Professional Documents
Culture Documents
20 35 2 PB PDF
20 35 2 PB PDF
Studi Kasus: Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Gastroenteritis Dehidrasi Sedang
(Case Study: Nursing Care In Children With Gastroenteritis Moderate Dehydration)
Rahayu Sari Utami 1), Dewi Wulandari 2)
Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo
hani_wulan84@yahoo.co.id
Abstract: Gastroenteritis or diarrhea is the second leading caused of child deaths in the world
with 15 million children died every year. SKRT showed that diarrhea is a major caused of infant
mortality in Indonesia. Data Sukoharjo District Health Office showed the number of patients with
gastroenteritis in 2012 as many as 31 716 inhabitants (3.7%), whereas in 2013 increased to 35
498 inhabitants (4.11%). The purpose of this study to determine the nursing care in children with
gastroenteritis moderate dehydration. This study was a qualitative case study design using the
nursing process approach. The population in this study were children who had diarrhea with
moderate dehydration. The sample was An. A. The sampling technique used purposive
sampling. The study was done at the regional public hospital of Sukoharjo on February 2014.
Data was collected through interviews, observation, and documentation. The research
instrument was a researcher herself with tools sphygmomanometer, stethoscope, thermometer,
penlight, and assessment guidelines. The assesment showed An.A vomited one time,
temperature 38,20C, 1.2 kg weight loss, poor skin turgor, leukocytes 17,200 uL, fluid balance -
111.7 cc. There are 3 nursing problems, they were fluid volume deficit, hyperthermia, and
infection. After two-days nursing care obtained improved development issues.
Conclusion, the main nursing problem of An. A with gastroenteritis moderate dehydration was
fluid volume deficit.
Keywords: nursing care, children, gastroenteritis, moderate dehydration
Abstrak: Gastroenteritis atau diare merupakan penyebab kedua kematian anak di dunia
dengan 15 juta anak meninggal setiap tahunnya.. Survei Kesehatan Ruma h Tangga
menunjukkan bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Data
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo menunjukkan jumlah penderita gastroenteritis pada
tahun 2012 sebanyak 31.716 penduduk (3,7%), sedangkan tahun 2013 mengalami kenaikan
menjadi 35.498 penduduk (4,11%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui asuhan
keperawatan pada anak dengan gastroenteritis dehidrasi sedang. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Populasi dalam penelitian ini adalah anak yang mengalami diare dengan
dehidrasi sedang. Sampelnya adalah An. A. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Penelitian dilakukan di RSUD Sukoharjo pada bulan Februari 2014. Pengumpulan
data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Instrumen penelitian
adalah peneliti sendiri dengan alat bantu sphygmomanometer, stetoskop, termometer, penlight,
serta pedoman pengkajian. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan didapatkan data adanya
muntah 1 kali, suhu 38,20C, berat badan turun 1,2 kg, turgor kulit jelek, leukosit 17.200 uL,
balance cairan -111,7 cc. Terdapat 3 masalah keperawatan, yaitu defisit volume cairan,
hipertermi, dan infeksi. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama dua hari didapatkan
perkembangan masalah membaik.Kesimpulannya, masalah keperawatan utama pada An. A
dengan gastroenteritis dehidrasi sedang adalah defisit volume cairan.
Kata Kunci: asuhan keperawatan, anak, gastroenteritis, dehidrasi sedang
menjadi penyebab utama kematian balita di serentak dalam anggota keluarga dan kontak
Indonesia. Penyebab utama kematian karena dekat).
diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat Diare akut lebih sering terjadi pada bayi
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, daripada anak yang lebih besar. Penyebab
2011). Berdasarkan data dari Dinas terpenting diare cair akut pada anak-anak di
Kesehatan Kabupaten Sukoharjo (2012), negara berkembang adalah rotavirus,
jumlah penderita gastroenteritis pada tahun Escherichia coli enterotoksigenik, Shigella,
2012 adalah 31.716 penduduk atau 3,7%, Campylobacter jejuni dan Cryptosporidium
sedangkan pada tahun 2013 mengalami (Kemenkes RI , 2011). Penyakit diare akut
kenaikan 1,4% menjadi 4,11% dengan jumlah dapat ditularkan dengan cara fekal-oral
penderita 35.498 penduduk. Data hasil studi melalui makanan dan minuman yang
pendahuluan di Rumah Sakit Daerah tercemar. Peluang untuk mengalami diare
Sukoharjo pada tahun 2013 menunjukkan akut antara anak laki-laki dan perempuan
penderita gastroenteritis mencapai 845 orang. hampir sama. Diare cair akut menyebabkan
Berdasarkan latar belakang di atas, dehidrasi dan bila masukan makanan
masalah ini dianggap menarik, perlu dan berkurang, juga mengakibatkan kurang gizi,
penting untuk diteliti. Adapun tujuan dari bahkan kematian yang disebabkan oleh
penelitian ini adalah untuk mengetahui dehidrasi.
