, ukuran KAP dan posisi auditor terbukti
23
bahwa ukuran KAP dan posisi auditor tidak berpengaruh terhadap peningkatan
Penelitian ini dilakukan dengan tidak terlepas dari adanya beberapa keterbatasan.
Oleh karena itu, diharapkan penelitian-penelitian sejenis yang berikutnya diharapkan mampu
penelitian:
1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel Auditor yang bekerja di Kantor Akuntan
Publik wilayah Jakarta dan hanya terdiri dari kurang dari 30 Kantor Akuntan Publik
saja, sehingga hasil dan kesimpulan penelitian ini tidak dapat digeneralisasi untuk
memperbanyak jumlah Kantor Akuntan Publik yang menjadi sampel dan memperluas
wilayah cakupan sampel yang tidak hanya di wilayah Jakarta saja, sehingga diperoleh
mendeteksi kecurangan dalam penelitian ini hanya terbatas pada variabel beban kerja,
pengalaman audit dan tipe kepribadian saja . Oleh karena itu peneliti mengharapkan
KAP big four dan KAP non big four, sehingga dapat terlihat jelas apakah ada
24
perbandingan skeptisme profesional dan kemampuan mendeteksi kecurangan pada
4. Data dalam penelitian ini dihasilkan dari instrumen yang mendasarkan pada persepsi
tidak jujur maka jawaban akan berbeda dari kenyataan. Penelitian selanjutnya
kemampuan mendeteksi kecurangan bagi seorang auditor. Oleh karena itu, tepat bagi para
auditor untuk selalu menjaga dan meningkatkan skeptisme profesional dan kemampuannya
Penelitian ini menemukan bukti bahwa beban kerja akan mempengaruhi skeptisme
profesional dan kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan. Oleh karena itu, tepat
bagi KAP bila membatasi jumlah beban kerja para auditor sehingga auditor tidak akan berada
pada kondisi kelebihan beban pekerjaan yang akan berdampak pada menurunnya skeptisme
Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para regulator dalam membuat kebijakan
terkait dengan banyaknya klien yang dapat di audit oleh KAP. Semakin banyak klien yang di
audit oleh KAP maka akan semakin banyak beban kerja yang dimiliki auditor dan akan
Penurunan kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan akan berdampak pada makin
25
DAFTAR REFERENSI
Anugerah, Rita., Ria Nelly Sari., dan Rina Mona Frostiana. (2011). The Relationship between
Ethics, Expertise, Audit Experience, Fraud Risk Assessment and Audit Situational
Factors and Auditor Professional Skepticism.
Carpenter, Tina., Durtschi Cindy and Lisa Milici Gaynor. (2002). The Role of Experience in
Professional Skepticism, Knowledge Acquisition, and Fraud Detection.
Fullerton, Rosemary R., and Durtschi, Cindy. (2004). The Effect of Professional Skepticism
on The Fraud Detection Skills of Internal Auditors. Working Paper Series. March 5,
2012. http://www.ssrn.com
Ghozali, Imam. 2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least
Square PLS edisi 2. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.
Gusti, Maghfirah dan Syahril Ali. (2006). Hubungan Skeptisme Profesional Auditor dan
Situasi Audit, Etika, Pengalaman serta Keahlian Audit dengan Ketepatan Pemberian
Opini oleh Akuntan Publik.
Jaffar, dkk. (2011). Fraud Risk Assessment and detection Fraud: The Moderating Effect of
Personality. International Journal of Business and Management, Vol. 6, No. 7, 40-50.
Knapp, C.A., and Knap, M.C. (2001). The effects of experience and explicit fraud risk
assessment in detecting fraud with analytical procedures. Accounting, Organizations
and Society, 26, 25-37.
Koroy, Tri Ramaraya. (2009). Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan oleh
Auditor Eksternal. Februari, 6 2012. http://www.puslit.petra.ac.id
Lopez, Dennis M and Gary F. Peters. (2011). The Effect of Workload Compression on Audit
Quality.
Mudrika, Nafis. (2011). Membaca Kepribadian Menggunakan Tes MBTI (Myer Briggs Type
Indicator). Maret, 10 2012. http://www.nafismudrika. wordpress.com
Mui, Grace Yanchi. (2010). Factors That Impact On Internal Auditors’ Fraud Detection
Capabilities – A Report For The Institute of Internal Auditors Australia. Center for
Business Forensics HELP University Malaysia.
