Professional Documents
Culture Documents
PROPOSAL
PROPOSAL
2. Topik/Tema LaporanPenelitian:
Tema : Auditing
Kualitas Audit(X1)
Manajemen Laba(X3)
Financal Leverage(X4)
Financial Distress (X5)
6. Biografi Penulis :
Nama Mahasiswa / NIM :
1. Ivon Reva P ( B16.451)
2. Lenny Putri P ( B16.461)
3. Richard Natanael G ( B16.481 )
Progdi /Jurusan : Strata 1 (S1) / Akuntansi
BAB 1
PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini difokuskan pada
permasalahan mengenai:
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
2. Manfaat praktis
d) Peneliti
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini bagi penelit dapat
menambah wawasan sebagai penerapan ilmu dan teori-teori yang telah
diperoleh selama studi dan membandingkannya dengan kenyataan yang ada
mengenai opini audit
BAB II
Tinjauan Pustaka dan Perumusan Hipotesis
A. Landasan Teori
1. Teori agensi
2. Opini Audit
Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit
atas laporan keuangan perusahaan dan merupakan informasi utama dari
laporan audit tersebut. Auditor sebagai pihak yang independen dalam
penilaian laporan keuangan ditugasi untuk memberikan opini atas laporan
keuangan itu sendiri. Opini yang diberikan merupakan pernyataan
kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha,
dan arus kas sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum (SPAP, 2004:
410.2). Opini audit tersebut dinyatakan dalam paragraf pendapat dalam
laporan audit. Terdapat lima jenis pendapat yang dapat diberikan auditor
(Mulyadi, 2002) yaitu:
3. Kualitas Audit
Menurut Liu dan Wang (1999), kualitas audit adalah probabilitas bahwa
auditor tidak akan melaporkan laporan audit dengan opini wajar tanpa
pengecualian untuk laporan keuangan yang mengandung kekeliruan
material.. Berdasarkan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) audit yang
dilaksanakan auditor dikatakan berkualitas baik, jika memenuhi ketentuan
atau standar pengauditan Kualitas audit yang baik akan menghasilkan
informasi yang sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan dalam
hal pengambilan keputusan.Penelitian Ekodkk (2006) menyatakan bahwa
penelitian penelitian sebelumnya yang menguji bagaimana pengaruh
kualitas audit terhadap keputusan going concern dilakukan antara lain oleh
Ruiz Barbadillo et. al. (2004) dan Vanstraelen (2002). Sedangkan di
Indonesia dilakukan oleh Arga Fajar (2007), Ridha Nova(2008), Mirna
Indira (2007) dan Eko dkk.(2006).
4. Kondisi Keuangan
Menurut Mckeown et. Al (1991), Kondisi keuangan perusahaan
menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan sesungguhnya. Dalam
penelitian Santosa dan Wedari (2007) Menyatakan bahwa semakin kondisi
perusahaan terganggu atau memburuk maka akan semakin besar
kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern. Sebaliknya
pada perusahaan yang tidak pernah mengalami kesulitan keuangan auditor
tidak pernah mengeluarkan opini audit going concern. Opini audit going
concern yang telah diterima audit pada tahun sebelumnya akan menjadi
faktor pertimbangan yang penting bagi auditor dalam mengeluarkan opini
audit going concern tahun berjalan jika kondisi keuangan audit tidak
menunjukkan tanda – tanda perbaikan atau tidak adanya rencana
manajemen yang dapat direalisasikan untuk memperbaiki kondisi
perusahaan.
5. Manajemen Laba
Menurut Linoputri (2010), Manajemen laba merupakan upaya
manajemen untuk mengatur laba demi untuk kepentingan manajemen yang
dilandasi oleh faktor-faktor tertentu. Aktivitas manajemen laba dapat
mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan yang kemudian dapat
mempengaruhi opini auditor yang diterima perusahaan. Pada dasarnya
praktik manajemen laba tidak menyalahi prinsip akuntansi berterima umum,
tetapi karena banyaknya praktik tersebut para investor sedikit ragu akan
informasi keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Praktik manajemen
laba biasanya dilakukan pada aspek-aspek yang fundamental, yaitu dengan
intervensi pada penyusunan laporan keuangan berdasar akuntansi akrual.
Usaha-usaha yang dilakukan manajemen dalam merekayasa laporan
keuangan sering menggambarkan bahwa perusahaan dalam kondisi tidak
baik sehingga auditor dapat mengeluarkan opini going concern.
