Professional Documents
Culture Documents
2, April 2017
Rifai
Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Surakarta
kangmasrifai@gmail.com
Abstract
This article aims to increase affective, psychomotor and cognitive domain of learning
achievement with subject Sakramen Perjamuan Kudus for students grade VIII in State Junior
High School 17 Surakarta at semester 2, year 2015/2016 by using demonstration method.
This article used a method of clasroom action research which subject is all Christian students
of grade VIII State Junior High School 17 Surakarta, year 2015/2016. The research found
affective domain increasing from 14.1% at first cycle to 92.4% at second cycle. There were
increasing up to 85.3% in psychomotor domain at second cycle, which means students
resulted is accomplished, because it gained 0.3% over 85% achievement indicator. In
cognitive domain increasing tehre were 15 (88.2%) students at second cycle accomplished,
which over than 85%. Those were indicated that demonstration method usage to improve
learning was success. By the result of this research, author recommends teacher will use
demonstration learning method in teaching subject Sakramen Perjamuan Kudus.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar afektif, psikomotorik dan kognitif
materi Sakramen Perjamuan Kudus bagi peserta didik kelas VIII SMP Negeri 17 Surakarta
semester 2 Tahun 2015/2016 melalui metode demonstrasi. Metode penelitian tindakan kelas
menggunakan subyek adalah siswa Kristen kelas VIII SMP Negeri 17 Surakarta tahun ajaran
2015/2016. Dari penelitian didapatkan peningkatan hasil belajar afektif dari 14,1% menjadi
92,4%. Pada hasil belajar psikomotorik siklus kedua mencapai 85,3%, yang berarti ada
peningkatan sebesar 0,3% di atas indikator pencapaian 85%. Peningkatan hasil belajar
kognitif pada siklus kedua mendapatkan hasil sebanyak 15 peserta didik (88,2%) tuntas.
Ketuntasan ini menandakan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus kedua dengan
menggunakan metode demonstrasi dinyatakan berhasil. Dari Hasil penelitian tindakan kelas
ini maka peneliti merekomendasikan penggunaan metode demonstrasi untuk mengajarkan
materi Sakramen Perjamuan Kudus.
Kata kunci: hasil belajar; materi Perjamuan Kudus; metode demonstrasi; Pendidikan Agama
Kristen
1
sini, kita hanya menyebut berapa saja,
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI,
Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Jakarta: Grasindo, lingkungan fisik yang menyenangkan,
2007), IV: 6
penggunaan musik, dan penggunaan benda atau alat yang sesungguhnya ataupun
latihan-latihan fisik (physical exercises) yang berupa tiruan, namun perlu adanya
yang menimbulkan kepercayaan diri. penjelasan lisan.
Penelitian tindakan kelas in berupaya
Teori Belajar Sosial
menemukan model pendekatan
Suyono dan Hariyanto (2011: 67-68)
pembelajaran yang tepat untuk diterapkan
menjelaskan tahapan modelling sebagai
sebagai metode atau strategi dalam proses
berikut 2 : Atensi, retensi, produksi dan
pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di
motivasi. Atensi (perhatian) adalah
SMP Negeri 17 Surakarta. Adapun
mempelajari sesuatu dengan
permasalahan penelitian ini adalah: Apakah
memperhatikannya secara saksama,
penerapan metode demonstrasi dapat
berkonsentrasi, jangan banyak hal yang
meningkatkan hasil belajar afektif,
menganggu pikiran. Retensi (ingatan)
psikomotorik dan kognitif pada materi
adalah, mengingat apa yang telah
Sakramen Perjamuan Kudus bagi peserta
diperhatikan dengan seksama tadi. Produksi
didik kelas VIII SMP Negeri 17 Surakarta
berarti kita hanya perlu duduk dan
semester 2 Tahun 2015/2016? Dengan
membayangkan untuk dapat
demikian, maka tujuan penelitian ini jelas,
menerjemahkan uraian/deskripsi model ke
yaitu: Untuk meningkatkan hasil belajar
dalam perilaku aktual. Aspek yag paling
afektif, psikomotorik dan kognitif materi
penting adalah kemampuan improvisasi
Sakramen Perjamuan Kudus bagi peserta
dalam membayangkan diri sebagai model.