Murtiasri, Eka dan Imam Ghozali. (2006). Anteseden dan Konsekuensi Burnout pada
Auditor: Pengembangan Terhadap Role Stress Model. Simposium Nasional
Akuntansi 9, Padang.
26
“Myers-Briggs Type Indicator”. Wikipedia, the free encyclopedia. February 20, 2012.
http://www.en.wikipedia.org
Newman, James. (1981). Review of The Myers-Briggs Type Indicator Gifts Differing by
Isabel Briggs. The San Francisco Jung Institute Library Journal, Vol. 3, No. 1.
Noviyani, Putri., dan Bandi. (2002). Pengaruh Pengalaman dan Pelatihan Terhadap Struktur
Pengetahuan Auditor Tentang Kekeliruan. April 1, 2012.
http://www.bandi.staff.fe.uns.ac.id
Quadackers, Mathias Lucas. (2009). A Study of Auditors‟ Skeptical Characteristics and Their
Relationship to Skeptical Judgements and Decision. Dissertation of Amsterdam
University.
Sandjaja, B., dan Heriyanto, Albertus. (2011). Panduan Penelitian Edisi Revisi. Jakarta:
Prestasi Pustakarya.
Soepardi, Eddy Mulyadi. (2007). Upaya Pencegahan Fraud dalam Pengelolaan Keuangan
Negara. Economic Business & Accounting Review, Vol. II, No. 1, 22-34.
Sudarmo dkk., (2009). Fraud Auditing. Diklat Perjenjangan Auditor Ketua Tim, Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan.
Suraida, Ida. (2005). Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit
Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan
Publik. Sosiohumaniora, Vol.7, No.3, 186-202.
Tirta, Rio., dan Sholihin, Mahfud. (2004). The Efect of Experience and Task-Specific
Knowledge on Auditors’ Performance in Assessing A Fraud Case. JAAI, Vol. 8, No.1,
1-21.
Wells, Joseph T. (2007). Corporate Fraud Handbook: Prevention and Detection Second
Edition. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.
27
LAMPIRAN
28
Tabel 5 Hasil Uji Discriminant Validity – SKEP
SKEP QM SJ SK IU SC SD Ket
SKEP1 0,668000 0,874169 0,385244 0,200373 0,242680 0.435357 0,271996 Valid
SKEP2 0,393549 0,475136 0,254975 -0,019549 0,167639 0,235847 0,257414 Valid
SKEP3 -0,339993 -0,400825 -0,138122 -0,149170 -0,145886 0,095705 -0,341235 Tidak Valid
SKEP4 0,449288 0,320165 0,700000 -0,044356 0,268805 0,060753 0,380259 Valid
SKEP5 0,544908 0,353963 0,808256 0,286821 0,270791 0,212212 0,218051 Valid
SKEP6 0,335083 0,220220 0,172999 0,895949 0,065346 0,202701 -0,022959 Valid
SKEP7 0,297464 0,117502 0,143818 0,865837 0,012265 0,263648 -0,039484 Valid
SKEP8 0,114812 -0,034800 0,077681 -0,049264 0,289018 0,090357 0,101811 Valid
SKEP9 -0,496967 -0,297285 -0,317580 -0,054337 -0.879082 -0,295097 -0,189333 Tidak Valid
SKEP10 0,190898 0,082777 0,097038 0,013226 0,268156 0,116860 0,173961 Valid
SKEP11 0,605574 0,364667 0,234179 0,219885 0,318647 0,906938 0,084854 Valid
SKEP12 0,664946 0,470432 0,117953 0,258762 0,311701 0,923479 0,238760 Valid
SKEP13 0,414504 0,234023 0,205712 0,036541 0,144084 0,095174 0,756346 Valid
SKEP14 -0,476529 -0,404981 -0,363453 0,086952 -0,267941 -0,167766 -0,555744 Tidak Valid
SKEP15 0,474397 0,297673 0,248128 -0,016606 0,156026 0,121657 0,847515 Valid
R-square
Model 1
SKEP = γ1 WL + γ2 EXPR + γ3 PERSON + γ4 GEND + 0,165448
γ5 AUDIT_FIRM + γ6 POSITION + ζ
Model 2 0,366873
ABILITY = γ7 WL + γ8 EXP + γ9 PERSON + γ10 SKEP + γ11
