Menteri Perindustrian Republik Indonesia
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 15 TAHUN 2018
TENTANG
PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA AUDIO VIDEO DAN
Menimbang
Mengingat
ELEKTRONIKA SEJENIS SECARA WAJIB
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,
bahwa dalam rangka melindungi keamanan, kesehatan,
dan keselamatan konsumen dari penggunaan produk
audio video dan elektronika sejenis, meningkatkan daya
saing dan menjamin mutu hasil industri audio video dan
elektronika sejenisnasional, dan —_menciptakan
persaingan usaha yang sehat dan adil, perlu mewajibkan
pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) audio
video dan elektronika sejenis secara wajib;
bahwa berdasarkan —_pertimbangan _sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Perindustrian tentang Pemberlakuan Standar
Nasional Indonesia Audio Video dan Elektronika Sejenis
secara Wajib;
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5492);Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5584);
Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang
Standardisasi Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 199, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4020);
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang
Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 9,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6016);
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 54);
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/
PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia bidang
Industri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 308);
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M-IND/
PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perindustrian (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1806);
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 4 Tahun 2018
tentang Tata Cara Pengawasan Pemberlakuan
Standardisasi Industri secara Wajib (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 196);
Peraturan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 1
Tahun 2011 tentang Pedoman Standardisasi Nasional
Nomor 301 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberlakuan
Standar Nasional Indonesia secara Wajib (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 105);Menetapkan
10. Peraturan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 3
Tahun 2012 tentang Pedoman Standardisasi Nasional
Notifikasi dan Penyelisikan dalam Kerangka Pelaksanaan
Agreement on Technical Barrier to Trade - World Trade
Organization (TBT - WTO) (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 409);
MEMUTUSKAN:
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG
PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA AUDIO
VIDEO DAN ELEKTRONIKA SEJENIS SECARA WAJIB.
BAB!
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.
Audio Video dan Elektronika Sejenis adalah produk audio
video dan elektronika dengan nilai suplai pengenal tidak
lebih dari 250V a.c. fase tunggal atau suplai d.c.
Pelaku Usaha adalah produsen, perwakilan perusahaan,
dan/atau importir.
Produsen adalah perusahaan industri yang memproduksi
Audio Video dan Elektronika Sejenis.
Perwakilan Perusahaan adalah perusahaan yang
berbentuk badan hukum dan berkedudukan di Indonesia
yang ditunjuk oleh perusahaan atau gabungan
perusahaan di luar negeri sebagai perwakilannya di
Indonesia.
Importir adalah orang perorangan atau badan usaha
yang melakukan kegiatan impor dan/atau mengedarkan
Audio Video dan Elektronika Sejenis.
Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI Audio Video dan
Elektronika Sejenis yang selanjutnya disebut SPPT-SNI
adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga
sertifikasi produk kepada Produsen.10.
11.
12.
13.
14,
15,
Lembaga Sertifikasi Produk yang selanjutnya disebut
LSPro adalah lembaga yang melakukan kegiatan
sertifikasi produk dan menerbitkan SPPT-SNI_ sesuai
dengan ketentuan SNI.
Laboratorium Penguji_ adalah laboratorium yang
melakukan kegiatan pengujian kesesuaian mutu
terhadap contoh Audio Video dan EleKtronika Sejenis
sesuai dengan ketentuan SNI
Komite Akreditasi Nasional yang selanjutnya disingkat
KAN adalah lembaga nonstruktural yang bertugas dan
bertanggung jawab di bidang akreditasi_lembaga
penilaian kesesuaian.
Pertimbangan Teknis adalah surat keterangan yang
menerangkan bahwa Audio Video dan Elektronika Sejenis
yang memiliki kesamaan nomor Pos Tarif/ Harmonize
System (HS) Code dikecualikan dari ketentuan SNI wajib
karena alasan teknis dan/atau keperluan khusus.
Sistem Manajemen Mutu yang selanjutnya disingkat
SMM adalah rangkaian kegiatan dalam rangka penerapan
manajemen mutu menurut SMM SNI ISO 9001:2015.
Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu yang selanjutnya
disingkat LSSM adalah lembaga yang melakukan
kegiatan sertifikasi SMM
Surveilan adalah pengecekan secara berkala dan/atau
secara khusus oleh LSPro kepada Produsen yang telah
memperoleh SPPT-SNI terhadap konsistensi penerapan
SNI.
