You are on page 1of 12

Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.

8 Mei 2019, Hal 453-464

ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PUSKESMAS DI


KECAMATAN BABULU KABUPATEN PENAJAM PASER
UTARA
BERDASARKAN PERMENKES NOMOR 27 TAHUN 2017

Amrullah
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Mulawarman

ABSTRACT

The amount of medical waste originating from health facilities are expected
progressively increasing. Waste generated from medical efforts such as health centers,
polyclinics and hospitals are the type of waste which are included in the category of
biohazard waste is very dangerous type of environment, where many exiles viruses,
bacteria and other harmful substances. This study was conducted to analyze the
management of solid medical waste in the public health centers in Kecamatan Penajam
Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur.
This research is a qualitative descriptive. The object of research is the
implementation of medical waste management in health centers and community health
centers target sanitarians and janitor. The research variables include the characteristics
of medical waste, stage management, medical waste management officers, facilities,
SOP and the perceived health impact of medical waste management officers.
The results showed solid medical waste management of health centers is not in
accordance with the applicable provisions of the color of plastic bags are used not
appropriate, storage locations are not eligible, and there are medical waste that is not
destroyed by incineration. Medical waste management facilities not adequate ie no
conveyance and no incinerators. Medical waste management is done not in accordance
with the SOP and SOP is not in accordance with regulations. Medical waste management
officers not using PPE.
It is advisable to do a lug medical waste with a plastic bag, label and symbol in
accordance with existing regulations. Medical waste storage location is advisable to be in
a secure area and symbols and labels. Waste disposal is done in the health center in
order to keep attention to the existing guidelines to minimize the risk. The need for
training on medical waste management and use of PPE.

Keywords : management, medical waste, health centers

ABSTRAK

Jumlah limbah medis yang bersumber dari fasilitas kesehatan diperkirakan


semakin lama semakin meningkat. Limbah yang dihasilkan dari upaya medis seperti
puskesmas, poliklinik dan rumah sakit yaitu jenis limbah yang termasuk dalam kategori
biohazard yaitu jenis limbah yang sangat membahayakan lingkungan, dimana banyak
terdapat buangan virus, bakteri maupun zat yang membahayakan lainnya. Penelitian ini
dilakukan untuk menganalisis pengelolaan limbah medis puskesmas di Kecamatan
Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian yaitu
pelaksanaan pengelolaan limbah medis padat pada puskesmas dan sasarannya
sanitarian puskesmas dan petugas kebersihan. Variabel penelitian ini meliputi

453
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 453-464

karakteristik limbah medis, tahapan pengelolaan, petugas pengelola limbah medis,


sarana, SOP dan dampak kesehatan yang dirasakan petugas pengelola limbah medis.
Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan limbah medis puskesmas belum sesuai
dengan ketentuan yang berlaku yaitu warna kantong plastik yang digunakan belum
sesuai, lokasi penyimpanan tidak memenuhi syarat, dan masih terdapat limbah medis
yang tidak dimusnahkan dengan insinerator. Sarana pengelolaan limbah medis padat
belum memadai yaitu tidak ada alat pengangkut dan tidak ada insinerator. Pengelolaan
limbah medis padat yang dilakukan tidak sesuai dengan SOP, dan SOP belum sesuai
dengan peraturan. Petugas pengelola limbah medis belum menggunakan APD.
Disarankan untuk melakukan pewadahan limbah medis dengan kantong plastik,
label dan simbol sesuai dengan peraturan yang ada. Lokasi penyimpanan limbah medis
disarankan untuk berada di area yang aman dan diberi simbol dan label. Pemusnahan
limbah yang dilakukan di lingkungan puskesmas agar tetap memperhatikan pedoman
yang ada untuk meminimalkan resiko. Perlu adanya pelatihan mengenai pengelolaan
limbah medis dan penggunaan APD.