GEND + γ12 AUDIT_FIRM + γ12 POSITION + ζ
29
Tabel 7 Hasil Uji Signifikansi
30
Gambar 2 Diagram Lintasan model CFA ABILITY – standardized
31
Gambar 3 Diagram Lintasan model CFA ABILITY - t-value
32
Gambar 4 Diagram Lintasan model CFA SKEP – standardized
33
Gambar 5 Diagram Lintasan model CFA SKEP – t-value
34
Gambar 6 Path Diagram Model Struktural (Standardized)
35
Gambar 7 Path Diagram Model Struktural (t-value)
36
Lampiran 1 Pengukuran Tipe Kepribadian (PERSON)
Pengukuran tipe kepribadian ini menggunakan test kepribadian dari Myers-Briggs yaitu Myers-
Briggs Type Indicator (MBTI). Myers-Briggs Type Indicator adalah sebuah instrumen yang
dirancang untuk menunjukkan preferensi dasar manusia. Dalam MBTI, tipe kepribadian
manusia dibedakan menjadi 4 pasang preferensi yaitu: (a) Extraversion dan Introversion (E
dan I), (b) Sensing dan Intuition (S dan N), (c) Thinking dan Feeling (T dan F), dan (d)
Judging dan Perceiving (J dan P). Berdasarkan 4 pasang preferensi tersebut didapatkan 16
tipe kepribadian menurut Myers-Briggs Type Indicator, yaitu ESTJ, ESTP, ESFJ, ESFP,
ENTJ, ENTP, ENFJ, ENFP, ISTJ, ISTP, ISFJ, ISFP, INTJ, INTP, INFJ, dan INFP.
Tipe kepribadian dinotasikan dengan PERSON. Indikator untuk variabel tipe
kepribadian terdiri dari 40 item pernyataan yang dikembangkan oleh Mudrika (2011). Dari 40
item pernyataan yang terdapat dalam kuesioner, 5 item pernyataan menggambarkan
preferensi extraversion, 5 item pernyataan menggambarkan preferensi introversion, 5 item
pernyataan menggambarkan preferensi sensing, 5 item pernyataan menggambarkan
preferensi intuition, 5 pernyataan menggambarkan preferensi thinking, 5 pernyataan
menggambarkan preferensi feeling, 5 item pernyataan menggambarkan preferensi judging,
dan 5 item pernyataan menggambarkan preferensi perceiving.
Auditor diminta untuk memilih salah satu dari dua pernyataan yang saling berlawanan
antara 4 pasang preferensi yang sesuai dengan tipe kepribadian auditor. Total jawaban dari
masing-masing responden dipersentasekan untuk masing-masing preferensi. Apabila
persentase preferensi extraversion lebih besar dari persentase introversion maka auditor
cenderung memiliki preferensi extraversion, namun apabila presentase extraversion lebih
rendah daripada persentase introversion maka auditor cenderung memiliki preferensi
introversion. Apabila persentase preferensi sensing lebih besar dari persentase feeling maka
auditor cenderung memiliki preferensi sensing, namun apabila presentase sensing lebih
rendah daripada persentase feeling maka auditor cenderung memiliki preferensi feeling.
Apabila persentase preferensi thinking lebih besar dari persentase intuition maka auditor
cenderung memiliki preferensi thinking, namun apabila presentase thinking lebih rendah
daripada persentase intuition maka auditor cenderung memiliki preferensi intuition. Apabila
persentase preferensi judging lebih besar dari persentase perceiving maka auditor cenderung
memiliki preferensi judging, namun apabila presentase judging lebih rendah daripada
persentase perceiving maka auditor cenderung memiliki preferensi perceiving.