asuhan keperawatan pada An. A dengan Penyebab gastroenteritis antara lain
gangguan sistem pencernaan: gastroenteritis infeksi, malabsorbsi, makanan dan psikologis
dehidrasi sedang, meliputi tahap pengkajian (Dewi, 2010). Penelitian yang dilakukan
hingga evaluasi keperawatan. Oktania Kusumawati, Heryanto Adi Nugroho,
Diare menurut Wijayaningsih (2013) Rodhi Hartono (2010) menunjukkan terdapat
dapat diartikan sebagai suatu kondisi buang hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan
air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 Sehat (PHBS) dengan kejadian diare dengan
kali sehari dengan konsistensi tinja yang p value 0,025
encer dapat disertai atau tanpa disertai darah Penanganan pada penderita diare
atau lendir sebagai akibat dari terjadinya adalah:
proses inflamasi pada lambung dan usus. 1. Penanganan fokus pada penyebab
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran 2. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan
tinja yang tidak normal atau tidak seperti rumatan)
biasanya, ditandai dengan peningkatan 3. Dietetik (pemberian makanan)
volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari 4. Pada bayi, pemberian ASI diteruskan
3 kali sehari dan pada neonatus 4 kali sehari jika penyebab bukan dari ASI.
dengan atau tanpa lendir darah (Hidayat, (Suriadi dan Yuliani, 2010)
2006).
Menurut Sodikin (2011), secara klinik II. METODE PENELITIAN
diare dibedakan menjadi tiga macam Penelitian ini merupakan penelitian
sindrom, yaitu diare akut (gastroenteritis), kualitatif dengan rancangan studi kasus
disentri, dan disentri persisten. Masing- menggunakan pendekatan proses
masing mencerminkan patogenesis berbeda keperawatan. Populasi dalam penelitian ini
dan memerlukan pendekatan yang berlainan adalah anak yang mengalami diare dengan
dalam pengobatannya. dehidrasi sedang. Sampelnya adalah An. A.
Diare akut ialah diare yang terjadi Teknik sampling yang digunakan adalah
secara mendadak pada bayi dan anak yang purposive sampling. Penelitian dilakukan di
sebelumnya sehat (Noerasid, Suraatmadja & RSUD Sukoharjo (bangsal Anggrek) pada
Asnil, dikutip Suharyono, Boediarso & bulan Februari 2014. Pengumpulan data
Halimun, 1998). Menurut Watson, dikutip dilakukan dengan wawancara, observasi, dan
Jones & Irving (1996); Behrman, Kliegman, & studi dokumentasi. Instrumen penelitian
Arvin (1996) diare berlangsung kurang dari 14 adalah peneliti sendiri dengan alat bantu
hari (bahkan kebanyakan kurang dari tujuh sphygmomanometer, stetoskop, termometer,
hari) dengan disertai pengeluaran feses lunak penlight, serta pedoman pengkajian.
atau cair, sering tanpa darah, mungkin Pendekatan proses keperawatan yang
disertai muntah dan panas (kemenkes RI, dilakukan peneliti meliputi tahapan sebagai
2011). Diare akut (berlangsung kurang dari berikut:
tiga minggu), penyebabnya infeksi dan bukti 1. Pengkajian
penyebabnya harus dicari (perjalanan ke luar Peneliti melakukan pengumpulan data,
negeri, memakan makanan mentah, diare baik bersumber dari responden/pasien,
suhu, beri kompres hangat, lakukan anak memakan makanan atau air
water tepid sponge, berikan pakaian kontaminasi, atau mengalami infeksi di
tipis, berikan minum 1000-2000cc/hari, tempat lain (misalnya pernafasan, infeksi
beri penjelasan keluarga tentang fungsi saluran kemih) dapat mengakibatkan
banyak minum, kolaborasi pemberian diare (Sodikin, 2011).
paracetamol. Dari data pengkajian pola eliminasi
Tujuan keperawatan untuk masalah BAB, keluarga mengatakan sebelum dan
infeksi adalah setelah dilakukan tindakan selama sakit BAB An. A tidak ada
keperawatan selama 3x24 jam, masalah perubahan terkadang 1 kali atau 2 kali
teratasi dengan kriteria hasil: keluarga sehari, dengan karakteristik lembek,
mengatakan panas An. A menurun; S= warna kuning kecoklatan,tidak diare dan
36-37,5oC; kulit teraba hangat; leukosit tidak konstipasi, bau khas feses.