Kata kunci : pengelolaan, limbah medis padat, puskesmas

PENDAHULUAN masuk atau dimasukkannya


Berdasarkan Peraturan makhluk hidup, zat, energi,
Menteri Kesehatan Republik dan/atau komponen lain ke dalam
Indonesia Nomor 75 tahun 2014 lingkungan hidup oleh kegiatan
Pusat Kesehatan Masyarakat manusia sehingga melampaui
yang selanjutnya disebut dengan baku mutu lingkungan hidup yang
Puskesmas adalah fasilitas telah ditetapkan.
pelayanan kesehatan yang Puskesmas merupakan
menyelenggarakan upaya salah satu unit pelayanan
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan yang dalam
kesehatan perseorangan tingkat kegiatannya menghasilkan
pertama, dengan lebih limbah medis maupun limbah non
mengutamakan upaya promotif medis baik dalam bentuk padat
dan preventif, untuk mencapai maupun cair. Limbah medis
derajat kesehatan masyarakat adalah semua bahan limbah yang
yang setinggi-tingginya di wilayah dihasilkan di fasilitas pelayanan
kerjanya. kesehatan, seperti rumah sakit,
Salah satu dampak dari klinik, kantor dokter, praktek gigi,
kegiatan pelayanan kesehatan di bank darah, dan rumah sakit
puskesmas yaitu timbulnya hewan/ klinik, serta fasilitas
limbah. Menurut Undang-undang penelitian medis dan laboratorium
No. 32 Tahun 2009 tentang (WHO, 2014).
Perlindungan dan Pengelolaan Limbah medis yang
Lingkungan Hidup, limbah dihasilkan oleh rumah sakit/
merupakan sisa suatu usaha dan/ puskesmas diantaranya limbah
atau kegiatan, sedangkan pen- radioaktif, limbah infeksius,
cemaran lingkungan adalah patologi dan anatomi, limbah

454
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 453-464

sitotoksis, limbah kimia dan yang telah ditetapkan dan juga


farmasi (Kemenkes RI, 2004). pengawasan yang tegas
Pengelolaan limbah B3 adalah terhadap pengolahan limbah
salah satu masalah paling serius medis yang dihasilkan dari
di fasilitas kesehatan dikarenakan fasilitas pelayanan kesehatan,
limbah medis terutama limbah dapat mencegah terjadinya
infeksius sangat potensial dalam penularan penyakit ataupun
transmisi penyakit menular baik pencemaran lingkungan sehingga
melalui kontak langsung atau kesehatan masyarakat dan
tidak langsung melalui media lingkungan dapat terjamin.
lingkungan. Oleh karena itu, Berdasarkan data
limbah medis tidak boleh dibuang persentase provinsi yang
langsung ke dalam media melakukan pembinaan
lingkungan hidup tanpa diolah pengelolaan limbah medis
terlebih dahulu. Untuk fasilitas pelayanan kesehatan
menghindari risiko dan gangguan (fasyankes) tahun 2013, Provinsi
kesehatan maka pemerintah Kalimantan Timur baru mencapai
menetapkan Keputusan Menteri 21 % dari total fasyankes yang
Kesehatan RI No. ada (Dirjen PP & PL, 2014).
1204/Menkes/SK/X/2004 Kabupaten Penajam Paser
mengenai Persyaratan Utara merupakan salah satu
Kesehatan Lingkungan Rumah wilayah di Provinsi Kalimantan
Sakit, Peraturan Pemerintah No. Timur yang dihuni 187.690
101 tahun 2014 tentang penduduk yang tersebar di empat
Pengelolaan Limbah B3. Secara kecamatan. Kecamatan Babulu
lebih rinci, pengelolaan limbah B3 diketahui merupakan wilayah
termasuk limbah medis diatur yang cukup banyak
didalam Peraturan Menteri penduduknya, yaitu sekitar
Lingkungan Hidup No.14 tahun 34.961 penduduk (47,44% dari
2013 tentang Simbol dan Label total penduduk di Kabupaten
Limbah Bahan Berbahaya dan Penajam Paser Utara).
Beracun, dan Keputusan Kepala Data dari Kementerian
Bapedal No. 1 Tahun 1995 Kesehatan RI tahun 2013,
tentang: Tata Cara dan puskesmas di Kabupaten
Persyaratan Teknis Penyimpanan Penajam Paser Utara berjumlah
Dan Pengumpulan Limbah Bahan 11 unit, 9 diantaranya adalah
Berbahaya dan Beracun. jenis puskesmas rawat inap.
Adanya pengelolaan Wilayah Kecamatan Babulu
limbah medis yang tepat dan sendiri memiliki 3 puskesmas
benar sesuai dengan peraturan yang terdapat di Kelurahan