Pengawasan adalah mekanisme pemeriksaan terhadap
barang industri yang harus memenuhi kesesuaian
persyaratan mutu dengan SNI Audio Video dan
Elektronika Sejenis.
Petugas Pengawas Standar Industri yang selanjutnya
disingkat PPSI adalah Pegawai Negeri Sipil pusat atau
daerah yang ditugaskan untuk melakukan Pengawasan
terhadap pelaksanaan penerapan atau pemberlakuan
standar industri.16.
iis
18,
19.
20.
21
22.
23,
24
Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perindustrian.
Direktorat Jenderal Pembina Industri adalah direktorat
jenderal yang mempunyai tugas, fungsi, dan wewenang
untuk melakukan pembinaan terhadap industri
elektronika di Kementerian Perindustrian.
Direktur Jenderal Pembina Industri adalah direktur
jenderal yang mempunyai tugas, fungsi, dan wewenang
untuk melakukan pembinaan terhadap _ industri
elektronika di Kementerian Perindustrian.
BPPI adalah badan yang mempunyai tugas, fungsi, dan
wewenang untuk = melakukan —_penelitian dan
pengembangan industri di Kementerian Perindustrian.
Kepala BPPI adalah kepala badan yang mempunyai
tugas, fungsi, dan wewenang untuk melakukan penelitian
dan pengembangan industri di_—-Kementerian
Perindustrian
Direktorat Pembina Industri adalah direktorat yang
mempunyai tugas, fungsi, dan wewenang untuk
melakukan pembinaan terhadap industri Audio Video
dan Elektronika Sejenis pada Direktorat Jenderal
Pembina Industri.
Direktur Pembina Industri adalah direktur yang yang
mempunyai tugas, fungsi, dan wewenang untuk
melakukan pembinaan terhadap industri Audio Video
dan Elektronika Sejenis pada Direktorat Jenderal
Pembina Industri.
Kepala Dinas daerah Provinsi adalah kepala organisasi
perangkat daerah di tingkat daerah provinsi yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perindustrian.
Kepala Dinas daerah Kabupaten/Kota adalah kepala
organisasi perangkat daerah di tingkat daerah
kabupaten/kota yang menyelenggarakan —_urusan
pemerintahan di bidang perindustrian.Pasal 2
Produsen harus melakukan kegiatan paling sedikit sebagai
berikut:
a.
a
perakitan komponen utama berupa papan cetakan suplai
utama, casing, panel/layar, papan cetakan utama (main
board), power cord, power switch, dan unit transduser
menjadi utuh;
pelaksanaan manajemen mutu sesuai dengan SMM SNI
1SO 9001:2015; dan
pengujian dan pengendalian mutu produk sesuai dengan
ketentuan SNI.
BAB II
LINGKUP PEMBERLAKUAN WAJIB
Pasal 3
Memberlakukan SNI 04-6253-2003 secara wajib pada
produk Audio Video dan Elektronika Sejenis dengan jenis
produk dan nomor pos tarif/HS Code sebagai berikut:
No Jenis Produk Pos Tarif/HS Code
1. | Pesawat televisi dengan 8528.72.91
ukuran layar sampai dengan| Ex. 8528.72.92 |
42 inci, termasuk pesawat Ex. 8528.72.99
televisi CRT;
2.|Dise player DVD dan disc] Ex. 8521.90.19
player Blu-ray, termasuk| Ex. 8521.90.99
kombinasi DVD dan
kombinasi dengan pemutar
Blu-ray, yang berdiri sendiri
dan bukan merupakan bagian
atau komponen dari produk
lain;3.| Tape mobil (head unit mobil), | _ Ex. 8527.21.00
termasuk pemutar kaset, Ex. 8527.29.00
cakram optik, dan format
audio video digital lainnya,
tidak termasuk tape mobil |
yang terdapat dalam mobil
| yang diimpor secara utuh;
‘Speaker aktif, berdiri sendiri| Ex. 8518.21.10 |
dan bukan merupakan bagian Ex. 8518.21.90
atau komponen dari produk| Ex. 8518.22.10
lain; dan Ex. 8518.22.90
Ex, 8518.29.90
5.| Set top box untuk pesawat| Ex. 8528.71.11
televisi, termasuk penerima
digital untuk satelit,
terrestrial, dan kabel.
