Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
BRIAN RAMADHAN
D0212027
Disusun Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret
Brian Ramadhan
Tanti Hermawati
Abstract
The existence of smartphones, with no doubt, has transformed into one of the main
human needs today. Through its features, smartphones can support various human
activities. With the many types and brands of smartphones on the market, individuals
certainly have things to consider before buying a smartphone. The source of
consideration can also come from anywhere, it can come from yourself, from others,
or from the media, especially with the ease of access to information at this time. The
purpose of this study was to determine the effect of social comparison, reference
groups, and media exposure to smartphone buying interest.
The data used in this study are primary data collected from the results of
distributing questionnaires to 75 students of the FISIP UNS Communication Studies
Program. With the sampling technique using the proportioned stratified random
sampling technique. The method of data analysis uses multiple linear regression
methods.
From the results of this study, it can be seen that social comparison has no
effect on buying interest (sig. 0.105), while the reference group is declared to have an
influence on buying interest (sig. 0,000), and media exposure variables also have an
influence on buying interest (sig. 0,000). Simultaneously, social comparisons,
reference groups, and media exposure are stated to have an influence on buying
interest (sig. 0,000). From the results of this study it can also be seen that 85.8% of
interest in buying interest can be explained by this regression model, while the
remaining 14.2% is explained by other variables outside of this study.
Keywords: smartphone, social comparison, reference group, media exposure, buying
interest.
Pendahuluan
Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh antara perbandingan sosial terhadap minat beli smartphone
pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Angkatan 2016 -
2018?
2. Apakah ada pengaruh antara kelompok acuan terhadap minat beli smartphone pada
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Angkatan 2016 - 2018?
3. Apakah ada pengaruh antara terpaan tayangan konten product review di YouTube
terhadap minat beli smartphone pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas
Sebelas Maret Angkatan 2016 - 2018?
Landasan Teori
1. Komunikasi
Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu
communicatus yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Kata sifatnya
communis yang bermakna umum atau bersama-sama. Dengan demikian komunikasi
menurut Lexicographer (ahli kamus bahasa), menunjuk pada suatu upaya yang
bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan (Fajar, 2009:31).
Menurut Trenholm dan Jensen (dalam Fajar, 2009: 31), komunikasi merupakan
suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam
saluran. Suatu proses yang mentransmisikan pesan kepada penerima pesan melalui
berbagai media yang dilakukan oleh komunikator adalah suatu tindakan komunikasi.
Sebagai sebuah proses, Effendy (2003: 60), mengartikan komunikasi adalah
proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai pikiran dan
perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan, dan sebagai panduan
yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka
maupun tidak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan atau
perilaku.
2. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang berlangsuung dalam diri
kita, ia meliputi kegiatan berbicara kepada diri sendiri dan kegiatan-kegiatan
mengamati dan memberikan makna (intelektual dan emosional) kepada lingkungan
kita (Effendy, 1993: 58).
3. Komunikasi Interpersonal
Burgon dan Huffner (2002: 24) yang menyatakan bahwa komunikasi
interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan
umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media. Pengertian ini
dianggap lebih fleksibel dimana sesuai dengan perkembangan teknologi komunikasi,
media komunikasi punya andil besar dalam proses komunikasi interpersonal saat ini.
Rakhmat (2013: 127), mengatakan bahwa ada tiga faktor yang bisa
menumbuhkan hubungan interpersonal, yakni rasa percaya (trust), sikap suportif, dan
sikap terbuka.
4. Komunikasi Massa
Liliweri (2011: 3) menjelaskan bahwa komunikasi massa adalah bentuk
komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator
dan komunikan secara masal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh
(terpencar), sangat heterogen dan meninggalkan efek tertentu.
5. Media Baru (New Media)
Perkembangan teknologi telah melahirkan teknologi komunikasi baru yang
kerap disebut new media. Meminjam pendekatan yang dipakai oleh Sonia Livingstone,
istilah “new” di sini lebih dipahami sebagai apa yang baru bagi masyarakat, yakni
dalam konteks sosial dan kultur, bukan dengan semata-mata memahaminya hanya
sebagai sebuah piranti atau artefak di mana lebih berkaitan dengan konteks teknologi
itu sendiri (Flew, 2008: 5).