455
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 453-464

Babulu, Desa Gunung Intan, dan kan sistem pengelolaan limbah


Desa Sebakung Jaya. medis puskesmas secara obyektif
Terkait dengan tanpa memberikan perlakuan
pengelolaan limbah medis terhadap obyek. Penelitian ini
Puskesmas di Kecamatan Babulu termasuk dalam penelitian
terdapat kendala berdasarkan deskriptif kualitatif.
hasil studi pendahuluan di salah Penelitian ini dilakukan di
satu Puskesmas, yaitu masih seluruh Puskesmas di
terdapat puskesmas yang belum Kecamatan Babulu, yaitu
memiliki incinerator namun Puskesmas Babulu, Puskesmas
memiliki MOU dengan RS yang Gunung Intan dan Puskesmas
berada di Kabupaten Penajam Sebakung Jaya. Penelitian ini
Paser Utara, terkadang terjadi dilakukan mulai bulan Februari
penumpukan limbah karena sampai dengan Maret 2018.
minimnya anggaran operasional Pada penelitian ini
pengelolaan limbah tersebut, menggunakan triangulasi sumber
peran petugas belum dengan melibatkan informan
dilaksanakan sesuai dengan utama, informan pendukung, dan
tugas dan fungsinya karena informan kunci. Triangulasi
minimnya SDM sanitarian yang diartikan sebagai teknik
berada disetiap Puskesmas pengumpulan data yang bersifat
sehingga masih terdapat adanya menggabungkan dari beberapa
limbah yang belum tertangani tekhnik data dan sumber data
secara serius dan pengelolaan yang telah ada. Triangulasi
limbah medis padat di berarti peneliti menggunakan
puskesmas masih belum bisa teknik pengumpulan data dari
disebut sempurna dikarenakan sumber yang sama. Peneliti
belum lengkapnya sarana dan menggunakan observasi partisi-
prasarana yang ada. Hal tersebut patif, wawancara mendalam, dan
menunjukkan belum adanya dokumentasi untuk sumber data
perhatian khusus terhadap yang sama secara serempak.
pengelolaan limbah medis yang Triangulasi berarti untuk
dihasilkan dari kegiatan mendapatkan data dari sumber
puskesmas. yang berbeda-beda dengan
teknik yang sama (Sugiyono,
METODE PENELITIAN 2014).
Jenis penelitian yang Adapun cara pemilihan
digunakan adalah penelitian sumber dalam penelitian ini
observasional yang bersifat menggunakan teknik purposive
deskriptif karena menggambar- sampling. Hal itu sesuai dengan

456
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 453-464

(Moleong, 2007) yang masih banyak belum sesuai


menyatakan bahwa pada dalam pengelolaannya, sehingga
penelitian kualitatif tidak ada peneliti mewawancarai petugas
sampel acak, tetapi sampel kebersihannya sebagai informan
bertujuan (purposive sample). pendukung agar mendapatkan
Purposive sampling adalah teknik informasi yang lebih dalam
penentuan sample dengan dilapangan. Dari hasil wawancara
pertimbangan tertentu. oleh informan pendukung
didapatkan hasil yang
1. Informan Utama menguatkan informasi dari
Informan utama yang informan utama dan informan
dimaksud yaitu tenaga kesehatan kunci, bahwa pengelolaan limbah
lingkungan puskesmas. Dengan medis di puskesmas Gunung
tekhnik purposive sampling, Intan sangat sederhana dan
maka pemilihan informan utama dilakukan secara mandiri tidak
dilakukan dengan cara menggunakan pihak ke dua
mengambil subjek yang dalam pemusnahan limbah
disesuaikan dengan kriteria medisnya.
permasalahan yang diteliti yaitu Selama bekerja sebagai
tenaga kesehatan lingkungan di petugas pengelola limbah medis
puskesmas. padat puskesmas, para petugas
jarang memeriksakan kesehatan-
2. Informan Pendukung nya baik pemeriksaan awal
Informan pendukung yang maupun pemeriksaan secara
dimaksud disini adalah pengelola berkala. Sedangkan berdasarkan
gudang obat. hasil wawancara, tidak
mengalami keluhan kesehatan
3. Informan Kunci yaitu gangguan pada saluran
Informan kunci yang pernafasan. Untuk kejadian
dimaksud disini adalah Pimpinan tertusuk limbah medis benda
Puskesmas. tajam, petugas kebersihan meng-
akui belum pernah mengalami-
HASIL DAN PEMBAHASAN nya, karena selama ini limbah
Hasil medis benda tajam dikumpulkan
Dari hasil wawancara dalam safety box.
antara informan utama dan
informan kunci didapati hasil
bahwa proses pengumpulan,
pemilahan, sampai dengan
penyimpanan limbah medisnya

