You are on page 1of 9

IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 - Januari 2015

Studi Kasus: Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Gastroenteritis Dehidrasi Sedang
(Case Study: Nursing Care In Children With Gastroenteritis Moderate Dehydration)
Rahayu Sari Utami 1), Dewi Wulandari 2)
Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo
hani_wulan84@yahoo.co.id

Abstract: Gastroenteritis or diarrhea is the second leading caused of child deaths in the world
with 15 million children died every year. SKRT showed that diarrhea is a major caused of infant
mortality in Indonesia. Data Sukoharjo District Health Office showed the number of patients with
gastroenteritis in 2012 as many as 31 716 inhabitants (3.7%), whereas in 2013 increased to 35
498 inhabitants (4.11%). The purpose of this study to determine the nursing care in children with
gastroenteritis moderate dehydration. This study was a qualitative case study design using the
nursing process approach. The population in this study were children who had diarrhea with
moderate dehydration. The sample was An. A. The sampling technique used purposive
sampling. The study was done at the regional public hospital of Sukoharjo on February 2014.
Data was collected through interviews, observation, and documentation. The research
instrument was a researcher herself with tools sphygmomanometer, stethoscope, thermometer,
penlight, and assessment guidelines. The assesment showed An.A vomited one time,
temperature 38,20C, 1.2 kg weight loss, poor skin turgor, leukocytes 17,200 uL, fluid balance -
111.7 cc. There are 3 nursing problems, they were fluid volume deficit, hyperthermia, and
infection. After two-days nursing care obtained improved development issues.
Conclusion, the main nursing problem of An. A with gastroenteritis moderate dehydration was
fluid volume deficit.
Keywords: nursing care, children, gastroenteritis, moderate dehydration

Abstrak: Gastroenteritis atau diare merupakan penyebab kedua kematian anak di dunia
dengan 15 juta anak meninggal setiap tahunnya.. Survei Kesehatan Ruma h Tangga
menunjukkan bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Data
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo menunjukkan jumlah penderita gastroenteritis pada
tahun 2012 sebanyak 31.716 penduduk (3,7%), sedangkan tahun 2013 mengalami kenaikan
menjadi 35.498 penduduk (4,11%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui asuhan
keperawatan pada anak dengan gastroenteritis dehidrasi sedang. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Populasi dalam penelitian ini adalah anak yang mengalami diare dengan
dehidrasi sedang. Sampelnya adalah An. A. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Penelitian dilakukan di RSUD Sukoharjo pada bulan Februari 2014. Pengumpulan
data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Instrumen penelitian
adalah peneliti sendiri dengan alat bantu sphygmomanometer, stetoskop, termometer, penlight,
serta pedoman pengkajian. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan didapatkan data adanya
muntah 1 kali, suhu 38,20C, berat badan turun 1,2 kg, turgor kulit jelek, leukosit 17.200 uL,
balance cairan -111,7 cc. Terdapat 3 masalah keperawatan, yaitu defisit volume cairan,
hipertermi, dan infeksi. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama dua hari didapatkan
perkembangan masalah membaik.Kesimpulannya, masalah keperawatan utama pada An. A
dengan gastroenteritis dehidrasi sedang adalah defisit volume cairan.
Kata Kunci: asuhan keperawatan, anak, gastroenteritis, dehidrasi sedang

I. PENDAHULUAN diturunkan dengan pencegahan, namun


Istilah gastroenteritis digunakan secara penyakit ini tetap menyerang anak terutama
luas untuk menguraikan pasien yang yang berumur kurang dari dua tahun.
mengalami perkembangan diare dan atau Penyakit ini terutama disebabkan oleh
muntah akut. Istilah ini mengacu pada makanan dan minuman yang terkontaminasi
terdapat proses inflamasi dalam lambung dan akibat akses kebersihan yang buruk (Howidi,
usus, walaupun pada beberapa kasus tidak 2012).
selalu demikian (Sodikin, 2011). Secara Gastroenteritis atau diare merupakan
global setiap tahun diperkirakan dua juta penyebab kedua kematian anak di dunia
kasus gastroenteritis yang terjadi di kalangan dengan 15 juta anak meninggal setiap
anak berumur kurang dari lima tahun. tahunnya. Survei Kesehatan Rumah Tangga
Walaupun penyakit ini seharusnya dapat (SKRT), menunjukkan bahwa diare masih