5000-10000 uL. Intervensi keperawatan Sedangkan pada pemeriksaan abdomen
masalah infeksi adalah kaji peningkatan bising usus 8 x/menit, tidak ada nyeri
suhu, beri kompres hangat, lakukan tekan, perkusi tympani. Hal ini tidak
water tepid sponge, beri pakaian tipis, sesuai dengan teori menurut
beri minum 1000-2000cc, kolaborasi Wijayaningsih (2013), bahwa tanda
pemberian bubur lunak. gejala diare adalah sering buang air
4. Implementasi keperawatan besar dengan konsistensi tinja cair atau
Tindakan yang dilakukan pada encer, kadang disertai darah dan lender.
tanggal 25-26 Februari 2014 sesuai Data pemeriksaan fisik
dengan rencana tindakan yang telah menunjukkan data keadaan umum
disusun untuk masing-masing masalah pasien sedang, An. A rewel, turgor kulit
keperawatan. jelek, dengan mulut/ mukosa bibir kering,
5. Evaluasi nadi 136 x/menit. Menurut Wijayaningsih
Setelah dilakukan asuhan (2013), berdasarkan Skor Mavrice King:
keperawatan selama dua hari didapatkan penilaian derajat dehidrasi An. A rewel
tiga masalah keperawatan yang muncul bernilai 1, turgor kulit jelek/ kekenyalan
teratasi karena telah tercapai kriteria kulit sedikit kurang bernilai 1, mulut/
hasilnya. mukosa bibir kering bernilai 1, nadi 136
x/menit bernilai 1, nilai derajat dehidrasi
IV. PEMBAHASAN pada An. A adalah 4 menunjukkan
Peneliti akan melakukan pembahasan untuk derajat sedang (3-6). Sehingga antara
masing-masing tahapan yang telah dilalui. teori dan kenyataan tidak ada
1. Pengkajian kesenjangan dalam memberikan
Tahap pengumpulan data dasar penilaian derajat dehidrasi.
meliputi pengumpulan data subjektif dan Berikut tabel penilaian derajat
objektif. Pengumpulan data subjektif dehidrasi menurut Mavrice King:
meliputi identitas pasien dan Tabel 1. Penilaian derajat dehidrasi
penanggungjawab; riwayat kesehatan Bagian Nilai untuk gejala yang
sekarang, dahulu, keluarga dan sosial; tubuh yang ditemukan
sebelas pola fungsional menurut Gordon; diperiksa 0 1 2
serta pemeriksaan fisik head to toe. Keadaan Seh Gelisah, Mengiga
Dari status pasien didapatkan umur umum at cengeng, u, koma,
anak 1 tahun. Hal ini sesuai dengan teori apatis, atau syok
menurut Howidi (2012) bahwa secara ngantuk
global setiap tahun diperkirakan dua juta Kekenyala Nor Sedikit Sangat
kasus gastroenteritis yang terjadi di n kulit mal kurang kurang
kalangan anak berumur kurang dari lima Mata Nor Sedikit Sangat
tahun. Walaupun penyakit ini seharusnya mal cekung cekung
dapat diturunkan dengan pencegahan, Ubun-ubun Nor Sedikit Sangat
namun penyakit ini tetap menyerang besar mal cekung cekung
anak terutama yang berumur kurang dari Mulut Nor Kering Kering &
dua tahun. mal sianosis
Penulis tidak melakukan pengkajian Denyut Kuat Sedang Lemas
data riwayat penyakit yang pernah nadi/ mata <120 (120- >40
dialami An. A. Hal ini penting dilakukan 140)
karena sesuai dengan teori bahwa jika Sumber: Wijayaningsih, 2013
ini tidak sesuai dengan teori NANDA lokal yaitu rubor atau kemerahan, kalor
(2012), karena pada anak dengan atau panas, dolor atau nyeri, tumor atau
gastroenteritis tidak mengalami bengkak, fungsio laesa atau perubahan
peningkatan laju metabolisme yang fungsi. Bila inflamasi menjadi sistemik
signifikan. Hal ini sesuai dengan teori timbul tanda lain selain demam,
menurut Syaifuddin (2006), bahwa leukositas, malaise, anoreksia, mual,
kecepatan metabolisme bergantung muntah, pembesaran kelenjar limfe
pada kegiatan seseorang, ketegangan (Perry dan Potter, 2005). Sehingga
saraf juga merupakan faktor penting penulis tetap menegakkan diagnosa
yang mempengaruhi pernafasan dan infeksi berhubungan dengan
kerja jantung. Adapun beberapa penyakit mikroorganisme yang menembus
kelainan kelenjar tiroid, kelenjar tiroid gastrointestinal.