457
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 453-464

Pembahasan lambang limbah pada bak


sampah tersebut. Limbah medis
Karakteristik, pemilahan, padat tersebut tidak ada yang
pewadahan dan pemanfaatan dimanfaatkan kembali ataupun
kembali Limbah Medis di didaur ulang.
Kecamatan Babulu
Limbah medis puskesmas Tahap pengumpulan, peng-
yang ada di Kecamatan Babulu angkutan dan penyimpanan
dihasilkan dari kegiatan limbah medis di lingkungan
pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas Kecamatan Babulu
tiap ruangan seperti ruang Tahap pengumpulan
tindakan, ruang gigi, KIA, limbah medis padat dari setiap
laboratorium, apotek, rawat inap, ruangan yang ada di puskesmas
UGD dan ruang imunisasi. Jenis dilakukan oleh petugas
limbah yang dihasilkan berupa kebersihan setiap hari. Kegiatan
handscoon, masker, jarum suntik, pengumpulan ini dilakukan
spet, botol infus, selang infus, setelah jam pelayanan selesai
kapas, perban bekas, botol obat, sekitar pukul 14.00 WITA.
plester, sisa obat, dan lain-lain. Petugas kebersihan akan
Pada tahap pengumpulan berkeliling dan mengumpulkan
dan pemilahan, puskesmas di limbah medis dari setiap ruangan,
Kecamatan Babulu melakukan pengangkutan dilakukan pada
pemilahan dengan menyiapkan jam tersebut dikarenakan aktifitas
dua bak sampah di setiap ruang Puskesmas telah berhenti
pelayanan, yaitu bak sampah sehingga tidak menggangu
medis dan bak sampah non pengunjung dan pegawai
medis. Bak sampah terbuat dari puskesmas dalam proses
bahan plastik, ringan, kedap air, pengangkutan limbah.
mudah dibersihkan dan memiliki Pengangkutan limbah
penutup. Bak sampah dilapisi medis padat yang dilakukan di
dengan kantong plastik berwarna Puskesmas Babulu langsung
merah. Tidak ada perbedaan dengan kantong plastiknya. Tidak
warna kantong plastik yang ada alat angkut khusus yang
digunakan, kedua bak sampah digunakan petugas kebersihan
menggunakan kantong plastik untuk mengangkut limbah medis
berwarna merah. Terdapat label dari tiap ruangan ke tempat
pada bak sampah yang pengumpulan limbah medis.
bertuliskan “sampah medis” dan Kantong plastik berisi limbah
“sampah non medis”, namun medis padat langsung dibawa ke
tidak terdapat simbol atau tempat pengumpulan limbah