6. Teori Perbandingan Sosial
Teori perbandingan sosial dikembangkan oleh Festinger (1954). Festinger
menyatakan (dalam Sarwono 2003: 170) bahwa setiap orang mempunyai dorongan
(drive) untuk menilai pendapat dan kemampuannya sendiri dengan cara
membandingkannya dengan pendapat atau kemampuan orang lain. Dengan cara itulah
orang bisa mengetahui bahwa pendapatnya benar atau tidak dan seberapa jauh
kemampuan yang dimilikinya.
Festinger (dalam Myers dan Crowther, 2009: 687), menyatakan bahwa
perbandingan sosial dibagi ke dalam dua tipe, yaitu:
a. Upward comparison atau perbandingan ke atas, yaitu ketika individu
membandingkan dirinya dengan orang lain yang mereka percaya lebih baik
daripada dirinya.
b. Downward comparison atau perbandingan ke bawah, yaitu ketika individu
membandingkan dirinya ddengan orang lain yang mereka percaya lebih
buruk daripada dirinya.
7. Teori Kelompok Acuan
Dalam menentukan suatu produk yang akan dibeli, seorang konsumen dapat
dipengaruhi oleh berbagai hal seperti harga, brand, iklan, dan lain-lain. Namun,
seorang konsumen bisa juga dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnya yang dinamai
kelompok acuan.
Kelompok acuan atau yang bisa juga disebut kelompok referensi adalah
seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku
seseorang (Sumarwan, 2003: 250).
Sumarwan (2003: 307), menyatakan bahwa ada tiga pengaruh kelompok acuan
terhadap seorang konsumen, yaitu pengaruh normatif, pengaruh ekspresi nilai, dan
pengaruh informatif.
8. Terpaan Media
Menurut Shore (dalam Kriyantono, 2006: 26), terpaan media tidak hanya
menyangkut apakah seseorang secara fisik cukup dekat dengan kehadiran media massa,
tetapi apakah seseorang itu benar-benar terbuka terhadap pesan-pesan media tersebut.
Menurut Rakhmat (2013: 66) terpaan media adalah banyaknya informasi yangn
diperoleh melalui media, yang meliputi frekuensi, atensi, dan durasi penggunaan pada
setiap jenis media yang digunakan.
9. Minat Beli
Minat beli merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek
yang menunjukan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian (Kotler, 2002: 15).
Menurut Ferdinand (2002: 129), minat beli dapat diidentifikasi melalui
indikator-indikator sebagai berikut:
a. Minat traksaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk merefrensikan
produk kepada orang lain.
c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang
yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Prefrensi ini hanya
dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.
d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu
mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari
informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
Metodologi
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan data yang
dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan
dengan menggunakan korelasi product moment pearson. Sebuah item dikatakan valid
jika r-hitung > r-tabel.
2. Uji Reliabilitas
Ujian reliabilitas berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap
instrumen. Suatu instrumen memiliki tingkat kepercayaan tinggi (konsistensi) jika hasil
dari pengujian menunjukkan hasil yang tetap. Uji reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan teknik Alpha Cronbach. Sebuah instrumen dinyatakan reliabel atau
handal jika koefisien Alpha Cronbach > 0,6 (Sugiyono, 2009), berikut adalah hasil uji
reliabilitas dalam penelitian ini:
Variabel Alpha Limit of Alpha Keterangan
Cronbach Cronbach
Perbandingan Sosial 0,732 0,60 Reliabel
Kelompok Acuan 0,814 0,60 Reliabel
Terpaan Tayangan 0,840 0,60 Reliabel
Minat Beli 0,739 0,60 Reliabel
Descriptive Statistics
N Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Perbandingan 75 -.312 .277 -.531 .548
Sosial
Kelompok 75 -.313 .277 -.696 .548
Acuan
Terpaan Media 75 -.421 .277 -.532 .548
Minat Beli 75 -.466 .277 -.594 .548
Valid N 75
(listwise)
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear kesalahan pengganggu (e) memiliki varians yang sama atau tidak dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain.
