You are on page 1of 9

Description of Spiritual Coping in Patients with

Diabetic Foot Ulcer at the Wound Care Clinic in


Makassar City
Nurul Hidayah,Saldy Yusuf,Moh.Syafar Sangkala,Sarina

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan,Universitas Hasanuddin,Makassar


E-mail : saldy_yusuf@yahoo.com

ABSTRACT

Background : Diabetes Mellitus (DM) is one of a non infectious disease which increases from
year by year. One complication that occurs in DM is Diabetic Foot Ulcer (DFU). DFU patients
not only cause just physical effects but also have an psychological impact. One of them is
stress, if the patient experiences stress it can cause one of them is high blood sugar levels
which can affect the wound healing process. To get over this problem we using coping , which
in this study looks at how Spiritual Coping with DFU patients. Research Objective : To
determine the overview of Spiritual Coping in Patients with Diabetic Foot Ulcer at the Wound
Care Clinic in Makassar City. Method : This study used quantitative research with descriptive
research method. The number of samples obtained is 52 respondents with consecutive
sampling technique. The instrument used in this study was the BRIEF RCOPE questionnaire.
Results : The results show that female respondents are more than men respondent with
average age of 58 years and duration of DM are 10 years while the longest duration of DFU is >
1 year and the most common cause is swelling. And obtained a relationship between Positive
Spiritual Copings based on the characteristics of respondents namely,age, marriage status and
Duration of DM. Whereas for the using of of Positive Spiritual Copings as much as 48
respondents and the remaining 2 use Negative Spiritual Copings. Conclusion and Suggestion
: it is concluded that almost all respondents used positive spiritual coping and half of the
respondents were female with an average age of 58 years. There is also a relationship of
spiritual coping with age, marital status and duration of DM. Recommended is that wound
nurses not only provide care but also pay attention to stress experienced by patients and
provide support and provide knowledge about the illness experienced to minimize further
complications.

Keywords: DM, Diabetic Foot Ulcer, Spiritual Coping, Positive Spiritual Coping, Negative Spiritual
Coping