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


60
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 - Januari 2015

menjadi penyebab utama kematian balita di serentak dalam anggota keluarga dan kontak
Indonesia. Penyebab utama kematian karena dekat).
diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat Diare akut lebih sering terjadi pada bayi
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, daripada anak yang lebih besar. Penyebab
2011). Berdasarkan data dari Dinas terpenting diare cair akut pada anak-anak di
Kesehatan Kabupaten Sukoharjo (2012), negara berkembang adalah rotavirus,
jumlah penderita gastroenteritis pada tahun Escherichia coli enterotoksigenik, Shigella,
2012 adalah 31.716 penduduk atau 3,7%, Campylobacter jejuni dan Cryptosporidium
sedangkan pada tahun 2013 mengalami (Kemenkes RI , 2011). Penyakit diare akut
kenaikan 1,4% menjadi 4,11% dengan jumlah dapat ditularkan dengan cara fekal-oral
penderita 35.498 penduduk. Data hasil studi melalui makanan dan minuman yang
pendahuluan di Rumah Sakit Daerah tercemar. Peluang untuk mengalami diare
Sukoharjo pada tahun 2013 menunjukkan akut antara anak laki-laki dan perempuan
penderita gastroenteritis mencapai 845 orang. hampir sama. Diare cair akut menyebabkan
Berdasarkan latar belakang di atas, dehidrasi dan bila masukan makanan
masalah ini dianggap menarik, perlu dan berkurang, juga mengakibatkan kurang gizi,
penting untuk diteliti. Adapun tujuan dari bahkan kematian yang disebabkan oleh
penelitian ini adalah untuk mengetahui dehidrasi.
asuhan keperawatan pada An. A dengan Penyebab gastroenteritis antara lain
gangguan sistem pencernaan: gastroenteritis infeksi, malabsorbsi, makanan dan psikologis
dehidrasi sedang, meliputi tahap pengkajian (Dewi, 2010). Penelitian yang dilakukan
hingga evaluasi keperawatan. Oktania Kusumawati, Heryanto Adi Nugroho,
Diare menurut Wijayaningsih (2013) Rodhi Hartono (2010) menunjukkan terdapat
dapat diartikan sebagai suatu kondisi buang hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan
air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 Sehat (PHBS) dengan kejadian diare dengan
kali sehari dengan konsistensi tinja yang p value 0,025
encer dapat disertai atau tanpa disertai darah Penanganan pada penderita diare
atau lendir sebagai akibat dari terjadinya adalah:
proses inflamasi pada lambung dan usus. 1. Penanganan fokus pada penyebab
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran 2. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan
tinja yang tidak normal atau tidak seperti rumatan)
biasanya, ditandai dengan peningkatan 3. Dietetik (pemberian makanan)
volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari 4. Pada bayi, pemberian ASI diteruskan
3 kali sehari dan pada neonatus 4 kali sehari jika penyebab bukan dari ASI.
dengan atau tanpa lendir darah (Hidayat, (Suriadi dan Yuliani, 2010)
2006).
Menurut Sodikin (2011), secara klinik II. METODE PENELITIAN
diare dibedakan menjadi tiga macam Penelitian ini merupakan penelitian
sindrom, yaitu diare akut (gastroenteritis), kualitatif dengan rancangan studi kasus
disentri, dan disentri persisten. Masing- menggunakan pendekatan proses
masing mencerminkan patogenesis berbeda keperawatan. Populasi dalam penelitian ini
dan memerlukan pendekatan yang berlainan adalah anak yang mengalami diare dengan
dalam pengobatannya. dehidrasi sedang. Sampelnya adalah An. A.
Diare akut ialah diare yang terjadi Teknik sampling yang digunakan adalah
secara mendadak pada bayi dan anak yang purposive sampling. Penelitian dilakukan di
sebelumnya sehat (Noerasid, Suraatmadja & RSUD Sukoharjo (bangsal Anggrek) pada
Asnil, dikutip Suharyono, Boediarso & bulan Februari 2014. Pengumpulan data
Halimun, 1998). Menurut Watson, dikutip dilakukan dengan wawancara, observasi, dan
Jones & Irving (1996); Behrman, Kliegman, & studi dokumentasi. Instrumen penelitian
Arvin (1996) diare berlangsung kurang dari 14 adalah peneliti sendiri dengan alat bantu
hari (bahkan kebanyakan kurang dari tujuh sphygmomanometer, stetoskop, termometer,
hari) dengan disertai pengeluaran feses lunak penlight, serta pedoman pengkajian.
atau cair, sering tanpa darah, mungkin Pendekatan proses keperawatan yang
disertai muntah dan panas (kemenkes RI, dilakukan peneliti meliputi tahapan sebagai
2011). Diare akut (berlangsung kurang dari berikut:
tiga minggu), penyebabnya infeksi dan bukti 1. Pengkajian
penyebabnya harus dicari (perjalanan ke luar Peneliti melakukan pengumpulan data,
negeri, memakan makanan mentah, diare baik bersumber dari responden/pasien,