458
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 453-464

medis yang berada di bagian Tidak ada kendaraan khusus


samping bangunan rawat inap yang digunakan untuk meng-
dan UGD. Kantong plastik berisi angkut limbah medis dari
limbah medis padat tersebut Puskesmas Babulu ke RSUD
diikat, kemudian dimasukkan ke Penajam Paser Utara. Petugas
dalam drum yang telah disiapkan menggunakan mobil ambulance
untuk penyimpanan limbah untuk mengangkut limbah medis
medis. tersebut. Jarak antara
Puskesmas Babulu dengan
Pengumpulan, pengemasan RSUD Penajam Paser Utara
dan pengangkutan ke luar sekitar 60 km yang ditempuh
puskesmas Kecamatan Babulu dengan perjalanan darat.
Dari tiga puskesmas yang
ada di Kecamatan Babulu, hanya Pengolahan dan pemusnahan
Puskesmas Babulu yang Limbah Medis di Puskesmas
melakukan pengolahan limbah Kecamatan Babulu
medis keluar puskesmas. Tahapan pemusnahan
Sedangkan Puskesmas Gunung merupakan tahapan akhir dari
Intan dan Puskesmas Sebakung pengelolaan limbah medis padat.
Jaya melakukan pengolahan Pemusnahan dapat dilakukan
limbah medis padat di dalam oleh pihak puskesmas sendiri
lingkungan puskesmas. maupun kerjasama dengan pihak
Limbah medis yang telah ketiga. Hasil penelitian di tiga
dikumpulkan di Puskesmas puskesmas, terdapat dua
Babulu dalam kurun waktu ± 1 puskesmas yang melakukan
bulan diangkut ke RSUD pemusnahan sendiri (di dalam
Penajam Paser Utara untuk lingkungan puskesmas), yaitu
dilakukan pengolahan dengan Puskesmas Gunung Intan dan
insinerator. Limbah medis padat Puskesmas Sebakung Jaya.
dikemas kembali dengan cara Puskesmas Babulu melakukan
dimasukkan kedalam kantong pemusnahan limbah medis
plastik berwarna kuning. Diakui berkerjasama dengan pihak lain.
petugas tidak ada pelabelan Menurut Kepmenkes No.
maupun pemberian simbol/ 1204 tahun 2004 tentang
lambang pada kemasan limbah Persyaratan Kesehatan
medis yang akan dikirim. Hal ini Lingkungan Rumah Sakit, limbah
menjadi penting dalam pelabelan medis padat tidak diperbolehkan
agar petugas dapat mengetahui membuang langsung ke tempat
secara visual terkait pengkodean pembuangan akhir limbah
limbah medis yang berbahaya.

459
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 453-464

domestik sebelum aman bagi meliputi pelatihan dasar dan


kesehatan. pelatihan khusus.
Petugas pengelola limbah
Petugas Pengelola Limbah medis padat di puskesmas
Medis Puskesmas di melakukan pengumpulan limbah
Kecamatan Babulu medis dari seluruh ruangan
Karakteristik pengelola limbah setiap hari, minimal satu kali
medis padat yaitu penanggung sehari. Namun petugas tidak
jawab (sanitarian) dan pelaksana melakukan desinfeksi dan
(petugas kebersihan) sebagai pembersihan tempat sampah
berikut. setelah tempat sampah
Pengelola limbah medis padat dikosongkan. Sedangkan untuk
puskesmas di Kecamatan Babulu pemusnahan limbah medis,
berusia produktif sekitar 29 – 53 Puskesmas Babulu tidak
tahun. Penanggung jawab melakukan setiap hari
kesehatan lingkungan secara dikarenakan pemusnahan
keseluruhan sudah berstatus dilakukan diluar lingkungan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) puskesmas. Puskesmas Gunung
dengan latar belakang pendidikan Intan dan Puskesmas Sebakung
diploma (D3) Kesehatan Jaya melakukan pemusnahan
Lingkungan. limbah setiap hari di lingkungan
Petugas pengelola limbah puskesmas dengan cara dibakar
medis padat, dalam hal ini adalah tanpa menggunakan insinerator.
petugas kebersihan yang Petugas hanya mengguna-
melakukan pengelolaan limbah kan sarung tangan dan topi
medis padat puskesmas. tidak dalam pengelolaan limbah medis.
ada pelatihan khusus yang Pihak puskesmas sendiri hanya
diterima oleh petugas kebersihan menyiapkan APD berupa sarung
baik dari pihak puskesmas, tangan dan masker untuk
maupun dinas kesehatan petugas kesehatan. Diakui oleh
setempat. Hal ini belum sesuai petugas kebersihan bahwa alat
dengan Keputusan Kepala pelindung diri memang perlu,
Bapedal No. 3 Tahun 1995 namun terkadang petugas juga
Tentang: Persyaratan Teknis merasa tidak nyaman dalam
Pengelolaan Limbah Bahan menggunakannya, misalnya
Berbahaya Dan Beracun, yang dalam menggunakan masker.
menyebutkan bahwa
Perusahaan/ instansi wajib
memberikan pelatihan secara
berkala kepada petugas yang

