You are on page 1of 6

e-J.

Agrotekbis 5 (6) : 668-673, Desember 2017 ISSN : 2338-3011

IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN ANATOMI


TANAMAN MANGGA (mangifera) Di KECAMATAN BUNGKU
TENGAH KABUPATEN MOROWALI

Identification of Morphologicaland Anatomical Characters of Mango plant


(Mangifera) In Subdistrict of Centre Morowali, BungkuDistrict

Iban1), Enny Adelina2), Nirwan Sahiri2)


1)
Agrotecnology Student, Agriculture Faculty, TadulakoUniversity, Palu, E-mail :Ibanhendrik422@yahoo.com
2)
Staf Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
Jl. Soekarno-Hatta Km 9, Tondo-Palu 94118, Sulawesi Tengah Telp. 0451-429738
E-mail : ennyadelina@gmail.com

ABSTRACT

The objective of this study was to determine the characteristics ofmangoplant based on specific
characteristic of morphology and anatomy of mango plant leaves in the village of Ipi and Bahomohoni,
Subdistrict of Central Bungku, Morowali District. Observation of morphological features has done in the
village of Ipi and Bahomohoni, while the anatomical observations done in the Laboratory of Biotechnology,
Faculty of Mathematics and Natural Sciences, TadulakoUniversity, from June until August 2016. The
observed morphological parameters include plant age, height plant, stem diameter, canopy diameter, canopy
shape andbars color. Variables of leaf anatomy consists of stomata size, size of the epidermis, stomatal
density and stomatal index. The result showed that the morphological and anatomical characters observed
based on a cluster analysis described dendogram form. The results of cluster analysis of both villages onthe
distance of 0.7 resulted five accession namelyBI14, IP13, IP1, IP9 and BI1. Highest stomatal index of the
both villages is accession IP7 and the lowest accession is BI14, while accessions has the highest stomata
density/mm2is accession IP13, and the lowest one is accession IP9. That is as initial step to find the source
ofhigh quality mango seed.

Keywords: Anatomy, Mango, morphology.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik tanaman mangga berdasarkan cirri
morfologi dan anatomi daun tanaman mangga di Desa Ipi dan Bahomohoni Kecamatan Bungku
Tengah Kabupaten Morowali. Pengamatan cirri morfologi dilaksanakan di Desa Ipi dan
Bahomohoni, sedangkan pengamatan anatomi dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako, mulai bulan Juni sampai Agustus
2016. Parameter morfologi yang diamati meliputi umur tanaman, tinggi tanaman, diameter batang,
diameter kanopi, bentuk kanopi dan warna batang. Peubahan anatomi daun terdiri atas ukuran
stomata, ukuran epidermis, kerapatan stomata dan indeks stomata.Selanjutnya hasil penelitian
menunjukkan karakter morfologi dan anatomi yang diamati berdasarkan analisis kluster yang
digambarkan dalam bentuk dendogram. Hasil analisis kluster kedua desa pada jarak 0,7
menghasilkan lima aksesi yaitu BI14, IP13, IP1, IP9 dan BI1. Indeks stomata paling tinggi dari
kedua desa adalah aksesi IP7 dan yang paling rendah adalah aksesi BI14, sedangkan aksesi yang
memiliki kerapatan stomata/mm2paling tinggi adalah aksesi IP13 dan yang paling rendah adalah
aksesi IP9. Hal ini sebagai langkah awal ditemukannya sumber benih mangga yang bermutu.