yang berlebihan menaikkan kecepatan Dalam penetapan diagnosa
metabolisme, misalnya penyakit keperawatan menurut NANDA (2012)
hipertiroidisme. Pembenaran di masalah etiologi yang digunakan penulis tidak
ini seharusnya etiologi masalah tetap, namun untuk batasan karakteristik
hipertermi pada An. A adalah penyakit sudah sesuai.
dan dehidrasi. Hal ini sesuai dengan 3. Intervensi Keperawatan
pemeriksaan pada An. A dengan hasil Pada tahap intervensi keperawatan,
laboratorium menunjukkan leukosit dilakukan penyusunan prioritas masalah
meningkat dan hasil penilaian dehidrasi keperawatan. Dengan menentukan
menunjukkan dehidrasi sedang. diagnosis keperawatan, maka dapat
Data yang digunakan untuk diketahui diagnosis mana yang akan
menegakkan diagnosa infeksi adalah dilakukan atau diatasi pertama kali atau
data subjektif keluarga mengatakan An. yang segera dilakukan (Hidayat, 2008).
A panas 1 hari yang lalu. Data objektif Penulis menetapkan diagnosa
o
pemeriksaan tanda vital S= 38,2 C; utama adalah defisit volume cairan. Hal
pemeriksaan fisik kulit teraba hangat; ini sesuai dengan teori menurut Asmadi
dan data penunjang leukosit 17.200 uL. (2008), bahwa penentuan prioritas
Penulis menetapkan masalah infeksi hal berdasarkan kebutuhan dasar menurut
ini tidak sesuai dengan teori menurut Maslow yaitu pertama kebutuhan
NANDA (2012), bahwa faktor risiko fisiologis meliputi oksigen, cairan, nutrisi,
infeksi terdiri dari penyakit kronis, eliminasi, istirahat, tidur, terbebas dari
penekanan sistem imun, nyeri, pengaturan suhu tubuh, seksual,
ketidakadekuatan imunitas dapatan, dan lain sebagainya. Apabila kebutuhan
pertahanan primer tidak adekuat, fisiologis ini sudah terpenuhi, maka
pertahanan lapis kedua yang tidak seseorang akan berusaha untuk
memadai, peningkatan pemajanan memenuhi kebutuhan lain yang lebih
lingkungan terhadap patogen, tinggi dan begitu seterusnya.
pengetahuan yang kurang untuk Intervensi yang penulis susun harus
menghindari pajanan patogen, prosedur sesuai dengan 4 tipe instruksi perawatan
invasif, malnutrisi, agens farmasi, pecah atau bisa disebut dengan ONEC:
ketuban, kerusakan jaringan, trauma. observation/ tipe diagnostik; tipe ini
Penulis menetapkan diagnosa menilai kemungkinan pasien ke arah
infeksi berhubungan dengan peradangan pencapaian kriteria hasil dengan
pada lambung dan usus. Diagnosa dan observasi secara langsung. Nursing
etiologi ini tidak sesuai dengan NANDA Treathment/ tipe terapeutik;
(2012) dan Sodikin (2011). Diagnosa menggambarkan tindakan yang
yang tepat menurut Sodikin (2011) dilakukan oleh perawat secara langsung
adalah risiko tinggi infeksi berhubungan untuk mengurangi, memperbaiki dan
dengan mikroorganisme yang mencegah kemungkinan masalah.
menembus gastrointestinal. Namun data Education/ tipe penyuluhan; digunakan
yang dijumpai pada An. A sudah untuk meningkatkan perawatan diri
menunjukkan tanda dan gejala infeksi pasien dengan membantu pasien untuk
yaitu kalor yang ditunjukkan dengan memperoleh tingkah laku individu yang
peningkatan suhu dan kulit teraba mempermudah pemecahan masalah.
hangat, hal ini sesuai dengan teori Colaboration/ tipe rujukan;
Mubarak (2007) bahwa tanda infeksi menggambarkan peran perawat sebagai