Dalam penelitian ini, tipe kepribadian dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:
a. Tipe kepribadian kombinasi ST dan NT yang terdiri dari:
ESTJ (Extraversion, Sensing, Thinking and Judging),
ESTP (Extraversion, Sensing, Thinking and Perceiving),
ENTJ (Extraversion, Intuition, Thinking and Judging),
ENTP (Extraversion, Intuition, Thinking and Perceiving),
ISTJ (Introversion, Sensing, Thinking and Judging),
ISTP (Introversion, Sensing, Thinking and Perceiving),
INTJ (Introversion, Intuition, Thinking and Judging),
INTP (Introversion, Intuition, Thinking and Perceiving).
b. Tipe kepribadian kombinasi SF dan NF yang terdiri dari:
ESFJ (Extraversion, Sensing, Feeling and Judging),
ESFP (Extraversion, Sensing, Feeling and Perceiving),
ENFJ (Extraversion, Intuition, Feeling and Judging),
ENFP (Extraversion, Intuition, Feeling and Perceiving),
ISFJ (Introversion, Sensing, Feeling and Judging),
ISFP (Introversion, Sensing, Feeling and Perceiving),
37
INFJ (Introversion, Intuition, Feeling and Judging),
INFP (Introversion, Intuition, Feeling and Perceiving).
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa auditor memiliki tipe
kepribadian INFJ dan auditor dikelompokkan menjadi auditor dengan tipe kepribadian
kombinasi SF dan NF (diberi nilai 0).
38
SOP sangat membantu
Bertindak step by step dengan timeframe yang jelas
Menarik kesimpulan dengan lama dan hati-hati
Praktis
Intuition (N) Menggunakan imajinasi dan perenungan sebagai pedoman
SOP sangat membosankan
Bertindak dengan semangat tanpa menggunakan timeframe
Menarik kesimpulan dengan cepat sesuai naluri
Konseptual
Thinking (T) Objektif
Yang penting tujuan tercapai
Mengambil keputusan berdasar logika dan aturan main
Menghargai seseorang karena skill dan faktor teknis
Mementingkan sebab-akibat
Feeling (F) Subjektif
Yang penting situasi harmonis terjaga
Mengambil keputusan berdasar perasaan pribadi dan kondisi
orang lain
Menghargai seseorang karena sifat dan perilakunya
Mementingkan nilai-nilai personal
Judging (J) Terencana; Memiliki dedline jelas
Aturan, jadwal dan target akan sangat membantu dan
memperjelas tindakan
Berpegang teguh pada pendirian
Ketidakpastian membuat bingung dan meresahkan
Situasi last minute sangat menyiksa, membuat stres dan
merupakan kesalahan
Perceiving Spontan; Fleksibel; Tidak diikat waktu
(P) Aturan, jadwal dan target sangat mengikat dan membebani.
Pendirian masih bisa berubah tergantung situasi nantinya.
Ketidakpastian itu seru, menegangkan dan membuat hati
lebih senang.
Situasi last minute membuat bersemangat dan memunculkan
potensi.
Sumber: Mudrika (2011)
IDENTITAS RESPONDEN
1. Jenis Kelamin :
Laki-laki
Perempuan
2. Pendidikan Terakhir :
DIII
S1
S2
S3
39
3. Jabatan/posisi dalam BPK sebagai :
4. Berada di jabatan/posisi terakhir selama bulan tahun.
5. Lamanya pengalaman sebagai auditor yang telah Saudara miliki:
Lebih dari 15 tahun
11 – 15 tahun
6 –10 tahun
1 – 5 tahun
6. Rata-rata jumlah penugasan audit yang Saudara kerjakan dalam 1 tahun:
Lebih dari 10 tugas
8 – 10 tugas
4 – 7 tugas
1 – 3 tugas
BAGIAN A:
1. Berikut ini adalah kondisi-kondisi yang janggal atau berbeda dengan keadaan normal
yang memberikan petunjuk atau indikator akan adanya sesuatu yang tidak biasa dan
memerlukan penyidikan lebih lanjut.
2. Nyatakanlah pendapat Anda dengan cara memberi tanda (x) pada salah satu jawaban dari
empat alternatif berikut mengenai pada tingkatan manakah Anda akan mengembangkan
pencarian informasi Anda jika mengamati kondisi-kondisi berikut ini.