PENDAHULUAN

Salah satu Penyakit Tidak Menular (Yuliasari, Wahyuningsih, & Sulityarini,


(PTM) adalah Diabetes Mellitus (DM). DM 2018).
merupakan penyakit kronis yang ditandai Angka Kejadian DM cukup
dengan tingginya kadar glukosa darah atau meningkat dari tahun ke tahun.
hiperglikemia sebagai akibat dari Diperkirakan bahwa 5.0 juta kematian di
penurunan sekresi insulin, gangguan Dunia pada tahun 2015 penyebabnya
aktivitas insulin atau merupakan adalah DM dengan rata-rata usia 20-79
gabungan dari keduanya (Bhatt, Saklani, & tahun (Ogurtsova et al., 2017) Sedangkan
Upadhayay, 2016). DM juga dikenal sebagai di Indonesia menduduki peringkat kedua
silent killer karena banyak penderitanya angka kematian setelah Sri Lanka (WHO,
yang tidak menyadari atau tidak 2016). Pada tahun 2017, ada sekitar 451
menandakan gejala awal namun saat juta jiwa penderita DM dengan usia 18-99
diketahui sudah terjadi komplikasi tahun diperkirakan akan meningkat
menjadi 693 juta jiwa pada tahun 2045 sejalan dengan penelitian yang dilakukan
(Cho et al., 2018). Di Indonesia sendiri dari oleh (Engum, 2007) yang dikutip dalam
data Survei Nasional menunjukkan bahwa (Garrusi, Baneshi, & Moradi, 2013)
prevalensi DM sebesar 5.7% dimana lebih mengemukakan bahwa kesejahteraan
dari 70% kasus belum terdiagnosis psikologis yang rendah mempengaruhi
(Soewondo, Ferrario, & Tahapary, 2013). hasil dalam peningkatan komplikasi
Salah satu dari sekian banyak diabetes dan kontrol glikemik. Kontrol
penyebab kematian dari DM yaitu Diabetes Glikemik yang baik dapat tercapai ketika
dengan komplikasi salah satunya adalah pasien patuh pada perilaku manajemen diri
ulkus pada kaki. Berdasarkan data seperti diet yang sehat, aktivitas fisik,
prevalensi dari (International Diabetes pemantauan glukosa darah, minum obat
Federation, 2017) diperkirakan ulkus pada yang teratur, dan koping yang tepat (Jaser,
kaki meningkat dari 9.1 juta jiwa menjadi Patel, & Xu, 2016).
26.1 juta jiwa dengan diabetes di seluruh Untuk mengatasi tekanan psikologis
dunia setiap tahunnya. Ulkus pada kaki pada penyandang DM agar tidak
atau Luka Kaki Diabetik (LKD) disebabkan meningkatkan risiko komplikasi yaitu
karena neuropati (Purwanti & Maghfirah, dengan menggunakan koping. Koping
2016). Neuropati adalah suatu kondisi merupakan suatu usaha bagi individu
berkurangnya sensasi pada kaki akibat untuk menyesuaikan stress yang dihadapi
terganggunya saraf perifer yang dalam kehidupannya (Utami,2014). Stres
memungkinkan terjadinya cedera tanpa dan gangguan psikologis lainnya yang
disadari, amputasi dan menyebabkan luka dialami setiap individu yang didiagnosis
pada kaki (Abidin et al., 2017) & penyakit DM dengan LKD tentu berbeda-
(International Diabetes Federation, 2017). beda dan memiliki koping tersendiri untuk
LKD adalah luka kronik pada daerah di mengelola perasaan negatif yang mereka
bawah kaki yang dapat mengurangi rasakan (Suciani & Nuraini, 2017). Salah
kualitas hidup pasien diantaranya satu koping yang dapat digunakan untuk
gangguan mobilitas atau berpindah tempat, mengatasi masalah yang dihadapi pasien
luka yang bau dan rasa nyeri pada kaki penderita ulkus diabetikum adalah koping
(Salom.,et al., 2017). spiritual (Yuliasari et al., 2018). Koping
Penderita LKD sering dikaitkan Spiritual merupakan upaya seseorang
dengan beberapa gangguan kejiwaan dalam mengatasi masalah dengan cara
dimana pasien LKD dua kali lebih beresiko mendekatkan diri dan selalu berpikir positif
memiliki status kecemasan, depresi dan pada Tuhan atas apa yang terjadi
masalah psikologis yang serius (Ardian, (Reynolds, Mrug, Hensler, Guion, & Madan-
2016). Perubahan yang terjadi dalam hidup Swain, 2014).
secara mendadak membuat penderita LKD Pengunaan Koping Spiritual efektif
menunjukan beberapa reaksi psikologis untuk menurunkan gangguan psikologis
yang negatif diantaranya isolasi sosial, bagi penderita DM. Pernyataan tersebut
kurangnya interaksi sesama anggota didukung oleh penelitian (Reynolds et al.,
keluarga, sering marah, gangguan tidur, 2014) bahwa penggunaan koping spiritual
cemas dan stress (Salome et al., 2017). positif lebih sering digunakan
Pada penyandang LKD tidak hanya dibandingkan dengan koping spiritual
membutuhkan perawatan fisik saja tetapi negatif dan hasil yang signifikan terjadi
juga agar dapat mengatasi psikologis yang penurunan gejala depresi pada penggunaan