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


61
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 - Januari 2015

keluarga pasien, maupun lembar status Balance cairan= INTAKE – OUTPUT


pasien. = 2350 – 2461,7 = -191,7 cc
2. Diagnosis keperawatan Sumber: Data primer diolah, 2014
Peneliti melakukan analisis terhadap 2. Diagnosa Keperawatan
semua data yang diperoleh sehingga Berdasarkan analisis data
didapatkan diagnosa keperawatan. pengkajian dapat ditegakkan Diagnosa
3. Intervensi keperawatan keperawatan:
Peneliti menyusun rencana tindakan Diagnosa keperawatan pertama
keperawatan untuk mengatasi masalah adalah kekurangan volume cairan
keperawatan yang terjadi. berhubungan dengan output yang
4. Implementasi keperawatan berlebih ditandai dengan: data subjektif
Peneliti melaksanakan rencana tindakan keluarga mengatakan An. A muntah 1
yang telah disusun. kali lebih kurang 300cc; keluarga
5. Evaluasi keperawatan mengatakan intake cairan An. A kurang,
Peneliti melakukan penilaian tindakan lebih kurang 800cc. Data objektif: turgor
keperawatan yang telah dilakukan dalam kulit jelek; muntah berwarna putih susu,
mengatasi masalah yang terjadi. cair; kulit berkeringat; balance cairan -
111,7cc; MCHC 34%, Berat badan turun
III. HASIL PENELITIAN 1,2 kg.
Peneliti akan menjabarkan hasil Diagnosa keperawatan kedua
penelitian berdasarkan tahapan-tahapan adalah hipertermi berhubungan dengan
pada proses keperawatan. peningkatan laju metabolisme ditandai
1. Pengkajian dengan: data subjektif keluarga
Data hasil pengkajian menunjukkan mengatakan An. A panas satu hari yang
Data subjektif: keluarga mengatakan lalu. Data objektif dari pemeriksaan TTV:
An. A panas 1 hari yang lalu; keluarga S= 38,2°C, N= 136 x/menit, R= 28
mengatakan An. A muntah 1 kali lebih x/menit; kulit teraba hangat; kulit terlihat
kurang 300cc; keluarga mengatakan merah; kulit berkeringat.
intake cairan An. A kurang, lebih kurang Diagnosa keperawatan ketiga
800cc; keluarga mengatakan nafsu adalah infeksi berhubungan dengan
makan An. A menurun; keluarga peradangan pada lambung dan usus
mengatakan An. A makan kurang dari 4 yang ditandai dengan: data subjektif:
sendok; keluarga mengatakan BB keluarga mengatakan An. A panas 1 hari
sebelum sakit 8,5 kg; keluarga yang lalu. Data objektif: leukosit 17.200
mengatakan BB sakit 7,3 kg. uL; S= 38,2oC; kulit teraba hangat.
Data objektif: TTV: S= 38,2oC, N= 3. Intervensi Keperawatan
136 x/menit, R= 28 x/menit; kulit teraba Tujuan keperawatan untuk masalah
hangat; terlihat merah dan berkeringat; defisit volume cairan adalah setelah
pemeriksaan nutrisi: A: BB turun 1,2 kg, dilakukan tindakan keperawatan selama
BB ideal 10 kg, B: Hb= 12,7 gr/dl, C: 3x24 jam, masalah teratasi dengan
mukosa bibir kering, D: bubur lunak; kriteria hasil keluarga mengatakan An. A
turgor kulit jelek; muntah berwarna putih minum cukup, keluarga mengatakan
susu, cair; leukosit 17.200 uL; MCHC 34 muntah hilang, turgor kulit baik, kulit
%; balance cairan -111,7 cc. lembab, balance cairan seimbang (+) 0-
Tabel 1. Perhitungan balance cairan 500cc. Intervensi keperawatannya:
No Jenis Jumlah (cc) pantau intake dan output pasien, beri
INTAKE minum 1000-2000cc, timbang berat
1 Makan 50 badan, dorong masukan oral
2 Minum 800 (makan/minum), kolaborasi pemberian
3 Infus 1500 cairan intravena 24 tpm mikro.
TOTAL 2350 Tujuan keperawatan untuk masalah
OUTPUT hipertermi adalah setelah dilakukan
1 BAB 150 tindakan keperawatan selama 3x24 jam,
2 BAK 1500
masalah teratasi dengan kriteria hasil:
3 Muntah 300
keluarga mengatakan panas An. A turun;
4 Keringat 100 o
S= 36-37,5 C; kulit teraba hangat; kulit
5 IWL: 211,7+280 491,7
TOTAL 2541,7 teraba lembab. Rencana tindakan
keperawatannya adalah kaji peningkatan