460
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 453-464

Standart Operating Procedure


(SOP) Status Kesehatan Petugas
Hanya terdapat 2 unit puskesmas Pengelola Limbah
yang memiliki SOP penanganan Dari hasil wawancara diketahui
limbah medis, yaitu Puskesmas bahwa petugas kebersihan yang
Babulu dan Puskesmas Gunung menangani langsung limbah
Intan. Beberapa hal yang ada medis padat tidak mengalami
dalam SOP tersebut tidak lagi keluhan kesehatan yaitu
sesuai dengan pelaksanaannya. gangguan pada saluran
Instruksi kerja penanganan pernafasan. Untuk kejadian
sampah medis di Puskesmas tertusuk limbah medis benda
Gunung Intan masih belum tajam, petugas kebersihan
sesuai dengan Kepmenkes No. mengakui belum pernah
1204 tahun 2004 tentang mengalaminya, karena selama ini
Persyaratan Kesehatan limbah medis benda tajam
Lingkungan Rumah Sakit. dikumpulkan dalam safety box.
Beberapa langkah kerja yang
belum sesuai diantaranya: SIMPULAN
1. Petugas kebersihan meng-
angkut sampah medis setiap 3 Berdasarkan hasil penelitian dan
hari sekali dari tiap ruangan. pembahasan, diperoleh simpulan
Hal ini belum sesuai, karena sebagai berikut.
disebutkan dalam peraturan 1. Karakteristik limbah medis
bahwa kantong plastik puskesmas di Kecamatan
diangkat setiap hari atau Babulu Kabupaten Penajam
kurang sehari apabila 2/3 Paser Utara yaitu limbah
bagian telah terisi limbah. berbahaya infeksius dan
2. Petugas kesehatan lingkungan limbah berbahaya non-
menghubungi petugas per- infeksius yang bersumber dari
usahaan pengelola sampah kegiatan pelayanan kesehatan
setiap 3 bulan sekali. Berarti dan tindakan medis.
limbah medis padat disimpan 2. Tahapan dalam pengelolaan
selama 3 bulan. Hal ini belum limbah medis puskesmas di
sesuai dengan peraturan yang Kecamatan Babulu Kabupaten
ada, karena penyimpanan Penajam Paser Utara belum
limbah medis padat harus sesuai dengan ketentuan yang
sesuai iklim tropis yaitu pada ada terutama pada tahap
musim hujan paling lama 48 pewadahan, pengangkutan,
jam dan musim kemarau penyimpanan dan
paling lama 24 jam. pemusnahan, tetapi dari pihak

461
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 453-464

Puskesmas telah melakukan Babulu Kabupaten Penajam


upaya dalam pengelolaan Paser Utara sementara ini
limbah medis tersebut. tidak ada gangguan.
3. Petugas pengelola limbah
medis puskesmas di DAFTAR PUSTAKA
Kecamatan Babulu Kabupaten Arikunto. 2006. Prosedur
Penajam Paser Utara berusia Penelitian Suatu
produktif namun tidak memiliki Pendekatan Praktis.
pendidikan dan pelatihan Jakarta: PT. Rineka Cipta.
khusus mengenai pengelolaan Anies, 2006. Manajemen
limbah medis puskesmas. Berbasis Lingkungan
Penggunaan APD masih Solusi mencegah dan
belum sesuai dengan Menanggulangi Penyakit
ketentuan yang berlaku. Menular, Elex Media
4. Sarana pengelolaan limbah Komputendo, Jakarta
medis puskesmas di Departemen Kesehatan RI. 2008.
Kecamatan Babulu Kabupaten Pedoman Pencegahan
Penajam Paser Utara yang dan Pengendalian Infeksi
ada yaitu wadah pemisahan di Rumah Sakit dan
limbah namun masih belum Fasilitas Pelayanan
sesuai ketentuan, sedangkan Kesehatan Lainnya.
alat pengangkut dan Jakarta
insinerator belum ada di setiap Departemen Kesehatan RI 2004,
puskesmas, namun dari pihak Kepmenkes RI
puskesmas telah mengupaya- No.1204/Menkes/SK/X/200
kan proses tersebut dengan 4 Tentang Persyaratan
cara yang aman. Kesehatan Lingkungan
5. SOP yang digunakan dalam Rumah Sakit, Jakarta:
pengelolaan limbah medis Depkes RI.
puskesmas di Kecamatan Dirjen PP & PL Kemenkes RI.
Babulu Kabupaten Penajam 2013. Informasi
Paser Utara belum sesuai, Pengendalian Penyakit
namun telah berupaya dan Penyehatan
menyesuaikan kondisi yang Lingkungan. Jakarta
ada di puskesmas. Dirjen PP & PL Kemenkes RI.
6. Dampak kesehatan yang 2014. Profil Pengendalian
dikeluhkan petugas pengelola Penyakit dan Penyehatan
limbah medis padat dalam Lingkungan.
pengelolaan limbah medis Kementerian Kesehatan RI.
puskesmas di Kecamatan 2004. Keputusan Menteri