dialami. Stres adalah salah satu gangguan koping spiritual positif. Sedangkan
psikologis yang mempengaruhi proses Penelitian (Yuliasari et al., 2018)
penyembuhan luka, hal tersebut didukung mengungkapkan bahwa dengan mengikuti
oleh penelitian yang dilakukan oleh (Gouin pelatihan koping religius, maka individu
& Kiecolt-Glaser, 2012) dimana dalam dapat melakukan penanganan terhadap
penelitiannya menunjukkan bahwa stres permasalahan psikologis selama menderita
psikologis yang dialami pasien akan diabetes yang akan berdampak pada
memengaruhi oksitosin, katekolamin dan peningkatan kesejahteraan psikologis yang
glukokortikoid sehingga menunda proses dimiliki. Sedangkan penelitian yang
penyembuhan luka. Penelitian diatas dilakukan oleh Salome dkk yang
menunjukkan bahwa Pasien Diabetic Foot HASIL
Ulcer (DFU) rata-rata memiliki harapan
untuk sembuh yang rendah karena hal Berdasarkan tujuan penelitian yaitu
tersebut ditunjang dengan tingkat menggambarkan karakteristik responden,
spiritualnya yang rendah (Salome et al., menggambarkan koping spiritual dan
2017).
hubungan koping spiritual dengan
Spiritual penting dalam merawat
individu yang mengalami tekanan karakteristik responden. Dan didapatkan
psikologis terhadap penyakitnya. Dalam pula hubungan antara koping spiritual
penelitian yang menunjukkan bahwa dengan umur, status perkawinan, Durasi
mayoritas responden yang diwawancarai DM dan Durasi Luka. Adapun karakteristik
menggunakan agama seperti kepercayaan responden dalam penelitian ini dapat
terhadap tuhan, penyakit ini berkah dari
dilihat pada table dibawah ini.
tuhan dan kegiatan keagamaan merupakan
sumber kekuatan dan dukungan dalam
Karakteristik n %
mengatasi penyakitnya (Nejat, Whitehead,
& Crowe, 2016). Penelitian tersebut sejalan Umur
dengan penelitian yang dilakukan pada 32 36-45 Tahun 3 6
responden yang mengungkapkan bahwa 46-55 Tahun 12 24
penggunaan spiritual lebih sering 56-65 Tahun 24 48
digunakan dibandingkan dengan koping >65 Tahun 11 22
lainnya dan menganggap spiritual dan
agama sebagai sumber kekuatan Jenis Kelamin
menghadapi penyakitnya (Borumandnia, Laki-Laki 22 44
Farahani, & Nikseresht, 2018). Sedangkan Perempuan 28 56
penelitian lain menunjukkan hubungan Agama
yang kuat antara spiritualitas dalam Islam 46 92
mengatasi penyakit dan berpendapat Kristen 2 4
bahwa keyakinan spiritual dan agama Hindu 1 2
dapat menyebabkan berkurangnya rasa Budha 1 2
sakit, isolasi sosial, dan depresi (Mangolian Suku
Shahrbabaki, Nouhi, Kazemi, & Ahmadi, Bugis 19 38
2017). Spiritual dan Agama merupakan Makassar 16 32
sumber kekuatan dan memberikan efek Bugis Makassar 10 20
positif pada individu yang sakit. Manado 1 2
Toraja 2 4
Bali 1 2
METODE
Jawa 1 2
Status Perkawinan
Penelitian ini merupakan jenis
Menikah 49 98
penelitian kuantitatif dengan menggunakan Tidak Menikah 1 2
metode penelitian deksriptif. Penelitian ini Durasi DM
dilakukan di Klinik Perawatan Luka di Kota 1-5 Tahun 14 28
Makassar. Pengumpulan data yang 6-10 Tahun 20 40
digunakan pada penelitian ini berupa 11-20 Tahun 15 30
kuisioner dengan teknik sampling 21-30 Tahun 1 2
Terapi
menggunakan consecutive sampling. Data
Suntik 18 36
yang sudah terkumpul diolah dan Obat 23 46
dianalisis menggunakan program software Tradisional 1 2
statistik. Selanjutnya data dianalisis Suntik dan 1 2
menggunakan analisi univariat berupa Tradisional 7 14
distribusi frekuensi dalam bentuk table Obat dan Suntik
GDS
dan persen.
60-110 mg/dl 4 8
111-199 mg/dl 27 54 nilai GDS berada pada 111-199 mg/dL
200-299 mg/dl 13 26 yaitu 27 orang (54%). Disisi lain, lama luka
>300 mg/dl 6 12 yang dialami responden paling tinggi
Durasi Luka berada pada >3 Bulan sebanyak 29 orang
< 3 Bulan 29 58 (58%) dan penyebab luka yang dialami oleh
3-6 Bulan 7 14 responden paling tinggi karena bengkak
> 6 Bulan 2 4 sebanyak 16 orang (32%) dan rata-rata
> 1 Tahun 12 24 merupakan luka yang pertama pada
responden yaitu 23 orang (46%) serta
Penyebab diantara semua responden sebanyak 14
Tertusuk 7 14 orang (28%) yang mengalami amputasi dan
Bengkak 16 32 sisanya 36 orang (72%) tidak amputasi
Terkena Panci 2 4 (Tabel 1).
Panas 6 12
Penebalan 4 8 BRIEF RCOPE
Lecet 1 2 Positif Negatif
Karakteristik
Post Op 5 10 Koping Koping
Responden
Melepuh 1 2 Spiritual Spiritual
Terkena Bara 2 4 n % n %
Api 3 6 Umur