Kata Kunci : Anatomi, Mangga, Morfologi

668
PENDAHULUAN perlu diadakan karakterisasi. Berdasarkan
uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian
Tanaman mangga (Mangifera indica) secara akurat dari sifat-sifat morfologi yang
merupakan tanaman hortikultura yang menyeluruh khususnya tanaman mangga di
mempunyai nilai ekonomi sangat tinggi Desa Ipi dan Bahomohoni, Kecamatan
karena memiliki kandungan gizi yang Bungku Tengah, Kabupaten Morowali.
cukup tinggi bagi kesehatan manusia.
Komposisi buah mangga terdiri dari 80% METODE PENELITIAN
air dan 15% sampai 20% gula, serta
berbagai macam vitamin antara lain vitamin Penelitian ini dilaksanakan di
A, B dan C. Desa Ipi dan Bahomohoni, Kecamatan
Produksi buah mangga di Kabupaten Bungku Tengah, Kabupaten Morowali dan
Morowali rata-rata produksinya masih Laboratorium Bioteknologi Fakultas
rendah. Rendahnya produksi buah mangga Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
disebabkan oleh iklim, teknik budidaya dan Universitas Tadulako dan penelitian ini
kondisi pohon yang berbeda (Oktavianto akan dilaksanakan pada bulan Juni sampai
dkk., 2015). Salah satu prioritas penelitian Agustus 2016.
dibidang hortikultura ialah mengumpulkan Alat yang digunakan pada penelitian
dan mengidentifikasikan jenis buah-buahan ini adalah meter roll, mistar, mikroskop
yang unggul. Untuk mempelajari keanekaragaman cahaya tipe Carton Software V micro USB,
suatu tanaman dapat dilakukan dengan cara kamera digital, cutter, cool box, GPS tipe
analisis langsung terhadap sifat atau montana 650, Software SYSTAT Standard
karakter morfologi tanaman (Sumarsono Version 8.0 dan alat tulis menulis. Bahan
dkk., 2012). yang digunakan adalah tanaman mangga,
Melalui identifikasi karakter morfologi kertas label, tisu, alkohol 70%, aquades,
dan anatomi. Menurut Suhartini dkk., talidan plastik sampel.
(2010), tujuan identifikasi adalah untuk Penelitian ini menggunakan metode
mengetahui sifat-sifat penting dari spesies survei dan deskriptif secara langsung.
tanaman yang berasal dari berbagai habitat Lokasi ditentukan secara sengaja (purpose
tumbuh, sehingga dapat dipergunakan sampling) di Desa Ipi dan Bahomohoni.
sebagai sumber keragaman genetik dalam Lokasi yang dipilih dengan pertimbangan
membantu kegiatan pemuliaan tanaman dan melihat populasi mangga dan berdasarkan
sebagai sumber benih yang berkualitas. informasi dari masyarakat. Setiap desa
Keberhasilan usaha ini tergantung dipilih 15 pohon tanaman mangga secara
pada ketersediaan plasma nutfah berjumlah acak, sehingga tanaman mangga yang
banyak dan mempunyai keragaman genetik dijadikan sampe berjumlah 30 pohon.
tinggi. Koleksi plasma nutfah diperlukan Penggunaan sandi berdasarkan inisial nama
untuk menjaga agar suatu kultivar tidak desa tempat aksesi berada yaitu IPuntuk Ipi
punah dan dapat digunakan sebagai sumber dan BI untuk Bahomohoni.
keragaman genetik dalam menciptakan atau Karakter tanaman mangga yang
merakit bibit unggul baru (Basuki dan dijadikan sampel adalah yang sudah
Rachman, 1995). Menurut Hawkes dalam berproduksi dan secara visual memiliki
Basuki dan Rachman (1995), sebelum tingkat kesehatan mulai dari sedang hingga
melakukan perbaikan varietas terlebih sehat dan berumur lebih dari 15 tahun.
dahulu harus mengerjakan kegiatan- Identifikasi Morfologi. Kegiatan ini
kegiatan yang sangat menunjang yaitu dimaksud untuk mengkaji keragaman
koleksi dan pelestarian plasma nutfah. morfologi aksesi-aksesi yang diambil di
Sedangkan untuk melengkapi deskripsi lokasi dan bahan yang digunakan adalah
varietas-varietas pada koleksi plasma nutfah karakter batang yaitu: warna batang,