didik kelas VIII SMP Negeri 17 Surakarta
Sedangkan motivasi adalah dorongan
semester 2 Tahun 2015/2016 melalui
atau alasan-alasan tertentu untuk berbuat
metode demonstrasi.
meniru model. Dorongan itu bisa dalam
Metode Demonstrasi bentuk dorongan masa lalu, dorongan yang
dijanjikan (insentif) yang dapat kita
Definisi Metode Demonstrasi
bayangkan, dan (iii) dorongan-dorongan
Metode demonstrasi adalah proses
yang kentara (tangible) seperti
pembelajaran dengan cara menyajikan
melihat/mengingat model-model yang patut
materi pembelajaran dengan memperagakan
ditiru.
atau mempertunjukkan kepada peserta didik
suatu proses yang sedang dipelajari. Dalam
mendemonstrasikan juga dapat
2
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan
menggunakan benda atau alat tertentu, baik Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), 67-68
Kudus adalah orang percaya yang telah penelitian adalah: teknik dokumentasi,
dipersekutukan dengan “Tubuh dan darah” observasi, wawancara, dan teknik tes
(1 Kor. 11 : 23 dst) dan melalui Perjamuan tertulis. Teknik dokumentasi digunakan
Kudus yang mempersekutukan jemaat, untuk mencatat semua arsip dan dokumen
sehingga kita telah menjadi milik Kristus. berupa foto-foto kegiatan, profil SMP
Hipotesis tindakan yang diajukan dalam Negeri 17 Surakarta, daftar hadir, hasil
penelitian ini adalah: Penerapan metode belajar siswa dan dokumen yang berkaitan
demonstrasi dapat meningkatkan hasil dengan penelitian tindakan kelas ini.
belajar afektif, psikomotorik dan kognitif, Teknik observasi dilaksanakan secara
materi Sakramen Perjamuan Kudus bagi langsung, terfokus dan selektif, dilengkapi
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 17 dengan format atau blangko pengamatan.
Surakarta semester 2 Tahun 2015/2016. Wawancara dapat dilakukan secara
terstruktur maupun tidak terstruktur, dan
METODE
dapat dilakukan melalui tatap muka (face to
Instrumen Penelitian face) maupun menggunakan telepon.
Instrumen observasi dalam penelitian Teknik tes tertulis digunakan untuk
ini berupa lembar observasi terstruktur (hal- mengumpulkan data siswa yang
hal yang akan dinilai atau data yang akan berhubungan dengan penguasaan materi
dikumpulkan terterah dalam lembar yang telah diajarkan oleh guru. Tes tertulis
observasi). Instrumen dokumentasi ini merupakan seperangkat pertanyaan yang
digunakan untuk mengumpulkan dokumen- disajikan kepada subyek penelitian dalam
dokumen yang berkaitan dengan penelitian bentuk tertulis, baik pada kertas maupun
tindakan kelas ini seperti foto-foto kegiatan, komputer untuk menyelesaikan tugas
rekaman, ataupun dokumen-dokumen kognitif.
pendukung penelitian. Data yang tersaji dalam penelitian
Instrumen tes berupa tes kecil yang tindakan kelas ini dianalisis secara
dilakukan pada saat proses belajar mengajar kuantitatif dan kualitatif. Analisa data
berlangsung. Instrumen tes digunakan kuantitatif digunakan rumus Paired Sample
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar T-Test, yang merupakan prosedur
yang dicapai oleh peserta didik. digunakan untuk membandingkan rata-rata
dua variabel dalam satu group. Prosedur
Teknik Pengumpulan Data
Paired Samples Uji T digunakan untuk
Teknik pengumpulan data dalam
menguji bahwa tidak atau adanya
perbedaan antara dua variabel. Dalam mengetahui perlu tidaknya diberi tindakan
perhitungan manual Paired-sample t-Test yaitu penerapan metode pembelajaran
menggunakan rumus sebagai berikut : demonstrasi untuk meningkatkan
( x 1 - x 2 ) - ( 1 - 2 ) pemahaman dan hasil belajar tentang
t hitung =
12 22 sakramen Perjamuan Kudus. Data yang
+
n1 n2 telah terkumpul ini sebagai bahan acuan
bagi peneliti untuk mempertimbangkan
Sedangkan untuk analisa kualitatif, data benar atau tidaknya penerapan strategi
dari yang diperoleh menggunakan teknik pembelajaran demonstrasi pada materi
pengumpulan data yang bermacam-macam sakramen perjamuan kudus.