Jatuh 3 6 36-45 3 6
Bisul 46-55 12 24
Gatal 56-65 22 44 2 4
Luka Ke >65 11 22
1 23 46 Jenis Kelamin
2 14 28 Laki-Laki 22 44
3 4 8 Perempuan 26 52 2 4
4 5 10
Agama
5 4 8
Islam 44 88 2 4
Riwayat Amputasi
Kristen 2 4
Ada 14 28
Hindu 1 2
Tidak Ada 36 72
Budha 1 2
Total 50 100 Status Perkawinan
Menikah 47 94 2 4
Tabel 1 Karakteristik responden di klinik Tidak Menikah 1 2
perawatan luka di Kota Makassar. Durasi DM
1-5 Tahun 14 28
Hampir setengah dari responden 6-10 Tahun 18 36 2 4
berada pada rentang umur 56-65 dengan 11-20 Tahun 15 30
jumlah sebanyak 24 Orang (48%) . 21-30 Tahun 1 2
Sebagian besar responden adalah GDS
perempuan yaitu 28 Orang (56%). 60-110 4 8
Sedangkan dari agama responden paling 111-199 27 54
banyak yang beragama Islam yaitu 200-299 11 22 2 4
sebanyak 46 orang(92%). Dari suku, >300 6 12
responden mayoritas suku Bugis sebanyak Durasi Luka
19 Orang (38%). Sedangkan untuk status < 3 Bulan 27 54 2 4
perkawinan hanya satu responden yang 3-6 Bulan 7 14
tidak menikah (2%) dan responden yang > 6 Bulan 2 4
lain menikah yaitu 49 orang (98%). > 1 Tahun 12 24
Responden yang menderita DM lebih Total 48 96 2 4
banyak berada pada rentang selama 6-10
Tahun yaitu 20 orang (40%) Sedangkan
responden yang paling banyak mempunyai
Tabel 2. Distribusi Crosstabulasi DM dan Riwayat Luka di klinik perawatan
karakteristik responden dengan Koping luka di Kota Makassar. Berikut ini
Spiritual dijelaskan mengenai gambaran koping
spiritual dan hubungan koping spiritual
Hasil Crosstab menunjukkan bahwa
usia responden yang menggunakan Koping dengan karakteristik responden di Klinik
Spiritual Positif yaitu 56-65 tahun yaitu perawatan luka di Kota Makassar.
sebanyak 22 (44%) responden. Sedangkan
untuk Jenis kelamin, perempuan lebih Koping Spiritual berdasarkan
banyak menggunakan koping spiritual karakteristik responden
positif dibandingkan dengan laki-laki.
Untuk Agama, responden lebih banyak Koping spiritual berdasarkan umur
berada pada agama islam dan hampir didapatkan bahwa rentang umur 56-65
semua responden menggunakan koping paling banyak menggunakan koping
spiritual positif. Pada status perkawinan, spiritual positif. Dalam hasil penelitian
orang yang telah menikah lebih sering juga, responden menyebutkan bahwa umur
menggunakan Koping Spiritual Positif. yang dimiliki saat ini sudah tidak bisa
Untuk karakteristik responden lain, melakukan apa-apa hanya bisa berdoa dan
yaitu Lama menderita DM yang paling berpasrah kepada Tuhan terhadap segala
banyak adalah berada pada rentang usia 6- penyakit yang dialami. Pernyataan tersebut
10 Tahun dan rata-rata lebih sering didukung oleh penelitian bahwa semakin
menggunakan Koping spiritual yaitu tinggi umur sesorang makan semakin
sebanyak 18 (36%) responden. Disisi Lain, konstruktif dalam menggunakan koping
GDS responden berdasarkan Koping terhadap masalah yang dihadapi (Armiyati
Spiritual Positif yaitu berada pada 111-199 & Rahayu, 2012).
mg/dL sebanyak 27 (54%) responden.
Sedangkan untuk lama luka yang paling Sedangkan koping spiritual
banyak dialami adalah < 3 Bulan dengan berdasarkan agama, didapatkan bahwa
tingkat koping spiritual positif sebanyak 27 hampir semua agama memiliki koping
(54%) responden (Tabel 2). spiritual yang baik, hal tersebut berarti
BRIEF RCOPE n % agama yang dianut oleh tiap individu tidak
memiliki hubungan dengan pemilihan
Koping Spiritual Positif 48 96 koping spiritual tetapi bergantung kepada
Koping Spiritual Negatif 2 4 individu masing-masing terhadap
Total 50 100 bagaimana cara koping spiritual terhadap
Tabel 3. Distribusi Penggunaan Koping penyakitnya (Saputra, Lisiswanti, Larasati,
Spiritual & Rahmania, 2017). Kemudian untuk
Status Perkawinan didapatkan bahwa
Penggunaan Koping Spiritual pada
hampir dari seluruh responden sudah
responden dimana responden lebih banyak
menikah dan memiliki koping spiritual
menggunakan Koping Spiritual Positif
yang positif. Hal tersebut sesuai dengan
sebanyak 48 Orang (96%) dan sisanya
hasil penelitian dimana responden
responden menggunakan Koping Spiritual
mengatakan bahwa dengan adanya
Negatif berjumlah 2 orang (4%) (Tabel 3)
dukungan dari istri, anak dan keluarga lain
memberikan semangat dalam menjalani
DISKUSI
penyakitnya. Penelitian (Fitriani &
Hasil penelitian yang telah Ambarini,2012) dalam penelitian
diuraikan membahas secara sistematis (Mardiana, Erfina, & Nurmaulid, 2013)