Pasal 4
Kabel senur (suplai) dan tusuk kontak untuk Audio Video dan
Elektronika Sejenis harus memiliki SPPT-SNI untuk produk
kabel dan tusuk kontak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 5
Audio Video dan Elektronika Sejenis_ yang akan
diperdagangkan di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia wajib mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a. kondisi pengujian mengikuti kondisi iklim tropis;
b, _ kelas peranti paling rendah kelas I; dan
c. Komponen terkait aspek keselamatan _memenuhi
ketentuan SNI, standar International Electrotechnical
Commission (IEC), atau standar yang setara.QQ)
(2)
(3)
Pasal 6
Pemberlakuan SNI__ 04-6253-2003 secara__ wajib
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 berlaku terhadap
Audio Video dan Elektronika Sejenis hasil produksi
dalam negeri dan/atau asal impor yang beredar di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemberlakuan SNI__ 04-6253-2003 secara_—_wajib
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi
Audio Video dan Elektronika Sejenis, apabila:
a. memiliki kesamaan nomor pos tarif/HS code dengan
jenis produk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,
tetapi memiliki spesifikasi dan ruang lingkup yang
berbeda dari ketentuan SNI 04-6253-2003; atau
b. digunakan untuk keperluan khusus, yaitu:
1. merupakan contoh uji dalam rangka penerbitan
SPPT-SNI;
2. merupakan barang contoh untuk pameran dan
tidak untuk diperjualbelikan; atau
3. merupakan contoh uji dalam penelitian dan
pengembangan produk.
Impor Audio Video dan Elektronika Sejenis sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan _berdasarkan
Pertimbangan Teknis dari Direktur Jenderal Pembina
Industri.
Pasal 7
Pelaku Usaha wajib memproduksi, mengimpor, dan/atau
mengedarkan Audio Video dan Elektronika Sejenis yang
sesuai dengan ketentuan SNI sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3.Q)
(2)
BAB III
SERTIFIKASI] PRODUK
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 8
Produsen di dalam negeri wajib memiliki SPPT-SNI.
Dalam hal Audio Video dan Elektronika Sejenis berasal
dari impor, Produsen di luar negeri wajib memiliki SPPT-
SNI
Pasal 9
SPPT-SNI diterbitkan melalui sistem sertifikasi tipe 5.
(a)
(2)
Bagian Kedua
Permohonan Penerbitan SPPT-SNI
Pasal 10
Untuk memiliki SPPT-SNI sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8, Produsen mengajukan permohonan penerbitan
SPPT-SNI kepada LSPro yang telah diakreditasi oleh KAN
sesuai ruang lingkup SNI 04-6253-2003 dan ditunjuk
oleh Menteri.
Dalam mengajukan permohonan SPPT-SNI sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Produsen harus memenuhi
persyaratan administrasi dengan melampirkan fotokopi
dokumen sebagai berikut:
a. _akta pendirian perusahaan atau perubahannya;
Izin Usaha Industri (IUI) atau izin usaha sejenis bagi
Produsen di luar negeri dengan lingkup usaha
industri Audio Video dan Elektronika Sejenis;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
Sertifikat atau Tanda Daftar Merek, yang diterbitkan
oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual,
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;(3)
(1)
(2)
-10-
e. perjanjian Lisensi dari pemilik merek, yang telah
didaftarkan pada Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia;
f. sertifikat SMM SNI ISO 9001:2015;
g. surat pernyataan yang berisi jaminan untuk tidak
mengedarkan Audio Video dan Elektronika Sejenis
sampai dengan penerbitan SPPT-SNI; dan
h. dokumen pendukung lainnya, meliputi:
1. rencana dan kapasitas produksi dalam waktu 1
(satu) tahun;
2. laporan produksi Audio Video dan Elektronika
Sejenis, sesuai dengan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini
3. jenis dan spesifikasi produk yang diajukan
untuk mendapatkan SPPT-SNI; dan.
4. LSPro yang akan melakukan sertifikasi.
Bagi Produsen di luar negeri, dokumen berupa:
a. akta pendirian perusahaan atau perubahannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a; dan
b. IU! atau izin usaha sejenis sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b,
harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah,
Pasal 11
Dalam mengajukan permohonan penerbitan SPPT-SNI
kepada LSPro sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ayat (1), Produsen di luar negeri menunjuk 1 (satu)
Perwakilan Perusahaan yang dapat berfungsi sebagai
Importir.