462
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 453-464

Kesehatan No. Hidup. Sekretariat Negara.


1204/MENKES/SK/X/2004 Jakarta
tentang Persyaratan Subairi. 2015. Lokasi Limbah
Kesehatan Lingkungan Medis B3 Disegel. Koran
Rumah Sakit. Jakarta Sindo 27 Februari 2015
Kementerian Kesehatan RI. http://www.koran-
2006. Keputusan Menteri sindo.com/read/969851/15
Kesehatan No. 1/lokasi-limbah-medis-b3-
1428/MENKES/SK/XII/200 disegel-1425020531
6 tentang Pedoman Sugiyono, 2014. Memahami
Penyelenggaraan Penelitian Kualitatif,
Kesehatan Lingkungan Bandung : CV. Alfabeta
Puskesmas. Jakarta Trihono. 2005. Manajemen
Kementerian Kesehatan RI. Puskesmas Berbasis
2014. Peraturan Menteri Paradigma Sehat. Jakarta:
Kesehatan No. 75 tahun CV. Sagung Seto.
2014 tentang Pusat WHO. 2011. Health-care waste
Kesehatan Masyarakat. management.
Jakarta http://www.who.int/mediac
Moleong, Lexy J. 2007. entre/factsheets/fs281/en/
Metodologi Penelitian WHO. 2011. Waste from health-
Kualitatif. Bandung : PT. care activities.
Remaja Rosdakarya http://www.who.int/mediac
Offset. entre/factsheets/fs253/en/
Notoatmodjo. 2005. Metodologi WHO. 2014. Safe management
Penelitian Kesehatan. of wastes from health-care
Jakarta : Rineka Cipta. activities. WHO
Republik Indonesia. 2009. Emy Leonita, Beny Yulianto,
Peraturan Pemerintah No. 2014, Pengelolaan Limbah
101 tahun 2014 tentang Medis Padat Puskesmas
Pengelolaan Limbah se-Kota Pekanbaru
Bahan Berbahaya dan (online) Dari
Beracun. Sekretariat https://www.researchgate.
Negara. Jakarta net/publication/318195972
Republik Indonesia. 2009. Muchsin Maulana, 2017
Peraturan Pemerintah No. Pengolahan Limbah Padat
32 tahun 2009 tentang Medis Dan Pengolahan
Perlindungan dan Limbah Bahan Berbahaya
Pengelolaan Lingkungan Dan Beracun Di Rs
Swasta Kota Jogja (online)

463
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 453-464

Dari: Rr Domy Line, 2013, Evaluasi


http://lpp.uad.ac.id/wp- Sistem Pengelolaan
content/uploads/2017/05/2 Sampah Di Rumah Sakit
4.-muchsin-184-190.pdf Umum Daerah
Ahmad Yunizar, 2014 Sistem Blambangan Banyuwangi
Pengelolaan Limbah Padat (online) Dari:
Pada Rs. Dr. H.Moch. https://anzdoc.com/evalua
Ansari Saleh Banjarmasin si-sistem-pengelolaan-
(online) Dari: sampah-di-rumah-sakit-
https://ojs.uniska- umum.html.
bjm.ac.id/index.php/ANN/a
rticle/viewFile/101/96,

464

You might also like