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


62
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 - Januari 2015

suhu, beri kompres hangat, lakukan anak memakan makanan atau air
water tepid sponge, berikan pakaian kontaminasi, atau mengalami infeksi di
tipis, berikan minum 1000-2000cc/hari, tempat lain (misalnya pernafasan, infeksi
beri penjelasan keluarga tentang fungsi saluran kemih) dapat mengakibatkan
banyak minum, kolaborasi pemberian diare (Sodikin, 2011).
paracetamol. Dari data pengkajian pola eliminasi
Tujuan keperawatan untuk masalah BAB, keluarga mengatakan sebelum dan
infeksi adalah setelah dilakukan tindakan selama sakit BAB An. A tidak ada
keperawatan selama 3x24 jam, masalah perubahan terkadang 1 kali atau 2 kali
teratasi dengan kriteria hasil: keluarga sehari, dengan karakteristik lembek,
mengatakan panas An. A menurun; S= warna kuning kecoklatan,tidak diare dan
36-37,5oC; kulit teraba hangat; leukosit tidak konstipasi, bau khas feses.
5000-10000 uL. Intervensi keperawatan Sedangkan pada pemeriksaan abdomen
masalah infeksi adalah kaji peningkatan bising usus 8 x/menit, tidak ada nyeri
suhu, beri kompres hangat, lakukan tekan, perkusi tympani. Hal ini tidak
water tepid sponge, beri pakaian tipis, sesuai dengan teori menurut
beri minum 1000-2000cc, kolaborasi Wijayaningsih (2013), bahwa tanda
pemberian bubur lunak. gejala diare adalah sering buang air
4. Implementasi keperawatan besar dengan konsistensi tinja cair atau
Tindakan yang dilakukan pada encer, kadang disertai darah dan lender.
tanggal 25-26 Februari 2014 sesuai Data pemeriksaan fisik
dengan rencana tindakan yang telah menunjukkan data keadaan umum
disusun untuk masing-masing masalah pasien sedang, An. A rewel, turgor kulit
keperawatan. jelek, dengan mulut/ mukosa bibir kering,
5. Evaluasi nadi 136 x/menit. Menurut Wijayaningsih
Setelah dilakukan asuhan (2013), berdasarkan Skor Mavrice King:
keperawatan selama dua hari didapatkan penilaian derajat dehidrasi An. A rewel
tiga masalah keperawatan yang muncul bernilai 1, turgor kulit jelek/ kekenyalan
teratasi karena telah tercapai kriteria kulit sedikit kurang bernilai 1, mulut/
hasilnya. mukosa bibir kering bernilai 1, nadi 136
x/menit bernilai 1, nilai derajat dehidrasi
IV. PEMBAHASAN pada An. A adalah 4 menunjukkan
Peneliti akan melakukan pembahasan untuk derajat sedang (3-6). Sehingga antara
masing-masing tahapan yang telah dilalui. teori dan kenyataan tidak ada
1. Pengkajian kesenjangan dalam memberikan
Tahap pengumpulan data dasar penilaian derajat dehidrasi.
meliputi pengumpulan data subjektif dan Berikut tabel penilaian derajat
objektif. Pengumpulan data subjektif dehidrasi menurut Mavrice King:
meliputi identitas pasien dan Tabel 1. Penilaian derajat dehidrasi
penanggungjawab; riwayat kesehatan Bagian Nilai untuk gejala yang
sekarang, dahulu, keluarga dan sosial; tubuh yang ditemukan
sebelas pola fungsional menurut Gordon; diperiksa 0 1 2
serta pemeriksaan fisik head to toe. Keadaan Seh Gelisah, Mengiga
Dari status pasien didapatkan umur umum at cengeng, u, koma,
anak 1 tahun. Hal ini sesuai dengan teori apatis, atau syok
menurut Howidi (2012) bahwa secara ngantuk
global setiap tahun diperkirakan dua juta Kekenyala Nor Sedikit Sangat
kasus gastroenteritis yang terjadi di n kulit mal kurang kurang
kalangan anak berumur kurang dari lima Mata Nor Sedikit Sangat
tahun. Walaupun penyakit ini seharusnya mal cekung cekung
dapat diturunkan dengan pencegahan, Ubun-ubun Nor Sedikit Sangat
namun penyakit ini tetap menyerang besar mal cekung cekung
anak terutama yang berumur kurang dari Mulut Nor Kering Kering &
dua tahun. mal sianosis
Penulis tidak melakukan pengkajian Denyut Kuat Sedang Lemas
data riwayat penyakit yang pernah nadi/ mata <120 (120- >40
dialami An. A. Hal ini penting dilakukan 140)
karena sesuai dengan teori bahwa jika Sumber: Wijayaningsih, 2013