669
diameter batang, diameter kanopi, tinggi dendogram. Data-data morfologi dan
tanamandan karakter daun yaitu: bentuk anatomi daun yang diperoleh dari aksesi
daun, keharuman daun, warna daun, yang diteliti ditransformasikan menjadi data
panjang daun, lebar daun, panjang petiole. biner dalam bentuk matriks. Selanjutnya
Kemudian dilakukan pengamatan visual dianalisis kemiripan antar nomor sampel
pengamatan dan pengukuran dilakukan mangga yang diamati. Berdasarkan nilai
secara langsung dengan berpedoman pada kemiripan tersebut dibuat pengelompokkan
buku Descriptors for Mango (Mangifera nomor-nomor aksesi mangga tersebut
indica) yang diterbitkan oleh The dengan menggunakan metode Unweighted
International Plant Genetic Resources
Pair Group Method woth Arithmetic
Institute (IPGRI) tahun 2006 terhadap
deskripsi tanaman, deskripsi daun, deskripsi (UPGMA).
buah, deskripsi pelok dan biji. Untuk menyimpulkan kekerabatan
Agrawal (1997) mengemukakan, antara aksesi yang diamati, semua data yang
identifikasi varietas dapat dilakukan terkumpul dianalisis dengan menghitung
berdasarkan karakter kualitatif dan jarak Euclid yang dipertautkan berdasarkan
kuantitatif. Keragaman morfologi tanaman kekerabatan terdekat dengan bantuan
mangga merupakan ekspresi dari keragaman komputer memakai program Software
genetik dan lingkungan (Borojevic, 1990). SYSTAT.
Identifikasi Anatomi. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengkaji perbedaan HASIL DAN PEMBAHASAN
struktur anatomi daun pada aksesi yang
diambil dari lokasi penelitian.Sampel daun Berdasarkan survai dilapangan dan
mangga diambil sebanyak satu helai. hasil analisis diperoleh keragaman morfologi
Setelah itu permukaan daun dibersihkan dan anatomi pada tiap desa. Desa Ipi jarak
menggunakan tisu kemudian dibungkus 0.3 sampai 0,7 terdapat enam aksesi yang
dengan kertas koran, dan disimpan di dalam memiliki morfologi dan anatomi mirip yaitu
coll box. Kemudian di bawa ke laboratorium. IP2,IP13, IP15, IP4, IP6 dan IP3.Jarak 0,7
Secara manual penyayatan sampel daun sampai 0,8 terdapat dua aksesi yaitu IP14
dilakukan dengan menggunakan silet dan IP1.Makadapat diketahui bahwa pohon
kemudian di sayat tipis. Setelah disayat mangga yang berada di Desa Ipi yang tidak
sampel daun mangga di simpan di preparat memiliki hubungan kekerabatan adalah
dan ditetesi aquades. aksesi IP14 dan IP1. Pada Gambar 1.
Selanjutnya preparat diamati Untuk Desa Bahomohoni pada jarak
dibawah mikroskop cahaya dengan 0.302 ditemukan aksesi yang berkerabat
perbesaran 400x. Untuk proses pengamatan yaitu BI15, BI10, BI11, BI12 dan BI7,jarak
menggunakan mikroskop cahaya tipe 0.369 ditemukan tiga kelompok yaitu BI13,
Carton Software V micro USB dengan BI15danBI10,jarak 0.477 terdapat empat
perbesaran 400 kali di Laboratorium kelompok yang beragam masing-masing
Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu diwakili oleh BI6 dan BI15, pada jarak
Pengetahuan Alam Universitas Tadulako. 0.522 beberapa aksesi membentuk tujuh
Bagian karakter anatomi yang diamati kelompok dan masing-masing diwakili oleh
adalah ukuran stomata yaitu: panjang dan BI4, kelompok dua diwakili BI12.
lebar stomata, ukuran epidermis yaitu: Kemudian jarak0.603terdapat beberapa
panjang dan lebar epidermis, jumlah kelompok masing-masing diwakili BI1, BI9,
stomata, jumlah epidermis dan indeks BI2, BI4 dan BI12. Selanjutnya pada jarak
stomata. 0.603 terdapat beberapa kelompok yang
Analisis Kluster. Langkah ini dimaksudkan masing-masing diwakili BI14, BI5, BI4,
untuk menilai kemiripan antar aksesi BI2, BI9 dan BI1,.Dapat dilihat pada
mangga dilakukan menggunakan analisis Gambar 2.