hasil penelitian dari data demografi yang mengatakan bahwa aspek dukungan sosial
meliputi adalah umur, jenis kelamin, dan motivasi dari orang-orang terdekat
agama, suku, status perkawinan, Riwayat memberikan sumbangan yang besar untuk
memicu timbulnya motivasi dan harapan Hasil penelitian mengenai koping
hidup yang tinggi sehingga dapat menilai spiritual pada pasien LKD didapatkan
kehidupannya secara lebih baik. Hal bahwa mayoritas responden menggunakan
koping spiritual positif dan 2 responden
tersebut berarti bahwa dukungan keluarga
lainnya menggunakan koping spiritual
sebagai sumber kekuatan bagi responden. negatif. Penggunaan koping spiritual
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang Positif, lebih banyak menggunakan Koping
mengatakan bahwa responden yang Spiritual Positif sedang yaitu sebanyak 32
berkeluarga mendapatkan dukungan baik responden, Koping Spiritual Positif Tinggi
dari suami, anak ataupun saudara yang sebanyak 7 responden dan Koping Spiritual
dimana berpengaruh secara emosional Positif rendah sebanyak 9 responden dan
selebihnya 2 menggunakan Koping
karena merasa senang karena diperhatikan
Spiritual Negatif Tinggi. Hasil tersebut
dan dapat mengurangi stres yang menggambarkan bahwa seluruh responden
dirasakan pasien LKD (Widhiarsi, 2012). memiliki koping spiritual yang baik dengan
menganggap spiritualnya sebagai salah
Dan untuk lama menderita DM satu bentuk pertolongan dalam
didapatkan bahwa koping spiritual positif menghadapi penyakitnya. Hal tersebut
lebih banyak digunakan pada pasien didukung oleh penelitian (Alkendhy,
dengan durasi DM 6-10 Tahun. Dalam Sukarni, & Pradika, 2018) bahwa terdapat
penelitian juga, responden menyebutkan hubungan tingkat spiritual dengan
bahwa responden sudah lama mengalami perkembangan DFU. Tingkat spiritual yang
DM dan sudah berada pada fase baik dapat mengurangi dampak negatif
penerimaan sebagai bentuk ujian untuk yang disebabkan oleh luka kaki.
lebih meninggikan derajatnya dihadapan Spiritualitas dapat meningkatkan rasa
Tuhan, sebagai jalan untuk menghapus penerimaan pada penderita, memberikan
dosa pada masa lalu dan menganggap ketenangan, meningkatkan kepercayaan
penyakitnya ini merupakan ujian dari sang diri dan menjadikan gambaran diri menjadi
Pencipta. Hal tersebut sejalan dengan positif (Taluta & Hamel, 2014)
penelitian yang dilakukan oleh (Arafah,
Saleh, Kaelan, & Yusuf, 2017) bahwa DAFTAR PUSTAKA
responden merasa bersyukur dan
mengarapkan dengan kondisinya yang Abidin, Z., Meuraxa, R., Aceh, B., Fitria, E.,
sekarang sebagai sakit yang menggugurkan Nur, A., Marissa, N., & Ramadhan, N.
dosa-dosanya sehingga dapat menjadi lebih (2017). Karakteristik Ulkus
baik. Sedangkan untuk lama menderita Diabetikum pada Penderita Diabetes
luka atau LKD adalah yang paling banyak Mellitus di RSUD dr . Zainal Abidin
yaitu < 3 Bulan dan paling banyak dan RSUD Meuraxa Banda Aceh.
menggunakan koping spiritual positif. Hal Buletin Penelitian Kesehatan, 45, 153–
tersebut dipengaruhi karena rata-rata 160.
responden yang diteliti merupakan pasien
yang baru mempunyai luka baru dan Alkendhy, E., Sukarni, & Pradika, J.
datang ke klinik untuk melakukan (2018). Analisis Faktor-Faktor
perawatan. Jadi dalam penelitian ini lama Terjadinya Luka Kaki Diabetes
luka tidak berhubungan dengan koping Berulang Pada Pasien Diabetes Melitus
spiritual dan koping positif tersebut dapat Di Klinik Kitamura dan RSUD Dr.
dipengaruhi karena kepatuhan dalam Soedarso Pontianak, 1–14.
perawatan, sesuai dengan penelitian bahwa
lama luka yang dialami disebabkan karena Arafah, M., Saleh, A., Kaelan, C., & Yusuf,
cara perawatan yang tidak tepat sehingga S. (2017). Pengalaman spritual pasien
luka tidak kunjung sembuh dan telah kanker kolon dengan kolostomi
terjadi proses angiogenesis permanen: studi fenomenologi. Journal
of Islamic Nursing, 2(2), 60–68.
Koping Spiritual pada pasien dengan
Luka Kaki Diabetik Ardian, I. (2016). Konsep Spiritualitas dan
Religiusitas (Spiritual and Religion) International Diabetes Federation. (2017).
dalam Konteks Keperawatan Pasien Eighth edition 2017. IDF Diabetes
Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Atlas, 8th edition.
Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah, https://doi.org/http://dx.doi.org/10.
2(5), 1–9. 1016/S0140-6736(16)31679-8.