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


63
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 - Januari 2015

Keterangan: intake cairan An. A kurang, lebih kurang


(1) Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasi 800cc. Pada data objektif pemeriksaan
ringan fisik turgor kulit jelek; muntah berwarna
(2) Jika mendapat nilai 3-6 derajat putih susu cair, kulit berkeringat;
sedang perhitungan balance cairan -111,7cc;
(3) Jika mendapat nilai 7-12 derajat data penunjang MCHC 34%. Maka
berat penulis menetapkan masalah
keperawatan kekurangan volume cairan,
Pemeriksaan penunjang yang hal ini sesuai dengan teori menurut
dilakukan pada An. A untuk menegakkan NANDA (2012) bahwa batasan
diagnosa adalah pemeriksaan leukosit karakteristik diagnosa kekurangan
17.200 uL yang menunjukkan volume cairan meliputi penurunan turgor
peningkatan leukosit, adanya infeksi kulit, kulit kering.
pada tubuh An. A. Hal ini sesuai dengan Adapun batasan karakteristik yang
teori menurut Dewi (2010), penyebab ditemukan penulis namun tidak
diare salah satunya adalah infeksi dimasukkan pada masalah keperawatan
enteral yaitu infeksi yang terjadi dalam kedua ini dikarenakan penulis berfokus
saluran pencernaan dan merupakan pada keluaran cairan dan perhitungan
penyebab utama terjadinya diare. balance cairan, meliputi peningkatan
Terapi yang diberikan pada An. A suhu tubuh, peningkatan frekuensi nadi,
adalah infus RL 24 tpm mikro dengan membran mukosa kering, penurunan
cara pemberian melalui IV, hal ini sesuai berat badan tiba-tiba. Sedangkan
teori menurut Doenges (2000) bahwa batasan karakteristik yang tidak dijumpai
cairan parenteral berfungsi pada An. A adalah perubahan status
mempertahankan istirahat usus, akan mental, penurunan tekanan darah,
memerlukan penggantian cairan untuk penurunan tekanan nadi, penurunan
memperbaiki kehilangan. Pemberian volume nadi, penurunan turgor lidah,
terapi ondancentron 1 mg melalui IV, hal penurunan haluaran urine, penurunan
ini sesuai teori menurut Tjay (2007) pengisian vena, peningkatan hematokrit,
ondancentron merupakan obat peningkatan konsentrasi urine, haus,
antiemetik yang bertujuan untuk kelemahan.
menghilangkan mual dan muntah yang Penulis menetapkan diagnosa
dialami oleh pasien. Terapi paracetamol kekurangan volume cairan berhubungan
¾ sdt/5 jam cara pemberian per oral, hal dengan output yang berlebih. Etiologi ini
ini sesuai teori Carpenito (2009) tidak sesuai dengan teori NANDA
pemberian antipiretik berfungsi untuk (2012), pembenaran masalah ini adalah
mengembalikan suhu menjadi stabil. kekurangan volume cairan berhubungan
Data pemeriksaan fisik menunjukkan dengan kehilangan volume cairan aktif.
data keadaan umum pasien sedang, An. Data Diagnosa kedua adalah data
A rewel, turgor kulit jelek, dengan mulut/ subjektif: keluarga mengatakan An. A
mukosa bibir kering, nadi 136 x/menit. panas 1 hari yang lalu. Pada data
Menurut Wijayaningsih (2013), objektif: pemeriksaan tanda vital S=
berdasarkan Skor Mavrice King: 38,2oC, N= 136 x/menit, R= 28 x/menit;
penilaian derajat dehidrasi An. A rewel sedangkan pemeriksaan fisik ditemukan
bernilai 1, turgor kulit jelek/ kekenyalan data kulit teraba hangat, kulit terlihat
kulit sedikit kurang bernilai 1, mulut/ merah, kulit berkeringat. Penulis
mukosa bibir kering bernilai 1, nadi 136 menetapkan masalah hipertermi hal ini
x/menit bernilai 1, nilai derajat dehidrasi sesuai dengan teori menurut NANDA
pada An. A adalah 4 menunjukkan (2012), bahwa batasan karakteristik
derajat sedang (3-6). Sehingga antara diagnosa hipertermi meliputi kulit
teori dan kenyataan tidak ada kemerahan, peningkatan suhu tubuh di
kesenjangan dalam memberikan atas kisaran normal, takikardi, kulit
penilaian derajat dehidrasi. terasa hangat. Adapun batasan
2. Diagnosa Keperawatan karakteristik yang tidak dijumpai pada
Data untuk diagnosa defisit volume An. A adalah konvulsi, kejang, takipnea.
cairan adalah data subjektif: keluarga Penulis menetapkan diagnosa
mengatakan An. A muntah 1 kali lebih hipertermi berhubungan dengan
kurang 300cc; keluarga mengatakan peningkatan laju metabolisme. Etiologi