Legalitas Perwakilan Perusahaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibuktikan dengan dokumen sebagai
berikut:q@)
(2)
(a)
str?
akta pendirian perusahaan atau perubahannya;
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda
Daftar Perusahaan (TDP);
c. Angka Pengenal Importir (API), bagi Perwakilan
Perusahaan yang berfungsi sebagai Importir;
d NPWP;
€. surat penunjukan dari Produsen di luar negeri, yang
diketahui oleh pejabat_diplomatik —_bidang
perindustrian/ekonomi atau perwakilan konsuler
Indonesia di negera setempat;
f, surat pernyataan bermaterai, yang menyatakan
bertanggung jawab terhadap peredaran Audio Video
dan Elektronika Sejenis sesuai dengan ketentuan
SNI 04-6253-2003 secara wajib; dan
g. _realisasi impor Audio Video dan Elektronika Sejenis,
bagi Perwakilan Perusahaan yang berfungsi sebagai
Importir.
Pasal 12
Dalam hal Perwakilan Perusahaan tidak berfungsi
sebagai Importir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (1), Produsen di luar negeri menunjuk 1 (satu)
Importir melalui Perwakilan Perusahaan
Legalitas Importir sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibuktikan dengan dokumen sebagai berikut:
a. akta pendirian perusahaan atau perubahannya;
b. SIUP dan TDP;
API; dan
NPWP.
Ao
Bagian Ketiga
Penerbitan SPPT-SNI
Pasal 13
Penerbitan SPPT-SNI melalui sistem sertifikasi Tipe 5
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 meliputi:(2)
-12-
pengujian kesesuaian mutu Audio Video dan
Elektronika Sejenis sesuai dengan ketentuan SNI 04-
6253-2003; dan
audit proses produksi dan penerapan SMM SNI ISO
9001:2015.
Dalam pengujian kesesuaian mutu Audio Video dan
Elektronika Sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, pengambilan contoh uji dapat dilakukan
berdasarkan kelompok produk sebagai berikut:
a,
untuk pesawat televisi, dapat memiliki ukuran layar
yang berbeda, apabila memiliki:
1. rangkaian papan cetakan suplai utama sama;
2. jenis dan sistem insulasi transformator yang
sama;
3. rangkaian papan cetakan untuk tegangan tinggi
sama (hanya untuk jenis televisi CRT); dan
4. mempunyai daya keluaran (output) pengenal
dapat berbeda;
untuk DVD/ Blu-ray disc player, apabila memiliki:
1. rangkaian papan cetakan suplai utama sama;
dan
2. sub perakitan dasar yang sama;
untuk tape mobil (head unit mobil), apabila memiliki:
1. rangkaian papan cetakan suplai utama sama;
2. jenis dan sistem insulasi transformator yang
sama; dan
mempunyai daya keluaran (output) pengenal
dapat berbeda;
untuk speaker aktif, apabila memiliki:
1. rangkaian papan cetakan suplai utama sama;
2. jenis dan sistem insulasi transformator yang
sama; dan
3. mempunyai daya keluaran (output) pengenal
dapat berbeda; dan
untuk set top box, apabila memiliki
1. rangkaian papan cetakan suplai utama sama;(3)
(4)
"iss
jenis dan sistem insulasi transformator yang
sama; dan
mempunyai daya keluaran (output) pengenal
dapat berbeda.
Pengujian kesesuaian mutu Audio Video dan Elektronika
Sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
oleh:
a,
Laboratorium Penguji di dalam negeri yang telah
diakreditasi oleh KAN sesuai ruang lingkup SNI 04-
6253-2003 dan ditunjuk oleh Menteri; atau
Laboratorium Penguji di luar negeri yang telah
diakreditasi oleh lembaga akreditasi di negara
tempat Laboratorium Penguji_ berada, yang
mempunyai perjanjian saling pengakuan (Mutual
Recognition Agreement/MRA) dengan KAN dan
negara tempat Laboratorium Penguji_berada
memiliki perjanjian bilateral atau multilateral di
bidang regulasi teknis dengan Pemerintah Republik
Indonesia, dan ditunjuk oleh Menteri
Audit proses produksi dan penerapan SMM SNI ISO
9001:2015 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dilakukan oleh LSPro terhadap:
a
kepemilikan sertifikat SMM sesuai dengan ruang
lingkup jenis produk yang disertifikasi, dari LSSM
yang telah diakreditasi oleh KAN atau lembaga
akreditasi yang telah menandatangani_ perjanjian
saling pengakuan (Multilateral —_ Recognition
Arrangement/MLA) dengan KAN; atau
penerapan SMM sesuai dengan SNI ISO 9001:2015,