(triangulasi), dan dilakukan secara terus-
Siklus I
menerus sampai datanya jenuh. Dengan
Sebelum melaksanakan tindakan dalam
pengamatan yang terus menerus tersebut
siklus I, peneliti lebih dahulu melakukan
mengakibatkan variasi data tinggi sekali.
perencanaan berdasarkan hasil refleksi pada
Data yang diperoleh pada umumnya adalah
kondisi pra siklus. Data-data yang
data kualitatif. 14
didapatkan oleh peneliti pada pra siklus
HASIL PENELITIAN DAN digunakan untuk menentukan langkah yang
PEMBAHASAN
direncanakan pada Siklus I melalui inovasi
Hasil Penelitian pembelajaran dengan menggunakan metode
Kondisi Awal demonstrasi pada materi Formula dan
Sebelum mengadakan Penelitian Lambang Perjamuan Kudus. Untuk
Tindakan Kelas, peneliti lebih dahulu mendeskrisikan tindakan penelitian dalam
melakukan observasi dan pengumpulan siklus I, peneliti melakukan perencanaan
data dari kondisi awal kelas yang akan sebagai berikut:
diberikan tindakan yaitu kelas VIII SMP 1. Perubahan Kegiatan Belajar
Negeri 17 Surakarta semester genap tahun Pada siklus I kegiatan belajar mengajar
pelajaran 2015/2016. Pengetahuan awal dengan menggunakan metode demonstrasi
diperlukan untuk menentukan langkah yang pada materi formula dan lambang
sesuai dengan yang diharapkan oleh Perjamuan Kudus. Selain itu peneliti juga
peneliti. Melalui data awal ini, peneliti akan memodifikasi metode pembelajaran yakni
metode demonstrasi dimodifikasikan
14
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,
dengan metode diskusi. Kegiatan belajar
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung. Alfabeta, 2009), 157
yang dilaksanakan dengan metode senang terhadap suasana kelas yang telah
demonstrasi berjalan baik dan sesuai berubah menjadi kondusif dan interaktif
dengan yang direncanakan. Salah satu aktif dan 70,6% peserta didik juga
faktor yang mendukung kegiatan belajar menyatakan senang terhadap kegiatan
mengajar berjalan dengan baik, dimana belajar mengajar di kelas.
metode demonstrasi membantu peserta 2. Perubahan pada Siswa
didik untuk menghubungkan materi dengan Pada siklus I terjadi perubahan pada
kondisi kehidupan secara nyata. Peserta siswa ke arah cukup baik apabila dibanding
didik rata-rata menyatakan kegiatan belajar pada kondisi pra siklus. Dari hasil capaian
mengajar dengan menggunakan metode ketuntasan belajar siswa pada siklus I
demonstrasi memudahkan peserta didik mengalami peningkatan di banding dengan
memahami formula dan lambang kondisi pra siklus. Berdasarkan hasil
Perjamuan Kudus yang digunakan dalam capaian siklus I perlu melakukan analisa
ibadah sakramen Perjamuan Kudus di capaian range interval keberhasilan
gereja. Selain itu, metode demonstrasi ketuntasan belajar maka peneliti melakukan
memudahkan peserta didik untuk analisa Decriptive Kriteria Ketuntasan
memahami dan mengetahui secara jelas Belajar Siklus I sehingga didapatkan
materi pembelajaran. gambar berikut ini:
Peserta didik yang dulunya belum Tabel 1: Decriptive
termotivasi dalam mengikuti pembelajaran Descriptives
Pendidikan Agama Kristen, dengan Statistic Std. Error
Mean 74.12 1.254
digunakannya metode demonstrasi terjadi 95% Lower
71.46
Confidence Bound
perubahan motivasi pada peserta didik. Interval for Upper
Mean 76.78
Peserta didik mulai menyenangi kegiatan Bound
5% Trimmed Mean 74.35
belajar Pendidikan Agama Kristen. Hal ini Median 75.00
Kriteria
ditunjukkan dari sikap peserta didik dimana Ketuntasan Variance 26.735
Belajar
Std. Deviation 5.171
64,7% peserta didik menyatakan senang Siklus I
Minimum 64
terhadap materi pembelajaran formula dan Maximum 80
Range 16
lambang Perjamuan Kudus. Selain daripada
Interquartile Range 10
itu peserta didik juga menyatakan senang Skewness -.418 .550
Dari hasil tabel di atas didapatkan tabel capaian mudah dikendalikan oleh guru, sedang
Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I berikut: memudahkan guru memusatkan perhatian
siswa pada materi pembelajaran. Dimana
Tabel 2
Capaian Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I 64,7% peserta menyatakan senang terhadap
Interval Kategori Capaian Keterangan materi yang disampaikan guru melalui
Capaian KKM
64 – 69 Belajar Siklus I metode demonstrasi.