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


64
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 - Januari 2015

ini tidak sesuai dengan teori NANDA lokal yaitu rubor atau kemerahan, kalor
(2012), karena pada anak dengan atau panas, dolor atau nyeri, tumor atau
gastroenteritis tidak mengalami bengkak, fungsio laesa atau perubahan
peningkatan laju metabolisme yang fungsi. Bila inflamasi menjadi sistemik
signifikan. Hal ini sesuai dengan teori timbul tanda lain selain demam,
menurut Syaifuddin (2006), bahwa leukositas, malaise, anoreksia, mual,
kecepatan metabolisme bergantung muntah, pembesaran kelenjar limfe
pada kegiatan seseorang, ketegangan (Perry dan Potter, 2005). Sehingga
saraf juga merupakan faktor penting penulis tetap menegakkan diagnosa
yang mempengaruhi pernafasan dan infeksi berhubungan dengan
kerja jantung. Adapun beberapa penyakit mikroorganisme yang menembus
kelainan kelenjar tiroid, kelenjar tiroid gastrointestinal.
yang berlebihan menaikkan kecepatan Dalam penetapan diagnosa
metabolisme, misalnya penyakit keperawatan menurut NANDA (2012)
hipertiroidisme. Pembenaran di masalah etiologi yang digunakan penulis tidak
ini seharusnya etiologi masalah tetap, namun untuk batasan karakteristik
hipertermi pada An. A adalah penyakit sudah sesuai.
dan dehidrasi. Hal ini sesuai dengan 3. Intervensi Keperawatan
pemeriksaan pada An. A dengan hasil Pada tahap intervensi keperawatan,
laboratorium menunjukkan leukosit dilakukan penyusunan prioritas masalah
meningkat dan hasil penilaian dehidrasi keperawatan. Dengan menentukan
menunjukkan dehidrasi sedang. diagnosis keperawatan, maka dapat
Data yang digunakan untuk diketahui diagnosis mana yang akan
menegakkan diagnosa infeksi adalah dilakukan atau diatasi pertama kali atau
data subjektif keluarga mengatakan An. yang segera dilakukan (Hidayat, 2008).
A panas 1 hari yang lalu. Data objektif Penulis menetapkan diagnosa
o
pemeriksaan tanda vital S= 38,2 C; utama adalah defisit volume cairan. Hal
pemeriksaan fisik kulit teraba hangat; ini sesuai dengan teori menurut Asmadi
dan data penunjang leukosit 17.200 uL. (2008), bahwa penentuan prioritas
Penulis menetapkan masalah infeksi hal berdasarkan kebutuhan dasar menurut
ini tidak sesuai dengan teori menurut Maslow yaitu pertama kebutuhan
NANDA (2012), bahwa faktor risiko fisiologis meliputi oksigen, cairan, nutrisi,
infeksi terdiri dari penyakit kronis, eliminasi, istirahat, tidur, terbebas dari
penekanan sistem imun, nyeri, pengaturan suhu tubuh, seksual,
ketidakadekuatan imunitas dapatan, dan lain sebagainya. Apabila kebutuhan
pertahanan primer tidak adekuat, fisiologis ini sudah terpenuhi, maka
pertahanan lapis kedua yang tidak seseorang akan berusaha untuk
memadai, peningkatan pemajanan memenuhi kebutuhan lain yang lebih
lingkungan terhadap patogen, tinggi dan begitu seterusnya.
pengetahuan yang kurang untuk Intervensi yang penulis susun harus
menghindari pajanan patogen, prosedur sesuai dengan 4 tipe instruksi perawatan
invasif, malnutrisi, agens farmasi, pecah atau bisa disebut dengan ONEC:
ketuban, kerusakan jaringan, trauma. observation/ tipe diagnostik; tipe ini
Penulis menetapkan diagnosa menilai kemungkinan pasien ke arah
infeksi berhubungan dengan peradangan pencapaian kriteria hasil dengan
pada lambung dan usus. Diagnosa dan observasi secara langsung. Nursing
etiologi ini tidak sesuai dengan NANDA Treathment/ tipe terapeutik;
(2012) dan Sodikin (2011). Diagnosa menggambarkan tindakan yang
yang tepat menurut Sodikin (2011) dilakukan oleh perawat secara langsung
adalah risiko tinggi infeksi berhubungan untuk mengurangi, memperbaiki dan
dengan mikroorganisme yang mencegah kemungkinan masalah.
menembus gastrointestinal. Namun data Education/ tipe penyuluhan; digunakan
yang dijumpai pada An. A sudah untuk meningkatkan perawatan diri
menunjukkan tanda dan gejala infeksi pasien dengan membantu pasien untuk
yaitu kalor yang ditunjukkan dengan memperoleh tingkah laku individu yang
peningkatan suhu dan kulit teraba mempermudah pemecahan masalah.
hangat, hal ini sesuai dengan teori Colaboration/ tipe rujukan;
Mubarak (2007) bahwa tanda infeksi menggambarkan peran perawat sebagai