Untuk menguji heteroskedastisitas dapat diketahui dari nilai signifikan korelasi
Rank Spearman antara masing-masing variabel independen dengan residualnya. Jika
nilai signifikansi lebih besar dari α (5%), maka tidak terdapat heteroskedastisitas, dan
sebaliknya apabila nilai signifikansi lebih besar dari α (5%), maka dikatakan terjadi
heteroskedastisitas.
5. Uji Linearitas
Uji linearitas dipergunakan untuk melihat apakah model yang sudah dibuat
pada penelitian ini memiliki hubungan yang linear. Uji linearitas dilakukan melalui
analisis grafik scatter plot yang diuji secara satu per satu yang bertujuan untuk melihat
linearitas hubungan masing-masing variabel X terhadap variabel Y. Analisis pengujian
linearitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Berdasarkan output grafik scatter plot, dari ketiganya terlihat titik-titik plot data
membentuk pola garis lurus dari kiri bawah naik ke kanan atas. Hal ini menunjukkan
adanya hubungan yang linear dan positif antara masing-masing variabel independen
(perbandingan sosial, kelompok acuan, dan terpaan media) terhadap variabel dependen
(minat beli) yang ada di dalam penelitian ini.
Berdasarkan analisis grafik scatter plot di atas, dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang linear antara masing-masing variabel independen
(perbandingan sosial, kelompok acuan, dan terpaan media) terhadap variabel dependen
(minat beli) yang ada di dalam penelitian ini. Maka asumsi linearitas untuk model
regresi dalam penelitian ini sudah terpenuhi.
6. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi interkorelasi
(hubungan yang kuat) antar variabel independen. Uji multikolinearitas akan dilakukan
dengan melihat nilai tolerance dan VIF (variance inflation factor). Jika nilai tolerance
> 0,10 dan VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas
pada penelitian tersebut. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel di atas menunjukkan nilai toleransi dan VIF dari ketiga variabel
independen. Nilai tolerance dari variabel perbandingan sosial, kelompok acuan,
terpaan media berturut-turut adalah 0,208, 0,143, dan 0,224. Hal ini menunjukkan
keempat variabel tersebut memenuhi persyaratan nilai tolerance > 0,10. Berikutnya
adalah nilai VIF dari variabel perbandingan sosial, kelompok acuan, dan terpaan media
secara berturut-turut adalah 4,803, 7,003, dan 4,462. Hal ini menunjukkan keempat
variabel memenuhi persyaratan nila VIF < 10.
Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas sehingga memenuhi syarat untuk kemudian dianalisis dengan
menggunakan model regresi linear.
7. Uji t
Uji t-statistik dilakukan untuk menyelidiki lebih lanjut diantara variabel
perbandingan sosial, kelompok acuan, terpaan media, manakah variabel yang
berpengaruh signifikan terhadap minat beli. Dasar pengambilan keputusan uji t parsial
dapat dilihat berdasarkan nilai t-hitung dengan t-tabel dan berdasarkan nilai
signifikansi variabel. Sebuah variabel independen (X) dikatakan berpengaruh secara
parsial terhadap variabel dependen (Y) apabila t-hitung > t-tabel dan memiliki nilai
signifikansi < 0,05. Berikut adalah hasil uji t-statistik:
9. Koefisien Determinasi
Tingkat ketepatan suatu garis regresi dapat diketahui dari besar kecilnya
koefisien determinasi atau koefisien R2. Nilai R2 dalam analisis regresi dapat
dipergunakan sebagai ukuran untuk menyatakan kecocokan garis regresi yang
diperoleh. Koefisien determinasi juga memiliki kemampuan untuk mengukur besar
proporsi dari jumlah ragam variabel dependen (Y) yang diterangkan oleh model
regresi. Berikut adalah output uji regresi linear berganda yang diperoleh:
Berdasarkan output di atas diketahui nilai R2 sebesar 0,864, hal ini
mengandung arti bahwa pengaruh variabel perbandingan sosial, kelompok acuan, dan
terpaan media secara simultan terhadap variabel minat beli adalah sebesar 86,4%,
sedangkan sisanya sebesar 13,6% dijelaskan variabel lain di luar penelitian ini.
Kesimpulan