670
Cluster Tree
Cluster Tree

IP14 BI2
IP13 IP11
IP9 IP15
BI1
IP15 BI8
A IP11 IP12
k A IP4
IP4 BI9
s IP12 k IP9
e s BI11
IP1 BI12
s e
i IP7 BI7
s IP13
IP2 i BI5
IP8 BI6
IP6 BI13
BI10
IP10 BI15
IP3 IP14
BI3
IP5 BI4
IP1
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 IP7
IP2
Distances
Jarak IP8
IP6
IP10
Gambar 1. Dendogram Analisis Kluster IP3
Tanaman Mangga Di Desa IP5
BI14
Ipi Berdasarkan Karakeristik
Morfologi
Cluster TreeDan Anatomi
Daun. 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Distances
Jarak
BI1
BI8 Gambar 3. Dendogram tanaman mangga
A BI9 di Kecamatan Bungku Tengah,
k BI2
s BI4
Kabupaten Morowali
e BI3
s BI11
Morfologi batang, daun serta anatomi
i BI12 daun tanaman mangga di Kecamatan
BI7 Bungku Tengah Kabupaten Morowali pada
BI15
BI10
Gambar 4 berikut.
BI13
BI6
BI5
BI14

0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7


Distances
Jarak
Gambar 2. Dendogram analisis kluster
tanaman mangga Desa Bahomohoni
berdasarkan morfologi dan BI14 BI14
anatomi daun.
Keragaman aksesi tanaman mangga
berdasarkan morfologi dan anatomi di
Kecamatan Bungku Tengah dilakukan
dengan menggabungkan hasil pengamatan
morfologidan anatomi tanaman mangga di
Desa Ipi dan Bahomohoni selanjutnya
dilakukan analisis kluster. Berikut dendogram BI14 IP1
morfologi dan anatomi tanaman mangga di
Kecamatan Bungku Tengah. Di lihat pada
Gambar 3.

671
Berdasarkan hasil penelitian Lestari
(2006) terhadaphubungan antara kerapatan
stomata padi Gajahmungkur, Towuti, dan
IR 64 bahwa indeks stomata pada ketiga
varietas yang diuji menunjukkan somaklon
yang mempunyai kerapatan per mm2 lebih
IP1 IP1 rendah dan indeks stomata lebih rendah
dianggap lebih tahan terhadap kekeringan.
Hasil yang berbeda dihasilkan pada
penelitian Qosim et al., (2005). Pada
Keterangan : = Stomata penelitian tersebut didapatkan korelasi
negatif antara kerapatan stomata dan
trikomata dengan ketahanan penyakit karat
pada beberapa kultivar krisan.
= Epidermis Aksesi yang memiliki indeks
stomata tertinggi adalah aksesi BI1,
Gambar 4. Morfologi batang, daun serta sedangkan yang terkecil adalah aksesi BI14.
Menurut Prawiranata et al., (1995), keadaan
anatomi daun mangga di lingkungan mempengaruhi frekuensi stomata.
Kecamatan Bungku Tengah. Diduga bahwa kedua aksesi tersebut
Analisis kluster digunakan untuk dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
menganalisis keragaman dan mengklasifikasi sehingga daun tanaman yang tumbuh pada
tanaman berdasarkan data dan parameter lingkungan kering dan di bawah cahaya
yang diidentifikasi secara morfologi dan dengan intensitas tinggi cenderung memiliki
stomata yang sedikit.
anatomi. Menurut Badriah (2010), menyatakan
bahwa analisis kelompok atau analisis KESIMPULAN DAN SARAN
kluster merupakan teknik analisis data yang
bertujuan untuk mengelompokan individu Kesimpulan
atau obyek ke dalam beberapa kelompok
Berdasarkan hasil identifikasi karakter
yang memiliki sifat berbeda antar kelompok,
morfologi dan anatomi mangga diperoleh
sehingga individu atau obyek yang terletak yang spesifik untuk Desa Ipi adalah aksesi
dalam satu kelompok akan mempunyai sifat IP14 dan IP1, Desa Bahomohoniyaitu
yang relatif homogen. aksesiBI14, BI2, BI9, BI1, BI4dan BI5,
Kecamatan Bungku Tengah terdapat serta Kecamatan Bungku Tengah adalah
lima aksesi yang tidak memiliki hubungan aksesi BI14, BI1, IP1, IP13dan IP9.
kekerabatan yaitu aksesi BI14, IP13, Berdasarkan karakter anatomi disimpulkan
IP1,IP9dan BI1. Kerapatan stomata jumlah stomata terbesaradalah aksesi IP9
terhadap pertumbuhan tanaman mangga yaitu 512.23 per mm2 dan aksesi terkecil
adalah sangat erat kaitannya dengan jumlah adalah aksesi BI14 yaitu 336.77 mm2.
stomata apabila stomata semakin rapat dan Saran
jumlahnya banyak maka akan mempengaruhi
Perlu penelitian lanjutan terhadap
proses laju transpirasi sehingga tanaman
aspek ketahanan terhadap kekeringan,
tersebut tidak dapat menyimpan air dan organisme penganggu tanaman dan analisis
tanaman tersebut tidak tahan kekeringan, di tingkat genetik agar diketahui keragaman
sebaliknya jika jumlah stomata sedikit dan secara genetik, serta uji percobaan melalui
kerapatan stomata rendah maka air yang benih dari tanaman mangga yang terpilih.
diserap sedikit dan tanaman tersebut tahan
terhadap kekeringan. Aksesi yang memiliki DAFTAR PUSTAKA
kerapatan stomata paling tinggi adalah
aksesi IP13, sedangkan kerapatan stomata Agrawal, R.L. 1997. Identifying Characteristic of
paling rendah pada aksesi IP9. Crop Varietas. Selence Publisher Inc, USA.