Rendah
Faktor selanjutnya dimana guru
Capaian KKM
71,46 –
70 – 75 Belajar Siklus I berusaha cara mengajar, dimana rata-rata
76,78
Sedang
(sedang peserta didik menyatakan senang dengan
Capaian KKM
menuju ke
76 – 80 Belajar Siklus I cara guru mengajar yakni sebanyak 52,9%.
tinggi)
Tinggi
Faktor berikutnya adalah kegiatan belajar
Dengan memperhatikan capaian mengajar lebih kondusif, aktif dan
ketuntasan hasil belajar pada siklus I, guru interaktif. Hal ini dibuktikan bahwa
berusaha melakukan inovasi pembelajaran sebanyak 70,6% peserta didik menyatakan
dengan cara melakukan modifikasi metode senang terhadap kegiatan belajar mengajar.
pembelajaran yakni memodifikasi metode Berdasarkan kondisi pada siklus I yang
demonstrasi dengan metode diskusi. belum memenuhi indikator keberhasilan
Melalui metode diskusi guru memberikan (85%) maka peneliti memandang perlu
kesempatan kepada peserta didik untuk adanya tindakan penelitian selanjutnya.
saling bertukar pendapat mengenai
demonstrasi yang dilakukan guru. Selain itu Siklus II
guru ke arah cukup baik yang disebabkan pertimbangan berhasil tidaknya penelitian
kelompok sehingga suasana kelas lebih keberhasilan dan perlu dilakukan tindak
lanjut dalam siklus berikutnya.
rata-rata KKM mata pelajaran Pendidikan Siklus II sehingga didapatkan tabel 4.30. di
Agama Kristen (KKM = 75). Dari peserta bawah ini.
didik yang berjumlah 17 orang, 15 peserta Tabel 4 Capaian Kriteria
Ketuntasan Belajar
didik mendapatkan nilai ≥ KKM (sama
dengan lebih besar dari KKM), sedangkan 2 Interval Kategori Capaian Keterangan
peserta didik mendapatkan nilai di bawah Capaian KKM
73 – 77 Belajar Siklus II
KKM. Dengan demikian rata-rata tingkat Rendah
keberhasilan siswa dalam mencapai Capaian KKM
78 – 82 Belajar Siklus II
ketuntasan belajar sebesar 88,2% ini berarti Sedang
3,2% di atas indikator keberhasilan belajar. Capaian KKM
83,01 - 84,54
83 – 85 Belajar Siklus II
Dari hasil ketuntasan belajar siswa pada (tinggi)
Tinggi
siklus II mengalami peningkatan signifikan
dibandingkan dengan kondisi siklus I. 3. Perubahan pada Guru
Berdasarkan hasil capaian siklus II perlu Pada siklus II perubahan pada guru
melakukan analisa capaian range interval semakin mengalami peningkatan apabila
keberhasilan ketuntasan belajar maka dibandingkan dengan siklus I, hal ini
peneliti melakukan analisa Decriptive disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor
Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus II utamanya adalah, dikarenakan guru
sehingga didapatkan tabel berikut: menggunakan metode demonstrasi yang
Tabel 3 dimodifikasi dengan metode diskusi serta
Descriptives digunakannya pendekatan tanya jawab,
Statistic Std. Error
curah pendapat, umpa balik dan penugasan
Mean 80.82 .810
95% Lower Bound 83,01 baik secara pribadi maupun kelompok.