No Dugaan-dugaan 1 2 3 4
Saya Saya Akan Sedikit Saya Akan Saya Akan
Kecurangan Sama Sekali Mengembangkan Banyak Sangat Banyak
(Fraud Symptoms ) Tidak Akan Pencarian Mengembangkan Mengembangkan
Mengembangkan Informasi Pencarian Pencarian
Pencarian Informasi Informasi
Informasi
1 Sering terjadinya perebutan 1 2 3 4
40
posisi/ jabatan pada
departemen atau divisi tertentu.
2 Beberapa pegawai mengeluh 1 2 3 4
adanya diskriminasi.
3 Perusahaan sering mengganti 1 2 3 4
kantor hukumnya.
4 Pergantian kantor akuntan 1 2 3 4
publik yang tidak diharapkan
atau tidak disangka.
5 Controller membuat banyak 1 2 3 4
jurnal penyesuaian seminggu
sebelum auditor eksternal tiba.
6 Terdapat penyesuaian yang 1 2 3 4
besar untuk memperbaiki akun
persediaan setelah perhitungan
fisik akhir tahun.
7 Terdapat jumlah yang tidak 1 2 3 4
biasa dari piutang yang
dihapuskan.
8 Beban administrasi rupa-rupa 1 2 3 4
(miscellaneous administrative
expense) meningkat sekitar 40
persen, bersamaan dengan
penurunan penjualan.
9 Direktur pemasaran memiliki 1 2 3 4
penjelasan yang lemah
mengapa biaya iklan hampir
dua kali lipat dalam satu tahun
terakhir.
10 Gross margin pada kuartal 1 2 3 4
terakhir menurun sekitar 20
persen.
BAGIAN B:
Nyatakanlah pendapat Anda dengan cara memberi tanda (x) pada salah satu jawaban dari
empat alternatif berikut sesuai dengan yang menggambarkan diri Anda.
No Pernyataan 1 2 3 4
Sangat Tidak Tidak Setuju Sangat
Setuju Setuju Setuju
1 Saya sering menolak informasi tertentu 1 2 3 4
kecuali saya menemukan bukti bahwa
informasi tersebut benar.
2 Teman-teman saya mengatakan bahwa saya 1 2 3 4
sering mempertanyakan hal-hal yang saya
lihat atau dengar.
3 Saya sering mempertanyakan hal-hal 1 2 3 4
yang saya lihat atau dengar.
41
4 Saya tidak suka membuat keputusan 1 2 3 4
dengan cepat.
5 Saya akan mempertimbangkan seluruh 1 2 3 4
informasi yang tersedia sebelum
membuat keputusan.
6 Menemukan informasi-informasi baru 1 2 3 4
adalah menyenangkan bagi saya.
7 Belajar sangat menyenangkan bagi 1 2 3 4
saya.
8 Saya tertarik pada apa yang menyebabkan 1 2 3 4
orang lain berperilaku dengan cara-cara
yang mereka lakukan.
9 Saya suka memahami alasan perilaku 1 2 3 4
orang lain.
10 Tindakan yang seseorang ambil dan 1 2 3 4
alasan dari tindakan tersebut adalah
menarik bagi saya.
11 Saya yakin pada kemampuan saya. 1 2 3 4
BAGIAN C:
Pilihlah salah satu kolom (kiri atau kanan) yang paling sesuai dan dominan dengan diri Anda
dengan member tanda (x) yang sudah disediakan.
42
8 Bertindak step by step dengan S3 N3 Bertindak dengan semangat tanpa
timeframe yang jelas. menggunakan timeframe.
9 Menarik kesimpulan dengan lama S4 N4 Menarik kesimpulan dengan cepat
dan hati-hati. sesuai naluri.
10 Konseptual N5 S5 Praktis
11 Subjektif F1 T1 Objektif
12 Yang penting tujuan tercapai. T2 F2 Yang penting situasi harmonis
terjaga.
13 Mengambil keputusan berdasar F3 T3 Mengambil keputusan berdasar
perasaan pribadi dan kondisi logika dan aturan main.
orang lain.
14 Menghargai seseorang karena T4 F4 Menghargai seseorang karena
skill dan faktor teknis. sifat dan perilakunya.