672
Basuki, S dan A.Rachman, 1995. Regenerasi dan Banyakan Kabupaten Kediri. J. Produksi
Pelestarian Plasma Nutfah Tembakau. Tanaman. 3(2): 91-97
Prosiding Simposium Nasional Pemuliaan
Tanaman III. 189-193. Prawiranata, W., S. Haran dan P. Tjondronegoro.
1995. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan.
Badriah, T. 2010. Cluster Analicis. Departemen Botani. Fakultas Pertanian.
http://lecturer.eepis-its.edu. Diakses 23 Juni IPB. Bogor.
2016.
Qosim, W.A., M. Rachmadi, Hersanti, dan A.
Suwarti. 2005. Korelasi antara Karakter
Borojevic, S, 1990. Principles & Methods of Plant
Kerapatan Trikoma dan Stomata dengan
Breeding. Elsevier, axford. Ketahanan Penyakit Karat pada beberapa
Lestari Gati Endang, 2006. Hubungan antara Kultivar Krisan Pot.Zuriat 16 (1): 52-59.
Kerapatan Stomata dengan Ketahanan
Kekeringan pada Somaklon Padi Suhartini,T., I.H. Soemantri dan B.Abullah, 2010.
Karakterisasi Plasma Nutfah Padi Liar dan
Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. Balai Ketersediaannya Sebagai Sumber Genetik.
Besar Penelitian dan Pengembangan Prosiding Kongres IV dan Simposium
Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Nasional Peripi. 274-282.
Pertanian (Balitbiogen), Bogor. Vol 7, No 1
Hal: 44-48 Sumarsono., T.B, Suparjana dan E.S, Purwati, 2012.
Karakteristik Morfologi dan Pola Pita
Oktavianto, Y., Sunaryo dan A. Suryanto, 2015. Izosim Varietas Mangga (Mangifera sp.)
Karakterisasi Tanaman Mangga di Kabupaten Banyumas. Prosiding
(Mangifera Indica L.) Cantek, Ireng, Seminar Nasional, tanggal 27 Juni 2016.
Empok, Jempol di Desa Tiron, Kecamatan Purwokerto.

673

You might also like