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


65
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 - Januari 2015

koordinator dan manager dalam mengakibatkan adanya dan/ atau gejala


perawatan pasien dengan anggota tim ancaman hidup, g) berikan cairan
kesehatan (Hidayat, 2008). parenteral sesuai indikasi karena
Tujuan keperawatan untuk diagnosa mempertahankan istrirahat usus akan
pertama diharapkan: setelah dilakukan memerlukan penggantian cairan untuk
tindakan keperawatan selama 3x24 jam, memperbaiki kehilangan. Cairan
masalah teratasi. Hal ini tidak sesuai mengandung natrium dapat dibatasi
dengan teori menurut Wilkinson (2012), pada adanya enteritis regional.
seharusnya tujuannya adalah setelah Namun dalam pemberian rencana
dilakukan tindakan keperawatan selama tindakan memberi minum untuk anak
3x24 jam tercapai keseimbangan cairan. dengan BB 7,3 kg adalah 1000-2000cc,
Kriteria hasil keluarga mengatakan tidak sesuai menurut teori Wong (2009),
An. A minum cukup, keluarga bahwa perhitungan kebutuhan cairan
mengatakan muntah hilang, turgor kulit sesuai dengan BB anak yaitu BB kurang
baik, kulit lembab, balance cairan dari 10 kg maka kebutuhan cairan yaitu
seimbang (+) 0-500cc. Hal ini sesuai BB dikalikan 100 cc. Sehingga cairan
dengan teori menurut Wilkinson (2012) yang dibutuhkan An. A adalah 730 cc.
akan menunjukkan keseimbangan Tujuan yang diharapkan untuk
cairan, hidrasi yang adekuat, cairan yang diagnosa kedua yaitu setelah dilakukan
adekuat. tindakan keperawatan selama 3x24 jam,
Intervensi yang akan dilakukan masalah teratasi. Hal ini tidak sesuai
adalah pantau intake dan output pasien, dengan teori menurut Wilkinson (2012),
beri minum 1000-2000cc, timbang berat yaitu akan menunjukkan termoregulasi.
badan, dorong masukan oral Kriteria hasil yang diharapkan
(makan/minum), kolaborasi pemberian keluarga mengatakan panas An. A turun,
cairan intravena 24 tpm mikro. Hal ini S= 36-37,5oC, kulit teraba hangat, kulit
sesuai dengan teori menurut Doenges teraba lembab. Hal ini sesuai dengan
(2000) dan Sodikin (2011), intervensi teori menurut Wilkinson (2012) yang
yang akan dilakukan adalah a) awasi menunjukkan kriteria hasil dalam nilai
masukan dan haluaran, karakter, dan normal dalam rentang normal.
jumlah feses; perkiraan kehilangan yang Intervensi yang akan dilakukan
tak terlihat seperti berkeringat. Ukur adalah: a) kaji suhu/ peningkatan suhu,
berat jenis urine; observasi oliguria b) beri kompres hangat, c) lakukan water
karena memberikan informasi tentang tepid sponge, d) berikan pakaian tipis, e)
keseimbangan cairan, fungsi ginjal dan berikan minum 1000-2000cc/ hari, f) beri
kontrol penyakit usus juga merupakan penjelasan keluarga tentang fungsi
pedoman untuk pengganti cairan, b) kaji banyak minum, g) kolaborasi dengan
tanda vital (TD, nadi, suhu) karena dokter dalam pemberian paracetamol.
hipotensi (termasuk postural), takikardi, Hal ini sesuai dengan teori menurut
demam dapat menunjukkan respon Carpenito (2009), rencana tindakan
terhadap dan/ atau efek kehilangan keperawatan yang dilakukan antara lain:
cairan, c) observasi kulit kering a) kaji suhu tubuh dan lingkungan karena
berlebihan dan membran mukosa, suhu tubuh sangat dipengaruhi oleh
penurunan turgor kulit, pengisian kapiler tingkat aktivitas dan suhu lingkungan;
lambat karena menunjukkan kehilangan kelembaban yang tinggi akan
cairan berlebih, d) ukur berat badan tiap meningkatkan efek panas atau dingin
hari karena indikator cairan dan status terhadap tubuh; b) lepaskan pakaian
nutrisi, e) pertahankan pembatasan per atau selimut yang berlebihan (lepaskan
oral, tirah baring; hindari kerja karena topi, sarung tangan, atau kaos kaki,
kolon diistirahatkan untuk penyembuhan sesuai kebutuhan) untuk meningkatkan
dan untuk menurunkan kehilangan pengeluaran panas. Dorong untuk
cairan usus, f) catat kelemahan otot memakai pakaian longgar yang terbuat
umum atau disritmia jantung karena dari bahan katun karena penambahan
kehilangan usus berlebihan dapat pakaian atau selimut pada seseorang
menimbulkan ketidakseimbangan akan menghambat kemampuan alami
elektrolit, misal kalium, yang perlu untuk tubuh untuk menurunkan suhu tubuh;
fungsi tulang dan jantung. Gangguan pelepasan pakaian atau selimut akan
minor pada kadar serum dapat meningkatkan kemampuan alami tubuh