Confidence
Dampak dari peningkatan kualitas mengajar
Interval for Upper Bound 84.54
Mean guru dapat dilihat bahwa rata-rata untuk
5% Trimmed Mean 81.03
kegiatan mengajar guru sebesar 90,6%
Kriteria Median 81.00
Ketuntasan Variance 11.154 menyatakan baik.
Belajar Std. Deviation 3.340
Siklus II Materi pelajaran tentang makna dan
Minimum 73
Maximum 85 prosesi ibadah Perjamuan Kudus yang
Range 12 disampaikan dengan menggunakan metode
Interquartile Range 3
demonstrasi telah merangsang motivasi
Dari hasil tabel Skewness -1.526
deskriptif di atas .550
dibuatlah
Kurtosis 2.210 1.063 peserta didik untuk memiliki sikap senang
tabel capaian Kriteria Ketuntasan Belajar
terhadap materi pelajaran. Peserta didik
Tabel 5: Rekapitulasi Hasil Belajar Materi peserta didik yang mencapai nilai di
Perjamuan Kudus Dengan Metode Demonstrasi
Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 17 atas KKM sebanyak 3 peserta didik
Surakarta Pra-Siklus, Siklus I, (17,6%). Untuk itu perlu diadakan
dan Siklus II
perbaikan pembelajaran dengan metode
Pra Siklus Siklus I Siklus II
No Nilai demonstrasi.
N Persen N Persen N Persen
1 ≥ 80 - 0,0% 2 47% 15 88,2% 2. Hasil siklus I sebanyak 8 peserta didik
2 70 - 79 5 29,4% 11 13% 2 11,8% (47,1%) tuntas, sedangkan 9 peserta
3 60 - 69 4 23,5% 4 27% - 0,0%
didik (52,9%) peserta didik belum
4 50 - 59 7 41,2% - - - 0,0%
5 ≤ 49 1 5,9% - 13% - 0,0% tuntas. Hal ini berarti ada peningkatan
Jumlah 17 100% 17 100 % 17 100% terhadap ketuntasan belajar peserta
Adapun rekapitulasi ketuntasan peserta didik, namun masih di bawah 85%,
didik dalam pembelajaran Pendidikan untuk itu perlu diadakan lagi perbaikan
Agama Kristen materi Perjamuan Kudus pembelajaran pada siklus II.
melalui penerapan metode demonstrasi bagi 3. Hasil siklus II adalah sebanyak 15
siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Surakarta peserta didik (88,2%) tuntas, sedangkan
pada semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 2 peserta didik (11,8%) belum tuntas.
dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Hal ini berarti ada peningkatan terhadap
ketuntasan belajar peserta didik.
Tabel 6: Rekapitulasi Ketuntasan Peserta didik
Materi Perjamuan Kudusmelalui Penerapan Ketuntasan belajar 88,2% berada di atas
Metode Demonstrasi Bagi Siswa Kelas
85% menandakan bahwa perbaikan
VIII
PraSMP
SiklusNegeriSiklus
17 Surakarta
I Siklus II pembelajaran pada siklus II dengan
Kriteria
N Persen N Persen N Persen menggunakan metode demonstrasi
Tuntas dinyatakan berhasil.
Nilai 3 17,6% 8 47,1% 15 88,2%
(>85)
Belum Hasil Belajar Bidang Afektif
Tuntas
14 82,4% 9 52,9% 2 11,8% Peningkatan hasil belajar bidang afektif
Nilai
(≤ 74) peserta didik sebelum tindakan dan setelah
Jumlah 17 100% 17 100% 17 100%
tindakan dijelaskan berikut ini:
Pra siklus hasil pencapaian afektif
Dari tabel 6 dapat dijelaskan,
adalah 8,2%, dengan demikian kondisi awal
1. Diperoleh hasil yang tidak memuaskan
pada hasil belajar peserta didik adalah gagal
dimana 14 peserta didik (82,4%) belum
dikarenakan berada di bawah indikator
tuntas, karena nilai hasil belajarnya di
keberhasilan. Pada siklus I, hasil
bawah KKM, yaitu 75. Sedangkan
pencapaian secara afektif adalah 14,1%
dengan demikian kondisi siklus I masih demikian terjadi peningkatan sebesar 5,9%,
dikategorikan gagal dikarenakan 70,9% di kendati demikian masih di bawah indikator
bawah indikator keberhasilan. Pada siklus keberhasilan afektif yakni 85%.