Armiyati, Y., & Rahayu, D. A. (2012). Jaser, S. S., Patel, N., & Xu, M. (2016).
Faktor yang berkolerasi terhadap Stress and Coping Predicts Adjustment
mekanisme koping pasien CKD yang and Glycemic Control in Adolescents
menjalani Hemodialisis di RSUD Kota with Type 1 Diabetes. Annals of
Semarang. Universitas Muhammadiyah Behavioral Medicine.
Semarang, 7. https://doi.org/10.1007/s12160-016-
9825-5
Bhatt, H., Saklani, S., & Upadhayay, K.
(2016). Anti-Oxidant And Anti-Diabetic Mangolian Shahrbabaki, P., Nouhi, E.,
Activities Of Ethanolic Extract Of Kazemi, M., & Ahmadi, F. (2017).
Primula denticulata FLOWERS. Spirituality: A panacea for patients
Indonesian Journal of Pharmacy, 27(2), coping with heart failure. International
74. Journal of Community Based Nursing
https://doi.org/10.14499/indonesianj and Midwifery, 5(1), 38–48.
pharm27iss2pp74
Mardiana, E., Erfina, & Nurmaulid. (2013).
Borumandnia, N., Farahani, A. S., & the Quality of Life of Patients With
Nikseresht, R. N. F. (2018). The Effect Cervical Cancer At Dr . Wahidin.
of Spiritual Care on Adolescents Indonesian Contemporary Nursing
coping with Cancer. Holistic Nursing Journal, 1(1), 18–23.
Practice, 149–159.
https://doi.org/10.1097/HNP.000000 Nejat, N., Whitehead, L., & Crowe, M.
0000000263 (2016). The use of spirituality and
religiosity in coping with colorectal
Cho, N. H., Shaw, J. E., Karuranga, S., cancer. Contemporary Nurse, 0(0), 1–
Huang, Y., da Rocha Fernandes, J. D., 19.https://doi.org/10.1080/10376178
Ohlrogge, A. W., & Malanda, B. (2018). .2016.1276401
IDF Diabetes Atlas: Global estimates of
diabetes prevalence for 2017 and Ogurtsova, K., da Rocha Fernandes, J. D.,
projections for 2045. Diabetes Huang, Y., Linnenkamp, U.,
Research and Clinical Practice, 138, Guariguata, L., Cho, N. H., …
271–281. Makaroff, L. E. (2017). IDF Diabetes
https://doi.org/10.1016/j.diabres.201 Atlas: Global estimates for the
8.02.023 prevalence of diabetes for 2015 and
2040. Diabetes Research and Clinical
Garrusi, B., Baneshi, M. R., & Moradi, S. Practice, 128, 40–50.
(2013). Psychosocial contributing https://doi.org/10.1016/j.diabres.201
factors that affect mental well being in 7.03.024
diabetic patients. Russian Open
Medical Journal, 2(1), 0106. Purwanti, L. E., & Maghfirah, S. (2016).
https://doi.org/10.15275/rusomj.201 Faktor Risiko Komplikasi Kronis (Kaki
3.0106 Diabetik) Dalam Diabetes Mellitus Tipe
2 Lina Ema Purwanti*, Sholihatul
Gouin, J. P., & Kiecolt-Glaser, J. K. (2011). Maghfirah*. The Indonesian Journal of
The Impact of Psychological Stress on Health Science, 7(1), 27–39.
Wound Healing: Methods and
Mechanisms. Immunology and Allergy Religiusitas, Koping Religius, dan
Clinics of North America, 31(1), 81–93. Kesejahteraan Subjektif. (2014). Jurnal
https://doi.org/10.1016/j.iac.2010.09 Psikologi, 39(1), 46–66.
.010 https://doi.org/10.22146/jpsi.6966
Reynolds, N., Mrug, S., Hensler, M., Guion, pasien Kaki Diabetik di unit rawat
K., & Madan-Swain, A. (2014). jalan RSUD Dr. Moewardi. Universitas
Spiritual coping and adjustment in Muhammadiyah Surakarta.
adolescents with chronic illness: A 2-
year prospective study. Journal of World Health Organization (WHO). (2016).
Pediatric Psychology, 39(5), 542–551. Diabetes Fakta dan Angka.
https://doi.org/10.1093/jpepsy/jsu01 Epidemiological situation.
1
Yuliasari, H., Wahyuningsih, H., &
Salom?, G. M., De Almeida, S. A., Mendes, Sulityarini, R. I. (2018). Efektifitas
B., De Carvalho, M. R. F., Bueno, J. Pelatihan Koping Religius untuk
C., Massahud, M. R., & Ferreira, L. M. Meningkatkan Kesejahteraan
(2017). Association of Meningkatkan Kesejahteraan
Sociodemographic Factors with Psikologis Pada Penderita Diabetes
Spirituality and Hope in Patients with Mellitus Tipe 2. Journal of
Diabetic Foot Ulcers. Advances in Skin Psychological Science and Profession,
and Wound Care, 30(1), 35–39. 2(1), 73–82.
https://doi.org/10.1097/01.ASW.000 https://doi.org/10.24198/jpsp.v2i1.1
0508446.58173.29 5024