C. Perumusan Hipotesis
1. Hubungan Kualitas Audit dan opini going concern
Kualitas audit digunakan untuk meningkatkan kredibilitas
keuangan pernyataan sehingga dapat mengurangi risiko informasi tidak
kredibel untuk pengguna laporan keuangan, terutama investor (Mgbame et
al., 2012). Kemampuan untuk memberikan sinyal ini berasal dari otoritas
auditor untuk mengakses informasi perusahaan dan kemampuan auditor
untuk menilai masalah going concern (O’Reilly, 2009). Francis dan Yu
(2009) berpendapat bahwa KAP Big 4 akan memberikan yang tinggi audit
kualitas yang mencerminkan kualitas auditor dalam memberi
jalanpendapat kepedulian. Oleh karena itu, hipotesis dapat dirumuskan
sebagaiberikut:
D. Model Penelitian
1. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana pengaruh
antara variabel independen berupa kualitas audit, kondisi keuangan
perusahaan,manajemen laba terhadap opini audit going concern.Kerangka
pemikiran yang diajukan adalah sebagai berikut:
E. QA
H1 (+)
AOGC
FS
F. H2 (-)
PM H3 (+)
Keterangan
QA: Quality Audit (Kualitas Audit)
FS: Financial Statement (Kondisi keuangan Perusahaan)
PM: Profit Manajemen (Manajemen Laba)
AOGC: Audit Opinion of Going Concern (Opini Audit Going Concern)
BAB III
PENUTUPAN
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis variable, yaitu variable dependen
dan variable independen. Penelitian ini menggunakan opini audit going
concern sebagai variable dependen. Sedangkan variable independen
adalah kualitas audit, kondisi keuangan, manajemen laba.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah auditee manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2008-2010.
Sektor manufaktur dipilih untuk menghindari adanya industrial
effect yaitu risiko industri yang berbeda
antar suatu sektor industri yang satu dengan yang lain
(Setyarno,dkk., 2006).
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metode purposive
sampling, dengan kriteria sebagai berikut :
1. Auditee sudah terdaftar di BEI sebelum 1 Januari 2008.
2. Auditee tidak keluar (delisting) dari BEI selama periode
penelitian (2008-2010)
3. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor
independen untuk yang berakhir 31 Desember selama periode tahun
2008-2010.
4. Mengalami laba bersih setelah pajak yang negatif pada periode
laporan keuangan selama periode pengamatan (tahun 2008 - 2010).
5. Perusahaan mengungkapkan informasi tentang dewan komisaris
dan komisaris independen.
+𝑛
Keterangan :
𝐿𝑛 GC/(1-GC) = Dummy Variabel opini audit (kategori 1 untuk
auditte dengan opini audit going concern dan 0
untuk auditte dengan opini audit non going concern)
𝛼 = Konstanta
ADTR = Kualitas audit (variabel dummy, 1 jika auditor
terafiliasi dengan big 4, 0 jika bukan auditor non big 4)
RAM = Kondisi keuangan perusahaan yang diproksikan
dengan menggunakan model revised Altman.
ML = Manjemen laba
Man = Kepemilikan manajerial (proporsi saham biasa yang
dimiliki oleh anggota dewan direksi)
Inst = Kepemilikan institusional (Prosentase jumlah saham
yang dimiliki institusi dari seluruh modal saham yang
beredar)
IND = presentase komisaris independen dalam dewan
komisaris
+𝑛
Keterangan :
𝐿𝑛 GC/(1-GC) = Dummy Variabel opini audit (kategori 1 untuk
auditte dengan opini audit going concern dan 0
untuk auditte dengan opini audit non going concern)
𝛼 = Konstanta
ADTR = Kualitas audit (variabel dummy, 1 jika auditor
terafiliasi dengan big 4, 0 jika bukan auditor non big 4)
RAM = Kondisi keuangan perusahaan yang diproksikan
dengan menggunakan model revised Altman.
ML = Manjemen laba
Man = Kepemilikan manajerial (proporsi saham biasa yang
dimiliki oleh anggota dewan direksi)
Inst = Kepemilikan institusional (Prosentase jumlah saham
yang dimiliki institusi dari seluruh modal saham yang
beredar)
IND = presentase komisaris independen dalam dewan
komisaris
2. Pengujian Hipotesis Penelitian
a. Menilai kelayakan model regresi
Kelayakan model regresi ini dinilai dengan menggunakan Hosmer
and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Model ini menguji
hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan model (tidak ada
perbedaan antara model dengan data sehingga model ini dapat
dikatakan fit). Adapun hasilnya jika (Ghozali,2013) :
1. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak. Hal ini
menandakan ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai
observasinya sehingga Goodness of Fit model tidak baik karena model
tidak dapat memprediksi nilai observasinya.
2. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
lebih besar dari 0,05, maka hipotesis tidak dapat ditolak dan berarti
model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan
model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya
DAFTAR PUSAKA
Anna, 2012. Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Ukuran
Perusahaan, Dan Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini
Going Concern (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat di
Bursa Efek Indonesia). Skripsi S1. Padang: Universitas Andalas.
Januarti, Indira dan Ella Fitrianasari. 2008. Analisis Rasio Keuangan dan Rasio
Non keuangan yang Memengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini
Audit Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEJ 2000-2005). Jurnal MAKSI. Vol. 8,
No.1: 43-58.
Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt
Default, dan Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini Going
Concern. Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi X.
Makassar: 26-28 Juli.
Santosa, Arga Fajar dan Linda Kusumaning Wedari. 2007. Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi kecendrungan Penerimaan Opini Audit Going
Concer. JAAI Vol.11. No.2. 141-158.
Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti, dan Faisal. 2006. Penaruh Kualitas Audit,
Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya,
Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern. Makalah
disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang: 23-26
Agustus.
Teoh, S.H, dan T.J.Wong. 1993. Perceived Auditor Quality and The Earnings
response Coefficient. The Accounting review. pp 346-366