15 Mementingkan nilai-nilai personal F4 T4 Mementingkan sebab-akibat.
16 Spontan; fleksibel; tidak diikat P1 J1 Terencana; memiliki deadline
waktu jelas
17 Aturan, jadwal dan target akan J2 P2 Aturan, jadwal dan target sangat
sangat membantu dan mengikat dan membebani.
memperjelas tindakan.
18 Berpegang teguh pada pendirian. J3 P3 Pendirian masih bisa berubah
tergantung situasi nantinya.
19 Ketidakpastian itu seru, P4 J4 Ketidakpastian membuat bingung
menegangkan dan membuat hati dan meresahkan.
lebih senang.
20 Situasi last minute sangat J5 P5 Situasi last minute membuat
menyiksa, membuat stres dan bersemangat dan memunculkan
merupakan kesalahan. potensi atau ide.
43
CURRICULUM VITAE
I. PERSONAL DETAILS
Nickname : Fifah
Gender : Female
Religion : Islam
Permanent address : Jalan Suluh No. 100 Medan, Sumatera Utara 20222
Email : hafifah_nasution@yahoo.com
Nationality : Indonesia
Hobby : Reading
44
II. FORMAL EDUCATION
– English Conversation 3
CEED UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tax Brevat A-B (finished) 2010
45
IV. SEMINAR
V. WORKING EXPERIENCE
Sincerely yours,
Hafifah Nasution
46
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
KETERANGAN PERORANGAN
2. NUP 0600500048
7. Agama Islam
Peran
No. Judul (Jumlah Tahun Keterangan
Anggota)
Dipresentasikan di SNA
Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan
(Simposium Nasional
Pengungkapan Wajib Dan Sukarela Pada Perorangan
1 2001 Akuntansi) IV, Bandung,
Laporan Keuangan Perusahaan Publik Yang (0)
30-31 Agustus 2001
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta:
Peneliti Utama (0)
47
Dipresentasikan di SNA
Persepsi mahasiswa Akuntansi terhadap
(Simposium Nasional
2 etika penyusunan laporan : Fitriany Anggota (1) 2005
Akuntansi) VIII, Solo,
(Bersama Yulianti)
Agustus 2005
Dipresentasikan Di
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Accounting Conference
4 Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Anggota 2008
II, FEUI, Jakarta, Nov
PPAk” (Bersama Riani Nurainah LiSNAsari):
2008 Anggota (1)
Dipresentasikan Di SNA
Study Atas Pelaksanaan Metode PBL Dan (Simposium Nasional
Peneliti
5 Hubungannya Dengan Prestasi Belajar 2008 Akuntansi) XI, Pontianak,
Utama
Mahasiswa” (Bersama Dahlia Sari): Juli 2008 Peneliti Utama
(0)
48
Oktober 2010
Dipresentasikan Di Asian
Analysys Of Factors Influencing Interest Of
Peneliti Pacific Conference 22nd ,
11 Becoming Public Accountan: Fitriany, Dahlia, 2010
Utama Goldcoast Australia, 7-8
Arie Wibowo
November 2010
Dipresentasikan Di The
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
3rd International
Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada
Accounting Conference
14 Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Anggota 2010
And The 2nd Doctoral
Bursa Efek Indonesia (BEI): Rahman Soeryo
Colloquium, Bali. 27 – 28
Anindito, Fitriany
October 2010
Dipresentasikan Di The
The Impact Of Job Satisfaction On Turnover 3rd International
Intention: Comparison Between High And Peneliti Accounting Conference
15 2010
Low Performance Auditor: Fitriany, Agung Utama And The 2nd Doctoral
Nugroho Soedibyo Dan Arywati Colloquium, Bali. 27 – 28
October 2010
dan Fitriany
49
(Fitriany, Sidharta Utama, Dwi Martani,
Hilda Rossieta)
Dipresentasikan Di
Analysis Factors Affecting the Accounting Airlangga International
Students’ and Auditors’ Interest to join PPAk Accounting Conference,
and Become a Public Accountant Bali, 28 Juni 2012
Peneliti
19 2012
(bersama Alvi Syarifah, Aryawati, Arie Utama
Wibowo)
Fitriany
50
Jakarta, 29 Juni 2012
Hafifah Nasution
51