Saputra, O., Lisiswanti, Ri., Larasati, T., &


Rahmania, H. (2017). Coping
Strategies of Patients with Type 2
Diabetes Mellitus: a Qualitative Study.
Jurnal Agromedicine, 4(1), 7–13.
Diambil dari
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/in
dex.php/agro/article/view/1542

Soewondo, P., Ferrario, A., & Tahapary, D.


L. (2013). Challenges in diabetes
management in Indonesia: A literature
review. Globalization and Health, 9(1),
1–17. https://doi.org/10.1186/1744-
8603-9-63

Suciani, T., & Nuraini, T. (2017).


Kemampuan Spiritualitas Dan Tingkat
Stres Pasien Diabetes Mellitus Di
Rumah Perawatan: Studi
Pendahuluan. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 20(2), 102–109.
https://doi.org/10.7454/jki.v20i2.360

Taluta, Y. P., & Hamel, R. S. (2014).


Hubungan tingkat kecemasan dengan
mekanisme koping pada penderita
Diabetes Melitus Tipe II di Poliklinik
penyakit dalam Rumah Sakit Umum
Daerah Tobelo Kabupaten Halmahera
Utara. eJournal Keperawatan, 2, 1–9.

Widhiarsi, E. (2012). Hubungan antara


pengetahuan pasien tentang penyakit
Diabetes Mellitus dengan depresi pada

You might also like