II, rata-rata hasil belajar yang diperoleh Hasil pencapaian afektif peserta didik
peserta didik adalah 92,4% dengan materi Perjamuan Kudus melalui penerapan
demikian kondisi siklus II dikategorikan metode demonstrasi pada kondisi siklus II
berhasil karena melampaui indikator mendapatkan prosentase 92,4%. Dengan
keberhasilan yakni 7,4% di atas indikator demikian terjadi peningkatan sebesar
keberhasilan. Jadi pelaksanaan tindakan 78,3%, hasil pencapaian afektif pada siklus
pada siklus II dinyatakan berhasil dalam II melampaui indikator keberhasilan afektif
mencapai ketuntasan belajar afektif. Setelah yakni 85%.
diadakan tindakan pada Siklus I dan Siklus Hasil pencapaian afektif pada siklus II
II, dapat dibuat rekapitulasi pencapaian mengalami peningkatan dari hasil siklus-
secara afektif pelajaran Agama Kristen siklus sebelumnya yaitu siklus I dan pra
peserta didik Kelas VIIISMP Negeri 17 siklus. Jadi penerapan metode demonstrasi
Surakarta semester genap tahun pelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
2015/2016 sebagai berikut: Kristen dengan materi Perjamuan Kudus
tiap aspek peningkatan pencapaiannya
Tabel 7: Rekapitulasi Pencapaian Afektif
disajikan pada tabel 8 berikut:
Prosentase Prosentase Prosentase
Indikator
Pra Siklus Siklus I Siklus II Tabel 8: Peningkatan Pencapaian Afektif
Kemampuan Peserta didik Pra Siklus, Siklus I, dan
afektif siswa Siklus II Materi Perjamuan Kudus
telah 8,2% 14,1% 92,4% Melalui Penerapan Metode
mencapai Demonstrasi
85%
Indikator
Hasil pencapaian afektif peserta didik N Prosen Pening
Siklus Keberhasilan Selisih
o tase katan
Afektif
materi Perjamuan Kudus pada kondisi pra
Pra
siklus mendapatkan prosentase 8,2%. Ini 1 8,2% - 85% (-76,8%)
Siklus
Siklus
berarti masih berada di bawah indikator 2 14,1% 5,9% 85% (-70,9%)
I
Siklus
keberhasilan afektif yakni 85%. 3 92,4% 78,3% 85% 7,4%
II
Hasil pencapaian afektif peserta didik
materi Perjamuan Kudus melalui penerapan Data pada tabel 8 di atas merupakan
metode demonstrasi pada kondisi siklus I rekapitulasi pencapaian afektif materi
mendapatkan prosentase 14,1%. Dengan Perjamuan Kudus melalui penerapan
metode demonstrasi pra siklus, siklus I, dan penelitian ini. Hasil pencapaian afektif
siklus II. Uraian tabel di atas dapat peserta didik materi Perjamuan Kudus
diketahui bahwa pada dasarnya dengan melalui penerapan metode demonstrasi
adanya proses pembelajaran dalam tindakan telah melampaui indikator keberhasilan
penelitian ini menunjukkan bahwa (85%) yakni sebesar 92,4%.
pencapaian afektif materi Perjamuan Kudus
Hasil Belajar Bidang Psikomotorik
pada peserta didik Kelas VIII SMP Negeri
Untuk mengetahui peningkatan hasil
17 Surakarta mengalami peningkatan baik.
belajar bidang psikomotorik peserta didik
Hal ini menunjukkan peningkatan yang
sebelum tindakan dan setelah tindakan,
baik dari tahap pra siklus sampai dengan
maka dibuat rekapituasi nilai Pra Siklus,
siklus II dalam pelaksanaan tindakan
Siklus I, dan Siklus II sebagai berikut:
REKOMENDASI
Setelah mengadakan penelitian
tindakan kelas pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 17 Surakarta semester 2 Tahun
REFERENSI