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


66
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 - Januari 2015

untuk menurunkan suhu tubuh; c) Doenges (2000), Carpenito (2009), dan


ajarkan pasien pentingnya meningkatkan Sodikin (2011).
asupan cairan selama cuaca panas dan 4. Implementasi
latihan fisik. Hindari melakukan aktivitas Tindakan yang dilakukan sesuai
dalam cuaca panas karena peningkatan rencana asuhan keperawatan. Adapun
kalori dan cairan diperlukan untuk beberapa tindakan diluar rencana
mempertahankan fungsi membran ketika keperawatan yaitu mengukur DDST
terjadi demam; d) kolaborasi pemberian dengan hasil interprestasi yang diperoleh
antipiretik sesuai indikasi karena dari pemeriksaan perkembangan An. A
antipiretik berfungsi untuk adalah normal. Selanjutnya juga
mengembalikan suhu menjadi stabil. melakukan terapi bermain pada An. A
Tujuan yang diharapkan untuk karena rewel. Hal ini sesuai dengan teori
diagnosa ketiga adalah setelah dilakukan Nursalam (2005), bahwa perilaku protes
tindakan keperawatan selama 3x24 jam, pada konsep hospitalisasi anak adalah
masalah teratasi. Hal ini tidak sesuai menangis.
dengan teori menurut Wilkinson (2012), 5. Evaluasi
yaitu faktor risiko akan hilang. Perkembangan pasien pada hari
Kriteria hasil keluarga mengatakan pertama belum sesuai dengan kriteria
panas An. A menurun, S: 36-37,5oC, kulit hasil yang diharapkan sehingga
teraba hangat, leukosit 5000-10000 uL. intervensi tetap dilanjutkan. Sedangkan
Hal ini sesuai dengan teori menurut perkembangan pada hari kedua sudah
Wilkinson (2012) pasien dan keluarga sesuai dengan kriteria hasil yang
akan terbebas dari tanda dan gejala diharapkan sehingga intervensi
infeksi, memperlihatkan higiene personal dipertahankan dan pada hari kedua
yang adekuat, mengindikasikan status pasien diperbolehkan pulang sehingga
gastrointestinal, menggambarkan faktor diberikan discharge planning.
yang menunjang penularan infeksi,
melaporkan tanda dan gejala infeksi V. SIMPULAN
serta mengikuti prosedur skrining dan Masalah utama pada An. A dengan
pemantauan. gastroenteritis dehidrasi sedang adalah defisit
Intervensi yang dilakukan a) kaji volume cairan.
peningkatan suhu, b) beri kompres
hangat, c) lakukan water tepid sponge, REFERENSI
d) beri pakaian tipis, e) beri minum 1000-
2000cc, f) kolaborasi ahli gizi pemberian Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi
bubur lunak. Hal ini sesuai dengan teori Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:
menurut Wilkinson (2012) dan Sodikin Salemba Medika.
(2011) intervensi yang dilakukan adalah Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosa
a) pantau tanda dan gejala infeksi Keperawatan: Aplikasi pada Praktik
(misalnya, suhu tubuh, denyut jantung, Klinis. Ed. 9. Jakarta: EGC.
drainase, penampilan luka, sekresi, Dewi, V. Nanny Lia. 2010. Asuhan
penampilan urine, suhu kulit, lesi kulit, Neonatus Bayi dan Anak Balita.
keletihan, dan malaise); b) kaji faktor Jakarta: Salemba Medika.
yang dapat meningkatkan kerentanan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo.
terhadap infeksi (misalnya, usia lanjut, 2012. Profil Kesehatan Kabupaten
usia kurang dari 1 tahun, luluh imun, dan Sukoharjo Tahun 2012. Dinas
malnutrisi); c) pantau hasil laboratorium; Kesehatan Kabupaten Sukoharjo.
d) amati penampilan praktik higiene Tidak dipublikasikan.
personal untuk perlindungan terhadap Doenges, M.E, Moorhouse, M.S, Geissler,
infeksi; e) instruksikan untuk menjaga A.C. 2000. Rencana Asuhan
higiene personal untuk melindungi tubuh Keperawatan Pedoman untuk
terhadap infeksi (misalnya, cuci tangan) Perencanaan dan Pendokumentasian.
f) berikan terapi antibiotik, bila Ed. 3. Jakarta: EGC.
diperlukan. Hidayat, A Aziz Alimul. 2006. Pengantar
Rencana asuhan keperawatan yang Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:
disusun oleh penulis berdasarkan Salemba Medika.
masalah keperawatan yang muncul
sudah sesuai dengan teori menurut

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


67
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 - Januari 2015

Hidayat, A Aziz Alimul. 2008. Pengantar


Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Howidi et al. 2012. Burden of acute
gastroenteritis among children younger
than 5 years of age – a survey among
parents in the United Arab Emirates.
BMC Pediatrics. Issue 12 : 74. Diakses
pada tanggal 17 Juni 2014 pukul 09.10
WIB.
Kementrian Kesehatan. 2014. Perilaku
Mencuci Tangan Pakai Sabun di
Indonesai. www.depkes.go.id. Diakses
pada tanggal 17 Juni 2014 pukul 09.50
WIB.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar
Kebutuhan Dasar Manusia: Teori &
Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta, EGC.
NANDA. 2012. Diagnosa Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Jakarta: EGC.
Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan
Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba
Medika
Perry, Ane Griffin & Patricia Ann Potter.
2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik. Ed. 4. Jakarta: EGC.
Sodikin. 2011. Asuhan Keperawatan Anak:
Gangguan Sistem Gastrointestinal dan
Hepatobilier. Jakarta: Salemba Medika.
Suriadi & Rita Yuliani. 2010. Asuhan
Keperawatan pada Anak. Jakarta:
Sagung Seto.
Susilaningrum, Rekawati, dkk. 2013.
Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak.
Ed. 2. Jakarta: Salemba Medika.
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi. Ed. 3.
Jakarta: EGC.
Tjay, T. H. & Kirana Rahardja. 2007. Obat-
obat Penting. Ed. 6. Jakarta: Gramedia.
Wijayaningsih, Kartika sari. 2013. Asuhan
Keperawatan Anak. Jakarta: CV. Trans
Info Media.
Wilkinson, Judith. M. 2012. Buku Saku
Diagnosis Keperawatan dengan
Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC.
Ed. 9. Jakarta: EGC.
Wong, Donna L., et al. 2009. Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik. Ed. 6. Vol. 1.
Jakarta: EGC.

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


68

You might also like